Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan cryoprecipitate yang diperoleh dari fresh frozen plasma (FFP) dengan metode sentrifugasi. Prosesnya meliputi identifikasi donor darah, pengolahan FFP, dan pengolahan cryoprecipitate dengan melakukan pencairan dan sentrifugasi FFP untuk memisahkan cryoprecipitate. Cryoprecipitate kemudian disimpan pada suhu -30°C untuk menjaga kandungan faktor koagulasi.
Dokumen tersebut membahas tentang transfusi darah dan reaksi transfusi. Terdapat beberapa komponen darah yang dapat ditransfusikan seperti eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma. Reaksi transfusi dapat terjadi secara imunologis maupun non-imunologis, dengan manifestasi yang bervariasi dari ringan hingga fatal. Pencegahan dan penatalaksanaan reaksi transfusi perlu dilakukan.
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Tes darah lengkap merupakan pemeriksaan penting untuk mendiagnosis dan memantau penyakit. Pemeriksaan ini meliputi hitung sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin, hematokrit, dan indeks eritrosit yang memberikan informasi mengenai kondisi sel darah dan produksi sumsum tulang. Hasil tes darah lengkap dapat membantu diagnosis penyakit seperti anemia dan infeksi.
Makalah ini membahas tentang transfusi darah, termasuk definisi transfusi darah, jenis-jenis komponen darah dan manfaatnya, indikasi transfusi, komplikasi transfusi, dan contoh kasus yang membutuhkan transfusi darah.
This document provides an overview of chest x-ray interpretation. It discusses the normal anatomy seen on a chest x-ray and various technical aspects such as positioning, inspiration, and penetration. It then outlines the systematic RIPE (Rotation, Inspiration, Penetration, Exposure) method for evaluating chest x-ray quality prior to interpretation. The document details how to assess the lungs, heart, vessels, diaphragm, and other structures visible on a chest x-ray. Common abnormalities are also briefly mentioned. The goal is to teach healthcare professionals the important steps and anatomical landmarks for accurate chest x-ray interpretation.
Dokumen tersebut membahas tentang transfusi darah dan reaksi transfusi. Terdapat beberapa komponen darah yang dapat ditransfusikan seperti eritrosit, leukosit, trombosit, dan plasma. Reaksi transfusi dapat terjadi secara imunologis maupun non-imunologis, dengan manifestasi yang bervariasi dari ringan hingga fatal. Pencegahan dan penatalaksanaan reaksi transfusi perlu dilakukan.
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
Tes darah lengkap merupakan pemeriksaan penting untuk mendiagnosis dan memantau penyakit. Pemeriksaan ini meliputi hitung sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin, hematokrit, dan indeks eritrosit yang memberikan informasi mengenai kondisi sel darah dan produksi sumsum tulang. Hasil tes darah lengkap dapat membantu diagnosis penyakit seperti anemia dan infeksi.
Makalah ini membahas tentang transfusi darah, termasuk definisi transfusi darah, jenis-jenis komponen darah dan manfaatnya, indikasi transfusi, komplikasi transfusi, dan contoh kasus yang membutuhkan transfusi darah.
This document provides an overview of chest x-ray interpretation. It discusses the normal anatomy seen on a chest x-ray and various technical aspects such as positioning, inspiration, and penetration. It then outlines the systematic RIPE (Rotation, Inspiration, Penetration, Exposure) method for evaluating chest x-ray quality prior to interpretation. The document details how to assess the lungs, heart, vessels, diaphragm, and other structures visible on a chest x-ray. Common abnormalities are also briefly mentioned. The goal is to teach healthcare professionals the important steps and anatomical landmarks for accurate chest x-ray interpretation.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin di dalam darah. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, fisiologi eritrosit, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai jenis anemia seperti anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, anemia megaloblastik, dan anemia hemolitik.
