SlideShare a Scribd company logo
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 43
PENGUATAN KOMUNITAS MELALUI PEMANFAATAN MODAL SOSIAL UNTUK
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI MASYARAKAT
Oleh: MM Sri Dwiyantari1)
dan Retor AW Kaligis 2)
Abstract
Drug abuse in Indonesian society has been very alarming. Currently the national prevalence of drug abuse
in Indonesia reaches 4 million people or 2% of the total population of Indonesia. This conditions can
threaten the safety of the younger generation, which in turn can disrupt the development of the nation’s
human resource. One of the cases occurred in RT 026 / RW 006 Setu Village, District Setu, South
Tangerang, where a drug user suffered from tuberculosis, immune missing, and eventually died. Basically
the government has been working hard to tackle the widespread of drugs abuse in society. However, these
efforts will not be effective without the participation of the community. Communities with social capital can
be optimized participation in the community.
The assessment results at the community of RT 026 / RW 006 identifies the social capital of the community in
the form of: (1) Residents of participatory; (2) Mutual caring and empathy; (3) The mutual trust; (4) Mutual
respect; (5) adaptive attitude towards the development of science and technology for the togetherness of
residents; and (6) Uphold the mutual cooperation of citizens. By emphasizing the principle of participation,
several programs of action can be done: (1) Drug abuse prevention program for adolescents; (2) The action
program for parents; (3) Counseling and affective education for children and adolescents; (4) The
establishment and development of anti-drug group. Strengthening social capital is expected to be effective
against the drugs abuse in the community and could be developed into a model for action programs in other
communities. Community leaders and local leaders have a major role in organizing the movement from
below, with the involvement of professionals in the local community such as community workers,
paramedics, midwives, educators, and others.
Keywords: drug abuse, prevention, social capital, community
Abstrak
Penyalahgunaan narkoba di masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Saat ini secara nasional
prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang atau 2% dari jumlah penduduk
Indonesia. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan generasi muda yang pada gilirannya dapat
mengganggu pembangunan sumber daya manusia bangsa. Salah satu kasus terjadi di RT 026/ RW 006
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, dimana seorang pengguna narkoba menderita sakit
TBC, hilang kekebalan tubuhnya, dan akhirnya meninggal dunia. Pada dasarnya pemerintah telah berupaya
keras menanggulangi meluasnya penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Namun upaya tersebut tidak akan
efektif tanpa partisipasi masyarakat. Komunitas dengan modal sosialnya dapat dioptimalkan partisipasinya.
Hasil asesmen di komunitas RT 026/RW 006 mengidentifikasi modal sosial komunitas berupa: (1) Warga
yang partisipatif; (2) Saling peduli dan empati; (3) Saling percaya; (4) Saling menghormati; (5) Sikap
adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebersamaan warga; dan (6)
Menjunjung tinggi kegotongroyongan warga. Dengan menekankan prinsip partisipatif, beberapa program
aksi dapat dilakukan: (1) Program pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi remaja; (2) Program aksi
bagi orang tua; (3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak dan remaja; (4) Pembentukan dan
pengembangan kelompok anti narkoba. Penguatan modal sosial ini diharapkan akan efektif menangkal
penyalahgunaan narkoba di komunitas tersebut dan dapat dikembangkan menjadi model bagi program-
program aksi di berbagai komunitas lain. Pimpinan komunitas dan tokoh-tokoh setempat memiliki peran
yang besar dalam mengorganisir gerakan dari bawah tersebut, dengan melibatkan para profesional di
komunitas setempat seperti community worker, paramedis, bidan, pendidik dan lain-lain
Kata kunci: penyalahgunaan narkoba, penanggulangan, modal sosial, komunitas.
44 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
1. Pendahuluan
Masyarakat Indonesia dihadapkan pada
berbagai masalah yang dapat mengancam sendi-
sendi kehidupan. Salah satunya adalah persoalan
meluasnya penyalahgunaan narkoba. Meluasnya
penyalahgunaan narkoba di masyarakat kita
tersebut telah menyita perhatian berbagai pihak
dikarenakan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Hingga tahun 2015 penyalahgunaan narkoba oleh
sebagian warga masyarakat di Indonesia sampai
pada tahap mengkhawatirkan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN)
Komjen (Pol) Anang Iskandar menyatakan bahwa
Indonesia memasuki darurat Narkoba Prevalensi
penyalahgunaan narkoba di Indoneisa saat ini
mencapai 4.000.000 atau 2% dari jumlah
penduduk Indonesia. Problema yang ada terkait
dengan penyalahgunaan narkoba ini adalah
bahaya perluasannya yang tidak pandang bulu:
diperkotaan, perdesaan, anak-anak, remaja,
dewasa maupun orang tua, laki-laki maupun
perempuan, orang kaya maupun miskin, semua
disasar oleh mereka yang punya kepentingan
memperluas penyalahgunaan narkoba tersebut.
Dari 4 juta tersebut, 27,32 persen adalah pelajar
dan mahasiswa. (Kompas, 15 April 2015).
Kondisi tersebut seharusnya memacu semua
pihak untuk melakukan upaya pencegahan
sebelum meluas lebih jauh lagi. Indonesia
sebenarnya memiliki potensi baik secara kuantitas
maupun kualitas untuk menangkal menularnya
penggunaan narkoba dari individu ke individu
maupun dari kelompok kepada kelompok lain
dalam masyarakat. Potensi tersebut adalah
kehidupan kemasyarakatan dalam komunitas-
komunitas di tingkat akar rumput seperti di
lingkungan Rukun Tetangga (RT) yang memiliki
kedekatan satu sama lain.
Seperti apa potensi tersebut, bagaimana
menggerakkan dan memanfaatkan potensi tersebut
dan sejauhmana kemungkinan angka meluasnya
pengguna narkoba secara nasional dapat ditekan
menjadi penting untuk diteliti sebagai upaya
mengembangkan model penanggulangan
penyalahgunaan narkoba berbasis partisipasi
masyarakat. Karena itu, penelitian ini mencoba
meneliti tentang penguatan komunitas melalui
modal sosial untuk penanggulangan
penyalahgunaan narkoba di masyarakat dengan
mengambil studi kasus di salah satu RT di
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang
Selatan.
2. Metodologi Penelitian
2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitis
yang mendeskripsi mengenai kondisi pecandu
narkoba yang berkembang pada penyakit TBC
kemudian hilangnya kekebalan tubuh dan pada
akhirnya meninggal dan mendeskripsi mengenai
potensi-potensi komunitas yang dapat
diberdayakan untuk mencegah munculnya kasus
serupa di komunitas tersebut.
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini memilih RT 026/ RW 006
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang
Selatan dilatarbelakangi kasus salah seorang
warganya menjadi pengguna narkoba yang
menderita sakit TBC, hilang kekebalan tubuhnya,
dan akhirnya meninggal dunia. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei –Agustus 2015
2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
meliputi:
a. Observasi, dalam hal ini observasi partisipatif
aktif karena salah satu peneliti adalah warga
setempat. Observasi mencakup situasi sosial
untuk melihat relasi aktor (actor), aktivitas
(activity), dan tempat (place) yang membentuk
modal sosial dan keberlangsungannya.
b. Wawancara dilakukan pada beberapa informan
yaitu: Adik dan Ibu almarhum Z (seorang
korban narkoba yang meninggal dunia warga
RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu, Kecamatan
Setu, Tangerang Selatan), tetangga almarhum
dan teman-teman komunitas kerjanya yaitu
tukang ojek dipangkalan setempat
c. Studi dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data keluarga, data di RT
setempat dan data-data pustakan baik fisik
maupun non fisik yaitu dokumen melalui
internet
2.4. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan strategi atau pendekatan
induktif-konseptualisasi artinya analisa dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan melalui observasi,
wawancara, studi dokumen. Data-data tersebut
kemudian dicatat, dikumpulkan, dipilah-pilah atau
diklasifikasi sesuai dengan kategori atau
karakteristiknya.
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 45
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Persoalan Meluasnya Penyalahgunaan
Narkoba di Indonesia dan Bahayanya
a. Persoalan dan Dampak Penyalahgunaan
Narkoba
Kasus penyalahgunaan narkoba tidak dapat
dipungkiri semakin mengkhawatirkan masyarakat
dan bangsa ini. Jaringan pengedarnya pun seakan
terus meluas dan sulit untuk diberantas.
Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan baik oleh pemerintah.
Banyak lembaga penanganan masalah
penyalahgunaan narkoba berupa panti rehabilitasi
baik milik pemerintah ataupun swasta, ada juga
banyak LSM yang gencar menyuarakan betapa
berbahayanya penggunaan narkoba, kemudian
muncul juga perkumpulan-perkumpulan dalam
masyarakat yang menentang narkoba. Namun
semua itu seakan terus berlomba dengan semakin
banyaknya pula kasus pengedaran dan
penyalahgunaan narkoba. Biasanya untuk
lembaga-lembaga rehabilitasi formal, ia
mempunyai satu atau beberapa model dalam
upaya penanggulangan masalah penyalahgunaan
narkoba. Pengguna dan pengedar narkoba itu
hidup dan bergerak di tengah masyarakat selain
keluarga, yaitu di komunitas tempat ia tinggal, di
komunitas RT/ RW setempat.
Persoalannya adalah bagaimana dengan
peran masyarakat sendiri, seperti apa mereka
memandang permasalahan ini dan bagaimana
sebenarnya potensi masyarakat dapat
dioptimalkan untuk mencegah meluasnya
penyalahgunaan narkoba mengingat dampak
penggunaan narkoba sungguh sangat merusak,
bahkan fatal bagi kehidupan seseorang maupun
masyarakat. Dampak penggunaan narkoba
tersebut meliputi:
1) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan fisik
a) Gangguan kesehatan pada sistem syaraf
(neurologis), contohya: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, dan
kerusakan syaraf tepi.
b) Gangguan kesehatan pada jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskuler),
contohnya: infeksi akut otot jantung, dan
gangguan peredaran darah.
c) Gangguan kesehatan pada kulit
(dermatologis), contohnya: penanahan
(abses), alergi, dan eksim.
d) Gangguan kesehatan pada paru-paru
(pulmoner), contohnya: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, dan
pengerasan jaringan paru-paru.
e) Sering sakit kepala, mual-mual dan
muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur.
f) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi adalah gangguan
pada endokrin, seperti halnya penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan
fungsi seksual.
g) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan, antara lain perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi,
dan amenorhoe (tidak haid).
h) Bagi pengguna narkoba melalui jarum
suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular
penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
yang hingga saat ini belum ada obatnya.
i) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat
fatal ketika terjadi over dosis, yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.
2) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
psikis mental emosional
a) Malas serta lamban dalam bekerja,
ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
