Dokumen tersebut membahas berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu dan standar pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk melalui penguatan fasilitas kesehatan, peningkatan kompetensi sumber daya kesehatan, pemanfaatan teknologi informasi, serta implementasi akreditasi rumah sakit."
Paparan Dasar - Dasar Jabfung Adminkes dan Materi Jabatan Fungsional Adminkes pada Pelatihan Jabatan Fungsional Adminkes di BBPK Ciloto
Credit : dr. Agung Romilian
Paparan Dasar - Dasar Jabfung Adminkes dan Materi Jabatan Fungsional Adminkes pada Pelatihan Jabatan Fungsional Adminkes di BBPK Ciloto
Credit : dr. Agung Romilian
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
Merancang Laporan Tahunan Menarik Informatif - Sekretaris Dewasditjenyankes
Sekretaris Dewan Pengawas suatu perusahaan atau lembaga berperan penting dalam menyusun program kerja, laporan, kajian, dan urusan administratif lainnya.
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
1. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU
DAN STANDAR PELAYANAN RS
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. UPAYA PENINGKATAN AKSES DAN
MUTU PADA SUPPLY SIDE YANG
BERKELANJUTAN
Paradigma
Sehat
Penguatan
Yankes
TANTANGAN PELAYANAN KESEHATAN
Kuratif-
rehabilitatif
Promotif-
preventif
AKSES PEL KESEHATAN YANG BERMUTU
PEMBIAYAAN
KOMPETENSI FASKES
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BEBAN PENYAKIT
3. Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990 - 2015
Masalah Kesehatan di Indonesia
• Tahun 1990: PENYAKIT INFEKSI (ISPA, TB, Diare) menjadi penyebab kematian dan kesakitan
• Sejak Tahun 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) menjadi penyebab
terbesar kematian dan kecacatan
Sumber: Double Burden of Disease & WHO NCD Country Profiles (2014)
Keterangan: Pengukuran Beban Penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
4. PROGRAM INDONESIA SEHAT
P E N D E K A T A N K E L U A R G A
di Indonesia telah terdata dan dilakukan intervensi
awal oleh tim PIS-PK s/d Tahun 2018
22Juta
Keluarga
PIS-PK telah dilaksanakan sejak tahun 2016 pada 9 Provinsi di 64
Kabupaten/Kota pada 470 Puskesmas Prioritas. Pada Tahun 2017 dilaksanakan
pada 34 Provinsi di 514 Kabupaten/Kota pada 2.926 Puskesmas.
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
Germas dicanangkan pada tahun 2016 dan disosialisasikan di 100 Kabupaten/Kota
, kemudian pada Tahun 2017 di 180 Kabupaten/Kota.
Komitmen Daerah dalam implementasi Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat Tahun 2018
220
Kab/Kota
UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF MELALUI PIS-PK DAN GERMAS
5. Kesenjangan kemampuan pelayanan wilayah barat dan wilayah timur
Jumlah Penduduk Indonesia Timur (17 Provinsi): 50.163.351
61
335
1103
586
144 10
67
298
175
67
Sumber: RS Online, Juli 2018
KESENJANGAN KEMAMPUAN LAYANAN
6. FASILITAS RADIOTERAPI DI INDONESIA
Sumber: Perhimpunan Onkologi Radiasi (PORI) Tahun 2018 tersebar di 16 Provinsi
44 Center
(49 LINAC, 16 Cobalt, 1 Tomo)66 Unit
SUMUT:
1 Center
1 Linac RIAU:
1 Center
1 LinacSUMBAR:
1 Center
1 Linac
1 Cobalt SUMSEL:
1 Center
1 Cobalt
LAMPUNG:
1 Center
1 Linac
DKI
JAKARTA:
10 Center
16 Linac
1 Tomo
JABAR:
3 Center
3 Linac
1 Cobalt
JATENG:
8 Center
8 Linac
8 Cobalt
YOGYAKARTA:
2 Center
4 Linac
JATIM:
5 Center
6 Linac
3 Cobalt
BALI:
1 Center
1 Cobalt
KALSEL:
1 Center
NTB:
1 Center
1 Linac
SULSEL:
2 Center
2 Linac
SULUT:
1 Center
1 Cobalt
KALTIM:
1 Center
1 Linac
7. RPJMN I
2005 -2009
Bangkes diarahkan
untuk meningkatkan
akses dan mutu yankes
Akses masyarakat
thp yankes yang
berkualitas telah
lebih berkembang
dan meningkat
Akses masyarakat
terhadap yankes
yang berkualitas
telah mulai mantap
Kes masyarakat thp yankes yang
berkualitas telah menjangkau dan
merata di seluruh wilayah
Indonesia
VISI:
MASYARAKAT SEHAT
YANG MANDIRI
DAN BERKEADILAN
RPJMN II
2010-2014
RPJMN III
2015 -2019
