Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan tunai bersyarat yang bertujuan membantu kelompok sangat miskin dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. PKH telah memberikan dampak positif pada peningkatan perilaku hidup sehat dan kunjungan ke fasilitas kesehatan serta peningkatan pengeluaran konsumsi keluarga penerima manfaat. Untuk memperluas cakupan PKH hingga 3 juta keluarga pada 2014, diper
[Ringkasan]
Panduan ini memberikan pedoman penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan sesuai UU No. 28 tahun 2009. Dana tersebut sekurangnya 50% digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum, mencakup upaya promosi kesehatan, pembangunan sarana kesehatan, dan pemberantasan rokok ilegal. Panduan ini diharapkan meningkatkan kesehatan masyarakat secara lebih tepat sas
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Rendra GUnawan
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020. DAK nonfisik bidang kesehatan terdiri atas bantuan operasional kesehatan, jaminan persalinan, akreditasi puskesmas, dan pengawasan obat dan makanan. Pengelolaan DAK nonfisik bidang kesehatan di daerah meliputi penyusunan rencana kegiatan, penganggaran, pelaksanaan ke
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan tunai bersyarat yang bertujuan membantu kelompok sangat miskin dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. PKH telah memberikan dampak positif pada peningkatan perilaku hidup sehat dan kunjungan ke fasilitas kesehatan serta peningkatan pengeluaran konsumsi keluarga penerima manfaat. Untuk memperluas cakupan PKH hingga 3 juta keluarga pada 2014, diper
[Ringkasan]
Panduan ini memberikan pedoman penggunaan dana pajak rokok untuk bidang kesehatan sesuai UU No. 28 tahun 2009. Dana tersebut sekurangnya 50% digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum, mencakup upaya promosi kesehatan, pembangunan sarana kesehatan, dan pemberantasan rokok ilegal. Panduan ini diharapkan meningkatkan kesehatan masyarakat secara lebih tepat sas
Peraturan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh warga negara. Standar Pelayanan Minimal mencakup berbagai layanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, balita, anak sekolah, dewasa, lansia, dan penyakit kronis tertentu.
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Rendra GUnawan
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020. DAK nonfisik bidang kesehatan terdiri atas bantuan operasional kesehatan, jaminan persalinan, akreditasi puskesmas, dan pengawasan obat dan makanan. Pengelolaan DAK nonfisik bidang kesehatan di daerah meliputi penyusunan rencana kegiatan, penganggaran, pelaksanaan ke
1. Dokumen ini membahas tentang dukungan program kefarmasian dan alat kesehatan (alkes) dalam mendukung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), mulai dari dasar hukum, prinsip-prinsip, peta jalan kepesertaan, paket manfaat dan iuran, hingga peran program kefarmasian dan alkes.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya hukum dan kesadaran hukum yang dapat ditingkatkan melalui program bantuan hukum untuk masyarakat tidak mampu. Program bantuan hukum memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat miskin untuk membantu mereka mendapatkan akses keadilan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang dasar hukum, ruang lingkup, dan peran lembaga-lembaga terk
Advokasi Anggaran (Budget Advocacy) - Australia Indonesia Partnership on Eme...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang advokasi anggaran untuk pengendalian penyakit hewan di Indonesia. Ia menjelaskan mengenai reformasi pemerintahan daerah, sistem penganggaran daerah, dan pentingnya advokasi anggaran untuk mendapatkan alokasi dana yang memadai bagi program kesehatan hewan.
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIVjselv
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai kampanye dan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan tes HIV dalam upaya melindungi perempuan dan anak dari HIV dan AIDS. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa jumlah kasus HIV di Indonesia meningkat 25% antara tahun 2007-2011, terutama pada kelompok laki-laki. Dokumen tersebut merekomendasikan perlu dilakukannya kampanye untuk memp
Community System Strengthening, Penguatan Sistem Komunitas, Program Penanggulangan HIV dan AIDS,
Social Movement, Advocacy, Communication, Mobilization Sosial, Advokasi, HAM, Hak Asasi Manusia, Human Right,
LGBT Right, Sex Worker Right, Eliminating Stigma and discrimination, reducing Stigma and discrimination, menghapus
stigma dan diskriminasi, civil right, hak sipil, hak warga negara, hak perempuan, women right, hak anak, child right
Dokumen tersebut membahas tentang hak asasi manusia (HAM) dengan menjelaskan prinsip-prinsip pokok, nilai-nilai utama, konteks HAM di Indonesia, sejarah perkembangan HAM di Indonesia, jenis pelanggaran HAM, dan instrumen HAM nasional.