dalam menjalankan pekerjaannya.
b) Menyebabkan gangguan jiwa berat/
psikotik.
c) Hilangnya rasa kepercayaan diri, menjadi
lebih apatis, sering berkhayal, dan penuh
perasaan curiga.
d) Agitatif, menjadi ganas, dan tingkah laku
yang brutal yang tidak disadarinya.
e) Sulit untuk berkonsentrasi, perasaan kesal,
dan tertekan depresi.
f) Menyebabkan depresi mental.
g) Akan menjadi cenderung untuk menyakiti
diri, perasaan tidak aman, bahkan
keinginan untuk bunuh diri
h) Menyebabkan melakukan tindak
kejahatan, kekerasan dan pengrusakan.
3) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
lingkungan kehidupan sosial masyarakat :
a) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila,
dikucilkan oleh lingkungan masyarakat
sekitar tempat tinggal.
b) Merepotkan dan menjadi beban
keluarganya sendiri.
46 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
c) Pendidikan menjadi terganggus serta masa
depan suram dan kelam bila tidak segera
dilakukan penanganan pencegahan
penyalahgunaan narkoba itu sendiri.
Dampak/pengaruh buruk narkoba bagi
kesehatan fisik, psikis dan sosial adalah saling
berhubungan erat satu sama lainnya.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa
sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) akibat kecanduan narkoba dan
dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat
untuk mengkonsumsi kembali.
Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan
dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan
manipulatif. Selain itu, muncul pula dorongan
keinginan untuk mendapatkan uang demi untuk
membeli jenis macam narkoba yang telah
dikonsumsinya tersebut.
Dari uraian tersebut dapat kita pahami
bahwa penggunaan narkoba adalah sangat
berbahaya dan bahkan dapat mengancam
keselamatan jiwa penggunanya dan bahkan
berbahaya bagi lingkungan sosialnya, yaitu
keluarga, komunitas setempat dan masyarakat
yang lebih luas. Namun demikian kenyataan yang
terjadi di Indonesia semakin lama semakin
bertambah prevalensinya.
b. Modal Sosial - Potensi Komunitas: Model
Penanggulangan Narkoba Berbasis Komunitas
Data statistik menunjukkan bahwa Indonesia
terdiri dari 34 provinsi, yang terdiri dari 98 kota
dan 416 kabupaten (total 514 kabupaten/ kota),
6.998 kecamatan, 81.308 Desa/Kelurahan. Jika
rata-rata 1 desa/kelurahan terdiri dari 15 RT maka
seluruh Indonesia terdapat sekitar 1.219.620
komunitas RT. Jumlah ini merupakan potensi
masyarakat untuk mencegah meluasnya
penyalahgunaan narkoba masuk ke komunitas
setempat atau berpartisipasi aktif menangani
berkembangnya penyalahgunaan narkoba di
lingkungan setempat.
Sebagaimana modal ekonomi atau modal
finansial (financial capital) dan modal manusia
(human capital), dewasa ini modal sosial (social
capital) semakin diakui sebagai faktor penting
yang menentukan keberhasilan pembangunan.
Pada dasarnya terkait dengan upaya pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat, selain ketiga
modal tersebut terdapat modal lain. Adi (2013:
239-267) menyebut terdapat 7 (tujuh) modal
yaitu: (1) Modal fisik (physical capital), (2)
Modal finansial (finantial capital), (3) Modal
lingkungan (environmental capital), (4) Modal
teknologi (technological capital), (5) Modal
manusia (human capital), (6) Modal sosial (social
capital), (7) Modal spiritual (spiritual capital).
Ketujuh modal tersebut merupakan aset yang
melekat dalam setiap masyarakat yang kadangkala
dapat menjadi kelebihan, akan tetapi dapat
menjadi kekurangan dari suatu masyarakat yang
harus dikembangkan. Modal dalam masyarakat ini
dapat dilihat sebagai suatu potensi dalam
masyarakat dan dapat dilihat pula sebagai
beberapa aspek yang menjadi kelemahan dalam
masyarakat (Adi 2013: 239).
1) Pengertian Modal Sosial:
Mengacu pendapat Abu (2011:57) yang
melansir pandangan para pakar, dalam
mendefinisikan konsep modal sosial (social
capital) dapat dikategorikan ke dalam dua
kelompok: (1) Kelompok yang menekankan
jaringan hubungan sosial (social network), dan
(2) Kelompok yang lebih memfokuskan
karakteristik (traits) yang melekat pada diri
individu manusia yang terlibat dalam sebuah
interaksi sosial.
Pendapat kelompok pertama diwakili oleh
pakar, antara lain Brehm dan Rahn yang
mengatakan, modal sosial adalah jaringan
kerjasama diantara warga masyarakat yang
memfasilitasi pencarian solusi dari
permasalahan yang mereka hadapi. Pennar
mendefinisikan modal sosial sebagai jaringan
hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku
individual dan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Kemudian Cohen dan Prusak
berpendapat, modal sosial adalah kumpulan
dari hubungan yang aktif diantara manusia:
rasa percaya, saling pengertian, kesamaan nilai
dan perilaku yang mengikat anggota dalam
sebuah jaringan kerja dan komunitas yang
memungkinkan adanya kerjasama. Adapun
pendapat pakar kelompok kedua diwakili
antara lain oleh Francis Fukuyama. Ia
mendefinikasikan modal sosial sebagai “the
ability of people to work together for common
purposes in groups and organizations (Abu
2011: 58). Modal sosial adalah serangkaian
nilai-nilai dan norma-norma informal yang
dimiliki bersama diantara para anggota suatu
kelompok masyarakat yang memungkinkan
terjadinya kerjasama diantara mereka. Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat dipahami
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 47
bahwa modal sosial tidak lain adalah jaringan
kerjasama yang terdapat dalam masyarakat
dan rangkaian nilai-nilai atau norma informal
dimana hal tersebut dapat menjadi kekuatan
bagi masyarakat dalam membangun dirinya
melalui kerjasama di dalam masyarakat
tersebut. Dalam kaitannya dengan penanganan
masalah penyalahgunaan narkoba, modal
sosial yang dimiliki masyarakat bersangkutan
diharapkan membuat mereka mampu
melakukan aktivitas bersama untuk menangkal
meluasnya penyalahgunaan narkoba di
lingkungannya.
2) Unsur-unsur modal sosial:
Modal sosial bukanlah konsep yang tunggal,
melainkan konsep yang memiliki dimensi
yang kompleks. Hasbullah dalam Abu (2011:
58) menjelaskan beberapa unsur modal sosial:
a) Partisipasi dalam suatu jaringan
Modal sosial akan kuat bergantung pada
kapasitas yang ada dalam kelompok
masyarakat untuk membangun sejumlah
asosiasi berikut membangun jaringannya.
Satu diantara kunci keberhasilan
membangun modal sosial terletak pula pada
kemampuan sekelompok orang dalam suatu
jaringan hubungan sosial.
b) Reciprocity
Modal sosial senantiasa diwarnai
kecenderungan saling tukar kebaikan antar
individu dalam suatu kelompok atau antar
kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini
bukanlah sesuatu yang dilakukan secara
timbal balik seketika seperti dalam proses
jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka
pendek dan jangka panjang dalam nuasa
altruism (semangat untuk membantu dan
mementingkan kebutuhan orang lain).
Sesorang atau sekelompok orang memiliki
semangat membantu yang lain tanpa
mengharapkan imbalan seketika.
c) Trust
Trust atau sikap saling percaya menurut
Robert D Putnam adalah suatu bentuk
keinginan untuk mengambil resiko dalam
hubungan hubungan sosialnya yang didasari
oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan
melakukan sesuatu seperti yang diharapkan
dan akan senantiasa bertindak dalam suatu
pola tindakan yang saling mendukung,
paling tidak yang lain tidak akan merugikan
diri dan kelompoknya.
d) Norma sosial
Norma terdiri dari pemahaman-pemahaman,
nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan-
tujuan yang diyakini dan dijalankan
bersama oleh sekelompok orang. Norma-
norma sosial ini biasanya
terinstitusionalisasi dan mengandung sanksi
sosial yang bisa mencegah individu berbuat
sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan
yang berlaku di masyarakat
e) Nilai-nilai
Nilai adalah suatu pilihan-pilihan yang
turun-tumurun dianggap benar dan penting
oleh anggota kelompok masyarakat,
misalnya harmoni, prestasi, kerja keras dan
nilai lain yang sangat umum dikenal dalam
kehidupan masyarakat
f) Tindakan yang proaktif
Salah satu unsur penting modal sosial
adalah keinginan yang kuat dari anggota
kelompok untuk tidak saja berpartisipasi,
tetapi senantiasa mencari jalan bagi
keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan
masyarakat.
Dalam rangka upaya penanggulangan
meluasnya pengguna narkoba selain dapat
dipandang sebagai potensi secara kuantitas,
masyarakat merupakan potensi sosial yang
dapat diharapkan memiliki arti yang signifikan
dalam penanggulangan meluasnya pengguna
narkoba di masyarakat. Penanggulangan
meluasnya pengguna narkoba di masyarakat
tidak terlepas dengan konsep pembangunan
masyarakat.
3.2. Upaya Mencegah Meluasnya Penyalahgunaan
Narkoba di Tingkat Komunitas
Berangkat dari prinsip bahwa mencegah
(preventif) lebih baik daripada mengobati (kuratif)
maka untuk keluar dari permasalahan narkoba
diperlukan model penanggulangan yang sangat
mendasar serta berdasarkan pada prinsip dasar
yang mengandalkan kekuatan-kekuatan dan
inisiatif warga masyarakat. Pendekatan ini
dibangun atas asumsi bahwa pada dasarnya setiap
komunitas selain memiliki modal sosial juga
memiliki berbagai mekanisme pemecahan
masalah (problem solving) yang seringkali lebih
handal dibandingkan dengan mekanisme artifisial
yang didesain orang luar secara instan.
Untuk meningkatan efektivitas dan efisiensi
mekanisme pemecahan masalah (problem solving)
yang telah dimiliki masyarakat tersebut, maka
Metode Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat menjadi metode kunci untuk
48 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
permasalahan narkoba dan penanggulangannya.
Metode tersebut juga perlu dikombinasikan
dengan Metode Pekerjaan Sosial dengan
Kelompok yang mengedepankan berbagai teknik
terapi kelompok, dan manajemen akses setiap
warga negara terhadap berbagai pelayanan yang
tersedia. Pengguna metode-metode tersebut di atas
perlu didasarkan pada hasil penerapan teknik-
teknik asemen partisipatif yang berbasis
masyarakat. Teknik-teknik seperti Community
Involvement (CI), Participatory Learning Action
(PLA), Methods of Participatory Assessment
(MPA) dan lain-lain memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan
upaya yang dilakukan.
Hasil asesment pada komunitas RT 026/RW
006 Keluraham Setu, Kecamatan Setu, Tangerang
Selatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Problem narkoba yang pernah terjadi pada
komunitas ini.
Pada bulan Juli 2015 seorang warga komunitas
ini, yaitu Z meninggal. Kendati meninggal di
tempat lain namun Z adalah warga komunitas
selama beberapa puluh tahun. Bahkan ia lahir,
dibesarkan dikomunitas ini, hingga sejak bulan
Mei 2015 ia menikah dan pindah ketempat lain,
ia kontrak rumah ditempat baru yang berjarak
sekitar 3 km dari rumahnya semula. Ditempat
inilah Z meninggal. Ia meninggal dikarenakan
sakit berat karena kehilangan kekebalan
tubuhnya. Adapun penyakit yang mengemuka
adalah TBC dan ketika meninggal Z sangat
kurus, tinggal kulit pembalut tulang. Sejak lama
diketahui bahwa Z ini pecandu narkoba.
Namun demikian karena pihak keluarga seolah
selalu menutupi maka warga setempat tidak
berani untuk mengintervensi Z dan
keluarganya.
b. Kondisi demografi dan fisik RT 026/ RW 006
Komunitas yang terdiri dari satu Rukun
Tetangga ini terdiri dari 98 KK. Jumlah
penduduk adalah 392 orang. Komunitas RT ini
berada di Perumahan Puspiptek, menempati 6
blok, yaitu Blok V A, B, C, D,E dan Blok VF.
Komunitas ini bersebelahan dengan komunitas
warga Kampung Sarimulya, yaitu kampung dan
penduduk asli dari daerah setempat. Hampir
semua warga Puspiptek Blok V adalah
pendatang yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia, yang menempati rumah dinas ini
