Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengetahuan manajemen bagi petugas kesehatan dalam mengelola program kesehatan masyarakat. Dokumen juga membahas prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat seperti definisi kesehatan masyarakat menurut Winslow dan pendekatan pencegahan penyakit primer, sekunder, dan tersier. Selain itu, dibahas pula perbedaan pendekatan lama dan pendekatan baru dalam ilmu kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan anak, dengan menjelaskan pengertian, tujuan, ruang lingkup, sasaran, prinsip, bentuk, strategi dan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat serta indikator keberhasilannya.
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
1. Pemerintah memiliki program untuk menangani masalah kesehatan reproduksi melalui 6 komponen utama yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, reproduksi usia lanjut, dan pemberdayaan perempuan
2. Program-program tersebut diimplementasikan dengan strategi seperti peningkatan kesadaran masyarakat, integrasi pelayanan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, dan pemberday
Modul 4 Bahan tayang APLIKASI ELSIMIL BAGI TIM PENDAMPING KELUARGA (1).pptxDesiIstiyantiUjung
Aplikasi Elsimil digunakan untuk pendampingan calon pengantin (catin) oleh tim pendamping keluarga dalam upaya pencegahan stunting. Catin mengakses aplikasi di ponsel untuk mengisi kuesioner kesehatan, sedangkan petugas mengaksesnya lewat website untuk memberikan pendampingan melalui fitur seperti chat dan catatan. Tujuannya adalah deteksi dini kondisi kesehatan catin agar dapat mencegah bayi lahir stunt
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus (DM), termasuk penyebab, gejala, jenis, prevalensi, faktor risiko, dan upaya pencegahan serta penanganannya. DM merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat gangguan produksi atau fungsi insulin. Prevalensinya terus meningkat, terutama di perkotaan. Kelompok berisiko tinggi adalah mereka dengan riwayat keluarga, obesitas, us
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengetahuan manajemen bagi petugas kesehatan dalam mengelola program kesehatan masyarakat. Dokumen juga membahas prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat seperti definisi kesehatan masyarakat menurut Winslow dan pendekatan pencegahan penyakit primer, sekunder, dan tersier. Selain itu, dibahas pula perbedaan pendekatan lama dan pendekatan baru dalam ilmu kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan anak, dengan menjelaskan pengertian, tujuan, ruang lingkup, sasaran, prinsip, bentuk, strategi dan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat serta indikator keberhasilannya.
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
1. Pemerintah memiliki program untuk menangani masalah kesehatan reproduksi melalui 6 komponen utama yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, reproduksi usia lanjut, dan pemberdayaan perempuan
2. Program-program tersebut diimplementasikan dengan strategi seperti peningkatan kesadaran masyarakat, integrasi pelayanan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, dan pemberday
Modul 4 Bahan tayang APLIKASI ELSIMIL BAGI TIM PENDAMPING KELUARGA (1).pptxDesiIstiyantiUjung
Aplikasi Elsimil digunakan untuk pendampingan calon pengantin (catin) oleh tim pendamping keluarga dalam upaya pencegahan stunting. Catin mengakses aplikasi di ponsel untuk mengisi kuesioner kesehatan, sedangkan petugas mengaksesnya lewat website untuk memberikan pendampingan melalui fitur seperti chat dan catatan. Tujuannya adalah deteksi dini kondisi kesehatan catin agar dapat mencegah bayi lahir stunt
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus (DM), termasuk penyebab, gejala, jenis, prevalensi, faktor risiko, dan upaya pencegahan serta penanganannya. DM merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi akibat gangguan produksi atau fungsi insulin. Prevalensinya terus meningkat, terutama di perkotaan. Kelompok berisiko tinggi adalah mereka dengan riwayat keluarga, obesitas, us
Praktek Promosi Kesehatan dengan mengadakan penyuluhan kesekolah sekolah. "penyuluhan kesehatan tentang perilaku CERDIK membangun generasi sehat" di SMA YPR 1 Jakarta oleh mahasiswa Kesehatan Masyarat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM - IMA ) Jakarta.
peningkatan sistem promotif dan preventif dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lebih ditekankan. Pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam resolusi aksi “CERDIK” menjadi suatu upaya dalam meningkatkan perilaku dan gaya hidup sehat. Aksi “CERDIK” itu sendiri pun seperti Cek Kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress. Aksi “CERDIK” merupakan upaya satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain dengan komponen-komponennya.
