Peraturan ini mengatur tentang kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang berada di bawah pengawasan bea cukai untuk lalu lintas barang. Tempat penimbunan sementara adalah kawasan, bangunan, atau lapangan yang ditetapkan untuk menimbun barang impor dan ekspor sementara. Peraturan ini mengatur syarat dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar bea cukai dan kepabeanan di Indonesia. Menguraikan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai pengumpul penerimaan negara, fasilitator perdagangan, dan pelindung masyarakat. Juga menjelaskan sistem klasifikasi barang, proses pemeriksaan pabean, sanksi penyelundupan, dan jenis-jenis tarif bea masuk.
Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana kepabeanan di bidang ekspor di Indonesia, termasuk dasar hukum, prosedur pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pemeriksaan fisik barang ekspor, dan pembetulan data PEB."
Dokumen tersebut membahas prosedur ekspor barang di Indonesia, termasuk pengajuan Pemberitahuan Ekspor Barang, pemeriksaan dokumen dan fisik, konsolidasi dan penggabungan barang ekspor, serta pembuatan dan pembatalan Pemberitahuan Ekspor Barang.
Dokumen tersebut membahas prosedur pelaksanaan ekspor impor di Indonesia. Prosedur ekspor meliputi pemberitahuan ekspor, pemeriksaan barang, pengajuan pemberitahuan ekspor, pemasukan barang ke kawasan pabean, dan pengangkutan barang keluar negeri. Sedangkan prosedur impor meliputi pengajuan pemberitahuan impor dan pemeriksaan barang impor. Dokumen ini juga membahas sanksi bagi pelanggaran prosedur
Perjanjian Jasa Pengangkutan Barang ini berisi draf perjanjian yang mengikat kerja sama antara pemilik barang dengan pengangkut barang untuk melakukan pekerjaan Jasa Pengangkutan Barang melalui jalur darat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar bea cukai dan kepabeanan di Indonesia. Menguraikan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai pengumpul penerimaan negara, fasilitator perdagangan, dan pelindung masyarakat. Juga menjelaskan sistem klasifikasi barang, proses pemeriksaan pabean, sanksi penyelundupan, dan jenis-jenis tarif bea masuk.
Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana kepabeanan di bidang ekspor di Indonesia, termasuk dasar hukum, prosedur pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pemeriksaan fisik barang ekspor, dan pembetulan data PEB."
Dokumen tersebut membahas prosedur ekspor barang di Indonesia, termasuk pengajuan Pemberitahuan Ekspor Barang, pemeriksaan dokumen dan fisik, konsolidasi dan penggabungan barang ekspor, serta pembuatan dan pembatalan Pemberitahuan Ekspor Barang.
Dokumen tersebut membahas prosedur pelaksanaan ekspor impor di Indonesia. Prosedur ekspor meliputi pemberitahuan ekspor, pemeriksaan barang, pengajuan pemberitahuan ekspor, pemasukan barang ke kawasan pabean, dan pengangkutan barang keluar negeri. Sedangkan prosedur impor meliputi pengajuan pemberitahuan impor dan pemeriksaan barang impor. Dokumen ini juga membahas sanksi bagi pelanggaran prosedur
Perjanjian Jasa Pengangkutan Barang ini berisi draf perjanjian yang mengikat kerja sama antara pemilik barang dengan pengangkut barang untuk melakukan pekerjaan Jasa Pengangkutan Barang melalui jalur darat.
Dokumen tersebut menjelaskan proses perdagangan ekspor mulai dari kontrak dagang, pembukaan letter of credit, pengiriman barang, penguangan dokumen, bill of lading, manifest kapal dan pembebasan bea cukai. Juga menjelaskan penyewaan kapal melalui voyage charter atau time charter yang diatur dalam kontrak charter party.
Dokumen tersebut membahas tentang e-Faktur Pajak yang merupakan faktur pajak elektronik yang dibuat melalui aplikasi atau sistem yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dokumen ini menjelaskan definisi, kewajiban, proses pembuatan, perbedaan dengan faktur pajak kertas, serta ketentuan pengganti, pembatalan, dan keadaan tertentu dari e-Faktur Pajak.
