SlideShare a Scribd company logo
Analisis Biaya Differensial
Marshanda C S Malau (7202442011)
Messy Ade Saputri (7201142007)
Niken Butar Butar (7203142020)
Nurul isra artari (7203142009)
Siti Aisyah Nurfaiza (7202442005)
Disusun
Oleh
Kelompok 5
Dosen Pengampu
SONDANG AIDA SILALAHI, SE., M.Si
TUTI SRIWEDARI SE, M.Si, Ak., CA
Pokok
Pembahasan
Strategi Berbasis Biaya
Manfaat Analisis Biaya
Differensial
Hubungan dengan Titik
Impas
Pengaruh terhadap
Anggaran Laba
Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah
alternatif pilihan yang dapat di gunakan perusahaan .
Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of-pocket cost
yaitu biaya memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang,
yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakn atau di perluas sampai
melebihi ukuran yang di tentukan sebelumnya .
Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan
pendapatan, biaya dan margin laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan
cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia.
Biaya Diferensial
Biaya relevan bukanlah biaya yang telah
dikeluarkan perusahaan di masa lalu
atau biaya historis, tetapi merupakan
biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan di masa mendatang. Data
historis hanya digunakan sebagai dasar
untuk membuat prediksi tentang
besarnya biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan di masa mendatang untuk
suatu proyek tertentu, dan biaya
historis itu sendiri tidak relevan dengan
keputusan yang diambil. Karena itu
Sunk Cost, yaitu biaya yang telah terjadi
dan tidak dapat diubah dengan
keputusan apapun, baik saat ini
maupun yang akan datang, tidak dapat
dikelompokkan sebagai biaya relevan.
Biaya yang akan dikeluarkan di
masa mendatang harus merupakan
biaya yang berbeda di antara
berbagai alternatif. Jika biaya yang
akan dikeluarkan perusahaan di
masa mendatang tidak memberikan
perbedaan di antara berbagai
alternatif yang ada, maka biaya
tersebut tidak dapat
dikelompokkan sebagai biaya
relevan, misalnya biaya penyusutan
aktiva tetap untuk bulan depan di
mana proyek akan dilaksanakan.
Biaya tersebut berbeda di antara sejumlah alternatif.
Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang.
Dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat
dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan,
yaitu:
Berikut ini contoh untuk membantu memperjelas pemanfaatan analisis biaya diferensial dalam menyelesaikan
persoalan menerima atau menolak pesanan tambahan.
Manfaat Analisis Biaya Diferensial
1. Menerima pesanan tambahan
Biaya bahan baku langsung Rp 20.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 35.000.000
Biaya overhead variabel Rp 15.000.000
Biaya overhead tetap Rp 24.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 10.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 4.000.000
Biaya administrasi Rp 9.000.000
#Total Rp117.000.000
Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adalah sebesar 18.000 unit. Pada bulan Januari 2007, perusahaan tersebut
telah memproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut dengan harga Rp14.000 per unit. Biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam kasus ini, maka marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp2.000 per unit
(Rp10.000-Rp8.000).
Keterangan Penualan
Semula
(10.000 unit)
Penjualan
Tambahan
(6.000 unit)
Penjualan
Total
(16.000 unit)
Penjualan 140.000.000 60.000.000 200.000.000
Biaya bahan langsung 20.000.000 12.000.000 32.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 35.000.000 21.000.000 56.000.000
Biaya overhead variabel 15.000.000 9.000.000 24.000.000
Biaya overhead tetap 24.000.000 24.000.000
Biaya pemasaran variabel 10.000.000 6.000.000 16.000.000
Biaya pemasaran tetap 4.000.000 4.000.000
Biaya administrasi tetap 9.000.000 9.000.000
Laba usaha 23.000.000 12.000.000 35.000.000
Jadi, jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 produk tambahan dengan harga jual yang
lebih rendah tersebut adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun
perolehan laba totalnya tetap bertambah besar.
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang pertimbangan menurunkan harga pesanan khusus.
2. Menurunkan harga pesanan khusus
Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah sebesar 140.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan Oktober 2006,
perusahaan tersebut baru memproduksi dan menjual 10.000 unit produknya dengan harga Rp15.000 per unit. Biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
Pada akhir bulan Oktober 2006, PT. Mitra Karya salah satu langganan PT. Cemerlang Sejati memesan sebanyak 40.000
unit produk dengan spesifikasi khusus. PT. Mitra Karya meminta agar pesanannya diberi aksesori tambahan dan dengan
kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang biasa digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati, PT. Mitra Karya
menawarkan harga beli maksimal sebesar Rp12.000 per unit untuk pesanannya tersebut. Sedangkan biaya tambahan
yang harus dikeluarkan pleh PT. Cemerlang Sejati untuk menambah aksesori dan kemasan khusus tersebut adalah
sebesar Rp1.200 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp32.000.000.
Untuk memproduksi 100.000 unit produk biaya yang dikeluarkan PT. Cemerlang Sejati adalah
Rp370.000.000. kalaupun volume produksinya dinaikkan menjadi 140.000 unit, biaya tetap total yang
dikeluarkan tidak akan berubah. Jadi untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut, perusahaan tinggal
menambah biaya relevan saja, dalam hal ini adalah seluruh biaya variabel ditambah dengan pengeluaran
tambahan untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut.
Keterangan
Penualan Semula
(100.000 unit)
Penjualan
Tambahan
(40.000 unit)
Penjualan Total
(140.000 unit)
Penjualan 1.500.000.000 480.000.000 1.980.000.000
Biaya bahan langsung 200.000.000 80.000.000 280.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 140.000.000 490.000.000
Biaya overhead variabel 150.000.000 60.000.000 210.000.000
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 40.000.000 140.000.000
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Biaya tambahan:kemasan&aksesori 48.000.000 48.000.000
Biaya tambahan:sewa mesin 32.000.000 32.000.000
Laba usaha 330.000.000 80.000.000 410.000.000
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang pertimbangan untuk membuat sendiri produk
perusahaan atau membeli produk dari perusahaan lain.
3. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli
Kapasitas produksi PT. Mitra Usaha adalah sebesar 100.000 unit per tahun. Pada akhir bulan Oktober 2008,
perusahaan mengikat kontrak penjualan dengan Departemen Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak
100.000 unit dengan harga Rp15.000 per unit selama tahun 2009 mendatang. Biaya yang dianggarkan untuk
memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
Keterangan Memproduksi
Sendiri
Membeli dari
Pihak Lain
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000
Biaya bahan lansung 200.000.000 0
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0
Biaya overhead variabel 150.000.000 0
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Pembelian produk 950.000.000
Laba usaha 330.000.000 180.000.000
Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Mitra Usaha mmproduksi sendiri produknya dan menjualnya dengah harga Rp
15.000 per unit, akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 330.000.000 . sedangkan jika jik membelinya dari PT.
Panah Merah dengah harga Rp 9.500 per unit hanya akan mengjasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000. Hal itu
terjadi karna PT. Mitra Usaha harus menanggung seluruh biaya tetap yang ada ditambah harus membeli produk
jadinya dari PT. Panah Merah denan nilai Rp 950.000.000 ( 9.500 x 100.000 ).
Keterangan
Memproduksi
Sendiri
Membeli dari Pihak Lain
Mesin tidak
digunakan
Mesin
desewakan
Produksi
ekstra
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000
Pendapatan sewa 0 0 200.000.000 0
Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0 80.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0 140.000.000
Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0 60.000.000
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0 40.000.000
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000 90.000.000 90.000.000
Pembelian produk 950.000.000 950.000.000 950.000.000
Laba usaha 330.000.000 180.000.000 380.000.000 460.000.000
Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri produknys, maka laba usaha yang akan diperoleh sebesar
Rp 330.000.000.
Jika perusahaan memebeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali,
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan
pembelian produk jadi perusahaan yang akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000.
Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri produknys, maka laba usaha yang akan diperoleh sebesar Rp
330.000.000.
Jika perusahaan memebeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali,
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan pembelian
produk jadi perusahaan yang akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000.
Keterangan
Memproduksi
Sendiri
Membeli dari Pihak Lain
Mesin tidak
digunakan
Mesin
desewakan
Produksi
ekstra
Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000
Pendapatan sewa 0 0 (200.000.000) 0
Biaya bahan lansung (200.000.000) 0 0 (80.000.000)
Biaya tenaga kerja langsung (350.000.000) 0 0 (140.000.000)
Biaya overhead variabel (150.000.000) 0 0 (60.000.000)
Biaya overhead tetap (240.000.000) (144.000.000) (192.000.000) (240.000.000)
Biaya pemasaran variabel (100.000.000) 0 0 (40.000.000)
Biaya pemasaran tetap (40.000.000) (24.000.000) (32.000.000) (40.000.000)
Biaya administrasi tetap (90.000.000) (54.000.000) (72.000.000) (90.000.000)
Pembelian produk 0 (950.000.000) (950.000.000) (950.000.000)
Laba usaha 330.000.000 328.000.000 54.000.000 460.000.000
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan
untuk meneruskan aktivitas produksi atau menghentikan produksi jika mengalami kerugian jangka panjang.
4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi
Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000
unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009
mendatang adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan
untuk meneruskan aktivitas produksi atau menghentikan produksi jika mengalami kerugian jangka panjang.
4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi
Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki
kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah
sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
Ilustrasi 4.4 Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas
produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi
100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000
Biaya overhead variabel Rp 150.000.000
Biaya overhead tetap Rp 240.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000
Biaya administrasi Rp 90.000.000
#Total Rp1.170.000.000
Jika dalam contoh kasus sebelumnya , alternatif menghentikan aktivitas produksi mengakibatkan
perusahaan dapat menghindarkan sebesar 60% biaya tetapnya jika fasilitas produksinya tidak
menggunakan sama skali atau menyewa fasilitas produksinya kepada pihak lain yang akan
menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 175.000.000 per tahun dan dapatn menghindarkan biaya
tetap sebesar 30%, maka perhitungan biaya diferensial menunjukan hasl sebagau berikut :
Keterangan Terus Produksi
Ditutup
Disewakan Tanpa Kegiatan
Penjualan 1.050.000.000 0 0
Pendapatan Sewa 0 175.000.000 0
Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0
Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0
Biaya overhead tetap 240.000.000 168.000.000 96.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 28.000.000 16.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 63.000.000 36.000.000
Laba usaha (120.000.000) (84.000.000) (148.000.000)
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan
untuk menjual produknya dalam kondisi tertentu atau meneruskan proses produksinya.
5. Keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut
PT. Sandang Indah adalah sebuah perusahaan produsen kain tenun yang berlokaksi di Surabaya. Kapasitas produksi perusahaan
ini dalam saty tahun sebesar 100.000 meter kain. Fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan memungkinkan bagi perusahaan
untuk memproses lebih lanjut kain tenunan produk perusahaan menjadi pakain jadi untuk anak-anak, pakaian jadi pria dewasaa,
dan pakaia wanita.
Jika dijual langsung dalam bentuk kain tenunan, setiap meter kain memiliki harga jual sebesar Rp 45.000 sedangkan untuk
menghasilkan 100.000 meter kain dibutuhkan biaya sebesar :
Biaya bahan baku langsung Rp 1.500.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000.000
Biaya overhead variabel Rp 400.000.000
Biaya overhead tetap Rp 1.000.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 150.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 300.000.000
Biaya administrasi Rp 250.000.000
#Total Rp3.800.000.000
Untuk memproduksi lebih lanjut menjadi pakaianjadi, dibutuhkan biaya tambahan per
unit pruduk sebesar :
Keterangan
Pakaian
anak
Kemeja
pria
Pakaian
wanita
Biaya bahan baku
langsung
4.000 3.000 5.000
Biaya tenaga kerja
langsung
5.000 4.000 6.000
Biaya overhead variabel 1,5000 1.5000 1.500
