Dokumen tersebut membahas konsep informasi akuntansi diferensial dan manfaatnya dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi diferensial memberikan estimasi perbedaan biaya, pendapatan, dan aktiva antara alternatif tindakan yang berbeda untuk membantu manajemen memilih alternatif terbaik. Dokumen tersebut juga menjelaskan contoh penerapan informasi akuntansi diferensial dalam keputusan membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses
Dokumen tersebut membahas tentang rekonsiliasi laporan bank dengan catatan perusahaan. Terdapat beberapa contoh rekonsiliasi laporan bank yang menjelaskan perbedaan antara saldo bank dan catatan perusahaan disebabkan oleh beberapa pos seperti cek yang beredar, penerimaan piutang, biaya administrasi, dan pendapatan bunga bank. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk merekonsiliasi laporan bank.
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok produksi (process costing) untuk perusahaan manufaktur. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi per satuan dan mengalokasikan biaya ke produk jadi dan persediaan. Dokumen ini menjelaskan cara menghitung harga pokok produksi untuk satu departemen maupun lebih dari satu departemen produksi.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal tentang penerbitan obligasi oleh dua perusahaan beserta jawabannya yang mencakup jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi penerbitan, pembayaran bunga, dan pelunasan obligasi. Jawaban juga menghitung amortisasi diskonto dan premium obligasi dengan metode garis lurus beserta tabelnya.
Dokumen tersebut membahas konsep informasi akuntansi diferensial dan manfaatnya dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi diferensial memberikan estimasi perbedaan biaya, pendapatan, dan aktiva antara alternatif tindakan yang berbeda untuk membantu manajemen memilih alternatif terbaik. Dokumen tersebut juga menjelaskan contoh penerapan informasi akuntansi diferensial dalam keputusan membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses
Dokumen tersebut membahas tentang rekonsiliasi laporan bank dengan catatan perusahaan. Terdapat beberapa contoh rekonsiliasi laporan bank yang menjelaskan perbedaan antara saldo bank dan catatan perusahaan disebabkan oleh beberapa pos seperti cek yang beredar, penerimaan piutang, biaya administrasi, dan pendapatan bunga bank. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk merekonsiliasi laporan bank.
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok produksi (process costing) untuk perusahaan manufaktur. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi per satuan dan mengalokasikan biaya ke produk jadi dan persediaan. Dokumen ini menjelaskan cara menghitung harga pokok produksi untuk satu departemen maupun lebih dari satu departemen produksi.
Dokumen tersebut memberikan contoh soal tentang penerbitan obligasi oleh dua perusahaan beserta jawabannya yang mencakup jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi penerbitan, pembayaran bunga, dan pelunasan obligasi. Jawaban juga menghitung amortisasi diskonto dan premium obligasi dengan metode garis lurus beserta tabelnya.
1. Dokumen tersebut membahas mengenai akuntansi persediaan, termasuk pengertian persediaan, sistem pencatatan persediaan, metode penentuan harga pokok persediaan, dan penyajian nilai persediaan di neraca.
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
Dokumen tersebut membahas tentang persekutuan sebagai salah satu bentuk badan usaha, termasuk proses pembentukan, kegiatan operasional, dan pembubarannya. Dibahas pula tentang investasi modal awal anggota persekutuan, pembagian laba dan rugi, serta perubahan komposisi kepemilikan akibat pengunduran diri salah satu anggota.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang harga pokok standar, yang merupakan harga pokok yang ditentukan sebelum produksi berdasarkan kondisi efisiensi dan ekonomi tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan proses penetapan harga pokok standar, termasuk penetapan standar, biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Selanjutnya dijelaskan analisis selisih antara harga pokok standar dengan harga pok
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
Laporan ini memberikan ringkasan keuangan PT Serumpun pada 31 Januari 2005. Laporan ini menunjukkan biaya pokok produksi sebesar Rp20.505.000 dan persediaan barang dalam proses akhir sebesar Rp5.900.000. Laporan kedua memberikan laporan laba rugi PT Sempurna pada tanggal yang sama, menunjukkan penjualan bersih Rp4.500.000 dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp10.000.000.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan harga transfer antar unit usaha dalam suatu perusahaan. Ada beberapa metode penentuan harga transfer seperti menggunakan harga pasar, biaya produksi, atau pembagian laba. Sistem harga transfer ideal adalah menggunakan harga pasar, namun seringkali terdapat hambatan sehingga digunakan metode lain seperti biaya atau negosiasi antar unit. Tujuan penentuan harga transfer adalah untuk memastikan
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
Anggaran komprehensif merupakan anggaran lengkap yang disusun sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran komprehensif terdiri dari rencana substantif, rencana keuangan jangka panjang dan tahunan, anggaran variabel, dan data statistik pendukung seperti analisis break-even dan standar biaya.
