PENGERTIAN
Obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan. (Ngastiyah,2005)
ETIOLOGI
Obstruksi biliaris ini disebabkan oleh :
Batu empedu
Karsinoma duktus biliaris
Karsinoma kaput pankreas
Radang duktus biliaris komunis
Ligasi yang tidak disengaja pada duktus komunis (Sarjadi,2005)
Kista dari saluran empedu
Limfe node diperbesar dalam porta hepatis
Tumor yang menyebar ke sistem empedu (Zieve David,2009
PATOFISIOLOGI
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding empedu misalnya ada tomor atau penyempitan karena trauma. Batu empedu dan cacing askariasis sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan didalam lumen saluran. Pankreasitis, tumor caput pankreas, tumor kandung empedu atau anak sebar tumor ganas di daerah ligamentum hepato duodenale dapat menekan saluran empedu dari luar menimbulkan gangguan aliran empedu. (Reskoprojo,1995)
Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas tinja pucat biasanya dikaitkan dengan obstruksi empedu. Penyebab gatal (pruritus) yang berhubungan dengan obtruksi empedu yang tidak jelas. Sebagian percaya mungkin berhubungan dengan akumulasi asam empedu di kulit. Selain itu, mungkin berkaitan dengan pelepasan opioid endogen. (Judarwanto,2009)
Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan (sebagai strekobilin) di dalam feses. (Ngastiyah,2005)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1.Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan bilirubin)
2.Rontgen perut (tampak hati membesar)
3.Breath test
4.USG
5.Skrening hati
6.CT Scan
Penyakit duktus biliaris intrahepatik :
Atresia biliaris
Sirosis biliaris primer
Kolangitis sklerosing
PENATALAKSAAN
1.Medis
Penatalaksanaan medisnya dengan tindakan operasi. (Ngastiyah,2005)
2.Asuhan kebidanan
a.Mempertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, serta menghindarkan kontak infeksi).
b.Memberikan penjelasan kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada bayi berbeda dengan bayi lain yang kuning akibat hiperbilirubin biasa yang hanya dapat dengan terapi sinar atau terapi lain. (Ngastiyah,2005)
syaripin551siti@gmail.com
Hiperemesis gravidarun adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dn keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggusetelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani 2009).
PENGERTIAN
Obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan. (Ngastiyah,2005)
ETIOLOGI
Obstruksi biliaris ini disebabkan oleh :
Batu empedu
Karsinoma duktus biliaris
Karsinoma kaput pankreas
Radang duktus biliaris komunis
Ligasi yang tidak disengaja pada duktus komunis (Sarjadi,2005)
Kista dari saluran empedu
Limfe node diperbesar dalam porta hepatis
Tumor yang menyebar ke sistem empedu (Zieve David,2009
PATOFISIOLOGI
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding empedu misalnya ada tomor atau penyempitan karena trauma. Batu empedu dan cacing askariasis sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan didalam lumen saluran. Pankreasitis, tumor caput pankreas, tumor kandung empedu atau anak sebar tumor ganas di daerah ligamentum hepato duodenale dapat menekan saluran empedu dari luar menimbulkan gangguan aliran empedu. (Reskoprojo,1995)
Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas tinja pucat biasanya dikaitkan dengan obstruksi empedu. Penyebab gatal (pruritus) yang berhubungan dengan obtruksi empedu yang tidak jelas. Sebagian percaya mungkin berhubungan dengan akumulasi asam empedu di kulit. Selain itu, mungkin berkaitan dengan pelepasan opioid endogen. (Judarwanto,2009)
Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan (sebagai strekobilin) di dalam feses. (Ngastiyah,2005)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1.Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan bilirubin)
2.Rontgen perut (tampak hati membesar)
3.Breath test
4.USG
5.Skrening hati
6.CT Scan
Penyakit duktus biliaris intrahepatik :
Atresia biliaris
Sirosis biliaris primer
Kolangitis sklerosing
PENATALAKSAAN
1.Medis
Penatalaksanaan medisnya dengan tindakan operasi. (Ngastiyah,2005)
2.Asuhan kebidanan
a.Mempertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, serta menghindarkan kontak infeksi).
b.Memberikan penjelasan kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada bayi berbeda dengan bayi lain yang kuning akibat hiperbilirubin biasa yang hanya dapat dengan terapi sinar atau terapi lain. (Ngastiyah,2005)
syaripin551siti@gmail.com
Hiperemesis gravidarun adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dn keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggusetelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani 2009).
