SlideShare a Scribd company logo
Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia
Menuju ASEAN MRA dan VSB
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Ketua 2 Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
WEBINAR 2020 – MENGAPA DAN BAGAIMANA VSB DAN ASEAN MRA
BERDAMPAK PADA PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DI INDONESIA
Sabtu, 19 Desember 2020
Mutual Recognition Agreement (MRA)
• Mutual Recognition Arrangement (MRA) di sektor jasa adalah elemen kunci
dari integrasi ASEAN dalam perdagangan jasa (trade in services).
• MRA memfasilitasi perdagangan jasa dengan memberikan pengakuan di
antara Negara-negara Anggota ASEAN untuk para profesional yang
berwenang, berlisensi atau disertifikasi oleh otoritas masing-masing dalam
kerangka MRA.
• MRA memungkinkan kualifikasi penyedia layanan (services suppliers), yang
diakui oleh pihak berwenang di negara asal mereka, untuk diakui bersama
oleh Negara-negara Anggota ASEAN lainnya yang adalah penandatangan MRA.
• MRA tidak diharapkan untuk mengesampingkan/membatalkan hukum
setempat, sebaliknya MRA hanya berlaku sesuai dengan hukum dan peraturan
yang berlaku di negara tuan rumah (host country).
2
MRA dalam perdagangan jasa
.
Melalui pertukaran informasi, MRA juga
bekerja menuju adopsi praktik terbaik (best
practices) tentang standar dan kualifikasi.
.
MRA adalah kerangka pengaturan yang dibuat
untuk mendukung liberalisasi dan
memfasilitasi perdagangan jasa.
MRA bertujuan untuk memfasilitasi
mobilitas tenaga kerja
profesional/trampil di ASEAN.
3
ASEAN MRAs
1. ASEAN Mutual Recognition Arrangements on Engineering Services (2005)
2. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Nursing Services (2006)
3. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Architectural Services (2007)
4. ASEAN Framework Arrangement on Mutual Recognition of Surveying
Qualifications (2007)
5. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Dental Practitioners (2009)
6. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners (2009)
7. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (2012)
8. ASEAN Mutual Recognition Arrangement Framework on Accountacy
Services (2014).
4
5
Draf ASEAN
Mutual Recognition Agreement (MRA)
on Veterinary Practitioner
Tujuan ASEAN MRA on Veterinary Practitioner
ARTIKEL I-TUJUAN
◉ Tujuan MRA adalah untuk:
1.1 memfasilitasi mobilitas dokter hewan masing-masing Negara Anggota
ASEAN;
1.2 bertukar informasi dan meningkatkan kerja sama mengenai
pengakuan bersama (mutual recognition) dokter hewan;
1.3 mempromosikan penerapan standar dan kualifikasi praktik dokter
hewan; dan
1.4 menyediakan dan memfasilitasi peningkatan kapasitas (capacity
building) dan pelatihan dokter hewan.
6
Definisi ASEAN MRA on Veterinary Practitioners
ARTIKEL II - DEFINISI (2.1 - 2.2)
Dalam MRA ini, kecuali jika konteksnya memerlukan:
2.1 Praktisi kedokteran hewan artinya seseorang dengan pendidikan yang
sesuai, teregistrasi atau terlisensi oleh veterinary statutory body (VSB)
yang relevan di Negara Asal untuk mempraktikkan kedokteran
hewan/sains di negara tersebut.
2.2 Spesialis praktisi kedokteran hewan artinya dokter hewan yang memiliki
pelatihan spesialis kedokteran hewan dan kualifikasi pasca sarjana yang
diakui di Negara Asal dan telah diregistrasi dan/atau dilisensi sebagai
spesialis jika registrasi tersebut berlaku di Negara Asal (Country of Origin).
7
Definisi ASEAN MRA on Veterinary Practitioners
ARTIKEL II - DEFINISI (2.3 - 2.5)
2.3 Praktisi kedokteran hewan asing berarti dokter hewan termasuk spesialis
praktisi kedokteran hewan yang memegang kewarganegaraan suatu Negara
Anggota ASEAN, yang memegang lisensi untuk praktik di Negara Asal dan
mengajukan permohonan praktik kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah.
2.4 Negara Asal (Country of Origin) artinya Negara Anggota ASEAN dimana
praktisi kedokteran hewan memiliki lisensi dokter hewan yang berlaku dan
sah.
2.5 Negara Tuan Rumah (Host Country) artinya Negara Anggota ASEAN dimana
praktisi kedokteran hewan asing mengajukan permohonan untuk praktik
kedokteran hewan.
8
Definisi ASEAN MRA on Veterinary Practitioners
ARTIKEL II - DEFINISI (2.6 - 2.7)
2.6 Otoritas Regulator Veteriner Profesional/Professional Veterinary
Regulatory Authority (selanjutnya disebut sebagai PVRA) artinya suatu
badan yang diberikan kewenangan oleh pemerintah di masing-masing