Barang elektronik seperti handphone diklasifikasikan berdasarkan sistem Harmonized System (HS) dan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) untuk menentukan tarif bea masuk dan kategorisinya. Handphone termasuk ke dalam Bab 85 sebagai barang elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang tindak pidana di bidang perpajakan, meliputi pengertian tindak pidana secara umum dan khusus di bidang perpajakan, jenis-jenis tindak pidana, penyidikan tindak pidana perpajakan oleh penyidik pajak, dan penuntutan perkara tindak pidana perpajakan oleh penuntut umum.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum sistem cukai di Indonesia, mulai dari dasar-dasar hukum yang mengatur cukai hingga amandemen UU Nomor 11 Tahun 1995 tentang cukai. Dokumen ini juga menjelaskan tentang unsur-unsur pokok cukai seperti subjek, objek, dan reksan cukai serta ketentuan-ketentuan umum mengenai pelunasan, fasilitas, dan penagihan cukai.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pengerjaan soal pada ujian bea masuk, meliputi komposisi penilaian ujian yang terdiri dari sesi pilihan ganda dan essay, rumus perhitungan nilai total, contoh simulasi, dan apa yang perlu dipersiapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 22, yang mencakup pengertian, objek pajak, dan tarif pajak PPh Pasal 22. PPh Pasal 22 dipungut oleh instansi pemerintah atas pembelian barang dan badan usaha tertentu. Tarifnya berkisar antara 1,5% hingga 7,5% tergantung objek pajaknya.
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutupYudha Herprasetyo
Dokumen tersebut membahas tentang organ perseroan terbatas yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris. Dokumen juga menjelaskan tentang penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, termasuk tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut setelah rapat. Selain itu, dibahas pula kuorum yang diperlukan dalam berbagai jenis rapat.
Matriks keputusan digunakan untuk memilih vendor sewa kendaraan operasional dengan mempertimbangkan lima faktor seperti pengalaman, jaringan kantor, jaringan layanan, dukungan layanan, dan kerjasama bengkel. Tiga vendor dinilai berdasarkan lima faktor tersebut dengan memberikan skor dan bobot. Berdasarkan perhitungan total skor, vendor PT C terpilih sebagai pemenang karena memenuhi kriteria penilaian lebih baik dari dua
Pajak penghasilan pasal 22 memberlakukan pemungutan pajak atas impor barang, pembelian barang oleh instansi pemerintah dan BUMN, penjualan produk industri tertentu, dan pembelian bahan baku oleh industri dan eksporir. Tarifnya berkisar antara 1,5%-7,5% tergantung objek pajaknya.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 mengatur tata cara tuntutan ganti kerugian negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain dengan menetapkan prosedur verifikasi informasi kerugian, pembentukan tim penyelesaian kerugian, dan penerbitan surat keterangan tanggung jawab mutlak serta surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara untuk memulihkan kerugian negara/daer
Dokumen ini membahas tentang impor sementara dan keringanan bea masuk di Indonesia. Barang-barang yang dapat dimasukkan secara sementara antara lain untuk pameran, tenaga ahli, dan bencana alam dengan syarat tidak habis terpakai, mudah diidentifikasi, dan tidak mengalami perubahan. Barang yang mendapat keringanan bea masuk adalah mesin untuk produksi, barang untuk perbaikan, dan pengujian. Impor sementara wajib membayar be
Prosedur Ekspor dengan Letter of Credit (L/C)_Materi "EXPORT-IMPORT" TrainingKanaidi ken
L/C merupakan komitmen bank untuk membayar eksportir apabila dokumen yang diserahkan sesuai syarat. Dokumen pentingnya termasuk bill of lading, invoice, asuransi. UCP menyatukan definisi istilah L/C untuk mencegah perbedaan penafsiran.
Dokumen tersebut menjelaskan proses perdagangan ekspor mulai dari kontrak dagang, pembukaan letter of credit, pengiriman barang, penguangan dokumen, bill of lading, manifest kapal dan pembebasan bea cukai. Juga menjelaskan penyewaan kapal melalui voyage charter atau time charter yang diatur dalam kontrak charter party.
Dokumen tersebut membahas tentang e-Faktur Pajak yang merupakan faktur pajak elektronik yang dibuat melalui aplikasi atau sistem yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dokumen ini menjelaskan definisi, kewajiban, proses pembuatan, perbedaan dengan faktur pajak kertas, serta ketentuan pengganti, pembatalan, dan keadaan tertentu dari e-Faktur Pajak.