This document contains inventory transaction data from January 2nd to December 10th. It calculates ending inventory and cost of goods sold using periodic and perpetual inventory systems with FIFO, LIFO, and average costing methods. Ending inventory is 300 units valued at $3,400,000 under FIFO perpetual and $2,900,000 under LIFO perpetual. Cost of goods sold is $7,000,000 under FIFO perpetual and $7,500,000 under LIFO perpetual. Gross profit is $4,500,000 under FIFO perpetual and $4,000,000 under LIFO perpetual.
Membahas mengenai Hubungan diantara beberapa elemen, Marjin Kontribusi, Titik Impas, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Biaya Konversi.
1. Dokumen tersebut membahas mengenai akuntansi persediaan, termasuk pengertian persediaan, sistem pencatatan persediaan, metode penentuan harga pokok persediaan, dan penyajian nilai persediaan di neraca.
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
Dokumen tersebut membahas tentang persekutuan sebagai salah satu bentuk badan usaha, termasuk proses pembentukan, kegiatan operasional, dan pembubarannya. Dibahas pula tentang investasi modal awal anggota persekutuan, pembagian laba dan rugi, serta perubahan komposisi kepemilikan akibat pengunduran diri salah satu anggota.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang harga pokok standar, yang merupakan harga pokok yang ditentukan sebelum produksi berdasarkan kondisi efisiensi dan ekonomi tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan proses penetapan harga pokok standar, termasuk penetapan standar, biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Selanjutnya dijelaskan analisis selisih antara harga pokok standar dengan harga pok
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
Laporan ini memberikan ringkasan keuangan PT Serumpun pada 31 Januari 2005. Laporan ini menunjukkan biaya pokok produksi sebesar Rp20.505.000 dan persediaan barang dalam proses akhir sebesar Rp5.900.000. Laporan kedua memberikan laporan laba rugi PT Sempurna pada tanggal yang sama, menunjukkan penjualan bersih Rp4.500.000 dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp10.000.000.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan harga transfer antar unit usaha dalam suatu perusahaan. Ada beberapa metode penentuan harga transfer seperti menggunakan harga pasar, biaya produksi, atau pembagian laba. Sistem harga transfer ideal adalah menggunakan harga pasar, namun seringkali terdapat hambatan sehingga digunakan metode lain seperti biaya atau negosiasi antar unit. Tujuan penentuan harga transfer adalah untuk memastikan
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
Anggaran komprehensif merupakan anggaran lengkap yang disusun sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran komprehensif terdiri dari rencana substantif, rencana keuangan jangka panjang dan tahunan, anggaran variabel, dan data statistik pendukung seperti analisis break-even dan standar biaya.
This document contains inventory transaction data from January 2nd to December 10th. It calculates ending inventory and cost of goods sold using periodic and perpetual inventory systems with FIFO, LIFO, and average costing methods. Ending inventory is 300 units valued at $3,400,000 under FIFO perpetual and $2,900,000 under LIFO perpetual. Cost of goods sold is $7,000,000 under FIFO perpetual and $7,500,000 under LIFO perpetual. Gross profit is $4,500,000 under FIFO perpetual and $4,000,000 under LIFO perpetual.