Pilihan apakah yang harus diambil manajemen PT. Sandan Indah :
1. Menjual produknya dalam bentuk kain tenun?
2. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk
pakaian anak?
3. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk
kemeja pria?
4. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk
pakaian wanita?
Jika perusahaan memilih untuk menjual produknya dalam bentuk kain saja tanpa memprosesnya lebih lanjut, maka perusahaan
akan memperoleh laba usaha sebesar Rp 700.000.000.
Jika perusahaan memilih memproses kain menjadi 60.000 stel pakaian anak, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang
relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung, misalnya, bertambah menjadi Rp 440.000.000 (Rp 200.000.000 +
(60.000 x 4.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp 700.000.000 ( Rp 400.000.000 + (60.000 x 5.000)). Dan
biaya pemasaran variabel berubah menjadi Rp 240.000.000 ( Rp 150.000.000 + (60.000 x 1.500)). Pilihan ini menghasilkan laba
usaha sebesar Rp 1.270.000.000.
Jika perusahan memilih memproses kain menjadi 50.000 stel kemeja pria, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan
dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung misalnya, bertambah menjadi Rp 350.000.000 ( Rp 200.000.000 + (50.000
x 3.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp 600.000.000 ( Rp 400.000.000 + (50.000 x 4.000)). Dan biaya
pemasaran variabel berubah menjadi Rp 225.000.000 ( Rp 150.000.000 + (50.000 x 1.500 )).
Keterangan
Memproduksi
Sendiri
Membeli dari Pihak Lain
Mesin tidak
digunakan
Mesin
desewakan
Produksi
ekstra
Penjualan 4.500.000.000 5.700.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000
Biaya –biaya :
-Biaya bahan lansung 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
-Tenaga kerja langsung 200.000.000 440.000.000 350.000.000 400.000.000
-Overhead variabel 400.000.000 700.000.000 600.000.000 640.000.000
-Overhead tetap 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
-Pemasaran variabel 150.000.000 240.000.000 225.000.000 210.000.000
-Pemasaran tetap 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000
-Aadministrasi tetap 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000
Laba usaha 700.000.000 1.270.000.000 1.775.000.000 1.700.000.000
Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp
1.775.000.000.
Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai perusahaan dimana perusahaan
tidak memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan
tidak mengalami kerugian, seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan
dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah dibebankan pada volume
impas tersebut. Itu berarti, perusahaan dapat menghitung biaya produknya hanya
dengan menghitung biaya variabelnya. Itu berarti, harga jual yang murah hanya
menghitung variabelnya saja. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume
penjualan alternatif.
Hubungan Dengan Titik Impas
Berikut ini contoh pemanfaatan analisis biaya diferensial
dalam menyelesaikan persoalan menerima atau menolak
pesanan tambahan.
Kapasitas produksi PT. Mutiara Niaga per tahun adalah sebesar 180.000 unit. Untuk
tahun mendatang perusahaan merencanakan untuk menjual produknya dengan harga
Rp 15.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 180.000 unit tersebut
adalah sebagai berikut :
- Biaya Bahan Baku Langsung Rp 540.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 630.000.000
- Biaya Overhead Variabel Rp 270.000.000
- Biaya Overhead Tetap Rp 350.000.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp 180.000.000
- Biaya Pemasaran Tetap Rp 150.000.000
- Biaya Administrasi Rp 100.000.000
Total Rp 2.220.000.000
Karena titik impas dicapai pada volume penjualan sebesar 100.000 unit,
maka berarti pada volume penjualan inilah perusahaan tidak akan
mengalami rugi. Dan jika keinginan menguasai pasar di wilayah
Sulawesi, maka perusahaan dapat menjual kepada PT.Koinmas sebanyak
80.000 unit, yaitu sebanyak volume kapasitas produksi dikurangi
dengan volume penjualan impas.
Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah
harga telah ditetapkan pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam
pelaksanaanya perusahaan mengubah harga jual menjadi lebih rendah, maka
akan berpengaruh langsung terhadap perolehan laba perusahaan. Laba
usaha yang dianggarkan tdiak akan tercapai. Tetapi jika perusahaan
mempertimbangkan faktor lain seperti menguasai pasar di wilayah tertentu
maka, laba yang tidak tercapai akan ditolerir. Dengan harapan, setelah pasar
dikuasai, perusahaan dapat merubah kebijakan penjualannya pada waktu
mendatang.
PENGARUH TERHADAP ANGGARAN LABA
Berikut ini contoh keputusan untuk menjual sebanyak 80.000 unit kepada PT.Koinmas dengan harga Rp
12.000 per unit pasti menyebabkan perusahaan tidak akan mencapai laba yang dianggarkan sebelumnya.
Keterangan Anggaran Realisasi
Penjualan 2.700.000.000 2.460.000.00
0
BIaya-biaya:
- Bahan Baku Langsung 540.000.000 540.000.000
- Tenaga KErja Langsung 630.000.000 630.000.000
- Overhead Variabel 270.000.000 270.000.000
- Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000
- Pemasaran Variabel 180.000.000 180.000.000
- Pemasarn Tetap 150.000.000 150.000.000
- Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000
Laba Usaha 480.000.000 240.000.000
Keterangan
Anggaran
(110.000 unit)
Realisasi
(180.000 unit)
Penjualan 1.650.000.000 2.160.000.00
0
Biaya-biaya:
- Bahan Baku Langsung 330.000.000 540.000.000
- Tenaga Kerja Langsung 385.000.000 630.000.000
- Overhead Variabel 165.000.000 270.000.000
- Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000
- Pemasaran Variabael 110.000.000 180.000.000
- PEmasaran Tetap 150.000.000 150.000.000
- Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000
Laba Usaha 90.000.000 60.000.000
Jadi, keputusan untuk menjual 80.000 unit produk perusahaan untuk wilayah Sulawesi dengan harga yang lebih
rendah malah mengakibatkan perolehan laba usaha yang lebih rendah dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
KESIMPULAN
Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya dan/atau volume penjualan
terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan
biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai
parameter.
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen, dalam mempertimbangkan
berbagai usulan kegiatan dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh
kelompok kami bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Rudiantor, Penganggaran, Penerbit
Erlanga, Jakarta, 2009
http://feuhkel11.blogspot.co.id/2013/09/
analisis-hubungan-biaya-volume-laba-
b-v.html
http://catatanlengkapfatma.blogspot.co.
id/2013/12/analisis-biaya-volume-
laba.html
DAFTAR PUSTAKA
Thank you

