Program akselerasi di madrasah bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa agar dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Namun, pelaksanaannya masih menghadapi berbagai tantangan seperti kurangnya komunikasi sosial siswa dan kesulitan menyesuaikan kurikulum. Pakar menyarankan perlu pengembangan kompetensi siswa tidak hanya kognitif tetapi juga afektif dan ps
2. Latar Belakang Masalah:
1. Penyelenggaraan program akselerasi ini merupakan salah satu
implementasi dari Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4, yaitu “Bahwa warga
Negara yang memiliki kercerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus”.
2. Dengan mengacu pada berbagai hasil penelitian, diperkirakan
terdapat 2,2% anak usia sekolah yang memiliki kualifikasi CI+BI
(Cerdas Istimewa+Berbakat Istimewa)
3. Data BPS tahun 2006 terdapat 52.989.800 anak usia sekolah.
Artinya terdapat sekitar 1.059.796 anak usia sekolah yang
memiliki kualifikasi CI+BI. Berdasarkan data Asosiasi CI+BI
Nasional, baru sekitar 9551 anak CI+BI yang dapat mengikuti
program akselerasi
4. Di madrasah, dari 42.756 madrasah, baru 7 madrasah yang
menyelenggarakan program akselerasi. Ini berarti masih sedikit
sekolah/madrasah yang memberikan layanan pendidikan
kepada siswa CI+BI.
3. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana pengertian program akselerasi?
2. Bagaimana pedoman dan pelaksanaan program
akselerasi menurut tinjauan historis, yuridis dan
sosiologis?
3. Mengapa diperlukan program akselerasi?
4. Bagaimana pandangan pakar tentang program
akselerasi?
4. Akselerasi berasal dari Bahasa Inggris acceleration yang
berarti proses mempercepat; peningkatan kecepatan;
percepatan; laju perubahan kecepatan.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro, percepatan (acceleration)
adalah “Cara penanganan anak supernormal dengan
memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau
menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang
lebih singkat.”
Direktorat Jendral Luar Biasa menyebutkan bahwa “Jenis
akselerasi yang digunakan (di Indonesia) adalah telescoping,
yaitu mempersingkat waktu belajar dengan memberikan
materi yang esensial saja kepada siswa cerdas istimewa
(anak berbakat)”
Pengertian Program Akselerasi:
5. Program Akselerasi Tinjauan Historis:
1. Tokoh yang pertama kali merumuskan akselerasi adalah Pressy (1949)
2. 1974: Pemberian beasiswa bagi peserta didik Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbakat dan berprestasi
tinggi tetapi lemah kemampuan ekonomi keluarganya.
3. 1982: Balitbang Dikbud membentuk Kelompok Kerja Pengembangan
Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB).
4. 1984: Balitbang Dikbud menyelenggarakan perintisan pelayanan
pendidikan anak berbakat dari tingkat SD, SMP, SMA di satu daerah
perkotaan (Jakarta) dan satu daerah pedesaan (Kabupaten Cianjur).
berupa pengayaan (enrichment) dalam bidang sains (Fisika, kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), matematika,
teknologi (elektronika, otomotif, dan pertanian), bahasa (Inggris dan
Indonesia), humaniora, serta keterampilan membaca, menulis, dan
meneliti.
5. 1989: Di UUD-kan dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat 2 dan Pasal 24 ayat 1 & 5.
6. Dst.
6. Program Akselerasi Tinjauan Yuridis:
1. Dalam GBHN: 1983 "… Demikian pula perhatian khusus perlu
diberikan kepada anak -anak yang berbakat istimewa agar
mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara
maksimal".
2. 1988 “Anak didik berbakat istimewa perlu mendapat perhatian
khusus agar mereka dapat mengembangkan kemampuan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan pribadinya“. Dst.
3. Dalam Undang–Undang; Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sisdiknas Pasal 8 ayat (2) menegaskan: Warga negara yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak
memperoleh perhatian khusus.
4. Dalam Permendiknas; No.22 th.2006 tentang Standar Isi, yang
mengatur tentang beban belajar yang menggariskan bahwa:
Program percepatan belajar dapat diselenggarakan untuk
mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
7. Program Akselerasi Tinjuan Sosiologis:
Kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
dengan cara memberikan pengalaman belajar yang
berbeda dalam arti kedalaman, keluasan, percepatan,
maupun dalam jenisnya.
8. Tujuan Program Akselerasi:
Tujuan Umum
◦ Memberikan pelayanan terhadap peserta
didik yang memiliki karakteristik khusus
dari aspek kognitif dan efektifnya.
◦ Memenuhi hak asasinya selaku peserta
didik sesuai dengan kebutuhan
pendidikan dirinya
◦ Memenuhi minat intelektual dan
perspektif masa depan peserta didik.
◦ Menyiapkan peserta didik menjadi
pemimpin masa depan
9. Lanjutan >
Tujuan Khusus
Menghargai peserta didik yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa
untuk dapat menyelesaikan pendidikan
lebih cepat.
Memacu kualitas siswa dalam
menigkatkan kecerdasan spiritual,
intelektual dan emosional secara
berimbang.
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses pembelajaran peserta didik
10. Permasalahan pada Program Akselerasi
1. Selama pelaksanaan akselerasi di sekolah ini, saya
menemukan beberapa hal yang aneh. Antara lain siswa
terlihat kurang komunikasi, mengalami ketegangan, kurang
bergaul dan tidak suka pada pelajaran olah raga. Mereka
tegang seperti robot. Kami juga dapat laporan dari orang tua
bahwa kini mereka sulit berkomunikasi dengan anaknya.
(Wakil Kepsek)
2. Terdapat kesulitan karena sistem pendidikan yang
sentralistik. Jumlah pelajaran banyak, namum belum ada
layanan individual sesuai dengan bakat dan minat, akibatnya
siswa sangat merasa berat karena harus mempelajari semua
mata pelajaran dalam waktu yang sangat cepat.
3. Hasil tes pengukuran kecerdasan emosional menunjukan
bahwa skor kecerdasan emosional siswa akselerasi lebih
rendah dari pada siswa reguler.
11. Kurikulum Program Akselerasi
1. Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda
dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program regular.
Perbedaannya terletak pada penyusunan kembali struktur program
pengajaran dalam alokasi waktu yang lebih singkat, (SD 5th, SMP &
SMA masing-masing 2th)
2. Kurikulum yang digunakan pada program akselerasi adalah kurikulum
Nasional dan muatan lokal, yang dimodifikasi dengan penekanan
pada materi yang esensi dan dikembangkan melalui sistem
pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi
pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika serta
mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, sistemik, linier,
dan konvergen utuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa depan.
3. Kurikulum akselerasi ini dikembangkan secara diferensiatif. Artinya
kurikulum yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa.
12. Tinjuan Pakar:
Menurut pakar; siswa akselerasi
memang memperoleh percepatan
dalam hal perkembangan secara
kognitif, namun tidak dalam hal afektif
dan psikomotorik untuk
mengakomodasi kebutuhan adanya
pendidikan yang berkualitas bagi
semua pihak, termasuk bagi para
siswa unggul.