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
Modul ini memberikan panduan bagi fasilitator kelompok kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk membantu remaja merencanakan masa depannya dengan lebih baik, terutama terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga. Modul ini dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung program pemberdayaan remaja di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian risiko (risk assessment) dan surveilans berbasis risiko. Penilaian risiko melibatkan identifikasi bahaya, analisis risiko, dan penentuan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak suatu bahaya untuk menentukan tindakan penanggulangan. Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan yang lebih efisien untuk deteksi dini dengan melibatkan penilaian risiko dalam setiap langkah rancangan sistem
Dokumen tersebut membahas mengenai permasalahan stunting di Indonesia dan upaya pencegahannya. Stunting merupakan masalah gizi yang serius di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor gizi dan sanitasi buruk serta stimulasi yang kurang pada 1.000 hari pertama kehidupan. Upaya yang ditekankan adalah intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses air bersih, sanitasi, pendidikan, dan jaminan sosial serta intervensi g
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2020-2024 :
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Puskesmas Rias memiliki 9 bidan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk program KB. Cakupan pelayanan seperti kunjungan ibu hamil, persalinan, dan balita masih perlu ditingkatkan karena mobilitas penduduk yang tinggi dan laporan dari luar wilayah yang kurang. Program PKPR juga perlu ditingkatkan kerjasamanya dengan sekolah. Capaian target cakupan masih dibawah standar untuk beberapa pos pelayanan,
Dokumen tersebut membahas dampak korupsi yang sangat merugikan bagi eksistensi bangsa dan negara, seperti melemahnya perekonomian, meningkatnya kemiskinan dan kriminalitas, demoralisasi masyarakat, kerusakan birokrasi, gangguan sistem politik dan pemerintahan, serta melemahnya masa depan demokrasi.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas posyandu terintegrasi dan posyandu prima di Sumatera Barat yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan primer. Posyandu prima diintegrasikan dari berbagai pos pelayanan kesehatan untuk menyediakan layanan terpadu berdasarkan siklus hidup di tingkat desa. Posyandu diselenggarakan secara teratur untuk pemantauan kesehatan dan edukasi masyarakat.
Laporan ini memberikan ringkasan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan program UKM di Puskesmas Suela periode Januari-Maret 2017. Secara umum pelaksanaan program sudah sesuai prosedur kecuali beberapa kekurangan seperti keterlambatan pelaksanaan pemantauan garam, ketidakhadiran register pasien lansia, dan ketidaklengkapan alat pemeriksaan. Rencana tindak lanjut mencakup perbaikan data pasien, perekrutan tenaga kesehatan
Dokumen tersebut merangkum sejarah perjalanan The London Rubber Company yang kemudian berubah menjadi merek kondom Durex, mulai didirikan pada tahun 1915 hingga dibeli oleh Reckitt Benckiser pada tahun 2010. Durex menjadi merek kondom pertama yang melakukan berbagai inovasi seperti kondom dengan lubrikasi, bentuk anatomis, beragam warna dan rasa, serta kategori non-lateks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelayanan KB bagi remaja antara lain umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah. Remaja usia 20-24 tahun, pendidikan lebih tinggi, tinggal di perkotaan, dan mendapat pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah cenderung lebih membutuhkan pelayanan KB dibandingkan kelompok lainnya.