More Related Content

What's hot

Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Han Ahsan
 
Activity Based Costing
Activity Based CostingActivity Based Costing
Activity Based Costing
Indra Yu
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaan
irawan260809
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
Kartika Lukitasari
 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan
Diana Marlyna
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standar
Epry Shine
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
Judianto Nugroho
 
Nilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPVNilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPVKenny Firdaus
 
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan ManufakturAkuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
YABES HULU
 
Break Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).pptBreak Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).ppt
NisaWilis1
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Fergieta Prahasdhika
 
kombinasi bisnis bertahap dan divestasi
kombinasi bisnis bertahap dan divestasikombinasi bisnis bertahap dan divestasi
kombinasi bisnis bertahap dan divestasi
Afman Afman
 
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
Falanni Firyal Fawwaz
 
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
arkirusmana
 
Perhitungan Persediaan
Perhitungan PersediaanPerhitungan Persediaan
Perhitungan Persediaan
DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
EnvaPya
 
12.pengambilan keputusan taktis
12.pengambilan keputusan taktis12.pengambilan keputusan taktis
12.pengambilan keputusan taktis
stiemberau2
 

What's hot (20)

Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
 
Activity Based Costing
Activity Based CostingActivity Based Costing
Activity Based Costing
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaan
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standar
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Nilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPVNilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPV
 
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan ManufakturAkuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Break Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).pptBreak Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).ppt
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
kombinasi bisnis bertahap dan divestasi
kombinasi bisnis bertahap dan divestasikombinasi bisnis bertahap dan divestasi
kombinasi bisnis bertahap dan divestasi
 
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
 
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
 
Perhitungan Persediaan
Perhitungan PersediaanPerhitungan Persediaan
Perhitungan Persediaan
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
 
12.pengambilan keputusan taktis
12.pengambilan keputusan taktis12.pengambilan keputusan taktis
12.pengambilan keputusan taktis
 

Similar to PPT KELOMPOK 5 ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL (AKM).pptx

Analisis biaya relevan
Analisis biaya relevanAnalisis biaya relevan
Analisis biaya relevansischayank
 
Manfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-labaManfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-laba
budieto
 
Analisis Biaya Diferensial
Analisis Biaya DiferensialAnalisis Biaya Diferensial
Analisis Biaya Diferensial
budieto
 
Uts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikaUts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronika
legitaveronika
 
Break Even Point .pptx
Break Even Point .pptxBreak Even Point .pptx
Break Even Point .pptx
SyehadityaMaulana
 
Akuntansi manajemen5
Akuntansi  manajemen5Akuntansi  manajemen5
Akuntansi manajemen545454567
 
Penentuan Harga Jual
Penentuan Harga JualPenentuan Harga Jual
Penentuan Harga Jual
Muhammad Fajar
 
Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel
budieto
 
Anggaran Laba
Anggaran LabaAnggaran Laba
Anggaran Laba
budieto
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
TOFIK SUPRIYADI
 
Akmen_Pertemuan_ke_12.pptx
Akmen_Pertemuan_ke_12.pptxAkmen_Pertemuan_ke_12.pptx
Akmen_Pertemuan_ke_12.pptx
MuhamadTaufik79336
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
Kasbiransyah Bolex
 
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
syafii_ahmad
 
ANALISA BEP.pptx
ANALISA BEP.pptxANALISA BEP.pptx
ANALISA BEP.pptx
syahrijalhidayat
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
AnggaPratama111616
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Nenghamidah1
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
dyna septiani
 
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptxPertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Fandi55
 
Biaya relevan dan keputusan khusus
Biaya relevan dan keputusan khususBiaya relevan dan keputusan khusus
Biaya relevan dan keputusan khususPuw Elroy
 

Similar to PPT KELOMPOK 5 ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL (AKM).pptx (20)

Analisis biaya relevan
Analisis biaya relevanAnalisis biaya relevan
Analisis biaya relevan
 
Manfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-labaManfaat analisis biaya volume-laba
Manfaat analisis biaya volume-laba
 
Analisis Biaya Diferensial
Analisis Biaya DiferensialAnalisis Biaya Diferensial
Analisis Biaya Diferensial
 
Uts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikaUts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronika
 
Break Even Point .pptx
Break Even Point .pptxBreak Even Point .pptx
Break Even Point .pptx
 
Akuntansi manajemen5
Akuntansi  manajemen5Akuntansi  manajemen5
Akuntansi manajemen5
 
Penentuan Harga Jual
Penentuan Harga JualPenentuan Harga Jual
Penentuan Harga Jual
 
Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel
 
Anggaran Laba
Anggaran LabaAnggaran Laba
Anggaran Laba
 
Akuntansi mjm bab xi
Akuntansi mjm bab xiAkuntansi mjm bab xi
Akuntansi mjm bab xi
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
 
Akmen_Pertemuan_ke_12.pptx
Akmen_Pertemuan_ke_12.pptxAkmen_Pertemuan_ke_12.pptx
Akmen_Pertemuan_ke_12.pptx
 
Proposal bisnis
Proposal bisnisProposal bisnis
Proposal bisnis
 
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
Implementasi permodalan, bep, dan npv pada perusahaan (pertemuan 14)
 
ANALISA BEP.pptx
ANALISA BEP.pptxANALISA BEP.pptx
ANALISA BEP.pptx
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
 
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptxPertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
 
Biaya relevan dan keputusan khusus
Biaya relevan dan keputusan khususBiaya relevan dan keputusan khusus
Biaya relevan dan keputusan khusus
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 