Membahas mengenai Hubungan diantara beberapa elemen, Marjin Kontribusi, Titik Impas, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Biaya Konversi.
Membahas mengenai Strategi Berbasis Biaya, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Pengaruh Terhadap Anggaran Laba
Tes tengah semester mata kuliah akuntansi manajemen membahas konsep biaya produk, identifikasi biaya per unit, dan analisis biaya desain berdasarkan unit produksi untuk menentukan biaya variabel dan tetap serta fungsi biaya. Metode ABC juga digunakan untuk menghitung biaya overhead per unit produk.
anggaran yang disusun dengan kemampuan untuk memberikan penyesuaian tolak ukur yang baik atas setiap perubahan tingkat aktivitas aktual yang dialami perusahaan. Untuk menyusun anggaran fleksibel, perusahaan harus membangun suatu rumus atau tarif tertentu dari setiap elemen biaya yang dibuat.
Dokumen tersebut membahas tentang anggaran laba dan metode-metode penyusunannya, yaitu metode a posteriori, a priori, dan pragmatis. Metode a posteriori menetapkan laba setelah menyusun anggaran operasional lainnya, sedangkan metode a priori menetapkan laba terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Metode pragmatis menetapkan laba berdasarkan standar yang teruji secara empiris.
Proposal bisnis ini merangkum rencana pendirian usaha rental mobil di Belitung dengan modal Rp400 juta yang dipinjam dari bank swasta. Usaha ini diharapkan memiliki NPV positif Rp190 juta dan payback period di tahun ke-3."
Analisa biaya volume dan laba menggambarkan pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan, dan campuran penjualan terhadap laba perusahaan. Analisis ini digunakan untuk merencanakan keputusan seperti penetapan harga jual produk berdasarkan titik impas, margin keamanan, dan faktor beban operasi perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis biaya volume dan laba yang menggambarkan hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan, dan komposisi produk terhadap laba perusahaan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep seperti titik impas, margin kontribusi, rasio margin kontribusi, dan faktor tuasan operasi.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
3. Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah
alternatif pilihan yang dapat di gunakan perusahaan .
Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of-pocket cost
yaitu biaya memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang,
yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakn atau di perluas sampai
melebihi ukuran yang di tentukan sebelumnya .
Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan
pendapatan, biaya dan margin laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan
cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia.
Biaya Diferensial
4. Biaya relevan bukanlah biaya yang telah
dikeluarkan perusahaan di masa lalu
atau biaya historis, tetapi merupakan
biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan di masa mendatang. Data
historis hanya digunakan sebagai dasar
untuk membuat prediksi tentang
besarnya biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan di masa mendatang untuk
suatu proyek tertentu, dan biaya
historis itu sendiri tidak relevan dengan
keputusan yang diambil. Karena itu
Sunk Cost, yaitu biaya yang telah terjadi
dan tidak dapat diubah dengan
keputusan apapun, baik saat ini
maupun yang akan datang, tidak dapat
dikelompokkan sebagai biaya relevan.
Biaya yang akan dikeluarkan di
masa mendatang harus merupakan
biaya yang berbeda di antara
berbagai alternatif. Jika biaya yang
akan dikeluarkan perusahaan di
masa mendatang tidak memberikan
perbedaan di antara berbagai
alternatif yang ada, maka biaya
tersebut tidak dapat
dikelompokkan sebagai biaya
relevan, misalnya biaya penyusutan
aktiva tetap untuk bulan depan di
mana proyek akan dilaksanakan.
Biaya tersebut berbeda di antara sejumlah alternatif.
Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang.
Dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat
dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan,
yaitu:
5. Berikut ini contoh untuk membantu memperjelas pemanfaatan analisis biaya diferensial dalam menyelesaikan
persoalan menerima atau menolak pesanan tambahan.
