Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan dan mencapai 4 juta orang atau 2% populasi, (2) Kasus di RT tertentu menunjukkan bahaya penyalahgunaan narkoba seperti TBC dan kematian, (3) Potensi modal sosial komunitas dapat dimanfaatkan untuk pencegahan, seperti partisipasi warga dan kepedulian bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas program PNPM Mandiri P2KP yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
2. Program ini memberikan bantuan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu untuk membangun lingkungan, ekonomi, dan sosial.
3. Berdasarkan temuan, program ini berdampak positif dengan meningkatkan taraf hidup
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityRizkiAminAlQadry
Poverty of farmers is a problem that is still often encountered in Central Lomobok. From this problem, the purpose of this article is expected to be a reference and educational material, especially for the government and farmers in producing natural products optimally and can support the welfare of farmers. The method used in this research is Literature review because the analysis is integrated with scientific writing that is directly related to the research question. Each substance and problem shows the correspondence between the writings and research questions that have been formulated to draw a hypothesis and conclusion. Efforts or strategies that support a structure for the welfare of farmers apart from the community itself, the role of the government is expected to be able to support the activities and activities of productive farmers and be able to boost the economy of the farmers.
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018Be Susantyo
Dokumen tersebut membahas program Keluarga Harapan (PKH) sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. PKH memberikan bantuan tunai bersyarat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Namun demikian, intervensi PKH belum komprehensif karena hanya fokus pada aspek non-makanan dan belum menangani aspek makanan dan non-makanan lain seperti perumahan dan sandang. Beberapa pilihan kebijak
Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Sepala Dalung dan Desa Sesayap untuk menangani masalah kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi. Pelaksanaannya melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan melibatkan masyarakat. Namun, program tidak sepenuhnya dimanfaatkan karena sumber daya manusia yang terbatas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas program PNPM Mandiri P2KP yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
2. Program ini memberikan bantuan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu untuk membangun lingkungan, ekonomi, dan sosial.
3. Berdasarkan temuan, program ini berdampak positif dengan meningkatkan taraf hidup
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityRizkiAminAlQadry
Poverty of farmers is a problem that is still often encountered in Central Lomobok. From this problem, the purpose of this article is expected to be a reference and educational material, especially for the government and farmers in producing natural products optimally and can support the welfare of farmers. The method used in this research is Literature review because the analysis is integrated with scientific writing that is directly related to the research question. Each substance and problem shows the correspondence between the writings and research questions that have been formulated to draw a hypothesis and conclusion. Efforts or strategies that support a structure for the welfare of farmers apart from the community itself, the role of the government is expected to be able to support the activities and activities of productive farmers and be able to boost the economy of the farmers.
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018Be Susantyo
Dokumen tersebut membahas program Keluarga Harapan (PKH) sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. PKH memberikan bantuan tunai bersyarat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Namun demikian, intervensi PKH belum komprehensif karena hanya fokus pada aspek non-makanan dan belum menangani aspek makanan dan non-makanan lain seperti perumahan dan sandang. Beberapa pilihan kebijak
Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Sepala Dalung dan Desa Sesayap untuk menangani masalah kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi. Pelaksanaannya melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan melibatkan masyarakat. Namun, program tidak sepenuhnya dimanfaatkan karena sumber daya manusia yang terbatas.
Dokumen ini membahas definisi kesehatan dan kemiskinan menurut undang-undang dan lembaga pemerintah Indonesia serta strategi pemberdayaan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapataniswah yuni
Dokumen tersebut membahas tentang kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kemiskinan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan dan sandang, serta faktor-faktor penyebab kemiskinan antara lain rendahnya pendidikan dan akses terhadap pekerjaan. Dokumen juga membahas mengenai strategi pemerintah dalam mengentaskan kemiskin
Dokumen tersebut membahas kondisi umum penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Indonesia. Ada beberapa tantangan yang dihadapi seperti jangkauan pelayanan yang terbatas, tumpang tindih program, dan sumber daya manusia yang kurang. Dokumen ini juga menjelaskan kondisi pelayanan dan rehabilitasi sosial untuk berbagai kelompok sasaran seperti anak, penyandang cacat, lanjut usia, dan korban napza.
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi kemiskinan dan ekonomi di Indonesia. Secara ringkas:
1. Kemiskinan diukur berdasarkan kemampuan memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan non-makanan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tinggi meskipun menurun.
2. Indeks keparahan kemiskinan meningkat, menunjukkan kesenjangan dan daya beli penduduk miskin menurun. Kemiskinan di pe
Buletin ini membahas bagaimana masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Bali, menangani praktik-praktik adat istiadat mereka di tengah pandemi Covid-19. Walaupun banyak kegiatan harus dibatasi atau diubah cara pelaksanaannya, berbagai tradisi adat tetap dilakukan dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Contohnya upacara keagamaan di Bali yang hanya dihadiri kerabat terdekat namun
Dokumen ini membahas partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Kabupaten Bantul. Ia menjelaskan latar belakang masalah seperti keterbatasan kaum difabel dalam mengakses fasilitas umum dan kebutuhan akan kebijakan inklusif. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Bantul dan menghasilkan artikel ilmiah. Metode yang
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang pentingnya peningkatan kesehatan masyarakat secara mandiri dan peran desa siaga dalam hal tersebut. Tujuan dari praktek keperawatan komunitas di wilayah tersebut adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Tujuannya adalah terciptanya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan. Ciri-ciri pokok Desa Siaga antara lain memiliki pos kesehatan desa, sistem gawat darurat berbasis masyarakat, dan sistem pembi
Makalah ini membahas tiga hal penting yaitu peranan sarjana kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan penduduk, kepuasan masyarakat sebagai indikator derajat kesehatan bangsa, dan program-program kesehatan masyarakat yang dapat diterapkan.
Dokumen ini membahas definisi kesehatan dan kemiskinan menurut undang-undang dan lembaga pemerintah Indonesia serta strategi pemberdayaan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapataniswah yuni
Dokumen tersebut membahas tentang kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kemiskinan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan dan sandang, serta faktor-faktor penyebab kemiskinan antara lain rendahnya pendidikan dan akses terhadap pekerjaan. Dokumen juga membahas mengenai strategi pemerintah dalam mengentaskan kemiskin
Dokumen tersebut membahas kondisi umum penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Indonesia. Ada beberapa tantangan yang dihadapi seperti jangkauan pelayanan yang terbatas, tumpang tindih program, dan sumber daya manusia yang kurang. Dokumen ini juga menjelaskan kondisi pelayanan dan rehabilitasi sosial untuk berbagai kelompok sasaran seperti anak, penyandang cacat, lanjut usia, dan korban napza.