karena mereka bekerja pada berbagai lembaga
yaitu BPPT, BATAN, LIPI bidang Eksata,
Sarperdal dan Pengelola kawasan Puspiptek.
Lama tinggal warga komunitas ini bervariasi,
mulai 2 tahun hingga 30-an tahun, tergantung
dari masa kerjanya dan urutan memperoleh
jatah tinggal di perumahan ini.
c. Modal sosial komunitas RT 026/RW 006
Berbagai modal sosial komunitas RT 026/ RW
006 tersebut adalah:
No. Unsur Modal
Sosial
Modal Sosial Komunitas RT 026/RW 006
1. Partisipasi
dalam suatu
jaringan
Partisipasi aktif warga dalam aktivitas sosial warga:
a. Pengajian warga yang diselenggarakan secara rutin seminggu satu kali,
khususnya di kalangan ibu-ibu.
b. Perkumpulan arisan ibu-ibu yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan
di setiap Blok.
c. Kerja bakti warga dan kegiatan-kegiatan bersama terutama pada hari-hari
tertentu seperti HUT Kemerdekaan RI.
2. Reciprocity Kepedulian dan empati warga pada warga lain di komunitas yang tinggi:
a. Saling menengok ketika ada warga mengalami sakit atau musibah.
b. Saling memberikan masakan diantara keluarga terdekat pada saat-saat
tertentu.
c. Saling menitipkan rumah apabila keluarga yang satu bepergian dan
menginap.
d. Komunitas ini berada di daerah pinggiran metropolitan Jakarta sehingga
banyak ibu-ibu bekerja di Jakarta. Namun demikian informasi-informasi
kondisi sehari-hari cepat bisa diperoleh oleh mereka yang bekerja di Jakarta
karena ibu-ibu saling berkomunikasi melalui media sosial.
3. Trust Norma berkehidupan sosial dan saling percaya diantara warga:
a. Pengelolaan dana warga yang terpusat pada orang yang dipercaya untuk
keperluan komunitas di tiap Blok (Blok V A s/d E).
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 49
b. Norma-norma berkehidupan bersama yang dijunjung tinggi diantara warga
hal ini ditandai dengan tidak terjadinya konflik-konflik diantara warga.
4. Norma Sosial Saling menghormati:
a. Diantara keluarga saling menghormati otonomi keluarga, keluarga satu
dengan yang lain cukup dekat secara fisik dan sosial, namun tetap tidak ada
kehendak mencampuri urusan rumah tangga keluarga lain.
b. Orang muda menghormati yang lebih tua.
c. Kendati rumah-rumah tidak berpagar namun diantara keluarga tidak
mengintervensi satu sama lain.
5. Nilai-nilai Kehidupan warga adaptif pada perubahan untuk kebersamaan:
a. Adaptif pada perubahan untuk kehidupan bersama yang lebih baik. Contoh
adaptif pada perkembangan teknologi informasi, dimana seorang Ibu dengan
suka rela membuat media group komunikasi ibu-ibu melalu whatsapp dan
selalu meng-update-nya
b. Kepedulian yang tinggi pada kondisi lingkungan fisik dan sosial setempat,
contoh jika lingkungan kotor dan gelap maka warga berinsiatif untuk kerja
bakti bersih-bersih dan memasang penerangan secara swadaya.
6. Tindakan yang
proaktif
Kegotongroyongan:
a. Kesediaan bekerja bakti rutin, walau warga tinggal di perumahan yang telah
ada petugas kebersihannya, Namun karena dirasa kurang memadai maka
warga bergotong royong membersihkan lingkungan.
b. Ibu-ibu proaktif untuk kegiatan warga bersama dan informatif mengenai
kondisi warga setempat.
d. Prinsip dan Rencana Aksi
Dengan modal sosial yang dimiliki warga
RT 026/ RW 006 tersebut, didukung oleh
community organizer/ community developer dari
lingkungan setempat bersama para profesional
yang ada di komunitas setempat: paramedis,
dokter, guru, dan para tokoh setempat yang
meliputi ustad, relawan serta struktural di
komunitas setempat, yaitu Ketua RT, Ketua RW
dapat bersama-sama melakukan program aksi
pencegahan meluasnya penyalahgunaan narkoba.
Menurut Adi (2011: 59-60), dalam
pelaksanaannya penting diterapkan prinsip-prinsip
dasar pengembangan komunitas sebagai berikut:
(1) Dilaksanakan secara metodis, sistematis dan
profesional, (2) Mempertimbangkan dan
diterjemahkan dalam tindakan nyata dengan
memperhatikan prinsip sebagai berikut:
1). Collective interest, artinya pengorganisasian
tersebut hanya dapat dilakukan jika ada
kepentingan bersama yang ingin
diperjuangkan masyarakat setempat.
2). Collective targets, bahwa kepentingan bersama
seyogyanya dirumuskan dalam bentuk tujuan
bersama.
3). Collective action, bahwa tujuan bersama
hanya bisa dicapai melalui kegiatan bersama.
4). Colective action plan, bahwa kegiatan bersama
diatur dan distrukturkan terlebih dahulu
melalui perencanaan bersama.
5). Collective contributive, bahwa rencana aksi
dilaksanakan bersama melalui kontribusi
kolektif dari setiap anggota komunitas yang
bersangkutan.
e. Beberapa alternatif program aksi yang dapat
dilakukan atas dasar hasil asesmen adalah :
1) Program pencegahan penyalahgunaan narkoba
bagi remaja
Program pelayanan sosial yang dapat
dilakukan melalui kelompok remaja adalah
Model Kepemimpinan Teman Sebaya (Peer
Leadership), pemberian informasi tentang
masalah narkoba, penggunaan dan akibat-
akibatnya melalui kegiatan rekreatif, yang
dikemas dalam permainan-permainan inovatif
dan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok
sasaran. Pengorganisasian kegiatan ini dapat
diserahkan kepada remaja yang bersangkutan,
dengan demikian sekaligus akan
menumbuhkan jiwa kepemimpinan dikalangan
remaja komunitas tersebut. Hal ini dapat
dilakukan bekerjasama dengan Perkumpulan
Remaja Kompleks Puspiptek, yaitu
Karangtaruna setempat. Kegiatan semacam ini
dapat dilakukan pada momen-momen tertentu,
misalnya: menyambut Hari Sumpah Pemuda,
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Hari
Anak Nasional, Hari Anti Narkoba, dan lain-
lain.
50 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015|
2) Program aksi bagi orangtua
Program ini dapat dilakukan melalui
Perkumpulan Ibu-ibu Arisan, Perkumpulan
Pengajian Ibu-Ibu, Perkumpulan Arisan
Bapak-bapak, Perkumpulan Pengajian Bapak-
bapak yang mengadakan pertemuan setiap
bulan satu kali. Tujuan program aksi bagi
orangtua adalah memberikan pemahaman
tentang narkoba, faktor-faktor penyebab,
pendorong dan ancaman-ancaman terjadinya
penyalahgunaan narkoba dikalangan anak-
anak dan remaja. Menyadari pentingnya
peranan orangtua yang begitu penting dalam
menentukan masa depan anak, mereka
diharapkan berjuang menjaga keselamatan
generasi ini. Disamping itu, diperlukan juga
proses penyadaran akan pentingnya
penangggulangan narkoba melalui penguatan
keberfungsian keluarga. Dengan demikian
pengendalian tumbuh dari dalam keluarga
3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak
dan remaja
Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak
dan remaja bisa dilakukan di lembaga
pendidikan mulai dari tingkat SD, SLTP,
SLTA dan Perguruan Tinggi, serta pada
kelompok-kelompok pertemanan di
lingkungan ketetanggaan. Di dalam komunitas
RT 026/RW 006 dan di lingkungan sekitar
terdapat sekolah-sekolah yaitu: SD Negeri dan
SLTP Negeri yang ada di dalam kompleks
perumahan Puspiptek. Sekolah-sekolah
Madrasah Iptidaiah juga terdapat di komunitas
yang tidak jauh dari komunitas RT tersebut
serta Perguruan Tinggi Swasta yang berada di
kelurahan setempat. Melalui lembaga-lembaga
pendidikan ini penyuluhan dan pendidikan
afektif dapat dilakukan. Penyuluhan dan
pendidikan afektif ini berupa penyampaian
informasi yang tepat terpercaya, objektif, jelas
dan mudah dimengerti tentang narkoba dan
pengaruhnya bagi tubuh dan perilaku manusia,
dan mengaitkannya dengan pendidikan
kesehatan secara luas dan pendidikan tentang
menghadapi masalah hidup. Melalui
pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan,
anak dan remaja akan dirangsang untuk
memikirkan nilai-nilai kehidupannya sendiri
dan membuat kesimpulan tentang manfaat
atau tidaknya narkoba dalam kehidupan.
Aspek pendidikan afektif bertujuan
mengembangkan kepribadian dan kedewasaan
sesorang.
4) Pembentukan dan pengembangan kelompok
anti narkoba.
Yaitu membentuk kelompok-kelompok baru
atau mengembangkan fungsi kelompok yang
sudah ada sebagai gerakan anti narkoba
dengan upaya-upaya seperti mempengaruhi
secara aktif terhadap remaja lainnya, baik
secara individual mapun kelompok untuk
melembagakan budaya anti narkoba. Dengan
begitu peluang untuk menciptakan generasi
yang anti narkoba semakin hari akan semakin
nyata dan terwujud.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
a. Meluasnya penggunanan narkoba oleh
masyarakat merupakan kondisi yang
memprihatinkan karena makin banyaknya
populasi yang terkena dan karena efek
penggunaan narkoba yang membahayakan
kehidupan pengguna serta ancaman menerpa
pada warga masyarakat sekitar pengguna.
b. Upaya penanganan meluasnya masalah
narkoba di masyarakat dengan pendekatan
pencegahan adalah lebih baik daripada
mengobati (merehabilitasi) anggota masyarakat
yang terlanjur terkena.
c. Meninggalnya pengguna narkoba telah terjadi
di komunitas RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu,
Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Kendati
kejadian ini hanya satu-satunya sepanjang
sejarah kehidupan komunitas ini, namun hal
tersebut sangat menyentak masyarakat
setempat.
d. Hasil studi kasus di komunitas RT 026/ RW
006 menunjukkan bahwa komunitas ini
memiliki kekuatan berupa modal sosial untuk
mengatisipasi agar masalah narkoba tidak
kembali dialami oleh warga komunitas ini.
Modal sosial tersebut berupa (1) Warga yang
partisipatif, (2) Kepedulian warga satu pada
warga lain yang tinggi, (3) Adanya sikap saling
percaya satu dengan yang lain, (4) Saling
menghormati warga satu pada yang lain, (5)
Warga adaptif pada perubahan untuk
kebersamaan, dan (6) Mau bertindak kolektif
untuk kebaikan warga.
4.2. Saran
a. Upaya pencegahan penggunaan narkoba di
komunitas RT dapat dilakukan dengan
penguatan dan memanfaatkan modal-modal
sosial yang dimiliki warga setempat. Beberapa
program aksi yang dapat dilakukan warga
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 51
meliputi: (1) Pembentukan dan pengembangan
kelompok anti narkoba. (2) Program aksi bagi
orang tua, (3) Penyuluhan dan pendidikan
afektif bagi anak dan remaja, serta (4)
Pembentukan dan pengembangan kelompok
anti narkoba.
b. Dalam upaya pengembangan komunitas
tersebut, penerapan prinsip-prinsip
pengembangan komunitas yang menekankan
pada partisipasi warga komunitas setempat
menjadi penting. Dengan prinsip
pengembangan dari bawah diharapkan
ketahanan warga terhadap kekuatan meluasnya
penyalahgunaan narkoba dimasyarakat akan
semakin kuat.
REFERENSI
Adi, Isbandi Rukminto.2012. Intervensi
Komunitas & Pengembangan
Masyarakat. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Alfitri. 2011. Community Development, Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Fahrudin, Adi. (Ed.). 2011. Pemberdayaan,
Partisipasi dan Penguatan Kapasitas
Masyarakat. Bandung: Humaniora.
Hikmat, Harry (Ed). 2009. Masalah Sosial di
Indonesia, Executive Summary Hasil
Penelitian Tahun 2009 Puslitbang
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Puslitbang
Badiklit Kmeneterian Sosial RI.
Ife, Jim. 1995. Community Development.
Melbourne: Longman.
Lawang, Robert M.Z. Kapital Sosial dalam
Perspektif Sosiologik. Jakarta: FISIP UI
Press.
Usman. Sunyoto. 1998. Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wibhawa, Budhi, dkk. 2010. Dasar-dasar
Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya
Padjajaran.
............. 2006. Community Development,
Alternatif Pengembangan Masyarakat
di Era Globalisasi. Terjemahan oleh
Sastrawan Manullang, dkk. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
* Penulis:
1) MM Sri Dwiyantari, Dosen S1 Ilmu
Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri
2) Retor AW Kaligis, Dosen S2 Ilmu
Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri

More Related Content

What's hot

3. bab 1
3. bab 13. bab 1
3. bab 1
chifdhillah
 
Kemiskinan & kesehatan
Kemiskinan & kesehatanKemiskinan & kesehatan
Kemiskinan & kesehatan
anditarahmadani
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
iswah yuni
 
Policy brief pkh
Policy brief pkhPolicy brief pkh
Policy brief pkh
Be Susantyo
 
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Randy Chamzah
 
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesiaIsu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesiaYabniel Lit Jingga
 
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]
NariswariKiranaHayu
 
Pkm difabel (revisi 251012) baru
Pkm  difabel (revisi 251012) baruPkm  difabel (revisi 251012) baru
Pkm difabel (revisi 251012) baru
Zakiyul Mu'min
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
SlametWidodo53
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanheri damanik
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Desa Siaga
Desa SiagaDesa Siaga
Desa Siaga
pjj_kemenkes
 
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...harmiati
 
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukanBahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Agriculture Faculty at Universitas Islam Nusantara
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
adhi nugraha
 
Desa siaga
Desa siagaDesa siaga
(Etikum)
(Etikum)(Etikum)
(Etikum)
Syahwira22
 

What's hot (20)

3. bab 1
3. bab 13. bab 1
3. bab 1
 
Kemiskinan & kesehatan
Kemiskinan & kesehatanKemiskinan & kesehatan
Kemiskinan & kesehatan
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
 
Policy brief pkh
Policy brief pkhPolicy brief pkh
Policy brief pkh
 
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
Renstra Kementrian Sosial 2010 2014
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesiaIsu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
Isu masalah kesehatan masyarakat di indonesia
 
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]
Lentera edisi mei 2021 [revisi 1]
 
Pkm difabel (revisi 251012) baru
Pkm  difabel (revisi 251012) baruPkm  difabel (revisi 251012) baru
Pkm difabel (revisi 251012) baru
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Desa Siaga
Desa SiagaDesa Siaga
Desa Siaga
 
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...
 
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukanBahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
 
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
Renstra Kementerian Sosial RI Thn. 2010-2014
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
Desa siaga
Desa siagaDesa siaga
Desa siaga
 
(Etikum)
(Etikum)(Etikum)
(Etikum)
 

Similar to Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527

Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tatha Yunietha
 
Standar Momentum
Standar Momentum Standar Momentum
Standar Momentum
rindaaulutamii
 
Company Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptx
Company Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptxCompany Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptx
Company Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptx
RezvaniDanumihardja2
 
Hidup cerdas tanpa narkoba
Hidup cerdas tanpa narkobaHidup cerdas tanpa narkoba
Hidup cerdas tanpa narkoba
MuhammadHabibi39
 
Artikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkobaArtikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkobaJemmy Charles
 
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...
Luhur Moekti Prayogo
 
MAKALAH LANDASAN
MAKALAH LANDASANMAKALAH LANDASAN
MAKALAH LANDASAN
Henry Kurniawan
 
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkobaPemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Ir. Zakaria, M.M
 
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...
Arafah Pramasto, S.Pd.
 
ProsKep Komunitas.pdf
ProsKep Komunitas.pdfProsKep Komunitas.pdf
ProsKep Komunitas.pdf
LansProduction
 
Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019
Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019
Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019
AntiNarkoba.com
 
Proposal hani 2013
Proposal hani 2013Proposal hani 2013
Proposal hani 2013
anakpulauseribu
 
Stigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDSStigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDS
stapa center
 
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan Nasional
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan NasionalNarkoba Sebagai Ancaman Ketahanan Nasional
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan Nasional
Wayan Gracias
 
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn bkkbn) 2
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn   bkkbn) 2Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn   bkkbn) 2
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn bkkbn) 2
AntiNarkoba.com
 
ARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdf
ARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdfARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdf
ARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdf
ssuser962d92
 
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
wiwin syafii
 
Bahaya narkoba bagi generasi muda
Bahaya narkoba bagi generasi mudaBahaya narkoba bagi generasi muda
Bahaya narkoba bagi generasi muda
Muhajir Sam
 
Materi_BNN.pptx
Materi_BNN.pptxMateri_BNN.pptx
Materi_BNN.pptx
FalaLintang
 

Similar to Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527 (20)

Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
 
Standar Momentum
Standar Momentum Standar Momentum
Standar Momentum
 
Company Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptx
Company Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptxCompany Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptx
Company Profil B P 3 N Stop Narkoba.pptx
 
Hidup cerdas tanpa narkoba
Hidup cerdas tanpa narkobaHidup cerdas tanpa narkoba
Hidup cerdas tanpa narkoba
 
Artikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkobaArtikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkoba
 
Pembahasan materi
Pembahasan materiPembahasan materi
Pembahasan materi
 
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...
ESSAY DIKLAT KADER ANTI NAPZA 2020 - “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Program Pen...
 
MAKALAH LANDASAN
MAKALAH LANDASANMAKALAH LANDASAN
MAKALAH LANDASAN
 
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkobaPemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
Pemberdayaan guru uks dalam pencegahan masalah penyalahgunaan narkoba
 
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...
RELASI KEYAKINAN BERAGAMA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI KELUAR...
 
ProsKep Komunitas.pdf
ProsKep Komunitas.pdfProsKep Komunitas.pdf
ProsKep Komunitas.pdf
 
Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019
Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019
Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba 2019
 
Proposal hani 2013
Proposal hani 2013Proposal hani 2013
Proposal hani 2013
 
Stigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDSStigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDS
 
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan Nasional
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan NasionalNarkoba Sebagai Ancaman Ketahanan Nasional
Narkoba Sebagai Ancaman Ketahanan Nasional
 
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn bkkbn) 2
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn   bkkbn) 2Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn   bkkbn) 2
Potensi desa dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 2019 (bnn bkkbn) 2
 
ARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdf
ARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdfARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdf
ARTIKEL ANALISIS ISU INSTANSIONAL.pdf
 
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
 
Bahaya narkoba bagi generasi muda
Bahaya narkoba bagi generasi mudaBahaya narkoba bagi generasi muda
Bahaya narkoba bagi generasi muda
 
Materi_BNN.pptx
Materi_BNN.pptxMateri_BNN.pptx
Materi_BNN.pptx
 

More from STISIPWIDURI

JADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURI
JADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURIJADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURI
JADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURI
STISIPWIDURI
 
Pembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosialPembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosial
STISIPWIDURI
 
Pembangungan dan perubahan sosial
Pembangungan dan perubahan sosialPembangungan dan perubahan sosial
Pembangungan dan perubahan sosial
STISIPWIDURI
 
Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
STISIPWIDURI
 
Pembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosialPembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosial
STISIPWIDURI
 
Sistem usaha kesejahteraan sosial
Sistem usaha kesejahteraan sosialSistem usaha kesejahteraan sosial
Sistem usaha kesejahteraan sosial
STISIPWIDURI
 
Teori komunikasi genap 019-020-presensi
Teori komunikasi genap 019-020-presensi Teori komunikasi genap 019-020-presensi
Teori komunikasi genap 019-020-presensi
STISIPWIDURI
 
Teori komunikasi genap 019-020-nilai
Teori komunikasi genap 019-020-nilaiTeori komunikasi genap 019-020-nilai
Teori komunikasi genap 019-020-nilai
STISIPWIDURI
 
Teori komunikasi genap 019-020-bap
Teori komunikasi genap 019-020-bapTeori komunikasi genap 019-020-bap
Teori komunikasi genap 019-020-bap
STISIPWIDURI
 
Wawancara jurnalistik genap 019-020-presensi
Wawancara jurnalistik genap 019-020-presensiWawancara jurnalistik genap 019-020-presensi
Wawancara jurnalistik genap 019-020-presensi
STISIPWIDURI
 
Wawancara jurnalistik genap 019-020-nilai
Wawancara jurnalistik genap 019-020-nilaiWawancara jurnalistik genap 019-020-nilai
Wawancara jurnalistik genap 019-020-nilai
STISIPWIDURI
 
Wawancara jurnalistik genap 019-020-bap
Wawancara jurnalistik genap 019-020-bapWawancara jurnalistik genap 019-020-bap
Wawancara jurnalistik genap 019-020-bap
STISIPWIDURI
 
Seminar karya ilmiah genap 019-020-presensi
Seminar karya ilmiah genap 019-020-presensiSeminar karya ilmiah genap 019-020-presensi
Seminar karya ilmiah genap 019-020-presensi
STISIPWIDURI
 
Seminar karya ilmiah genap 019-020-nilai
Seminar karya ilmiah genap 019-020-nilaiSeminar karya ilmiah genap 019-020-nilai
Seminar karya ilmiah genap 019-020-nilai
STISIPWIDURI
 
Seminar karya ilmiah genap 019-020-bap
Seminar karya ilmiah genap 019-020-bapSeminar karya ilmiah genap 019-020-bap
Seminar karya ilmiah genap 019-020-bap
STISIPWIDURI
 
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-presensi
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-presensiKomunikasi antarpribadi genap 019-020-presensi
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-presensi
STISIPWIDURI
 
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-nilai
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-nilaiKomunikasi antarpribadi genap 019-020-nilai
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-nilai
STISIPWIDURI
 
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-bap
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-bapKomunikasi antarpribadi genap 019-020-bap
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-bap
STISIPWIDURI
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
STISIPWIDURI
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan  Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
STISIPWIDURI
 

More from STISIPWIDURI (20)

JADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURI
JADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURIJADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURI
JADWAL KULIAH (S-1) STISIP WIDURI
 
Pembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosialPembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosial
 
Pembangungan dan perubahan sosial
Pembangungan dan perubahan sosialPembangungan dan perubahan sosial
Pembangungan dan perubahan sosial
 
Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
 
Pembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosialPembangunan dan perubahan sosial
Pembangunan dan perubahan sosial
 
Sistem usaha kesejahteraan sosial
Sistem usaha kesejahteraan sosialSistem usaha kesejahteraan sosial
Sistem usaha kesejahteraan sosial
 
Teori komunikasi genap 019-020-presensi
Teori komunikasi genap 019-020-presensi Teori komunikasi genap 019-020-presensi
Teori komunikasi genap 019-020-presensi
 
Teori komunikasi genap 019-020-nilai
Teori komunikasi genap 019-020-nilaiTeori komunikasi genap 019-020-nilai
Teori komunikasi genap 019-020-nilai
 
Teori komunikasi genap 019-020-bap
Teori komunikasi genap 019-020-bapTeori komunikasi genap 019-020-bap
Teori komunikasi genap 019-020-bap
 
Wawancara jurnalistik genap 019-020-presensi
Wawancara jurnalistik genap 019-020-presensiWawancara jurnalistik genap 019-020-presensi
Wawancara jurnalistik genap 019-020-presensi
 
Wawancara jurnalistik genap 019-020-nilai
Wawancara jurnalistik genap 019-020-nilaiWawancara jurnalistik genap 019-020-nilai
Wawancara jurnalistik genap 019-020-nilai
 
Wawancara jurnalistik genap 019-020-bap
Wawancara jurnalistik genap 019-020-bapWawancara jurnalistik genap 019-020-bap
Wawancara jurnalistik genap 019-020-bap
 
Seminar karya ilmiah genap 019-020-presensi
Seminar karya ilmiah genap 019-020-presensiSeminar karya ilmiah genap 019-020-presensi
Seminar karya ilmiah genap 019-020-presensi
 
Seminar karya ilmiah genap 019-020-nilai
Seminar karya ilmiah genap 019-020-nilaiSeminar karya ilmiah genap 019-020-nilai
Seminar karya ilmiah genap 019-020-nilai
 
Seminar karya ilmiah genap 019-020-bap
Seminar karya ilmiah genap 019-020-bapSeminar karya ilmiah genap 019-020-bap
Seminar karya ilmiah genap 019-020-bap
 
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-presensi
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-presensiKomunikasi antarpribadi genap 019-020-presensi
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-presensi
 
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-nilai
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-nilaiKomunikasi antarpribadi genap 019-020-nilai
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-nilai
 
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-bap
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-bapKomunikasi antarpribadi genap 019-020-bap
Komunikasi antarpribadi genap 019-020-bap
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
 
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan  Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
Bukti dokumen penelitian pengayaan kepustakaan
 

Recently uploaded

JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 

Recently uploaded (20)

JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 

Insani vol 2_no_2_des_2015_sri_dwiyantari_dan_retor_aw_kaligis-63461-2142_527

  • 1. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 43 PENGUATAN KOMUNITAS MELALUI PEMANFAATAN MODAL SOSIAL UNTUK PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI MASYARAKAT Oleh: MM Sri Dwiyantari1) dan Retor AW Kaligis 2) Abstract Drug abuse in Indonesian society has been very alarming. Currently the national prevalence of drug abuse in Indonesia reaches 4 million people or 2% of the total population of Indonesia. This conditions can threaten the safety of the younger generation, which in turn can disrupt the development of the nation’s human resource. One of the cases occurred in RT 026 / RW 006 Setu Village, District Setu, South Tangerang, where a drug user suffered from tuberculosis, immune missing, and eventually died. Basically the government has been working hard to tackle the widespread of drugs abuse in society. However, these efforts will not be effective without the participation of the community. Communities with social capital can be optimized participation in the community. The assessment results at the community of RT 026 / RW 006 identifies the social capital of the community in the form of: (1) Residents of participatory; (2) Mutual caring and empathy; (3) The mutual trust; (4) Mutual respect; (5) adaptive attitude towards the development of science and technology for the togetherness of residents; and (6) Uphold the mutual cooperation of citizens. By emphasizing the principle of participation, several programs of action can be done: (1) Drug abuse prevention program for adolescents; (2) The action program for parents; (3) Counseling and affective education for children and adolescents; (4) The establishment and development of anti-drug group. Strengthening social capital is expected to be effective against the drugs abuse in the community and could be developed into a model for action programs in other communities. Community leaders and local leaders have a major role in organizing the movement from below, with the involvement of professionals in the local community such as community workers, paramedics, midwives, educators, and others. Keywords: drug abuse, prevention, social capital, community Abstrak Penyalahgunaan narkoba di masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Saat ini secara nasional prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang atau 2% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi ini dapat mengancam keselamatan generasi muda yang pada gilirannya dapat mengganggu pembangunan sumber daya manusia bangsa. Salah satu kasus terjadi di RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, dimana seorang pengguna narkoba menderita sakit TBC, hilang kekebalan tubuhnya, dan akhirnya meninggal dunia. Pada dasarnya pemerintah telah berupaya keras menanggulangi meluasnya penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Namun upaya tersebut tidak akan efektif tanpa partisipasi masyarakat. Komunitas dengan modal sosialnya dapat dioptimalkan partisipasinya. Hasil asesmen di komunitas RT 026/RW 006 mengidentifikasi modal sosial komunitas berupa: (1) Warga yang partisipatif; (2) Saling peduli dan empati; (3) Saling percaya; (4) Saling menghormati; (5) Sikap adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebersamaan warga; dan (6) Menjunjung tinggi kegotongroyongan warga. Dengan menekankan prinsip partisipatif, beberapa program aksi dapat dilakukan: (1) Program pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi remaja; (2) Program aksi bagi orang tua; (3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak dan remaja; (4) Pembentukan dan pengembangan kelompok anti narkoba. Penguatan modal sosial ini diharapkan akan efektif menangkal penyalahgunaan narkoba di komunitas tersebut dan dapat dikembangkan menjadi model bagi program- program aksi di berbagai komunitas lain. Pimpinan komunitas dan tokoh-tokoh setempat memiliki peran yang besar dalam mengorganisir gerakan dari bawah tersebut, dengan melibatkan para profesional di komunitas setempat seperti community worker, paramedis, bidan, pendidik dan lain-lain Kata kunci: penyalahgunaan narkoba, penanggulangan, modal sosial, komunitas.
  • 2. 44 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015| 1. Pendahuluan Masyarakat Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah yang dapat mengancam sendi- sendi kehidupan. Salah satunya adalah persoalan meluasnya penyalahgunaan narkoba. Meluasnya penyalahgunaan narkoba di masyarakat kita tersebut telah menyita perhatian berbagai pihak dikarenakan dampak negatif yang ditimbulkannya. Hingga tahun 2015 penyalahgunaan narkoba oleh sebagian warga masyarakat di Indonesia sampai pada tahap mengkhawatirkan. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Pol) Anang Iskandar menyatakan bahwa Indonesia memasuki darurat Narkoba Prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indoneisa saat ini mencapai 4.000.000 atau 2% dari jumlah penduduk Indonesia. Problema yang ada terkait dengan penyalahgunaan narkoba ini adalah bahaya perluasannya yang tidak pandang bulu: diperkotaan, perdesaan, anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua, laki-laki maupun perempuan, orang kaya maupun miskin, semua disasar oleh mereka yang punya kepentingan memperluas penyalahgunaan narkoba tersebut. Dari 4 juta tersebut, 27,32 persen adalah pelajar dan mahasiswa. (Kompas, 15 April 2015). Kondisi tersebut seharusnya memacu semua pihak untuk melakukan upaya pencegahan sebelum meluas lebih jauh lagi. Indonesia sebenarnya memiliki potensi baik secara kuantitas maupun kualitas untuk menangkal menularnya penggunaan narkoba dari individu ke individu maupun dari kelompok kepada kelompok lain dalam masyarakat. Potensi tersebut adalah kehidupan kemasyarakatan dalam komunitas- komunitas di tingkat akar rumput seperti di lingkungan Rukun Tetangga (RT) yang memiliki kedekatan satu sama lain. Seperti apa potensi tersebut, bagaimana menggerakkan dan memanfaatkan potensi tersebut dan sejauhmana kemungkinan angka meluasnya pengguna narkoba secara nasional dapat ditekan menjadi penting untuk diteliti sebagai upaya mengembangkan model penanggulangan penyalahgunaan narkoba berbasis partisipasi masyarakat. Karena itu, penelitian ini mencoba meneliti tentang penguatan komunitas melalui modal sosial untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba di masyarakat dengan mengambil studi kasus di salah satu RT di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. 2. Metodologi Penelitian 2.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitis yang mendeskripsi mengenai kondisi pecandu narkoba yang berkembang pada penyakit TBC kemudian hilangnya kekebalan tubuh dan pada akhirnya meninggal dan mendeskripsi mengenai potensi-potensi komunitas yang dapat diberdayakan untuk mencegah munculnya kasus serupa di komunitas tersebut. 2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini memilih RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan dilatarbelakangi kasus salah seorang warganya menjadi pengguna narkoba yang menderita sakit TBC, hilang kekebalan tubuhnya, dan akhirnya meninggal dunia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei –Agustus 2015 2.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Observasi, dalam hal ini observasi partisipatif aktif karena salah satu peneliti adalah warga setempat. Observasi mencakup situasi sosial untuk melihat relasi aktor (actor), aktivitas (activity), dan tempat (place) yang membentuk modal sosial dan keberlangsungannya. b. Wawancara dilakukan pada beberapa informan yaitu: Adik dan Ibu almarhum Z (seorang korban narkoba yang meninggal dunia warga RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan), tetangga almarhum dan teman-teman komunitas kerjanya yaitu tukang ojek dipangkalan setempat c. Studi dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keluarga, data di RT setempat dan data-data pustakan baik fisik maupun non fisik yaitu dokumen melalui internet 2.4. Teknik Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi atau pendekatan induktif-konseptualisasi artinya analisa dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh di lapangan melalui observasi, wawancara, studi dokumen. Data-data tersebut kemudian dicatat, dikumpulkan, dipilah-pilah atau diklasifikasi sesuai dengan kategori atau karakteristiknya.
  • 3. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 45 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Persoalan Meluasnya Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dan Bahayanya a. Persoalan dan Dampak Penyalahgunaan Narkoba Kasus penyalahgunaan narkoba tidak dapat dipungkiri semakin mengkhawatirkan masyarakat dan bangsa ini. Jaringan pengedarnya pun seakan terus meluas dan sulit untuk diberantas. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan baik oleh pemerintah. Banyak lembaga penanganan masalah penyalahgunaan narkoba berupa panti rehabilitasi baik milik pemerintah ataupun swasta, ada juga banyak LSM yang gencar menyuarakan betapa berbahayanya penggunaan narkoba, kemudian muncul juga perkumpulan-perkumpulan dalam masyarakat yang menentang narkoba. Namun semua itu seakan terus berlomba dengan semakin banyaknya pula kasus pengedaran dan penyalahgunaan narkoba. Biasanya untuk lembaga-lembaga rehabilitasi formal, ia mempunyai satu atau beberapa model dalam upaya penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba. Pengguna dan pengedar narkoba itu hidup dan bergerak di tengah masyarakat selain keluarga, yaitu di komunitas tempat ia tinggal, di komunitas RT/ RW setempat. Persoalannya adalah bagaimana dengan peran masyarakat sendiri, seperti apa mereka memandang permasalahan ini dan bagaimana sebenarnya potensi masyarakat dapat dioptimalkan untuk mencegah meluasnya penyalahgunaan narkoba mengingat dampak penggunaan narkoba sungguh sangat merusak, bahkan fatal bagi kehidupan seseorang maupun masyarakat. Dampak penggunaan narkoba tersebut meliputi: 1) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan fisik a) Gangguan kesehatan pada sistem syaraf (neurologis), contohya: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan syaraf tepi. b) Gangguan kesehatan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), contohnya: infeksi akut otot jantung, dan gangguan peredaran darah. c) Gangguan kesehatan pada kulit (dermatologis), contohnya: penanahan (abses), alergi, dan eksim. d) Gangguan kesehatan pada paru-paru (pulmoner), contohnya: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, dan pengerasan jaringan paru-paru. e) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur. f) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin, seperti halnya penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual. g) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan, antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid). h) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya. i) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis, yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian. 2) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis mental emosional a) Malas serta lamban dalam bekerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah dalam menjalankan pekerjaannya. b) Menyebabkan gangguan jiwa berat/ psikotik. c) Hilangnya rasa kepercayaan diri, menjadi lebih apatis, sering berkhayal, dan penuh perasaan curiga. d) Agitatif, menjadi ganas, dan tingkah laku yang brutal yang tidak disadarinya. e) Sulit untuk berkonsentrasi, perasaan kesal, dan tertekan depresi. f) Menyebabkan depresi mental. g) Akan menjadi cenderung untuk menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan keinginan untuk bunuh diri h) Menyebabkan melakukan tindak kejahatan, kekerasan dan pengrusakan. 3) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan kehidupan sosial masyarakat : a) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal. b) Merepotkan dan menjadi beban keluarganya sendiri.
  • 4. 46 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015| c) Pendidikan menjadi terganggus serta masa depan suram dan kelam bila tidak segera dilakukan penanganan pencegahan penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Dampak/pengaruh buruk narkoba bagi kesehatan fisik, psikis dan sosial adalah saling berhubungan erat satu sama lainnya. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) akibat kecanduan narkoba dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi kembali. Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan manipulatif. Selain itu, muncul pula dorongan keinginan untuk mendapatkan uang demi untuk membeli jenis macam narkoba yang telah dikonsumsinya tersebut. Dari uraian tersebut dapat kita pahami bahwa penggunaan narkoba adalah sangat berbahaya dan bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa penggunanya dan bahkan berbahaya bagi lingkungan sosialnya, yaitu keluarga, komunitas setempat dan masyarakat yang lebih luas. Namun demikian kenyataan yang terjadi di Indonesia semakin lama semakin bertambah prevalensinya. b. Modal Sosial - Potensi Komunitas: Model Penanggulangan Narkoba Berbasis Komunitas Data statistik menunjukkan bahwa Indonesia terdiri dari 34 provinsi, yang terdiri dari 98 kota dan 416 kabupaten (total 514 kabupaten/ kota), 6.998 kecamatan, 81.308 Desa/Kelurahan. Jika rata-rata 1 desa/kelurahan terdiri dari 15 RT maka seluruh Indonesia terdapat sekitar 1.219.620 komunitas RT. Jumlah ini merupakan potensi masyarakat untuk mencegah meluasnya penyalahgunaan narkoba masuk ke komunitas setempat atau berpartisipasi aktif menangani berkembangnya penyalahgunaan narkoba di lingkungan setempat. Sebagaimana modal ekonomi atau modal finansial (financial capital) dan modal manusia (human capital), dewasa ini modal sosial (social capital) semakin diakui sebagai faktor penting yang menentukan keberhasilan pembangunan. Pada dasarnya terkait dengan upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, selain ketiga modal tersebut terdapat modal lain. Adi (2013: 239-267) menyebut terdapat 7 (tujuh) modal yaitu: (1) Modal fisik (physical capital), (2) Modal finansial (finantial capital), (3) Modal lingkungan (environmental capital), (4) Modal teknologi (technological capital), (5) Modal manusia (human capital), (6) Modal sosial (social capital), (7) Modal spiritual (spiritual capital). Ketujuh modal tersebut merupakan aset yang melekat dalam setiap masyarakat yang kadangkala dapat menjadi kelebihan, akan tetapi dapat menjadi kekurangan dari suatu masyarakat yang harus dikembangkan. Modal dalam masyarakat ini dapat dilihat sebagai suatu potensi dalam masyarakat dan dapat dilihat pula sebagai beberapa aspek yang menjadi kelemahan dalam masyarakat (Adi 2013: 239). 1) Pengertian Modal Sosial: Mengacu pendapat Abu (2011:57) yang melansir pandangan para pakar, dalam mendefinisikan konsep modal sosial (social capital) dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok: (1) Kelompok yang menekankan jaringan hubungan sosial (social network), dan (2) Kelompok yang lebih memfokuskan karakteristik (traits) yang melekat pada diri individu manusia yang terlibat dalam sebuah interaksi sosial. Pendapat kelompok pertama diwakili oleh pakar, antara lain Brehm dan Rahn yang mengatakan, modal sosial adalah jaringan kerjasama diantara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang mereka hadapi. Pennar mendefinisikan modal sosial sebagai jaringan hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku individual dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kemudian Cohen dan Prusak berpendapat, modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif diantara manusia: rasa percaya, saling pengertian, kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya kerjasama. Adapun pendapat pakar kelompok kedua diwakili antara lain oleh Francis Fukuyama. Ia mendefinikasikan modal sosial sebagai “the ability of people to work together for common purposes in groups and organizations (Abu 2011: 58). Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai dan norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dipahami
  • 5. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 47 bahwa modal sosial tidak lain adalah jaringan kerjasama yang terdapat dalam masyarakat dan rangkaian nilai-nilai atau norma informal dimana hal tersebut dapat menjadi kekuatan bagi masyarakat dalam membangun dirinya melalui kerjasama di dalam masyarakat tersebut. Dalam kaitannya dengan penanganan masalah penyalahgunaan narkoba, modal sosial yang dimiliki masyarakat bersangkutan diharapkan membuat mereka mampu melakukan aktivitas bersama untuk menangkal meluasnya penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. 2) Unsur-unsur modal sosial: Modal sosial bukanlah konsep yang tunggal, melainkan konsep yang memiliki dimensi yang kompleks. Hasbullah dalam Abu (2011: 58) menjelaskan beberapa unsur modal sosial: a) Partisipasi dalam suatu jaringan Modal sosial akan kuat bergantung pada kapasitas yang ada dalam kelompok masyarakat untuk membangun sejumlah asosiasi berikut membangun jaringannya. Satu diantara kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pula pada kemampuan sekelompok orang dalam suatu jaringan hubungan sosial. b) Reciprocity Modal sosial senantiasa diwarnai kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara timbal balik seketika seperti dalam proses jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka panjang dalam nuasa altruism (semangat untuk membantu dan mementingkan kebutuhan orang lain). Sesorang atau sekelompok orang memiliki semangat membantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika. c) Trust Trust atau sikap saling percaya menurut Robert D Putnam adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan merugikan diri dan kelompoknya. d) Norma sosial Norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan- tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. Norma- norma sosial ini biasanya terinstitusionalisasi dan mengandung sanksi sosial yang bisa mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat e) Nilai-nilai Nilai adalah suatu pilihan-pilihan yang turun-tumurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat, misalnya harmoni, prestasi, kerja keras dan nilai lain yang sangat umum dikenal dalam kehidupan masyarakat f) Tindakan yang proaktif Salah satu unsur penting modal sosial adalah keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi, tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat. Dalam rangka upaya penanggulangan meluasnya pengguna narkoba selain dapat dipandang sebagai potensi secara kuantitas, masyarakat merupakan potensi sosial yang dapat diharapkan memiliki arti yang signifikan dalam penanggulangan meluasnya pengguna narkoba di masyarakat. Penanggulangan meluasnya pengguna narkoba di masyarakat tidak terlepas dengan konsep pembangunan masyarakat. 3.2. Upaya Mencegah Meluasnya Penyalahgunaan Narkoba di Tingkat Komunitas Berangkat dari prinsip bahwa mencegah (preventif) lebih baik daripada mengobati (kuratif) maka untuk keluar dari permasalahan narkoba diperlukan model penanggulangan yang sangat mendasar serta berdasarkan pada prinsip dasar yang mengandalkan kekuatan-kekuatan dan inisiatif warga masyarakat. Pendekatan ini dibangun atas asumsi bahwa pada dasarnya setiap komunitas selain memiliki modal sosial juga memiliki berbagai mekanisme pemecahan masalah (problem solving) yang seringkali lebih handal dibandingkan dengan mekanisme artifisial yang didesain orang luar secara instan. Untuk meningkatan efektivitas dan efisiensi mekanisme pemecahan masalah (problem solving) yang telah dimiliki masyarakat tersebut, maka Metode Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat menjadi metode kunci untuk
  • 6. 48 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015| meningkatkan kesadaran masyarakat dalam permasalahan narkoba dan penanggulangannya. Metode tersebut juga perlu dikombinasikan dengan Metode Pekerjaan Sosial dengan Kelompok yang mengedepankan berbagai teknik terapi kelompok, dan manajemen akses setiap warga negara terhadap berbagai pelayanan yang tersedia. Pengguna metode-metode tersebut di atas perlu didasarkan pada hasil penerapan teknik- teknik asemen partisipatif yang berbasis masyarakat. Teknik-teknik seperti Community Involvement (CI), Participatory Learning Action (PLA), Methods of Participatory Assessment (MPA) dan lain-lain memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan upaya yang dilakukan. Hasil asesment pada komunitas RT 026/RW 006 Keluraham Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut: a. Problem narkoba yang pernah terjadi pada komunitas ini. Pada bulan Juli 2015 seorang warga komunitas ini, yaitu Z meninggal. Kendati meninggal di tempat lain namun Z adalah warga komunitas selama beberapa puluh tahun. Bahkan ia lahir, dibesarkan dikomunitas ini, hingga sejak bulan Mei 2015 ia menikah dan pindah ketempat lain, ia kontrak rumah ditempat baru yang berjarak sekitar 3 km dari rumahnya semula. Ditempat inilah Z meninggal. Ia meninggal dikarenakan sakit berat karena kehilangan kekebalan tubuhnya. Adapun penyakit yang mengemuka adalah TBC dan ketika meninggal Z sangat kurus, tinggal kulit pembalut tulang. Sejak lama diketahui bahwa Z ini pecandu narkoba. Namun demikian karena pihak keluarga seolah selalu menutupi maka warga setempat tidak berani untuk mengintervensi Z dan keluarganya. b. Kondisi demografi dan fisik RT 026/ RW 006 Komunitas yang terdiri dari satu Rukun Tetangga ini terdiri dari 98 KK. Jumlah penduduk adalah 392 orang. Komunitas RT ini berada di Perumahan Puspiptek, menempati 6 blok, yaitu Blok V A, B, C, D,E dan Blok VF. Komunitas ini bersebelahan dengan komunitas warga Kampung Sarimulya, yaitu kampung dan penduduk asli dari daerah setempat. Hampir semua warga Puspiptek Blok V adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yang menempati rumah dinas ini karena mereka bekerja pada berbagai lembaga yaitu BPPT, BATAN, LIPI bidang Eksata, Sarperdal dan Pengelola kawasan Puspiptek. Lama tinggal warga komunitas ini bervariasi, mulai 2 tahun hingga 30-an tahun, tergantung dari masa kerjanya dan urutan memperoleh jatah tinggal di perumahan ini. c. Modal sosial komunitas RT 026/RW 006 Berbagai modal sosial komunitas RT 026/ RW 006 tersebut adalah: No. Unsur Modal Sosial Modal Sosial Komunitas RT 026/RW 006 1. Partisipasi dalam suatu jaringan Partisipasi aktif warga dalam aktivitas sosial warga: a. Pengajian warga yang diselenggarakan secara rutin seminggu satu kali, khususnya di kalangan ibu-ibu. b. Perkumpulan arisan ibu-ibu yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan di setiap Blok. c. Kerja bakti warga dan kegiatan-kegiatan bersama terutama pada hari-hari tertentu seperti HUT Kemerdekaan RI. 2. Reciprocity Kepedulian dan empati warga pada warga lain di komunitas yang tinggi: a. Saling menengok ketika ada warga mengalami sakit atau musibah. b. Saling memberikan masakan diantara keluarga terdekat pada saat-saat tertentu. c. Saling menitipkan rumah apabila keluarga yang satu bepergian dan menginap. d. Komunitas ini berada di daerah pinggiran metropolitan Jakarta sehingga banyak ibu-ibu bekerja di Jakarta. Namun demikian informasi-informasi kondisi sehari-hari cepat bisa diperoleh oleh mereka yang bekerja di Jakarta karena ibu-ibu saling berkomunikasi melalui media sosial. 3. Trust Norma berkehidupan sosial dan saling percaya diantara warga: a. Pengelolaan dana warga yang terpusat pada orang yang dipercaya untuk keperluan komunitas di tiap Blok (Blok V A s/d E).
  • 7. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 49 b. Norma-norma berkehidupan bersama yang dijunjung tinggi diantara warga hal ini ditandai dengan tidak terjadinya konflik-konflik diantara warga. 4. Norma Sosial Saling menghormati: a. Diantara keluarga saling menghormati otonomi keluarga, keluarga satu dengan yang lain cukup dekat secara fisik dan sosial, namun tetap tidak ada kehendak mencampuri urusan rumah tangga keluarga lain. b. Orang muda menghormati yang lebih tua. c. Kendati rumah-rumah tidak berpagar namun diantara keluarga tidak mengintervensi satu sama lain. 5. Nilai-nilai Kehidupan warga adaptif pada perubahan untuk kebersamaan: a. Adaptif pada perubahan untuk kehidupan bersama yang lebih baik. Contoh adaptif pada perkembangan teknologi informasi, dimana seorang Ibu dengan suka rela membuat media group komunikasi ibu-ibu melalu whatsapp dan selalu meng-update-nya b. Kepedulian yang tinggi pada kondisi lingkungan fisik dan sosial setempat, contoh jika lingkungan kotor dan gelap maka warga berinsiatif untuk kerja bakti bersih-bersih dan memasang penerangan secara swadaya. 6. Tindakan yang proaktif Kegotongroyongan: a. Kesediaan bekerja bakti rutin, walau warga tinggal di perumahan yang telah ada petugas kebersihannya, Namun karena dirasa kurang memadai maka warga bergotong royong membersihkan lingkungan. b. Ibu-ibu proaktif untuk kegiatan warga bersama dan informatif mengenai kondisi warga setempat. d. Prinsip dan Rencana Aksi Dengan modal sosial yang dimiliki warga RT 026/ RW 006 tersebut, didukung oleh community organizer/ community developer dari lingkungan setempat bersama para profesional yang ada di komunitas setempat: paramedis, dokter, guru, dan para tokoh setempat yang meliputi ustad, relawan serta struktural di komunitas setempat, yaitu Ketua RT, Ketua RW dapat bersama-sama melakukan program aksi pencegahan meluasnya penyalahgunaan narkoba. Menurut Adi (2011: 59-60), dalam pelaksanaannya penting diterapkan prinsip-prinsip dasar pengembangan komunitas sebagai berikut: (1) Dilaksanakan secara metodis, sistematis dan profesional, (2) Mempertimbangkan dan diterjemahkan dalam tindakan nyata dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: 1). Collective interest, artinya pengorganisasian tersebut hanya dapat dilakukan jika ada kepentingan bersama yang ingin diperjuangkan masyarakat setempat. 2). Collective targets, bahwa kepentingan bersama seyogyanya dirumuskan dalam bentuk tujuan bersama. 3). Collective action, bahwa tujuan bersama hanya bisa dicapai melalui kegiatan bersama. 4). Colective action plan, bahwa kegiatan bersama diatur dan distrukturkan terlebih dahulu melalui perencanaan bersama. 5). Collective contributive, bahwa rencana aksi dilaksanakan bersama melalui kontribusi kolektif dari setiap anggota komunitas yang bersangkutan. e. Beberapa alternatif program aksi yang dapat dilakukan atas dasar hasil asesmen adalah : 1) Program pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi remaja Program pelayanan sosial yang dapat dilakukan melalui kelompok remaja adalah Model Kepemimpinan Teman Sebaya (Peer Leadership), pemberian informasi tentang masalah narkoba, penggunaan dan akibat- akibatnya melalui kegiatan rekreatif, yang dikemas dalam permainan-permainan inovatif dan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok sasaran. Pengorganisasian kegiatan ini dapat diserahkan kepada remaja yang bersangkutan, dengan demikian sekaligus akan menumbuhkan jiwa kepemimpinan dikalangan remaja komunitas tersebut. Hal ini dapat dilakukan bekerjasama dengan Perkumpulan Remaja Kompleks Puspiptek, yaitu Karangtaruna setempat. Kegiatan semacam ini dapat dilakukan pada momen-momen tertentu, misalnya: menyambut Hari Sumpah Pemuda, Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Hari Anak Nasional, Hari Anti Narkoba, dan lain- lain.
  • 8. 50 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015| 2) Program aksi bagi orangtua Program ini dapat dilakukan melalui Perkumpulan Ibu-ibu Arisan, Perkumpulan Pengajian Ibu-Ibu, Perkumpulan Arisan Bapak-bapak, Perkumpulan Pengajian Bapak- bapak yang mengadakan pertemuan setiap bulan satu kali. Tujuan program aksi bagi orangtua adalah memberikan pemahaman tentang narkoba, faktor-faktor penyebab, pendorong dan ancaman-ancaman terjadinya penyalahgunaan narkoba dikalangan anak- anak dan remaja. Menyadari pentingnya peranan orangtua yang begitu penting dalam menentukan masa depan anak, mereka diharapkan berjuang menjaga keselamatan generasi ini. Disamping itu, diperlukan juga proses penyadaran akan pentingnya penangggulangan narkoba melalui penguatan keberfungsian keluarga. Dengan demikian pengendalian tumbuh dari dalam keluarga 3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak dan remaja Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak dan remaja bisa dilakukan di lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi, serta pada kelompok-kelompok pertemanan di lingkungan ketetanggaan. Di dalam komunitas RT 026/RW 006 dan di lingkungan sekitar terdapat sekolah-sekolah yaitu: SD Negeri dan SLTP Negeri yang ada di dalam kompleks perumahan Puspiptek. Sekolah-sekolah Madrasah Iptidaiah juga terdapat di komunitas yang tidak jauh dari komunitas RT tersebut serta Perguruan Tinggi Swasta yang berada di kelurahan setempat. Melalui lembaga-lembaga pendidikan ini penyuluhan dan pendidikan afektif dapat dilakukan. Penyuluhan dan pendidikan afektif ini berupa penyampaian informasi yang tepat terpercaya, objektif, jelas dan mudah dimengerti tentang narkoba dan pengaruhnya bagi tubuh dan perilaku manusia, dan mengaitkannya dengan pendidikan kesehatan secara luas dan pendidikan tentang menghadapi masalah hidup. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan, anak dan remaja akan dirangsang untuk memikirkan nilai-nilai kehidupannya sendiri dan membuat kesimpulan tentang manfaat atau tidaknya narkoba dalam kehidupan. Aspek pendidikan afektif bertujuan mengembangkan kepribadian dan kedewasaan sesorang. 4) Pembentukan dan pengembangan kelompok anti narkoba. Yaitu membentuk kelompok-kelompok baru atau mengembangkan fungsi kelompok yang sudah ada sebagai gerakan anti narkoba dengan upaya-upaya seperti mempengaruhi secara aktif terhadap remaja lainnya, baik secara individual mapun kelompok untuk melembagakan budaya anti narkoba. Dengan begitu peluang untuk menciptakan generasi yang anti narkoba semakin hari akan semakin nyata dan terwujud. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan a. Meluasnya penggunanan narkoba oleh masyarakat merupakan kondisi yang memprihatinkan karena makin banyaknya populasi yang terkena dan karena efek penggunaan narkoba yang membahayakan kehidupan pengguna serta ancaman menerpa pada warga masyarakat sekitar pengguna. b. Upaya penanganan meluasnya masalah narkoba di masyarakat dengan pendekatan pencegahan adalah lebih baik daripada mengobati (merehabilitasi) anggota masyarakat yang terlanjur terkena. c. Meninggalnya pengguna narkoba telah terjadi di komunitas RT 026/ RW 006 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Kendati kejadian ini hanya satu-satunya sepanjang sejarah kehidupan komunitas ini, namun hal tersebut sangat menyentak masyarakat setempat. d. Hasil studi kasus di komunitas RT 026/ RW 006 menunjukkan bahwa komunitas ini memiliki kekuatan berupa modal sosial untuk mengatisipasi agar masalah narkoba tidak kembali dialami oleh warga komunitas ini. Modal sosial tersebut berupa (1) Warga yang partisipatif, (2) Kepedulian warga satu pada warga lain yang tinggi, (3) Adanya sikap saling percaya satu dengan yang lain, (4) Saling menghormati warga satu pada yang lain, (5) Warga adaptif pada perubahan untuk kebersamaan, dan (6) Mau bertindak kolektif untuk kebaikan warga. 4.2. Saran a. Upaya pencegahan penggunaan narkoba di komunitas RT dapat dilakukan dengan penguatan dan memanfaatkan modal-modal sosial yang dimiliki warga setempat. Beberapa program aksi yang dapat dilakukan warga
  • 9. | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 2 No. 2 Desember 2015 51 meliputi: (1) Pembentukan dan pengembangan kelompok anti narkoba. (2) Program aksi bagi orang tua, (3) Penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak dan remaja, serta (4) Pembentukan dan pengembangan kelompok anti narkoba. b. Dalam upaya pengembangan komunitas tersebut, penerapan prinsip-prinsip pengembangan komunitas yang menekankan pada partisipasi warga komunitas setempat menjadi penting. Dengan prinsip pengembangan dari bawah diharapkan ketahanan warga terhadap kekuatan meluasnya penyalahgunaan narkoba dimasyarakat akan semakin kuat. REFERENSI Adi, Isbandi Rukminto.2012. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat. Jakarta: PT Grafindo Persada. Alfitri. 2011. Community Development, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fahrudin, Adi. (Ed.). 2011. Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora. Hikmat, Harry (Ed). 2009. Masalah Sosial di Indonesia, Executive Summary Hasil Penelitian Tahun 2009 Puslitbang Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Puslitbang Badiklit Kmeneterian Sosial RI. Ife, Jim. 1995. Community Development. Melbourne: Longman. Lawang, Robert M.Z. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik. Jakarta: FISIP UI Press. Usman. Sunyoto. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibhawa, Budhi, dkk. 2010. Dasar-dasar Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya Padjajaran. ............. 2006. Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Terjemahan oleh Sastrawan Manullang, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. * Penulis: 1) MM Sri Dwiyantari, Dosen S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri 2) Retor AW Kaligis, Dosen S2 Ilmu Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri