SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1

Akuntansi Persediaan

     1.   PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN

          Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau
          barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu:
          Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.

          Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan
          dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok
          Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan
          yang ada di gudang.

          Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang
          dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya
          dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada
          (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat
          dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan
          sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya
          mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus
          dalam satu periode.

          Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum mencakup seluruh transaksi
          berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon


          Transaksi                           Sistem Periodek                                Sistem Perpetual

     Membeli        barang     Pembelian                                    Persediaan Brg Dag
1.   dagangan secara kredit                            10.000                                               10.000
     Rp 10.000                 Hutang
                                                                    10.000 Hutang                                          10.000
                               Hutang                                       Hutang
     Retur   pembelian   Rp
2.
     500
                                                          500                                                   500
                               Retur Pembelian
                                                                      500 Persediaan Brg Dag                                   500

                                                                            Piutang/Kas
                                                                                                              4.000
     Terdapat barang yang      Piutang/Kas                                  Penjualan                                        4.000
     dijual. Harga jual Rp
3.                                                      4.000
     4.000 dan harga pokok
     barang Rp 1.500           Penjualan                                    HPP
                                                                    4.000
                                                                                                              1.500
                                                                            Persediaan Brg Dag
                                                                                                             1.500
                               Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui
     Pada akhir tahun          karena tanpa inventarisasi fisik barang, persediaan,    namun inventarisasi perlu
                               tidak dapat diketahui persediaan yang ada  dilakukan



4.   Misalkan       menurut                               150
                               Ikhtisar L/R                               Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama
     perhitungan fisik pada
     akhir    tahun    saldo                                              dengan      saldo   rekening    persediaan,
     persediaan Rp 200 dan     Persediaan B.D.                            perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama
                                                                      150
     pada awal tahun Rp
     150.
                                                                          tidak perlu membuat jurnal.
2


                                   Persediaan B.D            200

                                   Ikhtisar L/R
                                                                          200




1.         MENENTUKAN COST DARI PERSEDIAAN AKHIR

           Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda, maka perusahaan akan
           mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih
           ada di gudang.

           Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:

           Januari 1 Persediaan         200 unit @ $10 = $2,000

                      12 Pembelian       400 unit @ $12 = $4,800

                      26 Pembelian       300 unit @ $11 = $3,300

                      30 Pembelian       100 unit @ $13 = $1,300

Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit. Tentukan:

           1.   Persediaan per 31 Januari 2006.
           2.   Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.

     Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual
adalah 1.000 – 300 = 700 unit. Karena harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai
dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:

                1.      FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga
                        persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.
                2.      LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan
                        akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.
                3.      Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun
                        yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.

Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.

     1.   Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik

                        FIFO

                Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang
                pertama kali dibeli, yaitu:

                     200 unit          @ $10 = $2,000

                     400 unit         @ $12 = $4,800

                     100 unit         @ $11 = $1,100

                     Harga pokok penjualan          $7,900
3

Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:

                    200 unit            @ $11 = $2,200

                    100 unit            @ $13 = $1,300

                    Persediaan akhir          $3,500

               1.     LIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:

                      100 unit            @ $13 = $1,300

                      300 unit            @ $11 = $3,300

                      300 unit            @ $12 = $3,600

                      Harga pokok penjualan            $8,200

               Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:

                      200 unit            @ $10 = $2,000

                      100 unit            @ $12 = $1,200

                      Persediaan akhir           $3,200

3). Metode Rata-rata

               Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat perhitungan sebagai berikut:


                                       Tanggal Keterangan     Unit     Harga per Unit    Jumlah
                                         Jan 1 Persediaan      200         $10           $2,000
                                           12 Pembelian        400         $12           $4,800
                                           26 Pembelian        300         $11          $3,300
                                           30 Pembelian       100          $13          $1,300
                                             Jumlah          1,000                      $11,400
                                               Rata-rata = $11,400 : 1,000               $11.4


               Harga pokok penjualan = 700 x $ 11.4 = $7,980

               Persediaan akhir             = 300 x $11.4 = 3,240

     1.   Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual

          Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir
          dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan
          suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini
          baru cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi.
4

        Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:


                      Tanggal      Keterangan     Unit    Harga Beli per Unit
                   Jan. 1          Persediaan     200            $10
                   12              Pembelian      400            $12
                   17              Dijual         300
                   26              Pembelian      300               $11
                   27              Dijual         200
                   28              Dijual         300
                   30              Pembelian      100               $13



        Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:



                                       Dibeli                        Dipakai                    Persediaan

                            Unit      Cost      Jumlah     Unit      Cost      Jumlah    Unit    Cost   Jumlah
 Tgl           Ket
Jan 1     Persediaan                                                                      200      10        2,000

                                                                                          200      10        2,000
12        Pembelian             400     12        4,800
                                                                                         400       12        4,800


                                                              200         10     2,000
17        Dijual                                                                         300       12        3,600
                                                              100         12     1,200


                                                                                          300      12        3,600
26        Pembelian         300         11       3,300
                                                                                         300       11        3,300


                                                                                          100      12        1,200
27        Dijual                                              200         12     2,400
                                                                                         300       11        3,300


                                                              100         12     1,200
28        Dijual                                                                         100       11        1,100
                                                              200         11    2,200


                                                                                          100      11        1,100
30        Pembelian         100         13       1,300
                                                                                         100       13        1,300
5

1.   MENAKSIR COST PERSEDIAAN

     Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau sistem perpetual sangat mahal untuk
     diterapkan. Suatu supermarket dengan beribu macam jenis persediaan mungkin akan terganggu operasionalnya jika
     setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan.
     Perusahaan asuransi dalam menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung
     secara fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis.

     Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode yang sering digunakan
     yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.

         1.   Metode Harga Eceran

              Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi cost dengan
              mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran. Contoh:

                             Harga Pokok (Cost)     Harga Eceran

              Persediaan 1 Januari 2005        $ 60,000        $ 100,000

              Pembelian Januari 2005           $ 540,000       $ 900,000

              Barang tersedia untuk dijual     $ 600,000       $ 1,000,000

              % Cost thd Harga Eceran=

      (600,000 : 1,000,000) x 100% = 60%

              Penjualan                        $ 700,000

              Persediaan akhir                 $ 300,000

              Nilai cost persediaan akhir = 60% x $ 300,000 = $ 180,000

         2.   Metode Laba Kotor

              Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama satu periode
              kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan. Untuk
              menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam rekening penjualan dikurangi dengan
              laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-nya. Jika belum diketahui, % laba kotornya
              digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya. Misalkan persediaan awal tahun 2005 $ 100,000 pembelian
              selama bulan Januari $ 1,200,000 dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar $ 90,000
              dan laba kotor 20% dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:

        Persediaan 1 Januari 2005             $ 100,000

        Pembelian Januari 2005                $ 1,200,000

        Barang tersedia untuk dijual           $ 1,300,000

        Penjualan                                 $ 900,000

         Laba Kotor (20% x $ 900,000)             $ 180,000

         Harga pokok barang yang dijual       $ 720,000

        Persediaan akhir                          $ 580,000
6

1.   MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA

     Nilai yang disajikan di neraca dpat saja nilai costnya seperti yang telah ditentukan dengan berbagai asumsi arus barang.
     Nilai yang disajikan di neraca dapat juga nilai pasarnya. Atau dapat juga dipilih yang terendah antara cost dengan harga
     pasarnya.

     Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost dengan harga pasarnya. Misalnya dalam
     perusahaan mempunyai persediaan dengan cost $ 1,000. Pada akhir tahun harga pasar dari persediaan tersebut adalah
     $ 900, maka yang disajikan di neraca adalah $ 900. Jika harga pasar barang tersebut adalah $ 1,100, maka yang
     disajikan di neraca adalah costnya yaitu $ 1,000.