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi kemiskinan dan ekonomi di Indonesia. Secara ringkas:
1. Kemiskinan diukur berdasarkan kemampuan memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan non-makanan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tinggi meskipun menurun.
2. Indeks keparahan kemiskinan meningkat, menunjukkan kesenjangan dan daya beli penduduk miskin menurun. Kemiskinan di pe
Buletin ini membahas bagaimana masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Bali, menangani praktik-praktik adat istiadat mereka di tengah pandemi Covid-19. Walaupun banyak kegiatan harus dibatasi atau diubah cara pelaksanaannya, berbagai tradisi adat tetap dilakukan dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Contohnya upacara keagamaan di Bali yang hanya dihadiri kerabat terdekat namun
Dokumen ini membahas partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Kabupaten Bantul. Ia menjelaskan latar belakang masalah seperti keterbatasan kaum difabel dalam mengakses fasilitas umum dan kebutuhan akan kebijakan inklusif. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis partisipasi kaum difabel dalam pembuatan kebijakan publik di Bantul dan menghasilkan artikel ilmiah. Metode yang
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang pentingnya peningkatan kesehatan masyarakat secara mandiri dan peran desa siaga dalam hal tersebut. Tujuan dari praktek keperawatan komunitas di wilayah tersebut adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Tujuannya adalah terciptanya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan. Ciri-ciri pokok Desa Siaga antara lain memiliki pos kesehatan desa, sistem gawat darurat berbasis masyarakat, dan sistem pembi
Makalah ini membahas tiga hal penting yaitu peranan sarjana kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan penduduk, kepuasan masyarakat sebagai indikator derajat kesehatan bangsa, dan program-program kesehatan masyarakat yang dapat diterapkan.
Berbagai penelitian mengemukakanbahwa faktor penyebab timbulnyapenyalahgunaan narkoba yakni: pertama,faktor individu, meliputi aspek kepribadian,dan kecemasan atau depresi. Termasuk dalam aspek kepribadian, karena pribadi yang ingin tahu, mudah kecewa, sifat tidak sabar dan rendah diri. Sedangkan yang termasuk kecemasan atau depresi, karena tidak mampu menyelesaikan kesulitan hidup, sehingga melarikan diri dalam penyalahgunaan narkoba dan barang terlarang. Kedua, faktor sosial budaya, terdiri dari kondisi keluarga dan pengaruh pergaulan. Keluarga dimaksudkan sebagai faktor disharmoni seperti orang tua yang bercerai, orang tua yang sibuk dan jarang di rumah, serta perekonomian keluarga yang berkekurangan. Pengaruh pergaulan,dimaksudkan karena ingin diterima dalampergaulan kelompok narkotika. Ketiga, faktor lingkungan, yang tidak baikmaupun tidak mendukung, danmenampung segala sesuatu yang menyangkut perkembangan psikologisanak dan kurangnya perhatian terhadap anak untuk menjadi pemakai narkotika. Keempat, faktor narkoba, karena mudahnya didapat dan didukung dengan faktor-faktor tersebut, sehingga semakin mudah timbulnya penyalahgunaan narkoba.
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...Luhur Moekti Prayogo
Saat ini pemerintah telah menghimbau agar seluruh masyarakat bersiap untuk menjalani hidup New Normal di tengah pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19) ini. New Normal merupakan perubahan perilaku atau kebiasaan dengan tetap menjalani aktivitas seperti biasa dan selalu menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Sebagai kaum terpelajar sudah seharusnya kita ikut berperan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Peran tersebut dapat dilakukan dengan mengkondisikan kampus dan para civitas akademiknya terbebas dari penyalahgunaan narkoba serta menjadi penggerak dalam upaya Program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Kegiatan pembelajaran di lingkungan Universitas Gadjah Mada yang dilakukan secara Daring memberikan keuntungan diantaranya mempunyai waktu lebih banyak bersama keluarga dan dapat membatasi diri dalam berinteraksi dari lingkungan luar.
Penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa meningkat karena faktor lingkungan, pergaulan, dan keluarga serta budaya asing yang masuk. Upaya pencegahan meliputi pendidikan moral, kesadaran masyarakat, kegiatan positif, dan peran orang tua dalam komunikasi yang baik.
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkobaIr. Zakaria, M.M
Pemberdayaan Guru UKS dalam Pencegahan Masalah Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 25 guru UKS SMP di DIY untuk meningkatkan pengetahuan tentang narkoba, HIV/AIDS, dan strategi pencegahan. Hasilnya adalah peningkatan pengetahuan guru UKS dan kemampuan merancang strategi pencegahan di sekolah.
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...Arafah Pramasto, S.Pd.
Penyalahgunaan Narkoba di tengah warga miskin telah menjadi topik yang hadir di dalam pemberitaan media ataupun riset ilmiah. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial bersyarat yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin. Penelitian ini berusaha mengkaji pengaruh keyakinan beragama dalam mencegah penyalahgunaan Narkoba di tengah warga PKH. Riset ini memakai metode penelitian kualitatif dengan penentuan “sampel yang bertujuan”, serta teknik pengumpulan data kuisioner terbuka terhadap para penerima PKH di Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat partisipasi warga miskin di kelurahan tersebut yang mayoritas memeluk Islam cukup signifikan dalam kegiatan pengajian atau ceramah keagamaan, meski pengetahuan mereka tentang tinjauan keilmuan Islam atas Narkoba, terutama kaidah hukum fiqh masih terbilang rendah. Hal ini terjadi karena materi keagamaan yang mereka peroleh sebagian besar hanya berkaitan dengan masalah ritus dan ortodoksi seperti akidah, ibadah, dan akhlak. Namun pengawasan pergaulan anak dan penyerapan informasi pencegahan Narkoba di tengah warga miskin, relatif sesuai dengan moralitas agama.
Proses keperawatan komunitas membahas tentang pendekatan keperawatan komunitas yang meliputi penilaian komunitas, diagnosis masalah kesehatan komunitas, perencanaan intervensi, implementasi, dan evaluasi. Tujuan proses keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah kesehatannya secara optimal.
Dokumen tersebut merangkum hasil riset dampak penyalahgunaan narkoba yang dilakukan di enam provinsi di Indonesia pada tahun 2019. Riset ini menemukan bahwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia cenderung polidrug dan dilakukan sejak usia muda, serta berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental jangka pendek maupun panjang.
