Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan usia pernikahan yang tepat dan menunda pernikahan pada usia dini untuk mencegah berbagai risiko kesehatan dan sosial bagi remaja dan keluarga."
PIK Mahasiswa merupakan wadah untuk mensosialisasikan dan mempromosikan program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) kepada mahasiswa. PUP bertujuan meningkatkan usia perkawinan pertama yaitu minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, sebagai bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. PIK Mahasiswa memberikan informasi dan konseling mengenai keluarga berencana dan persiapan kehidupan berkelu
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Posyandu Remaja di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Posyandu Remaja hadir untuk mendekatkan akses dan meningkatkan layanan kesehatan bagi remaja karena rendahnya akses remaja terhadap layanan kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan oleh kader remaja dan petugas kesehatan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan status gizi, konseling kesehat
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
PIK Mahasiswa merupakan wadah untuk mensosialisasikan dan mempromosikan program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) kepada mahasiswa. PUP bertujuan meningkatkan usia perkawinan pertama yaitu minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, sebagai bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. PIK Mahasiswa memberikan informasi dan konseling mengenai keluarga berencana dan persiapan kehidupan berkelu
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Posyandu Remaja di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Posyandu Remaja hadir untuk mendekatkan akses dan meningkatkan layanan kesehatan bagi remaja karena rendahnya akses remaja terhadap layanan kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan oleh kader remaja dan petugas kesehatan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan status gizi, konseling kesehat
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Periode 1000 hari pertama kehidupan anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Pemenuhan gizi yang optimal selama masa ini dapat mencegah penurunan status gizi dan berdampak positif terhadap kecerdasan, produktivitas, serta memperkecil risiko penyakit dewasa. Kelalaian gizi pada periode emas ini dapat menghambat pertumbuhan generasi berikutnya dan mempertahankan rantai kemiskinan
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya meningkatkan akses kesehatan bagi remaja melalui program Posyandu Remaja. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan promotif dan preventif kepada remaja seperti pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, pencegahan penyalahgunaan narkoba, serta mendekatkan fasilitas kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan di desa-desa dengan melibatkan kader remaja dan
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan usia reproduksi yang mencakup berbagai layanan kesehatan untuk kelompok usia mulai dari remaja hingga lanjut usia seperti kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan berbagai masalah kesehatan reproduksi lainnya."
Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
Dokumen tersebut membahas program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan penggunaan stiker yang menempel di rumah ibu hamil. Stiker tersebut berisi informasi penting seperti identitas ibu hamil, jadwal persalinan, fasilitas kesehatan yang akan digunakan, serta rencana kontrasepsi setelah melahirkan. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019
TENTANG
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Dokumen tersebut membahas indikator dan cakupan pelayanan kesehatan untuk anak balita dan prasekolah. Indikator untuk anak balita meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun, dan pemberian vitamin A 2 kali setahun. Sedangkan untuk anak prasekolah meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan minimal 2 kali setahun. Cakupan pelayanan dihitung dari jumlah an
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk definisi kesehatan reproduksi, periode perkembangan remaja, organ reproduksi pria dan wanita, pubertas, dan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Periode 1000 hari pertama kehidupan anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Pemenuhan gizi yang optimal selama masa ini dapat mencegah penurunan status gizi dan berdampak positif terhadap kecerdasan, produktivitas, serta memperkecil risiko penyakit dewasa. Kelalaian gizi pada periode emas ini dapat menghambat pertumbuhan generasi berikutnya dan mempertahankan rantai kemiskinan
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya meningkatkan akses kesehatan bagi remaja melalui program Posyandu Remaja. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan promotif dan preventif kepada remaja seperti pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, pencegahan penyalahgunaan narkoba, serta mendekatkan fasilitas kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan di desa-desa dengan melibatkan kader remaja dan
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan usia reproduksi yang mencakup berbagai layanan kesehatan untuk kelompok usia mulai dari remaja hingga lanjut usia seperti kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan berbagai masalah kesehatan reproduksi lainnya."
Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
Dokumen tersebut membahas program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan penggunaan stiker yang menempel di rumah ibu hamil. Stiker tersebut berisi informasi penting seperti identitas ibu hamil, jadwal persalinan, fasilitas kesehatan yang akan digunakan, serta rencana kontrasepsi setelah melahirkan. Tujuannya adalah meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019
TENTANG
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Dokumen tersebut membahas indikator dan cakupan pelayanan kesehatan untuk anak balita dan prasekolah. Indikator untuk anak balita meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun, dan pemberian vitamin A 2 kali setahun. Sedangkan untuk anak prasekolah meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan minimal 2 kali setahun. Cakupan pelayanan dihitung dari jumlah an
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk definisi kesehatan reproduksi, periode perkembangan remaja, organ reproduksi pria dan wanita, pubertas, dan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja dan mengurangi risiko pernikahan dini. Dokumen tersebut menjelaskan tantangan yang dihadapi remaja seperti kehamilan, HIV/AIDS, dan napza serta dampak buruk pernikahan dini seperti kematian ibu dan anak lebih tinggi, pendidikan terputus, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dokumen tersebut juga menjelaskan program BKKBN untuk
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja di Indonesia. Program Generasi Berencana (GenRe) dari BKKBN berupaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang perencanaan keluarga agar dapat menunda pernikahan hingga usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pendewasaan usia perkawinan diharapkan dapat menurunkan angka fertilitas total dan memberikan kesempatan
Tiga strategi pencegahan pernikahan dini yang disebutkan dokumen tersebut adalah (1) membantu mengarahkan menikah pada usia ideal dan memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi, (2) mengkampanyekan usia ideal menikah yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, (3) melibatkan pemuka adat perempuan dalam kampanye karena dianggap lebih dipercaya masyarakat. Dokumen juga menyebutkan beber
Perkawinan anak masih menjadi masalah di Indonesia. Sekitar 1 dari 6 anak perempuan menikah sebelum berusia 18 tahun. Indonesia menempati peringkat ketujuh untuk jumlah perkawinan anak tertinggi di dunia. Perkawinan anak melanggar hak-hak anak dan berdampak buruk bagi kesehatan dan pendidikan anak, terutama anak perempuan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai strategi untuk mencegah perk
Modul Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) BKKBN Program Prioritas Nasion...Anindita Dyah Sekarpuri
Dokumen tersebut merupakan pegangan bagi fasilitator dalam modul edukasi remaja tentang perencanaan masa depan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Modul ini bertujuan melatih remaja untuk merencanakan masa depannya termasuk merencanakan kehidupan berkeluarga. Modul ini akan digunakan oleh pendidik sebaya di Pusat Informasi dan Konseling Remaja serta Kader Bina
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja merupakan masalah global yang berdampak besar bagi kesehatan ibu dan bayi.
2. Faktor penyebab kehamilan tidak diinginkan pada remaja antara lain kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pengaruh teman sebaya, dan kurangnya perhatian orang tua.
3. Kehamilan tidak diinginkan berdampak fis
Dokumen tersebut membahas tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang bidan dalam pra perkawinan, perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan pendekatan melalui budaya. Dibahas pula masalah perkawinan dini dan pantangan makanan pada ibu hamil yang berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin."
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dini di Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tradisi, budaya eksploitatif, hukum, lingkungan, ekonomi, sosial, agama, dan pendidikan. Dokumen tersebut juga membahas dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi remaja dan strategi pemecahan masalahnya seperti meningkatkan pendidikan seks, memberikan penyuluhan kepada orang tua dan m
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptxMardiaHanis
Dokumen tersebut membahas pencegahan pernikahan anak di Indonesia, termasuk landasan filosofis, hukum, prevalensi, penyebab, dan dampak pernikahan anak serta strategi pencegahannya. Beberapa poin penting adalah prevalensi pernikahan anak di Indonesia masih tinggi, yaitu 23%, penyebabnya antara lain kurang pengetahuan, gaya pacaran berisiko, dan pengaruh sosial media, sedangkan dampaknya berupa masalah kesehatan, p
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...BeliaLesmana
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pendidikan kesehatan remaja terhadap pengetahuan remaja di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten. Kehamilan remaja dan seks pra-nikah merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi perlu diberikan kepada remaja untuk mencegah hal-hal negatif
2. MATERI PEMBELAJARAN
Urgensi pendewasaan usia perkawinan
Tujuan pendewasaan usia perkewinan
Batasan usia anak dan usia nikah
Faktor penyebab pernikanan dini
Dampak pernikahan dini
Peran tenaga kesehatan/pemerintah dalam
Perencanaan Usia Pernikahan
Generasi Berencana
3. ANALISIS KONDISI
REMAJA DI INDONESIA
BY CLAUDIA ALVES
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor
incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
4. 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah remaja
1
10-20 tahun ke depan remaja adalah bonus bagi demografi
Indonesia
2
Godaan dan tantangan di hadapan
4
Ditangan remaja tersimpan tanggung jawab besar untuk
dirinya, keluarganya dan negara
3
5.