PPT KELOMPOK 5 ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL (AKM).pptx

  • 1. Analisis Biaya Differensial Marshanda C S Malau (7202442011) Messy Ade Saputri (7201142007) Niken Butar Butar (7203142020) Nurul isra artari (7203142009) Siti Aisyah Nurfaiza (7202442005) Disusun Oleh Kelompok 5 Dosen Pengampu SONDANG AIDA SILALAHI, SE., M.Si TUTI SRIWEDARI SE, M.Si, Ak., CA
  • 2. Pokok Pembahasan Strategi Berbasis Biaya Manfaat Analisis Biaya Differensial Hubungan dengan Titik Impas Pengaruh terhadap Anggaran Laba
  • 3. Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah alternatif pilihan yang dapat di gunakan perusahaan . Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of-pocket cost yaitu biaya memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang, yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakn atau di perluas sampai melebihi ukuran yang di tentukan sebelumnya . Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya dan margin laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. Biaya Diferensial
  • 4. Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang. Data historis hanya digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi tentang besarnya biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang untuk suatu proyek tertentu, dan biaya historis itu sendiri tidak relevan dengan keputusan yang diambil. Karena itu Sunk Cost, yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan apapun, baik saat ini maupun yang akan datang, tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan. Biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda di antara berbagai alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang tidak memberikan perbedaan di antara berbagai alternatif yang ada, maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan, misalnya biaya penyusutan aktiva tetap untuk bulan depan di mana proyek akan dilaksanakan. Biaya tersebut berbeda di antara sejumlah alternatif. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang. Dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan, yaitu:
  • 5. Berikut ini contoh untuk membantu memperjelas pemanfaatan analisis biaya diferensial dalam menyelesaikan persoalan menerima atau menolak pesanan tambahan. Manfaat Analisis Biaya Diferensial 1. Menerima pesanan tambahan Biaya bahan baku langsung Rp 20.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 35.000.000 Biaya overhead variabel Rp 15.000.000 Biaya overhead tetap Rp 24.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 10.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 4.000.000 Biaya administrasi Rp 9.000.000 #Total Rp117.000.000 Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adalah sebesar 18.000 unit. Pada bulan Januari 2007, perusahaan tersebut telah memproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut dengan harga Rp14.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah sebagai berikut :
  • 6. Dalam kasus ini, maka marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp2.000 per unit (Rp10.000-Rp8.000). Keterangan Penualan Semula (10.000 unit) Penjualan Tambahan (6.000 unit) Penjualan Total (16.000 unit) Penjualan 140.000.000 60.000.000 200.000.000 Biaya bahan langsung 20.000.000 12.000.000 32.000.000 Biaya tenaga kerja langsung 35.000.000 21.000.000 56.000.000 Biaya overhead variabel 15.000.000 9.000.000 24.000.000 Biaya overhead tetap 24.000.000 24.000.000 Biaya pemasaran variabel 10.000.000 6.000.000 16.000.000 Biaya pemasaran tetap 4.000.000 4.000.000 Biaya administrasi tetap 9.000.000 9.000.000 Laba usaha 23.000.000 12.000.000 35.000.000 Jadi, jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 produk tambahan dengan harga jual yang lebih rendah tersebut adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun perolehan laba totalnya tetap bertambah besar.
  • 7. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang pertimbangan menurunkan harga pesanan khusus. 2. Menurunkan harga pesanan khusus Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah sebesar 140.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan Oktober 2006, perusahaan tersebut baru memproduksi dan menjual 10.000 unit produknya dengan harga Rp15.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000 Biaya overhead variabel Rp 150.000.000 Biaya overhead tetap Rp 240.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000 Biaya administrasi Rp 90.000.000 #Total Rp1.170.000.000 Pada akhir bulan Oktober 2006, PT. Mitra Karya salah satu langganan PT. Cemerlang Sejati memesan sebanyak 40.000 unit produk dengan spesifikasi khusus. PT. Mitra Karya meminta agar pesanannya diberi aksesori tambahan dan dengan kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang biasa digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati, PT. Mitra Karya menawarkan harga beli maksimal sebesar Rp12.000 per unit untuk pesanannya tersebut. Sedangkan biaya tambahan yang harus dikeluarkan pleh PT. Cemerlang Sejati untuk menambah aksesori dan kemasan khusus tersebut adalah sebesar Rp1.200 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp32.000.000.
  • 8. Untuk memproduksi 100.000 unit produk biaya yang dikeluarkan PT. Cemerlang Sejati adalah Rp370.000.000. kalaupun volume produksinya dinaikkan menjadi 140.000 unit, biaya tetap total yang dikeluarkan tidak akan berubah. Jadi untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut, perusahaan tinggal menambah biaya relevan saja, dalam hal ini adalah seluruh biaya variabel ditambah dengan pengeluaran tambahan untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut. Keterangan Penualan Semula (100.000 unit) Penjualan Tambahan (40.000 unit) Penjualan Total (140.000 unit) Penjualan 1.500.000.000 480.000.000 1.980.000.000 Biaya bahan langsung 200.000.000 80.000.000 280.000.000 Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 140.000.000 490.000.000 Biaya overhead variabel 150.000.000 60.000.000 210.000.000 Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000 Biaya pemasaran variabel 100.000.000 40.000.000 140.000.000 Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000 Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000 Biaya tambahan:kemasan&aksesori 48.000.000 48.000.000 Biaya tambahan:sewa mesin 32.000.000 32.000.000 Laba usaha 330.000.000 80.000.000 410.000.000
  • 9. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang pertimbangan untuk membuat sendiri produk perusahaan atau membeli produk dari perusahaan lain. 3. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli Kapasitas produksi PT. Mitra Usaha adalah sebesar 100.000 unit per tahun. Pada akhir bulan Oktober 2008, perusahaan mengikat kontrak penjualan dengan Departemen Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak 100.000 unit dengan harga Rp15.000 per unit selama tahun 2009 mendatang. Biaya yang dianggarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000 Biaya overhead variabel Rp 150.000.000 Biaya overhead tetap Rp 240.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000 Biaya administrasi Rp 90.000.000 #Total Rp1.170.000.000
