PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
Persyaratan Udara ruangan rumah yang sehat.ppt
1. PENYEHATAN UDARA
DALAM RUANG RUMAH
SUBDIT PENYEHATAN PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN
2. OVER VIEW
1. LATAR BELAKANG DAN
PERMASALAHAN
2. JENIS PENCEMAR UDARA
DALAM RUANG RUMAH
3. ISI PERMENKES UDARA
DALAM RUANG RUMAH
4. UPAYA PENYEHATAN
5. KEBIJAKAN
7. PERMASALAHAN
Pencemaran udara di dalam ruang/rumah adalah
faktor utama gangguan kesehatan (4% dari
gangguan kesehatan Global)
– Sebagian besar masyarakat (60-90%) menggunakan
bahan bakar biomasa (sumber CO, SO2, NO2 & PM2,5).
– Perilaku merokok, membakar obat nyamuk dan
penggunaan bhn kimia untuk keperluan RT
– Bhn bangunan & perabot RT (sumber Pb, VOC/Volatile
Organic Compund, asbes & gas Radon/Rn)
8. ISSUES (Lanjutan)
Gangguan kesehatan krn. penc. udara
indoor umumnya:
– TBC.
Angka Prevalensi 115/100.000 (Th. 2003)
(Sumber: WHO).
– ISPA.
Angka estimasi insiden Pneumonia Balita di
Indonesia 10 – 20 %.
Angka kematian Balita 4,9/1000 dan
80 – 90% nya disebabkan Pneumonia.
9. Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Balita
Kejadian
Pneumonia
Balita
Mikroorganisme/
Agent
Daya Tahan
Tubuh
Umur
Menggendong bayi/
balita sewaktu masak
Tdk
menjaga
Kebersihan
Tdk Mem
bukapintu/
jendela
merokok
dlm
rumah
membakar
sampah
Kepadatan Hunian
Cerobong asap dapur
Jenis bahan bakar
Ventilasi
Status Gizi
Pelayanan
Kesehatan
Berat
Badan
lahir
Pemberian
ASI
Imunisasi Pemberian
Vit A
Pendidikan
Ibu
Pengetahuan
Ibu
Sosial
Ekonomi
Jenis lantai
Jenis dinding
Pemberian
makan
dini
Batuk
Dekat bayi/
balita
10. Faktor Risiko Kejadian TBC
KEJADIAN
TBC
Mikroorganisme/
Agent
Daya Tahan
Tubuh
Umur
Kepadatan hunian
Kamar tidur
Kurang ventilasi
Kebiasaan tidur
sekamar
Status Gizi
Pelayanan
Kesehatan Imunisasi
Pendidikan
Pengetahuan
Sosial
Ekonomi
Kurang
pencahayaan
Kebiasaan
membuang dahak
Kebiasaan tidak
menutup mulut bila
batuk
12. JENIS PENCEMAR UDARA INDOOR
PARTIKULAT 2,5 µm dan 10 µm
{ µm (mikron); 1 µm = 1.10-6 m},
– Berasal dari pembakaran biomasa.
– Dapat masuk ke Alveoli/
– Memicu terjadinya iritasi dan mengganggu fungsi paru.
CO
– tidak berwarna & tidak berbau,
– afinitas dengan Hb 200 kali lebih besar daripada afinitas O2
dengan Hb, sehingga distribusi O2 ke seluruh tubuh akan
terganggu akibatnya pening & lemas.
– Pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan hilangnya
kesadaran dan kematian.
– Kelompok risiko tinggi (Balita, Penderita penyakit Jantung
dan gangguan pernafasan) sangat sensitif terhadap CO.
13. (lanjutan)
JENIS PENCEMAR UDARA INDOOR
SO2 dan NO2
– gas berbau keras, bersifat racun & iritatif pada saluran
pernafasan, mata dan kulit.
– Berasal dari gas buangan pembakaran bahan bakar minyak
& batu bara.