6.
7. PERKAWINAN ANAK MERUPAKAN KEKERASAN
TERHADAP ANAK
Menurut WHO perkawinan anak adalah salahsatu
bentuk kekerasan seksual.
Beberapa dampak perkawinan anak terhadap
kesehatan:
Beresiko terkena kanker servikas
Beresiko mengalami infeksi menular seksual
Berisiko kematian saat persalinan lebih besar
Berisiko komplikasi kehamilan seperti anemia,
hipertensi, dll
1.
2.
3.
4.
8.
9.
10.
11. URGENSI PERENCANAAN USIA PERNIKAHAN
Adalah upaya untuk meningkatkan usia perkawinan
pertama, sehingga mencapai usia ideal pada saat
pernikahan.
Usia ideal menikah bagi perempuan adalah 20 tahun
dan bagi laki-laki 25 tahun
PUP tidak hanya menunda usia menikah, tetapi lebih
kepada upaya penyiapan pernikahan pada pasangan
yang telah siap dari segi ekonomi, kesehatan fisik dan
mentalnya.
12. TUJUAN PERENCANAAN USIA PERNIKAHAN
Untuk memberikan pengertian dan kasadaran kepada
remaja dalam merencanakan keluarga,
mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan
dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental
emosional, pendidikan , sosial ekonomi , serta menentukan
jumlah anak dan jarak kelahiran
13. TUJUAN PERENCANAAN USIA PERNIKAHAN
Perencanaan kehidupan berkeluarga bagi calon pasangan agar mampu
membangun keluarga yang berkualitas
Upaya menghindarkan remaja dari menikah dini, seks pra nikah, dan
penyalahgunaan narkoba
Peran keluarga dalam menyiapkan remaja agar memiliki perencanan
kehidupan berkeluarga
Pemahaman remaja terhadap 8 fungsi keluarga
Partisipasi keluarga dalam keluarga berencana
BKKBN memiliki peran penting dalam PUP. Hal ini bertujuan remaja dapat
meningkatkan pemahaman tentang beberapa hal, sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
14. BATASAN USIA ANAK DAN USIA NIKAH
UU Nomor 16 tahun 2019 pasal 1 menjelaskan negara menjamin hak
warga negara untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah, menjamin hak anak atas keberlangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi
UU Nomor 16 tahun 2019 juga mengatur tentang batas minimal usia
menikah adalah 19 tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan
Usia menikah yang terlalu muda mempunyai resiko outcome negatif lebih
tinggi baik untuk kesehatan fisik, mental dan sosial untuk ibu, anak dan
keluarga
15. FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN DINI
Pendidikan rendah
Kebutuhan ekonomi
Budaya nikah muda
Pernikahan yang diatur melalui kesepakatan perjodohan
Seks bebas pada remaja
Kehamilan diluar nikah
16. DAMPAK PERNIKAHAN DINI
Drop out sekolah meningkat
Lama sekolah menjadi rendah
Subordinasi keluarga
Pemenuhan hak reproduksi rendah
Meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga
Peluang kematian ibu menjadi tinggi
17. PENCEGAHAN DAN PERAN LEMBAGA KESEHTANA/PEMERINTAH
DALAM PERENCANAAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Menurunkan angka kelahiran total (TFR) melalui penurunan kelahiran
kelompok remaja (Age-Specific Fertility Rate/ASF 15-19 tahun) melalui
upaya PUP pertama bagi perempuan
Pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai bentuk
dukungan bagi keluarga untuk melaksanakan fungsi keluarga secara
optimal melalui peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses
informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan
berkeluarga.
BKKBN dalam program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) menempatkan remaja sebagai sasaran program yang
meliputi upaya:
18. PENCEGAHAN DAN PERAN LEMBAGA KESEHATAN/PEMERINTAH
DALAM PERENCANAAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Keterlibatan remaja dalam program KKBPK tertuang dalam UU Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga
Pasal 20-Pasal 22 bahwa kebijakan keluarga berencana dilakukan untuk
mewujudkan penduduk seimbang dan keluarga berkualitas dengan
membantu calon atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan
dan mewujudkan hak reproduksinya secara bertanggungjawab tentang:
Usia ideal perkawinan
Usia ideal melahirkan
Jumlah ideal anak
Jarak ideal kelahiran anak
1.
2.
3.
4.
19. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM KKBPK PADA SASARAN
REMAJA
Penurunan fertilitas remaja melalui pengukuran ASFR 15-19 tahun dan persentase
remaja perempuan yang menjadi ibu atau sedang hamil anak pertama
Peningkatan usia nikah diukur melalui median Usia Kawin Pertama (UKP) perempuan
Peningkatan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi remaja (KKR) diukur
melalui indeks pengetahuan remaja tentang KKR
Peningkatan persentase keluarga yang memiliki pemahaman dan kesadaran tentang 8
fungsi keluarga
Peningkatan partisipasi KB dikukur melalui persentase PUS anggota BKR yang ber-KB
Diukur melalui:
1.
2.
3.
4.
5.
20. PROGRAM GENERASI BERENCANA
Generasi berencana adalah generasi yang berkarakter,mengetahui,
memahami dan berperilaku positif tentang kesehatan reproduksi
untuk meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan
menyiapkan kehidupan berkeluarga dalam meningkatkan kualitas
generasi mendatang
Ketahanan remaja diartikan generasi yang mampu melewati 5 masa
transisi kehidupan dengan baik, yang dimulai dengan
mempraktikkan "hidup sehat", melanjutkan sekolah, mendapatkan
pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga dan menjadi anggota
masyarakat
Sasaran program Generasi Berencana anatara lain remaja usia 10-24
tahun dan belum menikah, mahasiswa/mahasiswi belum menikah,
keluarga yang memiliki remaja, dan masyarakat peduli remaja
21. PROGRAM GENERASI BERENCANA
Promosi penundaan usia menikah dengan mengutamakan sekolah
dan berkarya
Penyediaan informasi kesehatan reproduksi seluas-luasnya melalui
PIK remaja sehingga tidak terjebak dengan penyalahgunaan
narkoba,risiko tertular HIV/AIDS, dan kehamilan yang tidak
diinginkan (KDT)
Promosi merencanakan kehidupan berkeluarga dengan sebaik-
baiknya dengan merencanakan waktu untuk menikah, kapan punya
anak, dan berapa jumlah anak yang diinginkan
Fokus kegiatan dalam program Generasi Berencana:
1.
2.
3.
22.
23. PROGRAM GENERASI BERENCANA
Program Bina Keluarga Remaja (BKR)
Program Puasat Informasi dan Konseling
Remaja (PIK Remaja)
Pendekatan program ketahanan remaja
terdiri dari 2:
1.
2.
24. BINA KELUARGA REMAJA (BKR)
Perencanaan keluarga yang meliputi PUP-8 fungsi
keluarga-NKKBS-Triad KRR
Gender
Komunikasi efektif orang tua dengan remaja
Peran orang tua dalam pembinaan tumbuh
kembang remaja
Kesehatan dan pemenuhan gizi remaja
1.
2.
3.
4.
5.
25. PUSAT INFORMASI DAN KONSELING
REMAJA (PIK-REMAJA)
PIK Remaja merupakan suatu wadah yang dikelola
dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan
reproduksi serta kegiatan -kegiatan penunjang lainnya.
26. PUSAT INFORMASI DAN KONSELING
REMAJA (PIK-REMAJA)
Penyediaan informasi kesehatan reproduksi yang
memadai
Membina aktivitas remaja yang inovatif
Menyediakan layanan konseling bagi remaja
Melaksanakan rujukan jika diperlukan
Fungsi utama dari PIK remaja,meliputi:
27. PUSAT INFORMASI DAN KONSELING
REMAJA (PIK-REMAJA)
Kependudukan dan pembangunan keluarga menyangkut upaya pengendalian
penduduk dan pemahaman 8 fungsi keluarga
Persiapan kehidupan berkeluarga yang meliputi perencanaan usia pernikahan
yang ideal, perencanaan jarak kelahiran anak, penggunaan alat kontrasepsi
KB, penyiapan pengembangan karir
Triad kesehatan reproduksi remaja (Triad KKR) yang meliputi pengenalan
organ dan fungsi sistem reproduksi, pencegahan penggunaan napza, dan
pengendalian risiko penularan HIV/AIDS pada remaja
Pendidikan keterampilan hidup (Life skill education) menyangkut
penguatan kepercayaan diri (self confidence) dan harga diri (self esteem),
kemampuan bernegosiasi dan kemampuan dalam pengambilan keputusan
Subtansi PIK remaja bagi remaja sendiri meliputi hal-hal di bawah ini:
1.
2.
3.
4.