RPJMN IV
2020 -2025
KURATIF-
REHABILITATIF
PROMOTIF - PREVENTIF
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
8. UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN AKSES LAYANAN KESEHATAN
PENGUATAN FASKES
• Pemenuhan sarana, prasana, alat kesehatan,
dan kebutuhan obat (farmasi) kompetensi
• Tata kelola dan kepemimpinan
• Mutu Akreditasi
PENINGKATAN SUMBER
DAYA KESEHATAN
• Meningkatkan Kompetensi klinis
dan Kompetensi manajerial
• WKDS
• Insentif remunerasi
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Optimalisasi penggunaan
Teknologi Informasi
untuk memperluas dan
mempermudah akses
baik masyarakat maupun
internal RS layanan
berbasis IT
10. Tahun Capaian
1988 Implementasi Gugus Kendali Mutu
1989 Pengembangan Quality Assurance oleh PERSI
1994 Implementasi Total Quality Management (TQM)
1995 Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS, dimulai dari 5 layanan, 12 layanan and 16 layanan
2004 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fasilitas kesehatan
2005 Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI dan Kementerian Kesehatan
2007 Uji kompetensi dokter dan dokter gigi
2007
Jakarta Declaration on Patients for Patient Safety in Countries of the South-East Asia
Region
2008 Permenkes tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) RS
2009
Permenkes tentang Rumah Sakit Kelas Dunia dan JCI ditetapkan sebagai lembaga
independen yang melakukan akreditasi RS internasional di Indonesia.
2012 Akreditasi Laboratorium Kesehatan oleh KALK
2012
Permenkes tentang akreditasi RS dan dimulainya implementasi akreditasi RS dengan
KARS versi 2012 (diadaptasi dari JCI edisi 4)
2014 Implementasi JKN
2015
Permenkes tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
2016
Pembentukan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan di Kementerian
Kesehatan
2017
KARS diakui oleh ISQUA sebagai badan akreditasi internasional dan diluncurkannya
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1
2017 Tahap Awal Penyusunan NQPS Indonesia
Pencapaian
Penting
Dalam Upaya
Peningkatan
Mutu Pelayanan
Kesehatan
11. • Berbagai pengukuran mutu telah dilakukan oleh
berbagai institusi,
• SPM-RS , Indikator Mutu RS
(Kemenkes),
• Indeks Kepuasan Masyarakat di
fasyankes (KeMen PAN),
• Indeks Kualitas Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan KBK (BPJS)
• IKI, IKT (Dirjen Yankes pada RS
Vertikal)
• Akreditasi RS dengan indikator
mutu area klinis, manajemen dan
keselamatan pasien (KARS),
• Indikator keselamatan pasien
(KNKP RS), dll
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
MUTU NASIONAL
Kurang atau tanpa koordinasi antar satu pengukuran
dengan pengukuran yang lain
Dimensi Mutu Pelayanan
Kesehatan
Sumber: Handbook For National
Quality Policy and Strategy; WHO
2017
DIMENSI
MUTU
YANG
DIUKUR
Effectiveness
Efficiency
Equity
Accersibl
e
Patient
Centerednes
s
Safety
INTEGRATED
QUALITY
KEBIJAKAN DAN STRATEGI MUTU NASIONAL
(DEFINISI, DIMENSI, INDIKATOR, AKREDITASI)
12. STRATEGI NASIONAL MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Referensi : WHO Handbook
The Eight Elements of the National Quality Policy & Strategy Process
Defining and aligning
with national health
goals and priorities
Developing local
Definition of
Quality
Stakeholder
mapping and
engagement
Situational analysis to
determine the state of
quality and guide the policy
?
Selection of
improvement
methodsand
interventions
Development and
Clarification of
Governance and
Organizational
Structures for Quality
Selection of Quality
Indicators and core
measures
Development of Health
Management Information
Systems and data
systems
13. Pasal 3
(1) Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselenggarakan secara berkala
paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Rumah Sakit
paling lama setelah beroperasi 2 (dua)
tahun sejak memperoleh izin operasional
untuk pertama kali.