Asap sisa pembakaran
(asap rokok, obat nyamuk bakar, tungku, kompor dll.)
– sangat iritatif pd sistim pernafasan.
– dapat memicu terjadinya kanker paru & pneumonia
16. ISI PERMENKES
- PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
- PERSYARATAN KUALITAS DLM RUANG RUMAH
- PERSYARATAN FISIK
- PERSYARATAN KIMIA
- PERSYARATAN KONTAMINAN BIOLOGI
- UPAYA KESEHATAN
- TATA LAKSANA PENGAWASAN KUALITAS UDARA
DALAM RUANG RUMAH
17. LATAR BELAKANG
Adanya hubungan sebab akibat antara ambien
Particulate Matter (PM) dengan berbagai
akibat kesehatan yang merugikan, termasuk
kematian, menurunnya fungsi paru-paru,
memburuknya kasus-kasus asma, dan
meningkatnya kunjungan ke pelayanan gawat
darurat.
18. PERSYARATAN
KUALITAS FISIK
1. Suhu dan Kelembaban:
a. suhu : 18 – 30 oC
b. kelembaban : 40 % - 60 % Rh
2. Pertukaran Udara
– Rumah ber-AC : 0,283 m³/ menit / org
– Laju ventilasi : 0,15-0,25 m/detik (sirkulasi udara)
– Rumah tak ber-AC hrs memiliki lubang ventilasi udara:
min 20% luas lantai dengan sistem ventilasi silang
3. Debu atau Partikulat
– Maks. PM10 : 35 µg/m³ (rata2 pengukuran 24 jam)
– Maks. PM2,5 : ≤ 70 µg/m³ (rata2 pengukuran 24 jam)
– Maks. Asbes bebas : 5 serat/ml udara dgn panjang serat 5 µ
19. KUALITAS KIMIA UDARA
Parameter Kimiawi
Rata-rata
waktu
Konsentrasi
Maksimal sebagai standar
CO 15 menit
30 menit
1 jam
8 jam
100.000 µg/m³
60.000 µg/m³
30.000 µg/m³
10.000 µg/m³
Pb 1 tahun 0,5 µg/m³
NO2 1 jam
1 tahun
200 µg/m³
40 µg/m³
O3 (Ozon)
8 jam 120 µg/m³
SO2 10 menit
24 jam
500 µg/m³
125 µg/m³
20. KUALITAS BIOLOGI
PERSYARATAN
– Angka kuman = < 700 CFU/m3 udara
– Bebas bakteri patogen = 0 CFU/m3 udara
– Bebas dari jamur dan cendawan =
0 CFU/m3 udara
CFU : Coloni Form Unit
21. TATA LAKSANA
PENGAWASAN KUALITAS UDARA
DALAM RUANG RUMAH
I. Ketentuan Umum
1. Pelaksanaan pengawasan kualitas udara ruang rumah
diselenggarakan secara bersama-sama oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat
2. Pemilik rumah bertanggung jawab dalam memelihara
kebersihan dan kualitas rumahnya
3. Dalam memelihara kebersihan dan kualitas rumahnya,
pemilik rumah dpt berkonsultasi kpd petugas kesling yang
berada di wilayahnya
4. Petugas kesling harus bersedia memberikan konsultasi
teknis yang berhubungan dgn pemeliharaan kualitas ruang
rumah bagi setiap warga yang memerlukan di wilayah
kerjanya
22. 5. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam
pembinaan dan pengawasan kualitas udara ruang rumah di
wilayah kerjanya
6. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan kualitas
udara ruang rumah, Dinas kesehatan Kabupaten/Kota
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
7. Pembinaan teknis dan pengawasan kualitas ruang rumah
merupakan bagian kegiatan kesehatan lingkungan yang telah
direncanakan dalam satuan program kerja tahunan
23. PELAKSANAAN PEMANTAUAN
SUMBER
PENCEMARAN
INDOOR
ZAT
PENCEMAR YG
DIPANTAU
FAKTOR RISIKO
INDOOR YG
DIPANTAU
LOKASI
BAHAN BAKAR:
Minyak tanah, Kayu,
Arang kayu, Sekam,
Daun, Briket Batubara
dll.
