SlideShare a Scribd company logo
TEKNIK RISET
  OPERASI

  NURHALIMA

   CHAPTER.4



          NURHALIMA   1
Kasus Khusus dalam
     Simpleks



          NURHALIMA   2
Pendahuluan
  Ada beberapa kasus khusus dalam
  simpleks. Kadangkala kita akan menemukan
  bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat
  optimalitas atau syarat kelayakan tidak
  pernah dapat terpenuhi.
 Adakalanya juga solusi yang dihasilkan
  antara satu iterasi dengan iterasi berikutnya
  tidak berbeda. Kasus khusus ini terdiri dari
  solusi optimal lebih dari satu, degeneracy,
  solusi tidak terbatas dan solusi tidak layak.
 Dua yang terakhir dapat terjadi karena
  kesalahan baik dalam perhitungan iteratif
  ataupun dalam pembentukan model atau
  formulasi permasalahan. NURHALIMA               3
Solusi optimal lebih dari satu
 Ketika fungsi objektif paralel terhadap
  pembatas yang dipenuhi dalam arti
  persamaan oleh solusi optimal, fungsi
  objektif akan mengasumsikan nilai optimal
  sama pada lebih dari satu titik solusi.
 Kondisi seperti ini kita kenal dengan solusi
  optimal lebih dari satu (alternative optimal).
 Perhatikan kasus berikut :




                            NURHALIMA              4
Degeneracy
 Ada kemungkinan saat akan menentukan sel
  keluar, rasio pembagian terkecil lebih dari
  satu, dan kita akan memilih salah satu secara
  sembarang.
 Jika hal ini terjadi, satu atau lebih variabel
  akan sama dengan nol (0) pada iterasi
  selanjutnya.
 Solusi pada iterasi dimana satu atau lebih
  variabel mempunyai nilai nol (0) kita sebut
  sebagai degeneracy.
 Degeneracy terjadi secara praktek karena
  ada minimum satu fungsi kendala yang
  redundan. Dalam iterasi, kita dapat
  mengenalinya dengan cara berikut :
                           NURHALIMA           5
Solusi tidak terbatas
 Adakalanya kita menemukan nilai variabel
  meningkat tak terbatss tanpa melanggar
  pembatas, yaitu ruang solusi tidak terbatas
  paling tidak untuk satu arah.
 Sebagai akibatnya, nilai tujuan akan
  meningkat (untuk kasus maksimasi) atau
  menurun (untuk kasus minimasi) tanpa ada
  batas.
 Dalam kasus ini, kita sebut ruang solusi dan
  nilai tujuan optimum tidak terbatas.
 Solusi tidak terbata hanya mengindikasikan
  satu hal, yaitu model yang dibangun salah.
  Mendapatkan keuntungan yang tidak
  terbatas misalnya tentu tidak masuk akal
                           NURHALIMA             6
  Salah satu yang paling umum yang
  menyebabkan solusi tidak terbatas adalah
  tidak memasukkan pembatas yang bukan
  redundan pada model atau parameter
  (konstata) beberapa pembatas tidak
  dihitung dengan benar.
 Perhatikan kasus berikut :




                         NURHALIMA           7
Solusi tidak layak
  Jika pembatas tidak dapat terpenuhi secara
  bersamaan, maka kita berhadapan dengan
  solusi tidak layak.
 Solusi tidak layak tidak akan pernah terjadi jika
  semua fungsi kendala menggunakan
  pertidaksamaan ≤ ( asumsikan nilai kanan
  adalah positif), karena variabel slack selalu
  memberikan solusi layak.
 Solusi optimal dapat terjadi jika fungsi pembatas
  ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥, kita
  menggunakan variabel buatan sebagai variabel
  basis awal, dimana variabel buatan berdasarkan
  desainnya tidak memberikan solusi layak bagi
  model awal.

                             NURHALIMA                8
CONT’D
 Meskipun dalam prosedur iterasinya, kita
  memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi
  optimum, hal ini hanya akan terjadi jika model
  mempunyai ruang solusi layak.
 Sering juga terjadi, minimum satu variabel
  buatan bernilai positif pada solusi optimum. Hal
  ini mengindikasikan bahwa permasalahan tidak
  mempunyai solusi layak.
 Dari sudut pandang praktikal, solusi tidak layak
  terjadi karena model tidak diformulasikan dengan
  benar, dimana beberapa pembatas saling
  bertentangan.
 Hal lain yang menyebabkan solusi tidak layak
  adalah bahwa pembatas tidak dimaksudkan
  untuk dipenuhi secara bersamaan.
                             NURHALIMA           9

More Related Content

What's hot

Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Rahmawati Lestari
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
Mella Imelda
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
Yadi Pura
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
Acika Karunila
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
Nia Matus
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
M Randi Rj VoreCastle
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Nailul Hasibuan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Arvina Frida Karela
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Arvina Frida Karela
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Rahmawati Lestari
 
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Onggo Wiryawan
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
Yadi Pura
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Nia Matus
 

What's hot (20)

Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Ring
RingRing
Ring
 

More from wawankoerniawan

Print screen
Print screenPrint screen
Print screen
wawankoerniawan
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
wawankoerniawan
 
Materi 12
Materi 12Materi 12
Materi 12
wawankoerniawan
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
wawankoerniawan
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
wawankoerniawan
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
wawankoerniawan
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
wawankoerniawan
 
Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
wawankoerniawan
 
Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
wawankoerniawan
 
Materi 11
Materi 11Materi 11
Materi 11
wawankoerniawan
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
wawankoerniawan
 
Materi 12
Materi 12Materi 12
Materi 12
wawankoerniawan
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
wawankoerniawan
 

More from wawankoerniawan (20)

Print screen
Print screenPrint screen
Print screen
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Materi 12
Materi 12Materi 12
Materi 12
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Materi 8
Materi 8Materi 8
Materi 8
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 
Materi 5
Materi 5Materi 5
Materi 5
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
 
Materi 11
Materi 11Materi 11
Materi 11
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 12
Materi 12Materi 12
Materi 12
 
Materi 11
Materi 11Materi 11
Materi 11
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 

Pert.4 kasus khusus dalam simpleks

  • 1. TEKNIK RISET OPERASI NURHALIMA CHAPTER.4 NURHALIMA 1
  • 2. Kasus Khusus dalam Simpleks NURHALIMA 2
  • 3. Pendahuluan  Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat kelayakan tidak pernah dapat terpenuhi.  Adakalanya juga solusi yang dihasilkan antara satu iterasi dengan iterasi berikutnya tidak berbeda. Kasus khusus ini terdiri dari solusi optimal lebih dari satu, degeneracy, solusi tidak terbatas dan solusi tidak layak.  Dua yang terakhir dapat terjadi karena kesalahan baik dalam perhitungan iteratif ataupun dalam pembentukan model atau formulasi permasalahan. NURHALIMA 3
  • 4. Solusi optimal lebih dari satu  Ketika fungsi objektif paralel terhadap pembatas yang dipenuhi dalam arti persamaan oleh solusi optimal, fungsi objektif akan mengasumsikan nilai optimal sama pada lebih dari satu titik solusi.  Kondisi seperti ini kita kenal dengan solusi optimal lebih dari satu (alternative optimal).  Perhatikan kasus berikut : NURHALIMA 4
  • 5. Degeneracy  Ada kemungkinan saat akan menentukan sel keluar, rasio pembagian terkecil lebih dari satu, dan kita akan memilih salah satu secara sembarang.  Jika hal ini terjadi, satu atau lebih variabel akan sama dengan nol (0) pada iterasi selanjutnya.  Solusi pada iterasi dimana satu atau lebih variabel mempunyai nilai nol (0) kita sebut sebagai degeneracy.  Degeneracy terjadi secara praktek karena ada minimum satu fungsi kendala yang redundan. Dalam iterasi, kita dapat mengenalinya dengan cara berikut : NURHALIMA 5
  • 6. Solusi tidak terbatas  Adakalanya kita menemukan nilai variabel meningkat tak terbatss tanpa melanggar pembatas, yaitu ruang solusi tidak terbatas paling tidak untuk satu arah.  Sebagai akibatnya, nilai tujuan akan meningkat (untuk kasus maksimasi) atau menurun (untuk kasus minimasi) tanpa ada batas.  Dalam kasus ini, kita sebut ruang solusi dan nilai tujuan optimum tidak terbatas.  Solusi tidak terbata hanya mengindikasikan satu hal, yaitu model yang dibangun salah. Mendapatkan keuntungan yang tidak terbatas misalnya tentu tidak masuk akal NURHALIMA 6
  • 7.  Salah satu yang paling umum yang menyebabkan solusi tidak terbatas adalah tidak memasukkan pembatas yang bukan redundan pada model atau parameter (konstata) beberapa pembatas tidak dihitung dengan benar.  Perhatikan kasus berikut : NURHALIMA 7
  • 8. Solusi tidak layak  Jika pembatas tidak dapat terpenuhi secara bersamaan, maka kita berhadapan dengan solusi tidak layak.  Solusi tidak layak tidak akan pernah terjadi jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ ( asumsikan nilai kanan adalah positif), karena variabel slack selalu memberikan solusi layak.  Solusi optimal dapat terjadi jika fungsi pembatas ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥, kita menggunakan variabel buatan sebagai variabel basis awal, dimana variabel buatan berdasarkan desainnya tidak memberikan solusi layak bagi model awal. NURHALIMA 8
  • 9. CONT’D  Meskipun dalam prosedur iterasinya, kita memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi optimum, hal ini hanya akan terjadi jika model mempunyai ruang solusi layak.  Sering juga terjadi, minimum satu variabel buatan bernilai positif pada solusi optimum. Hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan tidak mempunyai solusi layak.  Dari sudut pandang praktikal, solusi tidak layak terjadi karena model tidak diformulasikan dengan benar, dimana beberapa pembatas saling bertentangan.  Hal lain yang menyebabkan solusi tidak layak adalah bahwa pembatas tidak dimaksudkan untuk dipenuhi secara bersamaan. NURHALIMA 9