Dokumen tersebut membahas tentang Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai wadah gerakan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS. PIKM dibentuk untuk memberikan ruang bagi masyarakat berkumpul, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam menangani masalah kesehatan termasuk HIV dan AIDS di lingkungan mereka. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran kunci fasilitator masyarakat dan kader
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSjselv
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai ruang publik untuk menghilangkan stigma dan membangun kebersamaan dalam penanggulangan HIV. PIKM diharapkan dapat menjadi tempat masyarakat berdiskusi dan berdebat tentang HIV sehingga dapat tercipta pemahaman bersama dan solusi bersama untuk mengatasi masalah HIV di masyarakat. Dokumen juga menjelaskan bag
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berdasarkan hasil analisis data epidemiologi dengan menggunakan sumber daya masyarakat. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat mencakup kesetaraan, partisipasi, dan keswadayaan.
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan ibu dan anak, rumusan masalah, tujuan, dan beberapa konsep penting seperti epidemiologi, isu kesehatan lingkungan, dan pencegahan penyakit. Secara khusus membahas tentang upaya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program kesehatan ibu dan anak.
Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
ADVOKASI KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG UPAYA-UPAYA KE...Veranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang advokasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa advokasi merupakan upaya strategis untuk memperoleh dukungan terhadap tujuan kesehatan tertentu, sedangkan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah kesehatan mereka sendiri. Dokumen tersebut juga
1. Modul ini membahas konsep komunitas yang terdiri dari pengertian komunitas, komponen komunitas, fungsi komunitas, pengaruh komunitas terhadap kesehatan, dan prinsip kesehatan komunitas.
2. Komunitas didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup dan bertempat tinggal dalam wilayah yang sama serta memiliki kegiatan atau mata pencaharian serupa.
3. Komponen komunitas meliputi manusia, ruang dan wak
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSjselv
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai ruang publik untuk menghilangkan stigma dan membangun kebersamaan dalam penanggulangan HIV. PIKM diharapkan dapat menjadi tempat masyarakat berdiskusi dan berdebat tentang HIV sehingga dapat tercipta pemahaman bersama dan solusi bersama untuk mengatasi masalah HIV di masyarakat. Dokumen juga menjelaskan bag
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berdasarkan hasil analisis data epidemiologi dengan menggunakan sumber daya masyarakat. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat mencakup kesetaraan, partisipasi, dan keswadayaan.
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan ibu dan anak, rumusan masalah, tujuan, dan beberapa konsep penting seperti epidemiologi, isu kesehatan lingkungan, dan pencegahan penyakit. Secara khusus membahas tentang upaya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program kesehatan ibu dan anak.
Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
ADVOKASI KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG UPAYA-UPAYA KE...Veranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang advokasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa advokasi merupakan upaya strategis untuk memperoleh dukungan terhadap tujuan kesehatan tertentu, sedangkan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah kesehatan mereka sendiri. Dokumen tersebut juga
1. Modul ini membahas konsep komunitas yang terdiri dari pengertian komunitas, komponen komunitas, fungsi komunitas, pengaruh komunitas terhadap kesehatan, dan prinsip kesehatan komunitas.
2. Komunitas didefinisikan sebagai kelompok manusia yang hidup dan bertempat tinggal dalam wilayah yang sama serta memiliki kegiatan atau mata pencaharian serupa.
3. Komponen komunitas meliputi manusia, ruang dan wak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas program PNPM Mandiri P2KP yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
2. Program ini memberikan bantuan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu untuk membangun lingkungan, ekonomi, dan sosial.
3. Berdasarkan temuan, program ini berdampak positif dengan meningkatkan taraf hidup
Dokumen tersebut merangkum biografi Dr. H. Eddy Siswanto yang saat ini menjabat sebagai Widyaiswara Madya di BBPK Ciloto, Kemenkes. Dokumen juga menjelaskan pengertian korupsi menurut undang-undang dan teori-teori terkait korupsi seperti GONE Theory dan Fraud Triangle Theory. Selain itu memberikan contoh kasus korupsi yang diungkap KPK tahun terakhir.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan dan mencapai 4 juta orang atau 2% populasi, (2) Kasus di RT tertentu menunjukkan bahaya penyalahgunaan narkoba seperti TBC dan kematian, (3) Potensi modal sosial komunitas dapat dimanfaatkan untuk pencegahan, seperti partisipasi warga dan kepedulian bersama.