Praktek Promosi Kesehatan dengan mengadakan penyuluhan kesekolah sekolah. "penyuluhan kesehatan tentang perilaku CERDIK membangun generasi sehat" di SMA YPR 1 Jakarta oleh mahasiswa Kesehatan Masyarat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM - IMA ) Jakarta.
peningkatan sistem promotif dan preventif dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lebih ditekankan. Pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam resolusi aksi “CERDIK” menjadi suatu upaya dalam meningkatkan perilaku dan gaya hidup sehat. Aksi “CERDIK” itu sendiri pun seperti Cek Kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress. Aksi “CERDIK” merupakan upaya satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain dengan komponen-komponennya.
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
Modul ini memberikan panduan bagi fasilitator kelompok kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk membantu remaja merencanakan masa depannya dengan lebih baik, terutama terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga. Modul ini dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung program pemberdayaan remaja di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian risiko (risk assessment) dan surveilans berbasis risiko. Penilaian risiko melibatkan identifikasi bahaya, analisis risiko, dan penentuan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak suatu bahaya untuk menentukan tindakan penanggulangan. Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan yang lebih efisien untuk deteksi dini dengan melibatkan penilaian risiko dalam setiap langkah rancangan sistem
Dokumen tersebut membahas mengenai permasalahan stunting di Indonesia dan upaya pencegahannya. Stunting merupakan masalah gizi yang serius di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor gizi dan sanitasi buruk serta stimulasi yang kurang pada 1.000 hari pertama kehidupan. Upaya yang ditekankan adalah intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses air bersih, sanitasi, pendidikan, dan jaminan sosial serta intervensi g
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2020-2024 :
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Puskesmas Rias memiliki 9 bidan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk program KB. Cakupan pelayanan seperti kunjungan ibu hamil, persalinan, dan balita masih perlu ditingkatkan karena mobilitas penduduk yang tinggi dan laporan dari luar wilayah yang kurang. Program PKPR juga perlu ditingkatkan kerjasamanya dengan sekolah. Capaian target cakupan masih dibawah standar untuk beberapa pos pelayanan,
Dokumen tersebut membahas dampak korupsi yang sangat merugikan bagi eksistensi bangsa dan negara, seperti melemahnya perekonomian, meningkatnya kemiskinan dan kriminalitas, demoralisasi masyarakat, kerusakan birokrasi, gangguan sistem politik dan pemerintahan, serta melemahnya masa depan demokrasi.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas posyandu terintegrasi dan posyandu prima di Sumatera Barat yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan primer. Posyandu prima diintegrasikan dari berbagai pos pelayanan kesehatan untuk menyediakan layanan terpadu berdasarkan siklus hidup di tingkat desa. Posyandu diselenggarakan secara teratur untuk pemantauan kesehatan dan edukasi masyarakat.
Laporan ini memberikan ringkasan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan program UKM di Puskesmas Suela periode Januari-Maret 2017. Secara umum pelaksanaan program sudah sesuai prosedur kecuali beberapa kekurangan seperti keterlambatan pelaksanaan pemantauan garam, ketidakhadiran register pasien lansia, dan ketidaklengkapan alat pemeriksaan. Rencana tindak lanjut mencakup perbaikan data pasien, perekrutan tenaga kesehatan
Dokumen tersebut merangkum sejarah perjalanan The London Rubber Company yang kemudian berubah menjadi merek kondom Durex, mulai didirikan pada tahun 1915 hingga dibeli oleh Reckitt Benckiser pada tahun 2010. Durex menjadi merek kondom pertama yang melakukan berbagai inovasi seperti kondom dengan lubrikasi, bentuk anatomis, beragam warna dan rasa, serta kategori non-lateks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelayanan KB bagi remaja antara lain umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah. Remaja usia 20-24 tahun, pendidikan lebih tinggi, tinggal di perkotaan, dan mendapat pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah cenderung lebih membutuhkan pelayanan KB dibandingkan kelompok lainnya.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari tesis yang membahas peranan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) terhadap kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Buleleng, Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Puskesmas, keterlaksanaan program PKPR, dan peranan program PKPR terhadap kesehatan reproduksi remaja. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan usia pernikahan yang tepat dan menunda pernikahan pada usia dini untuk mencegah berbagai risiko kesehatan dan sosial bagi remaja dan keluarga."