The document presents a Community Systems Strengthening Framework with the goal of developing the roles of communities and community organizations in designing, delivering, monitoring and evaluating health services to improve health outcomes. It defines key terms, discusses how community systems contribute to health, and outlines six core components of a functional community system including enabling environments, resources and capacity building, community activities and services, organizational strengthening, and monitoring and evaluation. The framework is intended to facilitate increased funding and support for community-based organizations.
Dokumen tersebut membahas tentang Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai wadah gerakan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS. PIKM dibentuk untuk memberikan ruang bagi masyarakat berkumpul, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam menangani masalah kesehatan termasuk HIV dan AIDS di lingkungan mereka. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran kunci fasilitator masyarakat dan kader
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSjselv
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai ruang publik untuk menghilangkan stigma dan membangun kebersamaan dalam penanggulangan HIV. PIKM diharapkan dapat menjadi tempat masyarakat berdiskusi dan berdebat tentang HIV sehingga dapat tercipta pemahaman bersama dan solusi bersama untuk mengatasi masalah HIV di masyarakat. Dokumen juga menjelaskan bag
Jenis Bentuk HAM Menurut Berbagai Sumber (sesuai UUD) Hak dan Kewajiban Warga...zxmuadz
Jenis Bentuk HAM Menurut Berbagai Sumber (sesuai UUD)
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia yang Terdapat dalam Pembukaan UUD 1995 Setelah Diamademen
25 Entrepreneurs Tell What They Wished They’d Known before Founding Their Fir...Rejoiner
Cart abandonment recovery software: http://rejoiner.com
Together with the folks at Grasshopper, we’ve put together a SlideShare presentation with advice from 25 entrepreneurs who tell what they wished they’d known before founding their first startup. We hope you learn something new from the slides, and if you have any advice of your own, feel free to leave a comment and share your experience.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan orientasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi tenaga kesehatan puskesmas di Kabupaten Sikka. Orientasi ini bertujuan untuk membangun komitmen bersama dalam mendukung program GERMAS. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, dasar hukum, waktu, tempat, peserta dan biaya penyelenggaraan orientasi GERMAS.
1. Dokumen ini membahas tentang dukungan program kefarmasian dan alat kesehatan (alkes) dalam mendukung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), mulai dari dasar hukum, prinsip-prinsip, peta jalan kepesertaan, paket manfaat dan iuran, hingga peran program kefarmasian dan alkes.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya hukum dan kesadaran hukum yang dapat ditingkatkan melalui program bantuan hukum untuk masyarakat tidak mampu. Program bantuan hukum memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat miskin untuk membantu mereka mendapatkan akses keadilan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang dasar hukum, ruang lingkup, dan peran lembaga-lembaga terk
Advokasi Anggaran (Budget Advocacy) - Australia Indonesia Partnership on Eme...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang advokasi anggaran untuk pengendalian penyakit hewan di Indonesia. Ia menjelaskan mengenai reformasi pemerintahan daerah, sistem penganggaran daerah, dan pentingnya advokasi anggaran untuk mendapatkan alokasi dana yang memadai bagi program kesehatan hewan.
Kampanye dan mobilisasi Konseling dan Test HIVjselv
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai kampanye dan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan tes HIV dalam upaya melindungi perempuan dan anak dari HIV dan AIDS. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa jumlah kasus HIV di Indonesia meningkat 25% antara tahun 2007-2011, terutama pada kelompok laki-laki. Dokumen tersebut merekomendasikan perlu dilakukannya kampanye untuk memp
Community System Strengthening, Penguatan Sistem Komunitas, Program Penanggulangan HIV dan AIDS,
Social Movement, Advocacy, Communication, Mobilization Sosial, Advokasi, HAM, Hak Asasi Manusia, Human Right,
LGBT Right, Sex Worker Right, Eliminating Stigma and discrimination, reducing Stigma and discrimination, menghapus
stigma dan diskriminasi, civil right, hak sipil, hak warga negara, hak perempuan, women right, hak anak, child right
Dokumen tersebut membahas tentang hak asasi manusia (HAM) dengan menjelaskan prinsip-prinsip pokok, nilai-nilai utama, konteks HAM di Indonesia, sejarah perkembangan HAM di Indonesia, jenis pelanggaran HAM, dan instrumen HAM nasional.