PENGERTIAN
Banyak beberapa pendapat mendefinisikan tentang Bercak Mongol ini, salah satunya yaitu menurut Mayes Midwifery Textbook mengatakan bahwa :
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.
ETIOLOGI
Bercak mongol merupakan bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Kemunculan tanda lahir disebabkan juga oleh adanya hal-hal tertentu yang terjadi dalam proses jalan lahir,misalnya trauma lahir atau terjadi pembuluh darah yang melebar. Soal bahaya atau tidak harus dilihat dulu dari perkembangan tanda lahir ini. Misalnya ada tanda kemerahan bila karena jalan lahir, biasanya sehari juga akan hilang tapi kalau setelah seminggu masih tetap ada maka harus dipantau lagi perkembangannya tapi tanda lahir ini tidak membahayakan.
Gejala dan tanda bercak mongol
Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
a.Luka seperti pewarnaan
b.Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit yang normal
c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
d.Bercak yang biasanya akan hilang dalam hitungan bulan atau tahun
e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan
Tanda bercak mongol yaitu :
a.bercak kebiru-biruan,kehitaman atau kecoklatan yang lebar,
b.biasanya timbul didaerah bokong.tempat timbul lainnya yaitu pada daerah pipi dan mata.
c.bercak ini timbul pada kehamilan 38 minggu.
d.bercak ini akan menghilang setelah beberapa bulan atau sekitar satu tahun.
Patofisiologi
Bercak Mongolian sering ditemukan pada daerah punggung dan pantat/pangkal paha bagian atas bayi-bayi kulit hitam (80-90%),bayi asia /oriental (75%) dan bayi kulit putih (10%).meskipun namanya bercak Mongolian ,namun tidak ada korealsi secara antropologis.bercak ini sebagian besar cenderung menghilang dan tertutup oleh pigmentasi normal dalam usia 1 tahun pertama,sebagian dalam usia 3-5 tahun
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Single parent adalah seorang yang tidak menikah atau berpisah yang telah memutuskan sebagai orang tua tunggal dalam rumah tangga. Keluarga merupakan kelembagaan (institusi) primer yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Setiap individu berangkat dari sistem sosial keluarga, sebelum ia memasuki sistem sosial keluarga, sebelum ia memasuki sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat, kemudian kembali dalam sistem sosial keluarga.
Keluarga juga merupakan subsistem (unit) kelembagaan terkecil dalam sistem sosial yang lebih besar, seperti masyarakat, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila ungkapan “Sumber kekuatan dan kesejahteraan suatu bangsa adalah kekuatan dan kesejahteraan keluarga” (Hendi, Dkk. 2001: 5).
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan keluarga, diperlukan ilmu pengetahuan tentang berbagai aspek yang menyangkut kehidupan keluarga, baik pola interaksi antar individu dalam keluarga maupun pola interaksi keluarga dalam keluarga maupun pola interaksi antar keluarga dalam sistem sosial yang lebih besar (masyarakat).
Keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang kuat daya tahannya karena kemampuannya dalam mengendalikan individu secara terus-meneruss. Hal ini penting mengingat setiap keluarga berfungsi sebagai pengantar pada masyarakat besar dan penghubung pribadi-pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar. Kita pun menjadi manusia yang berkat adanya keluarga.
Dengan bertambah kompleksnya kebudayaan, bagaimana sesungguhnya peran keluarga pada masa sekarang ini? dengan semakin kompleksnya kebudayaan akan membawa perubahan pada keluarga. Perubahan itu akan membawa konsekuensi terhadap hubungan antar anggota keluarga, hubungan keluarga dengan lembaga-lembaga sosial lainnya, bentuk keluarga, ketahanan keluarga, fungsi keluarga, peran anggota keluarga, dan sistem keluarga.