Makalah ini membahas tentang keluarga berencana di Indonesia, termasuk kewajiban warga negara untuk mendukung program keluarga berencana guna menekan pertumbuhan penduduk yang pesat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi di Desa Pengkol, Kabupaten Sragen.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja di Indonesia. Program Generasi Berencana (GenRe) dari BKKBN berupaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang perencanaan keluarga agar dapat menunda pernikahan hingga usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pendewasaan usia perkawinan diharapkan dapat menurunkan angka fertilitas total dan memberikan kesempatan
Dokumen ini membahas persentase penggunaan alat kontrasepsi pada akseptor KB aktif di Provinsi Jawa Barat antara tahun 2008-2014. Tercatat penggunaan alat kontrasepsi paling tinggi pada tahun 2011 dengan 99,6%, dan terendah pada tahun 2014 dengan 73,2%. Kesimpulannya, kesadaran masyarakat sangat diperlukan agar program KB berjalan berhasil dan tidak terjadi penurunan jumlah akseptor KB.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Anindita Dyah Sekarpuri
Dokumen tersebut merupakan pegangan bagi fasilitator dalam modul edukasi remaja tentang perencanaan masa depan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Modul ini bertujuan melatih remaja untuk merencanakan masa depannya termasuk merencanakan kehidupan berkeluarga. Modul ini akan digunakan oleh pendidik sebaya di Pusat Informasi dan Konseling Remaja serta Kader Bina
This document discusses adult learning principles and andragogy. It begins with an overview of the objectives and topics to be covered, which include the meaning of andragogy, why adults learn, and characteristics of adult learners. Next, it defines andragogy as the art and science of helping adults learn, as opposed to pedagogy which focuses on teaching children. Some key characteristics of adult learners mentioned are that they learn for social or career reasons and due to personal interest.
The document discusses the four pillars of education according to UNESCO: learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be. It describes each pillar in 1-2 sentences. Learning to know involves acquiring reading, writing, and math skills. Learning to do focuses on vocational skills training. Learning to live together promotes awareness of diversity and involvement in collaborative projects. Learning to be supports the holistic development of individuals to realize their full potential. The document provides an overview of the four pillars of education framework established by UNESCO.
The document discusses Howard Gardner's theory of multiple intelligences, which suggests that traditional notions of intelligence based on IQ testing are too limited and that there are eight main types of intelligence: linguistic, logical-mathematical, musical, spatial, bodily-kinesthetic, naturalist, interpersonal, and intrapersonal. It provides descriptions of each type of intelligence, including characteristics of learners who possess that intelligence. The document concludes that most people can develop each of the eight intelligences to some degree, and that the intelligences often work together in complex ways.
Remaja di Sumatera Selatan masih kurang memahami kesehatan reproduksi. Pengetahuan tentang masa subur, pencegahan kehamilan, HIV/AIDS, dan anemia masih rendah. Program penyuluhan kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan melalui sekolah, media, dan organisasi kepemudaan untuk meningkatkan pemahaman remaja.
Snapshot SDKI 2012 disajikan oleh Imron A Hakim dan Dani SaputraUniversitas Sriwijaya
1. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 menemukan bahwa angka fertilitas total di Provinsi Sumatera Selatan adalah 2,8 anak per wanita, lebih tinggi dari rata-rata nasional 2,6 anak per wanita.
2. Pemakaian alat/cara keluarga berencana di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2012 sebesar 67,6% dari wanita yang menikah, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 61%.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
Policy brief remaja dan kb di sumatera selatan edit n posting
1. Policy Brief
PROFIL REMAJA DAN KB DI SUMATERA SELATAN
K
eluarga Berencana (KB) adalah salah satu program nasional yang termasuk dalam 11 prioritas
pembangunann pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014.