Barang elektronik seperti handphone diklasifikasikan berdasarkan sistem Harmonized System (HS) dan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) untuk menentukan tarif bea masuk dan kategorisinya. Handphone termasuk ke dalam Bab 85 sebagai barang elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang tindak pidana di bidang perpajakan, meliputi pengertian tindak pidana secara umum dan khusus di bidang perpajakan, jenis-jenis tindak pidana, penyidikan tindak pidana perpajakan oleh penyidik pajak, dan penuntutan perkara tindak pidana perpajakan oleh penuntut umum.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum sistem cukai di Indonesia, mulai dari dasar-dasar hukum yang mengatur cukai hingga amandemen UU Nomor 11 Tahun 1995 tentang cukai. Dokumen ini juga menjelaskan tentang unsur-unsur pokok cukai seperti subjek, objek, dan reksan cukai serta ketentuan-ketentuan umum mengenai pelunasan, fasilitas, dan penagihan cukai.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pengerjaan soal pada ujian bea masuk, meliputi komposisi penilaian ujian yang terdiri dari sesi pilihan ganda dan essay, rumus perhitungan nilai total, contoh simulasi, dan apa yang perlu dipersiapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 22, yang mencakup pengertian, objek pajak, dan tarif pajak PPh Pasal 22. PPh Pasal 22 dipungut oleh instansi pemerintah atas pembelian barang dan badan usaha tertentu. Tarifnya berkisar antara 1,5% hingga 7,5% tergantung objek pajaknya.
Tata cara penyelenggaraan rups perusahaan terbuka dan tertutupYudha Herprasetyo
Dokumen tersebut membahas tentang organ perseroan terbatas yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris. Dokumen juga menjelaskan tentang penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, termasuk tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut setelah rapat. Selain itu, dibahas pula kuorum yang diperlukan dalam berbagai jenis rapat.
Matriks keputusan digunakan untuk memilih vendor sewa kendaraan operasional dengan mempertimbangkan lima faktor seperti pengalaman, jaringan kantor, jaringan layanan, dukungan layanan, dan kerjasama bengkel. Tiga vendor dinilai berdasarkan lima faktor tersebut dengan memberikan skor dan bobot. Berdasarkan perhitungan total skor, vendor PT C terpilih sebagai pemenang karena memenuhi kriteria penilaian lebih baik dari dua
Pajak penghasilan pasal 22 memberlakukan pemungutan pajak atas impor barang, pembelian barang oleh instansi pemerintah dan BUMN, penjualan produk industri tertentu, dan pembelian bahan baku oleh industri dan eksporir. Tarifnya berkisar antara 1,5%-7,5% tergantung objek pajaknya.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 mengatur tata cara tuntutan ganti kerugian negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain dengan menetapkan prosedur verifikasi informasi kerugian, pembentukan tim penyelesaian kerugian, dan penerbitan surat keterangan tanggung jawab mutlak serta surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara untuk memulihkan kerugian negara/daer
Dokumen ini membahas tentang impor sementara dan keringanan bea masuk di Indonesia. Barang-barang yang dapat dimasukkan secara sementara antara lain untuk pameran, tenaga ahli, dan bencana alam dengan syarat tidak habis terpakai, mudah diidentifikasi, dan tidak mengalami perubahan. Barang yang mendapat keringanan bea masuk adalah mesin untuk produksi, barang untuk perbaikan, dan pengujian. Impor sementara wajib membayar be
Prosedur Ekspor dengan Letter of Credit (L/C)_Materi "EXPORT-IMPORT" TrainingKanaidi ken
L/C merupakan komitmen bank untuk membayar eksportir apabila dokumen yang diserahkan sesuai syarat. Dokumen pentingnya termasuk bill of lading, invoice, asuransi. UCP menyatukan definisi istilah L/C untuk mencegah perbedaan penafsiran.
Dokumen tersebut membahas berbagai fasilitas di bidang kepabeanan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung industri kreatif dan ekonomi kreatif, seperti pembebasan bea masuk, kawasan berikat, impor tujuan ekspor, dan bea masuk yang ditanggung pemerintah. Fasilitas-fasilitas tersebut bertujuan untuk mendukung penelitian, industri dalam negeri, dan peningkatan daya saing ekspor.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan perizinan untuk pengusaha barang kena cukai seperti hasil tembakau, minuman beralkohol, dan etil alkohol berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait cukai. Termasuk persyaratan fisik lokasi, bangunan, dan fasilitas untuk pabrik, importir, penyalur, dan tempat penyimpanan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan, mencakup penilaian kinerja organisasi/pegawai dan kontrak kinerja tahun 2015.
