SlideShare a Scribd company logo
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus
perhatian, masalah tersebut antara lain anemia dan ibu hamil KEK.
Status kesehatan di Indonesia belum menggembirakan ditandai
dengan Angka Kematian Ibu, Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita
masih sulit ditekan bahkan selama 10 tahun terakhir ini kematian
neonatal ada dalam kondisi stagnan. Pendekatan siklus hidup sejak
dari masa janin sampai usia lanjut terus diupayakan, diperlukan upaya
strategis yang dimulai sejak masa kehamilan bahkan masa pra-
kehamilan agar terwujud generasi yang sehat dan tangguh. Periode
pra-kehamilan dan kehamilan harus disiapkan dengan baik, hal ini
tertuang dalam arah kebijakan RPJMN 2015-2019 yaitu mempercepat
perbaikan gizi masyarakat dengan fokus utama pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Riskesdas 2013, prevalensi risiko KEK pada WUS (15-49 tahun)
sebesar 20,8%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada WUS
remaja (15-19 tahun) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan kelompok
lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi risiko
KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%, khususnya
prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun)
sebesar 38,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24
tahun) sebesar 30,1%. Besaran masalah risiko Kurang Energi Kronik
(KEK) baik pada WUS dan bumil lebih banyak ditemukan pada
kelompok usia remaja (15-19 tahun), sehingga kelompok ini harus
mendapat perhatian khusus. KEK pada kelompok usia remaja tidak
hanya masalah kurang pangan tetapi juga akibat pengaruh gaya
hidup. Masalah gizi lain pada ibu hamil adalah prevalensi anemia
sebesar 37,1% dan tinggi badan <150 cm sebesar 31,3%.
Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi
yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan
otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin,
bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi
kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir
2 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat
mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik
(stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak
menular di usia dewasa.
Prevalensi BBLR sebesar 10,2% (Riskesdas 2013). Kejadian
BBLR merupakan penyebab utama kematian bayi selain gangguan
nafas dan infeksi neonatus. Mengacu pada konsep ilmiah
menjelaskan bahwa masalah gizi merupakan Intergeneration Impact,
seorang bayi dengan BBLR akan mengalami masalah gizi sepanjang
siklus kehidupan dan akan berulang pada generasi selanjutnya.
Masalah ibu hamil KEK disebabkan konsumsi zat gizi yang
kurang. Konsumsi energi penduduk Indonesia kurang dari 70% AKG
2004 sebesar 40,7% dan konsumsi protein kurang dari 80% AKG 2004
sebesar 37% (Riskesdas 2010). Kekurangan zat gizi makro berkaitan
dengan kekurangan zat gizi mikro khususnya vitamin A, vitamin D,
asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium.
Penanggulangan ibu hamil KEK harus dimulai sejak sebelum
hamil (catin) bahkan sejak usia remaja putri. Upaya penanggulangan
tersebut membutuhkan koordinasi lintas program melalui kegiatan
edukasi kesehatan reproduksi remaja putri melalui program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), konseling CATIN, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan
Antenatal Terpadu) dan perlu dukungan lintas sektor, organisasi
profesi, tokoh masyarakat, LSM dan institusi lainnya. Agar kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK dapat dilaksanakan dengan baik dan
terkoordinasi diperlukan suatu pedoman.
B. TUJUAN
1. Umum:
Sebagai acuan dalam penanggulangan ibu hamil KEK.
2. Khusus:
Melakukan :
a. Identifikasi WUS Catin dan ibu hamil KEK
b. Pelayanan gizi terhadap WUS Catin dan ibu hamil KEK
c. Pemantauan pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK
d. Evaluasi hasil pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 3
C. BAGAN PENYEBAB MASALAH GIZI IBU HAMIL KEK
Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang
tidak cukup dan penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah
persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan
kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak
memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi
oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya
manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah
krisis ekonomi, politik dan sosial.
Gambar 1. Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK, modifikasi
dari Kerangka Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000
Penyebab
Langsung
Penyebab
Tidak
langsung
Masalah
Utama
Masalah
Dasar
Ibu Hamil
KEK
Konsumsi gizi Penyakit
tidak cukup
Persediaan
makanan
tidak cukup
Pola asuh
tidak
memadai
Kesling dan
Yankes tidak
memadai
Kurang pemberdayaan wanita, keluarga dan SDM
Krisis Ekonomi, Politik dan Sosial
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan
kemiskinan
Kurang pendidikan, pengetahuan
dan keterampilan
4 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
D. SASARAN :
1. Petugas kesehatan
2. Sektor/Institusi terkait
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
2. Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Pangan No. 18 tahun 2012 tentang Pangan (pasal 63)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/Kota
6. Perpres No 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
7. Inpres No 3 tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pangan
dan Gizi (RANPG 2011-2015) dan Rencana Aksi Daerah Pangan
dan Gizi (RADPG 2011-2015) di 33 Propinsi.
8. Permenkes Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar pelayanan
Minimal Kab/ kota.
9. Permenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistim Kesehatan
Nasional.
10. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas .
11. Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
12. Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.
13. Permenkes No. 1464 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan.
14. Permenkes No. 26 tahun 2013 tentang Tenaga Gizi
15. Permenkes No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
16. Kepmenkes No. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 5
BAB II
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KONSEP DASAR
Masalah gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia ini akan
berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia. Target
RPJMN melalui perbaikan gizi pada semua siklus kehidupan, sejak dari
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia diharapkan dapat
memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Penanggulangan ibu hamil
KEK melalui kebijakan dan strategi sebagai berikut:
A. KEBIJAKAN
1. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi
gizi spesifik secara lintas program, terutama pada pelaksanaan
pelayanan antenatal terpadu.
2. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi
gizi sensitif terintegrasi lintas sektor terkait.
B. STRATEGI
1. Melaksanakan advokasi, sosialisasi, promosi dan koordinasi
dengan lintas sektor terkait dan masyarakat.
2. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan antenatal
terpadu dan melaksanakan rujukan bila diperlukan.
3. Melakukan pelayanan gizi ibu hamil KEK.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi.
C. KONSEP DASAR
1. Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi
awal kehidupan generasi berikut. Salah satu kebutuhan esensial
untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan
energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan
(termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas maupun
kualitas. Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi
makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro
terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng,
kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur
6 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan),
mengakibatkan terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK) pada masa
kehamilan yang diawali dengan kejadian “Risiko” KEK dan
ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu
cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA).
Hasil analisis Aryani dkk, 2012 berdasarkan data
Riskesdas (2007) diperoleh korelasi kuat antara LiLA dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) pra-hamil. Oleh karena itu, LiLA dapat
digunakan sebagai alat penapisan KEK, sedangkan kenaikan
berat badan ibu hamil merupakan cermin dari pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dimulai
sebelum hamil, dari pra nikah (Catin) bahkan usia remaja.
Kehamilan pada usia remaja akan menimbulkan masalah, antara
lain :
a. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan
janin yang dikandungnya.
b. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan tubuh rentan
terhadap penyakit.
c. Organ reproduksi remaja masih dalam proses tumbuh
kembang, seperti panggul belum berkembang maksimal
(panggul sempit) yang akan menyulitkan proses persalinan.
d. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu
mengakibatkan pola asuh yang tidak baik.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 7
Gambar 2. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Periode 1000 HPK adalah periode 9 bulan janin dalam
kandungan (270 hari) hingga anak usia 2 tahun (730 hari). Pada
20 minggu pertama dibutuhkan kecukupan protein dan zat gizi
mikro untuk pembentukan sel dan menentukan jumlah sel otak
dan potensi tinggi badan (TB). Selanjutnya pada 20 minggu
sampai dengan bayi lahir dibutuhkan kecukupan energi, protein
dan zat gizi mikro untuk pembentukan dan pembesaran sel.
Selama 6 bulan setelah bayi lahir bayi memerlukan zat gizi
makro dan mikro yang hanya cukup diperoleh dari Air Susu Ibu
(ASI eksklusif). Di atas 6 bulan bayi mulai membutuhkan
makanan pendamping ASI yang cukup dan berkualitas untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Proses biologik yang terjadi selama kehamilan ditandai
dengan pertambahan berat badan yang berasal dari beberapa
komponen seperti yang tercantum pada Tabel 1. Perubahan
yang terjadi selama kehamilan terukur dalam kenaikan berat
badan ibu. Untuk itu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi
8 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
normal (lahir hidup, cukup bulan dan berat lahir cukup),
membutuhkan energi dan zat gizi optimal yang diperoleh
melalui ibu. Ibu hamil dengan cukup energi dan asupan zat
gizinya akan naik berat badannya sesuai umur kehamilan dan
bayi lahir sehat. Apabila proses kehamilan diawali dengan
kondisi gizi kurang, maka kenaikan berat badan selama hamil
harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya
kenaikan berat badan pada ibu hamil KEK harus lebih besar
dibandingkan ibu hamil normal (Tabel 2).
Tabel 1. Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil
Deskripsi Komponen Berat (kg)
Produk konsepsi
Janin 3.23
Plasenta 0.64
Cairan amnion 1.44
Perubahan berat badan
ibu terkait kehamilan
Air 6.0
Cairan plasma 1.2*
Cairan ekstraseluler 2.2*
Cairan intraseluler 2.6
Protein tubuh 1.5
T o t a l 12.5
Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition, Bucksburn, Berdeenshire (2007)
Tabel 2. Kenaikan BB Selama Hamil Berdasarkan IMT Pra-hamil
IMT pra-hamil
(kg/m
2
)
Kenaikan BB
total selama
kehamilan (kg)
Laju Kenaikan BB Pada
trimester II dan trimester III
(Rentang rerata kg/minggu),
Gizi Kurang/KEK (<18,5) 12.71 - 18.16 0.45
(0.45 - 0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45
(0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27
(0.23 - 0.32)
Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23
(0.18 - 0.27)
Sumber : Institute of Medicine (IOM), 2009
Keterangan : Penggunaan rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah
disesuaikan dengan postur tubuh kebanyakan orang Asia Pasifik
dan untuk menilai pertambahan berat badan selama kehamilan.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 9
Secara teoritis BB Ibu Hamil pada Trimester I sama dengan BB
pra hamil, bahkan bisa lebih rendah. Perhitungan kenaikan berat
badan bumil KEK pada trimester I adalah berat badan aktual saat
pertama kali ditimbang minimal ada kenaikan BB 1 kg/bulan.
2. Kerangka Konsep Penanggulangan Ibu Hamil KEK
Sumber : Modifikasi dari framework for promoting maternal nutrition
(USAID-IYCN), 2012
Keterangan : Tidak dianjurkan suplementasi vitamin A dosis tinggi pada ibu hamil
Gambar 3. Kerangka Konsep Penanggulangan ibu Hamil KEK
Gaya hidup &
Pola Asuh Ibu
yang mendukung
Konsumsi
makanan &
suplementasi
Pencegahan &
Pengobatan
penyakit
Gizi Ibu
Hamil
Aktivitas fisik
(beban kerja) sehari-
hari yang sesuai
Pengaturan jarak
kehamilan
Kuantitas makanan
Kualitas makanan
Suplementasi Fe, asam
folat, kalsium dan zinc
Status/Kedudukan Ibu
di dalam rumah tangga
Pengobatan Penyakit
Pencegahan dan
pengobatan malaria
Pencegahan Kecacingan
Hygiene/sanitasi dan
air bersih
10 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Pada bagan di atas, secara lebih spesifik untuk mencegah
terjadinya ibu hamil KEK, maka upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan mengonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah
makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang
sesuai kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh
ibu hamil yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat),
kalsium, seng, vitamin A, vitamin D, iodium.
Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti
kecacingan, malaria, HIV, TBC dan penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) yaitu dengan selalu menggunakan air bersih, cuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas
jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan
aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah, persalinan oleh
tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif dan menimbang balita setiap
bulan merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah
terjadinya KEK pada WUS Catin dan ibu hamil serta mengatasi masalah
yang timbul pada WUS Catin dan ibu hamil KEK.
Pelayanan antenatal terpadu (10 T) harus dilakukan ditingkat pelayanan
kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan. Pelayanan
antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah:
1. Penimbangan berat badan
2. Pengukuran tinggi badan
3. Pengukuran LiLA
4. Pemberian tablet tambah darah
5. Penyuluhan dan Konseling gizi
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 11
BAB III
KEGIATAN PENANGGULANGAN KEK
PADA WUS CATIN DAN IBU HAMIL
Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan
kegiatan meliputi peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku
kesehatan dan gizi, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Dalam rangka penanggulangan KEK pada WUS Catin dan Ibu hamil
perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan
pelayanan Antenatal, sebagai berikut :
A. PENDATAAN
Pendataan dilakukan pada WUS Calon Pengantin (Catin) dan ibu hamil
di wilayah kerja yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh
masyarakat desa (kader). Pendataan meliputi nama, usia dan alamat.
B. PELAYANAN
Pelayanan gizi dilakukan pada WUS Catin dan Ibu hamil. Pelayanan
gizi pada WUS Catin berupa pemeriksaan antropometri (BB, TB, LiLA)
yang hasilnya diinformasikan ke Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai
prasarat layak nikah.
Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan antenatal
terpadu yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
nilai status gizi (ukur LiLA), memberikan tablet tambah darah (TTD),
tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling.
Sedangkan mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining
status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT, pemeriksaan
laboratorium sederhana dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya.
Secara rinci pelayanan gizi untuk WUS Catin dan Ibu hamil diuraikan
sebagai berikut:
1. WUS Catin
a. Penapisan Status Gizi
Penapisan status gizi dilakukan dengan pengukuran LiLA.
12 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
b. Penentuan Status Gizi
Penentuan status gizi dilakukan dengan 2 cara :
dengan menghitung IMT dan atau mengukur LiLA
1) Normal jika IMT 18,5 s/d 24,9 kg/m2
(Institute of Medicine,
2009 ) dan LiLA ≥ 23,5 cm
2) Kurus jika IMT < 18,5 kg/m2
3) KEK bila LiLA < 23,5 cm
c. Pelayanan Gizi
Pelayanan Gizi pada WUS Catin terdiri dari WUS Catin Normal
dan WUS Catin KEK sesuai dengan Gambar 3.
1) WUS Catin Normal
Pelayanan gizi pada WUS Catin normal dilakukan edukasi
gizi seimbang, menerapkan PHBS dan dianjurkan minum