Dokumen ini membahas tentang epidemiologi dan patogenesis tuberkulosis pada anak. Tuberkulosis pada anak merupakan masalah kesehatan penting di negara berkembang karena jumlah populasi anak yang besar. Sekitar 500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahunnya dan 200 anak meninggal akibat TB setiap harinya. Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung pada tingkat penularan, lama pajanan, dan daya tahan tubuh an
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Tuberkulosis resistan obat merupakan masalah kesehatan global yang meningkat. Di Indonesia, jumlah kasusnya diperkirakan 24.000 per tahun. Diagnosis dilakukan dengan tes cepat molekular dan biakan, sedangkan pengobatannya mengikuti panduan WHO tanpa obat injeksi selama 9-20 bulan.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Dokumen tersebut menjelaskan mekanisme pembentukan dan transportasi bilirubin di hati dan usus, serta mekanisme patofisiologi yang menyebabkan ikterus. Bilirubin dibentuk dari degradasi heme di hati, lalu dikonjugasi dan ditransportasi ke empedu. Di usus, bilirubin dihidrolisis menjadi senyawa lain dan sebagian kecil diserap kembali ke hati (siklus enterohepatik). Ikterus disebabkan oleh pemb
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Karanganyar II yang mencakup langkah-langkah pemeriksaan laboratorium mulai dari pendaftaran pasien, pengambilan sampel oleh petugas, pemeriksaan sampel, hingga penyerahan hasil uji kepada pasien dan dokter merujuk. SOP ini bertujuan untuk memastikan pelayanan laboratorium berjalan sesuai prosedur yang dit
Bahan kontras radio grafi digunakan untuk meningkatkan visualisasi struktur internal dalam pemeriksaan medis dengan sinar-X. Terdapat dua jenis bahan dasar utama, yaitu barium sulfat dan iodium yang dapat diikat pada senyawa organik atau ionik. Bahan kontras modern berbasis iodium umumnya non-ionik dan larut dalam air untuk mengurangi efek samping seperti reaksi alergi dan nefropati.
Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah leukemia kronis yang disebabkan oleh proliferasi sel myeloid yang tidak terkontrol akibat abnormalitas genetik. CML ditandai dengan leukositosis, dominasi sel neutrophil, dan kromosom Philadelphia. Terapi lini pertama untuk fase kronis adalah obat golongan tyrosine kinase inhibitor seperti imatinib, sedangkan untuk fase akselerasi dan krisis blastik direkomendasikan transplantasi sel punca darah.
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponennya dari donor ke pasien. Tujuannya antara lain mengganti kekurangan sel darah merah atau faktor pembekuan, serta meningkatkan oksigenasi jaringan. Pemeriksaan golongan darah dan crossmatching harus dilakukan untuk mencegah reaksi transfusi seperti demam, alergi, atau hemolisis."
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme hemostasis sekunder melalui jalur ekstrinsik. Secara singkat, dokumen menjelaskan tiga komponen utama dalam mekanisme ini yaitu pembuluh darah, trombosit, dan sistem pembekuan darah. Ketiga komponen tersebut bekerja sama untuk mencegah dan menghentikan perdarahan melalui vasokonstriksi, aktivasi trombosit, dan pembentukan fibrin.
Anemia merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit atau hemoglobin di dalam darah. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, fisiologi eritrosit, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai jenis anemia seperti anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, anemia megaloblastik, dan anemia hemolitik.
Dokumen ini membahas tentang epidemiologi dan patogenesis tuberkulosis pada anak. Tuberkulosis pada anak merupakan masalah kesehatan penting di negara berkembang karena jumlah populasi anak yang besar. Sekitar 500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahunnya dan 200 anak meninggal akibat TB setiap harinya. Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung pada tingkat penularan, lama pajanan, dan daya tahan tubuh an
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Tuberkulosis resistan obat merupakan masalah kesehatan global yang meningkat. Di Indonesia, jumlah kasusnya diperkirakan 24.000 per tahun. Diagnosis dilakukan dengan tes cepat molekular dan biakan, sedangkan pengobatannya mengikuti panduan WHO tanpa obat injeksi selama 9-20 bulan.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Dokumen tersebut menjelaskan mekanisme pembentukan dan transportasi bilirubin di hati dan usus, serta mekanisme patofisiologi yang menyebabkan ikterus. Bilirubin dibentuk dari degradasi heme di hati, lalu dikonjugasi dan ditransportasi ke empedu. Di usus, bilirubin dihidrolisis menjadi senyawa lain dan sebagian kecil diserap kembali ke hati (siklus enterohepatik). Ikterus disebabkan oleh pemb
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Karanganyar II yang mencakup langkah-langkah pemeriksaan laboratorium mulai dari pendaftaran pasien, pengambilan sampel oleh petugas, pemeriksaan sampel, hingga penyerahan hasil uji kepada pasien dan dokter merujuk. SOP ini bertujuan untuk memastikan pelayanan laboratorium berjalan sesuai prosedur yang dit
Bahan kontras radio grafi digunakan untuk meningkatkan visualisasi struktur internal dalam pemeriksaan medis dengan sinar-X. Terdapat dua jenis bahan dasar utama, yaitu barium sulfat dan iodium yang dapat diikat pada senyawa organik atau ionik. Bahan kontras modern berbasis iodium umumnya non-ionik dan larut dalam air untuk mengurangi efek samping seperti reaksi alergi dan nefropati.
Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah leukemia kronis yang disebabkan oleh proliferasi sel myeloid yang tidak terkontrol akibat abnormalitas genetik. CML ditandai dengan leukositosis, dominasi sel neutrophil, dan kromosom Philadelphia. Terapi lini pertama untuk fase kronis adalah obat golongan tyrosine kinase inhibitor seperti imatinib, sedangkan untuk fase akselerasi dan krisis blastik direkomendasikan transplantasi sel punca darah.
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponennya dari donor ke pasien. Tujuannya antara lain mengganti kekurangan sel darah merah atau faktor pembekuan, serta meningkatkan oksigenasi jaringan. Pemeriksaan golongan darah dan crossmatching harus dilakukan untuk mencegah reaksi transfusi seperti demam, alergi, atau hemolisis."
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme hemostasis sekunder melalui jalur ekstrinsik. Secara singkat, dokumen menjelaskan tiga komponen utama dalam mekanisme ini yaitu pembuluh darah, trombosit, dan sistem pembekuan darah. Ketiga komponen tersebut bekerja sama untuk mencegah dan menghentikan perdarahan melalui vasokonstriksi, aktivasi trombosit, dan pembentukan fibrin.
SOP ini menjelaskan prosedur pengambilan, pengemasan, penyimpanan dan pengiriman spesimen viral load HIV di UPTD Puskesmas Talawi, meliputi pengambilan darah pasien, pemisahan plasma, pengemasan dan pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan menggunakan aplikasi SITRUST-HIV. Spesimen disimpan sesuai suhu dan waktu tertentu sebelum dikirim untuk pemeriksaan.
SOP ini menjelaskan prosedur pengambilan, pengemasan, penyimpanan dan pengiriman spesimen darah untuk pemeriksaan viral load HIV di Puskesmas Talawi, meliputi pengambilan darah pasien, pemisahan plasma, pengemasan dan pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan menggunakan aplikasi SITRUST-HIV, serta penyimpanan spesimen sesuai suhu dan waktu tertentu.
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...Yusindrawati
SPO menjelaskan prosedur pengambilan, pengemasan, penyimpanan, dan pengiriman spesimen darah untuk pemeriksaan viral load HIV. Termasuk pengambilan darah pasien, pemisahan plasma, pengemasan spesimen, penyimpanan, dan pengiriman melalui aplikasi SITRUST-HIV untuk memastikan kualitas dan keamanan spesimen.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan kadar fibrinogen menggunakan metode Clauss, termasuk prinsip, prosedur, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasilnya."
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, pengiriman, dan penyimpanan spesimen laboratorium. Terdapat informasi mengenai jenis spesimen, volume darah yang dibutuhkan, antikoagulan yang digunakan, stabilitas parameter, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil laboratorium.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi produk-produk darah PMI, meliputi komponen darah yang ada seperti darah utuh, sel darah merah, plasma beku, trombosit konsentrat, dan plasma cair. Juga dibahas mengenai cara pemeriksaan infeksi menular lewat transfusi darah dengan metode ChLIA dan NAT. Produk-produk baru seperti tromboapheresis, sel darah merah pediatrik, plasma konvalesen, dan leukodepleted juga dij
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme pengolahan darah yang mencakup proses pemisahan dan penyimpanan komponen darah di Unit Transfusi Darah Cabang Kota Semarang. Proses tersebut meliputi pemeriksaan konfirmasi donor, pemisahan komponen darah menggunakan sentrifugasi, uji saring infeksi, silang keserasian, dan penyimpanan komponen darah.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. P R O G R A M S T U D I I L M U P A T O L O G I K L I N I K
P R O G R A M P E N D I D I K A N D O K T E R S P E S I A L I S
F A K U L T A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S H A S A N U D D I N / R S U P D R . W A H I D I N S U D I R O H U S O D O
PENGOLAHAN CRYOPRECIPITATE
Calvarica Lun Lolongan
Pembimbing I : Dr. dr. Sri Julyani, M.Kes, Sp.PK
Pembimbing II : dr. Raehana Samad M.Kes, Sp.PK(K)
1
Tutorial Hematologi
2. I. PENDAHULUAN
2
• Komponen ad/ pengobatan yang dapat memberikan
respon lebih baik dibandingkan transfusi Whole Blood
(WB).
