2. Pengantar
• Kaum awam: kekayaan Gereja yang lama sekali
(sebelum Konsili Vatikan II) di”biar”kan.
• Belum pernah ada Konsili yang secara khusus
bicara soal “kaum awam” selain KV II (1962-1965)
• Bukan berarti bahwa kaum awam “absen” dalam
Gereja dan Gereja “cuek” thd kaum awam tetapi
karena “keawaman” belum dianggap sebagai
sebuah topik teologis yang mendesak dan
penting untuk dibicarakan dalam sebuah konsili.
3. • Selama berabad-abad “periode diam” ttg
peran kaum awam, martabat dan peran kaum
dalam Gereja tersembunyi sebagai “obyek
penderita” (obyek pelayanan kaum hirarki).
• Sampai dengan Konggres Internasional kaum
Awam 5 Oktober1957, Paus Pius XII masih
menyebut bahwa peran kaum berada pada
bayang-bayang kerasulan hirarki. Salah satu
kutipan dari pidato Paus Pius XII, saat itu:
4. • It is clear that the ordinary layman can resolve and it is
highly desirable that he should so resolve—to cooperate in
a more organized way with ecclesiastical authorities and to
help them more effectively in their apostolic labor. He will
thereby make himself more dependent on the Hierarchy,
which is alone responsible before God for the government
of the Church. The layman's acceptance of a particular
mission, of a mandate of the Hierarchy, may associate him
more closely with the spiritual conquest of the world being
conducted by the Church under the direction of her
pastors, but this does not make him a member of the
hierarchy or give him the powers of Holy Orders or of
jurisdiction that remain strictly bound to reception of the
Sacrament of Holy Orders in its various degrees.
5. • Seabad sebelumnya (1869) saat ada Konsili
Vatikan I, peran kaum awam pernah
disinggung, tetapi hanya dalam draft agenda
pembicaraan Konsili saat itu; dan topik itu
tidak jadi dibahas, karena pembahasan Konsili
Vatikan I terfokus pada kedudukan Sri Paus di
Roma.
6. Kaum dalam Konsili Vatikan II
• Tema “kaum awam” dibicarakan dalam dua
tataran: dogmatik dan Pelaksanaannya di
bidang Pastoral Dogmatik: dibicarakan
dalam LUMEN GENTIUM (LG) dan Pelaksanaan
pastoralnya dibicarakan dalam APOSTOLICAM
ACTUOSITATEM (AA). Kedua dokumen Konsili
it harus dibicarakan sebagai sebuah kesatuan
gagasan yang utuh. Tetapi sebenarnya, hal-hal
yang menyangkut peran awam juga tersebar
di bagian-bagian lain dalam dokumen Konsili.
7. • Selain dokumen Konsili, masih ada dokumen
penting sesudah Konsili yang berbicara khusus
tentang kaum awam, yakni: CHRISTI FIDELES
LAICI (CFL) , sebuah anjuran apostolik
(ensiklik) dari Paus Yohanes Paulus II tahun
1989.
8. LUMEN GENTIUM
• No.30:
– Memberi perhatian kepada status kaum beriman
kristiani yang disebut awam.
– Segala sesuatu yang telah dikatakan tentang Umat
Allah sama-sama dimaksudkan bagi kaum awam (pria
dan wanita): Umat PB, Imamat umum, sakramen,
karisma, dll
– Hirarki – awam: dalam partnership dan kebersamaan
dalam tugas perutusan yang bersumber pada Kristus,
masing-masing dengan peran yang khas dengan
tujuan Ef, 4,15-16: Pertumbuhan Tubuh Kristus yakni
GerejaNya.
9. LG. No. 31
• dirumuskan tentang definisi (pengertian)
tentang kaum awam: “semua orang kristiani,
yang tidak termasuk golongan imam atau
religius”. berkat baptis: menjadi anggota
Tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah,
dan mengemban tiga tugas Kristus (imam, raja
dan nabi) serta melaksanakan perutusan
Gereja (ke dalam dan ke dunia).
10. • Kekhasan kaum awam: sifat keduniaannya tugas:
mencari Kerajaan Allah dengan mengurusi hal-hal yang
fana dan mengaturnya sesuai dengan kehendak Allah.
• Kaum awam menjalankan tugas dan pekerjaan duniawi
dan dipanggil untuk menunaikan tugas mereka sendiri
dengan dijiwai semangat Injil demi “pengudusan
dunia”.
• Jadi: tugas mereka ialah menyinari dan mengatur
semua hal yg fana sedemikian sehingga semuanya
terlaksana dan berkembang sesuai dengan kehendak
Kristus.
11. DEKRIT “APOSTOLICAM ACTUOSITATEM”
• Apostolica Actuaositatem (hurufiah) berarti:
kegiatan merasul yang dibicarakan dalam
Dekrit tersebut: kegiatan kerasulan kaum
awam.
• Maksud Konsili: menjelaskan hakikat, sifat,
kemajemukan kerasulan, asas kerasulan awam
dan petunjuk pastoral bagi kerasulan kaum
awam (AA no.1)
12. Hakikat dan sifat kerasulan awam
• Kerasulan awam merupakan kesatuan dengan
kekrasulan Gereja yang menjalankan
perutusan Yesus Kritus dengan ciri khas:
keduniaannya.