tablet tambah darah untuk mencegah anemia sebanyak 1
tablet per minggu dan 1 tablet per hari selama menstruasi.
2) WUS Catin KEK
Pelayanan gizi pada WUS Catin gizi kurang/ KEK dengan
tujuan meningkatkan BB melalui konseling gizi tentang
makanan dengan gizi seimbang dan cara pemilihan
makanan yang tepat menggunakan Daftar Bahan Makanan
Penukar (Lampiran 8) serta menerapkan PHBS. Pantau
berat badan tiap bulan, bila dalam 1 bulan tidak ada
peningkatan berat badan segera dirujuk.
Cara menghitung IMT:
IMT=
BB (kg)
TB m x TB m
Contoh jika WUS dengan BB 38 kg, TB 145 cm
maka IMT = 38 = 18,0 kg/m2
1,45 x1,45
Kesimpulan : WUS dengan status gizi kurang/KEK
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 13
WUS KEK umumnya disertai Anemia.
a) Bila kadar Hb ≥ 8 - < 12 gr/dl, dianjurkan untuk
mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi dan
pemberian TTD 1 x 1 tablet/hari dan dilakukan
pemeriksaan Hb setelah 1 bulan. Bila tidak ada
perubahan dalam waktu 1 bulan segera dirujuk.
b) Bila kadar Hb < 8 gr/dl (anemia moderate), segera
rujuk.
Daerah dengan prevalensi anemia pada ibu hamil
tinggi ( > 20% ) maka dianjurkan Pemda untuk
melakukan pemberian TTD kepada remaja putri
(sejak mulai haid) dan WUS
14 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 15
2. IBU HAMIL
a. Penapisan
Penapisan dilakukan pengukuran LiLA, hasil laboratorium dan
ada tidaknya penyakit.
b. Penentuan Status Gizi
1) Normal jika LiLA ≥ 23,5 cm
2) KEK jika LiLA < 23,5 cm
Selain status gizi perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang
berisiko. Disebut Ibu Hamil Risiko Tinggi bila:
a) TB < 145 cm dan atau
b) BB < 45 kg pada seluruh usia kehamilan
c) Anemia bila Hb < 11 g/dl
c. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi pada ibu hamil terintegrasi di dalam pelayanan
Antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu mencakup
pelayanan preventif, promotif sekaligus kuratif dan
rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, Gizi, Pengendalian
Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, ibu hamil yang
mengalami kekerasan selama kehamilan serta program
spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Setiap ibu hamil mempunyai risiko mengalami masalah gizi
terutama KEK, oleh karena itu semua ibu hamil harus
menerima pelayanan antenatal yang komprehensif dan
terpadu. Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi:
deteksi dini, pengobatan dan penanganan gizi yang tepat
terhadap gangguan kesehatan ibu hamil termasuk masalah
gizi terutama KEK; Persiapan persalinan dan kesiapan
menghadapi komplikasi akibat masalah kesehatan terutama
masalah gizi pada ibu hamil KEK; pencegahan terhadap
penyakit dan komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan
kesehatan dan konseling.
16 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 17
Pelayanan gizi diuraikan pada pelayanan gizi ibu hamil normal, ibu
hamil KEK, ibu hamil anemia, ibu hamil KEK dan anemia, serta ibu
hamil KEK dengan penyakit.
1) Pelayanan Gizi Ibu hamil normal
Pelayanan gizi ibu hamil normal ditujukan agar ibu hamil
terhindar dari KEK maupun penyakit penyerta lainnya. Oleh
karena itu kegiatan utamanya adalah edukasi dan konseling.
Upaya pencegahan anemia dan KEK pada Ibu Hamil dapat
dilakukan melalui edukasi dan konseling.
a) Edukasi Gizi
Edukasi gizi dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi
dan atau disertai pemasangan poster, penyebaran
flyer/pamflet/selebaran (media KIE lainnya) dengan tujuan
untuk merubah perilaku masyarakat agar mempunyai
perilaku makan yang baik sesuai dengan prinsip gizi
seimbang, sehingga dapat mempertahankan dan mencapai
BB normal. Edukasi dilakukan pada saat ibu melakukan
pemeriksaan antenatal atau saat mengikuti kelas ibu hamil.
Perencanaan yang perlu dilakukan adalah penyiapan materi
sesuai dengan masalah yag dihadapi sebagian besar ibu
hamil. Materi yang dikembangkan diantaranya gizi seimbang
ibu hamil, penambahan porsi ibu hamil dengan aneka ragam
makanan, kebutuhan cairan ibu hamil, melakukan aktifitas
fisik, dan pentingnya memantau kenaikan berat badan dan
perkembangan janin serta PHBS
b) Konseling
Konseling gizi perlu dilakukan pada ibu hamil yang normal
dengan memperhatikan diagnosis gizi yang telah
diidentifikasi dengan metode Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT). Alat bantu yang dapat digunakan diantaranya: buku
Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food model, leaflet,
flyer/selebaran, dll.
2) Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil KEK
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan
antropometri, LiLA < 23,5 cm dan harus ditangani sesuai dengan
standar dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi.
18 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan. Secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil KEK
di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan
karakteristik wilayah (epidemiologis dan/atau sosial budaya dan
kemampuan local). Pelayanan gizi dapat dilakukan oleh tenaga
gizi dan bidan. Pelayanan gizi ibu hamil KEK oleh tenaga gizi
dilakukan dengan mengikuti tahapan Proses Asuhan Gizi
Terstandar yang meliputi Pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi dan monitoring evaluasi.
a) Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi dilakukan dengan interpretasi data
antropometri, biokimia, klinis, asupan makan/riwayat gizi
dan riwayat personal.
(1) Interpretasi data antropometri menggunakan :
(a) LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm)
(b) IMT pra hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT
< 18,5 kg/m2
)
(2) Interpretasi data biokimia
Hb (anemia jika Hb <11 gr/dl)
(3) Interpretasi data Klinis
Kurus, pucat
(4) Interpretasi data asupan makan/riwayat gizi
Mendata asupan makanan dengan cara menanyakan
riwayat makan menggunakan metode FFQ (Lampiran 6)
dan Food Recall 24 jam dengan menggunakan formulir
asuhan gizi (Lampiran 7).
(5) Riwayat personal yaitu sosial ekonomi dan budaya
(keyakinan terkait pola makan)
(6) Membandingkan dengan standar yang ada
b) Menetapkan Diagnosis Gizi :
Diagnosis gizi adalah menentukan masalah gizi berdasarkan
Problem, Etiologi dan Sign serta symptom (PES). Diagnosis
gizi bersifat spesifik serta terkait dengan hal-hal yang
berhubungan dengan malnutrisi dan perilaku makan.
Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis.
Berikut ini beberapa contoh diagnosis gizi yang sering terjadi
pada ibu hamil:
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 19
(1) Domain Intake/Asupan:
NI-5.2: Malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan
tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang
cukup dan pertambahan BB hamil yang tidak adekuat.
(2) Domain Klinis :
NC-3.1: Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan
dengan penurunan asupan makan ditandai oleh
penurunan BB ≥ 5% dalam 1 bulan.
(3) Domain Perilaku-Lingkungan:
NB-1.1: Pengetahuan tentang gizi-makanan kurang
berkaitan dengan kurang terpapar akan informasi gizi
yang akurat ditandai oleh ketidaktepatan menyebutkan
informasi gizi bagi ibu hamil.
c) Intervensi Gizi:
Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK mengacu pada 4
kategori yaitu penyediaan makanan, konseling/edukasi,
kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan
tenaga lintas sektor terkait.
(1) Penyediaan makan
Penyediaan makan diawali dengan perhitungan
kebutuhan, pemberian diet (termasuk komposisi zat gizi,
bentuk makanan, dan frekuensi pemberian dalam
sehari)
(a) Perhitungan kebutuhan energi
Perhitungan kebutuhan energi per individu dihitung
berdasarkan aktivitas dan status gizi ibu dan
ditambah 500 kkal untuk usia kehamilan Trimester
I, II dan III.
Berikut tabel kebutuhan energi berdasarkan aktivitas.
Tabel.3. Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas
Target BB
Kebutuhan Energi sesuai aktivitas
(kkal/ kg BB)
Santai Sedang Berat
Naik 25 30 35
Tetap 20 25 30
Sumber: Escott-stump S, 6th
Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
20 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Perhitungan kebutuhan energi untuk usia kehamilan
trimester I, II dan III adalah sebagai berikut:
Sumber: Escott-stump S, 6th
Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
Contoh :
Seorang Ibu Hamil berusia 23 thn, usia hehamilan 14
minggu (Trimester II), LiLA 22 cm, TB 160 cm (1,6 m),
Diidentifikasi berdasarkan LiLA, status gizi: KEK.
Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan aktivitas
= (BBI x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas)
Perhitungan Kebutuhan Energi adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan BB Ideal pra hamil:
= (TB cm – 100) - 10 % (TB - 100) = 54 kg
2. Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan
aktivitas :
= (BB Ideal x kebutuhan energi sesuai target BB &
aktivitas)
= (54 x 30 kkal) +500 kkal
= 1620 kkal + 500 kkal
= 2120 kkal
(b) Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang
meliputi kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan
500 kkal sebagai penambahan energi selama kehamilan
(Mahan et al, 2011).
(1)) Kebutuhan energi dan zat gizi per hari dapat dilihat
pada tabel berikut :
30 – 35 kkal/kg BB Ideal sebelum hamil + 500
kkal
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 21
Tabel 4. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu Hamil KEK
Energi dan Zat Gizi Kebutuhan
Energi 30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan
aktifitas
Protein 12 – 15 %, diutamakan sumber protein
dari ikan terutama ikan laut.
Lemak 30 %, diutamakan berasal dari lemak tidak
jenuh tunggal maupun ganda
Karbohidrat 55 – 58%
Serat 28 g/hari
Asam folat 600 mcg/hari
Vitamin A 300-350 mcg/hari
Vitamin B2 0,3 mg/hari
Vitamin B3 4 mg/hari
Vitamin B6 0,4 mg/hari
Vitamin C 85 mg/hari
Kalsium 1000mg/hari
Zink (Seng) 1 – 4 mg/hari
Iodium 70mcg/hari
Zat besi 27 mg/hari
Air Minimal 2 liter/hari
(2)) Bentuk penambahan energi 500 kkal dapat berupa
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil
KEK sebesar 500 kkal. PMT dapat berupa pangan lokal
atau pabrikan dan minuman padat gizi.
 PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat
berupa makanan selingan padat, sebagai contoh:
o 200 gr pempek kapal selam + es kacang merah,
o 1 porsi siomay lengkap + jus jeruk
o 1 porsi bubur kacang ijo + 2 iris roti tawar,
o 1 porsi bubur sagu kenari
o 3 bh lontong/arem-arem + 4 potong tahu goreng.
Contoh makanan lain terlampir pada Lampiran 15
 PMT Bumil pabrikan 500 kkal, 15 gr protein,
diberikan 90 hari.
o biscuit lapis (100 gr)
22 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
 Minuman padat gizi, dapat berupa formula susu
dan formula non susu :
o formula susu (1,5 kkal/mL) terdiri dari susu +
gula + minyak + mineral mix
o formula non susu (1,5 kkal/mL) yang terdiri dari
kacang + telur + gula + minyak.
(2) Konseling/edukasi gizi
Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu
hamil KEK dalam memperbaiki status gizinya melalui
penyediaan makanan yang optimal agar tercapai berat
badan standar.
Tahapan konseling:
(a) Menentukan prioritas perubahan perilaku yang
perlu dilakukan untuk mencapai kesehatan ibu hamil
(b) Mendiskusikan prioritas perubahan perilaku
bersama dengan ibu hamil agar dapat dilakukan
sesuai dengan kondisinya
(c) Menjelaskan bagaimana prinsip gizi seimbang bagi
ibu hamil dan PHBS
(d) Menjelaskan tentang pentingnya makanan yang
cukup selama kehamilan terutama penambahan
energi sesuai dengan trimesternya. (contoh di
lampiran 11)
(e) Menjelaskan tentang pentingnya pemilihan
makanan yang tepat selama kehamilan dengan cara
mengajarkan ibu bagaimana mengganti bahan
makanan dengan bahan makanan yang sejenis
(contoh makanan sumber energi nasi, bisa diganti
dengan singkong/mie/roti/jagung dengan menggunakan
Bahan Makanan Penukar, bisa dilihat di lampiran 8.)
(f) Memberikan contoh pola makan yang tepat (terdiri
dari makanan pokok, sumber protein hewani-
nabati, sayur dan buah) serta penambahan energi
sesuai dengan trimester (dalam bentuk susu atau
PMT lain)
(g) Contoh pola makan ibu hamil dapat dilihat pada
Lampiran 13.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 23
(h) Memberikan contoh menu sehari bergizi seimbang
bagi ibu hamil (Lampiran 5).
(i) Memberikan contoh makanan tambahan sebesar
500 kkal, 15 gr protein (dapat diberikan dalam
bentuk makanan selingan 2-3 kali sehari, dalam
bentuk makanan/ minuman padat gizi). Contoh
dapat dilihat pada lampiran 15.
(j) Menyarankan ibu hamil untuk menambah waktu
istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari.
(k) Melakukan evaluasi konseling yang dilakukan
dengan cara menanyakan ulang kepada ibu hamil
tentang bagaimana pola makan yang baik bagi ibu
hamil.
(l) Mengatur dan memotivasi kunjungan ulang secara
berkala ke pelayanan kesehatan. Jika sebelum
waktu kunjungan ulang tiba ibu ada
keluhan/permasalahan yang terkait dengan
pemberian makan ibu hamil dapat menghubungi
tenaga gizi/tenaga kesehatan terdekat.
(3) Kolaborasi dan Koordinasi Tenaga Kesehatan dan
Lintas Sektor terkait
Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil KEK
mengalami kendala untuk melakukan praktek
pemberian makannya, maka tenaga gizi dapat
berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam hal :
(a) Membuat makanan tambahan berbasis bahan
makanan/pangan lokal
(b) Memotivasi ibu hamil KEK untuk meningkatkan
asupan makanan sehari-hari dan mengonsumsi PMT
sesuai kebutuhan dapat berupa pendampingan PMT.
(c) Memantau pemanfaatan PMT melalui
pendampingan kader.
Jika ada kendala dalam pelaksaaan intervensi gizi
lainnya, tenaga gizi juga dapat berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain/bidan praktek mandiri dalam
penanganannya. Misalnya:
24 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
(a) Bekerjasama dengan tim kesehatan lain atau
dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan jika ada
penyulit dan penyakit penyerta
(b) Bekerjasama dengan perawat atau bidan untuk
memotivasi kesadaran makan ibu hamil
(c) Bekerjasama dengan bidan untuk mengelola PMT
lokal melalui kelas ibu
d) Monitoring-Evaluasi
Tujuan monitoring evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kemajuan status gizi ibu hamil KEK dalam
melaksanakan praktek pemberian makan ibu hamil. Indikator
monitoring evaluasi meliputi kenaikan BB, perbaikan nilai
laboratrium, perbaikan tanda klinis, asupan makanan
termasuk asupan makanan dari PMT.
Contoh pencatatan hasil monitoring evaluasi dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi Intervensi Gizi
Asupan Makanan Penambahan BB
< 80% ≥ 80% ≥ 1 kg/bl (TM 1) dan
≥ 2 kg/bl (TM 2 & 3)
< 1 kg/bl (TM 1) dan
< 2 kg/bl (TM 2 & 3)
Kunjungan
ulang dalam
2 minggu
dengan
melakukan
pengkajian
ulang
meliputi BB
dan asupan
Kunjungan
ulang dalam 1
bulan dengan
melakukan
pengkajian
ulang meliputi
BB dan
asupan.
Teruskan Edukasi,
konseling dan
PMT
 Kaji ulang asupan
gizi. Jika asupan
makanan ibu tidak
sesuai dengan
anjuran karena
faktor “sosial
ekonomi”,
upayakan bantuan
pangan melalui
program yang ada
 Tambah waktu
istirahat dengan
berbaring 1 jam,
pada siang hari.
 Ukur kembali
pertambahan berat
badan 1 bulan
kemudian.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 25
Ibu hamil KEK yang dirujuk ke rumah sakit akan
mendapatkan pelayanan terapi gizi oleh tim asuhan gizi
di rumah sakit.
Pemantauan penambahan BB pada bumil KEK dilakukan
setiap bulan, disertai dengan pemantauan perkembangan
janin oleh tenaga kesehatan agar intervensi dapat
disesuaikan dengan kondisi janin.
Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK yang dilakukan oleh bidan:
Bidan dapat melakukan pelayanan gizi untuk ibu hamil
KEK jika tidak ada tenaga gizi. Kegiatan tatalaksana gizi
yang dilakukan bidan yaitu
(a) Edukasi pola makan,
(b) Pemberian makanan tambahan ±500 kkal, 15 gr
protein per hari (contoh terlampir pada lampiran
12) dan pantau perkembangan janin oleh bidan.
(c) Apabila tidak terjadi kenaikan BB 1 kg/bulan
(Trimester I) dan 2 kg/bulan (Trimester II dan III)
segera merujuk ke dokter dan tenaga gizi.
3) Pelayanan gizi Ibu Hamil anemia
Jika dari hasil diagnosis gizi diketahui ibu hamil dengan anemia
dengan kadar Hb < 11 gr/dl maka diberikan intervensi gizi:
a) Konseling tentang pola makan dengan gizi seimbang,
pemberian contoh bahan makanan yang tinggi zat besi
(Lampiran 11 dan 16) dan PHBS.
b) Pemberian 2 tablet tambah darah setiap hari sampai kadar
Hb mencapai normal. Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada
trimester I maka pemeriksaan Hb dilakukan setiap bulan. Jika
ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester ke II pemeriksaan