Proposal ini mengusulkan pelaksanaan kegiatan memperingati Hari Anti Narkoba Internasional 2013 yang akan diadakan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu pada 29-30 Juni 2013. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda akan bahaya penyalahgunaan narkoba dan mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk bersama-sama memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Kajian ini membahas kampanye pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui perspektif agama. Peneliti akan mengkaji pandangan agama mengenai stigma dan diskriminasi, serta merancang kampanye persuasif yang melibatkan tokoh agama untuk mengubah paradigma masyarakat. Tujuannya adalah merumuskan kampanye efektif, mengubah pandangan masyarakat, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi agar h
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan NasionalWayan Gracias
Makalah ini membahas hubungan antara narkoba dan ketahanan nasional Indonesia. Narkoba dijelaskan sebagai ancaman besar bagi ketahanan nasional karena merusak generasi muda dan mengganggu stabilitas negara di bidang pertahanan, ideologi, ekonomi, dan sosial budaya. Upaya yang dibahas untuk menanggulangi masalah ini adalah memberantas peredaran narkoba secara menyeluruh dan menanamkan kesadaran akan pentingnya
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn bkkbn) 2AntiNarkoba.com
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil riset tentang potensi desa dalam mendukung program pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan BNN bekerja sama dengan BKKBN di 5 provinsi di Indonesia. Riset ini bertujuan untuk menggali potensi desa dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di wilayah perdesaan.
Isu instansional yang diangkat dalam dokumen tersebut adalah korupsi, narkoba, ASN bolos kerja, dan netralitas ASN. Narkoba dianggap sebagai isu yang paling penting karena memiliki skor USG tertinggi dan dampaknya yang sangat merusak. Penyebab permasalahan narkoba diidentifikasi melalui diagram tulang ikan dan terbagi atas 5 kategori. Solusi yang diajukan antara lain membentuk karakter anti narkoba, meningkatkan man
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...wiwin syafii
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia menuju tujuan bebas pasung pada tahun 2017. Tingginya angka pemasungan pasien gangguan jiwa di Indonesia menjadi latar belakang pentingnya upaya ini. Dokumen ini juga meninjau literatur terkait definisi kesehatan jiwa, gangguan jiwa, dan sistem pengelolaan pasien gangguan jiwa di Indonesia serta tantangan yang dihadapi.
Karya tulis ilmiah memberikan paparan tentang peran pemuda dalam keluarga , sekolah,masyarakat dan negara. namun ternyata pemuda saat ini banyak sekali kita temukan menggunakan obat-obatan terlarang untuk kesenangan. dalam makalah ini dipaparkan bagaimana proses ketergantungan pemuda terhadap narkoba, dampak dari penggunaan narkoba oleh pemuda, dan upaya untuk mengatasi masalah narkoba tersebut.
Tulisan ini membahas pentingnya hubungan antara organisasi dengan pemangku kepentingannya (stakeholder relations) dalam membangun dan mempertahankan organisasi. Stakeholder meliputi publik internal seperti karyawan dan publik eksternal seperti pelanggan dan masyarakat. Hubungan baik dengan kedua kelompok stakeholder ini penting bagi pertumbuhan organisasi, sementara mengabaikan mereka dapat merugikan organisasi. Oleh karena itu, organisasi per
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 43
PENGUATAN KOMUNITAS MELALUI PEMANFAATAN MODAL SOSIAL UNTUK
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI MASYARAKAT
Oleh: MM Sri Dwiyantari1)
dan Retor AW Kaligis 2)
Abstract
Drug abuse in Indonesian society has been very alarming. Currently the national prevalence of drug abuse
in Indonesia reaches 4 million people or 2% of the total population of Indonesia. This conditions can
threaten the safety of the younger generation, which in turn can disrupt the development of the nation’s
human resource. One of the cases occurred in RT 026 / RW 006 Setu Village, District Setu, South
Tangerang, where a drug user suffered from tuberculosis, immune missing, and eventually died. Basically
the government has been working hard to tackle the widespread of drugs abuse in society. However, these
efforts will not be effective without the participation of the community. Communities with social capital can
be optimized participation in the community.
The assessment results at the community of RT 026 / RW 006 identifies the social capital of the community in
the form of: (1) Residents of participatory; (2) Mutual caring and empathy; (3) The mutual trust; (4) Mutual
respect; (5) adaptive attitude towards the development of science and technology for the togetherness of
residents; and (6) Uphold the mutual cooperation of citizens. By emphasizing the principle of participation,
several programs of action can be done: (1) Drug abuse prevention program for adolescents; (2) The action
program for parents; (3) Counseling and affective education for children and adolescents; (4) The
establishment and development of anti-drug group. Strengthening social capital is expected to be effective
against the drugs abuse in the community and could be developed into a model for action programs in other
communities. Community leaders and local leaders have a major role in organizing the movement from
below, with the involvement of professionals in the local community such as community workers,
paramedics, midwives, educators, and others.
Keywords: drug abuse, prevention, social capital, community
Abstrak
Penyalahgunaan narkoba di masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Saat ini secara nasional
prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang atau 2% dari jumlah penduduk
Indonesia. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan generasi muda yang pada gilirannya dapat
mengganggu pembangunan sumber daya manusia bangsa. Salah satu kasus terjadi di RT 026/ RW 006
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, dimana seorang pengguna narkoba menderita sakit
TBC, hilang kekebalan tubuhnya, dan akhirnya meninggal dunia. Pada dasarnya pemerintah telah berupaya
keras menanggulangi meluasnya penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Namun upaya tersebut tidak akan
efektif tanpa partisipasi masyarakat. Komunitas dengan modal sosialnya dapat dioptimalkan partisipasinya.
Hasil asesmen di komunitas RT 026/RW 006 mengidentifikasi modal sosial komunitas berupa: (1) Warga
yang partisipatif; (2) Saling peduli dan empati; (3) Saling percaya; (4) Saling menghormati; (5) Sikap
adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebersamaan warga; dan (6)
Menjunjung tinggi kegotongroyongan warga. Dengan menekankan prinsip partisipatif, beberapa program
aksi dapat dilakukan: (1) Program pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi remaja; (2) Program aksi
bagi orang tua; (3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak dan remaja; (4) Pembentukan dan
pengembangan kelompok anti narkoba. Penguatan modal sosial ini diharapkan akan efektif menangkal
penyalahgunaan narkoba di komunitas tersebut dan dapat dikembangkan menjadi model bagi program-
program aksi di berbagai komunitas lain. Pimpinan komunitas dan tokoh-tokoh setempat memiliki peran
yang besar dalam mengorganisir gerakan dari bawah tersebut, dengan melibatkan para profesional di
komunitas setempat seperti community worker, paramedis, bidan, pendidik dan lain-lain
Kata kunci: penyalahgunaan narkoba, penanggulangan, modal sosial, komunitas.