Manfaat Analisis Biaya Diferensial
1. Menerima pesanan tambahan
Biaya bahan baku langsung Rp 20.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 35.000.000
Biaya overhead variabel Rp 15.000.000
Biaya overhead tetap Rp 24.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 10.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 4.000.000
Biaya administrasi Rp 9.000.000
#Total Rp117.000.000
Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adalah sebesar 18.000 unit. Pada bulan Januari 2007, perusahaan tersebut
telah memproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut dengan harga Rp14.000 per unit. Biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah sebagai berikut :
6. Dalam kasus ini, maka marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp2.000 per unit
(Rp10.000-Rp8.000).
Keterangan Penualan
Semula
(10.000 unit)
Penjualan
Tambahan
(6.000 unit)
Penjualan
Total
(16.000 unit)
Penjualan 140.000.000 60.000.000 200.000.000
Biaya bahan langsung 20.000.000 12.000.000 32.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 35.000.000 21.000.000 56.000.000
Biaya overhead variabel 15.000.000 9.000.000 24.000.000
Biaya overhead tetap 24.000.000 24.000.000
Biaya pemasaran variabel 10.000.000 6.000.000 16.000.000
Biaya pemasaran tetap 4.000.000 4.000.000
Biaya administrasi tetap 9.000.000 9.000.000
Laba usaha 23.000.000 12.000.000 35.000.000
Jadi, jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 produk tambahan dengan harga jual yang
lebih rendah tersebut adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun
perolehan laba totalnya tetap bertambah besar.
7. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang pertimbangan menurunkan harga pesanan khusus.
2. Menurunkan harga pesanan khusus
Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah sebesar 140.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan Oktober 2006,
perusahaan tersebut baru memproduksi dan menjual 10.000 unit produknya dengan harga Rp15.000 per unit. Biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
Pada akhir bulan Oktober 2006, PT. Mitra Karya salah satu langganan PT. Cemerlang Sejati memesan sebanyak 40.000
unit produk dengan spesifikasi khusus. PT. Mitra Karya meminta agar pesanannya diberi aksesori tambahan dan dengan
kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang biasa digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati, PT. Mitra Karya
menawarkan harga beli maksimal sebesar Rp12.000 per unit untuk pesanannya tersebut. Sedangkan biaya tambahan
yang harus dikeluarkan pleh PT. Cemerlang Sejati untuk menambah aksesori dan kemasan khusus tersebut adalah
sebesar Rp1.200 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp32.000.000.
8. Untuk memproduksi 100.000 unit produk biaya yang dikeluarkan PT. Cemerlang Sejati adalah
Rp370.000.000. kalaupun volume produksinya dinaikkan menjadi 140.000 unit, biaya tetap total yang
dikeluarkan tidak akan berubah. Jadi untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut, perusahaan tinggal
menambah biaya relevan saja, dalam hal ini adalah seluruh biaya variabel ditambah dengan pengeluaran
tambahan untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut.
Keterangan
Penualan Semula
(100.000 unit)
Penjualan
Tambahan
(40.000 unit)
Penjualan Total
(140.000 unit)
Penjualan 1.500.000.000 480.000.000 1.980.000.000
Biaya bahan langsung 200.000.000 80.000.000 280.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 140.000.000 490.000.000
Biaya overhead variabel 150.000.000 60.000.000 210.000.000
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 40.000.000 140.000.000
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Biaya tambahan:kemasan&aksesori 48.000.000 48.000.000
Biaya tambahan:sewa mesin 32.000.000 32.000.000
Laba usaha 330.000.000 80.000.000 410.000.000
9. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang pertimbangan untuk membuat sendiri produk
perusahaan atau membeli produk dari perusahaan lain.
3. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli
Kapasitas produksi PT. Mitra Usaha adalah sebesar 100.000 unit per tahun. Pada akhir bulan Oktober 2008,
perusahaan mengikat kontrak penjualan dengan Departemen Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak
100.000 unit dengan harga Rp15.000 per unit selama tahun 2009 mendatang. Biaya yang dianggarkan untuk
memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
10. Keterangan Memproduksi
Sendiri
Membeli dari
Pihak Lain
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000
Biaya bahan lansung 200.000.000 0
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0
Biaya overhead variabel 150.000.000 0
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Pembelian produk 950.000.000
Laba usaha 330.000.000 180.000.000
Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Mitra Usaha mmproduksi sendiri produknya dan menjualnya dengah harga Rp
15.000 per unit, akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 330.000.000 . sedangkan jika jik membelinya dari PT.