  • 10. Keterangan Memproduksi Sendiri Membeli dari Pihak Lain Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 Biaya bahan lansung 200.000.000 0 Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 Biaya overhead variabel 150.000.000 0 Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000 Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000 Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000 Pembelian produk 950.000.000 Laba usaha 330.000.000 180.000.000 Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Mitra Usaha mmproduksi sendiri produknya dan menjualnya dengah harga Rp 15.000 per unit, akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 330.000.000 . sedangkan jika jik membelinya dari PT. Panah Merah dengah harga Rp 9.500 per unit hanya akan mengjasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000. Hal itu terjadi karna PT. Mitra Usaha harus menanggung seluruh biaya tetap yang ada ditambah harus membeli produk jadinya dari PT. Panah Merah denan nilai Rp 950.000.000 ( 9.500 x 100.000 ).
  • 11. Keterangan Memproduksi Sendiri Membeli dari Pihak Lain Mesin tidak digunakan Mesin desewakan Produksi ekstra Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000 Pendapatan sewa 0 0 200.000.000 0 Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0 80.000.000 Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0 140.000.000 Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0 60.000.000 Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000 Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0 40.000.000 Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000 Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000 90.000.000 90.000.000 Pembelian produk 950.000.000 950.000.000 950.000.000 Laba usaha 330.000.000 180.000.000 380.000.000 460.000.000 Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri produknys, maka laba usaha yang akan diperoleh sebesar Rp 330.000.000. Jika perusahaan memebeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan pembelian produk jadi perusahaan yang akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000.
  • 12. Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri produknys, maka laba usaha yang akan diperoleh sebesar Rp 330.000.000. Jika perusahaan memebeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan pembelian produk jadi perusahaan yang akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000. Keterangan Memproduksi Sendiri Membeli dari Pihak Lain Mesin tidak digunakan Mesin desewakan Produksi ekstra Penjualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000 Pendapatan sewa 0 0 (200.000.000) 0 Biaya bahan lansung (200.000.000) 0 0 (80.000.000) Biaya tenaga kerja langsung (350.000.000) 0 0 (140.000.000) Biaya overhead variabel (150.000.000) 0 0 (60.000.000) Biaya overhead tetap (240.000.000) (144.000.000) (192.000.000) (240.000.000) Biaya pemasaran variabel (100.000.000) 0 0 (40.000.000) Biaya pemasaran tetap (40.000.000) (24.000.000) (32.000.000) (40.000.000) Biaya administrasi tetap (90.000.000) (54.000.000) (72.000.000) (90.000.000) Pembelian produk 0 (950.000.000) (950.000.000) (950.000.000) Laba usaha 330.000.000 328.000.000 54.000.000 460.000.000
  • 13. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan untuk meneruskan aktivitas produksi atau menghentikan produksi jika mengalami kerugian jangka panjang. 4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000 Biaya overhead variabel Rp 150.000.000 Biaya overhead tetap Rp 240.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000 Biaya administrasi Rp 90.000.000 #Total Rp1.170.000.000
  • 14. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan untuk meneruskan aktivitas produksi atau menghentikan produksi jika mengalami kerugian jangka panjang. 4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000 Biaya overhead variabel Rp 150.000.000 Biaya overhead tetap Rp 240.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000 Biaya administrasi Rp 90.000.000 #Total Rp1.170.000.000
  • 15. Ilustrasi 4.4 Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun 2009 mendatang adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung Rp 200.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 350.000.000 Biaya overhead variabel Rp 150.000.000 Biaya overhead tetap Rp 240.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 100.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 40.000.000 Biaya administrasi Rp 90.000.000 #Total Rp1.170.000.000
  • 16. Jika dalam contoh kasus sebelumnya , alternatif menghentikan aktivitas produksi mengakibatkan perusahaan dapat menghindarkan sebesar 60% biaya tetapnya jika fasilitas produksinya tidak menggunakan sama skali atau menyewa fasilitas produksinya kepada pihak lain yang akan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 175.000.000 per tahun dan dapatn menghindarkan biaya tetap sebesar 30%, maka perhitungan biaya diferensial menunjukan hasl sebagau berikut : Keterangan Terus Produksi Ditutup Disewakan Tanpa Kegiatan Penjualan 1.050.000.000 0 0 Pendapatan Sewa 0 175.000.000 0 Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0 Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0 Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0 Biaya overhead tetap 240.000.000 168.000.000 96.000.000 Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0 Biaya pemasaran tetap 40.000.000 28.000.000 16.000.000 Biaya administrasi tetap 90.000.000 63.000.000 36.000.000 Laba usaha (120.000.000) (84.000.000) (148.000.000)
  • 17. Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan untuk menjual produknya dalam kondisi tertentu atau meneruskan proses produksinya. 5. Keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut PT. Sandang Indah adalah sebuah perusahaan produsen kain tenun yang berlokaksi di Surabaya. Kapasitas produksi perusahaan ini dalam saty tahun sebesar 100.000 meter kain. Fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan memungkinkan bagi perusahaan untuk memproses lebih lanjut kain tenunan produk perusahaan menjadi pakain jadi untuk anak-anak, pakaian jadi pria dewasaa, dan pakaia wanita. Jika dijual langsung dalam bentuk kain tenunan, setiap meter kain memiliki harga jual sebesar Rp 45.000 sedangkan untuk menghasilkan 100.000 meter kain dibutuhkan biaya sebesar : Biaya bahan baku langsung Rp 1.500.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000.000 Biaya overhead variabel Rp 400.000.000 Biaya overhead tetap Rp 1.000.000.000 Biaya pemasaran variabel Rp 150.000.000 Biaya pemasaran tetap Rp 300.000.000 Biaya administrasi Rp 250.000.000 #Total Rp3.800.000.000