2. 44 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
1. Pendahuluan
Masyarakat Indonesia dihadapkan pada
berbagai masalah yang dapat mengancam sendi-
sendi kehidupan. Salah satunya adalah persoalan
meluasnya penyalahgunaan narkoba. Meluasnya
penyalahgunaan narkoba di masyarakat kita
tersebut telah menyita perhatian berbagai pihak
dikarenakan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Hingga tahun 2015 penyalahgunaan narkoba oleh
sebagian warga masyarakat di Indonesia sampai
pada tahap mengkhawatirkan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN)
Komjen (Pol) Anang Iskandar menyatakan bahwa
Indonesia memasuki darurat Narkoba Prevalensi
penyalahgunaan narkoba di Indoneisa saat ini
mencapai 4.000.000 atau 2% dari jumlah
penduduk Indonesia. Problema yang ada terkait
dengan penyalahgunaan narkoba ini adalah
bahaya perluasannya yang tidak pandang bulu:
diperkotaan, perdesaan, anak-anak, remaja,
dewasa maupun orang tua, laki-laki maupun
perempuan, orang kaya maupun miskin, semua
disasar oleh mereka yang punya kepentingan
memperluas penyalahgunaan narkoba tersebut.
Dari 4 juta tersebut, 27,32 persen adalah pelajar
dan mahasiswa. (Kompas, 15 April 2015).
Kondisi tersebut seharusnya memacu semua
pihak untuk melakukan upaya pencegahan
sebelum meluas lebih jauh lagi. Indonesia
sebenarnya memiliki potensi baik secara kuantitas
maupun kualitas untuk menangkal menularnya
penggunaan narkoba dari individu ke individu
maupun dari kelompok kepada kelompok lain
dalam masyarakat. Potensi tersebut adalah
kehidupan kemasyarakatan dalam komunitas-
komunitas di tingkat akar rumput seperti di
lingkungan Rukun Tetangga (RT) yang memiliki
kedekatan satu sama lain.
Seperti apa potensi tersebut, bagaimana
menggerakkan dan memanfaatkan potensi tersebut
dan sejauhmana kemungkinan angka meluasnya
pengguna narkoba secara nasional dapat ditekan
menjadi penting untuk diteliti sebagai upaya
mengembangkan model penanggulangan
penyalahgunaan narkoba berbasis partisipasi
masyarakat. Karena itu, penelitian ini mencoba
meneliti tentang penguatan komunitas melalui
modal sosial untuk penanggulangan
penyalahgunaan narkoba di masyarakat dengan
mengambil studi kasus di salah satu RT di
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang
Selatan.
2. Metodologi Penelitian
2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitis
yang mendeskripsi mengenai kondisi pecandu
narkoba yang berkembang pada penyakit TBC
kemudian hilangnya kekebalan tubuh dan pada
akhirnya meninggal dan mendeskripsi mengenai
potensi-potensi komunitas yang dapat
diberdayakan untuk mencegah munculnya kasus
serupa di komunitas tersebut.
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini memilih RT 026/ RW 006
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang
Selatan dilatarbelakangi kasus salah seorang
warganya menjadi pengguna narkoba yang
menderita sakit TBC, hilang kekebalan tubuhnya,
dan akhirnya meninggal dunia. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei –Agustus 2015
2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
meliputi:
a. Observasi, dalam hal ini observasi partisipatif
aktif karena salah satu peneliti adalah warga
setempat. Observasi mencakup situasi sosial
untuk melihat relasi aktor (actor), aktivitas
(activity), dan tempat (place) yang membentuk
modal sosial dan keberlangsungannya.
b. Wawancara dilakukan pada beberapa informan
yaitu: Adik dan Ibu almarhum Z (seorang
korban narkoba yang meninggal dunia warga
RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu, Kecamatan
Setu, Tangerang Selatan), tetangga almarhum
dan teman-teman komunitas kerjanya yaitu
tukang ojek dipangkalan setempat
c. Studi dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data keluarga, data di RT
setempat dan data-data pustakan baik fisik
maupun non fisik yaitu dokumen melalui
internet
2.4. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan strategi atau pendekatan
induktif-konseptualisasi artinya analisa dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan melalui observasi,
wawancara, studi dokumen. Data-data tersebut
kemudian dicatat, dikumpulkan, dipilah-pilah atau
diklasifikasi sesuai dengan kategori atau
karakteristiknya.
3. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 45
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Persoalan Meluasnya Penyalahgunaan
Narkoba di Indonesia dan Bahayanya
a. Persoalan dan Dampak Penyalahgunaan
Narkoba
Kasus penyalahgunaan narkoba tidak dapat
dipungkiri semakin mengkhawatirkan masyarakat
dan bangsa ini. Jaringan pengedarnya pun seakan
terus meluas dan sulit untuk diberantas.
Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan baik oleh pemerintah.
Banyak lembaga penanganan masalah
penyalahgunaan narkoba berupa panti rehabilitasi
baik milik pemerintah ataupun swasta, ada juga
banyak LSM yang gencar menyuarakan betapa
berbahayanya penggunaan narkoba, kemudian
muncul juga perkumpulan-perkumpulan dalam
masyarakat yang menentang narkoba. Namun
semua itu seakan terus berlomba dengan semakin
banyaknya pula kasus pengedaran dan
penyalahgunaan narkoba. Biasanya untuk
lembaga-lembaga rehabilitasi formal, ia
mempunyai satu atau beberapa model dalam
upaya penanggulangan masalah penyalahgunaan
narkoba. Pengguna dan pengedar narkoba itu
hidup dan bergerak di tengah masyarakat selain
keluarga, yaitu di komunitas tempat ia tinggal, di
komunitas RT/ RW setempat.
Persoalannya adalah bagaimana dengan
peran masyarakat sendiri, seperti apa mereka
memandang permasalahan ini dan bagaimana
sebenarnya potensi masyarakat dapat
dioptimalkan untuk mencegah meluasnya
penyalahgunaan narkoba mengingat dampak
penggunaan narkoba sungguh sangat merusak,
bahkan fatal bagi kehidupan seseorang maupun
masyarakat. Dampak penggunaan narkoba
tersebut meliputi:
1) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan fisik
a) Gangguan kesehatan pada sistem syaraf
(neurologis), contohya: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, dan
kerusakan syaraf tepi.
b) Gangguan kesehatan pada jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskuler),
contohnya: infeksi akut otot jantung, dan
gangguan peredaran darah.
c) Gangguan kesehatan pada kulit
(dermatologis), contohnya: penanahan
(abses), alergi, dan eksim.
d) Gangguan kesehatan pada paru-paru
(pulmoner), contohnya: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, dan
pengerasan jaringan paru-paru.
e) Sering sakit kepala, mual-mual dan
muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur.
f) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi adalah gangguan
pada endokrin, seperti halnya penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan
fungsi seksual.
g) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan, antara lain perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid).
h) Bagi pengguna narkoba melalui jarum
suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular
penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
yang hingga saat ini belum ada obatnya.
i) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat
fatal ketika terjadi over dosis, yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.
2) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
psikis mental emosional
a) Malas serta lamban dalam bekerja,
ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
dalam menjalankan pekerjaannya.
b) Menyebabkan gangguan jiwa berat/
psikotik.
c) Hilangnya rasa kepercayaan diri, menjadi
lebih apatis, sering berkhayal, dan penuh
perasaan curiga.
d) Agitatif, menjadi ganas, dan tingkah laku
yang brutal yang tidak disadarinya.
e) Sulit untuk berkonsentrasi, perasaan kesal,
dan tertekan depresi.
f) Menyebabkan depresi mental.
g) Akan menjadi cenderung untuk menyakiti
diri, perasaan tidak aman, bahkan
keinginan untuk bunuh diri
h) Menyebabkan melakukan tindak
kejahatan, kekerasan dan pengrusakan.
3) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
lingkungan kehidupan sosial masyarakat :
a) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila,
dikucilkan oleh lingkungan masyarakat
sekitar tempat tinggal.
b) Merepotkan dan menjadi beban
keluarganya sendiri.
4. 46 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
c) Pendidikan menjadi terganggus serta masa
depan suram dan kelam bila tidak segera
dilakukan penanganan pencegahan
penyalahgunaan narkoba itu sendiri.
Dampak/pengaruh buruk narkoba bagi
kesehatan fisik, psikis dan sosial adalah saling
berhubungan erat satu sama lainnya.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa
sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) akibat kecanduan narkoba dan
dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat
untuk mengkonsumsi kembali.
Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan
dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan
manipulatif. Selain itu, muncul pula dorongan
keinginan untuk mendapatkan uang demi untuk
membeli jenis macam narkoba yang telah
dikonsumsinya tersebut.
Dari uraian tersebut dapat kita pahami
bahwa penggunaan narkoba adalah sangat
berbahaya dan bahkan dapat mengancam
keselamatan jiwa penggunanya dan bahkan
berbahaya bagi lingkungan sosialnya, yaitu
keluarga, komunitas setempat dan masyarakat
yang lebih luas. Namun demikian kenyataan yang
terjadi di Indonesia semakin lama semakin
bertambah prevalensinya.
b. Modal Sosial - Potensi Komunitas: Model
Penanggulangan Narkoba Berbasis Komunitas
Data statistik menunjukkan bahwa Indonesia
terdiri dari 34 provinsi, yang terdiri dari 98 kota
dan 416 kabupaten (total 514 kabupaten/ kota),
6.998 kecamatan, 81.308 Desa/Kelurahan. Jika
rata-rata 1 desa/kelurahan terdiri dari 15 RT maka
seluruh Indonesia terdapat sekitar 1.219.620
komunitas RT. Jumlah ini merupakan potensi
masyarakat untuk mencegah meluasnya
penyalahgunaan narkoba masuk ke komunitas
setempat atau berpartisipasi aktif menangani
berkembangnya penyalahgunaan narkoba di
lingkungan setempat.
Sebagaimana modal ekonomi atau modal
finansial (financial capital) dan modal manusia
(human capital), dewasa ini modal sosial (social
capital) semakin diakui sebagai faktor penting
yang menentukan keberhasilan pembangunan.
Pada dasarnya terkait dengan upaya pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat, selain ketiga
modal tersebut terdapat modal lain. Adi (2013:
239-267) menyebut terdapat 7 (tujuh) modal
yaitu: (1) Modal fisik (physical capital), (2)
Modal finansial (finantial capital), (3) Modal
lingkungan (environmental capital), (4) Modal
teknologi (technological capital), (5) Modal
manusia (human capital), (6) Modal sosial (social
capital), (7) Modal spiritual (spiritual capital).
Ketujuh modal tersebut merupakan aset yang
melekat dalam setiap masyarakat yang kadangkala
dapat menjadi kelebihan, akan tetapi dapat
menjadi kekurangan dari suatu masyarakat yang
harus dikembangkan. Modal dalam masyarakat ini
dapat dilihat sebagai suatu potensi dalam
masyarakat dan dapat dilihat pula sebagai
beberapa aspek yang menjadi kelemahan dalam
masyarakat (Adi 2013: 239).
1) Pengertian Modal Sosial:
Mengacu pendapat Abu (2011:57) yang
melansir pandangan para pakar, dalam
mendefinisikan konsep modal sosial (social
capital) dapat dikategorikan ke dalam dua
kelompok: (1) Kelompok yang menekankan
jaringan hubungan sosial (social network), dan
(2) Kelompok yang lebih memfokuskan
karakteristik (traits) yang melekat pada diri
individu manusia yang terlibat dalam sebuah
interaksi sosial.
Pendapat kelompok pertama diwakili oleh
pakar, antara lain Brehm dan Rahn yang
mengatakan, modal sosial adalah jaringan
kerjasama diantara warga masyarakat yang
memfasilitasi pencarian solusi dari
permasalahan yang mereka hadapi. Pennar
mendefinisikan modal sosial sebagai jaringan
hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku
individual dan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Kemudian Cohen dan Prusak
berpendapat, modal sosial adalah kumpulan
dari hubungan yang aktif diantara manusia:
rasa percaya, saling pengertian, kesamaan nilai
dan perilaku yang mengikat anggota dalam
sebuah jaringan kerja dan komunitas yang
memungkinkan adanya kerjasama. Adapun
pendapat pakar kelompok kedua diwakili
antara lain oleh Francis Fukuyama. Ia
mendefinikasikan modal sosial sebagai “the
ability of people to work together for common
purposes in groups and organizations (Abu
2011: 58). Modal sosial adalah serangkaian
nilai-nilai dan norma-norma informal yang
dimiliki bersama diantara para anggota suatu
kelompok masyarakat yang memungkinkan
terjadinya kerjasama diantara mereka. Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat dipahami
5. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 47
bahwa modal sosial tidak lain adalah jaringan
kerjasama yang terdapat dalam masyarakat
dan rangkaian nilai-nilai atau norma informal
dimana hal tersebut dapat menjadi kekuatan
bagi masyarakat dalam membangun dirinya
melalui kerjasama di dalam masyarakat
tersebut. Dalam kaitannya dengan penanganan
masalah penyalahgunaan narkoba, modal
sosial yang dimiliki masyarakat bersangkutan
diharapkan membuat mereka mampu
melakukan aktivitas bersama untuk menangkal
meluasnya penyalahgunaan narkoba di
lingkungannya.