3. pemberdayaan masyarakat dan penguatan demand, dir. bina kesehatan, kemenkesGedhe Foundation
Dokumen tersebut membahas strategi Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan demand terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan rentan melalui pendekatan kesehatan berbasis masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam program-program kesehatan.
1. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya memfasilitasi masyarakat untuk mengenal masalah, merencanakan pemecahan masalah, dan memanfaatkan sumber daya lokal.
2. Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari menciptakan iklim yang memungkinkan potensi berkembang, memperkuat potensi masyarakat, dan melindungi kelompok lemah.
3. Prinsip pemberdayaan masyarakat adalah
Komunikasi kesehatan adalah proses pertukaran informasi antara sumber dan penerima mengenai isu-isu kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku hidup sehat. Tujuannya adalah perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat untuk meningkatkan status kesehatan melalui program komunikasi kesehatan. Ruang lingkupnya meliputi komunikasi dengan pasien, konsumen, hiburan kesehatan, advokasi, dan manajemen
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan anak, dengan menjelaskan pengertian, tujuan, ruang lingkup, sasaran, prinsip, bentuk, strategi dan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat serta indikator keberhasilannya.
Dokumen ini membahas partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Kabupaten Bantul. Ia menjelaskan latar belakang masalah seperti keterbatasan kaum difabel dalam mengakses fasilitas umum dan kebutuhan akan kebijakan inklusif. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Bantul dan menghasilkan artikel ilmiah. Metode yang
Buletin ini membahas bagaimana masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Bali, menangani praktik-praktik adat istiadat mereka di tengah pandemi Covid-19. Walaupun banyak kegiatan harus dibatasi atau diubah cara pelaksanaannya, berbagai tradisi adat tetap dilakukan dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Contohnya upacara keagamaan di Bali yang hanya dihadiri kerabat terdekat namun
Makalah ini membahas upaya kesehatan berbasis masyarakat di Puskesmas Sukamara, khususnya program home care atas permintaan Tim ARPS (Aksi Relawan Peduli Sukamara) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam pengorganisasian masyarakat dari perspektif keadilan sosial dan hak asasi manusia. Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya memiliki kode etik bagi seorang community organizer dan menganalisis pendekatan pengorganisasian masyarakat di lokalisasi yang dinilai tidak memperhatikan kelompok yang tertindas. Dokumen tersebut juga membahas dua filsafat etika yaitu utilitarianisme dan de
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...Latifah Tio
Dokumen tersebut membahas mengenai perencanaan pembangunan perumahan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kecamatan Mijen, Kota Semarang melalui kemitraan pemerintah, dunia usaha dan LSM. Strategi yang diusulkan adalah perencanaan inovatif dan partisipatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam hal kemitraan untuk menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi MBR.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas program PNPM Mandiri P2KP yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
2. Program ini memberikan bantuan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu untuk membangun lingkungan, ekonomi, dan sosial.
3. Berdasarkan temuan, program ini berdampak positif dengan meningkatkan taraf hidup
Dokumen tersebut merangkum biografi Dr. H. Eddy Siswanto yang saat ini menjabat sebagai Widyaiswara Madya di BBPK Ciloto, Kemenkes. Dokumen juga menjelaskan pengertian korupsi menurut undang-undang dan teori-teori terkait korupsi seperti GONE Theory dan Fraud Triangle Theory. Selain itu memberikan contoh kasus korupsi yang diungkap KPK tahun terakhir.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan dan mencapai 4 juta orang atau 2% populasi, (2) Kasus di RT tertentu menunjukkan bahaya penyalahgunaan narkoba seperti TBC dan kematian, (3) Potensi modal sosial komunitas dapat dimanfaatkan untuk pencegahan, seperti partisipasi warga dan kepedulian bersama.
3. pemberdayaan masyarakat dan penguatan demand, dir. bina kesehatan, kemenkesGedhe Foundation
Dokumen tersebut membahas strategi Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan demand terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan rentan melalui pendekatan kesehatan berbasis masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam program-program kesehatan.
1. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya memfasilitasi masyarakat untuk mengenal masalah, merencanakan pemecahan masalah, dan memanfaatkan sumber daya lokal.
2. Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari menciptakan iklim yang memungkinkan potensi berkembang, memperkuat potensi masyarakat, dan melindungi kelompok lemah.
3. Prinsip pemberdayaan masyarakat adalah
Komunikasi kesehatan adalah proses pertukaran informasi antara sumber dan penerima mengenai isu-isu kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku hidup sehat. Tujuannya adalah perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat untuk meningkatkan status kesehatan melalui program komunikasi kesehatan. Ruang lingkupnya meliputi komunikasi dengan pasien, konsumen, hiburan kesehatan, advokasi, dan manajemen
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan anak, dengan menjelaskan pengertian, tujuan, ruang lingkup, sasaran, prinsip, bentuk, strategi dan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat serta indikator keberhasilannya.
Dokumen ini membahas partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Kabupaten Bantul. Ia menjelaskan latar belakang masalah seperti keterbatasan kaum difabel dalam mengakses fasilitas umum dan kebutuhan akan kebijakan inklusif. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Bantul dan menghasilkan artikel ilmiah. Metode yang
Buletin ini membahas bagaimana masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Bali, menangani praktik-praktik adat istiadat mereka di tengah pandemi Covid-19. Walaupun banyak kegiatan harus dibatasi atau diubah cara pelaksanaannya, berbagai tradisi adat tetap dilakukan dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Contohnya upacara keagamaan di Bali yang hanya dihadiri kerabat terdekat namun
Makalah ini membahas upaya kesehatan berbasis masyarakat di Puskesmas Sukamara, khususnya program home care atas permintaan Tim ARPS (Aksi Relawan Peduli Sukamara) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam pengorganisasian masyarakat dari perspektif keadilan sosial dan hak asasi manusia. Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya memiliki kode etik bagi seorang community organizer dan menganalisis pendekatan pengorganisasian masyarakat di lokalisasi yang dinilai tidak memperhatikan kelompok yang tertindas. Dokumen tersebut juga membahas dua filsafat etika yaitu utilitarianisme dan de
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...Latifah Tio
Dokumen tersebut membahas mengenai perencanaan pembangunan perumahan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kecamatan Mijen, Kota Semarang melalui kemitraan pemerintah, dunia usaha dan LSM. Strategi yang diusulkan adalah perencanaan inovatif dan partisipatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam hal kemitraan untuk menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi MBR.
Dokumen tersebut membahas peran seorang community organizer dalam memperkuat sistem komunitas untuk menangani masalah kesehatan seperti HIV/AIDS. Peran utama community organizer adalah membangun kekuatan komunitas secara partisipatif, mewakili komunitas terdampak, mendampingi komunitas dalam berbagai kegiatan, dan melakukan negosiasi dengan pemerintah untuk mewujudkan hak kesehatan masyarakat.
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukimaninfosanitasi
Undang-undang ini mengatur tentang perumahan dan kawasan permukiman. Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang dilakukan melalui pembinaan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Tujuannya untuk memberikan hak atas perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat dalam lingkungan yang sehat, aman, dan teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang Primary Health Care (PHC) yang merupakan pendekatan kesehatan primer yang dikembangkan oleh WHO pada tahun 1978. PHC bertujuan untuk membantu mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2000 dengan menekankan pada aspek promotif, preventif, partisipatif dan holistik. Dokumen tersebut juga membahas mengenai konsep, prinsip, unsur, ciri, dan implementasi PHC di Indonesia melalui program Pemb
Kajian ini membahas kampanye pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui perspektif agama. Peneliti akan mengkaji pandangan agama mengenai stigma dan diskriminasi, serta merancang kampanye persuasif yang melibatkan tokoh agama untuk mengubah paradigma masyarakat. Tujuannya adalah merumuskan kampanye efektif, mengubah pandangan masyarakat, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi agar h
Teks tersebut membahas strategi Pemerintah Provinsi NTT dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan melalui program-program pemberdayaan. Strategi utama meliputi penguatan lembaga masyarakat desa, peningkatan kapasitas masyarakat, pengembangan usaha ekonomi, dan pemanfaatan sumber daya alam melalui teknologi tepat guna. Program-program tersebut bertujuan meningkatkan kemandirian dan kesejah
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang pentingnya peningkatan kesehatan masyarakat secara mandiri dan peran desa siaga dalam hal tersebut. Tujuan dari praktek keperawatan komunitas di wilayah tersebut adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan desa di Indonesia. Ia menjelaskan pengertian, dasar hukum, tujuan, prinsip, proses dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa sesuai dengan peraturan pemerintah. Dokumen ini juga menjelaskan jenis perencanaan desa beserta tahapan-tahapannya.