Negara Anggota ASEAN untuk meregulasi dan mengendalikan praktisi
kedokteran hewan.
2.7 Regulasi Domestik artinya undang-undang, aturan dan regulasi yang
berkaitan dengan praktik kedokteran hewan yang dikeluarkan oleh PVRA
dan/atau otoritas yang relevan.
9
Pengakuan ASEAN MRA on Veterinary Practitioners
ARTIKEL III - PENGAKUAN DAN PEMENUHAN PERSYARATAN PRAKTISI
KEDOKTERAN HEWAN ASING
3.1 Pengakuan Praktisi Kedokteran Hewan Asing
Praktisi kedokteran hewan asing dapat mengajukan permohonan untuk
praktik kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah sesuai dengan regulasi dan
persyaratan domestik.
3.2 Pemenuhan Persyaratan Praktisi Kedokteran Hewan Asing
Seorang praktisi kedokteran hewan asing yang memenuhi regulasi domestik
harus memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kedokteran hewan di
Negara Tuan Rumah.
10
Pengakuan ASEAN MRA on Veterinary Practitioners
ARTIKEL III - PENGAKUAN DAN PEMENUHAN PERSYARATAN PRAKTISI
KEDOKTERAN HEWAN ASING (lanjutan)
3.3 Kewajiban Praktisi Kedokteran Hewan Asing
Praktisi kedokteran hewan asing yang diizinkan untuk melakukan praktik
kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah harus tunduk pada regulasi
domestik dan ASEAN Veterinary Code of Conduct 2016.
11
Otoritas Regulator Veteriner Profesional
ARTIKEL IV - OTORITAS REGULATOR VETERINER PROFESIONAL/
PROFESSIONAL VETERINARY REGULATORY AUTHORITY
4.1 Tunduk pada regulasi domestik, Otoritas Regulator Veteriner Profesional
/Professional Veterinary Regulatory Authority:
4.1.1 mengevaluasi kualifikasi, pelatihan dan pengalaman praktisi
kedokteran hewan asing;
4.1.2 memberikan pengakuan dan meregistrasi praktisi kedokteran hewan
asing yang memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik di
Negara Tuan Rumah;
4.1.3 memantau dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi domestik
dari Negara Tuan Rumah.
12
ASEAN Veterinary Statutory Body Network
ARTIKEL V - ASEAN VETERINARY STATUTORY BODY NETWORK
5.1 ASEAN Veterinary Statutory Body Network (selanjutnya disebut sebagai
AVSBN) harus:
5.1.1 memfasilitasi implementasi MRA melalui pemahaman yang lebih baik tentang
Regulasi Domestik yang berlaku di masing-masing Negara Anggota ASEAN dan
dalam pengembangan strategi untuk implementasi MRA ini;
5.1.2 mendorong Negara Anggota ASEAN untuk menstandarisasikan dan
mengadopsi mekanisme dan prosedur dalam implementasi MRA ini;
5.1.3 mendorong pertukaran informasi mengenai undang-undang, praktik-praktik
dan pengembangan dalam praktik kedokteran hewan di kawasan ASEAN
dengan melakukan harmonisasi yang sesuai dengan standar-standar regional
dan/atau internasional;
13
ASEAN Veterinary Statutory Body Network
ARTIKEL V - ASEAN VETERINARY STATUTORY BODY NETWORK (lanjutan)
5.1.4 mengembangkan mekanisme pertukaran informasi berkelanjutan jika
diperlukan;
5.1.5 meninjau ulang MRA setiap lima (5) tahun atau periode yang
dianggap tepat oleh AVSBN;
5.1.6 melakukan hal-hal lain yang terkait dengan MRA ini.
5.2 AVSBN harus memformulasikan mekanisme untuk melaksanakan
mandatnya.
14
Penyelesaian Sengketa dalam MRA
ARTIKEL VI - PENYELESAIAN SENGKETA
6.1 Setiap perselisihan yang timbul dari penafsiran atau penerapan MRA harus
diselesaikan sesuai dengan ketentuan Bab VIII dari ASEAN Charter.
ARTIKEL VII-AMANDEMEN
7.1 MRA ini dapat diubah dengan persetujuan semua Negara Anggota ASEAN.
15
Ketentuan Final dalam MRA
ARTIKEL VIII - KETENTUAN FINAL
8.1 MRA ini tidak boleh mengurangi, menghilangkan atau memodifikasi hak, kuasa dan
otoritas masing-masing Negara Anggota ASEAN (NAA), PVRA dan otoritas terkait
lainnya untuk meregulasi dan mengendalikan praktisi kedokteran hewan dan praktik
kedokteran hewan. NAA, bagaimanapun harus menggunakan kekuatan regulasinya
secara wajar dan dengan itikad baik untuk tujuan ini tanpa menciptakan hambatan
yang tidak perlu terhadap praktik kedokteran hewan.
8.2 General Agreement on Trade in Services (GATS), ASEAN Framework Agreement on
Services (AFAS) dan ASEAN Trade in Services Agreement (ATISA) harus dirujuk jika
tidak ada ketentuan khusus yang dibuat dalam MRA.
8.3 MRA ini mulai berlaku enam (6) bulan setelah ditandatangani oleh semua NAA.
8.4 MRA ini akan disimpan di Sekretariat ASEAN, yang akan segera menerbitkan salinan
bersertifikat kepada masing-masing NAA.
16
Tantangan Negara-negara Anggota ASEAN
1. Perbedaan persyaratan kualifikasi antar negara.
2. Perbedaan budaya, bahasa, dan komunikasi yang efektif.