     Yang dimaksud dengan cost adalah pasar harga yang tidak lebih tinggi dari ceiling dan tidak boleh lebih rendah dari floor.
     Ceiling adalah taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya penjualan barang tersebut. Floor adalah ceiling
     dikurangi dengan laba normal. Misalkan perusahaan telah menaksir biaya penjualan adalah 2% dari harga jual dan laba
     kotor yang normal bagi perusahaan itu adalah 20% dari harga jual maka berikut ini diberikan beberapa kemungkinan
     sebagai berikut:


                                                         Market

                                         Replacement     Floor    Ceiling   Market
                                 Cost                                                COMWIL
                        Kasus              Cost ($)      ($)       ($)       ($)
                                  ($)                                                      ($)
                        A        .65     .70             .55      .80       .70      .65
                        B        .65     .60             .55      .80       .60      .60
                        C        .65     .50             .55      .80       .55      .55
                        D        .50     .45             .55      .80       .55      .50
                        E        .75     .85             .55      .80       .80      .75
                        F        .90     1.00            .55      .80       .80      .80




Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena itu replacement cost akan mewakili market
untuk dibandingkan dengan cost yaitu $ .65. Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga yang
dilaporkan adalah cost nya yaitu $ .65.

Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling, dan floor oleh karena itu replacement cost dapat
mewakili market kemudian dibandingkan dengan cost $.65. Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca
adalah market.

Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor maka market diwakili oleh floor, kemudian dibandingkan dengan
cost, ternyata floor lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah floor

Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor dan dibandingkan dengan cost. Ternyata cost
lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah cost. Begitu juga kasus E.

Dalam kasus F, replacement cost di atas ceiling, sehingga ceiling, mewakili market dan dibandingkan dengan cost, ternyata
lebih rendah, sehingga yang disajikan di neraca adalah ceiling,.
7

                                                           SOAL LATIHAN

SOAL 1

Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:


Tanggal    Keterangan    Unit   Harga per Unit
  Jan 1    Persediaan    10         $50
      5    Pembelian     20         $55
    10     Pembelian     30         $60
    15     Penjualan     15
    20     Pembelian     20         $65
    25     Penjualan     25


Diminta:

     1.    Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.
     2.    Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing metode di atas.

SOAL 2

Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga ecerannya Rp 10.000.000,00. Pembelian bulan Januari
Rp 30.000.000,00, kemudian ditetapkan harga ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita yang ada pada cash
register, penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan
menggunakan metode harga eceran.

SOAL 3

Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari perusahaan telah membeli barang dengan harga
Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan Januari sebesar Rp 11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar 25% dari
harga jual. Berdasarkan data di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode laba kotor.

More Related Content

What's hot

Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangRyan Gamof
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)Diana Marlyna
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran PenjualanMarieska L
 
Ppt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialPpt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialYoshita Elsyanti
 
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangkaIndra Tugus
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostPT Lion Air
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaanSimon Patabang
 
Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...
Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...
Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...Lisa Fransisca
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
 

What's hot (20)

Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Analisis trend
Analisis trendAnalisis trend
Analisis trend
 
Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
 
Ppt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialPpt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensial
 
Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1
 
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...
Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...
Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus & Keputusan Menjual Atau Mempr...
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 

Viewers also liked

Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakansulkhi
 
Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiWirodat Az
 
Presentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang Baku
Presentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang BakuPresentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang Baku
Presentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang BakuMuhammad Fachryadi
 
Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2Aina Rachmasari
 
Penyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang Akuntansi
Penyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang AkuntansiPenyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang Akuntansi
Penyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang AkuntansiVadhalna Zulkarnaen
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGUofa_Unsada
 
Soal semester akuntansi sma kelas xii dan kunci
Soal semester akuntansi sma kelas xii dan kunciSoal semester akuntansi sma kelas xii dan kunci
Soal semester akuntansi sma kelas xii dan kunciVicxo CancerBoy's
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Area Pratama
 
Soal midle semester gasal myob kelas 11
Soal  midle semester gasal myob kelas 11Soal  midle semester gasal myob kelas 11
Soal midle semester gasal myob kelas 11Oemar Bakrie
 
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi PersekutuanBie
 
Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1
Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1
Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1STIE Banten
 
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikananSkripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikananSutny_Wulan_Sary_Puasa
 
