1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
PENDAHULUAN
Penggunaan bibit karet unggul bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi pekebun, kesalahan dalam memilih bibit akan mengakibatkan kerugian yang sangat fatal dikala tanaman karet mulai disadap. Hal ini perlu disadari oleh seluruh pekebun agar tidak mengalami kerugian tersebut setelah menunggu waktu yang cukup lama (4-5 tahun).
Agar diperoleh hasil Bahan Olahan Karet (BOKAR) yang optimal juga berkualitas tinggi, dituntut bagi setiap pekebun untuk me-ngetahui, terampil serta menguasai akidah dan syarat-syarat bibit unggul bermutu tinggi sesuai dengan standar teknologi yang ber-laku.
PENGENALAN KLON
Penggunaan bibit untuk pertanaman karet di Indonesia pada awalnya berasal dari populasi introduksi berupa biji yang tidak terseleksi. Pertanaman tersebut memberikan keragaman pertumbuhan dan produksi yang sangat nyata. Oleh karena itu dilakukan seleksi awal untuk mendapatkan pohon induk terseleksi berupa seedling yang dilaksanakan pada tahun 1910-1935 dan untuk selanjutnya dikelompokkan ke dalam Generasi I.
Dengan ditemukannya teknologi per-banyakan bibit melalui okulasi diperoleh klon-klon anjuran berupa klon hasil persilangan terseleksi periode tahun 1935-1960 yang dikelompokkan kedalam Generasi II yaitu Tjir, Tjir 16, GT 1, LCB 479, LCB 1320, dan PR 107.
Dari hasil lokakarya Pemuliaan Karet tahun 2001 di Palembang telah dihasilkan klon-klon anjuran untuk periode tahun 2002-2004 yaitu :
•Klon penghasil lateks adalah klon-klon yang mempunyai ciri potensi hasil lateks sangat tinggi, tetapi penghasil kayunya sedang. Yang termasuk dalam klon ini BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260, PR 255, dan PR 261.
•Klon penghasil lateks-kayu adalah klon dengan potensi hasil lateks tinggi dan potensi hasil kayu juga tinggi, klon tersebut yaitu AVROS 2037, RPM 1, IRR 21, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 118, PB 330, dan RRIC 100.
•Klon penghasil kayu adalah kelompok klon yang memiliki potensi hasil lateks sedang, tetapi potensi hasil kayu sangat tinggi. Yang termasuk klon ini adalah IRR 70, IRR 71, IRR 72, dan IRR 78.
TEKNIK PENGENALAN KLON KARET
Agar diperoleh klon karet sesuai dengan yang diinginkan, pengenalan klon-klon karet sangat diperlukan. Teknik pengenalan klon karet dilakukan dengan pengamatan secara visual terhadap cirri-ciri morfologi yang khas pada masing-masing klon.
Tentang cara penanaman kubis dan cara perawatan yang benar. saya membuat ppt ini adalah tugas akhir skripsi saya di salah satu universitas yang ada di sumatera utara tepatnya di pematang siantar. dan saya mendapat nila bagus dari hasil penelitian tentang kubis ini. dan sekarang saya sudah bekerja. saat ini saya mengaplikasikan dalam kehidupan nyata saya saya bertani dan menanam banyak tanaman .dan saya menghasilkan tanaman yang bagus dan semua tanaman saya diladang berhasil. orang-orang disekitar saya terkagum dengan hasil pertanian saya. dan saya pu mengajari mereka bagaimana cara bertani yang baik.
3. CU (TEMBAGA)
Bentuk hara Cu yang tersedia berupa ion
Dalam tanaman,unsur Cu merupakan komponen
esensial sejumlah enzim tanaman seperti diamin
oksidase,askorbat oksidase,sitokrom-c oksidase,
dsb
Tanpa adanya pasokan Cu yang cukup, enzim-
enzim tersebut tidak akan aktif dan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Kebanyakan terdapat dalam kloroplas (>50%) dan
diikat oleh plastosianin.
Cu
2
Cu
3
4. CU (TEMBAGA)
Kandungan normal unsur tembaga (Cu) di dalam
jaringan tanaman berkisar antara 5 ppm sampai
20 ppm
Dalam tanah,Cu berbentuk senyawa dengan
S,O,CO3, dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S),
kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit
(Cu5FeS4), kufirit (Cu2O).
Konsentrasi Cu di dalam tanah mineral kandungan
total dalam tanah 2%, pengangkutan hara oleh
tanaman setiap tahun 0,1 kg/ha
5. Enzim polifenol oksidase dan diamin oksidase sangat
penting dalam sintesis lignin,senyawa penyusun dinding
sel yang memberikan kekuatan agar tanaman dapat
tumbuh tegak
Cu terlibat dalam reaksi redoks,transport elektron
dalam fotosintesis dan respirasi yang menghasilkan
ATP, yang menjadi sumber energi utama untuk sintesis
protein,lemak,membran sel,dan serapan hara secara
aktif
Enzim plastosianin oksidase merupakan katalis transfor
elektron dalam respirasi
(Sumber : Ali Munawar,2011)
6. Dapat terjadi pada pH rendah.
Muncul sebagai defisiensi Fe.
Dalam getah tanaman baik dalam
xylem maupun floem hampir semua
Cu membentuk kompleks senyawa
dengan asam amino.
Cu dalam akar tanaman dan dalam
xylem >99% dalam bentuk kompleks.
7. FUNGSI DAN PERANAN CU
• Mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-
oksidase, asam butirat fenolase dan laktase
• Berperan dalam metabolisme protein dan
karbohidrat
• Berperan terhadap perkembangan tanaman
gengeratif
• Berperan terhadap fiksasi N secara imbiotis dan
penyusunan lignin.
• Berperan dalam transport elektron pada
fotosintesis
• Secara tidak langsung berperan dalam nodul akar
• Berperan dalam oksidasi terminal oleh sitokhrom
oksidase
8. GEJALA DEFISIENSI
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu)
sering ditemukan pada tanah-tanah
organik yang agak asam
karena tidak mobil maka daun bagian atas
yang terpengaruh, daun muda tanaman
jagung menguning dan kerdil
tanaman layu dan muncul warna hijau
kebiruan atau berwarna hijau gelap
dengan ukuran yang besar
terjadi klorosis antar tulang daun pada
daun muda meski jaringannya tidak mati.
9. Tanaman yang kahat Cu mudah roboh dan
peka terhadap penyakit
Kekahatan Cu dijumpai pada tanaman yang
sensitif seperti asparagus,kentang,padi dan
kedelai
Pengaruh kekahatan Cu lebih nyata pada
pembentukan biji dan buah dibandingkan
dengan pertumbuhan vegetatif.
ranting-ranting berwarna coklat, lalu mati dari
pucuk ke bawah (die-back)
buah-buah berukuran kecil, berwarna coklat
dengan kantong-kantong gum di dalam sudut-
sudut dari segmen-segmen bagian dalam
buah.
10. Konsentrasi Cu yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan keracunan
pada tanaman. Dapat dikatakan
bahwa toksinitas Cu terhadap
akar dapat mencapai 5-10 kali
lebih besar daripada toksinitas
Al. Juga dapat memicu terjadinya
kekahatan Fe
Keracunan ditandai dengan
pertumbuhan yang lambat
(terutama pada akar)