Dokumen ini membahas berbagai moda transportasi barang seperti laut dan udara beserta proses dan dokumennya. Transportasi antarmoda memungkinkan penggabungan lebih dari satu moda. Pengangkutan laut menggunakan container yang dirancang khusus, sedangkan udara memiliki kecepatan tinggi. Dokumen pentingnya meliputi bill of lading, airway bill, dan dokumen penanggungan asuransi dan klaim.
Dokumen tersebut membahas prosedur kepabeanan untuk impor barang, mulai dari kedatangan sarana pengangkut dan pemberitahuan, pembongkaran dan penimbunan barang, pengeluaran barang dari kawasan pabean untuk dipakai atau ditransfer ke TPB, serta penangguhan pembayaran bea masuk dan cukai. Termasuk di dalamnya adalah kewajiban pengangkut dan importir, sanksi administrasi, standar waktu pelayanan, dan klas
This document discusses and compares the Western worldview and the worldview of Islam as they relate to management studies. The Western worldview is characterized as Eurocentric, emphasizing observable knowledge, rationality, and the absence of God or the spiritual. It views humans and the universe in mechanistic terms. The worldview of Islam, on the other hand, recognizes both observable and revealed knowledge, emphasizes the oneness of God and interconnectedness. It views humans as vicegerents with free will within limits defined by God. Management studies are argued to have developed based on the Western worldview, focusing on humans as resources and prioritizing economic goals over human development.
This document provides information about a cargo group consisting of 4 members and their background in cargo. It defines cargo and discusses the characteristics and types of cargo shipments, including general cargo, special cargo, dangerous goods, and air cargo. Finally, it lists several documents involved in cargo processes, such as airway bills, cargo manifests, master air waybills, and PIB/PEB documents.
The document summarizes Project Integration Management processes from chapter 4 of an unknown book. It discusses developing the project charter and project management plan. For developing the project charter, it describes inputs like the project statement of work and business case. Tools and techniques include using expert judgement and facilitation. The key output is the project charter. For developing the project management plan, it describes integrating subsidiary plans like scope, schedule, cost, quality and risk management plans. The project management plan consolidates these to describe how the project will be executed.
Dokumen tersebut membahas tentang peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam pengawasan impor barang larangan dan pembatasan. DJBC bertugas melaksanakan kebijakan dan mengawasi impor barang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh instansi terkait, serta menindaklanjuti barang yang tidak sesuai persyaratan.
Tempat Penimbunan Berikat (TPB) adalah kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu untuk menimbun barang dengan tujuan tertentu sambil mendapatkan penangguhan bea masuk. TPB terdiri dari berbagai jenis seperti gudang berikat, kawasan berikat, dan tempat penyelenggaraan pameran berikat. TPB bertujuan menarik investasi, meningkatkan ekspor, dan mendorong perekonomian nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang impor sementara, yaitu pemasukan barang impor ke daerah pabean yang dimaksudkan untuk diekspor kembali dalam waktu 3 tahun. Barang tersebut dapat diberikan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk asalkan memenuhi persyaratan dan diatur prosedurnya seperti permohonan, jaminan, pencabutan izin, sanksi untuk yang tidak diekspor.
Peraturan ini mengatur tata cara penimbunan, pemasukan, pengeluaran, dan pengangkutan barang kena cukai. Barang kena cukai yang belum dilunasi cukainya dapat ditimbun di tempat penimbunan sementara, tempat penimbunan berikat, atau di dalam pabrik. Pemasukan dan pengeluaran barang kena cukai dari dan ke pabrik atau tempat penyimpanan harus dilindungi dengan dokumen Pemberitahuan Mutasi Barang Kena
PMK RI No 185 Tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor.pdfCIkumparan
Peraturan ini mengatur tentang pemeriksaan pabean di bidang impor, mencakup penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang impor. Penelitian dokumen dilakukan oleh sistem komputer pelayanan dan pejabat pemeriksa dokumen, sedangkan pemeriksaan fisik barang dilakukan oleh pejabat pemeriksa fisik di tempat penimbunan sementara, tempat penimbunan pabean, atau tempat penimbunan berikat.
Fasilitas PPN dan PPnBM memberikan fasilitas berupa pembebasan atau penanggungan PPN dan PPnBM untuk mendorong ekspor, pengembangan industri strategis, dan kesejahteraan masyarakat. Fasilitas ini berlaku untuk impor dan penyerahan barang tertentu oleh instansi pemerintah, KAPET, serta rumah dan jasa kebutuhan rakyat. Ketentuan pelaksanaan fasilitas ini diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang fasilitas pajak pertambahan nilai (PPN), khususnya fasilitas yang diberikan untuk kegiatan di kawasan berikat. Dijelaskan bahwa barang dan jasa yang berasal dari kegiatan di kawasan berikat dibebaskan dari pengenaan PPN, sehingga pajak masukan yang terkait dapat dikreditkan."
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan dan prosedur pemeriksaan pajak, mencakup pengertian dan tujuan pemeriksaan, ruang lingkup, kewajiban dan kewenangan pemeriksa, standar pemeriksaan, hak dan kewajiban wajib pajak, jenis pemeriksaan, dan jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan."
Dokumen tersebut membahas tentang penagihan pajak, mulai dari pengertian, dasar hukum, subjek dan objek, tindakan penagihan seperti surat tegoran, surat paksa, penyitaan, dan pelelangan, serta hak mendahulu negara untuk utang pajak."
1. Dokumen menjelaskan tentang kawasan daur ulang berikat, yakni tempat penimbunan berikat khusus untuk mendaur ulang limbah impor menjadi produk bernilai tambah. Kawasan ini diatur oleh pengusaha kawasan, pengusaha di dalamnya, dan peraturan impor serta pajak terkait kegiatan daur ulang limbah di kawasan.
Gambaran Umum & Fasilitas Kepabeanan _ Materi Training "EXPORT IMPORT"Kanaidi ken
Dokumen tersebut membahas tentang perdagangan internasional dan kepabeanan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan latar belakang munculnya perdagangan internasional karena adanya kebutuhan antar negara akan sumber daya dan barang, alasan dilakukannya perdagangan internasional bagi eksportir dan importir, serta peranan perdagangan internasional bagi suatu negara. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang pelaku perdagangan internasional, tugas
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5rusdiman1
Dokumen ini membahas tentang tahapan pengurusan piutang negara melalui penyitaan, yang meliputi pendefinisian penyitaan, larangan penyitaan terhadap barang tertentu, pengumuman penyitaan, pendaftaran penyitaan, dan pengangkatan penyitaan.
Similar to PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara (19)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
1. 1
Peraturan Menteri Keuangan - 70/PMK.04/2007
TENTANG
KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KPPBC TMP C Nunukan
3. Kawasan Pabean
3
• kawasan dengan batas-batas tertentu di Pelabuhan Laut,
Bandar Udara, atau Tempat Lain yang ditetapkan untuk lalu
lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Pengertian
• Salinan Akte Pendirian Perusahaan sebagai Badan
Hukum;
• Surat Izin Usaha dari instansi terkait;
• Bukti penetapan sebagai Pelabuhan Laut atau Bandar
Udara, kecuali untuk Tempat Lain;
• Bukti status kepemilikan dan/atau penguasaan
tempat atau kawasn;
• Bukti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
• Ukuran luas kawasan;
• Gambar denah lokasi; dan
• Berita Acara Pemeriksaan Lokasi.
Syarat
Permohonan
4. Kawasan Pabean
4
Direktur Jenderal atau Pejabat
yang ditunjuknya atas nama
Menteri Keuangan memberikan
persetujuan atau penolakan
dalam jangka waktu paling
lama 45 (empat puluh lima)
hari sejak permohonan
diterima secara lengkap dan
benar.
Persetujuan dilakukan
dengan menerbitkan
Keputusan Penetapan
sebagai Kawasan Pabean
oleh Direktur Jenderal atau
Pejabat yang ditunjuknya
atas nama Menteri
Keuangan
Penolakan atas permohonan
dilakukan dengan
menerbitkan surat
pemberitahuan penolakan
oleh Direktur Jenderal atau
Pejabat yang ditunjuknya
atas nama Menteri
Keuangan yang disertai
dengan alasan penolakan
Keputusan penetapan sebagai
Kawasan Pabean berlaku sejak
tanggal ditetapkan sampai
dengan adanya pencabutan
Proses
Persetujuan
Setuju
Tolak
6. Larangan dan Pencabutan Penetapan di
Kawasan Pabean
6
• Kawasan Pabean tidak menjalankan kegiatan/usaha dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun secara terus-menerus;
• Pengelola Kawasan Pabean terbukti bersalah telah melakukan pelanggaran
tindak di bidang kepabeanan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
• Pengelola Kawasan Pabean dinyatakan pailit; dan/atau
• Pengelola Kawasan Pabean mengajukan permohonan sendiri untuk dilakukan
pencabutan.
Penetapan sebagai Kawasan Pabean dicabut dalam hal :
Barang selain untuk tujuan impor dan/atau ekspor dilarang untuk ditimbun,
dimasukkan, dan/atau dikeluarkan ke dan/atau dari Kawasan Pabean, kecuali
untuk tujuan pengangkutan selanjutnya
Larangan
8. Tempat Penimbunan Sementara
8
Penetapan suatu kawasan,
bangunan, dan/atau lapangan
sebagai Tempat Penimbunan
Sementara di tetapkan oleh
Direktur Jenderal atau Pejabat
yang ditunjuknya atas nama
Menteri Keuangan
Tempat Penimbunan Sementara
berupa :
* Lapangan Penimbunan
* Lapangan Penimbunan Peti
Kemas;
* Gudang Penimbunan; dan/atau
* Tangki penimbunan
Penambahan jenis Tempat Penimbunan Sementara diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal
9. Tempat Penimbunan Sementara (Syarat
Permohonan)
Salinan Akte Pendirian Perusahaan sebagai Badan Hukum;
Surat Izin Usaha dari instansi terkait;
Izin dari Pemerintah Daerah setempat;
Foto copy bukti kepemilikan atau penguasaan suatu bangunan, tempat atau kawasan
yang mempunyai batas-batas yang jelas;
Bukti Nomor Pokok Wajib Pajak;
Gambar denah dan batas-batasnya yang meliputi tempat penimbunan barang impor,
ekspor, barang untuk diangkut ke dalam daerah pabean lainnya melalui luar daerah
pabean, dan tempat pemeriksaan barang dan ruang kerja Pejabat Bea dan Cukai;
Daftar peralatan dan fasilitas penunjang kegiatan usaha yang dimiliki dan surat
pernyataan sanggup untuk menyediakan peralatan dan fasilitas yang memadai;
Surat keterangan dari pengusaha atau penanggung jawab Kawasan Pabean tentang
penggunaan bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu
di dalam Kawasan Pabean bersangkutan sebagai Tempat Penimbunan Sementara;
Berita Acara Pemeriksaan Lokasi;
Surat pernyataan sanggup melaksanakan administrasi pembukuan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia; dan
Surat pernyataan sanggup memenuhi peraturan perundang-undangan dibidang
kepabeanan
9
10. Tempat Penimbunan Sementara
10
Direktur Jenderal atau Pejabat
yang ditunjuknya atas nama
Menteri Keuangan memberikan
persetujuan atau penolakan
dalam jangka waktu paling
lama 45 (empat puluh lima)
hari sejak permohonan
diterima secara lengkap dan
benar.
Persetujuan ditetapkan
dengan menerbitkan
Keputusan Penetapan sebagai
Tempat Penimbunan
Sementara oleh Direktur
Jenderal atau Pejabat yang
ditunjuknya atas nama
Menteri Keuangan
Penolakan atas permohonan
dilakukan dengan
menerbitkan surat
pemberitahuan penolakan
oleh Direktur Jenderal atau
Pejabat yang ditunjuknya
atas nama Menteri
Keuangan yang disertai
dengan alasan penolakan
Keputusan penetapan sebagai
Tempat Penimbunan
Sementara berlaku sejak
tanggal ditetapkan sampai
dengan adanya pencabutan
Proses
Persetujuan
Setuju
Tolak
11. Penjelasan
Barang yang berasal dari dalam daerah
pabean dilarang ditimbun di Tempat
Penimbunan Sementara kecuali untuk
• tujuan ekspor;
• tujuan re-ekspor;atau
• tujuan dikirim ke tempat lain dalam daerah
pabean dengan melewati tempat diluar
daerah pabean
Penimbunan Barang di Tempat Penimbunan
Sementara
11
Penimbunan barang impor dan barang ekspor sementara menunggu
pengeluaran atau pemuatannya, dilakukan di tempat penimbunan yang telah
mendapatkan penetapan sebagai Tempat Penimbunan Sementara
12. Penimbunan Barang di Tempat Penimbunan Sementara
12
• Penimbunan barang di dalam Tempat
Penimbunan Sementara Wajib
dipisahkan antara barang impor,
barang ekspor, dan barang untuk
diangkut ke dalam daerah pabean
lainnya melalui luar daerah pabean.
• Barang-barang berbahaya, merusak,
dan/atau yang memiliki sifat dapat
mempengaruhi barang-barang lain
atau yang memerlukan instalasi atau
penanganan khusus, wajib ditimbun di
tempat khusus yang disediakan untuk
itu.
• Peti kemas kosong wajib ditimbun di
tempat khusus yang disediakan untuk
itu.
• Barang impor, ekspor, atau untuk
diangkut ke dalam daerah pabean
lainnya melalui luar daerah pabean
yang ditimbun di gudang penimbunan,
wajib diberi identitas secara jelas
• Peti kemas atau kemasan barang-
barang lainnya yang ditimbun dalam
Tempat Penimbunan Sementara hanya
dapat dibuka untuk kepentingan
pemeriksaan fisik barang dalam
rangka pemeriksaan pabean.
• Dalam hal terdapat permohonan
tertulis dari pemilik barang atau
kuasanya, Pejabat Bea dan Cukai
dapat memberikan persetujuan untuk
membuka peti kemas atau kemasan
barang
13. Penimbunan Barang di Tempat Penimbunan Sementara
PENGERTIAN
• Penimbunan barang di Tempat Penimbunan
Sementara yang berada di dalam area pelabuhan
laut atau bandar udara ditetapkan paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal penimbunan.
• Penimbunan barang di Tempat Penimbunan
Sementara yang berada di tempat lain, ditetapkan
paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal
penimbunan.
• Barang yang ditimbun di Tempat Penimbunan
Sementara yang tidak dikeluarkan dalam jangka
waktu, ditetapkan sebagai Barang yang Dinyatakan
Tidak Dikuasai.
13
14. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
Tempat, bangunan, dan sarana wajib memenuhi persyaratan yang
memungkinkan dapat dilakukannya pengeluaran, pemeriksaan, dan
pemasukan barang dari dan ke peti kemas atau kemasan barang
lainnya serta mengurangi resiko terjadinya kehilangan atau kerusakan
barang
14
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara wajib menyediakan tempat atau
bangunan dan sarana yang memadai untuk tempat pemeriksaan barang yang
ditimbun di dalam Tempat Penimbunan Sementara
15. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara yang telah mendapatkan Keputusan
Penetapan sebagai Tempat Penimbunan Sementara, sebelum memulai
operasional kegiatan sebagai Tempat Penimbunan Sementara wajib menyerahkan
jaminan kepada Kepala Kantor Pabean yang mengawasi Tempat Penimbunan
Sementara.
Besarnya jumlah jaminan
ditetapkan dengan
memperlihatkan kapasitas,
jenis, dan/atau volume
Tempat penimbunan
Sementara
Bentuk jaminan dapat berupa:
*uang tunai;
*jaminan bank;dan/atau
*Jaminan dari perusahaan
asuransi
15
16. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara yang akan
memulai operasional kegiatan sebagai Tempat
Penimbunan sementara wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Kepala Kantor Pabean yang mengawasi
Tempat Penimbunan Sementara yang berada dibawah
pengawasan Kantor Pabean yang telah menerapkan
sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE) Kepabeanan
wajib memiliki aplikasi pengelolaan barang di Tempat
Penimbunan Sementara dan menyediakan media
komunikasi data elektronik yang terhubung (on-line
Computer) dengan aplikasi kepabeanan Kantor Pabean
16
17. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
17
Pengusaha Tempat
Penimbunan Sementara wajib
menyelenggarakan pembukuan
dan menyimpan catatan dan
dokumen, termasuk data
elektronik, yang berkaitan
dengan pemasukan dan
pengeluaran barang yang
ditimbun di Tempat
Penimbunan Sementara untuk
jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun
Pengusaha Tempat
Penimbunan Sementara wajib
menyerahkan laporan
keuangan, buku, catatan dan
dokumen yang menjadi bukti
dasar pembukuan, surat yang
berkaitan dengan kegiatan
usaha termasuk data
elektronik, serta surat yang
berkaitan dengan kegiatan di
bidang kepabeanan untuk
kepentingan audit kepabeanan
18. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
18
Pengusaha dibebaskan dari
tanggung jawab dalam hal
barang yang ditimbun di
Tempat Penimbunan
Sementaranya
musnah tanpa
sengaja
telah diekspor kembali,
diimpor untuk dipakai, atau
diimpor sementara;atau
telah dipindahkan ke
Tempat Penimbunan
Sementara lain, Tempat