Proses keperawatan komunitas membahas tentang pendekatan keperawatan komunitas yang meliputi penilaian komunitas, diagnosis masalah kesehatan komunitas, perencanaan intervensi, implementasi, dan evaluasi. Tujuan proses keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah kesehatannya secara optimal.
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIVjselv
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai kampanye dan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan tes HIV dalam upaya melindungi perempuan dan anak dari HIV dan AIDS. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa jumlah kasus HIV di Indonesia meningkat 25% antara tahun 2007-2011, terutama pada kelompok laki-laki. Dokumen tersebut merekomendasikan perlu dilakukannya kampanye untuk memp
Community System Strengthening, Penguatan Sistem Komunitas, Program Penanggulangan HIV dan AIDS,
Social Movement, Advocacy, Communication, Mobilization Sosial, Advokasi, HAM, Hak Asasi Manusia, Human Right,
LGBT Right, Sex Worker Right, Eliminating Stigma and discrimination, reducing Stigma and discrimination, menghapus
stigma dan diskriminasi, civil right, hak sipil, hak warga negara, hak perempuan, women right, hak anak, child right
The document presents a Community Systems Strengthening Framework with the goal of developing the roles of communities and community organizations in designing, delivering, monitoring and evaluating health services to improve health outcomes. It defines key terms, discusses how community systems contribute to health, and outlines six core components of a functional community system including enabling environments, resources and capacity building, community activities and services, organizational strengthening, and monitoring and evaluation. The framework is intended to facilitate increased funding and support for community-based organizations.
2024.05.14 Paparan Progres Pelaksanaan Inpres No 1 Tahun 2024.pdf
Pikm dalam lkb
1. Briefing Paper
Desember 2014
PUSAT INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT (PIKM)
SEBAGAI WADAH GERAKAN MASYARAKAT DALAM
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
1. Latar Belakang
Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No 21/2013
tentang Penanggulangan HIV dan AIDS yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan kegiatan
penanggulangan HIV dilakukan dalam bentuk layanan komprehensif dan
berkesinambungan.
Pengertian yang dimaksud dengan layanan komprehensif adalah upaya yang meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang mencakup semua bentuk layanan HIV dan
IMS, seperti kegiatan KIE pengetahuan komprehensif, promosi penggunaan kondom,
pengendalian faktor risiko, layanan Konseling dan Tes HIV (KTS dan KTIP), Perawatan,
Dukungan, dan Pengobatan (PDP), Pencegahan Penularandari Ibu ke Anak (PPIA),
Pengurangan Dampak Buruk NAPZA (LASS, PTRM, PTRB), layanan IMS, Pencegahan penularan
melalui darah donor dan produk darah lainnya, serta kegiatan monitoring dan evaluasi serta
surveilan epidemiologi di Puskesmas Rujukan dan Non‐Rujukan termasuk fasilitas kesehatan
lainnya dan Rumah Sakit RujukanKabupaten/Kota.
Sedangkan, pengertian yang dimaksud dengan layanan yang berkesinambungan adalah
pemberian layanan HIV & IMS secara paripurna, yaitu sejak dari rumah atau komunitas, ke
fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, klinik dan rumah sakit dan kembali ke rumah
atau komunitas; juga selama perjalanan infeksi HIV (semenjak belum terinfeksi sampai
stadium terminal). Kegiatan ini harus melibatkan seluruh pihak terkait, baik pemerintah,
swasta, maupun masyarakat (kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga,
PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di
masyarakat).
Upaya pengembangan peran serta masyarakat dalam penanggulangan HIV dilakukan melalui
proses pembelajaran yang terorganisasi dengan basis pengorganisasian masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat adalah serangkaian kegiatan sistematis, terencana dan terarah
untuk menggali, meningkatkan dan mengarahkan peran serta masyarakat dan
memanfaatkan potensi yang ada untuk memecahkan masalah.
Dalam proses pembelajaran masyarakat membutuhkan ruang untuk berkumpul, berdiskusi,
berdialog dan berkegiatan dalam upaya menanggulangi HIV dan AIDS di lingkungan tempat
tinggal mereka. Ruang untuk masyarakat saling belajar, memahami dan bergotong royong
untuk mengatasi masalah kesehatan, khususnya HIV dan AIDS disebut Pusat Informasi
Kesehatan Masyarakat (PIKM).
2. Page 2 of 9
2. Dasar Kebijakan Penggerakan Masyarakat dalam Program Penanggulangan HIV
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah
guna menjami tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang‐undang Dasar 1945.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaa
masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata‐mata sebagai sasaran
pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku
pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat
penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan. Dalam pemberdayaan masyarakat meliputi pula upaya
peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri. Upaya pemberdayaan masyarakat
akan berhasil pada hakekatnya bila kebutuhan dasar masyarakat sudah terpenuhi.
Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari
pembangunan kesehatan.
Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana,
terpadu, dan berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi‐tingginya.
Tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah meningkatnya kemampuan masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri,
berpera aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.
Ada pun beberapa peraturan yang mengamanatkan peran serta masyarakat dalam program
penanggulangan HIV adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 20 tahun 2007
“Kepala Desa/Kelurahan melaksanakan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di
Desa/Kelurahan;
(2) Pelaksanaan upaya penanggulangan HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dibantu oleh lembaga pendidikan, lembaga swasta, lembaga kemasyarakatan,
tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat. “ [Pasal 8, point b]
Pelaksanaan Program Penanggulangan HIV di Desa dan Kelurahan dilakukan secara
terpadu dengan Program Pemberdayaan Masyarakat seperti yang termuat dalam pasal 9
yang menyebutkan :
(1) Penanggulangan HIV/AIDS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilaksanakan secara
terpadu dengan Program Pemberdayaan Masyarakat yang ada denga prinsip
transparansi, partisipatif, dan akuntabilitas, serta mencerminkan nilai agam adan
budaya yang ada di Indonesia.
(2) Program Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
memberdayakan masyarakat agar masyarakat tahu, mau, dan mampu
menanggulangi HIV/AIDS.
(3) Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melibatka
masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga kemasyarakatan, Badan
3. Page 3 of 9
Permusyawaratan Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat, tokoh agama, tokoh
masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), swasta, ODHA, OHIDHA, dan
sebagainya.
(4) Penanggulangan HIV/AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menitik beratkan
pada semua aspek penanggulangan HIV dan AIDS seuai dengan peran
masingmasing, termasuk pencegahan diskriminasi dan stigmatisasi terhadap ODHA
dan OHIDHA.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
Masyarakat dapat berperan serta dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS seperti
termuat dalam PMK No 21/2013 pasal 51 ayat 1 point d, yang menyatakan :
" Masyarakat dapat berperan serta dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan
cara membentuk dan mengembangkan Warga Peduli AIDS"
Bentuk peran serta masyarakan dalam penanggulangan HIV dan AIDS dengan membentuk
dan mengembangkan Wadah dan kegiatannya terintegrasi dengan kegiatan desa/kelurahan
seperti termuat dalam pasal 52 :
1. Warga peduli AIDS sebagaimana yagn dimaksud pasal 51 ayat 1 huruf d merupakan
wadah peran serta masyarakat untuk melakukan penanggulangan HIV dan AIDS.
2. Warga peduli AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dibentuk ditingkat
kecamatan, desa/kelurahan, dusun/kampung, rukun warga dan rukun tetangga.
3. Kegiatan warga peduli AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diintegrasikan
dengan kegiatan desa/RW Siaga
3. Aktor Utama dalam Penggerakan Masyarakat
Menurut Fuchs dan Hofkirchner (2009) dari pendekatan teori sistem sosial untuk memahami
hubungan antara individu (agen) dengan struktur sosial bahwa manusia sebagai makhluk
sosial kreatif bersama-sama dengan orang lain (Co-Create) membangun realitas sosial.
Masyarakat dipahami sebagai sistem berskala besar dari sistem jaringan sosial yang
dibangun berdasarkan pada dialektika struktur sosial dan aktor manusia. Struktur sosial
terbentuk dari keseluruhan tindakan sosial yang teratur dan terhubung secara terus
menerus serta mereproduksinya selama rentang waktu tertentu.
