SlideShare a Scribd company logo
VERTEX COLORING
(PEWARNAAN TITIK)
Oleh:
1. Muhammad Wiranto (160311600201)
2. Sindy Karmila (160311604621)
Roda dengan n jari-jari, Wn, adalah graf yang terdiri
dari n-cycle dan satu titik tambahan yang berdekatan
dengan semua titik cycle.
Pada Gambar 2.1.1 kita menampilkan W4 dan W5.
Gambar 2.1.1
Perhatikan bahwa tidak ada
dua titik yang berdekatan yang
memiliki warna yang sama.
Dengan graf G, kita
mendefinisikan pewarnaan G
sebagai penetapan warna pada
titik G sehingga tidak ada dua
titik yang berdekatan yang
menerima warna yang sama.
• Berdasarkan graf G, berapa banyak warna
yang diperlukan untuk mewarnai G?
• Jika G memiliki titik sebanyak p, kita dapat
mewarnai G dengan warna sebanyak p.
• Berapa jumlah warna paling sedikit
sehingga G bisa diwarnai?
• Untuk graf G yang diberikan, kita
menunjukkan jumlah minimum warna
yang diperlukan untuk mewarnai G oleh
𝝌(𝑮), bilangan kromatik dari graf G. Jadi,
𝜒 𝐺 = 𝑛 berarti graf G dapat diwarnai
oleh n warna, dan G tidak dapat diwarnai
oleh n-1 warna. Misalnya, pada Gambar
2.1.1, 𝜒 𝑊4 = 3 dan 𝜒 𝑊5 = 4
Gambar 2.1.1
• Satu-satunya graf dengan p titik dan bilangan
kromatik sama dengan p adalah Kp.
• Misalkan kita ingin menentukan bilangan
kromatik dari graf G yang diberikan.
• Jika kita menganggap bahwa 𝜒 𝐺 = 𝑛, kita
harus menunjukkan bahwa G tidak dapat
diwarnai dengan warna n-1 dan
menunjukkan bahwa memungkinkan untuk
mewarnai G dengan n warna.
• Salah satu cara untuk melakukannya adalah
dengan menunjukkan pewarnaan G oleh n
warna.
• Misalnya, berapa bilangan kromatik dari graf
G pada Gambar 2.1.2? Kita melihat bahwa
ada subgraph isomorphic ke K4. Dengan
demikian 𝜒 𝐺 ≥ 4
Gambar 2.1.2
Gambar 2.1.2
• Sekarang kita mencoba mewarnai G dengan
empat warna.
• Ketika kita mencoba ini, kita melihat bahwa
titik a dan b harus menerima warna yang
sama, karena masing-masing terletak pada
subgraph K4, dan subgraph K4 berbagi segitiga
umum.
• Untuk alasan yang sama, titik b dan c harus
memiliki warna yang sama.
• Tetapi titik a dan c berdekatan, sehingga
mereka tidak dapat memiliki warna yang
sama.
• Jadi 𝜒 𝐺 ≥ 5.
5
5
4
1 1
2 2
3 3
Misalkan G graf, dan misalkan v menjadi titik G. Jika kita
menghapus v dan semua sisi yang terhubung dengan v dari
G, graf yang dihasilkan disebut G - v. Demikian pula, jika e
adalah sisi G, graf yang diperoleh dari G dengan
menghapus e adalah G – e. Kita tinggalkan semua titik di G
ketika kita menghapus sisi. Jika v adalah titik pusat dari Kp,
maka Kp - v isomorfik ke Kp-1.
Gambar 2.1.3 Gambar 2.1.4
Gambar 2.1.2
Misalkan G graf. Jika H adalah subgraph dari
G, dan H ≠ G, maka H disebut sebagai proper
subgraph dari G. Jika 𝜒 𝐻 < 𝜒 𝐺 untuk
setiap proper subgraph H dari G, maka kita
katakan bahwa G adalah kritis. Graf dari
Gambar 2.1.2 dan 2.1.5 kritis, dan graf
lengkap Kn juga kritis untuk setiap n
Gambar 2.1.5
Gambar 2.1.2
Teorema 2.1.2.
Setiap graf kritis terhubung.
Setiap graf G berisi subgraph kritis H
sedemikian hingga 𝜒 𝐻 = 𝜒 𝐺
Teorema 2.1.1.
• Bukti. Jika G kritis, maka teorema ini benar
untuk H = G. Jika G tidak kritis, maka ada
proper subgraph dari H1 dari G dengan
𝜒 𝐻1 = 𝜒 𝐺 . Jika 𝐻1 kritis, maka kita sudah
selesai; himpunan H = H1. Jika H1 tidak kritis,
maka ada proper subgraph H2 dari H1,
sedemikian hingga 𝜒 𝐻2 = 𝜒 𝐻1 = 𝜒 𝐺 .
Karena G terbatas, untuk beberapa k kita
harus memperoleh subgraph Hk seperti
bahwa Hk sangat kritis. Kemudian H = Hk
• Roda W5 ditunjukkan pada Gambar 2.1.1,
adalah kritis dengan 𝜒 𝑊5 = 4. Perhatikan
bahwa derajat setiap titik W5 setidaknya tiga.
Gambar 2.1.1
Teorema 2.1.3.
Jika G adalah kritis dengan bilangan kromatik
empat, maka derajat setiap titik setidaknya tiga.
Bukti:
Misalkan teorema itu salah. Kemudian ada graf G yang
kritis dengan bilangan kromatik empat dan sebuah titik v
dari G sedemikian sehingga derajat v paling banyak dua.
Karena G kritis, G - v dapat diwarnai hanya dengan tiga
warna. Jadi kita mewarnai G - v dengan tiga warna. Kita
menempatkan kembali titik v; v bersebelahan dengan
paling banyak dua titik, jadi setidaknya ada satu dari tiga
warna yang tersisa untuk warna v. Tetapi ini adalah
kontradiksi, karena G memiliki kromatik nomor empat.
Jadi, derajat setiap titik setidaknya tiga.
Teorema 2.1.3.
Jika G adalah kritis dengan bilangan kromatik 𝜒,
maka derajat setiap titik setidaknya 𝜒 − 1.
Buktinya sama; daripada empat kita
subsitusikan 𝜒. Contoh lain yang
mengilustrasikan teorema yang lebih umum
adalah graf kritis pada Gambar 2.12, di mana
𝜒 = 5, dan derajat setiap titik setidaknya
empat.
Teorema 2.1.4.
Jika G adalah graf kritis dengan p titik dan q
sisi, dan G memiliki bilangan kromatik 𝜒,
maka hubungan 𝜒 − 1 𝑝 ≤ 2𝑞 berlaku
Bukti.
Dengan Teorema 2.1.3, derajat setiap titik G
setidaknya 𝜒 − 1, dan ada p titik. Jadi jumlah
derajat titik-titik G setidaknya 𝜒 − 1 𝑝.
Dengan Teorema 1.1.1, jumlah derajat dari titik
G sama dengan 2q. Sehingga Teorema 2.1.4
terbukti.
• Kita tahu bahwa jika graf G berisi subgraph
isomorfik ke K4 atau Wn untuk n ganjil, lalu
𝜒(𝐺) ≥ 4. Graf dalam Gambar 2.1.6 dan 2.1.7
juga memiliki bilangan kromatik 4, tetapi
tidak mengandung segitiga dan itu
membuatnya sulit untuk memeriksa bahwa
kedua graf tersebut tidak dapat diwarnai oleh
tiga warna.
• Ukuran lilitan graf adalah panjang dari cycle
terpendek dalam graf. Ukuran lilitan graf pada
Gambar 2.1.6 dan Gambar 2.1.7 adalah
empat. Graf pada Gambar 2.1.7 juga kritis.
Ada graf yang ukuran lilitan tinggi yang
berubah-ubah dan kromatik tinggi nomor [7],
[17] yang berubah-ubah.
Gambar 2.16 Graf Grùtzsch.
Gambar 2.16
Teorema 2.1.5. (Erdös-Lovdrz).
Untuk setiap dua bilangan bulat
𝑚, 𝑛 ≥ 2, ada graf dengan bilangan
kromatik n yang ukuran lilitannya
melebihi m.
• Masalah pewarnaan yang belum terpecahkan adalah dugaan dari Lovász
berikut. Jika G adalah graf sehingga 𝜒 𝐺 − 𝑣 − 𝑤 = 𝜒 𝐺 − 2 untuk
setiap pasangan dari titik-titik yang berdekatan v dan w, maka G adalah
graf lengkap.
• Sebuah graf G disebut bipartite jika 𝜒(𝐺) ≤ 2. Sebuah contoh khusus dari
graf bipartite, graf bipartite yang lengkap Km, n, didefinisikan dalam Bab 1.
Graf kubus 𝑄3 dari Gambar 1.2.5 adalah contoh lain dari graf bipartite,
tetapi graf dodecahedron tidak.
• Misalkan G menjadi graf, dan misalkan x dan y menjadi titik G. Jarak dari x
ke y di G, dilambangkan dengan d (x, y), adalah panjang dari jalur
terpendek dari x ke y. Jika tidak ada jalur dari x ke y, kita katakan d (x,
y)=∞. Pada Gambar 2.1.2, d (a, b) = 2, d (a, c) = 1
Teorema 2.1.6.
Graf G bipartite jika dan hanya jika setiap
cycle di G memiliki panjang yang tetap.
Bukti.
Asumsikan bahwa G adalah bipartite,
Anggaplah bahwa G mengandung cycle ganjil
C. Kemudian 𝜒 𝐶 = 3. Jadi 𝜒 𝐺 ≥ 3, tetapi
hal ini kontradiksi karena G bipartite . Maka
G tidak bisa mengandung cycle ganjil.
Sekarang asumsikan bahwa G adalah graf tanpa cycle ganjil. Tanpa
kehilangan keumumannya, kita asumsikan bahwa G terhubung.
Pilih titik x0 dari G. Kita warnai G sebagai berikut ini. Jika x adalah titik
dari G, kita warnai x merah jika d (x0, x) genap, dan kita warnai x biru
jika d (x0, y) ganjil. (Jadi misalnya, karena d (x0, x0) = 0, x0 berwarna
merah karena 0 genap.) Karena setiap jarak genap ataupun ganjil,
setiap titik sekarang berwarna. Sekarang kita harus menunjukkan
bahwa tidak ada dua titik yang berdekatan memiliki warna yang sama.
Kita mempertimbangkan dua titik yang berdekatan x dan y.
Kita memilih jalur terpendek dari xo ke x dan jalur
terpendek dari xo ke y. Misalkan u menjadi titik biasa
terakhir di jalur terpendek ini. (Lihat Gambar 2.1.8.) Titik
u mungkin sama dengan xo, atau u bisa juga x atau y.
Sekarang kita pertimbangkan d (u, x) dan d (u, y). Jika u
adalah salah satu dari x atau y, maka baik d (u, x) = d (u,
y) + 1 atau d (u, x) = d (u, y) -1. Dalam kasus lain, salah
satu jaraknya ganjil dan yang satunya genap. Kita
menyebutnya mereka memiliki keseimbangan (paritas)
yang berbeda. Jika u bukan salah satu dari x atau y, kita
sekarang menghitung panjang cycle pada Gambar 2.1.8.
Ini adalah d (u, x) + 1 + d (u, y). Kita tahu ini genap. Maka
d (u, x) dan d (u, y) memiliki keseimbangan (paritas) yang
berbeda. Karena
d (x0, x) = d (x0, u) + d (u, x)
dan
d (x0, y) = d (x0, u) + d (u, y)
dan d (x0, x) dan d (x0, y) juga memiliki keseimbangan
(paritas) yang berbeda. Jadi x dan y menerima warna
yang berbeda, dan 𝜒 𝐺 ≤ 2, jadi G adalah bipartite.
Gambar 2.1.8
Teorema 2.1.6 menunjukkan bahwa pohon adalah bipartite. Setiap cycle dalam
satu pohon memiliki panjang genap, karena tidak ada cycle di pohon. Dengan kata
lain, jika ada cycle di pohon, maka cyclenya memiliki panjang genap. Pernyataan
'jika-lalu' selalu benar jika tidak ada keadaan yang membuat bagian 'jika' benar.
Pernyataan seperti itu benar-benar kosong. Kita memberi contoh yang aneh.
Semua biola saya memiliki panjang −1. Ini benar karena saya tidak punya biola.
Diameter graf G adalah jarak maksimum antara dua titik G. Misalnya, diameter Pn,
adalah n; diameter Wn adalah 2 jika n > 3; diameter Kn adalah 1; dan diameter Km,n
adalah 2 jika m atau n setidaknya dua. Dalam aplikasi teori graf untuk jaringan
komunikasi, diameter adalah hal yang penting. Seseorang mengharapkan graf
dengan diameter kecil dan sedikit sisi yang memungkinkan, bersama dengan
batasan-batasan tertentu lainnya. Ini adalah bidang penelitian yang sangat aktif
sekarang.
Pewarnaan graf kelompok 3 1

More Related Content

What's hot

Graf presentasi
Graf presentasiGraf presentasi
Graf presentasi
rukmono budi utomo
 
geometri analitik
geometri analitikgeometri analitik
geometri analitik
putriyani13
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Nia Matus
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Nailul Hasibuan
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
Yadi Pura
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
Sholiha Nurwulan
 
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptxKELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
ThomiAzZarowi
 
Polinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksiPolinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksi
Penny Charity Lumbanraja
 
Geometri euclid
Geometri euclidGeometri euclid
Geometri euclid
windarti aja
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Contoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normalContoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normal
Nida Shafiyanti
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Pawit Ngafani
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
State University of Medan
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Bab 9 graf
Bab 9 grafBab 9 graf
Bab 9 graf
Cliquerz Javaneze
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
Muhammad Alfiansyah Alfi
 

What's hot (20)

Graf presentasi
Graf presentasiGraf presentasi
Graf presentasi
 
geometri analitik
geometri analitikgeometri analitik
geometri analitik
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptxKELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
KELOMPOK 5_SIFAT ARCHIMEDES.pptx
 
Polinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksiPolinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksi
 
Geometri euclid
Geometri euclidGeometri euclid
Geometri euclid
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Teori graph
Teori graphTeori graph
Teori graph
 
Contoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normalContoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normal
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Bab 9 graf
Bab 9 grafBab 9 graf
Bab 9 graf
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 

Similar to Pewarnaan graf kelompok 3 1

pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
rukmono budi utomo
 
Teorema konig
Teorema konigTeorema konig
Teori graph-1
Teori graph-1Teori graph-1
Teori graph-1
Al Otomeza
 
Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Ratnasari Dwi A
 
Pink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdf
Pink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdfPink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdf
Pink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdf
afdalwindu100405
 
Teori graf pada matematika diskriit.pptx
Teori graf pada matematika diskriit.pptxTeori graf pada matematika diskriit.pptx
Teori graf pada matematika diskriit.pptx
HafidzahPatel1
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
endah kurnia
 
Babiv Graf
Babiv GrafBabiv Graf
Babiv Graf
FadhlilHamdi
 
Matematika Diskrit graf
Matematika Diskrit grafMatematika Diskrit graf
Matematika Diskrit graf
Siti Khotijah
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
Marwan Musa
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
Nia Matus
 
Definisi Graph.ppt
Definisi Graph.pptDefinisi Graph.ppt
Definisi Graph.ppt
FahriHadami
 
kelompok 6 grafik planar.pptx
kelompok 6 grafik planar.pptxkelompok 6 grafik planar.pptx
kelompok 6 grafik planar.pptx
premsadi
 
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdfGraf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
IchanLingga1
 
Teori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk DiskritTeori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk DiskritIndah Wijayanti
 
PPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxPPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptx
FaikotulAzmiyah1
 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iii
Ririn Skn
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
Ririn Skn
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Fahrul Usman
 

Similar to Pewarnaan graf kelompok 3 1 (20)

pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 
Teorema konig
Teorema konigTeorema konig
Teorema konig
 
Magic graph
Magic graphMagic graph
Magic graph
 
Teori graph-1
Teori graph-1Teori graph-1
Teori graph-1
 
Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2
 
Pink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdf
Pink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdfPink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdf
Pink Aesthetic Nature Project Presentation _20240217_191659_0000.pdf
 
Teori graf pada matematika diskriit.pptx
Teori graf pada matematika diskriit.pptxTeori graf pada matematika diskriit.pptx
Teori graf pada matematika diskriit.pptx
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
Babiv Graf
Babiv GrafBabiv Graf
Babiv Graf
 
Matematika Diskrit graf
Matematika Diskrit grafMatematika Diskrit graf
Matematika Diskrit graf
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Definisi Graph.ppt
Definisi Graph.pptDefinisi Graph.ppt
Definisi Graph.ppt
 
kelompok 6 grafik planar.pptx
kelompok 6 grafik planar.pptxkelompok 6 grafik planar.pptx
kelompok 6 grafik planar.pptx
 
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdfGraf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
 
Teori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk DiskritTeori Graf - Mtk Diskrit
Teori Graf - Mtk Diskrit
 
PPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxPPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptx
 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iii
 
Makalah bab ii
Makalah bab iiMakalah bab ii
Makalah bab ii
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 

Recently uploaded

KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 

Pewarnaan graf kelompok 3 1

  • 1. VERTEX COLORING (PEWARNAAN TITIK) Oleh: 1. Muhammad Wiranto (160311600201) 2. Sindy Karmila (160311604621)
  • 2. Roda dengan n jari-jari, Wn, adalah graf yang terdiri dari n-cycle dan satu titik tambahan yang berdekatan dengan semua titik cycle. Pada Gambar 2.1.1 kita menampilkan W4 dan W5. Gambar 2.1.1 Perhatikan bahwa tidak ada dua titik yang berdekatan yang memiliki warna yang sama. Dengan graf G, kita mendefinisikan pewarnaan G sebagai penetapan warna pada titik G sehingga tidak ada dua titik yang berdekatan yang menerima warna yang sama.
  • 3. • Berdasarkan graf G, berapa banyak warna yang diperlukan untuk mewarnai G? • Jika G memiliki titik sebanyak p, kita dapat mewarnai G dengan warna sebanyak p. • Berapa jumlah warna paling sedikit sehingga G bisa diwarnai? • Untuk graf G yang diberikan, kita menunjukkan jumlah minimum warna yang diperlukan untuk mewarnai G oleh 𝝌(𝑮), bilangan kromatik dari graf G. Jadi, 𝜒 𝐺 = 𝑛 berarti graf G dapat diwarnai oleh n warna, dan G tidak dapat diwarnai oleh n-1 warna. Misalnya, pada Gambar 2.1.1, 𝜒 𝑊4 = 3 dan 𝜒 𝑊5 = 4 Gambar 2.1.1
  • 4. • Satu-satunya graf dengan p titik dan bilangan kromatik sama dengan p adalah Kp. • Misalkan kita ingin menentukan bilangan kromatik dari graf G yang diberikan. • Jika kita menganggap bahwa 𝜒 𝐺 = 𝑛, kita harus menunjukkan bahwa G tidak dapat diwarnai dengan warna n-1 dan menunjukkan bahwa memungkinkan untuk mewarnai G dengan n warna. • Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menunjukkan pewarnaan G oleh n warna. • Misalnya, berapa bilangan kromatik dari graf G pada Gambar 2.1.2? Kita melihat bahwa ada subgraph isomorphic ke K4. Dengan demikian 𝜒 𝐺 ≥ 4 Gambar 2.1.2
  • 5. Gambar 2.1.2 • Sekarang kita mencoba mewarnai G dengan empat warna. • Ketika kita mencoba ini, kita melihat bahwa titik a dan b harus menerima warna yang sama, karena masing-masing terletak pada subgraph K4, dan subgraph K4 berbagi segitiga umum. • Untuk alasan yang sama, titik b dan c harus memiliki warna yang sama. • Tetapi titik a dan c berdekatan, sehingga mereka tidak dapat memiliki warna yang sama. • Jadi 𝜒 𝐺 ≥ 5. 5 5 4 1 1 2 2 3 3
  • 6. Misalkan G graf, dan misalkan v menjadi titik G. Jika kita menghapus v dan semua sisi yang terhubung dengan v dari G, graf yang dihasilkan disebut G - v. Demikian pula, jika e adalah sisi G, graf yang diperoleh dari G dengan menghapus e adalah G – e. Kita tinggalkan semua titik di G ketika kita menghapus sisi. Jika v adalah titik pusat dari Kp, maka Kp - v isomorfik ke Kp-1. Gambar 2.1.3 Gambar 2.1.4 Gambar 2.1.2
  • 7. Misalkan G graf. Jika H adalah subgraph dari G, dan H ≠ G, maka H disebut sebagai proper subgraph dari G. Jika 𝜒 𝐻 < 𝜒 𝐺 untuk setiap proper subgraph H dari G, maka kita katakan bahwa G adalah kritis. Graf dari Gambar 2.1.2 dan 2.1.5 kritis, dan graf lengkap Kn juga kritis untuk setiap n Gambar 2.1.5 Gambar 2.1.2
  • 8. Teorema 2.1.2. Setiap graf kritis terhubung. Setiap graf G berisi subgraph kritis H sedemikian hingga 𝜒 𝐻 = 𝜒 𝐺 Teorema 2.1.1.
  • 9. • Bukti. Jika G kritis, maka teorema ini benar untuk H = G. Jika G tidak kritis, maka ada proper subgraph dari H1 dari G dengan 𝜒 𝐻1 = 𝜒 𝐺 . Jika 𝐻1 kritis, maka kita sudah selesai; himpunan H = H1. Jika H1 tidak kritis, maka ada proper subgraph H2 dari H1, sedemikian hingga 𝜒 𝐻2 = 𝜒 𝐻1 = 𝜒 𝐺 . Karena G terbatas, untuk beberapa k kita harus memperoleh subgraph Hk seperti bahwa Hk sangat kritis. Kemudian H = Hk • Roda W5 ditunjukkan pada Gambar 2.1.1, adalah kritis dengan 𝜒 𝑊5 = 4. Perhatikan bahwa derajat setiap titik W5 setidaknya tiga. Gambar 2.1.1
  • 10. Teorema 2.1.3. Jika G adalah kritis dengan bilangan kromatik empat, maka derajat setiap titik setidaknya tiga. Bukti: Misalkan teorema itu salah. Kemudian ada graf G yang kritis dengan bilangan kromatik empat dan sebuah titik v dari G sedemikian sehingga derajat v paling banyak dua. Karena G kritis, G - v dapat diwarnai hanya dengan tiga warna. Jadi kita mewarnai G - v dengan tiga warna. Kita menempatkan kembali titik v; v bersebelahan dengan paling banyak dua titik, jadi setidaknya ada satu dari tiga warna yang tersisa untuk warna v. Tetapi ini adalah kontradiksi, karena G memiliki kromatik nomor empat. Jadi, derajat setiap titik setidaknya tiga.
  • 11. Teorema 2.1.3. Jika G adalah kritis dengan bilangan kromatik 𝜒, maka derajat setiap titik setidaknya 𝜒 − 1. Buktinya sama; daripada empat kita subsitusikan 𝜒. Contoh lain yang mengilustrasikan teorema yang lebih umum adalah graf kritis pada Gambar 2.12, di mana 𝜒 = 5, dan derajat setiap titik setidaknya empat.
  • 12. Teorema 2.1.4. Jika G adalah graf kritis dengan p titik dan q sisi, dan G memiliki bilangan kromatik 𝜒, maka hubungan 𝜒 − 1 𝑝 ≤ 2𝑞 berlaku Bukti. Dengan Teorema 2.1.3, derajat setiap titik G setidaknya 𝜒 − 1, dan ada p titik. Jadi jumlah derajat titik-titik G setidaknya 𝜒 − 1 𝑝. Dengan Teorema 1.1.1, jumlah derajat dari titik G sama dengan 2q. Sehingga Teorema 2.1.4 terbukti.
  • 13. • Kita tahu bahwa jika graf G berisi subgraph isomorfik ke K4 atau Wn untuk n ganjil, lalu 𝜒(𝐺) ≥ 4. Graf dalam Gambar 2.1.6 dan 2.1.7 juga memiliki bilangan kromatik 4, tetapi tidak mengandung segitiga dan itu membuatnya sulit untuk memeriksa bahwa kedua graf tersebut tidak dapat diwarnai oleh tiga warna. • Ukuran lilitan graf adalah panjang dari cycle terpendek dalam graf. Ukuran lilitan graf pada Gambar 2.1.6 dan Gambar 2.1.7 adalah empat. Graf pada Gambar 2.1.7 juga kritis. Ada graf yang ukuran lilitan tinggi yang berubah-ubah dan kromatik tinggi nomor [7], [17] yang berubah-ubah. Gambar 2.16 Graf Grùtzsch. Gambar 2.16
  • 14. Teorema 2.1.5. (Erdös-Lovdrz). Untuk setiap dua bilangan bulat 𝑚, 𝑛 ≥ 2, ada graf dengan bilangan kromatik n yang ukuran lilitannya melebihi m.
  • 15. • Masalah pewarnaan yang belum terpecahkan adalah dugaan dari Lovász berikut. Jika G adalah graf sehingga 𝜒 𝐺 − 𝑣 − 𝑤 = 𝜒 𝐺 − 2 untuk setiap pasangan dari titik-titik yang berdekatan v dan w, maka G adalah graf lengkap. • Sebuah graf G disebut bipartite jika 𝜒(𝐺) ≤ 2. Sebuah contoh khusus dari graf bipartite, graf bipartite yang lengkap Km, n, didefinisikan dalam Bab 1. Graf kubus 𝑄3 dari Gambar 1.2.5 adalah contoh lain dari graf bipartite, tetapi graf dodecahedron tidak. • Misalkan G menjadi graf, dan misalkan x dan y menjadi titik G. Jarak dari x ke y di G, dilambangkan dengan d (x, y), adalah panjang dari jalur terpendek dari x ke y. Jika tidak ada jalur dari x ke y, kita katakan d (x, y)=∞. Pada Gambar 2.1.2, d (a, b) = 2, d (a, c) = 1
  • 16. Teorema 2.1.6. Graf G bipartite jika dan hanya jika setiap cycle di G memiliki panjang yang tetap. Bukti. Asumsikan bahwa G adalah bipartite, Anggaplah bahwa G mengandung cycle ganjil C. Kemudian 𝜒 𝐶 = 3. Jadi 𝜒 𝐺 ≥ 3, tetapi hal ini kontradiksi karena G bipartite . Maka G tidak bisa mengandung cycle ganjil.
  • 17. Sekarang asumsikan bahwa G adalah graf tanpa cycle ganjil. Tanpa kehilangan keumumannya, kita asumsikan bahwa G terhubung. Pilih titik x0 dari G. Kita warnai G sebagai berikut ini. Jika x adalah titik dari G, kita warnai x merah jika d (x0, x) genap, dan kita warnai x biru jika d (x0, y) ganjil. (Jadi misalnya, karena d (x0, x0) = 0, x0 berwarna merah karena 0 genap.) Karena setiap jarak genap ataupun ganjil, setiap titik sekarang berwarna. Sekarang kita harus menunjukkan bahwa tidak ada dua titik yang berdekatan memiliki warna yang sama. Kita mempertimbangkan dua titik yang berdekatan x dan y.
  • 18. Kita memilih jalur terpendek dari xo ke x dan jalur terpendek dari xo ke y. Misalkan u menjadi titik biasa terakhir di jalur terpendek ini. (Lihat Gambar 2.1.8.) Titik u mungkin sama dengan xo, atau u bisa juga x atau y. Sekarang kita pertimbangkan d (u, x) dan d (u, y). Jika u adalah salah satu dari x atau y, maka baik d (u, x) = d (u, y) + 1 atau d (u, x) = d (u, y) -1. Dalam kasus lain, salah satu jaraknya ganjil dan yang satunya genap. Kita menyebutnya mereka memiliki keseimbangan (paritas) yang berbeda. Jika u bukan salah satu dari x atau y, kita sekarang menghitung panjang cycle pada Gambar 2.1.8. Ini adalah d (u, x) + 1 + d (u, y). Kita tahu ini genap. Maka d (u, x) dan d (u, y) memiliki keseimbangan (paritas) yang berbeda. Karena d (x0, x) = d (x0, u) + d (u, x) dan d (x0, y) = d (x0, u) + d (u, y) dan d (x0, x) dan d (x0, y) juga memiliki keseimbangan (paritas) yang berbeda. Jadi x dan y menerima warna yang berbeda, dan 𝜒 𝐺 ≤ 2, jadi G adalah bipartite. Gambar 2.1.8
  • 19. Teorema 2.1.6 menunjukkan bahwa pohon adalah bipartite. Setiap cycle dalam satu pohon memiliki panjang genap, karena tidak ada cycle di pohon. Dengan kata lain, jika ada cycle di pohon, maka cyclenya memiliki panjang genap. Pernyataan 'jika-lalu' selalu benar jika tidak ada keadaan yang membuat bagian 'jika' benar. Pernyataan seperti itu benar-benar kosong. Kita memberi contoh yang aneh. Semua biola saya memiliki panjang −1. Ini benar karena saya tidak punya biola. Diameter graf G adalah jarak maksimum antara dua titik G. Misalnya, diameter Pn, adalah n; diameter Wn adalah 2 jika n > 3; diameter Kn adalah 1; dan diameter Km,n adalah 2 jika m atau n setidaknya dua. Dalam aplikasi teori graf untuk jaringan komunikasi, diameter adalah hal yang penting. Seseorang mengharapkan graf dengan diameter kecil dan sedikit sisi yang memungkinkan, bersama dengan batasan-batasan tertentu lainnya. Ini adalah bidang penelitian yang sangat aktif sekarang.