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Vadhalna Zulkarnaen
 
Manajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerjaManajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerjaKen Prameswara
 
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi smaSoal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi smaAnis Rahayu
 

Viewers also liked (20)

Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 
Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansi
 
Presentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang Baku
Presentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang BakuPresentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang Baku
Presentasi sidang D3 Perancangan Program Persediaan Barang Baku
 
Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2Akuntansi persediaan,kelompok 2
Akuntansi persediaan,kelompok 2
 
Penyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang Akuntansi
Penyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang AkuntansiPenyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang Akuntansi
Penyelesaian Kasus Pencatatan Persediaan Barang Dagang Akuntansi
 
Tugas Akhir
Tugas Akhir Tugas Akhir
Tugas Akhir
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
 
Tugas Akhir
Tugas AkhirTugas Akhir
Tugas Akhir
 
Soal semester akuntansi sma kelas xii dan kunci
Soal semester akuntansi sma kelas xii dan kunciSoal semester akuntansi sma kelas xii dan kunci
Soal semester akuntansi sma kelas xii dan kunci
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
 
Soal midle semester gasal myob kelas 11
Soal  midle semester gasal myob kelas 11Soal  midle semester gasal myob kelas 11
Soal midle semester gasal myob kelas 11
 
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
 
Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1
Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1
Daftar Up yang diacc jur akuntansi s1
 
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikananSkripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
 
Pilihan ganda piutang wesel
Pilihan ganda piutang weselPilihan ganda piutang wesel
Pilihan ganda piutang wesel
 
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...
 
Manajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerjaManajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerja
 
Tugas Akhir
Tugas AkhirTugas Akhir
Tugas Akhir
 
Soal myob kls xii
Soal myob kls xiiSoal myob kls xii
Soal myob kls xii
 
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi smaSoal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
 

Similar to Akuntansi persediaan

Metode pencatatan persediaan secara periodik
Metode pencatatan persediaan secara periodikMetode pencatatan persediaan secara periodik
Metode pencatatan persediaan secara periodikSagungOkaPradnyawati
 
Chapter 4_Persediaan.pdf
Chapter 4_Persediaan.pdfChapter 4_Persediaan.pdf
Chapter 4_Persediaan.pdfssuser80f389
 
Bab 5-persediaan
Bab 5-persediaanBab 5-persediaan
Bab 5-persediaanGede Arjana
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptxTaufan41
 
Bab vii. periode summary ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary   ikhtisar berkalaBab vii. periode summary   ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary ikhtisar berkalaFebri Phaniank
 
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)WADIYO .
 
Metode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdf
Metode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdfMetode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdf
Metode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdfDodi Suryadi
 
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2iresires
 
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2iresires
 
11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt
11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt
11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.pptRiskiWildan
 

Similar to Akuntansi persediaan (13)

Metode pencatatan persediaan secara periodik
Metode pencatatan persediaan secara periodikMetode pencatatan persediaan secara periodik
Metode pencatatan persediaan secara periodik
 
Chapter 4_Persediaan.pdf
Chapter 4_Persediaan.pdfChapter 4_Persediaan.pdf
Chapter 4_Persediaan.pdf
 
Bab 5-persediaan
Bab 5-persediaanBab 5-persediaan
Bab 5-persediaan
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
 
Bab vii. periode summary ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary   ikhtisar berkalaBab vii. periode summary   ikhtisar berkala
Bab vii. periode summary ikhtisar berkala
 
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
 
Metode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdf
Metode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdfMetode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdf
Metode Persediaan Fifo, Lifo dan Average.pdf
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
 
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
 
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
Kelompok 1 bab 2 xii ak 2
 
11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt
11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt
11. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN.ppt
 