Sasaran utama program KB adalah pasangan usia subur yang umumnya sudah melewati masa
remaja. Meski demikian, kelompok usia remaja tidak diabaikan dalam penyebarluasan dan penanaman
norma KB. Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang program KB kepada para remaja,
diharapkan ketika mereka memiliki pasangan (menjadi pasangan usia subur), dapat menerapkan norma
KB tersebut dalam kehidupan berkeluarga mereka kelak. Untuk itu diperlukan data dan informasi tentang
KB dari para remaja melalui survey RPJM tahun 2012. Tentu, informasi dan data hasil survey ini sangat
bermanfaat untuk menyusun strategi dan program yang berkaitan dengan KB khusus untuk penduduk usia
remaja.
1. Karakteristik Remaja Sampel
39,4
a. Jumlah dan Umur Remaja
Survey RPJM 2012 membatasi umur remaja
pada kelompok penduduk yang berumur 15-24
tahun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun
2010 di Sumatera Selatan, jumlah remaja umur
15-24 tahun adalah 1.396.700 jiwa (709.926
laki-laki dan 686.774 perempuan) atau 18,7
persen dari total penduduk Sumatera Selatan
(7.450.394 jiwa). Adapun jumlah remaja yang
menjadi responden dalam survey RPJM 2012 di
Sumatera Selatan adalah 612 orang, terdiri dari
324 (53%) laki-laki dan 288 (47%) perempuan,
dengan komposisi umur 15-19 tahun 63,7 persen
dan umur 20-24 sebanyak 36,3 persen.
b. Tingkat Pendidikan Remaja
Tingkat pendidikan responden remaja di
Sumatera Selatan yang terbanyak adalah tamat
SMP (39,4%), kemudian tamat SMA sekitar 30
persen, dan yang tamat SD sekitar 18 persen
(Gambar 1). Data ini menggambarkan bahwa
secara umum tingkat pendidikan remaja
Sumatera Selatan masih rendah, bahkan hampir
20 persen belum menuntaskan wajib belajar 9
tahun.
34,3
18,7
4,4
3,2
Gambar 1. Tingkat Pendidikan Remaja
2. Pengetahuan
Berencana (KB)
tentang
Keluarga
Usia remaja adalah masa dimana seseorang
berada pada sebuah kondisi masa peralihan
antara anak-anak dan dewasa. Perubahan yang
terjadi pada usia remaja adalah perubahan secara
fisik maupun perubahan non fisik. Perubahan
(pertumbuhan dan perkembangan) tersebut
membawa remaja memasuki usia dewasa dan
siap bereproduksi. Sebelum memasuki fase
berepoduksi, diharapkan para remaja telah
memiliki pengetahuan tentang program Keluarga
Berencana (KB). Survey RPJM berhasil
“memotret” pengetahuan remaja Sumatera
Selatan tentang KB sebagai berikut.
Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan
1
2. a. Mendengar Salah Satu Cara/Alat KB
Mendengar
atau
mendengarkan
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan
informasi yang akan menjadi pengetahuan bagi
diri yang bersangkutan. Sebagaimana dimaklumi,
salah satu program KB adalah memperkenalkan
cara/alat KB. Hasil survey RPJM 2012
menunjukan sebagian besar (94,2%) remaja di
Sumatera Selatan pernah mendengar salah satu
cara/alat KB. Dengan demikian, relatif sedikit
(5,8%) remaja yang tidak pernah mendengar
salah satu cara/alat KB.
b. Pengetahuan Remaja tentang Jenis
Alkon/Cara KB
Badan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) memperkenalkan beragam jenis
alat/cara KB baik tradional maupun modern.