Pasal 4
(1) Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi
yang berasal dari dalam atau luar negeri.
(2) Lembaga independen penyelenggara
Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
(3) Lembaga independen penyelenggara
Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus telah terakreditasi oleh
lembaga International Society for
Quality in Health Care (ISQua).
Permenkes 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS
AKREDITASI RUMAH SAKIT
UU No. 44/2009 : Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS wajib
terakreditasi secara berkala 3 tahun sekali
14. JKN: Permenkes 71/2013 99/2015,
• FKTP kerjasama dengan BPJS harus terakreditasi 2021
• Rumah sakit kerjasama dengan BPJS harus terakreditasi 2019
REGULASI AKREDITASI FASYANKES
AKREDITASI
RUMAH SAKIT
AKREDITASI
LABKES
AKREDITASI
FKTP
• UU No. 44/2009: Dalam
Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit wajib Akreditasi
3 tahun sekali terakreditasi
berkala.
• Permenkes 34 tahun 2017
tentang akreditasi RS
• KMK 364/ 2003 tentang
Laboratorium Kesehatan
• PMK Nomor
411/Menkes/PER/III/2012 pasal 6.b
tentang Laboratorium Klinik
mempunyai kewajiban untuk
mengikuti akreditasi laboratorium
• KMK 298/2008 tentang Pedoman
Akrditasi Laboratorium Kesehatan
• Diselenggarakan oleh Komite
Akreditasi Laboratorium Kesehatan
(KALK) setiap 5 (lima) tahun.
PMK No 46 tahun 2015
Pasal 1, ayat 1: Akreditasi
Puskesmas, Klinik
Pratama,Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi
Diselenggarakan oleh
Komite Akreditasi FKTP
15. Paripurna
43%
Utama
8%
Madya
5%
Dasa
r
Perdana
42%
Status Akreditasi RS
1.607 RS Terakreditasi
dari 2.831 RS di Indonesia
Paripurna 688
Utama 124
Madya 82
Dasar 38
Perdana 675
Data : Web KARS 24 Oktober 2018
95%
3% 2%
RS KELAS A
Paripurna
Utama
Madya
Dasar
Perdana 87%
6%
4%
3%
0%
RS KELAS B
Paripurna
Utama
Madya
Dasar
Perdana
37%
9%
5%3%
46%
RS KELAS C
Paripurna
Utama
Madya
Dasar
Perdana
10%
5%
7%
2%
76%
RS KELAS D
Paripurna
Utama
Madya
Dasar
Perdana
CAPAIAN MUTU RUMAH SAKIT MELALUI AKREDITASI
16. RS
Kelas A, B
RS Kelas C dan D
FKTP
Klinik Utama
KAPITASI
INA CBGsPNPK, CP DAN PPK
Pelayanan Kesehatan Sub Spesialistik oleh dokter sub
spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Kelas A dan B)
Pelayanan Kesehatan Spesialistik oleh dokter
spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Kelas C dan
D, Klinik Utama)
Pelayanan Kesehatan Dasar
oleh Faskes Tingkat pertama
(Puskesmas, RS Kelas D
Pratama)
Arah perubahan
Perijinan rumahsakit
Jenis dan jumlah SDM
Kewenangan SDM
Sarana, Prasarana dan Alat kesehatan
Proporsi tempat tidur
Ijin khusus penyelenggaraan
Kewenangan Faskes
Reviu kelas rumah sakit
Pendelegasian
• Revisi Permenkes No.56 Tahun 2014
Klasifikasi dan perijinan RS
PENATAAN RUJUKAN BERJENJANG • Revisi Permenkes 75 tentang Puskesmas
• Revisi permenkes 001 th 2012 tentang rujukan
• Revisi permenkes 2052 th 2011 tentang ijin praktek
ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN FASKES
18. Source: Rathert, Cheryl. Marry D. Wyrwich, Suzanne Austin Boren. Patient-Centered Care and
Outcomes: A Systematic Review of the Literature. Medical Care Research and Review. 2012; 351-379
Reduced length of stay
Lower cost per case
Decreased adverse events
Higher employee retention rates
Reduced operating costs decreased
malpractice claims
Increase market share
Hospital that provide patient-centered care
reap a number of financial benefits, including:
PATIENT-CENTERED CARE AND OUTCOMES
20. 0.00%
3.00%
6.00%
9.00%
12.00%
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
Penundaan Operasi Elektif
Capaian Target
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
Realisasi Target
Ketepatan Jam Visite dokter Spesialis
Definisi
operasional
Operasi elektif adalah waktu yang diperlukan
pasien sejak dijadwalkan operasi sampai
dengan dilakukannya operasi elektif.