Dengan semakin kompleks permasalahn yang ada, juga dapat membawa perubahan pada keluarga. seperti perceraian. Ikatan mempertalikan suami dan istri dalam perkawinan kadangkala rapuh dan bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau bahkan perceraian. Dengan terjadinya perceraian maka dengan sendirinya fungsi keluarga akan mengalami gangguan dan pihak yang bercerai maupun anak-anak harus menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dengan demikian peningkatan angka perceraian dalam masyarakat pun membawa peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang harus hidup dengan salah satu orang tua saja, dan bahkan mungkin hidup terpisah dengan saudara kandungnya yang lain (Kamanto, 2004:64).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat adalah pengertian dari single parent dan dampak dari single parent.
1.3 Tujuan Umum
Makalah ini saya untuk menambah wawasan kepada mahasiswa terutama prodi DIII kebidanan dalam masalah kesehatan reproduksi pada wanita dalam dimensi social yang be
PENGERTIAN
Banyak beberapa pendapat mendefinisikan tentang Bercak Mongol ini, salah satunya yaitu menurut Mayes Midwifery Textbook mengatakan bahwa :
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.
ETIOLOGI
Bercak mongol merupakan bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Kemunculan tanda lahir disebabkan juga oleh adanya hal-hal tertentu yang terjadi dalam proses jalan lahir,misalnya trauma lahir atau terjadi pembuluh darah yang melebar. Soal bahaya atau tidak harus dilihat dulu dari perkembangan tanda lahir ini. Misalnya ada tanda kemerahan bila karena jalan lahir, biasanya sehari juga akan hilang tapi kalau setelah seminggu masih tetap ada maka harus dipantau lagi perkembangannya tapi tanda lahir ini tidak membahayakan.
Gejala dan tanda bercak mongol
Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
a.Luka seperti pewarnaan
b.Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit yang normal
c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
d.Bercak yang biasanya akan hilang dalam hitungan bulan atau tahun
e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan
Tanda bercak mongol yaitu :
a.bercak kebiru-biruan,kehitaman atau kecoklatan yang lebar,
b.biasanya timbul didaerah bokong.tempat timbul lainnya yaitu pada daerah pipi dan mata.
c.bercak ini timbul pada kehamilan 38 minggu.
d.bercak ini akan menghilang setelah beberapa bulan atau sekitar satu tahun.
Patofisiologi
Bercak Mongolian sering ditemukan pada daerah punggung dan pantat/pangkal paha bagian atas bayi-bayi kulit hitam (80-90%),bayi asia /oriental (75%) dan bayi kulit putih (10%).meskipun namanya bercak Mongolian ,namun tidak ada korealsi secara antropologis.bercak ini sebagian besar cenderung menghilang dan tertutup oleh pigmentasi normal dalam usia 1 tahun pertama,sebagian dalam usia 3-5 tahun
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa. Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Single parent adalah seorang yang tidak menikah atau berpisah yang telah memutuskan sebagai orang tua tunggal dalam rumah tangga. Keluarga merupakan kelembagaan (institusi) primer yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Setiap individu berangkat dari sistem sosial keluarga, sebelum ia memasuki sistem sosial keluarga, sebelum ia memasuki sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat, kemudian kembali dalam sistem sosial keluarga.
Keluarga juga merupakan subsistem (unit) kelembagaan terkecil dalam sistem sosial yang lebih besar, seperti masyarakat, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila ungkapan “Sumber kekuatan dan kesejahteraan suatu bangsa adalah kekuatan dan kesejahteraan keluarga” (Hendi, Dkk. 2001: 5).
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan keluarga, diperlukan ilmu pengetahuan tentang berbagai aspek yang menyangkut kehidupan keluarga, baik pola interaksi antar individu dalam keluarga maupun pola interaksi keluarga dalam keluarga maupun pola interaksi antar keluarga dalam sistem sosial yang lebih besar (masyarakat).
Keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang kuat daya tahannya karena kemampuannya dalam mengendalikan individu secara terus-meneruss. Hal ini penting mengingat setiap keluarga berfungsi sebagai pengantar pada masyarakat besar dan penghubung pribadi-pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar. Kita pun menjadi manusia yang berkat adanya keluarga.
Dengan bertambah kompleksnya kebudayaan, bagaimana sesungguhnya peran keluarga pada masa sekarang ini? dengan semakin kompleksnya kebudayaan akan membawa perubahan pada keluarga. Perubahan itu akan membawa konsekuensi terhadap hubungan antar anggota keluarga, hubungan keluarga dengan lembaga-lembaga sosial lainnya, bentuk keluarga, ketahanan keluarga, fungsi keluarga, peran anggota keluarga, dan sistem keluarga.
Dengan semakin kompleks permasalahn yang ada, juga dapat membawa perubahan pada keluarga. seperti perceraian. Ikatan mempertalikan suami dan istri dalam perkawinan kadangkala rapuh dan bahkan putus sehingga terjadi perpisahan atau bahkan perceraian. Dengan terjadinya perceraian maka dengan sendirinya fungsi keluarga akan mengalami gangguan dan pihak yang bercerai maupun anak-anak harus menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dengan demikian peningkatan angka perceraian dalam masyarakat pun membawa peningkatan gaya hidup khas keluarga bercerai, seperti hidup sendiri menjanda atau menduda, adanya anak yang harus hidup dengan salah satu orang tua saja, dan bahkan mungkin hidup terpisah dengan saudara kandungnya yang lain (Kamanto, 2004:64).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat adalah pengertian dari single parent dan dampak dari single parent.
1.3 Tujuan Umum
Makalah ini saya untuk menambah wawasan kepada mahasiswa terutama prodi DIII kebidanan dalam masalah kesehatan reproduksi pada wanita dalam dimensi social yang be
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
Di kota-kota besar yang ada di Indonesia masih banyak ditemui Ibu nifas yang sudah memasuki hari ke 4 pascasalin masih mengalami ketergantungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perubahan psikologis Fase Taking Hold pada Ibu nifas di Poli Obgyn RSI Jemursari Surabaya. Desain penelitian Deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 90 Ibu nifas. Besar sampel 73 responden diambil dengan teknik Probability Sampling tipe consecutive Sampling. Variabel penelitian perubahan psikologis fase taking hold. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis dengan statistic deskriftif. Hasil penelitian pada 73 responden didapatkan sebagian besar (60,27%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik, sebagian kecil (8,22%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang cukup, hampir setengah (31,50%) Ibu nifas masih mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang buruk. Sebagian besar Ibu nifas di Rumah Sakit Jemursari Surabaya, mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik. Peran tenaga kesehatan diharapkan sering memberikan pendidikan konseling tentang fase taking hold pada Ibu nifas, upaya meningkatkan kesejaterahaan dan kesehatan Ibu nifas, bayi, dan keluarga
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Pp skripsi demak
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG
KUNJUNGAN ANC DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG
KABUPATEN DAIRI TAHUN 2017
DEMAK ADELINA NABABAN
1601032781
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asuhan kehamilan merupakan pelayanan yang
diberikan pada ibu hamil untuk memonitoring,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu
hamil normal atau bermasalah. Kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga untuk memantau
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu.
Kehamilan dapat menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat. Sekarang ini secara umum telah diterima
bahwa setiap saat kehamilan membawa resiko kepada ibu.
WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa
sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta mengancam jiwanya.2
3. PENDAHULUAN
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera
Utara tahun 2016 menyatakan jumlah ibu hamil tahun 2015 di
Sumatera Utara sebanyak 335.459 sasaran ibu hamil, cakupan
ANC pertama (K1) sebesar 92,1% sementara cakupan K4 sebesar
82,3%. Apabila ibu hamil rutin melakukan kunjungan ANC
sesuai standar kunjungan tanpa menunggu adanya komplikasi
yang dirasakan maka kesehatan dan kesejahteraan ibu dan janin
dapat dijamin dengan mencegah dan mengetahui terlebih dini
terhadap komplikasi pada kehamilan.