Hasil survey RPJM 2012 di Sumatera Selatan,
menunjukkan, secara umum remaja sudah
mendengar berbagai jenis alat kontrasepsi dan
cara KB (Gambar 1). Dari 7 jenis alat/cara KB
modern, nampaknya yang populer di kalangan
remaja adalah Pil (86,9%), Kondom (83,9%) dan
Suntikan (81,3%). Sebaliknya, sterilisasi
pria/vasektomi dan sterilisasi wanita (tubektomi)
merupakan cara KB yang kurang populer bagi
remaja, masing-masing hanya didengar oleh 24,3
persen dan 30,1 persen. Kemudian, cara-cara KB
tradisional cenderung hanya sedikit remaja yang
mengetahuinya. Cara KB dengan Pantang
Berkala hanya didengar oleh 13,2 persen,
Sanggama Terputus diketahui oleh 12,1 persen,
dan cara lainnya hanya 1 persen remaja. Cara KB
lainnya, seperti MAL (Metode amenorea laktasi
(MAL), yaitu kontrasepi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI), hanya diketahui
oleh 10,2 persen dan Kontrasepsi darurat hanya
didengar oleh 4,8 persen remaja.
83,9
Kondom
59,3
Susuk KB/Implan
d. Pelayanana KB bagi Remaja
Program pelayanan yang baik adalah
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam konteks pelayanan KB bagi remaja yang
belum menikah sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan mereka. Ada tiga macam program
layanan yang dapat diterima oleh remaja, yaitu
Penyuluhan KRR dan KB, dan Penyediaan,
pemasangan, pelayanan KB. Dari ketiga jenis
pelayanan tersebut, yang paling banyak diminati
dan diperlukan remaja adalah Penyuluhan KRR
dan KB (74,5%), kemudian Konseling KB
(44,8%) dan Penyediaan, pemasangan, pelayanan
KB (22,9%). Dengan demikian, berdasarkan data
ini, prioritas pelayanan KB untuk remaja adalah
penyelenggarakaan program penyuluhan KRR
dan KB.
e. Rencana Umur Menikah
46,0
IUD/spiral
86,9
Pil
Sterilisasi…
Untuk mendapatkan alat/layanan KB
tersedia di tempat pelayanan milik pemerintah
dan milik swasta. Remaja di Sumatera Selatan
belum
seluruhnya
mengetahui
tempat
mendapatkan
alat/layanan
KB
yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Hasil Survey
RPJM 2012 menunjukkan bahwa Rumah sakit
hanya diketahui oleh 49,6 persen dari 612
responden, Puskesmas/Puskesmas Pembantu
(Pustu) diketahui oleh 48,3 persen, dan pada
urutan ketiga adalah Klinik (10,3%). Tempat
layanan lain yang disediakan pemerintah adalah
PLKB (3,7%), Tim KB Keliling (0,8%), dan
Bakti Sosial (1,0%).
Tempat yang diselenggarakan swasta
untuk mendapatkan alat/layanan KB yang relatif
populer di kalangan remaja adalah Bidan (Bidan
Desa 32,6 persen dan Bidan Praktik 28,2 persen)
dan rumah sakit, 21,1 persen. Tempat layanan
lainnya adalah apotik dan klinik masing-masing
diketahui oleh 15,3 persen dan 10,9 persen
remaja. Data ini menggambarkan bahwa lebih
dari separuh remaja belum mengetahui tempat
mendapatkan alat dan pelayanan KB. Apabila
kondisi ini dibiarkan saja, tentu dapat
menyulitkan remaja ketika mereka sudah
menjadi pasangan usia subur (berkeluarga) untuk
mengikuti program KB.
81,3
Suntikan
Sterilisasi pria/vasektomi
c. Pengetahuan Remaja tentang Tempat
mendapatkan alat/ layanan KB
24,3
30,1
Untuk memperoleh informasi kapan
menikah, maka survey RPJM 2013 menanyakan
pada umur berapa merencanakan menikah. Pada
Gambar 2 terdapat sekitar 50 persen remaja
Gambar 1. Persentase Remaja menurut Jenis Alkon
/cara KB Moden
Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan
2
3. merencanakan menikah pada usia antara 23-25
tahun. Remaja wanita cenderung lebih banyak
(55,2%) dibandingkan pria
(49,9%) yang
merencakan menikah pada rentang umur ini.
Pada rentang umur 20-22 tahun cenderung sama
dengan pada rentang umur 23-25 tahun yaitu
wanita lebih banyak daripada pria. Sebaliknya
pada umur 26-27 remaja pria lebih banyak
dibandingkan wanita. Data ini menggambarkan
bahwa terdapat sedikit perbedaan rencana usia
menikah antara remaja pria dan wanita. Remaja
wanita cenderung merencanakan menikah pada
umur lebih muda dibandingkan remaja pria.
Namun, dilihat dari anjuran progtam KB,
umumnya remaja sudah merencanakan menikah
pada batas umur minimal yang disarankan, yaitu
20 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria.
Pria
Wanita
55,2
49,0
19,9
8,3
1,1
0,3
17,9
8,7
13,4
13,8
1,8
10,6
0,0
0,0
Gambar 2. Persentase Remaja menurut remcama
umur menikah
f. Jumlah Anak yang Diinginkan
Salah satu akibat pernikahan adalah
memiliki anak. Berapa jumlah anak yang
diinginkan oleh remaja kelak ketika sudah
menikah.
Hasil
survey
RPJM
2012,
menunjukkan kecenderungan separuh remaja
pria (52,3%) dan wanita (54,5%) merencanakan
untuk memiliki dua orang anak. Remaja yang
menginginkan 3 anak sekitar 20 persen dan
masih dijumpai remaja yang menginginkan 4
anak, yaitu sebanyak 14,4 persen remaja pria dan
10,8 persen remaja wanita. Data atau informasi
ini mengisyaratkan juga, terdapat sekitar 40
persen remaja yang menginginan anak lebih dari
dua. Kondisi ini, tentu harus diantisipasi oleh
pihak terkait dengan meningkatkan promosi dua
anak cukup sehingga dapat diadopsi oleh seluruh
atau mayoritas remaja di masa datang.
Gambar 3 Persentase Remaja Menurut Jumlah
Anak yang Diinginkan
g. Rencana Memakai dan Jenis Alat/Cara
KB
Dalam survey RPJM 2012 responden
remaja ditanyakan rencana memakai alat/cara
KB di masa datang. Pada Gambar 4 nampak
terdapat perbedaan persentase remaja pria dan
wanita. Remaja wanita cenderung lebih banyak
(59,5%) mengatakan akan memakai alat/cara KB
di masa datang dibandingkan remaja pria
(44,2%).
Remaja yang secara tegas mengatakan
tidak akan memakai alat/cara KB di masa akan
datang, cenderung lebih banyak remaja pria
dibandingkan wanita. Di sisi lain, masih cukup
besar juga persentase remaja yang tidak tahu
apakah akan memakai alat/cara KB di masa
datang. Karena jumlahnya relatif banyak, kiranya
diperlukan upaya yang lebih intensif dalam
menanamkan nilai dan norma Keluarga
Berencana melalui berbagai forum dan media
yang dapat diakses dengan mudah oleh para
remaja.
Pria
Wanita
59,4
44,2
43,9
37,5
11,9
3,1
Ya
akan
me-makai
Tidak akan
me-makai
Tidak tahu
Gambar 4. Persentasi Remaja menurut Rencana
Memakai Kontrasepsi
Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan
3
4. Jenis cara/alat KB yang akan dipilih di
masa depan oleh remaja yang akan memakainya
relatif bervariasi. Namun yang relatif populer
adalah cara Suntik (36,8%) dan Pil (33,2%). Data
ini cenderung sama dengan pengetahuan remaja
tentang cara/alat KB sebagaimana dijelaskan di
muka.
h. Pengetahuan tentang GenRe.