The document presents a Community Systems Strengthening Framework with the goal of developing the roles of communities and community organizations in designing, delivering, monitoring and evaluating health services to improve health outcomes. It defines key terms, discusses how community systems contribute to health, and outlines six core components of a functional community system including enabling environments, resources and capacity building, community activities and services, organizational strengthening, and monitoring and evaluation. The framework is intended to facilitate increased funding and support for community-based organizations.
Dokumen tersebut membahas tentang Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai wadah gerakan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS. PIKM dibentuk untuk memberikan ruang bagi masyarakat berkumpul, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam menangani masalah kesehatan termasuk HIV dan AIDS di lingkungan mereka. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran kunci fasilitator masyarakat dan kader
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSjselv
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) sebagai ruang publik untuk menghilangkan stigma dan membangun kebersamaan dalam penanggulangan HIV. PIKM diharapkan dapat menjadi tempat masyarakat berdiskusi dan berdebat tentang HIV sehingga dapat tercipta pemahaman bersama dan solusi bersama untuk mengatasi masalah HIV di masyarakat. Dokumen juga menjelaskan bag
Jenis Bentuk HAM Menurut Berbagai Sumber (sesuai UUD) Hak dan Kewajiban Warga...zxmuadz
Jenis Bentuk HAM Menurut Berbagai Sumber (sesuai UUD)
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia yang Terdapat dalam Pembukaan UUD 1995 Setelah Diamademen
25 Entrepreneurs Tell What They Wished They’d Known before Founding Their Fir...Rejoiner
Cart abandonment recovery software: http://rejoiner.com
Together with the folks at Grasshopper, we’ve put together a SlideShare presentation with advice from 25 entrepreneurs who tell what they wished they’d known before founding their first startup. We hope you learn something new from the slides, and if you have any advice of your own, feel free to leave a comment and share your experience.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan orientasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi tenaga kesehatan puskesmas di Kabupaten Sikka. Orientasi ini bertujuan untuk membangun komitmen bersama dalam mendukung program GERMAS. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, dasar hukum, waktu, tempat, peserta dan biaya penyelenggaraan orientasi GERMAS.
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aidsppidkemenkes
Peraturan ini mengatur tentang penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, mencakup tugas pemerintah pusat dan daerah, prinsip dan strategi penanggulangan, serta kegiatan promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaidsAryadi Ibnie
Peraturan ini mengatur tentang penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, mencakup tugas pemerintah pusat dan daerah, prinsip dan strategi penanggulangan, serta kegiatan promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaidsSesanti Hastering
Peraturan ini mengatur tentang penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, mencakup tugas pemerintah pusat dan daerah, prinsip dan strategi penanggulangan, serta kegiatan promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
PARADIGMA BARU KESEHATAN MASYARAKAT.docxagus sugianto
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma baru kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif dibanding kuratif. Dokumen menyebutkan bahwa faktor lingkungan dan perilaku berkontribusi besar terhadap kesehatan, namun anggaran kesehatan saat ini masih difokuskan pada layanan kuratif. Dokumen juga mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk layanan kesehatan masyarakat di era industri
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...Suprijanto Rijadi
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma kesehatan di Indonesia yang saat ini masih berfokus pada pengobatan (paradigma sakit), bukan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (paradigma sehat). Alokasi anggaran kesehatan pemerintah juga masih didominasi untuk layanan kesehatan perorangan (82%) dan rumah sakit (50%), bukan untuk program kesehatan masyarakat (hanya 8-10%). Dokumen ini menganalisis bah
Pentingnya Komitmen dan Integrasi dalam rangka Penjaringan Minat Keikutsertaa...infosanitasi
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas pentingnya komitmen dan integrasi melalui penjaringan minat keikutsertaan daerah dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Dokumen ini juga menjelaskan latar belakang, tantangan, dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan sanitasi di Indonesia, termasuk kriteria penjaringan peserta program. Provinsi memiliki peran penting dalam proses awal penjaringan kabupaten/kota peserta program.
Buku pedoman ini membahas penanggulangan daerah bermasalah kesehatan di Indonesia dengan menggunakan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat sebagai tolak ukur. Buku ini menjelaskan latar belakang, tujuan, dan sasaran dari program penanggulangan daerah bermasalah kesehatan beserta pembahasan mengenai indeks dan kriteria daerah bermasalah kesehatan.