Laporan dari Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang pada tahun 2016 diketahui jumlah sasaran ibu hamil
sebanyak 519 orang dengan target sebesar 95%. Cakupan
pelayanan K1 ibu hamil yang telah dicapai sebesar 69%
sedangkan cakupan pelayanan K4 ibu hamil sebesar 65%. Tahun
2017, target cakupan K4 sebesar 95% dari jumlah sasaran ibu
hamil sebanyak 585 orang. Adapun cakupan K4 ibu hamil yang
telah dicapai sampai dengan bulan Juli 2017 sebesar 37,6%.
4. Rumusan Masalah :
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang kunjungan ANC dengan kepatuhan pemeriksaan
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.
TUJUAN PENELITIAN
• Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap ibu hamil tentang kunjungan ANC dengan
kepatuhan pemeriksaan kehamilan di Wilayah
Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antenatal Care (ANC)
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post
partum sehat dan normal. Kunjungan antenatal care
adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.23
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap
individu yang bersifat preventif care untuk mencegah
terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin.24
6. TINJAUAN PUSTAKA
Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia memiliki arti kesetiaan, ketaatan, atau
loyalitas. Sedangkan menurut Oxford English Dictionary,
kepatuhan merupakan sebuah tindakan yang sesuai dengan,
atau hasil dari sebuah hasrat, permohonan, kondisi, petunjuk,
dan mengabulkan sebuah instruksi.
Kepatuhan disebut juga compliance atau adherence yang
berasal dari bahasa Latin complire yang bermakna untuk
memenuhi dan menyelesaikan sebuah tindakan, transaksi, atau
proses, serta untuk memenuhi sebuah janji. Efstathiou et al.
(2011) menawarkan definisi yang luas dari kepatuhan dalam
tatacara pelayanan kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut,
kepatuhan adalah tingkatan dari perilaku tertentu (contoh:
menuruti perintah dokter atau menerapkan gaya hidup sehat)
yang sesuai dengan instruksi dokter atau nasehat pelayanan
kesehatan.31
7. TINJAUAN PUSTAKA
Ibu Hamil
Kehamilan adalah suatu keadaan, dimana janin yang
dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya
diawali dengan proses pembuahan, kemudian diakhiri
dengan proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu
mata rantai yang berkesinambungan dan dimulai dari
ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan
ovum, proses konsepsi, nidasi pada endometrium,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil
konsepsi hingga kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak
lebih dari 300 hari (40 minggu). Lamanya kehamilan
mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
(40 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan
cukup bulan. Bila kehamilan lebih dari 40 minggu disebut
kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 dan 36
minggu disebut kehamilan prematur.29
8. TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.40
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Pengetahuan
(knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior)
9. TINJAUAN PUSTAKA
Sikap
Sikap adalah merespon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan
faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang,
tidak senang, setuju, tidak setuju, baik dan tidak baik dan
sebagainya). Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu, dengan kata lain fungsi sikap bukan merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi
merupakan faktor predisposisi perilaku.42,43
10. Jenis Penelitian survei analitik kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional.
Lokasi Penelitian Wilayah kerja Puskesmas
Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten
Dairi
Waktu Penelitian bulan Juli sampai dengan bulan
Agustus 2017.
Populasi seluruh ibu hamil trimester III yang
berada di wilayah Puskesmas Batang Beruh
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi yang
berjumlah 35 orang ibu hamil.
Sampel 35 orang. (Total Popullation)
BAB 3
METODE PENELITIAN
12. Aspek Pengukuran
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Kategori
Skala
Ukur
Variabel Independen
1. Pengetahuan Kuesioner - Skor >75-100% (16-20)
- Skor 55-75% (11-15)
- Skor <55% (1-10)
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang
Ordinal
2 Sikap Kuesioner - Skor >50% (51-80)
- Skor ≤50% (20-50)
2. Positif
1. Negatif
Ordinal
Variabel Dependen
3. Kepatuhan
Pemeriksaan
Kehamilan
Kuesioner - Lengkap K1-K4 :
TM I = 1 kali
TM II = 1 kali
TM III = 2 kali
- Tidak lengkap K1-K4
2. Patuh
1. Tidak Patuh
Nominal
13. Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan pengisian kuesioner
dengan cara wawancara langsung kepada responden.