Panah Merah dengah harga Rp 9.500 per unit hanya akan mengjasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000. Hal itu
terjadi karna PT. Mitra Usaha harus menanggung seluruh biaya tetap yang ada ditambah harus membeli produk
jadinya dari PT. Panah Merah denan nilai Rp 950.000.000 ( 9.500 x 100.000 ).
11. Keterangan
Memproduksi
Sendiri
Membeli dari Pihak Lain
Mesin tidak
digunakan
Mesin
desewakan
Produksi
ekstra
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000
Pendapatan sewa 0 0 200.000.000 0
Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0 80.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0 140.000.000
Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0 60.000.000
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0 40.000.000
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000 90.000.000 90.000.000
Pembelian produk 950.000.000 950.000.000 950.000.000
Laba usaha 330.000.000 180.000.000 380.000.000 460.000.000
Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri produknys, maka laba usaha yang akan diperoleh sebesar
Rp 330.000.000.
Jika perusahaan memebeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali,
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan
pembelian produk jadi perusahaan yang akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000.
12. Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri produknys, maka laba usaha yang akan diperoleh sebesar Rp
330.000.000.
Jika perusahaan memebeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali,
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan pembelian
produk jadi perusahaan yang akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000.
Keterangan
Memproduksi
Sendiri
Membeli dari Pihak Lain
Mesin tidak
digunakan
Mesin
desewakan
Produksi
ekstra
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000
Pendapatan sewa 0 0 (200.000.000) 0
Biaya bahan lansung (200.000.000) 0 0 (80.000.000)
Biaya tenaga kerja langsung (350.000.000) 0 0 (140.000.000)
Biaya overhead variabel (150.000.000) 0 0 (60.000.000)
Biaya overhead tetap (240.000.000) (144.000.000) (192.000.000) (240.000.000)
Biaya pemasaran variabel (100.000.000) 0 0 (40.000.000)
Biaya pemasaran tetap (40.000.000) (24.000.000) (32.000.000) (40.000.000)
Biaya administrasi tetap (90.000.000) (54.000.000) (72.000.000) (90.000.000)
Pembelian produk 0 (950.000.000) (950.000.000) (950.000.000)
Laba usaha 330.000.000 328.000.000 54.000.000 460.000.000
13. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan
untuk meneruskan aktivitas produksi atau menghentikan produksi jika mengalami kerugian jangka panjang.
4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi
Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000
unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009
mendatang adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
14. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan
untuk meneruskan aktivitas produksi atau menghentikan produksi jika mengalami kerugian jangka panjang.
4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi
Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki
kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah
sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
15. Ilustrasi 4.4 Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas
produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi
100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
16. Jika dalam contoh kasus sebelumnya , alternatif menghentikan aktivitas produksi mengakibatkan
perusahaan dapat menghindarkan sebesar 60% biaya tetapnya jika fasilitas produksinya tidak
menggunakan sama skali atau menyewa fasilitas produksinya kepada pihak lain yang akan
menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 175.000.000 per tahun dan dapatn menghindarkan biaya
tetap sebesar 30%, maka perhitungan biaya diferensial menunjukan hasl sebagau berikut :
Keterangan Terus Produksi
Ditutup
Disewakan Tanpa Kegiatan
Penjualan 1.050.000.000 0 0
Pendapatan Sewa 0 175.000.000 0
Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0
Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0
Biaya overhead tetap 240.000.000 168.000.000 96.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 28.000.000 16.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 63.000.000 36.000.000
Laba usaha (120.000.000) (84.000.000) (148.000.000)
17. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan
untuk menjual produknya dalam kondisi tertentu atau meneruskan proses produksinya.
5. Keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut
PT. Sandang Indah adalah sebuah perusahaan produsen kain tenun yang berlokaksi di Surabaya. Kapasitas produksi perusahaan
ini dalam saty tahun sebesar 100.000 meter kain. Fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan memungkinkan bagi perusahaan
untuk memproses lebih lanjut kain tenunan produk perusahaan menjadi pakain jadi untuk anak-anak, pakaian jadi pria dewasaa,
dan pakaia wanita.
Jika dijual langsung dalam bentuk kain tenunan, setiap meter kain memiliki harga jual sebesar Rp 45.000 sedangkan untuk
menghasilkan 100.000 meter kain dibutuhkan biaya sebesar :
Biaya bahan baku langsung Rp 1.500.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000.000
Biaya overhead variabel Rp 400.000.000
Biaya overhead tetap Rp 1.000.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 150.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 300.000.000
Biaya administrasi Rp 250.000.000
#Total Rp3.800.000.000
18. Untuk memproduksi lebih lanjut menjadi pakaianjadi, dibutuhkan biaya tambahan per
unit pruduk sebesar :
Keterangan
Pakaian
anak
Kemeja
pria
Pakaian
wanita
Biaya bahan baku
langsung
4.000 3.000 5.000
Biaya tenaga kerja
langsung
5.000 4.000 6.000
Biaya overhead variabel 1,5000 1.5000 1.500
Pilihan apakah yang harus diambil manajemen PT. Sandan Indah :
1. Menjual produknya dalam bentuk kain tenun?
2. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk
pakaian anak?
3. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk
kemeja pria?
4. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk
pakaian wanita?
19. Jika perusahaan memilih untuk menjual produknya dalam bentuk kain saja tanpa memprosesnya lebih lanjut, maka perusahaan
akan memperoleh laba usaha sebesar Rp 700.000.000.
Jika perusahaan memilih memproses kain menjadi 60.000 stel pakaian anak, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang
relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung, misalnya, bertambah menjadi Rp 440.000.000 (Rp 200.000.000 +
(60.000 x 4.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp 700.000.000 ( Rp 400.000.000 + (60.000 x 5.000)). Dan
biaya pemasaran variabel berubah menjadi Rp 240.000.000 ( Rp 150.000.000 + (60.000 x 1.500)). Pilihan ini menghasilkan laba
usaha sebesar Rp 1.270.000.000.
Jika perusahan memilih memproses kain menjadi 50.000 stel kemeja pria, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan
dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung misalnya, bertambah menjadi Rp 350.000.000 ( Rp 200.000.000 + (50.000
x 3.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp 600.000.000 ( Rp 400.000.000 + (50.000 x 4.000)). Dan biaya
pemasaran variabel berubah menjadi Rp 225.000.000 ( Rp 150.000.000 + (50.000 x 1.500 )).
20. Keterangan
Memproduksi
Sendiri
Membeli dari Pihak Lain
Mesin tidak
digunakan
Mesin
desewakan
Produksi
ekstra
Penjualan 4.500.000.000 5.700.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000
Biaya –biaya :
-Biaya bahan lansung 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
-Tenaga kerja langsung 200.000.000 440.000.000 350.000.000 400.000.000
-Overhead variabel 400.000.000 700.000.000 600.000.000 640.000.000
-Overhead tetap 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
-Pemasaran variabel 150.000.000 240.000.000 225.000.000 210.000.000
-Pemasaran tetap 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000
-Aadministrasi tetap 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000
Laba usaha 700.000.000 1.270.000.000 1.775.000.000 1.700.000.000
Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp
1.775.000.000.
21. Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai perusahaan dimana perusahaan
tidak memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan
tidak mengalami kerugian, seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan
dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah dibebankan pada volume
impas tersebut. Itu berarti, perusahaan dapat menghitung biaya produknya hanya
dengan menghitung biaya variabelnya. Itu berarti, harga jual yang murah hanya
menghitung variabelnya saja. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume
penjualan alternatif.