• komponen darah juga menjadi pilihan pengobatan untuk
meminimalkan volume transfusi.
• Komponen darah harus diolah dari darah yang diambil
secara aseptik dari pendonor yang telah dinilai dan telah
memenuhi kriteria
• Cryoprecipitate adalah salah satu komponen darah,
didapat dari Fresh Frozen Plasma (FFP) yang berasal dari
Whole Blood (WB) atau apheresis yg berisi Faktor VIII,
Faktor XIII, Faktor Von Willebrand, Fibrinogen dan
Fibronectin dengan kadar yang signifikan.
3. I. PENDAHULUAN
3
• Cryoprecipitate mengandung faktor koagulasi labil,
kaya glikoprotein dengan berat molekul tinggi yang
mengandung fraksi cryoglobulin plasma.
• Cryoprecipitate bagian plasma tidak terlarut pada
pencairan FFP pada 1–6° C (10–15 mL).
• Satu kantong produk kriopresipitat idealnya
mengandung faktor VIII 70–80 IU/unit, faktor von
Willebrand ≥100 mg/unit, fibrinogen 5–10 mg/dL dan
30% faktor XIII.
• Suhu penyimpanan terbaik kriopresipitat adalah –
30° C dan dapat disimpan dalam waktu 1 tahun
4. I. PENDAHULUAN
4
Pemberian kriopresipitat sebanyak 10 unit/kgBB dapat menaikkan faktor VIII sebanyak
30-50%, namun demikian pengawasan dan ketepatan volume tiap kantong kriopresipitat
sangat perlu diperhatikan karena mempengaruhi dosis pengobatan.
Satu unit kantong kriopresipitat berasal dari satu (1) kantong whole
blood (WB) triple bag dengan volume 350 mL 40 mL plasma
berisi ±15 mL kriopresipitat.
5. I. PENDAHULUAN
5
defisiensi faktor XIII
akan menjalani operasi
pada pasien yang mengalami
perdarahan
pasien dengan penyakit Von Willebrand yang mengalami
perdarahan atau yang tidak responsif terhadap terapi
INDIKASI
profilaksis pada pasien dengan
defisiensi fibrinogen yang akan
menjalani prosedur invasif
6. II. TUJUAN
6
Tutorial ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengolahan
cryoprecipitate yang diperoleh dari fresh frozen plasma (FFP) dengan
metode sentrifugasi.
7. III. METODE
7
A. Pra Analitik
1. Persiapan Donor:
Donor harus memenuhi syarat seleksi donor yaitu :
a. Interval antara donasi darah tidak boleh kurang dari 3 bulan untuk donor whole blood dan interval 2
minggu untuk donor plasma.
b. Donor harus berada dalam kondisi sehat, tidak ada gangguan mental, dan bugar secara fisik.
c. Usia donor sebaiknya 18-65 tahun dan memiliki berat badan tidak kurang dari 45 kg.
d. Kadar hemoglobin tidak kurang 12,5 mg/dL.
e. Donor tidak sedang menderita penyakit pernafasan akut dan penyakit kulit pada area tempat
flebotomi.
f. Tekanan darah, nadi, dan suhu dalam batas normal. Tekanan darah sistol tidak > 160mmHg,
tekanan diastol tidak > 90 mmHg, denyut nadi antara 60-100x/menit, suhu tubuh 370C.
8. III. METODE
8
A. Pra Analitik
2. Persiapan sampel:
a. Sampel berasal dari satu (1) kantong whole blood triple bag berisi 350 mL,
mengandung antikoagulan CPDA-1 (Citric Phosphate Dextrose Adenin-1).
b. Sampel dapat berasal dari FFP WB atau apheresis.