Jika tidak dilakukan sesuai jadwal maka
disebut terjadi penundaan.
Numerator Jumlah pasien yang mengalami penundaan
operasi elektif.
Denominator Jumlah tindakan operasi elektif.
Definisi
operasional
Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter
spesialis setiap hari kerja sesuai dengan
ketentuan waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, yang dilakukan
antara jam 08.00 sampai dengan 14.00.
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00
sampai dengan 14.00 yang disurvei.
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis
yang disurvei.
PEMANTAUAN MUTU
21. KEWAJIBAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
(Permenkes No. 34 tahun 2017 Akreditasi RS)
Mendukung, Memotivasi, Mendorong dan
Memperlancar Proses Akreditasi
Memberikan Dukungan Pembiayaan Akreditasi
Rumah Sakit
Melakukan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Akreditasi Rumah Sakit
22. • Standar fasilitas medik
• Standar fas non medik
• Standar SDM
• Tarif
• MUTU (Akreditasi)
• dll
• PNPK
• PPK
• CP
Input OutputProses
EFISIENSI COST
EFFECTIVENESS
INDIKATOR MUTU
PELAYANAN
HTA
• Pelaporan insiden KP
• Kecepatan mengatasi
komplain,
• Penundaan operasi elektif
• Infeksi luka operasi
• Kepuasan pasien
• dll
MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN
23. Perpres No.82 Tahun 2018
Pasal 92-95
Peserta
BPJS
Kesehatan
Faskes /
pemberi
Pelayanan
Kesehatan
Penyedia Obat
dan Alat
Kesehatan
Regulator /
Pemangku
Kepentingan
Lainnya
Pasal 92 ayat (2) secara spesifik menyatakan
“kecurangan (fraud) termasuk
penyalahgunaan pelayanan kesehatan yang
disebabkan karena perilaku pemberi
pelayanan kesehatan”
Penguatan di Fasilitas Kesehatan
dan Organisasi Profesi
Pelaku Fraud
Tim Bersama (KPK – Kemenkes – BPJS Kes)
sebagai pelaksana Pencegahan, Deteksi
dan Penyelesaian
Revisi Permenkes no. 36 tahun 2016
tentang Pencegahan Fraud dalam JKN
PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD) DALAM JKN
24. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
TEKNIS MEDIS
TEKNIS
PERUMAHSAKITAN
(INTERNAL RS)
(EKSTERNAL)
NON-TEKNIS PERUMAHSAKITAN
UU RI No.44 Tahun 2009 tentang RS (Pasal 55)
KEMENTERIAN
KESEHATAN
(TENAGA
PENGAWAS)
DEWAN
PENGAWAS
RUMAH SAKIT
BADAN
PENGAWAS
RUMAH SAKIT
25. TATA KELOLA
KLINIK YANG BAIK
TATA KELOLA
ORGANISASI
YANG BAIK
Mutu pelayanan
Kepuasan
pasien
•Inovatif
•Cost efektif
•Produktif
TATA KELOLA YANG BAIK SEBAGAI KEBUTUHAN FASKES
26. 1.Menyediakan akses pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
tugas bersama semua pihak
2.Akreditasi Faskes merupakan salah satu upaya untuk
membangun tata kelola organisasi dan tata kelola klinik yang
baik agar terbentuk budaya mutu dan keselamatan pasien
3.Perlu adanya regulasi strategi dan kebijakan mutu nasional
sehingga pembangunan budaya mutu akan dapat dilakukan
secara komprehensif
PENUTUP
27. TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan
www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes@ditjenyankes
Editor's Notes
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana didalamnya dapat ditemukan berbagai kelompok usia. maka
Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara terbaik Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan akses pelayanan kesehatan di wilayahnya. Karena dengan pendekatan keluarga ini Puskesmas tidak hanya dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang sakit saja tetapi untuk dapat menjangkau masyarakat yang sehat maupun beresiko sakit agar hak dasar kesehatan terpenuhi.