2) Unsur-unsur modal sosial:
Modal sosial bukanlah konsep yang tunggal,
melainkan konsep yang memiliki dimensi
yang kompleks. Hasbullah dalam Abu (2011:
58) menjelaskan beberapa unsur modal sosial:
a) Partisipasi dalam suatu jaringan
Modal sosial akan kuat bergantung pada
kapasitas yang ada dalam kelompok
masyarakat untuk membangun sejumlah
asosiasi berikut membangun jaringannya.
Satu diantara kunci keberhasilan
membangun modal sosial terletak pula pada
kemampuan sekelompok orang dalam suatu
jaringan hubungan sosial.
b) Reciprocity
Modal sosial senantiasa diwarnai
kecenderungan saling tukar kebaikan antar
individu dalam suatu kelompok atau antar
kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini
bukanlah sesuatu yang dilakukan secara
timbal balik seketika seperti dalam proses
jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka
pendek dan jangka panjang dalam nuasa
altruism (semangat untuk membantu dan
mementingkan kebutuhan orang lain).
Sesorang atau sekelompok orang memiliki
semangat membantu yang lain tanpa
mengharapkan imbalan seketika.
c) Trust
Trust atau sikap saling percaya menurut
Robert D Putnam adalah suatu bentuk
keinginan untuk mengambil resiko dalam
hubungan hubungan sosialnya yang didasari
oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan
melakukan sesuatu seperti yang diharapkan
dan akan senantiasa bertindak dalam suatu
pola tindakan yang saling mendukung,
paling tidak yang lain tidak akan merugikan
diri dan kelompoknya.
d) Norma sosial
Norma terdiri dari pemahaman-pemahaman,
nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan-
tujuan yang diyakini dan dijalankan
bersama oleh sekelompok orang. Norma-
norma sosial ini biasanya
terinstitusionalisasi dan mengandung sanksi
sosial yang bisa mencegah individu berbuat
sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan
yang berlaku di masyarakat
e) Nilai-nilai
Nilai adalah suatu pilihan-pilihan yang
turun-tumurun dianggap benar dan penting
oleh anggota kelompok masyarakat,
misalnya harmoni, prestasi, kerja keras dan
nilai lain yang sangat umum dikenal dalam
kehidupan masyarakat
f) Tindakan yang proaktif
Salah satu unsur penting modal sosial
adalah keinginan yang kuat dari anggota
kelompok untuk tidak saja berpartisipasi,
tetapi senantiasa mencari jalan bagi
keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan
masyarakat.
Dalam rangka upaya penanggulangan
meluasnya pengguna narkoba selain dapat
dipandang sebagai potensi secara kuantitas,
masyarakat merupakan potensi sosial yang
dapat diharapkan memiliki arti yang signifikan
dalam penanggulangan meluasnya pengguna
narkoba di masyarakat. Penanggulangan
meluasnya pengguna narkoba di masyarakat
tidak terlepas dengan konsep pembangunan
masyarakat.
3.2. Upaya Mencegah Meluasnya Penyalahgunaan
Narkoba di Tingkat Komunitas
Berangkat dari prinsip bahwa mencegah
(preventif) lebih baik daripada mengobati (kuratif)
maka untuk keluar dari permasalahan narkoba
diperlukan model penanggulangan yang sangat
mendasar serta berdasarkan pada prinsip dasar
yang mengandalkan kekuatan-kekuatan dan
inisiatif warga masyarakat. Pendekatan ini
dibangun atas asumsi bahwa pada dasarnya setiap
komunitas selain memiliki modal sosial juga
memiliki berbagai mekanisme pemecahan
masalah (problem solving) yang seringkali lebih
handal dibandingkan dengan mekanisme artifisial
yang didesain orang luar secara instan.
Untuk meningkatan efektivitas dan efisiensi
mekanisme pemecahan masalah (problem solving)
yang telah dimiliki masyarakat tersebut, maka
Metode Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat menjadi metode kunci untuk
6. 48 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
permasalahan narkoba dan penanggulangannya.
Metode tersebut juga perlu dikombinasikan
dengan Metode Pekerjaan Sosial dengan
Kelompok yang mengedepankan berbagai teknik
terapi kelompok, dan manajemen akses setiap
warga negara terhadap berbagai pelayanan yang
tersedia. Pengguna metode-metode tersebut di atas
perlu didasarkan pada hasil penerapan teknik-
teknik asemen partisipatif yang berbasis
masyarakat. Teknik-teknik seperti Community
Involvement (CI), Participatory Learning Action
(PLA), Methods of Participatory Assessment
(MPA) dan lain-lain memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan
upaya yang dilakukan.
Hasil asesment pada komunitas RT 026/RW
006 Keluraham Setu, Kecamatan Setu, Tangerang
Selatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Problem narkoba yang pernah terjadi pada
komunitas ini.
Pada bulan Juli 2015 seorang warga komunitas
ini, yaitu Z meninggal. Kendati meninggal di
tempat lain namun Z adalah warga komunitas
selama beberapa puluh tahun. Bahkan ia lahir,
dibesarkan dikomunitas ini, hingga sejak bulan
Mei 2015 ia menikah dan pindah ketempat lain,
ia kontrak rumah ditempat baru yang berjarak
sekitar 3 km dari rumahnya semula. Ditempat
inilah Z meninggal. Ia meninggal dikarenakan
sakit berat karena kehilangan kekebalan
tubuhnya. Adapun penyakit yang mengemuka
adalah TBC dan ketika meninggal Z sangat
kurus, tinggal kulit pembalut tulang. Sejak lama
diketahui bahwa Z ini pecandu narkoba.
Namun demikian karena pihak keluarga seolah
selalu menutupi maka warga setempat tidak
berani untuk mengintervensi Z dan
keluarganya.
b. Kondisi demografi dan fisik RT 026/ RW 006
Komunitas yang terdiri dari satu Rukun
Tetangga ini terdiri dari 98 KK. Jumlah
penduduk adalah 392 orang. Komunitas RT ini
berada di Perumahan Puspiptek, menempati 6
blok, yaitu Blok V A, B, C, D,E dan Blok VF.