3. Ketidakcocokan antara praktisi kedokteran hewan yang diperlukan
dan yang tersedia.
4. Tidak adanya insentif untuk dijadikan daya tarik bagi praktisi
kedokteran hewan profesional asing.
5. Penyesuaian terhadap hukum lokal dan regulasi negara yang
diadopsi/Negara Tuan Rumah (host country)
6. Penerimaan oleh praktisi kedokteran hewan profesional lokal.
Sumber: MA Elizabeth D. Callanta, DVM, MSc. Roadmap of the Veterinary Profession to MRA.
17
18
Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia
Menuju Veterinary Statutory Body
(Konsil Kedokteran Hewan Indonesia)
Area kemitraan (Area of partnership)
Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia
(PDHI)
Veterinary
Statutory Body
(VSB)
Veterinary
Education
Establishment
(VEE)
Veterinary
Association
VSB dan legislasi veteriner di ASEAN
No Negara ASEAN Nama PRA/VSB Dasar Legislasi
1. Brunei
Darussalam
Brunei Darussalam Veterinary
Council*
Constitution of Brunei Darussalam
Veterinary Surgeons Order 2005
2. Kamboja - -
3. Indonesia - -
4. Laos - -
5. Malaysia Malaysian Veterinary Council Veterinary Surgeons Act 1974
6. Myanmar Veterinary Council of Myanmar The Veterinary Council Law of
Myanmar 1995
7. Filippina Professional Regulatory Board
of Veterinary Medicine
The Philippine Veterinary Medicine
Act of 2004
8. Singapura* - -
9. Thailand Veterinary Council of Thailand Veterinary Professional Act 1992
10. Vietnam - -
* Dalam proses mendirikan VSB
20
Tantangan profesi kedokteran hewan ke depan
• Profesi Dokter Hewan di ASEAN sedang dalam proses
untuk diliberalisasi. Ada 3 (tiga) jasa profesi layanan
kesehatan yang telah diliberalisasi yaitu dokter, dokter
gigi, dan perawat.
• ASEAN Framework Agrrement on Services (AFAS)
subsektor kesehatan telah diratifikasi dalam Peraturan
Presiden RI No. 36/2012 tentang Bidang Usaha yang
Terbuka dan Tertutup. Layanan veteriner belum
ditetapkan mengikuti prinsip dalam Perpres tersebut.
• Sesuai tuntutan pasar ASEAN dan internasional, setiap
profesi harus memiliki ‘kompetensi yang teregistrasi’ di
negara asal dan ‘diakui’ oleh Negara Anggota ASEAN.
21
Peluang Dokter Hewan Indonesia ke depan
• Dokter Hewan WNI dapat bekerja di Negara Anggota ASEAN jika:
- teregistrasi oleh VSB di negara asal (Indonesia)
- diakui oleh VSB negara tujuan sesuai persyaratan eligibilitas ASEAN
MRA on Veterinary Practitioner.
- memenuhi persyaratan regulasi domestik negara tujuan.
• Persaingan jasa Dokter Hewan ASEAN akan semakin meningkat karena
berbasis kompetensi dan iptek.
• Peningkatan kompetensi melalui kegiatan sertifikasi yang diakui secara
internasional menjadi suatu ‘keharusan’ untuk bisa eksis di era global.
22
Program ‘Veterinary Statutory Bodies Twinning’
• Program kembaran (Twinning program) yang
diprakarsai OIE antara VSB suatu negara dengan VSB
negara lainnya yang dimulai pada 2014.
• Tujuan utamanya adalah untuk membantu VSB
suatu negara menjadi mandiri dan memiliki otoritas
dan kapabilitas mengawasi praktik profesional.
• Isu silang (cross-cutting) dengan perundangan
kedokteran hewan dan OIE Veterinary Legislation
Support Program (VLSP).
• OIE akan mengadaptasi konsep jenis bantuan teknis
yang sifatnya lebih mengarah kepada ‘ad hoc’.
23
Apa yang harus dilakukan pemerintah dan
PDHI ke depan?
1. Sosialisasi informasi untuk menjelaskan peran VSB/PRA kepada pemerintah, dokter
hewan, peternak, publik dan pemangku kepentingan swasta.
2. Membangun website untuk menyediakan informasi tentang rencana pembentukan
KKHI, materi-materi yang terkait dengan OIE Veterinary Core Curriculum, OIE One Day
Competencies.
3. Penyiapan dan penyusunan kerangka hukum dalam bentuk Undang-Undang tentang
Praktik Kedokteran Hewan yang akan memfasilitasi terbentuknya KKHI yang berfungsi
sesuai dengan standar internasional OIE.
4. Mengajukan ke OIE untuk usulan proyek OIE Twinning on VSB dengan salah satu VSB
di negara maju (seperti misalnya: Australia, Canada).
5. Menyiapkan kerangka fisik, anggaran dan operasional untuk terbentuknya Konsil
Kedokteran Hewan Indonesia (KKHI).
24
Peta jalan menuju pembentukan KKHI
Pembahasan dan
sosialisasi VSB
dan legislasi
pendukung yang
diperlukan.
Penyiapan UU yang akan
memfasilitasi
pembentukan Konsil
Kedokteran Hewan
Indonesia (KKHI) dan
pengajuan proyek OIE
Twinning on VSB ke OIE.
Menyiapkan kerangka
fisik, anggaran dan
operasional untuk
terbentuknya Konsil
Kedokteran Hewan
Indonesia (KKHI).
KKHI
25
• Sample Sub Title
Terima kasih

More Related Content

What's hot

pdca.doc
pdca.docpdca.doc
pdca.doc
ssuser966734
 
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptxAKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
RagilArienWijaya
 
Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020
Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020
Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020
BappedaLampungUtara
 
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptxJabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
labkesdasumber
 
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
GanjarNailil1
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Tata Naipospos
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Muh Saleh
 
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
KhaliliyaSyaifiyati1
 
Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
yose rizal
 
Mi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan ppt
Mi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan pptMi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan ppt
Mi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan ppt
pjj_kemenkes
 
Pmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan haji
Pmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan hajiPmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan haji
Pmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan haji
BadmanKadjim1
 
KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat
KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat
KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat Uwes Chaeruman
 
Persentasi keluarga sehat
Persentasi keluarga sehatPersentasi keluarga sehat
Persentasi keluarga sehat
Dina Kardina
 
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Fahmi Hakam
 
PETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdf
PETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdfPETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdf
PETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdf
MokhamadSuyonoYahya1
 
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatanSejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sumadin1112
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Ulfah Hanum
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
ditjenyankes
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
NajMah Usman
 

What's hot (20)

pdca.doc
pdca.docpdca.doc
pdca.doc
 
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptxAKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
AKREDITASI RUMAH SAKIT- K3 RS 23 April 22.pptx
 
Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020
Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020
Materi pelatihan vaksinasi covid 19 gabungan 10 des 2020
 
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptxJabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
Jabar_Kebijakan Labkesmas.pptx
 
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
 
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
3.Pamekasan (catin) nakes-KUA [Repaired].pptx
 
Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
Inovasi pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
 
Orinan sakit jiwa
Orinan sakit jiwaOrinan sakit jiwa
Orinan sakit jiwa
 
Mi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan ppt
Mi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan pptMi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan ppt
Mi2 a kb5 pengertian ketepatan, kelengkapan - kebenaran laporan ppt
 
Pmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan haji
Pmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan hajiPmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan haji
Pmk 09 2021 petunjuk teknis penyelenggaraan kesehatan haji
 
KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat
KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat
KB 1 Perilaku Hidup Bersih Sehat
 
Persentasi keluarga sehat
Persentasi keluarga sehatPersentasi keluarga sehat
Persentasi keluarga sehat
 
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
Kesehatan Dalam Komunitas (Keperawatan Komunitas)
 
PETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdf
PETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdfPETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdf
PETUNJUK TEKNIS ILP VERSI UJI COBA (1).pdf
 
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatanSejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 

Similar to Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia Menuju VSB dan ASEAN MRA - AIHSP dan Ditjen PKH, 19 Desember 2020

ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...
ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...
ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...
Tata Naipospos
 
Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...
Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...
Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...
Tata Naipospos
 
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Tata Naipospos
 
Permenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdf
kridaaji1
 
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Tata Naipospos
 
PENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptx
PENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptxPENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptx
PENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptx
rachmat sudrajat
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
uu292004.pdf
uu292004.pdfuu292004.pdf
uu292004.pdf
qcomsamedic
 
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
arisprastyoningsih1
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Nusdianto Triakoso
 

Similar to Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia Menuju VSB dan ASEAN MRA - AIHSP dan Ditjen PKH, 19 Desember 2020 (14)

ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...
ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...
ASEAN MRA on Veterinary Practitioner - Forum Diskusi PDHI, Presentasi Zoom, 3...
 
Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...
Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...
Sesi Khusus ONT PDHI (ADHPI, AEEVI, IDHKI) Profesionalisme dan Kompetensi Dok...
 
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
 
Permenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 26 Tahun 2019.pdf
 
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
 
PENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptx
PENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptxPENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptx
PENTINGNYA LEGALITAS STR DAN SIPP BAGI PERAWAT.pptx
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
uu292004.pdf
uu292004.pdfuu292004.pdf
uu292004.pdf
 
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
Permentan Pelayanan Jasa Medik Veteriner 02/2010
 

More from Tata Naipospos

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia Menuju VSB dan ASEAN MRA - AIHSP dan Ditjen PKH, 19 Desember 2020

  • 1. Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia Menuju ASEAN MRA dan VSB Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Ketua 2 Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) WEBINAR 2020 – MENGAPA DAN BAGAIMANA VSB DAN ASEAN MRA BERDAMPAK PADA PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DI INDONESIA Sabtu, 19 Desember 2020
  • 2. Mutual Recognition Agreement (MRA) • Mutual Recognition Arrangement (MRA) di sektor jasa adalah elemen kunci dari integrasi ASEAN dalam perdagangan jasa (trade in services). • MRA memfasilitasi perdagangan jasa dengan memberikan pengakuan di antara Negara-negara Anggota ASEAN untuk para profesional yang berwenang, berlisensi atau disertifikasi oleh otoritas masing-masing dalam kerangka MRA. • MRA memungkinkan kualifikasi penyedia layanan (services suppliers), yang diakui oleh pihak berwenang di negara asal mereka, untuk diakui bersama oleh Negara-negara Anggota ASEAN lainnya yang adalah penandatangan MRA. • MRA tidak diharapkan untuk mengesampingkan/membatalkan hukum setempat, sebaliknya MRA hanya berlaku sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di negara tuan rumah (host country). 2
  • 3. MRA dalam perdagangan jasa . Melalui pertukaran informasi, MRA juga bekerja menuju adopsi praktik terbaik (best practices) tentang standar dan kualifikasi. . MRA adalah kerangka pengaturan yang dibuat untuk mendukung liberalisasi dan memfasilitasi perdagangan jasa. MRA bertujuan untuk memfasilitasi mobilitas tenaga kerja profesional/trampil di ASEAN. 3
  • 4. ASEAN MRAs 1. ASEAN Mutual Recognition Arrangements on Engineering Services (2005) 2. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Nursing Services (2006) 3. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Architectural Services (2007) 4. ASEAN Framework Arrangement on Mutual Recognition of Surveying Qualifications (2007) 5. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Dental Practitioners (2009) 6. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners (2009) 7. ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (2012) 8. ASEAN Mutual Recognition Arrangement Framework on Accountacy Services (2014). 4
  • 5. 5 Draf ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA) on Veterinary Practitioner
  • 6. Tujuan ASEAN MRA on Veterinary Practitioner ARTIKEL I-TUJUAN ◉ Tujuan MRA adalah untuk: 1.1 memfasilitasi mobilitas dokter hewan masing-masing Negara Anggota ASEAN; 1.2 bertukar informasi dan meningkatkan kerja sama mengenai pengakuan bersama (mutual recognition) dokter hewan; 1.3 mempromosikan penerapan standar dan kualifikasi praktik dokter hewan; dan 1.4 menyediakan dan memfasilitasi peningkatan kapasitas (capacity building) dan pelatihan dokter hewan. 6
  • 7. Definisi ASEAN MRA on Veterinary Practitioners ARTIKEL II - DEFINISI (2.1 - 2.2) Dalam MRA ini, kecuali jika konteksnya memerlukan: 2.1 Praktisi kedokteran hewan artinya seseorang dengan pendidikan yang sesuai, teregistrasi atau terlisensi oleh veterinary statutory body (VSB) yang relevan di Negara Asal untuk mempraktikkan kedokteran hewan/sains di negara tersebut. 2.2 Spesialis praktisi kedokteran hewan artinya dokter hewan yang memiliki pelatihan spesialis kedokteran hewan dan kualifikasi pasca sarjana yang diakui di Negara Asal dan telah diregistrasi dan/atau dilisensi sebagai spesialis jika registrasi tersebut berlaku di Negara Asal (Country of Origin). 7
  • 8. Definisi ASEAN MRA on Veterinary Practitioners ARTIKEL II - DEFINISI (2.3 - 2.5) 2.3 Praktisi kedokteran hewan asing berarti dokter hewan termasuk spesialis praktisi kedokteran hewan yang memegang kewarganegaraan suatu Negara Anggota ASEAN, yang memegang lisensi untuk praktik di Negara Asal dan mengajukan permohonan praktik kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah. 2.4 Negara Asal (Country of Origin) artinya Negara Anggota ASEAN dimana praktisi kedokteran hewan memiliki lisensi dokter hewan yang berlaku dan sah. 2.5 Negara Tuan Rumah (Host Country) artinya Negara Anggota ASEAN dimana praktisi kedokteran hewan asing mengajukan permohonan untuk praktik kedokteran hewan. 8
  • 9. Definisi ASEAN MRA on Veterinary Practitioners ARTIKEL II - DEFINISI (2.6 - 2.7) 2.6 Otoritas Regulator Veteriner Profesional/Professional Veterinary Regulatory Authority (selanjutnya disebut sebagai PVRA) artinya suatu badan yang diberikan kewenangan oleh pemerintah di masing-masing Negara Anggota ASEAN untuk meregulasi dan mengendalikan praktisi kedokteran hewan. 2.7 Regulasi Domestik artinya undang-undang, aturan dan regulasi yang berkaitan dengan praktik kedokteran hewan yang dikeluarkan oleh PVRA dan/atau otoritas yang relevan. 9
  • 10. Pengakuan ASEAN MRA on Veterinary Practitioners ARTIKEL III - PENGAKUAN DAN PEMENUHAN PERSYARATAN PRAKTISI KEDOKTERAN HEWAN ASING 3.1 Pengakuan Praktisi Kedokteran Hewan Asing Praktisi kedokteran hewan asing dapat mengajukan permohonan untuk praktik kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah sesuai dengan regulasi dan persyaratan domestik. 3.2 Pemenuhan Persyaratan Praktisi Kedokteran Hewan Asing Seorang praktisi kedokteran hewan asing yang memenuhi regulasi domestik harus memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah. 10
  • 11. Pengakuan ASEAN MRA on Veterinary Practitioners ARTIKEL III - PENGAKUAN DAN PEMENUHAN PERSYARATAN PRAKTISI KEDOKTERAN HEWAN ASING (lanjutan) 3.3 Kewajiban Praktisi Kedokteran Hewan Asing Praktisi kedokteran hewan asing yang diizinkan untuk melakukan praktik kedokteran hewan di Negara Tuan Rumah harus tunduk pada regulasi domestik dan ASEAN Veterinary Code of Conduct 2016. 11
  • 12. Otoritas Regulator Veteriner Profesional ARTIKEL IV - OTORITAS REGULATOR VETERINER PROFESIONAL/ PROFESSIONAL VETERINARY REGULATORY AUTHORITY 4.1 Tunduk pada regulasi domestik, Otoritas Regulator Veteriner Profesional /Professional Veterinary Regulatory Authority: 4.1.1 mengevaluasi kualifikasi, pelatihan dan pengalaman praktisi kedokteran hewan asing; 4.1.2 memberikan pengakuan dan meregistrasi praktisi kedokteran hewan asing yang memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik di Negara Tuan Rumah; 4.1.3 memantau dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi domestik dari Negara Tuan Rumah. 12
  • 13. ASEAN Veterinary Statutory Body Network ARTIKEL V - ASEAN VETERINARY STATUTORY BODY NETWORK 5.1 ASEAN Veterinary Statutory Body Network (selanjutnya disebut sebagai AVSBN) harus: 5.1.1 memfasilitasi implementasi MRA melalui pemahaman yang lebih baik tentang Regulasi Domestik yang berlaku di masing-masing Negara Anggota ASEAN dan dalam pengembangan strategi untuk implementasi MRA ini; 5.1.2 mendorong Negara Anggota ASEAN untuk menstandarisasikan dan mengadopsi mekanisme dan prosedur dalam implementasi MRA ini; 5.1.3 mendorong pertukaran informasi mengenai undang-undang, praktik-praktik dan pengembangan dalam praktik kedokteran hewan di kawasan ASEAN dengan melakukan harmonisasi yang sesuai dengan standar-standar regional dan/atau internasional; 13
  • 14. ASEAN Veterinary Statutory Body Network ARTIKEL V - ASEAN VETERINARY STATUTORY BODY NETWORK (lanjutan) 5.1.4 mengembangkan mekanisme pertukaran informasi berkelanjutan jika diperlukan; 5.1.5 meninjau ulang MRA setiap lima (5) tahun atau periode yang dianggap tepat oleh AVSBN; 5.1.6 melakukan hal-hal lain yang terkait dengan MRA ini. 5.2 AVSBN harus memformulasikan mekanisme untuk melaksanakan mandatnya. 14
  • 15. Penyelesaian Sengketa dalam MRA ARTIKEL VI - PENYELESAIAN SENGKETA 6.1 Setiap perselisihan yang timbul dari penafsiran atau penerapan MRA harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan Bab VIII dari ASEAN Charter. ARTIKEL VII-AMANDEMEN 7.1 MRA ini dapat diubah dengan persetujuan semua Negara Anggota ASEAN. 15
  • 16. Ketentuan Final dalam MRA ARTIKEL VIII - KETENTUAN FINAL 8.1 MRA ini tidak boleh mengurangi, menghilangkan atau memodifikasi hak, kuasa dan otoritas masing-masing Negara Anggota ASEAN (NAA), PVRA dan otoritas terkait lainnya untuk meregulasi dan mengendalikan praktisi kedokteran hewan dan praktik kedokteran hewan. NAA, bagaimanapun harus menggunakan kekuatan regulasinya secara wajar dan dengan itikad baik untuk tujuan ini tanpa menciptakan hambatan yang tidak perlu terhadap praktik kedokteran hewan. 8.2 General Agreement on Trade in Services (GATS), ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) dan ASEAN Trade in Services Agreement (ATISA) harus dirujuk jika tidak ada ketentuan khusus yang dibuat dalam MRA. 8.3 MRA ini mulai berlaku enam (6) bulan setelah ditandatangani oleh semua NAA. 8.4 MRA ini akan disimpan di Sekretariat ASEAN, yang akan segera menerbitkan salinan bersertifikat kepada masing-masing NAA. 16
  • 17. Tantangan Negara-negara Anggota ASEAN 1. Perbedaan persyaratan kualifikasi antar negara. 2. Perbedaan budaya, bahasa, dan komunikasi yang efektif. 3. Ketidakcocokan antara praktisi kedokteran hewan yang diperlukan dan yang tersedia. 4. Tidak adanya insentif untuk dijadikan daya tarik bagi praktisi kedokteran hewan profesional asing. 5. Penyesuaian terhadap hukum lokal dan regulasi negara yang diadopsi/Negara Tuan Rumah (host country) 6. Penerimaan oleh praktisi kedokteran hewan profesional lokal. Sumber: MA Elizabeth D. Callanta, DVM, MSc. Roadmap of the Veterinary Profession to MRA. 17
  • 18. 18 Peta Jalan Profesi Veteriner Indonesia Menuju Veterinary Statutory Body (Konsil Kedokteran Hewan Indonesia)
  • 19. Area kemitraan (Area of partnership) Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Veterinary Statutory Body (VSB) Veterinary Education Establishment (VEE) Veterinary Association
  • 20. VSB dan legislasi veteriner di ASEAN No Negara ASEAN Nama PRA/VSB Dasar Legislasi 1. Brunei Darussalam Brunei Darussalam Veterinary Council* Constitution of Brunei Darussalam Veterinary Surgeons Order 2005 2. Kamboja - - 3. Indonesia - - 4. Laos - - 5. Malaysia Malaysian Veterinary Council Veterinary Surgeons Act 1974 6. Myanmar Veterinary Council of Myanmar The Veterinary Council Law of Myanmar 1995 7. Filippina Professional Regulatory Board of Veterinary Medicine The Philippine Veterinary Medicine Act of 2004 8. Singapura* - - 9. Thailand Veterinary Council of Thailand Veterinary Professional Act 1992 10. Vietnam - - * Dalam proses mendirikan VSB 20
  • 21. Tantangan profesi kedokteran hewan ke depan • Profesi Dokter Hewan di ASEAN sedang dalam proses untuk diliberalisasi. Ada 3 (tiga) jasa profesi layanan kesehatan yang telah diliberalisasi yaitu dokter, dokter gigi, dan perawat. • ASEAN Framework Agrrement on Services (AFAS) subsektor kesehatan telah diratifikasi dalam Peraturan Presiden RI No. 36/2012 tentang Bidang Usaha yang Terbuka dan Tertutup. Layanan veteriner belum ditetapkan mengikuti prinsip dalam Perpres tersebut. • Sesuai tuntutan pasar ASEAN dan internasional, setiap profesi harus memiliki ‘kompetensi yang teregistrasi’ di negara asal dan ‘diakui’ oleh Negara Anggota ASEAN. 21
  • 22. Peluang Dokter Hewan Indonesia ke depan • Dokter Hewan WNI dapat bekerja di Negara Anggota ASEAN jika: - teregistrasi oleh VSB di negara asal (Indonesia) - diakui oleh VSB negara tujuan sesuai persyaratan eligibilitas ASEAN MRA on Veterinary Practitioner. - memenuhi persyaratan regulasi domestik negara tujuan. • Persaingan jasa Dokter Hewan ASEAN akan semakin meningkat karena berbasis kompetensi dan iptek. • Peningkatan kompetensi melalui kegiatan sertifikasi yang diakui secara internasional menjadi suatu ‘keharusan’ untuk bisa eksis di era global. 22
  • 23. Program ‘Veterinary Statutory Bodies Twinning’ • Program kembaran (Twinning program) yang diprakarsai OIE antara VSB suatu negara dengan VSB negara lainnya yang dimulai pada 2014. • Tujuan utamanya adalah untuk membantu VSB suatu negara menjadi mandiri dan memiliki otoritas dan kapabilitas mengawasi praktik profesional. • Isu silang (cross-cutting) dengan perundangan kedokteran hewan dan OIE Veterinary Legislation Support Program (VLSP). • OIE akan mengadaptasi konsep jenis bantuan teknis yang sifatnya lebih mengarah kepada ‘ad hoc’. 23
  • 24. Apa yang harus dilakukan pemerintah dan PDHI ke depan? 1. Sosialisasi informasi untuk menjelaskan peran VSB/PRA kepada pemerintah, dokter hewan, peternak, publik dan pemangku kepentingan swasta. 2. Membangun website untuk menyediakan informasi tentang rencana pembentukan KKHI, materi-materi yang terkait dengan OIE Veterinary Core Curriculum, OIE One Day Competencies. 3. Penyiapan dan penyusunan kerangka hukum dalam bentuk Undang-Undang tentang Praktik Kedokteran Hewan yang akan memfasilitasi terbentuknya KKHI yang berfungsi sesuai dengan standar internasional OIE. 4. Mengajukan ke OIE untuk usulan proyek OIE Twinning on VSB dengan salah satu VSB di negara maju (seperti misalnya: Australia, Canada). 5. Menyiapkan kerangka fisik, anggaran dan operasional untuk terbentuknya Konsil Kedokteran Hewan Indonesia (KKHI). 24
  • 25. Peta jalan menuju pembentukan KKHI Pembahasan dan sosialisasi VSB dan legislasi pendukung yang diperlukan. Penyiapan UU yang akan memfasilitasi pembentukan Konsil Kedokteran Hewan Indonesia (KKHI) dan pengajuan proyek OIE Twinning on VSB ke OIE. Menyiapkan kerangka fisik, anggaran dan operasional untuk terbentuknya Konsil Kedokteran Hewan Indonesia (KKHI). KKHI 25
  • 26. • Sample Sub Title Terima kasih