1. Briefing Paper
April 2012
TIDAK CUKUP HANYA SEKEDAR
MERUBAH REGULASI
1. Pengantar
Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menangani pencegahan HIV
pada pengguna napza suntik (penasun) selama lebih dari sepuluh tahun. Banyak regulasi
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya pelaksanaan program pengurangan
dampak buruk penggunaan napza suntik (lebih dikenal dengan Harm Reduction) mulai
dari terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan hingga perubahan UU tentang Narkotika.
Perubahan UU tentang Narkotika ini lebih humanis terhadap penyalahguna yang terbukti
sebagai pecandu atau korban penyalahgunaan narkotika untuk menjalani rehabilitasi
medis dan sosial. Selain itu telah tersedianya tersedianya layanan yang dibutuhkan bagi
seorang pecandu seperti layanan alat suntrik steril (LASS) di puskesmas, layanan subtitusi
(buprenorfin & metadon).
Namun, perubahan yang signifikan di area regulasi tidak diikuti dalam kebijakan
penganggaran, terutama alokasi anggaran belanja di pemerintah daerah (Propinsi dan
Kabupaten/Kota). SRAN 2010‐2014 menggambarkan adanya kecenderungan peningkatan
2. ketersediaan dana domestik dengan peningkatan proporsi pendanaan penanggulangan HIV
antara domestik dan bantuan luar negeri antara tahun 2004‐2008 yaitu dari 22% menjadi
39%. Pada tahun 2004, alokasi anggaran untuk penanggulangan HIV dan AIDS adalah sebesar
87 milyar rupiah, sedangkan pada tahun 2008 mencapai 198 milyar rupiah. Sumber
pendanaan untuk penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia berasal dari dana domestik,
bantuan bilateral (USAID, AusAID), Global Fund dan mitra pembangunan lainnya.
Memang belum ada data yang lengkap untuk menggambarkan besaran peningkatan anggaran
berkaitan dengan program Harm Reduction, tapi mengacu SRAN 2010‐2014 menunjukkan
bahwa masih adanya ketergantungan program HIV dan AIDS, termasuk program Harm
Reduction terhadap bantuan pihak luar.
Salah satu faktor yang menyebabkan masih adanya kesenjangan antara alokasi anggaran
dengan kebutuhan program penanggulangan HIV dan AIDS adalah program HIV dan AIDS,
masih belum menjadi prioritas dalam rencana pembangunan di banyak daerah.
Padahal, anggaran merupakan sebuah rencana keuangan yang mencerminkan pilihan
kebijakan pemerintah, baik kebijakan sosial maupun ekonomi (Aman Khan & W. Bartley
Hildreth, 2002, Amina Salihu, 2005; Jae Shim dan Joel G Siegel 2005). Dalam hal ini APBN dan
APBD merupakan pernyataan resmi pemerintah tentang perkiraan penerimaan dan usulan
pada tahun berjalan, sehingga komitmen pemerintah maupun pemerintah daerah dalam
penanggulangan HIV dan AIDS khususnya untuk kalangan penasun dapat terlihat dari besarnya
alokasi anggaran yang disediakan untuk program Harm Reduction.
Oleh sebab itu, perlu adanya upaya mendorong komitmen pemerintah daerah dalam program
penanggulangan HIV dan AIDS terutama program Harm Reduction yang ditunjukkan dengan
peningkatan alokasi anggaran program penanggulangan HIV dan AIDS dalam anggaran
pembangunan daerah.
2. Dari pusat (mestinya ) turun ke .....
SRAN 2010‐2014 menargetkan pada akhir tahun 2014, kebutuhan pendanaan program HIV
dan AIDS sudah terpenuhi dan 70% bersumber dari dalam negeri. Ketersediaan dana program
merupakan salah satu indikator untuk menjamin terjadinya keberlangsungan program.
Untuk memenuhi target tersebut KPAN
melakukan berbagai upaya untuk
memastikan
ketersediaan
dana
program
untuk
menjamin
keberlangsungan program. Salah satu
upaya
yang
dilakukan
adalah
menyelenggarakan round table dengan
anggota DPR RI yang merupakan
serangkaian kegiatan KPAN dengan
UNODC untuk meningkatkan kualitas
dan akses terhadap pelayanan bagi
pengguna narkoba. (berita lengkap
baca di
http://www.unodc.org/eastasiaandpacific/en/2011/01/hiv‐indonesia/ind/story.html)
Page 2 of 6
3. Kegiatan round table dihadiri 90 orang yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
staf parlemen, wakil masyarakat, badan‐badan PBB. Sebagai pembicara antara lain Pembicara
lain adalah Bapak Indradi Thanos (Badan Narkotika Nasional), Bapak Subuh (Kementerian
Kesehatan) dan Dr Nafsiah Mboi (KPAN).
