1. http://mcrpkbi.wordpress.com/2009/01/31/situasi-
kesehatan-reproduksi-remaja-di-jawa-barat-2/
diperoleh tanggal 27 juni 2012
Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja Jawa Barat
31/01/2009
ilahtea Kesehatan Reproduksi Tinggalkan Komentar
Estimasi jumlah remaja usia 10-24 tahun di jawa barat tahun 2008 sudah
mencapai 11.662.000 orang. Jumlah remaja yang semakin meningkat diikuti oleh
Permasalahan remaja yang semakin meluas terutama yang terkait dengan
kehidupan seksualitasnya. Data konseling MCR-PKBI Jabar tahun 2001-2006,
dari 18084 kasus konsultasi yang diakses melalui berbagai layanan, 4945 remaja
meminta informasi seputar seksualitas, 980 remaja melakukan HUS pranikah, 196
remaja mempertanyakan tentang virginitas, 3752 remaja melakukan aktivitas yang
mengarah pada HUS, 222 orang remaja mengalami KTD, 17 orang remaja
HIV/AIDS, 27 orang remaja tertular penyakit menular seksual dan 47 orang
remaja yang sudah melakukan aborsi. Range usia terbanyak dari remaja yang
sering melakukan konsultasi adalah 15-24 tahun dan didominasi oleh perempuan.
Tidak berbeda dengan daerah lain, Berbagai permasalahan remaja tersebut muncul
karena remaja belum ‘berdaya’ untuk menampilkan perilaku yang adaptif, sehat
dan bertanggungjawab, Informasi KRR yang tidak lengkap, masih
berkembangnya mitos-mitos di sekitar remaja, ketidakmampuan remaja untuk
assertive dan peer presure dari teman sebayanya. Ketidakmampuan tersebut jelas
2. dilatarbelakangi oleh “keremajaan” mereka. Remaja adalah usia dimana seseorang
mengalami masa yang biasa disebut “stres dan badai”. Baik secara fisik maupun
psikologis, perkembangan remaja sedang menuju kematangan dan kedewasaan.
Oleh karena itu, dalam menjalani masa remaja, jelas mereka membutuhkan
dorongan, dampingan dan informasi yang tepat agar dapat dapat menjalani masa
ini dengan resiko terkecil.
Di Jawa Barat, tidak banyak lembaga yang konsen menangani permasalahan
kesehatan reproduksi remaja apalagi mengikutsertakan layanan yang ramah
remaja. total remaja yang dijangkau oleh 3 youth centre di Jawa Barat (Bandung,
Tasikmalaya dan Cirebon) dan program-program lainnya selama tahun 2007 –
2008 hanya 0.72 % dari total remaja usia 10-24 tahun di Jawa Barat. Angka ini
menggambarkan betapa kecilnya jumlah remaja yang terpapar informasi dan
layanan yang terkait dengan KRR termasuk, KB, IMS, HIV-AIDS dan pelayanan
aborsi aman. Program-program dari pemerintah seperti PIKRR dan PKPR juga
belum diimplementasikan secara merata di berbagai wilayah dan sekolah. Artinya
kebijakan untuk mengintegrasikan informasi dan KRR di berbagai lini belum
berjalan dengan efektif.
Upaya-upaya untuk mencapai kondisi remaja yang sehat dan bertanggungjawab
melalui pemberdayaan remaja dalam sisi informasi, keterampilan dan model
perilaku adalah upaya yang harus dilakukan tanpa akhir karena setiap hari
kelompok remaja juga berganti dan kebutuhan akan informasi dan layanan KRR
yang ramah remaja juga semakin tinggi. Paling tidak eksistensi youth centre harus
tetap dipertahankan melalui strategi-strategi sustainability yang disesuaikan
3. dengan kondisi daerah masing-masing dan dukungan dari berbagai pihak baik
materil maupun non materil. Melalui pemberdayaan relawan, fundrising dari
kegiatan, networking dengan permerintah, perusahaan swasta dan media serta
capacity building relawan, youth centre di Jawa Barat masih tetap bertahan untuk
memberikan informasi dan layanan KRR untuk remaja.
By :Yayu Mukaromah, S.Sos.
Program Manager MCR Bandung – PKBI Jabar.