Data sekunder data yang mendukung dalam
penelitian berupa data umum, yang diperoleh dari
dokumentasi administrasi Puskesmas Batang Beruh
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.
Uji Validitas untuk mengetahui sah/valid tidak suatu
kuisioner, suatu kuisioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut
Uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.
dikatakan reliabel bila hasil Alpa>0,6.
14. Univariat
Bivariat
menjelaskan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel independen dan
variabel dependen
Menjelaskan hubungan antara variabel
independen yang diduga kuat
mempunyai hubungan bermakna
dengan variabel dependen dengan
menggunakan uji chi square pada taraf
kepercayaan 95% yaitu untuk
menganalisis hubungan antara variabel
independen yaitu pengetahuan dan
sikap dengan variabel dependen yaitu
kepatuhan pemeriksaan kehamilan
15. HASIL PENELITIAN
Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017
UNIVARIAT
Karakteristik f %
Umur
≤21 tahun 1 2,9
≥22 tahun 34 97,1
Total 35 100,0
Pendidikan
Rendah 17 48,6
Tinggi 18 51,4
Total 35 100,0
Pekerjaan
Bekerja 17 48,6
Tidak Bekerja 18 51,4
Total 35 100,0
16. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.1 responden
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017. Berdasarkan hasil
pengumpulan data tentang karakteristik bahwa umur
responden lebih banyak yang berumur ≥22 tahun sebanyak 34
orang (97,1%) dan responden yang berumur ≤21 tahun
sebanyak 1 orang (2,9%). Berdasarkan hasil penelitian pada
tingkat pendidikan responden diketahui lebih banyak
responden berpendidikan rendah sebanyak 17 orang (48,6%)
dan berpendidikan tinggi sebanyak 18 orang (51,4%).
Berdasarkan hasil penelitian pada kategori pekerjaan
responden diketahui lebih banyak responden tidak bekerja
sebanyak 18 orang (51,4%) dan responden yang bekerja
sebanyak 17 orang (48,6%).
17. HASIL PENELITIAN
Pengetahuan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di
Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi tahun 2017
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 jumlah
responden sebanyak 35 orang diketahui responden
sebagian besar memiliki pengetahuan kurang sebanyak 14
orang (40,0%) dan responden yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 10 orang (28,6%).
No. Pengetahuan
Jumlah
f %
1. Baik 10 28,6
2. Cukup 11 31,4
3. Kurang 14 40,0
Jumlah 35 100,0
18. HASIL PENELITIAN
Sikap
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah
Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi tahun 2017
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 jumlah
responden sebanyak 35 orang diketahui responden yang
memiliki sikap positif sebanyak 20 orang (57,1%) dan
responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 15 orang
(42,9%).
No. Sikap Jumlah
f %
1. Positif 20 57,1
2. Negatif 15 42,9
Jumlah 35 100,0
19. HASIL PENELITIAN
Kepatuhan
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan di
Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi tahun 2017
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 jumlah
responden sebanyak 35 orang diketahui responden yang
patuh melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 18 orang
(51,4%) dan responden yang tidak patuh sebanyak 17
orang (48,6%).