  • 18. Untuk memproduksi lebih lanjut menjadi pakaianjadi, dibutuhkan biaya tambahan per unit pruduk sebesar : Keterangan Pakaian anak Kemeja pria Pakaian wanita Biaya bahan baku langsung 4.000 3.000 5.000 Biaya tenaga kerja langsung 5.000 4.000 6.000 Biaya overhead variabel 1,5000 1.5000 1.500 Pilihan apakah yang harus diambil manajemen PT. Sandan Indah : 1. Menjual produknya dalam bentuk kain tenun? 2. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk pakaian anak? 3. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk kemeja pria? 4. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk pakaian wanita?
  • 19. Jika perusahaan memilih untuk menjual produknya dalam bentuk kain saja tanpa memprosesnya lebih lanjut, maka perusahaan akan memperoleh laba usaha sebesar Rp 700.000.000. Jika perusahaan memilih memproses kain menjadi 60.000 stel pakaian anak, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung, misalnya, bertambah menjadi Rp 440.000.000 (Rp 200.000.000 + (60.000 x 4.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp 700.000.000 ( Rp 400.000.000 + (60.000 x 5.000)). Dan biaya pemasaran variabel berubah menjadi Rp 240.000.000 ( Rp 150.000.000 + (60.000 x 1.500)). Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp 1.270.000.000. Jika perusahan memilih memproses kain menjadi 50.000 stel kemeja pria, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung misalnya, bertambah menjadi Rp 350.000.000 ( Rp 200.000.000 + (50.000 x 3.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp 600.000.000 ( Rp 400.000.000 + (50.000 x 4.000)). Dan biaya pemasaran variabel berubah menjadi Rp 225.000.000 ( Rp 150.000.000 + (50.000 x 1.500 )).
  • 20. Keterangan Memproduksi Sendiri Membeli dari Pihak Lain Mesin tidak digunakan Mesin desewakan Produksi ekstra Penjualan 4.500.000.000 5.700.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000 Biaya –biaya : -Biaya bahan lansung 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 -Tenaga kerja langsung 200.000.000 440.000.000 350.000.000 400.000.000 -Overhead variabel 400.000.000 700.000.000 600.000.000 640.000.000 -Overhead tetap 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 -Pemasaran variabel 150.000.000 240.000.000 225.000.000 210.000.000 -Pemasaran tetap 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 -Aadministrasi tetap 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000 Laba usaha 700.000.000 1.270.000.000 1.775.000.000 1.700.000.000 Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp 1.775.000.000.
  • 21. Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai perusahaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan tidak mengalami kerugian, seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah dibebankan pada volume impas tersebut. Itu berarti, perusahaan dapat menghitung biaya produknya hanya dengan menghitung biaya variabelnya. Itu berarti, harga jual yang murah hanya menghitung variabelnya saja. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume penjualan alternatif. Hubungan Dengan Titik Impas
  • 22. Berikut ini contoh pemanfaatan analisis biaya diferensial dalam menyelesaikan persoalan menerima atau menolak pesanan tambahan. Kapasitas produksi PT. Mutiara Niaga per tahun adalah sebesar 180.000 unit. Untuk tahun mendatang perusahaan merencanakan untuk menjual produknya dengan harga Rp 15.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 180.000 unit tersebut adalah sebagai berikut : - Biaya Bahan Baku Langsung Rp 540.000.000 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 630.000.000 - Biaya Overhead Variabel Rp 270.000.000 - Biaya Overhead Tetap Rp 350.000.000 - Biaya Pemasaran Variabel Rp 180.000.000 - Biaya Pemasaran Tetap Rp 150.000.000 - Biaya Administrasi Rp 100.000.000 Total Rp 2.220.000.000
  • 23. Karena titik impas dicapai pada volume penjualan sebesar 100.000 unit, maka berarti pada volume penjualan inilah perusahaan tidak akan mengalami rugi. Dan jika keinginan menguasai pasar di wilayah Sulawesi, maka perusahaan dapat menjual kepada PT.Koinmas sebanyak 80.000 unit, yaitu sebanyak volume kapasitas produksi dikurangi dengan volume penjualan impas.
  • 24. Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah harga telah ditetapkan pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaanya perusahaan mengubah harga jual menjadi lebih rendah, maka akan berpengaruh langsung terhadap perolehan laba perusahaan. Laba usaha yang dianggarkan tdiak akan tercapai. Tetapi jika perusahaan mempertimbangkan faktor lain seperti menguasai pasar di wilayah tertentu maka, laba yang tidak tercapai akan ditolerir. Dengan harapan, setelah pasar dikuasai, perusahaan dapat merubah kebijakan penjualannya pada waktu mendatang. PENGARUH TERHADAP ANGGARAN LABA
  • 25. Berikut ini contoh keputusan untuk menjual sebanyak 80.000 unit kepada PT.Koinmas dengan harga Rp 12.000 per unit pasti menyebabkan perusahaan tidak akan mencapai laba yang dianggarkan sebelumnya. Keterangan Anggaran Realisasi Penjualan 2.700.000.000 2.460.000.00 0 BIaya-biaya: - Bahan Baku Langsung 540.000.000 540.000.000 - Tenaga KErja Langsung 630.000.000 630.000.000 - Overhead Variabel 270.000.000 270.000.000 - Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000 - Pemasaran Variabel 180.000.000 180.000.000 - Pemasarn Tetap 150.000.000 150.000.000 - Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000 Laba Usaha 480.000.000 240.000.000 Keterangan Anggaran (110.000 unit) Realisasi (180.000 unit) Penjualan 1.650.000.000 2.160.000.00 0 Biaya-biaya: - Bahan Baku Langsung 330.000.000 540.000.000 - Tenaga Kerja Langsung 385.000.000 630.000.000 - Overhead Variabel 165.000.000 270.000.000 - Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000 - Pemasaran Variabael 110.000.000 180.000.000 - PEmasaran Tetap 150.000.000 150.000.000 - Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000 Laba Usaha 90.000.000 60.000.000 Jadi, keputusan untuk menjual 80.000 unit produk perusahaan untuk wilayah Sulawesi dengan harga yang lebih rendah malah mengakibatkan perolehan laba usaha yang lebih rendah dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
  • 26. KESIMPULAN Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai parameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
  • 27. Rudiantor, Penganggaran, Penerbit Erlanga, Jakarta, 2009 http://feuhkel11.blogspot.co.id/2013/09/ analisis-hubungan-biaya-volume-laba- b-v.html http://catatanlengkapfatma.blogspot.co. id/2013/12/analisis-biaya-volume- laba.html DAFTAR PUSTAKA