Komunitas ini bersebelahan dengan komunitas
warga Kampung Sarimulya, yaitu kampung dan
penduduk asli dari daerah setempat. Hampir
semua warga Puspiptek Blok V adalah
pendatang yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia, yang menempati rumah dinas ini
karena mereka bekerja pada berbagai lembaga
yaitu BPPT, BATAN, LIPI bidang Eksata,
Sarperdal dan Pengelola kawasan Puspiptek.
Lama tinggal warga komunitas ini bervariasi,
mulai 2 tahun hingga 30-an tahun, tergantung
dari masa kerjanya dan urutan memperoleh
jatah tinggal di perumahan ini.
c. Modal sosial komunitas RT 026/RW 006
Berbagai modal sosial komunitas RT 026/ RW
006 tersebut adalah:
No. Unsur Modal
Sosial
Modal Sosial Komunitas RT 026/RW 006
1. Partisipasi
dalam suatu
jaringan
Partisipasi aktif warga dalam aktivitas sosial warga:
a. Pengajian warga yang diselenggarakan secara rutin seminggu satu kali,
khususnya di kalangan ibu-ibu.
b. Perkumpulan arisan ibu-ibu yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan
di setiap Blok.
c. Kerja bakti warga dan kegiatan-kegiatan bersama terutama pada hari-hari
tertentu seperti HUT Kemerdekaan RI.
2. Reciprocity Kepedulian dan empati warga pada warga lain di komunitas yang tinggi:
a. Saling menengok ketika ada warga mengalami sakit atau musibah.
b. Saling memberikan masakan diantara keluarga terdekat pada saat-saat
tertentu.
c. Saling menitipkan rumah apabila keluarga yang satu bepergian dan
menginap.
d. Komunitas ini berada di daerah pinggiran metropolitan Jakarta sehingga
banyak ibu-ibu bekerja di Jakarta. Namun demikian informasi-informasi
kondisi sehari-hari cepat bisa diperoleh oleh mereka yang bekerja di Jakarta
karena ibu-ibu saling berkomunikasi melalui media sosial.
3. Trust Norma berkehidupan sosial dan saling percaya diantara warga:
a. Pengelolaan dana warga yang terpusat pada orang yang dipercaya untuk
keperluan komunitas di tiap Blok (Blok V A s/d E).
7. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 49
b. Norma-norma berkehidupan bersama yang dijunjung tinggi diantara warga
hal ini ditandai dengan tidak terjadinya konflik-konflik diantara warga.
4. Norma Sosial Saling menghormati:
a. Diantara keluarga saling menghormati otonomi keluarga, keluarga satu
dengan yang lain cukup dekat secara fisik dan sosial, namun tetap tidak ada
kehendak mencampuri urusan rumah tangga keluarga lain.
b. Orang muda menghormati yang lebih tua.
c. Kendati rumah-rumah tidak berpagar namun diantara keluarga tidak
mengintervensi satu sama lain.
5. Nilai-nilai Kehidupan warga adaptif pada perubahan untuk kebersamaan:
a. Adaptif pada perubahan untuk kehidupan bersama yang lebih baik. Contoh
adaptif pada perkembangan teknologi informasi, dimana seorang Ibu dengan
suka rela membuat media group komunikasi ibu-ibu melalu whatsapp dan
selalu meng-update-nya
b. Kepedulian yang tinggi pada kondisi lingkungan fisik dan sosial setempat,
contoh jika lingkungan kotor dan gelap maka warga berinsiatif untuk kerja
bakti bersih-bersih dan memasang penerangan secara swadaya.
6. Tindakan yang
proaktif
Kegotongroyongan:
a. Kesediaan bekerja bakti rutin, walau warga tinggal di perumahan yang telah
ada petugas kebersihannya, Namun karena dirasa kurang memadai maka
warga bergotong royong membersihkan lingkungan.
b. Ibu-ibu proaktif untuk kegiatan warga bersama dan informatif mengenai
kondisi warga setempat.
d. Prinsip dan Rencana Aksi
Dengan modal sosial yang dimiliki warga
RT 026/ RW 006 tersebut, didukung oleh
community organizer/ community developer dari
lingkungan setempat bersama para profesional
yang ada di komunitas setempat: paramedis,
dokter, guru, dan para tokoh setempat yang
meliputi ustad, relawan serta struktural di
komunitas setempat, yaitu Ketua RT, Ketua RW
dapat bersama-sama melakukan program aksi
pencegahan meluasnya penyalahgunaan narkoba.
Menurut Adi (2011: 59-60), dalam
pelaksanaannya penting diterapkan prinsip-prinsip
dasar pengembangan komunitas sebagai berikut:
(1) Dilaksanakan secara metodis, sistematis dan
profesional, (2) Mempertimbangkan dan
diterjemahkan dalam tindakan nyata dengan
memperhatikan prinsip sebagai berikut:
1). Collective interest, artinya pengorganisasian
tersebut hanya dapat dilakukan jika ada
kepentingan bersama yang ingin
diperjuangkan masyarakat setempat.
2). Collective targets, bahwa kepentingan bersama
seyogyanya dirumuskan dalam bentuk tujuan
bersama.
3). Collective action, bahwa tujuan bersama
hanya bisa dicapai melalui kegiatan bersama.
4). Colective action plan, bahwa kegiatan bersama
diatur dan distrukturkan terlebih dahulu
melalui perencanaan bersama.
5). Collective contributive, bahwa rencana aksi
dilaksanakan bersama melalui kontribusi
kolektif dari setiap anggota komunitas yang
bersangkutan.
e. Beberapa alternatif program aksi yang dapat
dilakukan atas dasar hasil asesmen adalah :
1) Program pencegahan penyalahgunaan narkoba
bagi remaja
Program pelayanan sosial yang dapat
dilakukan melalui kelompok remaja adalah
Model Kepemimpinan Teman Sebaya (Peer
Leadership), pemberian informasi tentang
masalah narkoba, penggunaan dan akibat-
akibatnya melalui kegiatan rekreatif, yang
dikemas dalam permainan-permainan inovatif
dan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok
sasaran. Pengorganisasian kegiatan ini dapat
diserahkan kepada remaja yang bersangkutan,
dengan demikian sekaligus akan
menumbuhkan jiwa kepemimpinan dikalangan
remaja komunitas tersebut. Hal ini dapat
dilakukan bekerjasama dengan Perkumpulan
Remaja Kompleks Puspiptek, yaitu
Karangtaruna setempat. Kegiatan semacam ini
dapat dilakukan pada momen-momen tertentu,
misalnya: menyambut Hari Sumpah Pemuda,
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Hari
Anak Nasional, Hari Anti Narkoba, dan lain-
lain.