Kerasulan
awam
Kerasulan Gereja
Karya Yesus Kristus
13. • Prinsip: Dalam Gereja terdapat aneka
pelayanan tetapi merupakan sebuah kesatuan
perutusan; sumbernya: Yesus Kristus (AA no.2)
• Asasnya: kesatuan dalam Roh Kudus yang
memberikan kharisma kepada setiap orang
demi kesejahteraan sesama manusia dan
pembangunan Gereja; dan kesatuan dalam
sesama saudara serta kesatuan dengan hirarki
(AA no. 3)
14. • Spiritualitas Kerasulan Awam: ke-erat-an
hubungan dengan Kristus yang dihayati dengan
merasuki tata dunia dengan semangat kristiani:
– mengamalkan kebaikan kepada semua orang
– tidak hancur karena kekurangan duniawi dan tidak
sombong karena kelimpahan bendawi
– Memupuk keutamaan dan mengamalkan karunia Roh
Kudus yang telah diterima
– ikut serta dalam (salah satu) lembaga Gereja
– Menjunjung tinggi kejujuran, adil, peri kemanusiaan
dalam hidup bermasyarakat. (Bdk AA 4).
15. TUJUAN KERASULAN AWAM
• Pemberitaan Kabar Gembira Tuhan kepada dunia
dengan kata dan perbuatan serta kesaksian hidup
kristiani
• Pengudusan umat manusia berkat iman kepada Allah
(bdk Mat 5,16) (AA no.6)
• Pembaharuan tata dunia secara kristiani:
mengembalikan dunia ini yang tercipta “sungguh amat
baik” (Kej 1,31) tetapi dicemarkan oleh kekuatan dosa
sehingga terjadi tingkah laku dan lembaga manusia
mengalami kemerosotan dan menghina martabat
manusia serta pemujaan terhadap hal-hal duniawi (AA
7).
16. BIDANG KERASULAN AWAM
• Secara umum bidang kerasulan awam terdapat dalam Gereja
(internal)dan Masyarakat (eksternal)
• Bidang kerasulan internal) kerasulan lewat partisipai dalam hidup
parokial (AA no.10)
• Keluarga: menghayati secara konsekwen dan konsisten martabat
perkawinan kristiani mereka
• Kaum Muda: terkait dengan pembentukan dan pembinaan hidup
kaum muda
• Kerasulan di lingkup hidup sosial-masyarakat: komitmen hidup
sosial demi pembangunan masyarakat yang lebih baik (AA 13)
• Dan bidang kerasulan di lingkup nasional dan internasional: politik,
dialog, perdamaian dunia dan kesejahteraan semua orang.
17. CHRISTI FIDELES LAICI (CFL)
• Ensiklik Yohanes Paulus II ini ditulis setelah terlaksana
Sinode Para Uskup sedunia th 1987 di Roma dengan
tema “Panggilan dan Perutusan kaum awam” dan Paus
YP II menerbitkan ensiklik ini tahun 1989.
• YP II ingin menanggapi hasil pembicaraan sinode
tersebut dengan menerbitkan sebuah Ensiklik yang
diberi judul Christi Fideles Laici (kaum beriman awam).
• Secara umum: CFL menggemakan sekali lagi ajaran
Konsili Vatikan II tentang kaum awam, tetapi dalam
konteks dan suasana aktual sebagaimana dibicarakan
dakam Sinode para Uskup se dunia.
18. KONTEKS CFL
• Ada tiga masalah besar di jaman moderen ini
yang menjadi konteks panggilan kaum awam
yakni masalah sekularisme, pelanggaran
martabat manusia dan masalah
persengketaan dan perdamaian.
• DI tengah masalah-masalah besar tersebut,
panggilan kaum awam mendapat konteks
yang baru dan menantang,
19. • Sekularisme : arus pemikiran manusia yang
mengutamakan hal-hal duniawi dengan
menyingkirkan apa saja yang berkaitan dengan
masalah-masalah agama-hidup rohani GS 8:
semakin banyak jumlah orang yang meninggalkan
agama di dalam praktik” (ateis praktis).
• Di sisi lain: hasrat manusia dan kebutuhan akan
agama tidak mungkin dipadamkan sama sekali
(CFL 4)
20. • YP II melihat bagaimana martabat manusia
masih sering diinjak-injak bahkan juga lewat
sistem-sistem perkonomian, hukum, ideologi,
politik, dll! (CFL no 5)
• Akan tetapi keluhuran martabat manusia
adalah sesuatu yang tak dapat dilenyapkan
betapa pun sering tidak dinilai dan dilanggar.
Sebabnya: martabat manusia memiliki dasar
dalam Allah Sang Pencipta.
21. • Terjadinya masalah persengketaan antar
pribadi, kelompok, kategori, bangsa-bangsa ,
yang tercermin dalam bentuk kekerasan,
terorisme dan perang.
• Di pihak lain, hasrat manusia untuk berdamai
tidak dapat ditumpas. Berbagai macam usaha
telah dirintis umat manusia untuk mencari
perdamaian
22. PANGGILAN AWAM YANG KONTEKSTUAL
• Dalam konteks 3 masalah besar itulah kaum
awam di panggil untuk “Pergilah juga ke kebun
anggurku” (Mat 20,1-2).
• Partisipasi kaum awam dalam menghadapi
masalah-masalah itu, baik dalam bentuk
kerasulan ke dalam (CFL 18-31) maupun
kerasuan ke luar (CFL 32-44)
23. WHAT NEXT?
• Perlu keberanian dan kecerdasan untuk
menjadi nabi di tengah kehidupan ini.
• Internal, kita sudah cukup aktif, bagaimana
yang menyangkut unsur “ke-dunia-an” ini
(eksternal)
• Energinya: Iman akan Kristus dan kesatuan
dalam Gereja.