9. III. METODE
9
A. Pra Analitik
3. Alat dan bahan
a. Alat:
i. Electric sealer
ii. Komponen penyeimbang
iii. Electronic weighing machine
iv. Refrigerated centrifuge
v. Plasma expressor
vi. Timbangan digital
vii. Refrigerator / water bath Plasma freezing
viii. Freezer Alat: (1) Electric sealer; (2) Electronic weighing machine; (3)
Refrigerated centrifuge; (4) Plasma expressor; (5) Water bath; (6)
Freezer
10. III. METODE
10
A. Pra Analitik
3. Alat dan bahan
b. Bahan:
i. Whole blood
ii. Kantong darah jenis triple bags yang berisi
antikoagulan CPDA1
Bahan: Triple bags
11. III. CARA KERJA
11
B. Analitik
1. Prinsip Kerja
Cryoprecipitate dibuat dengan mencairkan FFP secara perlahan pada suhu 2-6°C. Proses
ini akan mengendapkan krioprotein seperti; FVIII, FXIII, faktor von Willebrand (VWF),
fibronektin dan fibrinogen.
12. III. CARA KERJA
12
B. Analitik
2. Prosedur Kerja
a. Penyadapan Darah:
i. Identifikasi kantong darah dengan : nomor kantong darah,
golongan darah, tanggal pengambilan, tanggal pembuatan,
jenis komponen darah, tanggal kadaluarsa, suhu simpan,
volume, petugas.
ii. Lakukan venipuncture dengan bersih dengan trauma
minimal.
iii. Pastikan darah mengalir dengan cepat dan tidak terputus.
iv. Goyangkan kantong selama penyadapan untuk mencampur
darah dengan antikoagulan.
v. Pisahkan komponen darah dalam waktu 5-8 jam.
13. III. CARA KERJA
13
B. Analitik
2. Prosedur Kerja
a. Pengolahan FFP:
Seluruh darah (350–450 mL) dikumpulkan dari donor yang
sehat, dalam kantong induk (No. 1) yang memiliki kantong
satelit ganda, rangkap tiga, empat kali lipat atau penta dengan
CPDA-1 atau larutan aditif. Fresh Frozen Plasma akan
dikumpulkan di kantong satelit pertama. Kantong satelit kedua
akan digunakan untuk pengumpulan cryoprecipitate. Kantong
utama berisi konsentrat sel darah merah yang disimpan secara
terpisah
Ilustrasi proses pembuatan FFP dan Cryoprecipitate (Hard Spin)
14. III. CARA KERJA
14
B. Analitik
2. Prosedur Kerja
b. Pengolahan FFP:
i. Ikat kantong tas satelit No. 2 dengan karet gelang dan
tandai sebagai cryopresipitate (jika menggunakan kantong
satelit ganda).
ii. Seimbangkan kantong darah yang diletakkan di dalam
bucket dengan menggunakan electronic weighing machine.
Berat bucket yang berlawanan harus sama.
iii. Pastikan suhu refrigerated centrifuge pada 40C. Tempatkan
bucket kantong darah ke dalam refrigerated centrifuge
secara diagonal pada posisi berlawanan.
iv. Pemutaran dilakukan dengan kecepatan 3500 RPM selama
15 menit pada suhu 50C atau pada 4000 RPM selama 7-10
menit pada suhu 40C.
Penyeimbangan
kantong darah pada
weighing machine9
Pemisahan sel dan
plasma darah dengan
pemutaran dingin
pada cryofuge
15. III. CARA KERJA
15
B. Analitik
2. Prosedur Kerja (lanjutan..)
b. Pengolahan FFP:
v. Setelah sentrifugasi, alirkan plasma ke kantong satelit No.
3, dan tinggalkan plasma kira-kira 70-80 ml pada kantong
induk. Bebaskan udara dari kantong satelit No. 3 dengan
cara memeras. Volume akhir adalah 200-220 ml.
vi. Segel tabung dengan electric sealer di dua titik diantara
kantong induk dan konektor Y dan lepaskan kantong
induk diantara segel. Kantong darah harus disimpan
dalam posisi horizontal pada suhu 2-60C.
vii. Masukkan plasma cair dimasukkan ke dalam tempat
pembeku plasma (plasma freezing place) ±15 menit.
Setelah plasma membeku, disimpan dalam bank darah
(blood bank) 2–6° C.