Asap, PM2,5, SO2,
NO2, CO
Jenis bahan bakar,
Ventilasi/Pergantian
udara, Perilaku
penghuni
Dapur, Ruang
Serba Guna
pada RSS
BANGUNAN:
Cat, Thinner, Melamin,
Lem Urea
Formaldehide, Pasir
Monasit dll.
VOC, Uap
solven/Formaldehid
, Rn, Pb
Ventilasi/Pergantian
udara, Perilaku
penghuni, Amenitas
(Suhu, Kelembaban,
Pencahayaan)
Ruang Tamu,
Ruang
Keluarga/Ruan
g Serba Guna
pd RSS
LAIN-LAIN:
Obat nyamuk bakar,
Obat nyamuk elektrik,
asap rokok dll.
Asap, PM2,5, Uap
Pestisida, CO
Ventilasi/Pergantian
udara, Perilaku
penghuni, Amenitas
(Suhu, Kelembaban,
Pencahayaan)
Ruang Tidur,
Ruang
Keluarga/Ruan
g Serba Guna
pd RSS
Catatan : Pada lokasi tertentu, Udara Ambien harus dipantau (Mis. Tepi jalan raya, daerah indusrti, daerah pertambangan &
sejenisnya.
25. UPAYA PENYEHATAN
1. SUHU & KELEMBABAN UDARA RUANG RUMAH
Upaya-2 yang harus dilakukan :
a. Bila kelembaban udara >60% perlu
diturunkan memakai alat penurun
kelembaban (humidifier/alat pengatur
kelembaban), memasang genteng kaca
b. Bila kelembaban udara <40% perlu
dinaikkan memakai alat untuk menaikkan
kelembaban (humidifier), membuka
jendela rumah, menambah jumlah dan luas
jendela
26. 2. DEBU ATAU PARTIKULAT UDARA RUANG
RUMAH
Upaya-2 yang perlu dilakukan :
a. Rumah (PERLU) dibersihkan dari debu setiap hari (?)
dengan kain pel basah atau alat penyedot debu.
b. Menggunakan saringan debu pada lubang ventilasi
rumah & dpt dibersihkan secara berkala (?)
c. Menanam tanaman di sekeliling rumah yang dpt
mengurangi masuknya debu ke dalam rumah (?)
d. Menggunakan (sistem) ventilasi yang memenuhi
syarat
e. Ventilasi dapur mempunyai bukaan sekurang-
kurangnya 40% dari luas lantai, dengan sistim silang
sehingga terjadi aliran udara, atau menggunakan
teknologi tepatguna untuk menangkap asap & zat
pencemar udara (?)
27. 3. PENCEMAR KIMIAWI DALAM RUANG RUMAH
Upaya-2 yang perlu dilakukan agar kandungan
senyawa kimiawi udara indoor tidak melebihi batas
persyaratan adalah:
a. Harus ada ventilasi alam atau mekanik dalam rumah
agar ada pertukaran udara
b. Sumber energi rumah tangga dari bahan bakar
kurang berbahaya (listrik, LPG, dll) (?)
c. Tidak menggunakan cat mengandung timbal/Pb
d. Tidak membawa anak saat masak di dapur apabila
menggunakan bahan bakar batubara/biomass
e. Tidak merokok di dalam rumah
f. Tidak menggunakan insektisida/pestisida di dalam
rumah.