Hubungan Dengan Titik Impas
22. Berikut ini contoh pemanfaatan analisis biaya diferensial
dalam menyelesaikan persoalan menerima atau menolak
pesanan tambahan.
Kapasitas produksi PT. Mutiara Niaga per tahun adalah sebesar 180.000 unit. Untuk
tahun mendatang perusahaan merencanakan untuk menjual produknya dengan harga
Rp 15.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 180.000 unit tersebut
adalah sebagai berikut :
- Biaya Bahan Baku Langsung Rp 540.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 630.000.000
- Biaya Overhead Variabel Rp 270.000.000
- Biaya Overhead Tetap Rp 350.000.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp 180.000.000
- Biaya Pemasaran Tetap Rp 150.000.000
- Biaya Administrasi Rp 100.000.000
Total Rp 2.220.000.000
23. Karena titik impas dicapai pada volume penjualan sebesar 100.000 unit,
maka berarti pada volume penjualan inilah perusahaan tidak akan
mengalami rugi. Dan jika keinginan menguasai pasar di wilayah
Sulawesi, maka perusahaan dapat menjual kepada PT.Koinmas sebanyak
80.000 unit, yaitu sebanyak volume kapasitas produksi dikurangi
dengan volume penjualan impas.
24. Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah
harga telah ditetapkan pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam
pelaksanaanya perusahaan mengubah harga jual menjadi lebih rendah, maka
akan berpengaruh langsung terhadap perolehan laba perusahaan. Laba
usaha yang dianggarkan tdiak akan tercapai. Tetapi jika perusahaan
mempertimbangkan faktor lain seperti menguasai pasar di wilayah tertentu
maka, laba yang tidak tercapai akan ditolerir. Dengan harapan, setelah pasar
dikuasai, perusahaan dapat merubah kebijakan penjualannya pada waktu
mendatang.
PENGARUH TERHADAP ANGGARAN LABA
25. Berikut ini contoh keputusan untuk menjual sebanyak 80.000 unit kepada PT.Koinmas dengan harga Rp
12.000 per unit pasti menyebabkan perusahaan tidak akan mencapai laba yang dianggarkan sebelumnya.
Keterangan Anggaran Realisasi
Penjualan 2.700.000.000 2.460.000.00
0
BIaya-biaya:
- Bahan Baku Langsung 540.000.000 540.000.000
- Tenaga KErja Langsung 630.000.000 630.000.000
- Overhead Variabel 270.000.000 270.000.000
- Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000
- Pemasaran Variabel 180.000.000 180.000.000
- Pemasarn Tetap 150.000.000 150.000.000
- Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000
Laba Usaha 480.000.000 240.000.000
Keterangan
Anggaran
(110.000 unit)
Realisasi
(180.000 unit)
Penjualan 1.650.000.000 2.160.000.00
0
Biaya-biaya:
- Bahan Baku Langsung 330.000.000 540.000.000
- Tenaga Kerja Langsung 385.000.000 630.000.000
- Overhead Variabel 165.000.000 270.000.000
- Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000
- Pemasaran Variabael 110.000.000 180.000.000
- PEmasaran Tetap 150.000.000 150.000.000
- Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000
Laba Usaha 90.000.000 60.000.000
Jadi, keputusan untuk menjual 80.000 unit produk perusahaan untuk wilayah Sulawesi dengan harga yang lebih
rendah malah mengakibatkan perolehan laba usaha yang lebih rendah dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
26. KESIMPULAN
Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya dan/atau volume penjualan
terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan
biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai
parameter.
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen, dalam mempertimbangkan
berbagai usulan kegiatan dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh
kelompok kami bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
27. Rudiantor, Penganggaran, Penerbit
Erlanga, Jakarta, 2009
http://feuhkel11.blogspot.co.id/2013/09/
analisis-hubungan-biaya-volume-laba-
b-v.html
http://catatanlengkapfatma.blogspot.co.
id/2013/12/analisis-biaya-volume-
laba.html
DAFTAR PUSTAKA