8. 50 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
2) Program aksi bagi orangtua
Program ini dapat dilakukan melalui
Perkumpulan Ibu-ibu Arisan, Perkumpulan
Pengajian Ibu-Ibu, Perkumpulan Arisan
Bapak-bapak, Perkumpulan Pengajian Bapak-
bapak yang mengadakan pertemuan setiap
bulan satu kali. Tujuan program aksi bagi
orangtua adalah memberikan pemahaman
tentang narkoba, faktor-faktor penyebab,
pendorong dan ancaman-ancaman terjadinya
penyalahgunaan narkoba dikalangan anak-
anak dan remaja. Menyadari pentingnya
peranan orangtua yang begitu penting dalam
menentukan masa depan anak, mereka
diharapkan berjuang menjaga keselamatan
generasi ini. Disamping itu, diperlukan juga
proses penyadaran akan pentingnya
penangggulangan narkoba melalui penguatan
keberfungsian keluarga. Dengan demikian
pengendalian tumbuh dari dalam keluarga
3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak
dan remaja
Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak
dan remaja bisa dilakukan di lembaga
pendidikan mulai dari tingkat SD, SLTP,
SLTA dan Perguruan Tinggi, serta pada
kelompok-kelompok pertemanan di
lingkungan ketetanggaan. Di dalam komunitas
RT 026/RW 006 dan di lingkungan sekitar
terdapat sekolah-sekolah yaitu: SD Negeri dan
SLTP Negeri yang ada di dalam kompleks
perumahan Puspiptek. Sekolah-sekolah
Madrasah Iptidaiah juga terdapat di komunitas
yang tidak jauh dari komunitas RT tersebut
serta Perguruan Tinggi Swasta yang berada di
kelurahan setempat. Melalui lembaga-lembaga
pendidikan ini penyuluhan dan pendidikan
afektif dapat dilakukan. Penyuluhan dan
pendidikan afektif ini berupa penyampaian
informasi yang tepat terpercaya, objektif, jelas
dan mudah dimengerti tentang narkoba dan
pengaruhnya bagi tubuh dan perilaku manusia,
dan mengaitkannya dengan pendidikan
kesehatan secara luas dan pendidikan tentang
menghadapi masalah hidup. Melalui
pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan,
anak dan remaja akan dirangsang untuk
memikirkan nilai-nilai kehidupannya sendiri
dan membuat kesimpulan tentang manfaat
atau tidaknya narkoba dalam kehidupan.
Aspek pendidikan afektif bertujuan
mengembangkan kepribadian dan kedewasaan
sesorang.
4) Pembentukan dan pengembangan kelompok
anti narkoba.
Yaitu membentuk kelompok-kelompok baru
atau mengembangkan fungsi kelompok yang
sudah ada sebagai gerakan anti narkoba
dengan upaya-upaya seperti mempengaruhi
secara aktif terhadap remaja lainnya, baik
secara individual mapun kelompok untuk
melembagakan budaya anti narkoba. Dengan
begitu peluang untuk menciptakan generasi
yang anti narkoba semakin hari akan semakin
nyata dan terwujud.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
a. Meluasnya penggunanan narkoba oleh
masyarakat merupakan kondisi yang
memprihatinkan karena makin banyaknya
populasi yang terkena dan karena efek
penggunaan narkoba yang membahayakan
kehidupan pengguna serta ancaman menerpa
pada warga masyarakat sekitar pengguna.
b. Upaya penanganan meluasnya masalah
narkoba di masyarakat dengan pendekatan
pencegahan adalah lebih baik daripada
mengobati (merehabilitasi) anggota masyarakat
yang terlanjur terkena.
c. Meninggalnya pengguna narkoba telah terjadi
di komunitas RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu,
Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Kendati
kejadian ini hanya satu-satunya sepanjang
sejarah kehidupan komunitas ini, namun hal
tersebut sangat menyentak masyarakat
setempat.
d. Hasil studi kasus di komunitas RT 026/ RW
006 menunjukkan bahwa komunitas ini
memiliki kekuatan berupa modal sosial untuk
mengatisipasi agar masalah narkoba tidak
kembali dialami oleh warga komunitas ini.
Modal sosial tersebut berupa (1) Warga yang
partisipatif, (2) Kepedulian warga satu pada
warga lain yang tinggi, (3) Adanya sikap saling
percaya satu dengan yang lain, (4) Saling
menghormati warga satu pada yang lain, (5)
Warga adaptif pada perubahan untuk
kebersamaan, dan (6) Mau bertindak kolektif
untuk kebaikan warga.
4.2. Saran
a. Upaya pencegahan penggunaan narkoba di
komunitas RT dapat dilakukan dengan
penguatan dan memanfaatkan modal-modal
sosial yang dimiliki warga setempat. Beberapa
program aksi yang dapat dilakukan warga
9. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 51
meliputi: (1) Pembentukan dan pengembangan
kelompok anti narkoba. (2) Program aksi bagi
orang tua, (3) Penyuluhan dan pendidikan
afektif bagi anak dan remaja, serta (4)
Pembentukan dan pengembangan kelompok
anti narkoba.
b. Dalam upaya pengembangan komunitas
tersebut, penerapan prinsip-prinsip
pengembangan komunitas yang menekankan
pada partisipasi warga komunitas setempat
menjadi penting. Dengan prinsip
pengembangan dari bawah diharapkan
ketahanan warga terhadap kekuatan meluasnya
penyalahgunaan narkoba dimasyarakat akan
semakin kuat.
REFERENSI
Adi, Isbandi Rukminto.2012. Intervensi
Komunitas & Pengembangan
Masyarakat. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Alfitri. 2011. Community Development, Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Fahrudin, Adi. (Ed.). 2011. Pemberdayaan,
Partisipasi dan Penguatan Kapasitas
Masyarakat. Bandung: Humaniora.
Hikmat, Harry (Ed). 2009. Masalah Sosial di
Indonesia, Executive Summary Hasil
Penelitian Tahun 2009 Puslitbang
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Puslitbang
Badiklit Kmeneterian Sosial RI.
Ife, Jim. 1995. Community Development.
Melbourne: Longman.
Lawang, Robert M.Z. Kapital Sosial dalam
Perspektif Sosiologik. Jakarta: FISIP UI
Press.
Usman. Sunyoto. 1998. Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wibhawa, Budhi, dkk. 2010. Dasar-dasar
Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya
Padjajaran.
............. 2006. Community Development,
Alternatif Pengembangan Masyarakat
di Era Globalisasi. Terjemahan oleh
Sastrawan Manullang, dkk. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
* Penulis:
1) MM Sri Dwiyantari, Dosen S1 Ilmu
Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri
2) Retor AW Kaligis, Dosen S2 Ilmu
Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri