Dokumen tersebut membahas tentang pewarnaan graf dan beberapa teorema terkait dengan pewarnaan graf. Teorema-teorema tersebut meliputi bilangan kromatik minimum yang dibutuhkan untuk mewarnai graf, hubungan antara derajat titik dan bilangan kromatik graf kritis, serta karakteristik graf bipartit.
1. Definisi grup, subgrup, koset kanan dan kiri, relasi ekivalensi, dan indeks subgrup.
2. Teori Lagrange menyatakan bahwa orde subgrup membagi habis orde grup.
3. Fungsi phi Euler dan akibatnya terkait bilangan yang relatif prima.
KOSET GRUP , DALAM MAKALAH INI TERDAPAT PEMBAHASAN TENTANG KOSET GRUP. SELAIN ITU JUGA TERDAPAT SIFAT-SIFAT DAN DEFINSI KOSET KIRI DAN KOSET KANAN. DALAM FILE INI JUGA TERDAPAT PENGERTIAN INDEX SERTA SOAL-SOAL YANG DAPAT DI APLIKASIN DALAM TEOREMA-TEOREMA
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaFauzie N
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar tentang teori graf, termasuk definisi pewarnaan simpul dan sisi, bilangan kromatik, graf kritis, serta beberapa teorema penting seperti teorema empat warna, teorema Vizing, dan teorema Shannon.
Makalah ini membahas tentang lapangan berhingga. Pembahasannya dimulai dengan penjelasan materi pendukung seperti definisi group siklik dan beberapa teoremanya. Group siklik adalah group yang elemen-elemennya terbentuk dari operasi sebuah generator terhadap diri sendiri. Lapangan berhingga kemudian akan dibahas pengertian, sifat-sifat, sublapangan, dan cara mengkonstruksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang grup siklik, termasuk definisi, contoh, teorema, dan latihan soalnya. Grup siklik dijelaskan sebagai grup yang dibangun oleh satu generator, dan subgrup siklik adalah subgrup yang dibangun oleh satu unsur. Beberapa contoh grup siklik dan subgrup siklik diberikan beserta buktinya.
1. Definisi grup, subgrup, koset kanan dan kiri, relasi ekivalensi, dan indeks subgrup.
2. Teori Lagrange menyatakan bahwa orde subgrup membagi habis orde grup.
3. Fungsi phi Euler dan akibatnya terkait bilangan yang relatif prima.
KOSET GRUP , DALAM MAKALAH INI TERDAPAT PEMBAHASAN TENTANG KOSET GRUP. SELAIN ITU JUGA TERDAPAT SIFAT-SIFAT DAN DEFINSI KOSET KIRI DAN KOSET KANAN. DALAM FILE INI JUGA TERDAPAT PENGERTIAN INDEX SERTA SOAL-SOAL YANG DAPAT DI APLIKASIN DALAM TEOREMA-TEOREMA
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaFauzie N
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar tentang teori graf, termasuk definisi pewarnaan simpul dan sisi, bilangan kromatik, graf kritis, serta beberapa teorema penting seperti teorema empat warna, teorema Vizing, dan teorema Shannon.
Makalah ini membahas tentang lapangan berhingga. Pembahasannya dimulai dengan penjelasan materi pendukung seperti definisi group siklik dan beberapa teoremanya. Group siklik adalah group yang elemen-elemennya terbentuk dari operasi sebuah generator terhadap diri sendiri. Lapangan berhingga kemudian akan dibahas pengertian, sifat-sifat, sublapangan, dan cara mengkonstruksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang grup siklik, termasuk definisi, contoh, teorema, dan latihan soalnya. Grup siklik dijelaskan sebagai grup yang dibangun oleh satu generator, dan subgrup siklik adalah subgrup yang dibangun oleh satu unsur. Beberapa contoh grup siklik dan subgrup siklik diberikan beserta buktinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pewarnaan titik pada teori graf. Definisi pewarnaan titik adalah memberikan warna berbeda kepada setiap titik pada graf sehingga dua titik yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Bilangan kromatik adalah jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai graf. Beberapa teorema mengenai hubungan bilangan kromatik dengan jenis graf juga dibahas.
Buku ini membahas materi geometri analitik ruang yang meliputi titik dan vektor dalam ruang tiga dimensi, garis lurus, persamaan bola, luasan putaran, dan luasan berderajat dua.
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pemetaan dalam matematika. Pemetaan adalah cara menghubungkan unsur-unsur dari satu himpunan ke himpunan lainnya. Ada beberapa jenis pemetaan seperti pemetaan injektif, surjektif, dan bijektif yang dijelaskan beserta contoh-contohnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang struktur aljabar khususnya subgrup normal dan grup faktor.
2. Subgrup normal didefinisikan sebagai subgrup H dimana untuk setiap g dalam G dan h dalam H, g-1hg masuk dalam H.
3. Grup faktor G/H didefinisikan sebagai himpunan koset G terhadap H dengan operasi (g1H)*(g2H)= (g1g2)H.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat Archimedes dan beberapa teorema yang berkaitan dengan hubungan antara bilangan riil dan bilangan asli, termasuk bukti dari teorema bahwa terdapat bilangan riil positif x sedemikian sehingga x^2 = 2.
1. Subgrup K merupakan subgrup normal dari grup G karena terpenuhi sifat gng-1 ∈ K untuk semua g ∈ G dan n ∈ K. Namun subgrup J bukan subgrup normal dari G karena terdapat unsur (1 2) ∈ G yang memenuhi (1 2)(1 3)(1 2)-1 = (2 3) ∉ J.
2. Subgrup N bukan subgrup normal dari grup matriks M2(Q) karena terdapat matriks A, B ∈ M2(Q) yang memenuhi AB
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ruang vektor umum, ruang bagian, dan beberapa contohnya. Ruang vektor didefinisikan sebagai himpunan dengan operasi penjumlahan vektor dan perkalian skalar yang memenuhi 10 sifat tertentu. Ruang bagian adalah ruang vektor yang merupakan bagian dari ruang vektor lain dengan operasi yang sama.
Makalah ini membahas tentang transformasi variabel acak dan distribusinya. Terdapat beberapa metode untuk menemukan distribusi variabel acak yang ditransformasi, yaitu metode fungsi distribusi, metode transformasi, metode konvolusi, dan metode fungsi pembangkit momen. Metode transformasi dijelaskan sebagai metode yang paling berguna untuk menemukan fungsi kepadatan variabel acak yang ditransformasi dengan mengetahui fungsi kepadatan variabel acak aslinya.
Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Graf dapat berupa graf sederhana, graf tak sederhana, graf berarah, atau graf tak berarah. Unsur-unsur penting graf antara lain simpul, sisi, derajat simpul, lintasan, dan siklus.
1. Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi-eksklusi dalam menghitung banyaknya obyek yang memenuhi beberapa sifat tertentu.
2. Bentuk umum prinsip inklusi-eksklusi ditulis sebagai rumus yang menghitung jumlah obyek tanpa sifat tertentu berdasarkan jumlah obyek dengan berbagai kombinasi sifat.
3. Beberapa contoh penerapan prinsip inklusi-eksklusi untuk
Dokumen tersebut membahas tentang teori graf dan pewarnaan graf. Terdapat definisi pewarnaan titik, bilangan kromatik, beberapa teorema seperti hubungan bilangan kromatik antara graf dan subgrafnya, serta contoh-contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang Teorema Konig yang menyatakan bahwa jika G adalah graf bipartit dengan derajat maksimum simpul adalah d, maka jumlah pewarnaan minimal (X(G)) adalah sama dengan d. Diberikan bukti matematika teorema tersebut dan contoh penerapannya untuk menjadwalkan ujian lisan 4 siswa kepada 3 guru.
Dokumen tersebut membahas tentang pewarnaan titik pada teori graf. Definisi pewarnaan titik adalah memberikan warna berbeda kepada setiap titik pada graf sehingga dua titik yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Bilangan kromatik adalah jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai graf. Beberapa teorema mengenai hubungan bilangan kromatik dengan jenis graf juga dibahas.
Buku ini membahas materi geometri analitik ruang yang meliputi titik dan vektor dalam ruang tiga dimensi, garis lurus, persamaan bola, luasan putaran, dan luasan berderajat dua.
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pemetaan dalam matematika. Pemetaan adalah cara menghubungkan unsur-unsur dari satu himpunan ke himpunan lainnya. Ada beberapa jenis pemetaan seperti pemetaan injektif, surjektif, dan bijektif yang dijelaskan beserta contoh-contohnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang struktur aljabar khususnya subgrup normal dan grup faktor.
2. Subgrup normal didefinisikan sebagai subgrup H dimana untuk setiap g dalam G dan h dalam H, g-1hg masuk dalam H.
3. Grup faktor G/H didefinisikan sebagai himpunan koset G terhadap H dengan operasi (g1H)*(g2H)= (g1g2)H.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat Archimedes dan beberapa teorema yang berkaitan dengan hubungan antara bilangan riil dan bilangan asli, termasuk bukti dari teorema bahwa terdapat bilangan riil positif x sedemikian sehingga x^2 = 2.
1. Subgrup K merupakan subgrup normal dari grup G karena terpenuhi sifat gng-1 ∈ K untuk semua g ∈ G dan n ∈ K. Namun subgrup J bukan subgrup normal dari G karena terdapat unsur (1 2) ∈ G yang memenuhi (1 2)(1 3)(1 2)-1 = (2 3) ∉ J.
2. Subgrup N bukan subgrup normal dari grup matriks M2(Q) karena terdapat matriks A, B ∈ M2(Q) yang memenuhi AB
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ruang vektor umum, ruang bagian, dan beberapa contohnya. Ruang vektor didefinisikan sebagai himpunan dengan operasi penjumlahan vektor dan perkalian skalar yang memenuhi 10 sifat tertentu. Ruang bagian adalah ruang vektor yang merupakan bagian dari ruang vektor lain dengan operasi yang sama.
Makalah ini membahas tentang transformasi variabel acak dan distribusinya. Terdapat beberapa metode untuk menemukan distribusi variabel acak yang ditransformasi, yaitu metode fungsi distribusi, metode transformasi, metode konvolusi, dan metode fungsi pembangkit momen. Metode transformasi dijelaskan sebagai metode yang paling berguna untuk menemukan fungsi kepadatan variabel acak yang ditransformasi dengan mengetahui fungsi kepadatan variabel acak aslinya.
Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Graf dapat berupa graf sederhana, graf tak sederhana, graf berarah, atau graf tak berarah. Unsur-unsur penting graf antara lain simpul, sisi, derajat simpul, lintasan, dan siklus.
1. Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi-eksklusi dalam menghitung banyaknya obyek yang memenuhi beberapa sifat tertentu.
2. Bentuk umum prinsip inklusi-eksklusi ditulis sebagai rumus yang menghitung jumlah obyek tanpa sifat tertentu berdasarkan jumlah obyek dengan berbagai kombinasi sifat.
3. Beberapa contoh penerapan prinsip inklusi-eksklusi untuk
Dokumen tersebut membahas tentang teori graf dan pewarnaan graf. Terdapat definisi pewarnaan titik, bilangan kromatik, beberapa teorema seperti hubungan bilangan kromatik antara graf dan subgrafnya, serta contoh-contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang Teorema Konig yang menyatakan bahwa jika G adalah graf bipartit dengan derajat maksimum simpul adalah d, maka jumlah pewarnaan minimal (X(G)) adalah sama dengan d. Diberikan bukti matematika teorema tersebut dan contoh penerapannya untuk menjadwalkan ujian lisan 4 siswa kepada 3 guru.
Teori graf membahas tentang diagram yang digunakan untuk menggambarkan berbagai struktur. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar graf seperti titik, garis, derajat, path, sirkuit, algoritma Kruskal dan Djikstra untuk mencari pohon rentang minimum dan lintasan terpendek."
Bab ini membahas teori graf, termasuk definisi graf, contoh masalah jembatan Königsberg, dan jenis-jenis graf seperti graf sederhana, graf berarah, dan graf lengkap. Terminologi graf seperti simpul, sisi, derajat, dan lintasan juga dijelaskan.
Teori graf membahas tentang diagram yang digunakan untuk menggambarkan berbagai struktur. Graf terdiri dari titik dan garis yang menghubungkan titik. Ada berbagai jenis graf seperti graf tak berarah, graf berarah, pohon, dan graf berlabel. Algoritma seperti Kruskal dan Djikstra digunakan untuk menemukan pohon rentang minimum dan lintasan terpendek dalam graf berlabel.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan konsep dasar koordinat dalam geometri, dimulai dari penemuan Pierre de Fermat dan Rene Descartes pada tahun 1630. Dokumen ini menjelaskan bagaimana koordinat memungkinkan definisi titik, garis, lingkaran, dan bentuk geometri lainnya secara aljabar. Hal ini memungkinkan pembuktian teorema geometri secara aljabar.
Euclid menggunakan pendekatan geometri berdasarkan aksioma dan teorema untuk membahas konsep-konsep seperti kesejajaran, kongruensi, sudut, luas, dan volume. Pendekatan ini melibatkan konstruksi geometri dan logika untuk membuktikan proposisi geometri.
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Fahrul Usman
Graf adalah model matematis yang digunakan untuk mewakili hubungan antara objek-objek. Dokumen ini membahas definisi graf, contoh penerapan graf dalam berbagai model, dan terminologi dasar graf seperti simpul, sisi, derajat simpul, dan teorema-teoremanya."
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. Roda dengan n jari-jari, Wn, adalah graf yang terdiri
dari n-cycle dan satu titik tambahan yang berdekatan
dengan semua titik cycle.
Pada Gambar 2.1.1 kita menampilkan W4 dan W5.
Gambar 2.1.1
Perhatikan bahwa tidak ada
dua titik yang berdekatan yang
memiliki warna yang sama.
Dengan graf G, kita
mendefinisikan pewarnaan G
sebagai penetapan warna pada
titik G sehingga tidak ada dua
titik yang berdekatan yang
menerima warna yang sama.
3. • Berdasarkan graf G, berapa banyak warna
yang diperlukan untuk mewarnai G?
• Jika G memiliki titik sebanyak p, kita dapat
mewarnai G dengan warna sebanyak p.
• Berapa jumlah warna paling sedikit
sehingga G bisa diwarnai?
• Untuk graf G yang diberikan, kita
menunjukkan jumlah minimum warna
yang diperlukan untuk mewarnai G oleh
𝝌(𝑮), bilangan kromatik dari graf G. Jadi,
𝜒 𝐺 = 𝑛 berarti graf G dapat diwarnai
oleh n warna, dan G tidak dapat diwarnai
oleh n-1 warna. Misalnya, pada Gambar
2.1.1, 𝜒 𝑊4 = 3 dan 𝜒 𝑊5 = 4
Gambar 2.1.1
4. • Satu-satunya graf dengan p titik dan bilangan
kromatik sama dengan p adalah Kp.
• Misalkan kita ingin menentukan bilangan
kromatik dari graf G yang diberikan.
• Jika kita menganggap bahwa 𝜒 𝐺 = 𝑛, kita
harus menunjukkan bahwa G tidak dapat
diwarnai dengan warna n-1 dan
menunjukkan bahwa memungkinkan untuk
mewarnai G dengan n warna.
• Salah satu cara untuk melakukannya adalah
dengan menunjukkan pewarnaan G oleh n
warna.
• Misalnya, berapa bilangan kromatik dari graf
G pada Gambar 2.1.2? Kita melihat bahwa
ada subgraph isomorphic ke K4. Dengan
demikian 𝜒 𝐺 ≥ 4
Gambar 2.1.2
5. Gambar 2.1.2
• Sekarang kita mencoba mewarnai G dengan
empat warna.
• Ketika kita mencoba ini, kita melihat bahwa
titik a dan b harus menerima warna yang
sama, karena masing-masing terletak pada
subgraph K4, dan subgraph K4 berbagi segitiga
umum.
• Untuk alasan yang sama, titik b dan c harus
memiliki warna yang sama.
• Tetapi titik a dan c berdekatan, sehingga
mereka tidak dapat memiliki warna yang
sama.
• Jadi 𝜒 𝐺 ≥ 5.
5
5
4
1 1
2 2
3 3
6. Misalkan G graf, dan misalkan v menjadi titik G. Jika kita
menghapus v dan semua sisi yang terhubung dengan v dari
G, graf yang dihasilkan disebut G - v. Demikian pula, jika e
adalah sisi G, graf yang diperoleh dari G dengan
menghapus e adalah G – e. Kita tinggalkan semua titik di G
ketika kita menghapus sisi. Jika v adalah titik pusat dari Kp,
maka Kp - v isomorfik ke Kp-1.
Gambar 2.1.3 Gambar 2.1.4
Gambar 2.1.2
7. Misalkan G graf. Jika H adalah subgraph dari
G, dan H ≠ G, maka H disebut sebagai proper
subgraph dari G. Jika 𝜒 𝐻 < 𝜒 𝐺 untuk
setiap proper subgraph H dari G, maka kita
katakan bahwa G adalah kritis. Graf dari
Gambar 2.1.2 dan 2.1.5 kritis, dan graf
lengkap Kn juga kritis untuk setiap n
Gambar 2.1.5
Gambar 2.1.2
8. Teorema 2.1.2.
Setiap graf kritis terhubung.
Setiap graf G berisi subgraph kritis H
sedemikian hingga 𝜒 𝐻 = 𝜒 𝐺
Teorema 2.1.1.
9. • Bukti. Jika G kritis, maka teorema ini benar
untuk H = G. Jika G tidak kritis, maka ada
proper subgraph dari H1 dari G dengan
𝜒 𝐻1 = 𝜒 𝐺 . Jika 𝐻1 kritis, maka kita sudah
selesai; himpunan H = H1. Jika H1 tidak kritis,
maka ada proper subgraph H2 dari H1,
sedemikian hingga 𝜒 𝐻2 = 𝜒 𝐻1 = 𝜒 𝐺 .
Karena G terbatas, untuk beberapa k kita
harus memperoleh subgraph Hk seperti
bahwa Hk sangat kritis. Kemudian H = Hk
• Roda W5 ditunjukkan pada Gambar 2.1.1,
adalah kritis dengan 𝜒 𝑊5 = 4. Perhatikan
bahwa derajat setiap titik W5 setidaknya tiga.
Gambar 2.1.1
10. Teorema 2.1.3.
Jika G adalah kritis dengan bilangan kromatik
empat, maka derajat setiap titik setidaknya tiga.
Bukti:
Misalkan teorema itu salah. Kemudian ada graf G yang
kritis dengan bilangan kromatik empat dan sebuah titik v
dari G sedemikian sehingga derajat v paling banyak dua.
Karena G kritis, G - v dapat diwarnai hanya dengan tiga
warna. Jadi kita mewarnai G - v dengan tiga warna. Kita
menempatkan kembali titik v; v bersebelahan dengan
paling banyak dua titik, jadi setidaknya ada satu dari tiga
warna yang tersisa untuk warna v. Tetapi ini adalah
kontradiksi, karena G memiliki kromatik nomor empat.
Jadi, derajat setiap titik setidaknya tiga.
11. Teorema 2.1.3.
Jika G adalah kritis dengan bilangan kromatik 𝜒,
maka derajat setiap titik setidaknya 𝜒 − 1.
Buktinya sama; daripada empat kita
subsitusikan 𝜒. Contoh lain yang
mengilustrasikan teorema yang lebih umum
adalah graf kritis pada Gambar 2.12, di mana
𝜒 = 5, dan derajat setiap titik setidaknya
empat.
12. Teorema 2.1.4.
Jika G adalah graf kritis dengan p titik dan q
sisi, dan G memiliki bilangan kromatik 𝜒,
maka hubungan 𝜒 − 1 𝑝 ≤ 2𝑞 berlaku
Bukti.
Dengan Teorema 2.1.3, derajat setiap titik G
setidaknya 𝜒 − 1, dan ada p titik. Jadi jumlah
derajat titik-titik G setidaknya 𝜒 − 1 𝑝.
Dengan Teorema 1.1.1, jumlah derajat dari titik
G sama dengan 2q. Sehingga Teorema 2.1.4
terbukti.
13. • Kita tahu bahwa jika graf G berisi subgraph
isomorfik ke K4 atau Wn untuk n ganjil, lalu
𝜒(𝐺) ≥ 4. Graf dalam Gambar 2.1.6 dan 2.1.7
juga memiliki bilangan kromatik 4, tetapi
tidak mengandung segitiga dan itu
membuatnya sulit untuk memeriksa bahwa
kedua graf tersebut tidak dapat diwarnai oleh
tiga warna.
• Ukuran lilitan graf adalah panjang dari cycle
terpendek dalam graf. Ukuran lilitan graf pada
Gambar 2.1.6 dan Gambar 2.1.7 adalah
empat. Graf pada Gambar 2.1.7 juga kritis.
Ada graf yang ukuran lilitan tinggi yang
berubah-ubah dan kromatik tinggi nomor [7],
[17] yang berubah-ubah.
Gambar 2.16 Graf Grùtzsch.
Gambar 2.16
15. • Masalah pewarnaan yang belum terpecahkan adalah dugaan dari Lovász
berikut. Jika G adalah graf sehingga 𝜒 𝐺 − 𝑣 − 𝑤 = 𝜒 𝐺 − 2 untuk
setiap pasangan dari titik-titik yang berdekatan v dan w, maka G adalah
graf lengkap.
• Sebuah graf G disebut bipartite jika 𝜒(𝐺) ≤ 2. Sebuah contoh khusus dari
graf bipartite, graf bipartite yang lengkap Km, n, didefinisikan dalam Bab 1.
Graf kubus 𝑄3 dari Gambar 1.2.5 adalah contoh lain dari graf bipartite,
tetapi graf dodecahedron tidak.
• Misalkan G menjadi graf, dan misalkan x dan y menjadi titik G. Jarak dari x
ke y di G, dilambangkan dengan d (x, y), adalah panjang dari jalur
terpendek dari x ke y. Jika tidak ada jalur dari x ke y, kita katakan d (x,
y)=∞. Pada Gambar 2.1.2, d (a, b) = 2, d (a, c) = 1
16. Teorema 2.1.6.
Graf G bipartite jika dan hanya jika setiap
cycle di G memiliki panjang yang tetap.
Bukti.
Asumsikan bahwa G adalah bipartite,
Anggaplah bahwa G mengandung cycle ganjil
C. Kemudian 𝜒 𝐶 = 3. Jadi 𝜒 𝐺 ≥ 3, tetapi
hal ini kontradiksi karena G bipartite . Maka
G tidak bisa mengandung cycle ganjil.
17. Sekarang asumsikan bahwa G adalah graf tanpa cycle ganjil. Tanpa
kehilangan keumumannya, kita asumsikan bahwa G terhubung.
Pilih titik x0 dari G. Kita warnai G sebagai berikut ini. Jika x adalah titik
dari G, kita warnai x merah jika d (x0, x) genap, dan kita warnai x biru
jika d (x0, y) ganjil. (Jadi misalnya, karena d (x0, x0) = 0, x0 berwarna
merah karena 0 genap.) Karena setiap jarak genap ataupun ganjil,
setiap titik sekarang berwarna. Sekarang kita harus menunjukkan
bahwa tidak ada dua titik yang berdekatan memiliki warna yang sama.
Kita mempertimbangkan dua titik yang berdekatan x dan y.
18. Kita memilih jalur terpendek dari xo ke x dan jalur
terpendek dari xo ke y. Misalkan u menjadi titik biasa
terakhir di jalur terpendek ini. (Lihat Gambar 2.1.8.) Titik
u mungkin sama dengan xo, atau u bisa juga x atau y.
Sekarang kita pertimbangkan d (u, x) dan d (u, y). Jika u
adalah salah satu dari x atau y, maka baik d (u, x) = d (u,
y) + 1 atau d (u, x) = d (u, y) -1. Dalam kasus lain, salah
satu jaraknya ganjil dan yang satunya genap. Kita
menyebutnya mereka memiliki keseimbangan (paritas)
yang berbeda. Jika u bukan salah satu dari x atau y, kita
sekarang menghitung panjang cycle pada Gambar 2.1.8.
Ini adalah d (u, x) + 1 + d (u, y). Kita tahu ini genap. Maka
d (u, x) dan d (u, y) memiliki keseimbangan (paritas) yang
berbeda. Karena
d (x0, x) = d (x0, u) + d (u, x)
dan
d (x0, y) = d (x0, u) + d (u, y)
dan d (x0, x) dan d (x0, y) juga memiliki keseimbangan
(paritas) yang berbeda. Jadi x dan y menerima warna
yang berbeda, dan 𝜒 𝐺 ≤ 2, jadi G adalah bipartite.
Gambar 2.1.8
19. Teorema 2.1.6 menunjukkan bahwa pohon adalah bipartite. Setiap cycle dalam
satu pohon memiliki panjang genap, karena tidak ada cycle di pohon. Dengan kata
lain, jika ada cycle di pohon, maka cyclenya memiliki panjang genap. Pernyataan
'jika-lalu' selalu benar jika tidak ada keadaan yang membuat bagian 'jika' benar.
Pernyataan seperti itu benar-benar kosong. Kita memberi contoh yang aneh.
Semua biola saya memiliki panjang −1. Ini benar karena saya tidak punya biola.
Diameter graf G adalah jarak maksimum antara dua titik G. Misalnya, diameter Pn,
adalah n; diameter Wn adalah 2 jika n > 3; diameter Kn adalah 1; dan diameter Km,n
adalah 2 jika m atau n setidaknya dua. Dalam aplikasi teori graf untuk jaringan
komunikasi, diameter adalah hal yang penting. Seseorang mengharapkan graf
dengan diameter kecil dan sedikit sisi yang memungkinkan, bersama dengan
batasan-batasan tertentu lainnya. Ini adalah bidang penelitian yang sangat aktif
sekarang.