Rangkaian diskusi round table dengan anggota DPR RI menghasilkan kesimpulan :
Mengurangi ketergantungan pada bantuan asing;
Peningkatan investasi pemerintah, terutama pemerintah daerah untuk pencegahan AIDS
pada pengguna narkoba suntik umumnya dan khususnya, dalam rangka mencapai target
Millenium Development Goals pada tahun 2015;
Meningkatkan koordinasi antara penyedia layanan HIV/ AIDS untuk pengguna narkoba
suntikan dan penegakan hukum dalam mengurangi pasokan / permintaan narkotika di
masyarakat; dan
Meningkatkan penyediaan pelayanan rehabilitasi medis dan sosial bagi pecandu oleh
departemen terkait.
Kegiatan round table ini mampu membangun pemahaman bersama multi pihak untuk untuk
meningkatkan kualitas dan akses terhadap pelayanan bagi pengguna narkoba serta adanya
alokasi anggaran untuk menjamin keberlangsungan program.
Sayangnya, kegiatan model ini hanya berlangsung di tingkat pusat, padahal untuk
mempercepat pencapaian target Millenium Development Goals pada tahun 2015 dukungan
pemerintah daerah sangat signifikan. Mestinya ada kegiatan yang sama diselenggarakan di
propinsi dan kabupaten/kota.
3. Membangunkan ’macan’ tidur
Sejak berlakunya Peraturan yang mengatur tentang otonomi daerah, yaitu Undang‐undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (pengganti UU No. 22 Tahun 1999) dan
UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota) memperoleh kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang‐undangan. Otonomi
daerah ini bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan yang dimiliki daerah otonom membuka peluang bagi penyusunan kebijakan
publik di tingkat lokal dalam memecahkan persoalan‐persoalan spesifik lokal yang muncul di
masing‐masing daerah, termasuk masalah HIV dan AIDS.
Kewenangan ini juga membuka peluang bagi partisipasi seluruh masyarakat, terutama
kelompok rawan terinfeksi HIV untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan
kebijakan publik berkaitan dengan program penanggulangan HIV dan AIDS.
Namun, sayangnya pada era otonomi dengan pemilihan kepala daerah secara langsung yang
menuntut para kepala daerah ini terlihat sukses di mata masyarakat sehingga mereka lebih
mengedepankan program‐program populis yang berjangka pendek. Pilihan kebijakan populis
Page 3 of 6
4. tersebut berdampak pada program‐program yang sifatnya investasi jangka panjang seperti
kesehatan, keluarga berencana ataupun penanggulangan HIV dan AIDS yang hasilnya baru
terlihat 10‐20 tahun kemudian.
Padahal belanja Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun terus meningkat seperti yang terlihat
pada grafik berikut :
(Sumber : http://dashboard.bappenas.go.id/view/apbn‐dan‐rinciannya)
Tren kenaikan belanja pemerintah daerah belum berdampak pada peningkatan alokasi
anggaran untuk program penanggulangan HIV dan AIDS. Berdasarkan Laporan KPA Nasional
2010 menunjukkan bahwa total dukungan pendanaan penanggulangan HIV dan AIDS
bersumber dari Pemerintah Daerah baik propinsi dan kab/kotas sebesar 73 Milyar (17 % dari
total dana dalam negeri), seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Mestinya alokasi anggaran ini dapat meningkat dengan keluarnya Inpres Nomor 3 Tahun 2010
yang didalamnya tercantum secara tegas peningkatan dukungan pembiayaan upaya percepatan
pencapaian MDGs melalui APBN dan APBD dan indikator‐indikator pencegahan dan
Page 4 of 6
5. penanggulangan HIV dan AIDS yang harus dicapai setiap tahun untuk percepatan pencapaian
target‐target MDG. Disamping itu, Menteri Dalam Negeri menekankan kembali perlunya
dukungan pembiayaan program penanggulangan HIV dan AIDS melalui APBD Propinsi maupun
APBD Kabupaten/Kota yang tertuang dalam Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran dan Belanja Daerah yang salah satu pointnya memuat agar
Pemerintah Daerah mensinergikan penganggaran program dan kegiatan dalam penyusunan APBD
dengan kebijakan Nasional yaitu Program Pencapaian MDGs.
Walaupun telah ada kebijakan pemerintah untuk mendorong pemerintah daerah untuk
mengalokasikan dana program penanggulangan HIV dan AIDS, namun faktanya masih banyak
pemerintah daerah yang menerapkan kebijakan tersebut karena adanya anggapan persoalan HIV
dan AIDS bukan merupakan prioritas program pembangunan daerah.
Pada situasi seperti ini, organisasi masyarakat sipil harus mengambil peran aktif untuk mendorong
pemerintah daerah mengalokasikan program penanggulangan HIVdan AIDS.
4. Penjangkauan — Program Strategis yang Terlupakan
Paket program komprehensif bagi penasun merupakan upaya kesehatan yang terpadu
terintegrasi dan berkesinambungan dalam pencegahan, pengobatan dan pemulihan untuk
meningkatkan kualitas hidup penasun yang terdiri dari 9 komponen (WHO,UNODC, UNAIDS,
2009) yaitu : (1) Layanan Alat Suntik Steril (LASS); (2) Layanan Subtitusi ataupun program
rehabilitasi lainnya; (3) Konseling dan Test HIV; (4) Terapi ARV; (5) Pencegahan dan Pengobatan
Infeksi Menular Seksual (IMS); (6) Penggunaan Kondom bagi penasun dan pasangan seksualnya;
(7) Program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi penasun dan pasangan; (8) Layanan
Hepatitis C; dan (9) Pencegahan dan Pengobatan TB.
Dari 9 komponen paket program komprehensif tersebut, program KIE merupakan program
strategis untuk meningkatkan kesadaran dan memotivasi penasun untuk berperilaku sehat dan
aman. Salah satu kegiatan program KIE yang efektif memberikan kesadaran bagi penasun adalah
program penjangkauan yang dilakukan petugas lapangan ke hotspot kelompok penasun.
Efektifitas kegiatan penjangkauan dapat terlihat dari hasil Survei Terpadu Biologi dan Perilaku
(STBP) tahun 2011yang menyatakan bahwa di antara populasi, penasun memiliki pengetahuan
komprehensif yang paling tinggi (44%). Sedangkan populasi yang memiliki pengetahuan
komprehensif paling rendah adalah Narapidana (WBP), yaitu 12%. Pengetahuan komprehensif
pada remaja yaitu sebesar 22% seperti terlihat pada grafik berikut :
Page 5 of 6
6. STBP 2011 juga menyajikan temuan bahwa sebagian besar responden mengaku sudah pernah
mendapatkan informasi tentang HIV‐AIDS. Televisi merupakan sumber informasi yang banyak
disebutkan oleh Remaja (99%), WPSTL (82%), dan Pria Potensial Risti (65%). Petugas kesehatan
adalah sumber informasi yang paling banyak disebutkan oleh WPSL (78%) dan WBP (92%). Teman
sebaya adalah informasi yang paling banyak disebutkan oleh waria (79%) dan LSL (53%). Petugas
Lapangan (PL) adalah informasi yang paling banyak disebutkan oleh Penasun (76%) seperti yang
terlihat pada tabel berikut :
Temuan ini membuktikan bahwa bagi kelompok penasun pendekatan KIE melalui kegiatan
penjangkauan sangat efektif untuk memberikan informasi dan membangun kesadaran penasun
untuk berperilaku sehat dan aman.
Walaupun kegiatan penjangkauan terbukti efektif, namun sayangnya belum ada jaminan
kesinambungan kegiatan ini. Oleh karena, pemerintah daerah baik propinsi maupun
kabupaten/kota belum mengalokasikan kegiatan penjangkauan dalam APBD Propinsi ataupun
APBD Kab/Kota.
Kondisi ini mendorong perlu adanya serangkaian kegiatan strategis untuk mempengaruhi berbagai
pihak (multi stakeholder) agar program harm reduction terutama kegiatan penjangkauan menjadi
bagian yang terintegrasi dengan program pembangunan daerah yang tercermin dalam APBD
Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota.
5. Penutup
Anggaran merupakan sebuah rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan
pemerintah, sehingga komitmen pemerintah terhadap sebuah isu dapat dilihat dari seberapa
besar pemerintah tersebut mengalokasikan anggaran belanja untuk mengatasi isu tersebut.
Perlu adanya serangkaian kegiatan strategis untuk mempengaruhi berbagai pihak (multi
stakeholder) agar program harm reduction terutama kegiatan penjangkauan menjadi bagian
yang terintegrasi dengan program pembangunan daerah yang tercermin dalam APBD Propinsi
dan APBD Kabupaten/Kota.
Page 6 of 6