g. Tidak membakar sampah dekat rumah
28. 4. KUALITAS BIOLOGI RUANG RUMAH
Upaya-2 yang perlu dilakukan agar angka kuman dan
Jamur dalam udara indoor tidak melebihi batas
persyaratan adalah:
Memelihara sistem ventilasi agar berjalan baik &
pencahayaan alami dapat menjangkau bagian dalam
rumah,
Mengisolasi penghuni berisiko tinggi (yang mempunyai
penyakit menular) dan mencegah kontaminasi pd bahan
& peralatan yg dipakai penderita dgn cara didisinfeksi,
Sinar matahari pagi diupayakan dpt memasuki rumah
terutama kamar tidur,
Lantai dibersihkan dgn antiseptik secara berkala,
Kelembaban di dalam rumah dijaga sesuai persyaratan
Mengelola sampah basah dgn baik
29. 5. KUALITAS BIOLOGI INDOOR
Upaya-2 yang perlu dilakukan agar angka kuman dan
Jamur dalam udara indoor tidak melebihi batas
persyaratan adalah:
Memelihara sistem ventilasi agar berjalan baik &
pencahayaan alami dapat menjangkau bagian dalam
rumah,
Mengisolasi penghuni berisiko tinggi (yang mempunyai
penyakit menular) dan mencegah kontaminasi pd bahan
& peralatan yg dipakai penderita dgn cara didisinfeksi,
Sinar matahari pagi diupayakan dpt memasuki rumah
terutama kamar tidur,
Lantai dibersihkan dgn antiseptik secara berkala,
Kelembaban di dalam rumah dijaga sesuai persyaratan
Mengelola sampah basah dgn baik
31. TUPOKSI DIT.PL
ORGANISASI KEMKES NO 1144/2010
1. PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS
2. STANDARISASI
3. BIMBINGAN TEKNIS
4. EVALUASI & PENYUSUNAN LAPORAN
TUGAS POKOK
32. FUNGSI
1. PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN
TEKNIS DI BIDANG PENYEHATAN
LINGKUNGAN
2. PENYIAPAN PENYUSUNAN
STANDAR,NORMA,PEDOMAN,KRITERIA,PRO
SEDUR DI BIDANG PENYEHATAN
LINGKUNGAN
3. PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DI BIDANG
PENYEHATAN LINGKKNGAN
4. EVALUASI DAN PENYUSUNAN LAPORAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN TEKNIS DI
BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN
5. PEMBERIAN PEMBINAAN &
BIMBINGANTEKNIS SERTA KERJASAMA &
KEMITRAAN DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN SERTA UPT DI LINGKUNGAN
DITJEN PP&PL
6. PELAKSANAAN URUSAN TATA USAHA DAN
RUMAH TANGGA DIREKTORAT
1. PENYEHATAN AIR &
SANITASI DASAR
2. PENYEHATAN
PERMUKIMAN &
TEMPAT TEMPAT UMUM
3. PENYEHATAN
KAWASAN & SANITASI
DARURAT
4. HIGIENE SANITASI
PANGAN
5. PENGAMANAN LIMBAH,
UDARA & RADIASI
33. KEBIJAKAN
1. PENINGKATAN KEGIATAN KIE
PENYEHATAN LINGKUNGAN
2. PENINGKATAN KESLING DENGAN
MENEKANKAN PADA :
ADAPTASI TERHADAP DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM
PERUBAHAN PERILAKU HIGINE
SANITASI MELALUI SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT (STBM), DAN
PENDEKATAN
KABUPATEN/KOTA/KAWASAN SEHAT;
3. PENINGKATAN KEMAMPUAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
FAKTOR RISIKO
4. MEMPERKUAT SURVEILAN FAKTOR
RESIKO LINGKUNGAN
5. PENINGKATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM KEGIATAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
TUJUAN
MEWUJUDKAN KUALITAS
LINGKUNGAN YANG SEHAT,
BAIK FISIK, KIMIA, BIOLOGI,
MAUPUN SOSIAL YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP
ORANG MENCAPAI DERAJAT
KESEHATAN YANG
SETINGGI-TINGGINYA (UU
NO 36 THN 2009)
SASARAN
MENURUNNYA ANGKA
KESAKITAN, KEMATIAN
DAN KECACATAN
AKIBAT PENYAKIT
I.KEBIJAKAN, TUJUAN, SASARAN