Hb dilakukan setiap 2 minggu sekali.
c) Bila kadar Hb < 10 gr/dl harus dirujuk ke fasilitas kesehatan
lebih tinggi.
d) Ibu hamil anemia dengan penyakit penyerta:
(1) Malaria
(a) Anjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung
zat besi.
26 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
(b) Penatalaksanaan yang berhubungan dengan
pemberian zat besi dan penatalaksanaan lainnya
sesuai standar program malaria.
(2) Kecacingan
Ibu hamil yang menderita kecacingan tetap diberi TTD
disamping pemberian obat cacing. Biasanya ibu hamil
dengan kecacingan akan menderita anemia sedang. Maka
pemberian TTD dapat mencegah anemia menjadi lebih
berat (INACG,1998)
4) Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK dengan anemia
Tatalaksana gizi pada ibu hamil dengan anemia dan KEK dengan
menggabungkan tatalaksana ibu hamil dengan anemia dan KEK
5) Pelayanan gizi Ibu Hamil KEK dengan penyakit dilakukan
sesuai dengan standar di fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan.
a) Ibu Hamil KEK dengan Pre-eklampsia
Pencegahan penyakit preeklampsia merupakan pilihan
terbaik, oleh karena penyebab preeklampsia masih belum
diketahui dengan pasti. Berbagai macam faktor telah
teridentifikasi dapat meningkatkan risiko terjadinya
preeklampsia, termasuk obesitas. Untuk ibu hamil KEK,
defisiensi kalsium harus diwaspadai. Asupan kalsium
sebanyak 1500-2000 mg/hari dapat mencegah terjadinya
preeklampsia pada ibu hamil yang mempunyai risiko dan
dapat mencegah pemberatan penyakit pada ibu hamil yang
telah terdiagnosis preeklampsia. Pembatasan asupan garam,
pemberian vitamin C, vitamin E, minyak ikan dan bawang
putih tidak terbukti bermanfaat dalam penanganan
preklampsia. Pendekatan holistik dengan pemberian semua
zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil sesuai dengan AKG sangat
dianjurkan, yang dapat diberikan dalam bentuk makanan
beraneka ragam dan gizi yang seimbang, sehingga obesitas
dan defisiensi kalsium dapat dicegah.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 27
b) Ibu Hamil KEK dengan HIV
Ibu hamil KEK dengan HIV diberikan diet Tinggi Energi Tinggi
Protein dengan penambahan energi dan protein sesuai
kondisi kehamilan dan infeksi oportunistiknya (merujuk pada
buku Pedoman Pelayanan Gizi bagi ODHA)
c) Ibu Hamil KEK dengan TB.
Ibu hamil KEK dengan TB diberikan diet Tinggi Energi Tinggi
Protein (merujuk pada buku Pedoman Pelayanan Gizi pada
Pasien Tuberculosis)
Contoh Kasus:
Sebagai Contoh sesuai dengan diagnosis gizi NI-5.2:
Kasus:
Seorang Ibu berusia 19 thn, hamil anak pertama, usia kehamilan
11 minggu (Trimester I), pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah
tangga dengan aktifitas sedang, suami sebagai buruh, data
antropometri LiLA 19 cm; BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm (1,5 m),
tidak terjadi penambahan BB selama hamil, asupan makan
menurun selama hamil. Berikut ini adalah contoh PAGT:
a) Asesmen Gizi:
- Antropometri :
 LiLA 19 cm (status KEK)
 BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm; BB Aktual 41 Kg
 IMT = BB Aktual ( 41) = 18,2 kg/m2
TB (1,5 x 1,5)
 Status gizi : gizi kurang/KEK
 BB Ideal
= [TB (cm) – 100] – 10%[TB (cm) – 100]
= [150 – 100] – 5 = 45 kg
- Perhitungan kebutuhan Zat Gizi:
 Kebutuhan energi:
= (BBI x kebutuhan energi sesuai aktivitas)
= (50 x 30 kkal)
= 1500 kkal
28 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
 Kebutuhan Energi per hari bagi ibu hamil trimester I
(untuk penambahan BB):
= Kebutuhan energi sesuai BBI + 500 kkal
= 1500 + 500 kkal
= 2000 kkal
 Perhitungan kebutuhan Protein ibu hamil trimester I:
= 15 % x (kebutuhan energi/4 kkal)
= 15% x (2000 kkal/4 kkal)
= 300/4
= 75 gram
b) Diagnosis Gizi
NI-5.2 Malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan
tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan
atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang
cukup dan pertambahan BB hamil yang tidak adekuat.
c) Intervensi Gizi
Tujuan:
- Meningkatkan asupan energi-protein (asupan > 80%)
- Meningkatkan BB sesuai standar
Implementasi:
- Memberikan edukasi-konseling gizi ibu hamil
- Diberikan anjuran diet 2000 kkal Protein 75 g dengan
pola makan 3 x makanan utama dan 3 x makanan
selingan yang mengandung tinggi energi tinggi protein
(diutamakan berupa PMT berbasis bahan pangan lokal
yang mengandung 500 kkal protein 15 g)
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 29
Tabel.6 . Contoh Penerapan Intervensi Gizi
Diagnosis Gizi
Tujuan
Intervensi Gizi
Implementasi Target
Domain Intake:
NI-5.2 Malnutrisi
-Meningkatkan BB
sesuai standar
-Meningkatkan
asupan energi-
protein
Memberikan
edukasi-
konseling gizi ibu
hamil
- BB meningkat
sesuai standar
- Asupan Energi
80%,
Domain Klinis:
NC-3.1 Penurunan
BB yang tidak
diharapkan
-Meningkatkan BB
sesuai standar
-Meningkatkan
asupan energi-
protein
Memberikan
edukasi-
konseling gizi ibu
hamil
- BB meningkat
sesuai standar
- Asupan Energi
80%,
Domain Perilaku-
Lingkungan:
NB-1.1
Pengetahuan
terkait gizi-
makanan kurang
-Meningkatkan
pengetahuan
tentang gizi ibu
hamil
Memberikan
edukasi-
konseling gizi ibu
hamil
Perubahan
pengetahuan-
sikap-perilaku
tentang gizi ibu
hamil
d) Monitoring/Evaluasi: rencana kunjungan ulang 1 bulan
yang akan datang/ sesuai kebutuhan klien
30 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
BAB IV
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
Penanggulangan ibu hamil KEK akan mencapai tujuan yang kita
inginkan apabila mendapat dukungan baik dari lintas program dan sektor.
Adapun peranan dan tanggung jawab masing masing adalah :
1. Keluarga dan Lingkungan sekitar :
a. Suami dan keluarga lainnya memberi dukungan moril dan materiil
selama proses kehamilan, persalinan dan menyusui.
b. Lingkungan sekitar (tetangga, teman dekat, dan lainnya)
memberikan bantuan dan perhatian khususnya pada ibu hamil
risiko tinggi.
2. Kader dan PKK di posyandu :
a. Membantu pembina wilayah (PLKB, bidan, dll) pengumpulan data
WUS catin dan ibu hamil secara rutin (dengan form Sistem
Informasi Posyandu/SIP). SIP memuat data identitas ibu hamil,
antropometri ibu hamil, imunisasi TT dan distribusi TTD.
b. Memberikan penyuluhan/motivasi kepada ibu hamil agar rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan.
c. Membantu pemantauan pemberian tablet tambah darah.
d. Membantu bidan desa dalam mendistribusikan dan monitoring
pemberian PMT ibu hamil.
3. Bidan desa dan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan Antenatal
terpadu.
b. Melakukan tatalaksana kasus, termasuk dalam 10T.
c. Melakukan tindakan (merujuk), monitoring dan evaluasi serta
tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK sesuai dengan kriteria.
d. Memberikan edukasi pola makan atau merujuk ke Puskesmas untuk
mendapat konseling gizi oleh tenaga gizi.
e. Membantu distribusi PMT ibu hamil KEK (bila ada)
f. Melakukan pembinaan dan pemantauan pada ibu hamil KEK pasca
pemulihan kesehatan.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 31
4. Bidan koordinator
a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) - KIA
b. Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap bidan desa terkait
pelayanan antenatal terpadu (10T).
c. Melakukan monitoring bidan desa dalam pelaksanaan pemberian
PMT ibu hamil KEK (bila ada)
d. Melakukan rekapitulasi data semua ibu hamil termasuk ibu hamil KEK
e. Melakukan koordinasi dengan tenaga gizi dan petugas kesehatan
lainnya
5. Pengelola KIA di Puskesmas (Bidan di Puskesmas)
a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK dengan pengukuran LiLA dan
tetap melakukan pelayanan antenatal terpadu (Lihat di Bab. III)
b. Melakukan tindakan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut
terhadap ibu hamil KEK sesuai dengan kondisi.
c. Memberikan PMT ibu hamil KEK dan monitoring pelaksanaannya
serta pendampingan bila perlu.
d. Melakukan rekapitulasi pencatatan dan pelaporan.
6. Pengelola Gizi di Puskesmas (tenaga gizi)
a. Menerima data dan mengolah data ibu hamil KEK dari Pengelola
Program KIA Puskesmas
b. Melakukan pelayananan gizi berkolaborasi dengan petugas
kesehatan lainnya.
c. Melakukan perencanaan pemberian PMT
d. Melakukan distribusi PMT (bila ada) ke Pengelola Program KIA
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
7. Kepala Puskesmas
a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK
b. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK
c. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan
penanggulangan ibu hamil KEK di wilayah binaan
d. Melaporkan hasil kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
32 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
8. Tim Asuhan Gizi Rumah Sakit dan Puskesmas (Dokter, Ahli Gizi/
Dietesien, perawat)
a. Melakukan asuhan gizi sesuai PAGT
b. Melakukan rujukan balik pasien ibu hamil KEK yang telah
pulih/sembuh ke Puskesmas yang merujuknya
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi
d. Membuat pencatatan dan laporan
9. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan
b. Merencanakan anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-masing
c. Melakukan koordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak
terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis
kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
e. Melaporkan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK ke Dinas
Kesehatan Provinsi
10. Dinas Kesehatan Provinsi
a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan
b. Merencanakan anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-masing
c. Melakukan kordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak
terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengendalian kegiatan
penanggulangan ibu hamil KEK
e. Melaporkan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK ke
Kementerian Kesehatan RI
f. Melakukan pembinaan dan pembuatan kebijakan terhadap
kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 33
11. Lintas Sektor terkait
Mendukung program kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai
dengan tupoksi masing-masing, antara lain :
a. Penapisan KEK pada WUS catin sejalan dengan imunisasi TT
b. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, anemia, KEK serta gizi
remaja melalui UKS
c. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat melalui organisasi wanita
(PKK) dan karang taruna serta institusi, LSM dan swasta setempat
d. Membantu pencegahan WUS dan ibu hamil KEK melalui sosialisasi
dan edukasi Keluarga Berencana (KB)
34 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan bertujuan mencatat dan melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan
ibu hamil melalui pendataan, penapisan, tatalaksana dan analisa data
hasil kegiatan.
A. PENCATATAN
Pencatatan pelayanan gizi ibu hamil meliputi pencatatan yang
berkaitan dengan antenatal terpadu dan pelayanan gizi.
Pencatatan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir yang
sudah ada yaitu:
a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas
kesehatan
b. Kohor ibu merupakan kumpulan data-data dari kartu ibu
c. Buku KIA (dipegang ibu)
d. Formulir pencatatan WUS Catin dapat dikembangkan sesuai
kebutuhan di masing-masing wilayah kerja
e. Pencatatan dari program yang sudah ada (catatan imunisasi,
malaria, gizi, KB, tinggi badan (TB), ibu hamil KEK)
Formulir harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan
pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik
karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan
tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik.
f. Pencatatan kajian dan intervensi gizi ibu hamil KEK (Formulir Kajian
dan Intervensi ibu hamil KEK, Rekapitulasi Kajian dan Intervensi ibu
hamil KEK tingkat puskesmas, kabupaten/kota sampai provinsi).
B. PELAPORAN
Pelaporan pelayanan WUS dan ibu hamil di puskesmas menggunakan
LB3 KIA yang terintegrasi dengan program lain dan dilakukan secara
berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota, Propinsi
sampai ke Pusat (Direktorat Bina Gizi). Untuk jumlah kasus Ibu Hamil
KEK pelaporan tiap bulan melalui sigizi.
Analisa data laporan KIA dan gizi dengan menggunakan alat bantu
PWS KIA Format 1 – 6, formulir kajian intervensi gizi ibu hamil dengan
KEK (Lampiran 17)
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 35
D
Pengelola KIA
Dinkes Kab/Kota
Dinkes Propinsi
Pengelola KIA
Dinkes Propinsi
Pengelola
Program Gizi
Dinkes Propinsi
Pengelola
Program Gizi
Dinkes Kab/Kota
Puskesmas
PUSAT PUSATPUSAT
Bidan Koordinator
Pengelola
Program Gizi
Bidan
Desa
Bidan
Desa
Bidan
Desa
Bidan
Desa
PUSAT
Dinkes
Propinsi
PUSKES
MAS
DESA
Dinkes
Kab/Kota
Selanjutnya hasil analisa data laporan tersebut dikirim oleh pengelola
program terkait secara berjenjang dari puskesmas ke Dinas kesehatan
kabupaten/kota, provinsi sampai dengan pusat secara rutin.
Gambar 6. Alur Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan tingkat puskesmas
Bidan di desa, bidan praktek mandiri/klinik swasta dan bidan di
puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan terhadap WUS
dan ibu hamil melakukan pencatatan dengan menggunakan format
yang sudah ada. Selanjutnya catatan tersebut direkap oleh bidan
koordinator di puskesmas secara rutin setiap bulan.
36 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
2. Pelaporan tingkat puskesmas
a. Bidan koordinator membuat laporan hasil rekapan pelayanan
kesehatan WUS dan ibu hamil dan mengirimkan ke pengelola
KIA Dinas Kesehataan Kabupaten/kota sekaligus memberikan
tembusan ke pengelola program gizi di puskesmas.
b. Pengelola program gizi di puskesmas mengkompilasi hasil
pelayanan kesehatan WUS dan ibu hamil dengan pelayanan gizi
lainnya.
c. Pengelola program gizi perlu memvalidasi data sasaran ke bidan
koordinator selanjutnya membuat laporan dan mengirimkan ke
pengelola program gizi di dinas kesehatan kabupaten/kota
secara rutin setiap bulan
3. Pelaporan tingkat Kabupaten/Kota
Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil laporan pelayanan
gizi di puskesmas dengan program KIA. Selanjutnya membuat
laporan ke dinas kesehatan provinsi secara rutin setiap bulan.
4. Pelaporan tingkat provinsi
Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil laporan pelayanan
gizi dari dinas kesehatan kabupaten/kota dengan program KIA.
Selanjutnya membuat laporan ke pusat secara rutin setiap bulan.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 37
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan sekaligus penilaian secara
periodik terhadap pelaksanaan pelayanan gizi khususnya bagi WUS Catin
dan ibu hamil dengan KEK dan anemia. Kegiatan ini merupakan bagian
yang sangat penting dalam penanggulangan masalah gizi dan perlu
dilaksanakan secara terus menerus.
Aspek yang dipantau meliputi:
1. Kepatuhan Ibu Hamil Anemia dalam mengonsumsi tablet besi
2. Kepatuhan Ibu Hamil kurang gizi dalam mengonsumsi PMT
3. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK yang mendapatkan PMT
Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat/mengukur keberhasilan pada
akhir pelaksanaan kegiatan setiap tahun.
Aspek yang dievaluasi meliputi:
1. Jumlah WUS Catin yang mendapat edukasi gizi
2. Jumlah WUS Catin yang mendapat konseling gizi
3. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat edukasi gizi
4. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat konseling gizi
5. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT
6. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mengalami peningkatan BB
7. Jumlah ibu hamil anemia yang mengalami peningkatan kadar Hb
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah
gizi pada WUS Catin dan Ibu Hamil dilakukan dengan menggunakan data
laporan gizi yang terintegrasi dengan pelayanan KIA. Alat bantu yang
digunakan adalah:
1. Pelayanan KIA menggunakan PWS KIA Format 1-6 (terlampir)
2. Pelayanan Gizi menggunakan Formulir Kajian Intervensi gizi (Lampiran 17)
38 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kebijakan,
petugas kesehatan dan berbagai elemen masyarakat baik lintas sektor
maupun lintas program dalam mendukung upaya peningkatan status gizi
masyarakat.
Buku ini merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam
pelayanan kesehatan. Penerapan Pedoman Gizi Ibu Hamil KEK diharapkan
dapat mempercepat proses pemulihan status gizi WUS Catin dan ibu
hamil sehingga dapat mencegah BBLR, Balita Pendek, meningkatkan
status gizi ibu dan anak serta menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada ibu dan bayi.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan status
gizi masyarakat, khususnya ibu hamil.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 39
DAFTAR PUSTAKA
Academy of Nutrition and Dietetics. Nutrition and Lifestyle for a Healthy Pregnancy
Outcome as a Position. J Acad Nutr Diet. 114:1099 – 1103. 2004.
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001.
AR., Amorim, Linne Y, Kac G & Lourenco PM. Assessment of Weight Changes During and
After Pregnancy: Practical Approaches. Maternal and Child Nutrition, 2008: 4; 1 – 13.
BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta, 2011.
BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia. 2013.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan
Penanggulangan KEK pada Ibu Hamil. Jakarta, 1995.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemberian Tablet tambah Darah –
Folat dan Sirup Besi bagi Petugas. Jakarta, 1999.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar
Lengan Atas (LiLA) pada Wanita Usia Subur. Jakarta, 1995.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
Orang Dewasa dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Jakarta, 2003.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pojok Gizi. Jakarta, 2001.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, UNICEF, HKI, MI. Apa dan Mengapa tentang
Vitamin A. Jakarta, 2008.
Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2010.
Departemen Kesehatan RI. Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. 2001.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1996.
Dinarsi, Heriza. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan
Tambahan Berbasis Pangan Lokal. 2010.
Girard AW & Olude O. Nutrition Education and Counselling Provided During Pregnancy:
Effects on Maternal, Neonatal and Child Health Outcomes. Paediatric and
Perinatal Epidemiology, 2012: 26 (Suppl. 1); 191 – 204.
Hacker AN, Fung EB & King JC. Role of Calcium During Precnancy: Maternal and Fetal
Needs. Nutrition Reviews. 2012: 70(7); 397 – 40.
Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L, Torloni MR. Calcium Supplementation During
Pregnancy for Preventing Hypertensive Disorders and Related Problems.
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2014, Issue 6. Art. No: CD001059.
DOI:10.1002/14651858.CD001059.pub4.
40 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Institute of Medicine. Weight Gain During Pregnancy : Reexamining the Guidelines.
A Report Brief, 2009.
Kementerian Kesehatan RI – WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Panduan Pengelolaan MP-ASI dan PMT Bumil KEK. Jakarta, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan BagiBalita Gizi Kurang (Bantuan Operasional Kesehatan). Jakarta, 2011.
Kementerian Kesehatan RI. Panduan PMT Balita dan Ibu Hamil. 2012
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gerakan Nasional Sadar Gizi. 2012.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana.
Jakarta, 2012.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta, 2011.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas. Jakarta, 2014.
KementerianKesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberkulosis. Jakarta, 2014.
Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan Antenatal dalam Pencegahan dan Penanganan
Malaria pada Ibu Hamil. Cetakan Kedua. Edisi Kedua. Jakarta, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2013 tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu.
Jakarta. 2013
Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2013
Kementerian Kesehatan RI. Ditjen Bina Gizi dan KIA. Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Edisi Kedua. Jakarta,2013.
Lysen LK, Israel DA. Nutrition in Weight Management. Krause’s Food and Nutrition Care
Process. 2012.
M., Erick. Nutrition in Precnancy and Lactation. Krause’s Food and Nutrition Care Process.
2012.
Makrides M, Duley L, Olsen SF. Marine Oil, and Other Prostaglandin Precursor,
Supplementation for Pregnancy Uncomplicated by Pre-eclampsia or Intrauterine
Growth Restriction. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2006. Issue 3.
Art. No: CD003402. DOI: 10.1002/14651858.CD003402.pub2.
Meher S, Duley L. Garlic for Preventing Pre-eclampsia and Its Complications. Cochrane
Database of Systematic Reviews. 2006, Issue 3. Art. No: CD006065. DOI:
10.1002/14651858.CD006065.
Mija-tesse. V. Et al (2013). Which Anthropometric Indicators Identify a Pregnant Woman
as Acutely Malnourished and Predict Adverse Birth Outcomes in the
Humanitarian Context. P Los Curr. 2013.
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 41
Ota E, Tobe-GAi R, Mori R, Farrar D. Antenatal Dietary Advice and Supplementation to
Increase Energy and Protein Intake. Cochrane Database of Systematic Reviews.
2012. Issue 9. Art. No: CD000032.DOI:10.1002/14651858.CD000032.pub2.
Peraturan Presiden no. 42 tahun 2012. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta, 2009.
Ratih Damayanti. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012.
Republik Indonesia. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta. 2013
Rizki Nurmiya Kardina. Thesis Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012.
Rumbold A, Crowther CA. Vitamin C Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database of
Systematic Reviews 2005, Issue 1. Art. No.: CD004072. DOI:
10.1002/14651858.CD004072.pub2.
Rumbold A, Crowther CA. Vitamin E Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database if
Systematic Reviews. 2005. Issue 2. Art. No: CD004069. DOI:
10.1002/14651858.CD004069.pub2.
Rumbold A, Duley L, Crowther CA, Halam RR. Antioxidants for Preventing Pre-eclampsia.
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2008. Issue 1. Art. No: CD004227.
DOI: 10.1002/ 14651858. CD004227.pub3.
S., Escott-Stump. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008.
Sebayang SK, Dibley MJ, Kelly PJ, Shankar AV & Shankar AH. Determinants of Low
Birthweight, Small-for-Gestational-age and Preterm Birth in Lombok, Indonesia:
Analyses of The Birthweight Cohort of The SUMMIT Trial. Trop Med Int. Health,
2012: 17(8); 938 – 950. 2012.
Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN) 2000. 4. The World Nutrition Situation January
2000. Nutrition Through out the Life Cycle United Nations Administrative
Commitee on Coordination Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN in
collaboration with International Food Policy Research Institute (IFPRI)
USAID. Guidance for Formatif Research on Maternal Nutrition. Februari 2012.
WHO. Physical Status : The Use and Interpretation of Anthropometry. Report of a WHO
expert Committee. Word Health Technical Report Serries. Geneva, 1995.
WHO. Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anaemia and Assessment of
Severity. WHO/NMH/NHD/MNM/11.1. Geneva, 2011.
WHO. WHO Child Growth Standards. Department of Nutritions for Health and
Development. 2006.
WHO. Guideline: Intermittent Iron and Folic Acid Supplementation in Non-Anaemic
Pregnant Women. Geneva, 2011.
www.who.int/vnis/publications/aneamis_prevalence/en/
42 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
DAFTAR PENYUSUN
Pelindung
dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Dirjen Bina Gizi dan KIA)
Pengarah
Ir. Doddy Izwardy, MA (Direktur Bina Gizi)
Penanggung Jawab
dr. Marina Damajanti, MKM (Kasubdit Bina Gizi Kllinik)
Tim Penyusun
Prof. Dr. Bambang Wirjatmadi MS, MCN, PhD, SpGK (UNAIR Surabaya)
Dr. Detty Siti Nurdiati, MPH. PhD. SpOG(K) (FK UGM Yogjakarta)
Dr. Ir. Anies Irawati, M.Kes (PTIKM Kementerian Kesehatan RI)
dr. Arietta Pusponegoro, SpOG (K) (POGI)
Dr. dr. Yustina Anie Indriastuti, SpGK (PDGMI)
Dr. dr. Carmen Siagian, MS. SpGK (PDGKI)
DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc (FK UI)
Iskari Ngadiarti, MSc (POLTEKES Gizi Jakarta II)
Holil Par’i, SKM. MKes (POLTEKES Gizi Bandung)
Susyani, SSIT. MKes (POLTEKES Gizi Sumsel)
Dr. Retno Mratihatani, MH.Kes (Dinkes Jawa Tengah)
Trisanty Listiany, SKM (Dinkes Sumsel)
dr. Nanda Agus P (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil)
dr. Rima Damayanti (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil)
Dhefi Ratnawati (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil)
Laurentia Lawintonom, Sc (IBI)
Siti Dharma Azizah, SST (ASDI)
Ruri Harini, SKM (PERSAGI)
Wita Rizki Amelia, SKM (RSCM)
Sugeng Eko Irianto, PhD (WHO)
Maria Catharina (WFP)
Sri Sukotjo (UNICEF)
Ir. Mursalim, MPH (Subdit Bina Gizi Klinik)
Iip Syaiful, SKM. Mkes (Subdit Bina Gizi Makro)
Ir. Siti Arifah Pujonarti, MPH (FKM UI)
Dr. Ir. Diah M. Utari, MKes. (FKM UI)
dr. Ivonne Kusumaningtias (Subdit Bina Gizi Mikro)
Sri Amelia, SKM (Subdit Bina Konsumsi Makanan)
Elmy Rindang Turhayati, SKM, MKes (Subdit Bina Gizi Makro)
Izra Haflinda Izmil, SKM, MMKes. (Subag TU Ditzi)
Elisa, SKM (Subdit Bina Kewaspadaan Gizi)
Ir. Andry Harmany, M.Kes (Subdit Bina Gizi Klinik)
dr. Yetty MP Silitonga (Subdit Bina Gizi Klinik)
Retnaningsih, SST (Subdit Bina Gizi Klinik)
dr. Julina, MM (Subdit Bina Gizi Klinik)
Sri Nurhayati, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
Dewi Astuti, SGZ (Subdit Bina Gizi Klinik)
Witrianti, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 43
Lampiran 1. Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Cara pengukuran Lingkat Lengan Atas (LiLA):
a. Alat ukur yang digunakan adalah pita antropometri/ pita LiLA dengan
ketelitian 0,1 cm
b. Pengukuran dilakukan pada lengan atas kiri. Pada wanita kidal,
pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan.
c. Posisi siku dibengkokkan dengan sudut 90o
Pastikan letak akromion
(bagian tulang yang menonjol dari bahu) , dan olekranon (bagian
terbawah tulang lengan atas)
d. Ambil titik tengah antara akromion dan olekranon lalu beri tanda
e. Luruskan lengan
f. Lakukan pengukuran lingkar lengan atas pada titik pertengahan
yang sudah ditandai
g. Saat pengukuran lengan dalam keadaan bebas
h. Pita pengukur harus menempel erat pada permukaan kulit, tetapi
tidak ada tekanan
i. Baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm
akromion
olekranon
44 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Posisi
Bandul
seimbang
/jarum timbang
posisi nol
Timbangan Detecto
Lampiran 2. Cara Penimbangan Berat Badan
Dalam menimbang Berat Badan, gunakan timbangan dengan ciri-ciri
berikut:
1) Kuat dan tahan lama
2) Mempunyai ketelitian sampai 0,1 kg (100 gram)
3) Sudah dikalibrasi
4) Tidak menggunakan timbangan pegas
5) Dapat menimbang sampai 150 kg
6) Contoh timbangan yang dianjurkan digunakan: timbangan digital
(elektronik), timbangan triple beam balance /detecto. Penggunaan
timbangan kamar mandi (bathroom scale) tidak direkomendasikan.
Timbangan
Digital
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 45
Gunakan Timbangan yang sama
setiap kali menimbang Ibu Hamil
Cara Menimbang Berat Badan dengan timbangan digital :
1) Letakkan timbangan di lantai yang rata
2) Nyalakan timbangan sampai keluar angka 0,0
3) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di
atas timbangan
4) Baca angka hasil penimbangan dalam layar timbangan sampai
ketelitian 0,1 kg
5) Catat hasil penimbangan
Cara Menimbang Berat Badan dengan triple beam balance:
1) Letakkan timbangan di lantai yang rata
2) Letakkan bandul geser pada posisi angka nol
3) Pastikan posisi jarum timbang pada posisi nol
4) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di
atas timbangan
5) Geser bandul timbangan sampai posisi jarum timbang seimbang
6) Baca hasil timbang sampai ketelitian 0,1 kg
7) Catat hasil penimbangan
46 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Lampiran 3. Cara Pengukuran Tinggi Badan
Dalam mengukur tinggi badan, gunakan Microtoise dengan syarat
sebagai berikut :
1) Mempunyai presisi sampai 0,1 cm
2) Sudah dikalibrasi
3) Dapat mengukur sampai 200 cm
4) Dapat diatur ulang ke nol
Persiapan menggunakan microtoise, pastikan:
1) Cari dinding untuk menempel microtoise yang rata dan tegak lurus
2) Letakkan microtoise di lantai yang rata dan tegak lurus (gunakan tali
bantu yang tergantung sehingga diketahui posisi tegak lurus dari
lantai) dan menempel pada dinding yang rata.
3) Tarik pita microtoise lurus ke atas angka pada jendela baca
menunjukkan angka nol
4) Rekatkan Ujung pita meteran pada dinding
Jendela Baca
menunjukkan
angka nol
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 47
Cara mengukur tinggi badan dengan microtoise :
1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut sudah
dilepaskan.
2) Posisikan ibu berdiri tegak bebas dengan bagian belakang kepala,
punggung, bokong, betis dan tumit menempel kedinding. Pada ibu
yang obesitas minimal 3 bagian yang menempel pada dinding
(punggung, bokong dan betis)
3) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort
(garis antara sudut mata dan telinga sejajar, berada tegak lurus pada
pita)
4) Pengukur utama mengarahkan posisi kepala subyek yang diukur dan
papan geser microtoise, sedangkan asisten pengukur membantu
mengatur bagian betis agar menempel pada dinding
5) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala ibu
6) Baca angka pada jendela baca dari arah depan dan mata pembaca
harus sejajar dengan garis merah
7) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka
kecil kearah angka besar
8) Catat hasil pengukuran tinggi badan dengan ketelitian sampai 0,1 cm
48 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Lampiran 4. Angka Kecukupan Gizi Sebelum dan Selama Hamil
Jenis Zat Gizi
Kebutuhan Ibu Sebelum
Hamil
Tambahan Kebutuhan
Selama Hamil
19 – 29 (th) 30 – 49 (th) TM I TM II TM III
Energi (kkal) 2250 2150 180 300 300
Protein (g) 56 57 20 20 20
Lemak Total (g) 75 60 6 10 10
Lemak n-6 (g) 12,0 12,0 2 2 2
Lemak n-3 (g) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3
Karbohidrat (g) 309 323 25 40 40
Serat (g) 32 30 3 4 4
Air (ml) 2300 2300 300 300 300
Vitamin A (mcg) 500 500 300 300 350
Vitamin D (mcg) 15 15 0 0 0
Vitamin E (mg) 15 15 0 0 0
Vitamin K (mcg) 55 55 0 0 0
Vitamin B1 (mg) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3
Vitamin B2 (mg) 1,4 1,3 0,3 0,3 0,3
Vitamin B3 (mg) 12 12 4 4 4
Vit. B5/Pantotenat (mg) 5,0 5,0 1 1 1
Vitamin B6 (mg) 1,3 1,3 0,4 0,4 0,4
Folat (mcg) 400 400 200 200 200
Vitamin B12 (mcg) 2,4 2,4 0,2 0,2 0,2
Biotin (mcg) 30 30 0 0 0
Kolin (mg) 425 425 25 25 25
Vitamin C (mg) 75 75 10 10 10
Kalsium (mg) 1100 1000 200 200 200
Fosfor (mg) 700 700 0 0 0
Magnesium (mg) 310 320 40 40 40
Natrium (mg) 1500 1500 0 0 0
Kalium (mg) 4700 4700 0 0 0
Mangan (mg) 1,8 1,8 0,2 0,2 0,2
Tembaga (mcg) 900 900 100 100 100
Kromium (mcg) 25 25 5 5 5
Besi (mg) 26 26 0 9 13
Iodium (mcg) 150 150 70 70 70
Seng (mg) 10 10 2 4 10
Selenium (mcg) 30 30 5 5 5
Fluor (mg) 2,5 2,7 0 0 0
Sumber : PerMenKes No. 75 Th. 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 49
Lampiran 5. Contoh Menu Sehari Untuk Ibu Hamil
Energi : 2430 kkal
Protein : 76 g
Lemak : 81 g
Karbohidrat : 342 g
Pagi Sawut singkong 180 gr ( 1 gelas)
Pecel sayuran 100 gr (1 mangkok)
Rempeyek kacang/teri (2 buah)
Snack Bubur kacang hijau (1 gelas)
Roti tawar ( 2 iris)
Teh manis (1 sdm gula pasir)
Siang Nasi 150 gr ( 1 gelas)
Pepes Ikan 70 gr (2 potong sedang)
Tahu goreng 110 gr (2 potong sedang)
Sayur lodeh lengkap 100 gr ( 1 mangkok)
Pepaya 100 gr (1 buah besar)
Malam Nasi 150 gr (1 gelas)
Ayam goreng lengkuas 80 gr (2 potong sedang)
Tempe bumbu kuning 50 gr (1 potong sedang)
Tumis buncis wortel 100 gr ( 1 mangkok)
Buah potong 100 gr (1 gelas)
Snack Susu 20 gr ( 1 gelas)
Roti Tawar 50 gr ( 2 iris)
50 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Lampiran 6. Formulir Food Frequency (FFQ)
Jenis Makanan
Frekuensi….kali
/hari
Frekuensi.…kali/
minggu
Makanan pokok
(……………………..)*
Lauk Hewani
Lauk Nabati
Sayuran orange/merah
Sayuran hijau
Buah
Gula
Minyak
Susu
Snack (…………………….)*
Keterangan: )* sebutkan
Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 51
Lampiran 7. Formulir Asuhan Gizi Ibu Hamil
FORMULIR ASUHAN GIZI IBU HAMIL
Tanggal :
1. Asesmen Gizi
Antropometri:
TB : ……… cm
BB Ideal : ……….Kg
BB sekarang :…….Kg
LILA : ……. cm (KEK/normal*)
BB pra hamil:………..Kg
IMT pra hamil: ……...Kg/m2
Status Gizi pra hamil: kurang/
normal/ lebih*)
Biokimia
Hb ………g/dL Ht ……….% GD P/2 jam PP : ……./……..mgdL
Fisik/klinis :
Dietary/ pola makan(food recall 24 jam):
Zat gizi Kebutuhan Asupan
% thd
Kebutuhan
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
KH (g)
Zat besi (mg)
…………………..**)
…………………..**)
No RM :
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
(tulis lengkap/atau tempelkan stiker
52 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Riwayat Personal :
2. Diagnosa Gizi
3. Intervensi Gizi
Tujuan:
Implementasi :
4. Monitoring & Evaluasi
*) coret yang tidak perlu
**) tulis yang diperlukan
Nama Ahli Gizi: …….…………… Tanda tangan : ..........…...........

More Related Content

What's hot

PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
Lutfi Imansari
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
Muh Saleh
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
Shela Rizky Tarinda
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Hardianti Darmatika
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamilGepy Gbu
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
IlhamMaulana690923
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
tris nia
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
Aris Rahmanda
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Muh Saleh
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Dinkes Kab Lebak
 
SKDN
SKDNSKDN
Program gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasProgram gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasJoni Iswanto
 
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Asyifa Robiatul adawiyah
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
Pmba pada kader
Pmba pada kaderPmba pada kader
Pmba pada kader
Niken Kurniasih
 

What's hot (20)

PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
Asi eksklusif
Asi eksklusifAsi eksklusif
Asi eksklusif
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
Program gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasProgram gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmas
 
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Pmba pada kader
Pmba pada kaderPmba pada kader
Pmba pada kader
 

Similar to Buku bumil kek (1 52)

1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
OktoviaKaka
 
Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013
irfiandi irfiandi
 
progker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptxprogker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptx
SitiKhusnul102
 
Kebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptx
Kebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptxKebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptx
Kebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptx
oelaewoks
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
Triana Septianti
 
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptxpptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
agriSagala1
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
PenaLangkat
 
PerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptx
PerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptxPerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptx
PerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptx
NursariAbdulSyukur
 
makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docx
ElsisRosari
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
MursidTriSusilo2
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
YenzaFahera1
 
Tugas Penyajian Data
Tugas Penyajian DataTugas Penyajian Data
Tugas Penyajian Data
FayicaSuffi1
 
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxpdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
sukraini
 
Penyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptx
Penyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptxPenyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptx
Penyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptx
DewiSartika71875
 
379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005Ida Ayu Mirah
 
Stunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptxStunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptx
MeldyMuzadaElfa1
 
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptxPPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
ZeniraPitaloka
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
AnisEkaSukmadadari1
 

Similar to Buku bumil kek (1 52) (20)

1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
 
Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013Data gizi terbaru rikesdas 2013
Data gizi terbaru rikesdas 2013
 
progker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptxprogker stunting 080.pptx
progker stunting 080.pptx
 
Kebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptx
Kebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptxKebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptx
Kebijakan ILP_Rakontek Jabar_dr Then Dir Takelmas.pptx
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
 
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptxpptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
pptstuntingdes2022-230116154802-1b3c3ab9.pptx
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
PerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptx
PerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptxPerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptx
PerkemPembangunan Gizi di Indonesia.pptx
 
Beban ganda-masalah-gizi
Beban ganda-masalah-giziBeban ganda-masalah-gizi
Beban ganda-masalah-gizi
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docx
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
Tugas Penyajian Data
Tugas Penyajian DataTugas Penyajian Data
Tugas Penyajian Data
 
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxpdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
 
Penyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptx
Penyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptxPenyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptx
Penyuluhan stunting PKM KEL. PARI.pptx
 
379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005379 ismi trihardiani_g2_c309005
379 ismi trihardiani_g2_c309005
 
Stunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptxStunting Meldy.pptx
Stunting Meldy.pptx
 
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptxPPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
PPT IBU HAMIL DG ANEMIA.pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 

More from Dokter Tekno

Buku Saku Pasien
Buku Saku PasienBuku Saku Pasien
Buku Saku Pasien
Dokter Tekno
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Dokter Tekno
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Dokter Tekno
 
User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2
Dokter Tekno
 
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Dokter Tekno
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
Dokter Tekno
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
Dokter Tekno
 
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
Dokter Tekno
 
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
Dokter Tekno
 
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
Dokter Tekno
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
Dokter Tekno
 
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
Dokter Tekno
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
Dokter Tekno
 
Skm 2018
Skm 2018Skm 2018
Skm 2018
Dokter Tekno
 
Skm andi
Skm andiSkm andi
Skm andi
Dokter Tekno
 
Contoh kuisioner
Contoh kuisionerContoh kuisioner
Contoh kuisioner
Dokter Tekno
 
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Dokter Tekno
 
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Dokter Tekno
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Dokter Tekno
 
Overview inacbg
Overview inacbgOverview inacbg
Overview inacbg
Dokter Tekno
 

More from Dokter Tekno (20)

Buku Saku Pasien
Buku Saku PasienBuku Saku Pasien
Buku Saku Pasien
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
 
User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2
 
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
 
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
 
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
 
Skm 2018
Skm 2018Skm 2018
Skm 2018
 
Skm andi
Skm andiSkm andi
Skm andi
 
Contoh kuisioner
Contoh kuisionerContoh kuisioner
Contoh kuisioner
 
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
 
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
 
Overview inacbg
Overview inacbgOverview inacbg
Overview inacbg
 

Recently uploaded

Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 

Buku bumil kek (1 52)

  • 1. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian, masalah tersebut antara lain anemia dan ibu hamil KEK. Status kesehatan di Indonesia belum menggembirakan ditandai dengan Angka Kematian Ibu, Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita masih sulit ditekan bahkan selama 10 tahun terakhir ini kematian neonatal ada dalam kondisi stagnan. Pendekatan siklus hidup sejak dari masa janin sampai usia lanjut terus diupayakan, diperlukan upaya strategis yang dimulai sejak masa kehamilan bahkan masa pra- kehamilan agar terwujud generasi yang sehat dan tangguh. Periode pra-kehamilan dan kehamilan harus disiapkan dengan baik, hal ini tertuang dalam arah kebijakan RPJMN 2015-2019 yaitu mempercepat perbaikan gizi masyarakat dengan fokus utama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Riskesdas 2013, prevalensi risiko KEK pada WUS (15-49 tahun) sebesar 20,8%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada WUS remaja (15-19 tahun) sebesar 46,6%, dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,6%. Sedangkan prevalensi risiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%, khususnya prevalensi tertinggi ditemukan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5% dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24 tahun) sebesar 30,1%. Besaran masalah risiko Kurang Energi Kronik (KEK) baik pada WUS dan bumil lebih banyak ditemukan pada kelompok usia remaja (15-19 tahun), sehingga kelompok ini harus mendapat perhatian khusus. KEK pada kelompok usia remaja tidak hanya masalah kurang pangan tetapi juga akibat pengaruh gaya hidup. Masalah gizi lain pada ibu hamil adalah prevalensi anemia sebesar 37,1% dan tinggi badan <150 cm sebesar 31,3%. Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadi kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir
  • 2. 2 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular di usia dewasa. Prevalensi BBLR sebesar 10,2% (Riskesdas 2013). Kejadian BBLR merupakan penyebab utama kematian bayi selain gangguan nafas dan infeksi neonatus. Mengacu pada konsep ilmiah menjelaskan bahwa masalah gizi merupakan Intergeneration Impact, seorang bayi dengan BBLR akan mengalami masalah gizi sepanjang siklus kehidupan dan akan berulang pada generasi selanjutnya. Masalah ibu hamil KEK disebabkan konsumsi zat gizi yang kurang. Konsumsi energi penduduk Indonesia kurang dari 70% AKG 2004 sebesar 40,7% dan konsumsi protein kurang dari 80% AKG 2004 sebesar 37% (Riskesdas 2010). Kekurangan zat gizi makro berkaitan dengan kekurangan zat gizi mikro khususnya vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium. Penanggulangan ibu hamil KEK harus dimulai sejak sebelum hamil (catin) bahkan sejak usia remaja putri. Upaya penanggulangan tersebut membutuhkan koordinasi lintas program melalui kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja putri melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), konseling CATIN, pemeriksaan ibu hamil terpadu (Pelayanan Antenatal Terpadu) dan perlu dukungan lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM dan institusi lainnya. Agar kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK dapat dilaksanakan dengan baik dan terkoordinasi diperlukan suatu pedoman. B. TUJUAN 1. Umum: Sebagai acuan dalam penanggulangan ibu hamil KEK. 2. Khusus: Melakukan : a. Identifikasi WUS Catin dan ibu hamil KEK b. Pelayanan gizi terhadap WUS Catin dan ibu hamil KEK c. Pemantauan pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK d. Evaluasi hasil pelayanan gizi WUS Catin dan ibu hamil KEK
  • 3. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 3 C. BAGAN PENYEBAB MASALAH GIZI IBU HAMIL KEK Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial. Gambar 1. Kerangka Konsep Penyebab Ibu Hamil KEK, modifikasi dari Kerangka Konseptual UNICEF, ACC/SCN, 2000 Penyebab Langsung Penyebab Tidak langsung Masalah Utama Masalah Dasar Ibu Hamil KEK Konsumsi gizi Penyakit tidak cukup Persediaan makanan tidak cukup Pola asuh tidak memadai Kesling dan Yankes tidak memadai Kurang pemberdayaan wanita, keluarga dan SDM Krisis Ekonomi, Politik dan Sosial Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
  • 4. 4 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil D. SASARAN : 1. Petugas kesehatan 2. Sektor/Institusi terkait E. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2. Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 4. Undang-undang Pangan No. 18 tahun 2012 tentang Pangan (pasal 63) 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/Kota 6. Perpres No 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi 7. Inpres No 3 tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG 2011-2015) dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG 2011-2015) di 33 Propinsi. 8. Permenkes Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar pelayanan Minimal Kab/ kota. 9. Permenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistim Kesehatan Nasional. 10. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas . 11. Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 12. Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. 13. Permenkes No. 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. 14. Permenkes No. 26 tahun 2013 tentang Tenaga Gizi 15. Permenkes No. 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi 16. Kepmenkes No. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
  • 5. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 5 BAB II KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KONSEP DASAR Masalah gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia ini akan berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya manusia. Target RPJMN melalui perbaikan gizi pada semua siklus kehidupan, sejak dari dalam kandungan sampai dengan lanjut usia diharapkan dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Penanggulangan ibu hamil KEK melalui kebijakan dan strategi sebagai berikut: A. KEBIJAKAN 1. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi gizi spesifik secara lintas program, terutama pada pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu. 2. Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi gizi sensitif terintegrasi lintas sektor terkait. B. STRATEGI 1. Melaksanakan advokasi, sosialisasi, promosi dan koordinasi dengan lintas sektor terkait dan masyarakat. 2. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan antenatal terpadu dan melaksanakan rujukan bila diperlukan. 3. Melakukan pelayanan gizi ibu hamil KEK. 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi. C. KONSEP DASAR 1. Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi berikut. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan (termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas. Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur
  • 6. 6 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian “Risiko” KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA). Hasil analisis Aryani dkk, 2012 berdasarkan data Riskesdas (2007) diperoleh korelasi kuat antara LiLA dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pra-hamil. Oleh karena itu, LiLA dapat digunakan sebagai alat penapisan KEK, sedangkan kenaikan berat badan ibu hamil merupakan cermin dari pertumbuhan dan perkembangan janin. Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum hamil, dari pra nikah (Catin) bahkan usia remaja. Kehamilan pada usia remaja akan menimbulkan masalah, antara lain : a. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan janin yang dikandungnya. b. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit. c. Organ reproduksi remaja masih dalam proses tumbuh kembang, seperti panggul belum berkembang maksimal (panggul sempit) yang akan menyulitkan proses persalinan. d. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu mengakibatkan pola asuh yang tidak baik.
  • 7. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 7 Gambar 2. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) Periode 1000 HPK adalah periode 9 bulan janin dalam kandungan (270 hari) hingga anak usia 2 tahun (730 hari). Pada 20 minggu pertama dibutuhkan kecukupan protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan sel dan menentukan jumlah sel otak dan potensi tinggi badan (TB). Selanjutnya pada 20 minggu sampai dengan bayi lahir dibutuhkan kecukupan energi, protein dan zat gizi mikro untuk pembentukan dan pembesaran sel. Selama 6 bulan setelah bayi lahir bayi memerlukan zat gizi makro dan mikro yang hanya cukup diperoleh dari Air Susu Ibu (ASI eksklusif). Di atas 6 bulan bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI yang cukup dan berkualitas untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Proses biologik yang terjadi selama kehamilan ditandai dengan pertambahan berat badan yang berasal dari beberapa komponen seperti yang tercantum pada Tabel 1. Perubahan yang terjadi selama kehamilan terukur dalam kenaikan berat badan ibu. Untuk itu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi
  • 8. 8 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil normal (lahir hidup, cukup bulan dan berat lahir cukup), membutuhkan energi dan zat gizi optimal yang diperoleh melalui ibu. Ibu hamil dengan cukup energi dan asupan zat gizinya akan naik berat badannya sesuai umur kehamilan dan bayi lahir sehat. Apabila proses kehamilan diawali dengan kondisi gizi kurang, maka kenaikan berat badan selama hamil harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya kenaikan berat badan pada ibu hamil KEK harus lebih besar dibandingkan ibu hamil normal (Tabel 2). Tabel 1. Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil Deskripsi Komponen Berat (kg) Produk konsepsi Janin 3.23 Plasenta 0.64 Cairan amnion 1.44 Perubahan berat badan ibu terkait kehamilan Air 6.0 Cairan plasma 1.2* Cairan ekstraseluler 2.2* Cairan intraseluler 2.6 Protein tubuh 1.5 T o t a l 12.5 Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition, Bucksburn, Berdeenshire (2007) Tabel 2. Kenaikan BB Selama Hamil Berdasarkan IMT Pra-hamil IMT pra-hamil (kg/m 2 ) Kenaikan BB total selama kehamilan (kg) Laju Kenaikan BB Pada trimester II dan trimester III (Rentang rerata kg/minggu), Gizi Kurang/KEK (<18,5) 12.71 - 18.16 0.45 (0.45 - 0.59) Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45 (0.36 – 0.45) Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27 (0.23 - 0.32) Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23 (0.18 - 0.27) Sumber : Institute of Medicine (IOM), 2009 Keterangan : Penggunaan rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah disesuaikan dengan postur tubuh kebanyakan orang Asia Pasifik dan untuk menilai pertambahan berat badan selama kehamilan.
  • 9. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 9 Secara teoritis BB Ibu Hamil pada Trimester I sama dengan BB pra hamil, bahkan bisa lebih rendah. Perhitungan kenaikan berat badan bumil KEK pada trimester I adalah berat badan aktual saat pertama kali ditimbang minimal ada kenaikan BB 1 kg/bulan. 2. Kerangka Konsep Penanggulangan Ibu Hamil KEK Sumber : Modifikasi dari framework for promoting maternal nutrition (USAID-IYCN), 2012 Keterangan : Tidak dianjurkan suplementasi vitamin A dosis tinggi pada ibu hamil Gambar 3. Kerangka Konsep Penanggulangan ibu Hamil KEK Gaya hidup & Pola Asuh Ibu yang mendukung Konsumsi makanan & suplementasi Pencegahan & Pengobatan penyakit Gizi Ibu Hamil Aktivitas fisik (beban kerja) sehari- hari yang sesuai Pengaturan jarak kehamilan Kuantitas makanan Kualitas makanan Suplementasi Fe, asam folat, kalsium dan zinc Status/Kedudukan Ibu di dalam rumah tangga Pengobatan Penyakit Pencegahan dan pengobatan malaria Pencegahan Kecacingan Hygiene/sanitasi dan air bersih
  • 10. 10 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Pada bagan di atas, secara lebih spesifik untuk mencegah terjadinya ibu hamil KEK, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah makanan yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium, seng, vitamin A, vitamin D, iodium. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti kecacingan, malaria, HIV, TBC dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan selalu menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif dan menimbang balita setiap bulan merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK pada WUS Catin dan ibu hamil serta mengatasi masalah yang timbul pada WUS Catin dan ibu hamil KEK. Pelayanan antenatal terpadu (10 T) harus dilakukan ditingkat pelayanan kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan. Pelayanan antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah: 1. Penimbangan berat badan 2. Pengukuran tinggi badan 3. Pengukuran LiLA 4. Pemberian tablet tambah darah 5. Penyuluhan dan Konseling gizi
  • 11. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 11 BAB III KEGIATAN PENANGGULANGAN KEK PADA WUS CATIN DAN IBU HAMIL Penanggulangan KEK bisa berhasil dengan baik apabila dilakukan kegiatan meliputi peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku kesehatan dan gizi, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit. Dalam rangka penanggulangan KEK pada WUS Catin dan Ibu hamil perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan Antenatal, sebagai berikut : A. PENDATAAN Pendataan dilakukan pada WUS Calon Pengantin (Catin) dan ibu hamil di wilayah kerja yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh masyarakat desa (kader). Pendataan meliputi nama, usia dan alamat. B. PELAYANAN Pelayanan gizi dilakukan pada WUS Catin dan Ibu hamil. Pelayanan gizi pada WUS Catin berupa pemeriksaan antropometri (BB, TB, LiLA) yang hasilnya diinformasikan ke Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai prasarat layak nikah. Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan antenatal terpadu yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, nilai status gizi (ukur LiLA), memberikan tablet tambah darah (TTD), tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling. Sedangkan mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi TT, pemeriksaan laboratorium sederhana dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya. Secara rinci pelayanan gizi untuk WUS Catin dan Ibu hamil diuraikan sebagai berikut: 1. WUS Catin a. Penapisan Status Gizi Penapisan status gizi dilakukan dengan pengukuran LiLA.
  • 12. 12 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil b. Penentuan Status Gizi Penentuan status gizi dilakukan dengan 2 cara : dengan menghitung IMT dan atau mengukur LiLA 1) Normal jika IMT 18,5 s/d 24,9 kg/m2 (Institute of Medicine, 2009 ) dan LiLA ≥ 23,5 cm 2) Kurus jika IMT < 18,5 kg/m2 3) KEK bila LiLA < 23,5 cm c. Pelayanan Gizi Pelayanan Gizi pada WUS Catin terdiri dari WUS Catin Normal dan WUS Catin KEK sesuai dengan Gambar 3. 1) WUS Catin Normal Pelayanan gizi pada WUS Catin normal dilakukan edukasi gizi seimbang, menerapkan PHBS dan dianjurkan minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia sebanyak 1 tablet per minggu dan 1 tablet per hari selama menstruasi. 2) WUS Catin KEK Pelayanan gizi pada WUS Catin gizi kurang/ KEK dengan tujuan meningkatkan BB melalui konseling gizi tentang makanan dengan gizi seimbang dan cara pemilihan makanan yang tepat menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (Lampiran 8) serta menerapkan PHBS. Pantau berat badan tiap bulan, bila dalam 1 bulan tidak ada peningkatan berat badan segera dirujuk. Cara menghitung IMT: IMT= BB (kg) TB m x TB m Contoh jika WUS dengan BB 38 kg, TB 145 cm maka IMT = 38 = 18,0 kg/m2 1,45 x1,45 Kesimpulan : WUS dengan status gizi kurang/KEK
  • 13. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 13 WUS KEK umumnya disertai Anemia. a) Bila kadar Hb ≥ 8 - < 12 gr/dl, dianjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi dan pemberian TTD 1 x 1 tablet/hari dan dilakukan pemeriksaan Hb setelah 1 bulan. Bila tidak ada perubahan dalam waktu 1 bulan segera dirujuk. b) Bila kadar Hb < 8 gr/dl (anemia moderate), segera rujuk. Daerah dengan prevalensi anemia pada ibu hamil tinggi ( > 20% ) maka dianjurkan Pemda untuk melakukan pemberian TTD kepada remaja putri (sejak mulai haid) dan WUS
  • 14. 14 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
  • 15. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 15 2. IBU HAMIL a. Penapisan Penapisan dilakukan pengukuran LiLA, hasil laboratorium dan ada tidaknya penyakit. b. Penentuan Status Gizi 1) Normal jika LiLA ≥ 23,5 cm 2) KEK jika LiLA < 23,5 cm Selain status gizi perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang berisiko. Disebut Ibu Hamil Risiko Tinggi bila: a) TB < 145 cm dan atau b) BB < 45 kg pada seluruh usia kehamilan c) Anemia bila Hb < 11 g/dl c. Pelayanan Gizi Pelayanan gizi pada ibu hamil terintegrasi di dalam pelayanan Antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu mencakup pelayanan preventif, promotif sekaligus kuratif dan rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, Gizi, Pengendalian Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, ibu hamil yang mengalami kekerasan selama kehamilan serta program spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan. Setiap ibu hamil mempunyai risiko mengalami masalah gizi terutama KEK, oleh karena itu semua ibu hamil harus menerima pelayanan antenatal yang komprehensif dan terpadu. Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi: deteksi dini, pengobatan dan penanganan gizi yang tepat terhadap gangguan kesehatan ibu hamil termasuk masalah gizi terutama KEK; Persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi akibat masalah kesehatan terutama masalah gizi pada ibu hamil KEK; pencegahan terhadap penyakit dan komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan konseling.
  • 16. 16 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
  • 17. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 17 Pelayanan gizi diuraikan pada pelayanan gizi ibu hamil normal, ibu hamil KEK, ibu hamil anemia, ibu hamil KEK dan anemia, serta ibu hamil KEK dengan penyakit. 1) Pelayanan Gizi Ibu hamil normal Pelayanan gizi ibu hamil normal ditujukan agar ibu hamil terhindar dari KEK maupun penyakit penyerta lainnya. Oleh karena itu kegiatan utamanya adalah edukasi dan konseling. Upaya pencegahan anemia dan KEK pada Ibu Hamil dapat dilakukan melalui edukasi dan konseling. a) Edukasi Gizi Edukasi gizi dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi dan atau disertai pemasangan poster, penyebaran flyer/pamflet/selebaran (media KIE lainnya) dengan tujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar mempunyai perilaku makan yang baik sesuai dengan prinsip gizi seimbang, sehingga dapat mempertahankan dan mencapai BB normal. Edukasi dilakukan pada saat ibu melakukan pemeriksaan antenatal atau saat mengikuti kelas ibu hamil. Perencanaan yang perlu dilakukan adalah penyiapan materi sesuai dengan masalah yag dihadapi sebagian besar ibu hamil. Materi yang dikembangkan diantaranya gizi seimbang ibu hamil, penambahan porsi ibu hamil dengan aneka ragam makanan, kebutuhan cairan ibu hamil, melakukan aktifitas fisik, dan pentingnya memantau kenaikan berat badan dan perkembangan janin serta PHBS b) Konseling Konseling gizi perlu dilakukan pada ibu hamil yang normal dengan memperhatikan diagnosis gizi yang telah diidentifikasi dengan metode Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Alat bantu yang dapat digunakan diantaranya: buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), food model, leaflet, flyer/selebaran, dll. 2) Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil KEK Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri, LiLA < 23,5 cm dan harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi.
  • 18. 18 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil KEK di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah (epidemiologis dan/atau sosial budaya dan kemampuan local). Pelayanan gizi dapat dilakukan oleh tenaga gizi dan bidan. Pelayanan gizi ibu hamil KEK oleh tenaga gizi dilakukan dengan mengikuti tahapan Proses Asuhan Gizi Terstandar yang meliputi Pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi. a) Pengkajian Gizi Pengkajian gizi dilakukan dengan interpretasi data antropometri, biokimia, klinis, asupan makan/riwayat gizi dan riwayat personal. (1) Interpretasi data antropometri menggunakan : (a) LiLA (KEK jika LiLA <23,5 cm) (b) IMT pra hamil/Trimester I (gizi kurang/KEK jika IMT < 18,5 kg/m2 ) (2) Interpretasi data biokimia Hb (anemia jika Hb <11 gr/dl) (3) Interpretasi data Klinis Kurus, pucat (4) Interpretasi data asupan makan/riwayat gizi Mendata asupan makanan dengan cara menanyakan riwayat makan menggunakan metode FFQ (Lampiran 6) dan Food Recall 24 jam dengan menggunakan formulir asuhan gizi (Lampiran 7). (5) Riwayat personal yaitu sosial ekonomi dan budaya (keyakinan terkait pola makan) (6) Membandingkan dengan standar yang ada b) Menetapkan Diagnosis Gizi : Diagnosis gizi adalah menentukan masalah gizi berdasarkan Problem, Etiologi dan Sign serta symptom (PES). Diagnosis gizi bersifat spesifik serta terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan malnutrisi dan perilaku makan. Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis. Berikut ini beberapa contoh diagnosis gizi yang sering terjadi pada ibu hamil:
  • 19. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 19 (1) Domain Intake/Asupan: NI-5.2: Malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang cukup dan pertambahan BB hamil yang tidak adekuat. (2) Domain Klinis : NC-3.1: Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan penurunan asupan makan ditandai oleh penurunan BB ≥ 5% dalam 1 bulan. (3) Domain Perilaku-Lingkungan: NB-1.1: Pengetahuan tentang gizi-makanan kurang berkaitan dengan kurang terpapar akan informasi gizi yang akurat ditandai oleh ketidaktepatan menyebutkan informasi gizi bagi ibu hamil. c) Intervensi Gizi: Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK mengacu pada 4 kategori yaitu penyediaan makanan, konseling/edukasi, kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas sektor terkait. (1) Penyediaan makan Penyediaan makan diawali dengan perhitungan kebutuhan, pemberian diet (termasuk komposisi zat gizi, bentuk makanan, dan frekuensi pemberian dalam sehari) (a) Perhitungan kebutuhan energi Perhitungan kebutuhan energi per individu dihitung berdasarkan aktivitas dan status gizi ibu dan ditambah 500 kkal untuk usia kehamilan Trimester I, II dan III. Berikut tabel kebutuhan energi berdasarkan aktivitas. Tabel.3. Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas Target BB Kebutuhan Energi sesuai aktivitas (kkal/ kg BB) Santai Sedang Berat Naik 25 30 35 Tetap 20 25 30 Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008
  • 20. 20 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Perhitungan kebutuhan energi untuk usia kehamilan trimester I, II dan III adalah sebagai berikut: Sumber: Escott-stump S, 6th Ed. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008 Contoh : Seorang Ibu Hamil berusia 23 thn, usia hehamilan 14 minggu (Trimester II), LiLA 22 cm, TB 160 cm (1,6 m), Diidentifikasi berdasarkan LiLA, status gizi: KEK. Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan aktivitas = (BBI x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas) Perhitungan Kebutuhan Energi adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan BB Ideal pra hamil: = (TB cm – 100) - 10 % (TB - 100) = 54 kg 2. Kebutuhan Energi/hari bumil sesuai target BB dan aktivitas : = (BB Ideal x kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas) = (54 x 30 kkal) +500 kkal = 1620 kkal + 500 kkal = 2120 kkal (b) Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang meliputi kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan 500 kkal sebagai penambahan energi selama kehamilan (Mahan et al, 2011). (1)) Kebutuhan energi dan zat gizi per hari dapat dilihat pada tabel berikut : 30 – 35 kkal/kg BB Ideal sebelum hamil + 500 kkal
  • 21. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 21 Tabel 4. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu Hamil KEK Energi dan Zat Gizi Kebutuhan Energi 30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan aktifitas Protein 12 – 15 %, diutamakan sumber protein dari ikan terutama ikan laut. Lemak 30 %, diutamakan berasal dari lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda Karbohidrat 55 – 58% Serat 28 g/hari Asam folat 600 mcg/hari Vitamin A 300-350 mcg/hari Vitamin B2 0,3 mg/hari Vitamin B3 4 mg/hari Vitamin B6 0,4 mg/hari Vitamin C 85 mg/hari Kalsium 1000mg/hari Zink (Seng) 1 – 4 mg/hari Iodium 70mcg/hari Zat besi 27 mg/hari Air Minimal 2 liter/hari (2)) Bentuk penambahan energi 500 kkal dapat berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil KEK sebesar 500 kkal. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat gizi.  PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa makanan selingan padat, sebagai contoh: o 200 gr pempek kapal selam + es kacang merah, o 1 porsi siomay lengkap + jus jeruk o 1 porsi bubur kacang ijo + 2 iris roti tawar, o 1 porsi bubur sagu kenari o 3 bh lontong/arem-arem + 4 potong tahu goreng. Contoh makanan lain terlampir pada Lampiran 15  PMT Bumil pabrikan 500 kkal, 15 gr protein, diberikan 90 hari. o biscuit lapis (100 gr)
  • 22. 22 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil  Minuman padat gizi, dapat berupa formula susu dan formula non susu : o formula susu (1,5 kkal/mL) terdiri dari susu + gula + minyak + mineral mix o formula non susu (1,5 kkal/mL) yang terdiri dari kacang + telur + gula + minyak. (2) Konseling/edukasi gizi Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu hamil KEK dalam memperbaiki status gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar tercapai berat badan standar. Tahapan konseling: (a) Menentukan prioritas perubahan perilaku yang perlu dilakukan untuk mencapai kesehatan ibu hamil (b) Mendiskusikan prioritas perubahan perilaku bersama dengan ibu hamil agar dapat dilakukan sesuai dengan kondisinya (c) Menjelaskan bagaimana prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil dan PHBS (d) Menjelaskan tentang pentingnya makanan yang cukup selama kehamilan terutama penambahan energi sesuai dengan trimesternya. (contoh di lampiran 11) (e) Menjelaskan tentang pentingnya pemilihan makanan yang tepat selama kehamilan dengan cara mengajarkan ibu bagaimana mengganti bahan makanan dengan bahan makanan yang sejenis (contoh makanan sumber energi nasi, bisa diganti dengan singkong/mie/roti/jagung dengan menggunakan Bahan Makanan Penukar, bisa dilihat di lampiran 8.) (f) Memberikan contoh pola makan yang tepat (terdiri dari makanan pokok, sumber protein hewani- nabati, sayur dan buah) serta penambahan energi sesuai dengan trimester (dalam bentuk susu atau PMT lain) (g) Contoh pola makan ibu hamil dapat dilihat pada Lampiran 13.
  • 23. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 23 (h) Memberikan contoh menu sehari bergizi seimbang bagi ibu hamil (Lampiran 5). (i) Memberikan contoh makanan tambahan sebesar 500 kkal, 15 gr protein (dapat diberikan dalam bentuk makanan selingan 2-3 kali sehari, dalam bentuk makanan/ minuman padat gizi). Contoh dapat dilihat pada lampiran 15. (j) Menyarankan ibu hamil untuk menambah waktu istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari. (k) Melakukan evaluasi konseling yang dilakukan dengan cara menanyakan ulang kepada ibu hamil tentang bagaimana pola makan yang baik bagi ibu hamil. (l) Mengatur dan memotivasi kunjungan ulang secara berkala ke pelayanan kesehatan. Jika sebelum waktu kunjungan ulang tiba ibu ada keluhan/permasalahan yang terkait dengan pemberian makan ibu hamil dapat menghubungi tenaga gizi/tenaga kesehatan terdekat. (3) Kolaborasi dan Koordinasi Tenaga Kesehatan dan Lintas Sektor terkait Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil KEK mengalami kendala untuk melakukan praktek pemberian makannya, maka tenaga gizi dapat berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam hal : (a) Membuat makanan tambahan berbasis bahan makanan/pangan lokal (b) Memotivasi ibu hamil KEK untuk meningkatkan asupan makanan sehari-hari dan mengonsumsi PMT sesuai kebutuhan dapat berupa pendampingan PMT. (c) Memantau pemanfaatan PMT melalui pendampingan kader. Jika ada kendala dalam pelaksaaan intervensi gizi lainnya, tenaga gizi juga dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/bidan praktek mandiri dalam penanganannya. Misalnya:
  • 24. 24 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil (a) Bekerjasama dengan tim kesehatan lain atau dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan jika ada penyulit dan penyakit penyerta (b) Bekerjasama dengan perawat atau bidan untuk memotivasi kesadaran makan ibu hamil (c) Bekerjasama dengan bidan untuk mengelola PMT lokal melalui kelas ibu d) Monitoring-Evaluasi Tujuan monitoring evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan status gizi ibu hamil KEK dalam melaksanakan praktek pemberian makan ibu hamil. Indikator monitoring evaluasi meliputi kenaikan BB, perbaikan nilai laboratrium, perbaikan tanda klinis, asupan makanan termasuk asupan makanan dari PMT. Contoh pencatatan hasil monitoring evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi Intervensi Gizi Asupan Makanan Penambahan BB < 80% ≥ 80% ≥ 1 kg/bl (TM 1) dan ≥ 2 kg/bl (TM 2 & 3) < 1 kg/bl (TM 1) dan < 2 kg/bl (TM 2 & 3) Kunjungan ulang dalam 2 minggu dengan melakukan pengkajian ulang meliputi BB dan asupan Kunjungan ulang dalam 1 bulan dengan melakukan pengkajian ulang meliputi BB dan asupan. Teruskan Edukasi, konseling dan PMT  Kaji ulang asupan gizi. Jika asupan makanan ibu tidak sesuai dengan anjuran karena faktor “sosial ekonomi”, upayakan bantuan pangan melalui program yang ada  Tambah waktu istirahat dengan berbaring 1 jam, pada siang hari.  Ukur kembali pertambahan berat badan 1 bulan kemudian.
  • 25. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 25 Ibu hamil KEK yang dirujuk ke rumah sakit akan mendapatkan pelayanan terapi gizi oleh tim asuhan gizi di rumah sakit. Pemantauan penambahan BB pada bumil KEK dilakukan setiap bulan, disertai dengan pemantauan perkembangan janin oleh tenaga kesehatan agar intervensi dapat disesuaikan dengan kondisi janin. Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK yang dilakukan oleh bidan: Bidan dapat melakukan pelayanan gizi untuk ibu hamil KEK jika tidak ada tenaga gizi. Kegiatan tatalaksana gizi yang dilakukan bidan yaitu (a) Edukasi pola makan, (b) Pemberian makanan tambahan ±500 kkal, 15 gr protein per hari (contoh terlampir pada lampiran 12) dan pantau perkembangan janin oleh bidan. (c) Apabila tidak terjadi kenaikan BB 1 kg/bulan (Trimester I) dan 2 kg/bulan (Trimester II dan III) segera merujuk ke dokter dan tenaga gizi. 3) Pelayanan gizi Ibu Hamil anemia Jika dari hasil diagnosis gizi diketahui ibu hamil dengan anemia dengan kadar Hb < 11 gr/dl maka diberikan intervensi gizi: a) Konseling tentang pola makan dengan gizi seimbang, pemberian contoh bahan makanan yang tinggi zat besi (Lampiran 11 dan 16) dan PHBS. b) Pemberian 2 tablet tambah darah setiap hari sampai kadar Hb mencapai normal. Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester I maka pemeriksaan Hb dilakukan setiap bulan. Jika ibu hamil terdeteksi anemia pada trimester ke II pemeriksaan Hb dilakukan setiap 2 minggu sekali. c) Bila kadar Hb < 10 gr/dl harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi. d) Ibu hamil anemia dengan penyakit penyerta: (1) Malaria (a) Anjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
  • 26. 26 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil (b) Penatalaksanaan yang berhubungan dengan pemberian zat besi dan penatalaksanaan lainnya sesuai standar program malaria. (2) Kecacingan Ibu hamil yang menderita kecacingan tetap diberi TTD disamping pemberian obat cacing. Biasanya ibu hamil dengan kecacingan akan menderita anemia sedang. Maka pemberian TTD dapat mencegah anemia menjadi lebih berat (INACG,1998) 4) Pelayanan Gizi Ibu Hamil KEK dengan anemia Tatalaksana gizi pada ibu hamil dengan anemia dan KEK dengan menggabungkan tatalaksana ibu hamil dengan anemia dan KEK 5) Pelayanan gizi Ibu Hamil KEK dengan penyakit dilakukan sesuai dengan standar di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. a) Ibu Hamil KEK dengan Pre-eklampsia Pencegahan penyakit preeklampsia merupakan pilihan terbaik, oleh karena penyebab preeklampsia masih belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam faktor telah teridentifikasi dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, termasuk obesitas. Untuk ibu hamil KEK, defisiensi kalsium harus diwaspadai. Asupan kalsium sebanyak 1500-2000 mg/hari dapat mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil yang mempunyai risiko dan dapat mencegah pemberatan penyakit pada ibu hamil yang telah terdiagnosis preeklampsia. Pembatasan asupan garam, pemberian vitamin C, vitamin E, minyak ikan dan bawang putih tidak terbukti bermanfaat dalam penanganan preklampsia. Pendekatan holistik dengan pemberian semua zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil sesuai dengan AKG sangat dianjurkan, yang dapat diberikan dalam bentuk makanan beraneka ragam dan gizi yang seimbang, sehingga obesitas dan defisiensi kalsium dapat dicegah.
  • 27. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 27 b) Ibu Hamil KEK dengan HIV Ibu hamil KEK dengan HIV diberikan diet Tinggi Energi Tinggi Protein dengan penambahan energi dan protein sesuai kondisi kehamilan dan infeksi oportunistiknya (merujuk pada buku Pedoman Pelayanan Gizi bagi ODHA) c) Ibu Hamil KEK dengan TB. Ibu hamil KEK dengan TB diberikan diet Tinggi Energi Tinggi Protein (merujuk pada buku Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberculosis) Contoh Kasus: Sebagai Contoh sesuai dengan diagnosis gizi NI-5.2: Kasus: Seorang Ibu berusia 19 thn, hamil anak pertama, usia kehamilan 11 minggu (Trimester I), pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga dengan aktifitas sedang, suami sebagai buruh, data antropometri LiLA 19 cm; BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm (1,5 m), tidak terjadi penambahan BB selama hamil, asupan makan menurun selama hamil. Berikut ini adalah contoh PAGT: a) Asesmen Gizi: - Antropometri :  LiLA 19 cm (status KEK)  BB pra hamil : 41 Kg; TB 150 cm; BB Aktual 41 Kg  IMT = BB Aktual ( 41) = 18,2 kg/m2 TB (1,5 x 1,5)  Status gizi : gizi kurang/KEK  BB Ideal = [TB (cm) – 100] – 10%[TB (cm) – 100] = [150 – 100] – 5 = 45 kg - Perhitungan kebutuhan Zat Gizi:  Kebutuhan energi: = (BBI x kebutuhan energi sesuai aktivitas) = (50 x 30 kkal) = 1500 kkal
  • 28. 28 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil  Kebutuhan Energi per hari bagi ibu hamil trimester I (untuk penambahan BB): = Kebutuhan energi sesuai BBI + 500 kkal = 1500 + 500 kkal = 2000 kkal  Perhitungan kebutuhan Protein ibu hamil trimester I: = 15 % x (kebutuhan energi/4 kkal) = 15% x (2000 kkal/4 kkal) = 300/4 = 75 gram b) Diagnosis Gizi NI-5.2 Malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan tentang gizi dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan atau ketidakinginan mengonsumsi energi/protein yang cukup dan pertambahan BB hamil yang tidak adekuat. c) Intervensi Gizi Tujuan: - Meningkatkan asupan energi-protein (asupan > 80%) - Meningkatkan BB sesuai standar Implementasi: - Memberikan edukasi-konseling gizi ibu hamil - Diberikan anjuran diet 2000 kkal Protein 75 g dengan pola makan 3 x makanan utama dan 3 x makanan selingan yang mengandung tinggi energi tinggi protein (diutamakan berupa PMT berbasis bahan pangan lokal yang mengandung 500 kkal protein 15 g)
  • 29. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 29 Tabel.6 . Contoh Penerapan Intervensi Gizi Diagnosis Gizi Tujuan Intervensi Gizi Implementasi Target Domain Intake: NI-5.2 Malnutrisi -Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan energi- protein Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB meningkat sesuai standar - Asupan Energi 80%, Domain Klinis: NC-3.1 Penurunan BB yang tidak diharapkan -Meningkatkan BB sesuai standar -Meningkatkan asupan energi- protein Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil - BB meningkat sesuai standar - Asupan Energi 80%, Domain Perilaku- Lingkungan: NB-1.1 Pengetahuan terkait gizi- makanan kurang -Meningkatkan pengetahuan tentang gizi ibu hamil Memberikan edukasi- konseling gizi ibu hamil Perubahan pengetahuan- sikap-perilaku tentang gizi ibu hamil d) Monitoring/Evaluasi: rencana kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang/ sesuai kebutuhan klien
  • 30. 30 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil BAB IV PERAN DAN TANGGUNG JAWAB Penanggulangan ibu hamil KEK akan mencapai tujuan yang kita inginkan apabila mendapat dukungan baik dari lintas program dan sektor. Adapun peranan dan tanggung jawab masing masing adalah : 1. Keluarga dan Lingkungan sekitar : a. Suami dan keluarga lainnya memberi dukungan moril dan materiil selama proses kehamilan, persalinan dan menyusui. b. Lingkungan sekitar (tetangga, teman dekat, dan lainnya) memberikan bantuan dan perhatian khususnya pada ibu hamil risiko tinggi. 2. Kader dan PKK di posyandu : a. Membantu pembina wilayah (PLKB, bidan, dll) pengumpulan data WUS catin dan ibu hamil secara rutin (dengan form Sistem Informasi Posyandu/SIP). SIP memuat data identitas ibu hamil, antropometri ibu hamil, imunisasi TT dan distribusi TTD. b. Memberikan penyuluhan/motivasi kepada ibu hamil agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan. c. Membantu pemantauan pemberian tablet tambah darah. d. Membantu bidan desa dalam mendistribusikan dan monitoring pemberian PMT ibu hamil. 3. Bidan desa dan Bidan Praktek Mandiri (BPM) a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan Antenatal terpadu. b. Melakukan tatalaksana kasus, termasuk dalam 10T. c. Melakukan tindakan (merujuk), monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK sesuai dengan kriteria. d. Memberikan edukasi pola makan atau merujuk ke Puskesmas untuk mendapat konseling gizi oleh tenaga gizi. e. Membantu distribusi PMT ibu hamil KEK (bila ada) f. Melakukan pembinaan dan pemantauan pada ibu hamil KEK pasca pemulihan kesehatan.
  • 31. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 31 4. Bidan koordinator a. Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) - KIA b. Melakukan koordinasi dan pembinaan terhadap bidan desa terkait pelayanan antenatal terpadu (10T). c. Melakukan monitoring bidan desa dalam pelaksanaan pemberian PMT ibu hamil KEK (bila ada) d. Melakukan rekapitulasi data semua ibu hamil termasuk ibu hamil KEK e. Melakukan koordinasi dengan tenaga gizi dan petugas kesehatan lainnya 5. Pengelola KIA di Puskesmas (Bidan di Puskesmas) a. Melakukan penapisan ibu hamil KEK dengan pengukuran LiLA dan tetap melakukan pelayanan antenatal terpadu (Lihat di Bab. III) b. Melakukan tindakan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap ibu hamil KEK sesuai dengan kondisi. c. Memberikan PMT ibu hamil KEK dan monitoring pelaksanaannya serta pendampingan bila perlu. d. Melakukan rekapitulasi pencatatan dan pelaporan. 6. Pengelola Gizi di Puskesmas (tenaga gizi) a. Menerima data dan mengolah data ibu hamil KEK dari Pengelola Program KIA Puskesmas b. Melakukan pelayananan gizi berkolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya. c. Melakukan perencanaan pemberian PMT d. Melakukan distribusi PMT (bila ada) ke Pengelola Program KIA e. Melakukan pemantauan dan evaluasi f. Melakukan pencatatan dan pelaporan 7. Kepala Puskesmas a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK b. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK c. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan penanggulangan ibu hamil KEK di wilayah binaan d. Melaporkan hasil kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
  • 32. 32 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 8. Tim Asuhan Gizi Rumah Sakit dan Puskesmas (Dokter, Ahli Gizi/ Dietesien, perawat) a. Melakukan asuhan gizi sesuai PAGT b. Melakukan rujukan balik pasien ibu hamil KEK yang telah pulih/sembuh ke Puskesmas yang merujuknya c. Melakukan pemantauan dan evaluasi d. Membuat pencatatan dan laporan 9. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan b. Merencanakan anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-masing c. Melakukan koordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK e. Melaporkan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK ke Dinas Kesehatan Provinsi 10. Dinas Kesehatan Provinsi a. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan b. Merencanakan anggaran kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan masalah yang ada di wilayah masing-masing c. Melakukan kordinasi lintas program, lintas sektor dan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan ibu hamil KEK d. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengendalian kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK e. Melaporkan kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK ke Kementerian Kesehatan RI f. Melakukan pembinaan dan pembuatan kebijakan terhadap kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK
  • 33. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 33 11. Lintas Sektor terkait Mendukung program kegiatan penanggulangan ibu hamil KEK sesuai dengan tupoksi masing-masing, antara lain : a. Penapisan KEK pada WUS catin sejalan dengan imunisasi TT b. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, anemia, KEK serta gizi remaja melalui UKS c. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat melalui organisasi wanita (PKK) dan karang taruna serta institusi, LSM dan swasta setempat d. Membantu pencegahan WUS dan ibu hamil KEK melalui sosialisasi dan edukasi Keluarga Berencana (KB)
  • 34. 34 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil BAB V PENCATATAN DAN PELAPORAN Pencatatan dan pelaporan bertujuan mencatat dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan ibu hamil melalui pendataan, penapisan, tatalaksana dan analisa data hasil kegiatan. A. PENCATATAN Pencatatan pelayanan gizi ibu hamil meliputi pencatatan yang berkaitan dengan antenatal terpadu dan pelayanan gizi. Pencatatan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir yang sudah ada yaitu: a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas kesehatan b. Kohor ibu merupakan kumpulan data-data dari kartu ibu c. Buku KIA (dipegang ibu) d. Formulir pencatatan WUS Catin dapat dikembangkan sesuai kebutuhan di masing-masing wilayah kerja e. Pencatatan dari program yang sudah ada (catatan imunisasi, malaria, gizi, KB, tinggi badan (TB), ibu hamil KEK) Formulir harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. f. Pencatatan kajian dan intervensi gizi ibu hamil KEK (Formulir Kajian dan Intervensi ibu hamil KEK, Rekapitulasi Kajian dan Intervensi ibu hamil KEK tingkat puskesmas, kabupaten/kota sampai provinsi). B. PELAPORAN Pelaporan pelayanan WUS dan ibu hamil di puskesmas menggunakan LB3 KIA yang terintegrasi dengan program lain dan dilakukan secara berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota, Propinsi sampai ke Pusat (Direktorat Bina Gizi). Untuk jumlah kasus Ibu Hamil KEK pelaporan tiap bulan melalui sigizi. Analisa data laporan KIA dan gizi dengan menggunakan alat bantu PWS KIA Format 1 – 6, formulir kajian intervensi gizi ibu hamil dengan KEK (Lampiran 17)
  • 35. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 35 D Pengelola KIA Dinkes Kab/Kota Dinkes Propinsi Pengelola KIA Dinkes Propinsi Pengelola Program Gizi Dinkes Propinsi Pengelola Program Gizi Dinkes Kab/Kota Puskesmas PUSAT PUSATPUSAT Bidan Koordinator Pengelola Program Gizi Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa PUSAT Dinkes Propinsi PUSKES MAS DESA Dinkes Kab/Kota Selanjutnya hasil analisa data laporan tersebut dikirim oleh pengelola program terkait secara berjenjang dari puskesmas ke Dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi sampai dengan pusat secara rutin. Gambar 6. Alur Pencatatan dan Pelaporan 1. Pencatatan tingkat puskesmas Bidan di desa, bidan praktek mandiri/klinik swasta dan bidan di puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan terhadap WUS dan ibu hamil melakukan pencatatan dengan menggunakan format yang sudah ada. Selanjutnya catatan tersebut direkap oleh bidan koordinator di puskesmas secara rutin setiap bulan.
  • 36. 36 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 2. Pelaporan tingkat puskesmas a. Bidan koordinator membuat laporan hasil rekapan pelayanan kesehatan WUS dan ibu hamil dan mengirimkan ke pengelola KIA Dinas Kesehataan Kabupaten/kota sekaligus memberikan tembusan ke pengelola program gizi di puskesmas. b. Pengelola program gizi di puskesmas mengkompilasi hasil pelayanan kesehatan WUS dan ibu hamil dengan pelayanan gizi lainnya. c. Pengelola program gizi perlu memvalidasi data sasaran ke bidan koordinator selanjutnya membuat laporan dan mengirimkan ke pengelola program gizi di dinas kesehatan kabupaten/kota secara rutin setiap bulan 3. Pelaporan tingkat Kabupaten/Kota Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil laporan pelayanan gizi di puskesmas dengan program KIA. Selanjutnya membuat laporan ke dinas kesehatan provinsi secara rutin setiap bulan. 4. Pelaporan tingkat provinsi Pengelola program gizi mengkoordinasikan hasil laporan pelayanan gizi dari dinas kesehatan kabupaten/kota dengan program KIA. Selanjutnya membuat laporan ke pusat secara rutin setiap bulan.
  • 37. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 37 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan sekaligus penilaian secara periodik terhadap pelaksanaan pelayanan gizi khususnya bagi WUS Catin dan ibu hamil dengan KEK dan anemia. Kegiatan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam penanggulangan masalah gizi dan perlu dilaksanakan secara terus menerus. Aspek yang dipantau meliputi: 1. Kepatuhan Ibu Hamil Anemia dalam mengonsumsi tablet besi 2. Kepatuhan Ibu Hamil kurang gizi dalam mengonsumsi PMT 3. Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK yang mendapatkan PMT Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat/mengukur keberhasilan pada akhir pelaksanaan kegiatan setiap tahun. Aspek yang dievaluasi meliputi: 1. Jumlah WUS Catin yang mendapat edukasi gizi 2. Jumlah WUS Catin yang mendapat konseling gizi 3. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat edukasi gizi 4. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat konseling gizi 5. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT 6. Jumlah Ibu Hamil KEK yang mengalami peningkatan BB 7. Jumlah ibu hamil anemia yang mengalami peningkatan kadar Hb Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah gizi pada WUS Catin dan Ibu Hamil dilakukan dengan menggunakan data laporan gizi yang terintegrasi dengan pelayanan KIA. Alat bantu yang digunakan adalah: 1. Pelayanan KIA menggunakan PWS KIA Format 1-6 (terlampir) 2. Pelayanan Gizi menggunakan Formulir Kajian Intervensi gizi (Lampiran 17)
  • 38. 38 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil BAB VII PENUTUP Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kebijakan, petugas kesehatan dan berbagai elemen masyarakat baik lintas sektor maupun lintas program dalam mendukung upaya peningkatan status gizi masyarakat. Buku ini merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pelayanan kesehatan. Penerapan Pedoman Gizi Ibu Hamil KEK diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan status gizi WUS Catin dan ibu hamil sehingga dapat mencegah BBLR, Balita Pendek, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan status gizi masyarakat, khususnya ibu hamil.
  • 39. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 39 DAFTAR PUSTAKA Academy of Nutrition and Dietetics. Nutrition and Lifestyle for a Healthy Pregnancy Outcome as a Position. J Acad Nutr Diet. 114:1099 – 1103. 2004. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2001. AR., Amorim, Linne Y, Kac G & Lourenco PM. Assessment of Weight Changes During and After Pregnancy: Practical Approaches. Maternal and Child Nutrition, 2008: 4; 1 – 13. BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta, 2011. BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2013. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan KEK pada Ibu Hamil. Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pemberian Tablet tambah Darah – Folat dan Sirup Besi bagi Petugas. Jakarta, 1999. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada Wanita Usia Subur. Jakarta, 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Jakarta, 2003. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pojok Gizi. Jakarta, 2001. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, UNICEF, HKI, MI. Apa dan Mengapa tentang Vitamin A. Jakarta, 2008. Departemen Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Departemen Kesehatan RI. Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. 2001. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1996. Dinarsi, Heriza. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal. 2010. Girard AW & Olude O. Nutrition Education and Counselling Provided During Pregnancy: Effects on Maternal, Neonatal and Child Health Outcomes. Paediatric and Perinatal Epidemiology, 2012: 26 (Suppl. 1); 191 – 204. Hacker AN, Fung EB & King JC. Role of Calcium During Precnancy: Maternal and Fetal Needs. Nutrition Reviews. 2012: 70(7); 397 – 40. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L, Torloni MR. Calcium Supplementation During Pregnancy for Preventing Hypertensive Disorders and Related Problems. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2014, Issue 6. Art. No: CD001059. DOI:10.1002/14651858.CD001059.pub4.
  • 40. 40 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Institute of Medicine. Weight Gain During Pregnancy : Reexamining the Guidelines. A Report Brief, 2009. Kementerian Kesehatan RI – WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2013. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Pengelolaan MP-ASI dan PMT Bumil KEK. Jakarta, 2013. Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan BagiBalita Gizi Kurang (Bantuan Operasional Kesehatan). Jakarta, 2011. Kementerian Kesehatan RI. Panduan PMT Balita dan Ibu Hamil. 2012 Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gerakan Nasional Sadar Gizi. 2012. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana. Jakarta, 2012. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta, 2011. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas. Jakarta, 2014. KementerianKesehatan RI. Pedoman Pelayanan Gizi pada Pasien Tuberkulosis. Jakarta, 2014. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan Antenatal dalam Pencegahan dan Penanganan Malaria pada Ibu Hamil. Cetakan Kedua. Edisi Kedua. Jakarta, 2013. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu. Jakarta. 2013 Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar. 2013 Kementerian Kesehatan RI. Ditjen Bina Gizi dan KIA. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Edisi Kedua. Jakarta,2013. Lysen LK, Israel DA. Nutrition in Weight Management. Krause’s Food and Nutrition Care Process. 2012. M., Erick. Nutrition in Precnancy and Lactation. Krause’s Food and Nutrition Care Process. 2012. Makrides M, Duley L, Olsen SF. Marine Oil, and Other Prostaglandin Precursor, Supplementation for Pregnancy Uncomplicated by Pre-eclampsia or Intrauterine Growth Restriction. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2006. Issue 3. Art. No: CD003402. DOI: 10.1002/14651858.CD003402.pub2. Meher S, Duley L. Garlic for Preventing Pre-eclampsia and Its Complications. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2006, Issue 3. Art. No: CD006065. DOI: 10.1002/14651858.CD006065. Mija-tesse. V. Et al (2013). Which Anthropometric Indicators Identify a Pregnant Woman as Acutely Malnourished and Predict Adverse Birth Outcomes in the Humanitarian Context. P Los Curr. 2013.
  • 41. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 41 Ota E, Tobe-GAi R, Mori R, Farrar D. Antenatal Dietary Advice and Supplementation to Increase Energy and Protein Intake. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2012. Issue 9. Art. No: CD000032.DOI:10.1002/14651858.CD000032.pub2. Peraturan Presiden no. 42 tahun 2012. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta, 2009. Ratih Damayanti. Thesis. Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012. Republik Indonesia. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta. 2013 Rizki Nurmiya Kardina. Thesis Pascasarjana UNAIR Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya, 2012. Rumbold A, Crowther CA. Vitamin C Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database of Systematic Reviews 2005, Issue 1. Art. No.: CD004072. DOI: 10.1002/14651858.CD004072.pub2. Rumbold A, Crowther CA. Vitamin E Supplementation in Pregnancy. Cochrane Database if Systematic Reviews. 2005. Issue 2. Art. No: CD004069. DOI: 10.1002/14651858.CD004069.pub2. Rumbold A, Duley L, Crowther CA, Halam RR. Antioxidants for Preventing Pre-eclampsia. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2008. Issue 1. Art. No: CD004227. DOI: 10.1002/ 14651858. CD004227.pub3. S., Escott-Stump. Nutrition and Diagnosis-Related Care. 2008. Sebayang SK, Dibley MJ, Kelly PJ, Shankar AV & Shankar AH. Determinants of Low Birthweight, Small-for-Gestational-age and Preterm Birth in Lombok, Indonesia: Analyses of The Birthweight Cohort of The SUMMIT Trial. Trop Med Int. Health, 2012: 17(8); 938 – 950. 2012. Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN) 2000. 4. The World Nutrition Situation January 2000. Nutrition Through out the Life Cycle United Nations Administrative Commitee on Coordination Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN in collaboration with International Food Policy Research Institute (IFPRI) USAID. Guidance for Formatif Research on Maternal Nutrition. Februari 2012. WHO. Physical Status : The Use and Interpretation of Anthropometry. Report of a WHO expert Committee. Word Health Technical Report Serries. Geneva, 1995. WHO. Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity. WHO/NMH/NHD/MNM/11.1. Geneva, 2011. WHO. WHO Child Growth Standards. Department of Nutritions for Health and Development. 2006. WHO. Guideline: Intermittent Iron and Folic Acid Supplementation in Non-Anaemic Pregnant Women. Geneva, 2011. www.who.int/vnis/publications/aneamis_prevalence/en/
  • 42. 42 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil DAFTAR PENYUSUN Pelindung dr. Anung Sugihantono, M.Kes (Dirjen Bina Gizi dan KIA) Pengarah Ir. Doddy Izwardy, MA (Direktur Bina Gizi) Penanggung Jawab dr. Marina Damajanti, MKM (Kasubdit Bina Gizi Kllinik) Tim Penyusun Prof. Dr. Bambang Wirjatmadi MS, MCN, PhD, SpGK (UNAIR Surabaya) Dr. Detty Siti Nurdiati, MPH. PhD. SpOG(K) (FK UGM Yogjakarta) Dr. Ir. Anies Irawati, M.Kes (PTIKM Kementerian Kesehatan RI) dr. Arietta Pusponegoro, SpOG (K) (POGI) Dr. dr. Yustina Anie Indriastuti, SpGK (PDGMI) Dr. dr. Carmen Siagian, MS. SpGK (PDGKI) DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc (FK UI) Iskari Ngadiarti, MSc (POLTEKES Gizi Jakarta II) Holil Par’i, SKM. MKes (POLTEKES Gizi Bandung) Susyani, SSIT. MKes (POLTEKES Gizi Sumsel) Dr. Retno Mratihatani, MH.Kes (Dinkes Jawa Tengah) Trisanty Listiany, SKM (Dinkes Sumsel) dr. Nanda Agus P (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil) dr. Rima Damayanti (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil) Dhefi Ratnawati (Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil) Laurentia Lawintonom, Sc (IBI) Siti Dharma Azizah, SST (ASDI) Ruri Harini, SKM (PERSAGI) Wita Rizki Amelia, SKM (RSCM) Sugeng Eko Irianto, PhD (WHO) Maria Catharina (WFP) Sri Sukotjo (UNICEF) Ir. Mursalim, MPH (Subdit Bina Gizi Klinik) Iip Syaiful, SKM. Mkes (Subdit Bina Gizi Makro) Ir. Siti Arifah Pujonarti, MPH (FKM UI) Dr. Ir. Diah M. Utari, MKes. (FKM UI) dr. Ivonne Kusumaningtias (Subdit Bina Gizi Mikro) Sri Amelia, SKM (Subdit Bina Konsumsi Makanan) Elmy Rindang Turhayati, SKM, MKes (Subdit Bina Gizi Makro) Izra Haflinda Izmil, SKM, MMKes. (Subag TU Ditzi) Elisa, SKM (Subdit Bina Kewaspadaan Gizi) Ir. Andry Harmany, M.Kes (Subdit Bina Gizi Klinik) dr. Yetty MP Silitonga (Subdit Bina Gizi Klinik) Retnaningsih, SST (Subdit Bina Gizi Klinik) dr. Julina, MM (Subdit Bina Gizi Klinik) Sri Nurhayati, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik) Dewi Astuti, SGZ (Subdit Bina Gizi Klinik) Witrianti, SKM (Subdit Bina Gizi Klinik)
  • 43. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 43 Lampiran 1. Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Cara pengukuran Lingkat Lengan Atas (LiLA): a. Alat ukur yang digunakan adalah pita antropometri/ pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm b. Pengukuran dilakukan pada lengan atas kiri. Pada wanita kidal, pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan. c. Posisi siku dibengkokkan dengan sudut 90o Pastikan letak akromion (bagian tulang yang menonjol dari bahu) , dan olekranon (bagian terbawah tulang lengan atas) d. Ambil titik tengah antara akromion dan olekranon lalu beri tanda e. Luruskan lengan f. Lakukan pengukuran lingkar lengan atas pada titik pertengahan yang sudah ditandai g. Saat pengukuran lengan dalam keadaan bebas h. Pita pengukur harus menempel erat pada permukaan kulit, tetapi tidak ada tekanan i. Baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm akromion olekranon
  • 44. 44 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Posisi Bandul seimbang /jarum timbang posisi nol Timbangan Detecto Lampiran 2. Cara Penimbangan Berat Badan Dalam menimbang Berat Badan, gunakan timbangan dengan ciri-ciri berikut: 1) Kuat dan tahan lama 2) Mempunyai ketelitian sampai 0,1 kg (100 gram) 3) Sudah dikalibrasi 4) Tidak menggunakan timbangan pegas 5) Dapat menimbang sampai 150 kg 6) Contoh timbangan yang dianjurkan digunakan: timbangan digital (elektronik), timbangan triple beam balance /detecto. Penggunaan timbangan kamar mandi (bathroom scale) tidak direkomendasikan. Timbangan Digital
  • 45. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 45 Gunakan Timbangan yang sama setiap kali menimbang Ibu Hamil Cara Menimbang Berat Badan dengan timbangan digital : 1) Letakkan timbangan di lantai yang rata 2) Nyalakan timbangan sampai keluar angka 0,0 3) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di atas timbangan 4) Baca angka hasil penimbangan dalam layar timbangan sampai ketelitian 0,1 kg 5) Catat hasil penimbangan Cara Menimbang Berat Badan dengan triple beam balance: 1) Letakkan timbangan di lantai yang rata 2) Letakkan bandul geser pada posisi angka nol 3) Pastikan posisi jarum timbang pada posisi nol 4) Persilahkan Ibu (dengan pakaian seminimal mungkin) untuk berdiri di atas timbangan 5) Geser bandul timbangan sampai posisi jarum timbang seimbang 6) Baca hasil timbang sampai ketelitian 0,1 kg 7) Catat hasil penimbangan
  • 46. 46 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Lampiran 3. Cara Pengukuran Tinggi Badan Dalam mengukur tinggi badan, gunakan Microtoise dengan syarat sebagai berikut : 1) Mempunyai presisi sampai 0,1 cm 2) Sudah dikalibrasi 3) Dapat mengukur sampai 200 cm 4) Dapat diatur ulang ke nol Persiapan menggunakan microtoise, pastikan: 1) Cari dinding untuk menempel microtoise yang rata dan tegak lurus 2) Letakkan microtoise di lantai yang rata dan tegak lurus (gunakan tali bantu yang tergantung sehingga diketahui posisi tegak lurus dari lantai) dan menempel pada dinding yang rata. 3) Tarik pita microtoise lurus ke atas angka pada jendela baca menunjukkan angka nol 4) Rekatkan Ujung pita meteran pada dinding Jendela Baca menunjukkan angka nol
  • 47. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 47 Cara mengukur tinggi badan dengan microtoise : 1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan. 2) Posisikan ibu berdiri tegak bebas dengan bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel kedinding. Pada ibu yang obesitas minimal 3 bagian yang menempel pada dinding (punggung, bokong dan betis) 3) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort (garis antara sudut mata dan telinga sejajar, berada tegak lurus pada pita) 4) Pengukur utama mengarahkan posisi kepala subyek yang diukur dan papan geser microtoise, sedangkan asisten pengukur membantu mengatur bagian betis agar menempel pada dinding 5) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala ibu 6) Baca angka pada jendela baca dari arah depan dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah 7) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka kecil kearah angka besar 8) Catat hasil pengukuran tinggi badan dengan ketelitian sampai 0,1 cm
  • 48. 48 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Lampiran 4. Angka Kecukupan Gizi Sebelum dan Selama Hamil Jenis Zat Gizi Kebutuhan Ibu Sebelum Hamil Tambahan Kebutuhan Selama Hamil 19 – 29 (th) 30 – 49 (th) TM I TM II TM III Energi (kkal) 2250 2150 180 300 300 Protein (g) 56 57 20 20 20 Lemak Total (g) 75 60 6 10 10 Lemak n-6 (g) 12,0 12,0 2 2 2 Lemak n-3 (g) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3 Karbohidrat (g) 309 323 25 40 40 Serat (g) 32 30 3 4 4 Air (ml) 2300 2300 300 300 300 Vitamin A (mcg) 500 500 300 300 350 Vitamin D (mcg) 15 15 0 0 0 Vitamin E (mg) 15 15 0 0 0 Vitamin K (mcg) 55 55 0 0 0 Vitamin B1 (mg) 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3 Vitamin B2 (mg) 1,4 1,3 0,3 0,3 0,3 Vitamin B3 (mg) 12 12 4 4 4 Vit. B5/Pantotenat (mg) 5,0 5,0 1 1 1 Vitamin B6 (mg) 1,3 1,3 0,4 0,4 0,4 Folat (mcg) 400 400 200 200 200 Vitamin B12 (mcg) 2,4 2,4 0,2 0,2 0,2 Biotin (mcg) 30 30 0 0 0 Kolin (mg) 425 425 25 25 25 Vitamin C (mg) 75 75 10 10 10 Kalsium (mg) 1100 1000 200 200 200 Fosfor (mg) 700 700 0 0 0 Magnesium (mg) 310 320 40 40 40 Natrium (mg) 1500 1500 0 0 0 Kalium (mg) 4700 4700 0 0 0 Mangan (mg) 1,8 1,8 0,2 0,2 0,2 Tembaga (mcg) 900 900 100 100 100 Kromium (mcg) 25 25 5 5 5 Besi (mg) 26 26 0 9 13 Iodium (mcg) 150 150 70 70 70 Seng (mg) 10 10 2 4 10 Selenium (mcg) 30 30 5 5 5 Fluor (mg) 2,5 2,7 0 0 0 Sumber : PerMenKes No. 75 Th. 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
  • 49. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 49 Lampiran 5. Contoh Menu Sehari Untuk Ibu Hamil Energi : 2430 kkal Protein : 76 g Lemak : 81 g Karbohidrat : 342 g Pagi Sawut singkong 180 gr ( 1 gelas) Pecel sayuran 100 gr (1 mangkok) Rempeyek kacang/teri (2 buah) Snack Bubur kacang hijau (1 gelas) Roti tawar ( 2 iris) Teh manis (1 sdm gula pasir) Siang Nasi 150 gr ( 1 gelas) Pepes Ikan 70 gr (2 potong sedang) Tahu goreng 110 gr (2 potong sedang) Sayur lodeh lengkap 100 gr ( 1 mangkok) Pepaya 100 gr (1 buah besar) Malam Nasi 150 gr (1 gelas) Ayam goreng lengkuas 80 gr (2 potong sedang) Tempe bumbu kuning 50 gr (1 potong sedang) Tumis buncis wortel 100 gr ( 1 mangkok) Buah potong 100 gr (1 gelas) Snack Susu 20 gr ( 1 gelas) Roti Tawar 50 gr ( 2 iris)
  • 50. 50 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Lampiran 6. Formulir Food Frequency (FFQ) Jenis Makanan Frekuensi….kali /hari Frekuensi.…kali/ minggu Makanan pokok (……………………..)* Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran orange/merah Sayuran hijau Buah Gula Minyak Susu Snack (…………………….)* Keterangan: )* sebutkan
  • 51. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil 51 Lampiran 7. Formulir Asuhan Gizi Ibu Hamil FORMULIR ASUHAN GIZI IBU HAMIL Tanggal : 1. Asesmen Gizi Antropometri: TB : ……… cm BB Ideal : ……….Kg BB sekarang :…….Kg LILA : ……. cm (KEK/normal*) BB pra hamil:………..Kg IMT pra hamil: ……...Kg/m2 Status Gizi pra hamil: kurang/ normal/ lebih*) Biokimia Hb ………g/dL Ht ……….% GD P/2 jam PP : ……./……..mgdL Fisik/klinis : Dietary/ pola makan(food recall 24 jam): Zat gizi Kebutuhan Asupan % thd Kebutuhan Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g) Zat besi (mg) …………………..**) …………………..**) No RM : Nama Lengkap : Jenis Kelamin : Tanggal Lahir : (tulis lengkap/atau tempelkan stiker
  • 52. 52 Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Riwayat Personal : 2. Diagnosa Gizi 3. Intervensi Gizi Tujuan: Implementasi : 4. Monitoring & Evaluasi *) coret yang tidak perlu **) tulis yang diperlukan Nama Ahli Gizi: …….…………… Tanda tangan : ..........…...........