Menyikapi
persoalan
kependudukan
seperti soal lapangan pekerjaan, kemungkinan
terjadi “baby boom” tahap kedua dan segala
aspek terkait dengan penduduk usia produktif,
BKKBN terus melakukan edukasi terhadap
pelajar dan remaja. Melalui berbagai kegiatan
remaja, sudah dilakukan edukasi sekaligus
sosialisasi soal pentingnya ber-KB dalam
membentuk keluarga. Misalnya, saja, BKKBN
di berbagai daerah telah menggelar lomba poster
untuk kalangan pelajar di tingkat SMP dan SMA.
Program lain yang sudah dilaksanakan
adalah seni tari, teater, musik, dan lomba poster.
Program ini kita namakan Program GenRe
(Generasi yang Punya Rencana). Melalui
kegiatan ini yang diselingi dengan informasi soal
KB, kalangan muda memiliki planning (rencana)
untuk bagaimana mempersiapkan keluarganya
dengan perencanaan yang matang, sehingga
terbentuk keluarga yang ideal yakni cukup
dengan dua anak.
Program GenRe relatif baru diperkenalkan
oleh BKKBN. Karena itu, melalui survey RPJM
ditanyakan kepada responden apakah mereka
mengetahui ataukah tidak, ternyata, dari 612
responden, sebagian besar (73,5%) belum
mengetahui tentang GenRe yang diperkenalkan
oleh BKKBN tersebut. Berdasarkan data ini,
maka program GenRe perlu terus dipopulerkan
di kalangan remaja melalui berbagai forum dan
media.
a. Melakukan revitalisasi organisasi dan
kelompok pemudaan/remaja yang ada di
lingkungan
RT/RW.
Organanisasi/
kelompok
remaja
tersebut
dapat
dijadikan sebagai media penyuluhan
/advokasi/edukasi
tentang
NKBBS
dengan dua anak cukup.
b. Meningkatkan dan mengoptimalkan
peran guru di sekolah dan dosen di
perguruan tinggi untuk memberikan
pemahaman Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Untuk
itu diperlukan pelatihan bagi guru dan
dosen
sehingga
mereka
dapat
menyelipkan pesan-pesan KB kepada
para
murid/mahasiswa
ketika
menyampaikan materi pelajaran.
c. Membuat dan melaksanakan programprogram edukasi tentang NKKBS, perlu
terus
dikembangkan
melalui
pengembangan kreativitas remaja seperti
seni tari, teater, musik, lukisan, dan
kelompok belajar usaha serta kegiatan
lainnya sesuai dengan kondisi lokal.
Dengan demikian, sekurangnya ada dua
aspek yang akan dihasilkan, yaitu
dikenalnya program KB dengan segala
norma yang dipromosikannya, dan
peningkatan kreativitas remaja yang
kelak
dapat
berdampak
pada
kesejahteraan mereka.
3. Rujukan
Berdasarkan data hasil survey RPJM
2012 di Sumatera Selatan yang telah
dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa
Remaja sudah mengenal Program KB.
Meskipun demikian, belum semua remaja
merencanakan akan memakai cara/alat KB,
dan mempunyai dua anak saja di masa
datang. Sehubungan dengan ini, BKKBN
bersama instansi terkait dapat:
Tabel Data Hasil Survey RPJM tahun
2012 untuk Sumatera Selatan, BKKBN
Provinsi Sumatera Selatan
BKKBN, Kajian Profil Penduduk Remaja, Seri
I No.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011,
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kependudukan
2. Rekomendasi
http://www.bkkbn.go.id
Policy Brief ini ditulis oleh Imron A. Hakim, Staf
Peneliti Pusat Penelitin Sosial Budaya dan
Kependudukan (PSBK), Lembaga Penelitian
Unsri; Dosen FKIP, Universitas Sriwijaya,
berdasarkan hasil Survey RPJM 2012 untuk
Sumatera Selatan.
Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan
4