Target sasaran pada keluarga ini terdiri dari berbagai jenis kelompok usia dan status kesehatan. sehingga untuk pelayanan yang diberikan harus merupakan integrasi program-program kesehatan baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat secara berkesinambungan dan berdasarkan analisa data dan informasi akurat dari profil kesehatan keluarga. Diharapkan dengan tercapainya keluarga – keluarga sehat maka akan tercipta Indonesia Sehat
Untuk mewujudkan Program Indonesia Sehat tersebut. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Angka Prevalensi Penyakit katastrofik Kanker termasuk tertinggi di Indonesia
Sebaran pelayanan kanker radiasi masih belum merata, sehingga perlu distribusi pelayanan kanker di seluruh tanah air melalui center center radiotherapi, terutama RS Rujukkan.
50-60% penderita kanker memerlukan therapi radiotherapi
Secara rasio ketersediaan pelayanan radiotherapi masih kurang, sehingga menyebabkan waktu antrian panjang sampai 3 bulan.
Fasilitas radioterapi di Indonesia :
dari 34 provinsi di Indonesia, baru 16 provinsi yang memiliki fasilitas radioterapi yang meliputi :
44 center, 66 alat radioterapi (49 Linacs, 16 Cobalt, 1 Tomo)
Kompetensi profesional: Penampilan tingkah laku dari kumpulan terintegrasi pengetahuan, ketrampilandan sikap dalambentuk karya profesi “kesehatan.
Kompetensi interprofesional:
Penampilan tingkah laku dam bentuk kumpulan terintegrasi dari pengetahuan, ketrampilandan sikap untuk
> Bekerja bersama lintas profesi,dengan tenaga kes lain
Dengan pasien dan keluarga, populasi dan komunitas
Untuk meningkatkan hasil pelayanan
Klas A Paripurna 40 Utama 1 Madya 1 Dasar 0 Perdana 0
B Paripurna 279 Utama 19 Madya 12 Dasar 9 Perdana 1
C Paripurna 301 Utama 75 Madya 42 Dasar 21 Perdana 370
D Paripurna 36 Utama 16 Madya 23 Dasar 6 Perdana 263
Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan memiliki kewajiban memberikan aman dan non-diskriminasi dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi pasien. Selain itu, rumah sakit juga memiliki fungsi sosial sebagai amanat dari UU nomor 44 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit, dimana dalam memberikan pelayanan kesehatan, RS tetap pro-kepada masyarakat miskin dan tidak mampu tanpa ada perbedaan dalam pemberian pelayanan.
Kecurangan dalam JKN dapat dilakukan oleh peserta, BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan pemberi pelayanan, penyedia obat dan alat kesehatan, serta regulator dan pemangku kepentingan lainnya.
Penerapan pengendalian kecurangan/ fraud dalam JKN diatur dalam Perpres No. 82 Tahun 2018 Pasal 92-95 yang mengamanatkan bahwa sistem pencegahan dan penanganan kecurangan dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan komprehensif. Untuk melaksanakan amanat tersebut, maka saat ini telah dibentuk tim bersama yang terdiri dari KPK, Kemenkes dan BPJS Kesehatan sebagai pelaksana pencegahan, deteksi dan penyelesaian kasus kecurangan dalam JKN. Disamping itu, saat ini sedang dilaksanakan proses revisi Permenkes no. 36 tahun 2016 tentang Pencegahan Fraud dalam JKN sebagai pedoman pelaksanaan bagi tim bersama.
Pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada segenap pengurus dan jajaran BPRS Indonesia yang telah melakukan pembinaan dan pengawasan rumah sakit di penjuru negeri ini guna mendukung suksesnya pembangunan kesehatan di Indonesia. Harapan saya, BPRSI dapat terus berkarya sebagai satu-satunya Badan Pengawas Rumah Sakit di Indonesia dalam mensukseskan program pemerintah bidang kesehatan dalam pengembangan Sistem Kesehatan Nasional.
Akhirnya dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, acara “WORKSHOP Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia” saya buka secara resmi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkahNya kepada kita semua.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, sekali lagi saya mengucapkan selamat dan sukses, semoga pelaksanaan Workshop ini berjalan dengan lancar dan senantiasa diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.
Terima kasih.
Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
dr. Bambang Wibowo, SpOG