Financial statement
Financial statementFinancial statement
Financial statement
 

Akuntansi persediaan

  • 1. 1 Akuntansi Persediaan 1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual. Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di gudang. Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode. Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon Transaksi Sistem Periodek Sistem Perpetual Membeli barang Pembelian Persediaan Brg Dag 1. dagangan secara kredit 10.000 10.000 Rp 10.000 Hutang 10.000 Hutang 10.000 Hutang Hutang Retur pembelian Rp 2. 500 500 500 Retur Pembelian 500 Persediaan Brg Dag 500 Piutang/Kas 4.000 Terdapat barang yang Piutang/Kas Penjualan 4.000 dijual. Harga jual Rp 3. 4.000 4.000 dan harga pokok barang Rp 1.500 Penjualan HPP 4.000 1.500 Persediaan Brg Dag 1.500 Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui Pada akhir tahun karena tanpa inventarisasi fisik barang, persediaan, namun inventarisasi perlu tidak dapat diketahui persediaan yang ada dilakukan 4. Misalkan menurut 150 Ikhtisar L/R Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama perhitungan fisik pada akhir tahun saldo dengan saldo rekening persediaan, persediaan Rp 200 dan Persediaan B.D. perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama 150 pada awal tahun Rp 150. tidak perlu membuat jurnal.
  • 2. 2 Persediaan B.D 200 Ikhtisar L/R 200 1. MENENTUKAN COST DARI PERSEDIAAN AKHIR Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang. Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut: Januari 1 Persediaan 200 unit @ $10 = $2,000 12 Pembelian 400 unit @ $12 = $4,800 26 Pembelian 300 unit @ $11 = $3,300 30 Pembelian 100 unit @ $13 = $1,300 Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit. Tentukan: 1. Persediaan per 31 Januari 2006. 2. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006. Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 – 300 = 700 unit. Karena harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut: 1. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir. 2. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal. 3. Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya. Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual. 1. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik FIFO Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu: 200 unit @ $10 = $2,000 400 unit @ $12 = $4,800 100 unit @ $11 = $1,100 Harga pokok penjualan $7,900
  • 3. 3 Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut: 200 unit @ $11 = $2,200 100 unit @ $13 = $1,300 Persediaan akhir $3,500 1. LIFO Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu: 100 unit @ $13 = $1,300 300 unit @ $11 = $3,300 300 unit @ $12 = $3,600 Harga pokok penjualan $8,200 Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu: 200 unit @ $10 = $2,000 100 unit @ $12 = $1,200 Persediaan akhir $3,200 3). Metode Rata-rata Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat perhitungan sebagai berikut: Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit Jumlah Jan 1 Persediaan 200 $10 $2,000 12 Pembelian 400 $12 $4,800 26 Pembelian 300 $11 $3,300 30 Pembelian 100 $13 $1,300 Jumlah 1,000 $11,400 Rata-rata = $11,400 : 1,000 $11.4 Harga pokok penjualan = 700 x $ 11.4 = $7,980 Persediaan akhir = 300 x $11.4 = 3,240 1. Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi.
  • 4. 4 Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut: Tanggal Keterangan Unit Harga Beli per Unit Jan. 1 Persediaan 200 $10 12 Pembelian 400 $12 17 Dijual 300 26 Pembelian 300 $11 27 Dijual 200 28 Dijual 300 30 Pembelian 100 $13 Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO: Dibeli Dipakai Persediaan Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Tgl Ket Jan 1 Persediaan 200 10 2,000 200 10 2,000 12 Pembelian 400 12 4,800 400 12 4,800 200 10 2,000 17 Dijual 300 12 3,600 100 12 1,200 300 12 3,600 26 Pembelian 300 11 3,300 300 11 3,300 100 12 1,200 27 Dijual 200 12 2,400 300 11 3,300 100 12 1,200 28 Dijual 100 11 1,100 200 11 2,200 100 11 1,100 30 Pembelian 100 13 1,300 100 13 1,300
  • 5. 5 1. MENAKSIR COST PERSEDIAAN Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau sistem perpetual sangat mahal untuk diterapkan. Suatu supermarket dengan beribu macam jenis persediaan mungkin akan terganggu operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis. Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor. 1. Metode Harga Eceran Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran. Contoh: Harga Pokok (Cost) Harga Eceran Persediaan 1 Januari 2005 $ 60,000 $ 100,000 Pembelian Januari 2005 $ 540,000 $ 900,000 Barang tersedia untuk dijual $ 600,000 $ 1,000,000 % Cost thd Harga Eceran= (600,000 : 1,000,000) x 100% = 60% Penjualan $ 700,000 Persediaan akhir $ 300,000 Nilai cost persediaan akhir = 60% x $ 300,000 = $ 180,000 2. Metode Laba Kotor Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama satu periode kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-nya. Jika belum diketahui, % laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya. Misalkan persediaan awal tahun 2005 $ 100,000 pembelian selama bulan Januari $ 1,200,000 dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar $ 90,000 dan laba kotor 20% dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut: Persediaan 1 Januari 2005 $ 100,000 Pembelian Januari 2005 $ 1,200,000 Barang tersedia untuk dijual $ 1,300,000 Penjualan $ 900,000 Laba Kotor (20% x $ 900,000) $ 180,000 Harga pokok barang yang dijual $ 720,000 Persediaan akhir $ 580,000
  • 6. 6 1. MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA Nilai yang disajikan di neraca dpat saja nilai costnya seperti yang telah ditentukan dengan berbagai asumsi arus barang. Nilai yang disajikan di neraca dapat juga nilai pasarnya. Atau dapat juga dipilih yang terendah antara cost dengan harga pasarnya. Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost dengan harga pasarnya. Misalnya dalam perusahaan mempunyai persediaan dengan cost $ 1,000. Pada akhir tahun harga pasar dari persediaan tersebut adalah $ 900, maka yang disajikan di neraca adalah $ 900. Jika harga pasar barang tersebut adalah $ 1,100, maka yang disajikan di neraca adalah costnya yaitu $ 1,000. Yang dimaksud dengan cost adalah pasar harga yang tidak lebih tinggi dari ceiling dan tidak boleh lebih rendah dari floor. Ceiling adalah taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya penjualan barang tersebut. Floor adalah ceiling dikurangi dengan laba normal. Misalkan perusahaan telah menaksir biaya penjualan adalah 2% dari harga jual dan laba kotor yang normal bagi perusahaan itu adalah 20% dari harga jual maka berikut ini diberikan beberapa kemungkinan sebagai berikut: Market Replacement Floor Ceiling Market Cost COMWIL Kasus Cost ($) ($) ($) ($) ($) ($) A .65 .70 .55 .80 .70 .65 B .65 .60 .55 .80 .60 .60 C .65 .50 .55 .80 .55 .55 D .50 .45 .55 .80 .55 .50 E .75 .85 .55 .80 .80 .75 F .90 1.00 .55 .80 .80 .80 Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena itu replacement cost akan mewakili market untuk dibandingkan dengan cost yaitu $ .65. Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga yang dilaporkan adalah cost nya yaitu $ .65. Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling, dan floor oleh karena itu replacement cost dapat mewakili market kemudian dibandingkan dengan cost $.65. Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah market. Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor maka market diwakili oleh floor, kemudian dibandingkan dengan cost, ternyata floor lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah floor Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor dan dibandingkan dengan cost. Ternyata cost lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah cost. Begitu juga kasus E. Dalam kasus F, replacement cost di atas ceiling, sehingga ceiling, mewakili market dan dibandingkan dengan cost, ternyata lebih rendah, sehingga yang disajikan di neraca adalah ceiling,.
  • 7. 7 SOAL LATIHAN SOAL 1 Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006: Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit Jan 1 Persediaan 10 $50 5 Pembelian 20 $55 10 Pembelian 30 $60 15 Penjualan 15 20 Pembelian 20 $65 25 Penjualan 25 Diminta: 1. Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average. 2. Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing metode di atas. SOAL 2 Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga ecerannya Rp 10.000.000,00. Pembelian bulan Januari Rp 30.000.000,00, kemudian ditetapkan harga ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita yang ada pada cash register, penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode harga eceran. SOAL 3 Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari perusahaan telah membeli barang dengan harga Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan Januari sebesar Rp 11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar 25% dari harga jual. Berdasarkan data di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode laba kotor.