Pemisahan plasma
pada blood
expresser
Proses pembekuan
plasma pada plasma
freezing place /
contact freezer
16. III. CARA KERJA
16
B. Analitik
2. Prosedur Kerja (lanjutan..)
c. Pengolahan Cryoprecipitate:
i. Tempatkan kantong plasma padat didalam cryo-water bath dan
gantung kantong satelit yang menempel diluar cryo-water
bath, dan selama proses pencairan komponen kantong harus
diletakkan didalam paket plastik. Komponen kantong akan cair
dalam 30-45 menit
ii. Seimbangkan komponen plasma cair pada electronic weighing
machine. Berat bucket yang berlawanan harus sama.
iii. Pastikan suhu refrigerated centrifuge pada 40C. Tempatkan
bucket kantong darah ke dalam refrigerated centrifuge secara
diagonal pada posisi berlawanan.
iv. Lakukan pemutaran dengan kecepatan 4000 RPM selama 7-10
menit pada suhu 40C.
Plasma dicairkan
menggunakan cryo-
water bath
Pemisahan cryo-poor
plasma dari presipitat
dengan pemutaran
dingin pada cryofuge
17. III. CARA KERJA
17
B. Analitik
2. Prosedur Kerja (lanjutan..)
c. Pengolahan Cryoprecipitate:
V. Tempatkan kantong plasma pada plasma expresser dan
lepaskan karet gelang, lepas segel dari kantong satelit No.
2. Alirkan cryopresipitate ke kantong satelit No. 2. Sisakan
15-20 ml plasma beserta endapan putih. Volume
cryopresipitate tersedia 150-160 ml.
VI. Cyroprecipitate disimpan kembali pada suhu -800C atau
lebih rendah untuk dibekukan dan setelah 24 jam
pindahkan ke freezer -300C.
VII. Jika ada penundaaan pemberian cryoprecipitate maka
simpan pada kulkas bank darah pada suhu 2-60C tidak
lebih dari 6 jam.
Cryoprecipitate
disimpan pada
suhu -300C
18. III. CARA KERJA
18
C. Pasca Analitik
• Setiap unit cryoprecipitate umumnya menghasilkan 100-250 mg fibrinogen, 80-100 IU
faktor VIII, dan 50-60 mg fibronektin. Volume setiap unit kantong sekitar 15-18 mL
• R/ 1 kantong cryoprecipitate /5 kgBB meningkatkan kadar faktor VIII 50%.
• Untuk koreksi hipofibrinogenemia (<100mg/dL). R/ sekitar 10 kantong cryoprecipitate
meningkatkan fibrinogen hingga 1g/L.
• Pada pasien perdarahan obstetrik dengan acquired hypofibrinogenemia, (fibrinogen < 2.0
g/L), perdarahan massif / pre operatif ddgn acquired hypofibrinogenemia, (fibrinogen <
1.5 g/L). R/ cryoprecipitate 10 unit (1 unit/10kg).
• Cryoprecipitate juga mengandung fibronectin yang dapat memperbaiki fungsi
endothelial pada pasien kritis dengan sepsis
19. III. CARA KERJA
19
D. Quality Control (QC)
harus mampu menghasilkan komponen
darah yang memenuhi persyaratan,
ditunjukkan oleh validasi proses &
dikonfirmasi dengan pengambilan sampel
reguler produk komponen darah untuk
pemeriksaan kendali mutu, sampel dapat
diambil dari kantong darah secara aseptik
tanpa mengganggu sistem tertutup.
Parameter Dilakukan pada Spesifikasi Sampling
%
QC
Volume Semua kantong
30 - 40 mL (WB
derived) 54 - 66
mL
(aferesis)
Semua Kantong
75%
Faktor VIII Semua kantong 0,70 IU/mL
Setiap 2 bulan pooling 6 kantong
yang memiliki usia simpan 1 bulan
Setiap 2 bulan pooling 6 kantong
yang memiliki masa
penyimpanan bulanterakhir
75%
Fibrinogen Semua kantong 140 mg/Unit
1% dari total produk, minimal
4 unit per bulan
75%
Faktor VW
Semua kantong 100 IU/mL
Setiap 2 bulan pooling 6 kantong
yang memiliki usia
simpan 1 bulan
75%
Visual Sama dengan FFP
QC produk cryoperecipitate sesuai dengan PMK
No.91 Tahun 2015 tentang Standar pelayanan Darah