Pendekatan dialektis ini memahami sistem sosial sebagai interkoneksi manusia aktor dan
struktur sosial. Aktor dan struktur berada pada sisi yang berbeda. Walaupun demikian, di sisi
lain aktor membentuk dan merupakan bagian dari struktur sosial tertentu dan kondisi
struktur sosial dan karenanya menjadi bagian dari tindakan manusia. Hubungan dapat
dipahami sebagai adanya perbedaan, kesatuan, dan saling ketergantungan.
Individu saling berinteraksi dan menghasilkan struktur baru dan lebih baik. Proses ini
berlangsung pada level bawah (bottom up) disebut Agency.
Disisi lain, struktur sosial juga mempengaruhi tindakan dan pemikiran individu. Struktur
sosial membatasi (faktor penghambat) dan membolehkan (faktor pendukung) tindakan
individu. Proses ini berlangsung dari level atas ke bawah (top down) yang menyebabkan
munculnya individu dan kelompok dengan karakteristik yang baru.
4. Page 4 of 9
Masyarakat mereproduksi dan menghasilkan manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia
mereproduksi dan menghasilkan masyarakat dengan koordinasi tindakan sosial manusia.
Manusia adalah pencipta, dan diciptakan oleh masyarakat; masyarakat dan manusia
saling.menciptakan satu sama lain.
Konsep dualitas agen dan struktur menjadi acuan dalam mendorong peran serta masyarakat
dalam program penanggulangan HIV dan AIDS yang bertujuan agar masyarakat tahu, mau,
dan mampu menanggulangi HIV/AIDS.
Realitas yang dihadapi dalam program penanggulangan HIV dan AIDS masih adanya stigma
bahwa HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan; penyakit mematikan dan tidak ada
obatnya; dan sebagainya.
Adanya stigma ini menyebabkan banyak orang yang mengambil jarak untuk terlibat dalam
program penanggulangan HIV dan AIDS sehingga perlu adanya upaya menciptakan
pemahaman yang benar tentang HIV dan AIDS.
Disinilah dibutuhkan aktor yang akan membangun perubahan di masyarakat melalui
interaksi yang intensif dengan masyarakat.
Dalam menggerakkan masyarakat agar mau dan mampu menanggulangi HIV dan AIDS di
wilayah mereka, ada 2 (aktor) utama yang memainkan peranan penting, yaitu :
a. Fasilitator Masyarakat (disebut juga dengan Community Organizer)
b. Kader
Fasilitator masyarakat (Community Organizer) bertugas sebagai orang yang memfasilitasi
masyarakat untuk membangun kekuatan secara partisipatif sehingga masyarakat mampu
5. Page 5 of 9
mengatasi mereka sendiri berdasarkan aspirasi, keinginan, kekuatan dan potensi yang
tumbuh dalam masyarakat.
Dalam membangun kekuatan masyarakat, fasilitator masyarakat (Community Organizer)
memiliki beberapa peran yaitu :
a. memberdayakan masyarakat
b. mewakili (representasi) masyarakat
c. mendampingi masyarakat
d. negosiasi
e. mediasi
f. peneladanan (modeling)
(Rincian uraian tentang peran fasilitator masyarakat dalam dibaca pada : Cup of Coffee for
Social Change, “Peran Community Organizer”, Pebruari 2012).
Salah satu kegiatan dalam memberdayakan masyarakat adalah melakukan kaderisasi.
Kaderisasi adalah proses pencetakan kader. Kaderisasi berfungsi untuk mempersiapkan
orang-orang yang mampu untuk melanjutkan program/kegiatan sebuah organisasi.
Kader adalah orang yang secara aktif dan bersedia meluangkan waktu, tenaga bahkan
materi untuk mengusung isu penanggulangan HIV adan AIDS di lingkungannya.
Fasilitator masyarakat melakukan beberapa tahapa dalam melakukan kaderisasi, yaitu :
1. Tahap Perkenalan
Fasilitator masyarakat dan calon kader berinteraksi bertukar isu/masalah, ide, gagasan,
nilai dan kepentingan
2. Tahap Konflik dan Membangun Pemahaman Bersama
Ada kalanya, dalam proses interaksi akan terjadi konflik, karena adanya perbedaan nilai,
sudut pandang/persepsi atau pun kepentingan.
3. Membangun Norma Bersama
Jika mampu mengatasi perbedaan akan tercipta Norma Bersama dan bersepakat untuk
mencapai Tujuan Bersama. Fasilitator masyarakat dan kader berbagi peran dan
tanggungjawab
4. Bekerjasama Mencapai Tujuan
Fasilitator masyarakat dan kader bekerjasama untuk mencapai tujuan sesuai dengan
peran masing-masing
5. Membangun Kemandirian
Pada saat kader telah berdaya (memiliki pengetahuan, ketrampilan, akses, jaringan, dll),
maka saatnya fasilitator masyarakat untuk membangun kemandirian kader.
Dalam mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS
peran Kader, sebagai berikut :
a. Memberikan informasi tentang HIV dan AIDS
b. Mempromosikan alat pencegahan penularan HIV dan layanan Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan Test HIV.
c. Merujuk/mengajak masyarakat untuk melakukan Test HIV.
6. Page 6 of 9
4. Pembentukan PIKM
Ada beberapa tahapan dalam melakukan pembentukan PIKM, yaitu :
a. Melakukan identifikasi wilayah yang akan menjadi lokasi pembentukan PIKM.
Lokasi yang menjadi prioritas pembentukan PIKM adalah wilayah berdasarkan pemetaan
terdapat jumlah kelompok rawan terinfeksi HIV relatif besar dan/atau ditemukan jumlah
orang terinfeksi HIV yang relatif besar
b. Melakukan analisis sosial terkait dengan Struktur dan Norma Sosial Masyarakat dalam
Penerimaan terhadap Kelompok Beresiko HIV dan Orang yang Terifeksi HIV.
Hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah norma sosial masyarakat di lingkungan
kelurahan/desa terkait penerimaan mereka terhadap WPS, Waria, Gay, pengguna
narkotika dan ODHA. Kegiatan penggerakan masyarakat relative akan lebih mudah pada
lingkungan yang menerima keberadaan kelompok rawan terinfeksi HIV dibanding yang
menolak.
Disamping itu, perlu diperhatikan juga kekompokan dan rasa kepedulian warga terhadap
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan ataupun kesehatan. Sikap ini dapat terlihat dari
aktivitas masyarakat dalam melakukan kegiatan gotong royong di lingkungannya atau
bisa juga berdasarkan keaktifan kegiatan posyandu di kelurahan/desa tersebut.
c. Membangun Kemitraan dengan institusi pemerintah kecamatan dan
kelurahan/desa/RT
Hal yang paling penting diperhatikan adalah keyakinan, nilai pribadi dan persepsi aparat
pemerintah kecamatan/kelurahan/ desa terhadap WPS, Waria, Gay, pengguna narkotika
dan ODHA. Jika masih tertanam stigma terhadap kelompok beresiko terinfeksi HIV atau
orang yang terinfeksi HIV, maka akan sulit untuk melaksanakan kegiatan penggerakan
masyarakat di wilayah tersebut.
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan menetapkan lokasi PIKM sebaiknya dilakukan
pemetaan preferensi (kecenderungan sikap) aparat pemerintah (camat, lurah, kepada
desa, kepala lingkungan) terhadap WPS, Waria, Gay, pengguna narkotika dan ODHA.
Cara yang paling mudah untuk memetakan kecenderungan tersebut dengan
menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di wilayah mereka dan melihat respon mereka
terhadap isu HIV dan kelompok beresiko terinfeksi HIV.
Disamping itu, perlu diidentifikasi keaktifan aparat pemerintah (camat, lurah, kepada
desa, kepala lingkungan) dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Hal ini bisa dilihat
dari keaktifan kader PKK ataupun posyandu di wilayah kerja mereka.
7. Page 7 of 9
d. Membangun Kemitraan dengan institusi layanan kesehatan
Keberhasilan kegiatan penggerakan masyarakat dalam program penanggulangan HIV
membutuhkan dukungan penuh dari layanan kesehatan, terutama berkaitan dengan
pengobatan IMS, test HIV dan penyediaan layanan ARV.
Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan jarak antara lokasi PIKM dengan layanan
kesehatan (puskesmas dan rumah sakit), fasilitas layanan IMS dan VCT, kesiapan staf
layanan untuk melakukan kegiatan mobile ke kelurahan/desa.
e. Sosialisasi tentang HIV dan AIDS kepada tokoh dan warga masyarakat
Langkah awal dalam mendorong peran serta masyarakat dalam program
penanggulangan HIV dan AIDS dengan melakukan Sosialisasi tentang Pengetahuan HIV
dan AIDS Dasar.
Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan informasi HIV dan AIDS dan sekaligus
menyanggah mitos-mitos yang berkembang di masyarakat terkait HIV. Disamping itu,
pertemuan ini menjadi sarana untuk menemukan calon-calon kader yang berpotensi
untuk menjalankan PIKM.
f. Pembentukan PIKM
Langkah lanjutan setelah menemukan kader potensial untuk menjalankan PIKM, maka
kader-kader mendapat pelatihan dan membantu mereka membentuk PIKM.
g. Mengelola PIKM
Setelah PIKM, community organizer yang
mendampingi kader akan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan PIKM antara lain pertemuan
kader, promosi layanan kesehatan.
Di Sumatera Utara, pelaksanaan Pembentukan PIKM
dimulai sejak tahun 2012 dan sampai saat ini telah
terbentuk 11 (sebelas) PIKM yang berlokasi di 4
(empat) Kabupaten/Kota : Medan; Deli Serdang;
P.Siantar dan Labuhan Batu, yaitu :
No PIKM Kab/Kota
1 PIKM Kelurahan Cinta Damai Medan
2 PIKM Kelurahan Denai
3 PIKM Kelurahan Menteng
4 PIKM Kelurahan Tanjung Morawa Pekan Deli Serdang
5 PIKM Kelurahan Sambi Rejo Timur
6 PIKM Kelurahan Lau Dendang
7 PIKM Kelurahan Karo P. Siantar
8 PIKM Kelurahan Asuhan
9 PIKM Kelurahan Tanjung Pinggir
10 PIKM Kelurahan Aek Paing Labuhan batu
11 PIKM Sejahtera Lingga Tiga
8. Page 8 of 9
5. Kegiatan PIKM
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Penanggulangan HIV agar masyarakat
tahu, mau dan mampu menanggulangi HIV di wilayah mereka. Merujuk pada tujuan tersebut
maka kegiatan utama PIKM adalah :
a. Pertemuan Kader dan warga masyarakat
Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat tahu tentang HIV dan AIDS dan mau terlibat
aktif dalam menanggulangan HIV dan AIDS
b. Promosi Hidup Sehat dan Pencegahan HIV dan AIDS
Kegiatan ini merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam penanggulangan HIV dan
AIDS
Kegiatan Promosi Kesehatan
dilakukan dengan melakukan
kegiatan olahraga bersama.
Selain dilakukan dengan pertemuan
tatap muka (Ceramah dan diskusi).
c. Promosi layanan kesehatan (VCT dan IMS)
Kegiatan ini merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam mendorong masyarakat
untuk mengakses layanan kesehatan (IMS dan VCT)
Kegiatan Promosi Klinik dilakukan
secara rutin untuk memperkenalkan
layanan Test HIV dan sekaligus
membangun kesadaran masyarakat
untuk tentang faktor resiko terinfeksi
HIV dan kesediaan untuk melakukan
test HIV.
9. Page 9 of 9
6. Penutup
PIKM merupakan wadah masyarakat untuk berkumpul, berdiskusi, berdialog dan berkegiatan
dalam upaya menanggulangi HIV dan AIDS di lingkungan tempat tinggal mereka. Keberadaan
PIKM mendorong masyarakat untuk tahu, mau dan mampu menanggulangi HIV di wilayah
mereka.
Di Sumatera Utara telah terdapat 11 (sebelas) PIKM yang berada di 4 (empat)
kabupaten/kota: Medan, Deli Serdang, P.Siantar dan Labuhan batu.
Manfaat yang dapat dirasakan dengan adanya PIKM adanya peningkatan jumlah orang yang
bersedia mengakses layanan test HIV dan melakukan test HIV.
Sumber Bacaan
Christian Fuchs, Wolfgang Hofkirchner Autopoiesis and Critical Social Systems Theory
http://fuchs.uti.at/wp-content/uploads/2009/12/autopoiesis.pd
(akses 9/12/2014 21.00)
Cup of Coffee for Social Change, Peran Community Organizer, Pebruari 2002
http://www.slideshare.net/jselv/03-peran-community-organizer