Penimbunan Berikat atau
Tempat Penimbunana
Pabean
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara bertanggung jawab atas bea masuk
dan/atau cukai serta pajak dalam rangka impor yang terutang atas barang yang
ditimbun dalam Tempat Penimbunan Sementara terhitung sejak saat penimbunan
sampai dengan tanggal Pemberitahuan Pabean atas impor
19. Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
Pengusaha Tempat
Penimbunan Sementara
yang tidak dapat
mempertanggungjawabkan
barang yang seharusnya
berada di tempat
penimbunannya, wajib
membayar bea masuk
dan/atau cukai serta pajak
dalam rangka impor yang
terutang dan dikenakan
sanksi administrasi berupa
denda sebesar 25% (dua
puluh lima persen) dari bea
masuk yang seharusnya
dibayar
• Perhitungan bea masuk
dan/atau cukai serta pajak
dalam rangka impor yang
terutang, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1),
sepanjang tidak dapat
didasarkan pada tarif dan
nilai pabean barang yang
bersangkutan, didasarkan
pada tarif tertinggi untuk
golongan barang yang
tertera dalam
pemberitahuan pabean
pada saat barang tersebut
ditimbun di Tempat
Penimbunan Sementara
dan nilai pabean
ditetapkan oleh Pejabat
Bea dan Cukai
19
20. Sanksi Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara
• Kepala Kantor Pabean dapat memberikan sanksi
kepada pemilik izin Tempat Penimbunan
Sementara
20
Sanksi Kepala
Kantor Pabean
Tertulis Pembekuan Pencabutan Izin
21. Sanksi Tertulis
• tidak mengindahkan ketentuan pemisahan penimbunan barang impor, barang
ekspor, dan barang untuk diangkut ke dalam daerah pabean lainnya melalui
luar daerah pabean
• menimbun barang-barang berbahaya, merusak, dan yang karena sifatnya dapat
mempengaruhi barang-barang lain atau yang memerlukan instalasi atau
penanganan khusus, tidak ditempat khusus
• menimbun peti kemas kosong, tidak di tempat khusus
• tidak memberikan identitas barang impor dan barang ekspor yang ditimbun di
gudang penimbunan
• tidak lagi memenuhi ketentuan tentang tempat pemeriksaan barang
• tidak menyerahkan jaminan sesuai dengan ketentuan
• tidak memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi sebelum memulai operasional kegiatan sebagai Tempat
Penimbunan
• tidak memberitahukan perubahan data dan/atau kondisi fisik Tempat
Penimbunan Sementara berdasarkan rekomendasi dalam Laporan Hasil Audit
di bidang kepabeanan atau dari unit pengawasan lainnya; dan/atau
• tidak menyampaikan daftar.
21
22. Sanksi Pembekuan
• menimbun barang selain yang diizinkan untuk ditimbun di
tempat Penimbunan Sementara
• tidak lagi memiliki dan menyelenggarakan sistem
Pertukaran Data Elektronik (PDE)
• tidak menyelenggarakan pembukuan dan tidak bersedia
menyerahkan dokumen dan pembukuan lainnya
sehubungan dengan audit dibidang kepabeanan
• tidak memenuhi kewajiban pelunasan bea masuk dan/atau
cukai serta pajak dalam rangka impor, dan sanksi
administrasi, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
penagihan;
• tidak memenuhi ketentuan yang menjadi alasan
diterbitkannya surat peringatan. dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal surat peringatan; dan/atau
• direkomendasikan oleh unit pengawasan untuk dibekukan
22
23. Sanksi Pencabutan
• Tempat Penimbunan Sementara dalam status pembekuan
dalam waktu selama 6 (enam) bulan secara terus menerus;
• Tempat Penimbunan Sementara tidak menjalankan
kegiatan/usaha dalam jangka waktu 1 (satu) tahun secara
terus menerus;
• Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara terbukti
bersalah telah melakukan pelanggaran tindak pidana di
bidang kepabeanan berdasarkan putusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap;
• Tempat Penimbunan Sementara dinyatakan pailit;dan/atau
• Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara mengajukan
permohonan sendiri untuk dilakukan pencabutan
23
24. TERIMA KASIHTERIMA KASIH
Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Jl. Achmad Yani/ByPass
Telp. (021) 489.7511 Fax. (021) 489.7512
KPPBC Tipe Madya Pabean C Nunukan
Jl. Pelabuhan Baru No.40A, Nunukan 77482
Telp : 0556-21023 / 21298
Fax : 0556-21023