No. Kepatuhan
Jumlah
f %
1. Patuh 18 51,4
2. Tidak Patuh 17 48,6
Jumlah 35 100,0
20. Hubungan Pengetahuan tentang ANC dengan Kepatuhan Pemeriksaan
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan tentang ANC dengan
Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja
Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten
Dairi tahun 2017
BIVARIAT
No. Pengetahuan
Kepatuhan ANC
Total p
value
Patuh Tidak Patuh
f % f % f %
1. Baik 9 90,0 1 10,0 10 100,0
0,000
2. Cukup 8 72,7 3 27,3 11 100,0
3 Kurang 1 7,1 13 92,9 14 100,0
Total 18 51,4 17 48,6 35 100,0
21. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat hasil penelitian tentang
hubungan pengetahuan responden terhadap ANC dengan kepatuhan
pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017 didapatkan
hasil sebanyak 10 orang kategori pengetahuan baik dimana 9 orang
(90,0%) yang patuh pemeriksaan kehamilannya dan 1 orang
(10,0%) yang tidak patuh. Diketahui dari 11 orang kategori
pengetahuan cukup dimana 8 orang (72,7%) yang patuh
pemeriksaan kehamilannya dan 3 orang (27,3%) yang tidak patuh.
Diketahui dari 14 orang kategori pengetahuan kurang dimana 1
orang (7,1%) yang patuh pemeriksaan kehamilannya dan 13 orang
(92,9%) yang tidak patuh
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 yang artinya ada
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan.
22. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah
Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi
tahun 2017
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Kepatuhan
Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang
Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017
BIVARIAT
No. Sikap
Kepatuhan ANC
Total p
value
Patuh Tidak Patuh
f % f % f %
1. Positif 14 70,0 6 30,0 20 100,0
0,011
2. Negatif 4 26,7 11 73,3 15 100,0
Total 18 51,4 17 48,6 35 100,0
23. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat hasil penelitian
tentang hubungan sikap responden dengan kepatuhan
pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang
Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017
didapatkan hasil sebanyak 20 orang kategori sikap positif
dimana 14 orang (70,0%) yang patuh pemeriksaan
kehamilannya dan 6 orang (10,0%) yang tidak patuh.
Diketahui dari 15 orang kategori sikap negatif dimana 4 orang
(26,7%) yang patuh pemeriksaan kehamilannya dan 11 orang
(73,3%) yang tidak patuh.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,011 yang artinya
ada hubungan sikap dengan kepatuhan pemeriksaan
kehamilan.
24. Hubungan Pengetahuan tentang ANC dengan Kepatuhan
Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang
Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi
tahun 2017 diketahui bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan kurang sebesar 14 orang (40,0%), responden yang
memiliki pengetahuan cukup sebesar 11 orang (31,4%) dan
responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 10 orang
(28,6%). Hasil penelitian dengan menggunakan analisis bivariat
diketahui nilai p = 0,000 (<0,05), hal ini menujukkan bahwa ada
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pemeriksan ANC.
Diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 14 orang dimana sebanyak 13 orang (92,9%) tidak
patuh, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik
mayoritas patuh melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 9
orang (90,0%).
PEMBAHASAN
25. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan
di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah
Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi tahun 2017 diketahui bahwa mayoritas
responden memiliki sikap positif sebesar 20 orang
(57,1%), responden yang patuh melakukan pemeriksaan
kehamilannya sebesar 14 orang (70,0%) dan responden
yang tidak patuh sebesar 6 orang (30,0%). Hasil penelitian
dengan menggunakan analisis bivariat diketahui nilai p =
0,011 (<0,05), hal ini menujukkan bahwa ada hubungan
sikap dengan kepatuhan pemeriksan ANC.
PEMBAHASAN
26. 1. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pemeriksaan
ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017 yang menunjukkan
nilai p-value<0,05.
2. Ada hubungan sikap dengan kepatuhan pemeriksaan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2017 yang menunjukkan
nilai p-value<0,05
Kesimpulan
27. 1. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi
perlunya peningkatan penyuluhan tentang manfaat
pemeriksaan kehamilan, serta dukungan dari petugas
kesehatan itu sendiri untuk meningkatkan pengetahuan ibu
dalam pemeriksaan kehamilan.
2. Disarankan bagi masyarakat agar lebih meningkatkan
pengetahuan tentang ANC dengan memanfaatkan dan
membaca buku KIA yang telah diberikan oleh bidan
sehingga dapat mengetahui manfaat kepatuhan
pemeriksaan ANC.
3. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemeriksaan ANC dengan variabel yang berbeda
seperti motivasi, persepsi dan lainya..
Saran