Disusun

                YB.SUGIARTO




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

             UNIVERSITAS UDAYANA
PENDAHULUAN


DIFINISI ;

         Persamaan differensial adalah persamaan yang

         memuat derivatif-derivatif,sekurang kurangnya

         satu derivative dari fungsi yang tidak diketahui.

TINGKAT (ORDER)

         Tingkat derivatif yang tertinggi yang terdapat

         dalam persamaan

PANGKAT(DEGRE=DERAJAD)

             Pangkat dari derivatif yang mempunyai tingkat

             tertinggi.

CONTOH;



  1.         +       + 2y = 0




  2.         3
                 +   4
                         - x7y = sin x


  3. ( x2 + y2 ) dx – 2xy dy = 0
MEMBENTUK PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Persamaan differensial dapat dibentuk dengan beberapa
cara salah satunya dengan mengadakan eliminasi kostanta

sembarang yang ada dalam persamaan.



SOAL

1.Tentukan persamaan differensial dari :

  y = c x2 + c2



2. Bila c sebagai parameter yang ber ubaha-ubah tentukan

  PD dari ( x - c )2 + ( y – c )2 = 2 c2



3.Tentukan PD dari bentuk primitivedi bawah ini ;

  a. y = A x + B                     d y = sin ( x + A )

  b. y = A x2   + B                  e. r = a ( 1 – cos    )

 c. ln y = A x2 + B                  f. x = A sin ( y + B )



  4. Tentukan persamaan differensial dari family of circles
    Yang mempunyai jari- jari berubah dengan pusat pada
    sumbu x
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL




DEFINISI :
             Suatu persamaan yang memenuhi satu
             Persamaan differensial disebut penyele
             saian PERSAMAAN DIFFERENSIAL



PENYELESAIAN
MACAM – MACAM


1. PENYELESAIAN UMUM yaitu suatu penyelesaian
  yang masih memuat kostanta sembarang.


2. PENYELESAIAN BERSYARAT suatu penyelesaian
  umum dengan memberikan harga – harga x sehingga
  kostanta dapat di tentukan


3. PENYELESAIAN SINGULAR.
PERSAMAAN DIFFERENSIAL
               TINGKAT SATU DAN PANGKAT SATU



BENTUK UMUM :
                       F ( x, y ,   )=0


Pada persamaan diatas masih terdapat perubah – perubah
terpisah dan ada kalanya belum terpisah ( tercampur )
Maka cara menyelesaikan PD tersebut dengan meng
Integralkan suku demi suku bila sudah terpisah jika belum di
usahakan       untuk    di    pisahkan    perubah-perubahnya   yang
sejenis.


BENTUK UMUM PERUBAH TERPISAH :


       N(X ) dx + M( Y ) dy = 0


Penyelesaian Umum


           +                  = c


SOAL LATIHAN
  1. x dx + y dy = 0

  2. ( 1 – y )         = x2

  3. Secx dx – tan y dy = 0
  4. ln x dx + arc tan y dy = 0
PERUBAH – PERUBAH YANG BELUM TERPISAH


BENTUK UMUM : N ( x,y ) dx + M ( x, y ) dy = 0


Atau                 f1(x) g2(y) dx + f2 (x ) g1(y)dy = 0



SOAL –SOAL LATIHAN
1. y dx + ( 1 + x2 ) dy = 0
2. 2( y + 3 ) dx – xy dy = 0
3. ( 1 + y 2 ) dx + ( 1 + x2 ) dy = 0
4. ( y2 – 1 ) dx + 2y           arc sin x dy = 0
5. ( x – y2 ) dx + 2xy dy = 0
PERSAMAAN HOMOGEN

  Sebelumnya kita tentukan fungsi homogenya yaitu :
   F ( x,y) di sebut homogen berpangkat –n apabila


            F(        )=     F (x,y)

  BENTUK PD HOMOGEN


            M(x,y) dx + N (x,y) dy = 0


  Syarat : M(x,y) dan N (x,y) homogen berpangkat sama


  Cara menyelesaikan bentuk PD di ubah menjadi :


            M(y/x) dx + N(y/x) dy = 0 …………( 1)
  Atau
            M(x/y) dx + N(x/y) dy = 0…………(2 )

  Andaikan di pakai bentuk (1) maka substitusi dari

  y = ux         maka dy = u dx + x du

  Bentuk PD :
                 M(u) dx + N(u) ( u dx + x du ) = 0
  Perubah di pisahkan
                 ( M(u) + uN(u) ) dx + x N(u) du = 0


Sehingga:                +                   du = 0
SOAL LATIHAN
             1.   ( x2 – xy + y2 ) dx – xy dy = 0

             2.   xy dx + 2 ( x2 + 2 y2 ) dy = 0

             3.   (y-           ) dx – x dy

             4. ( 1 + 2       ) dx + 2        ( 1- x/y ) dy = 0

             5. ( 2x sin y/x + 3y cos y/x ) dx – 3x cos y/x dy = 0




PERSAMAAN                    DIFFERENSIAL                    TIDAK
HOMOGEN.
PD tidak homogen mempunyai tiga cirri dalam merubah
menjadi PD homogen.



Bentuk Umum :

                   ( ax +by + c ) dx + (px + qy + r ) = 0



Kasus (i);




Misalkan: u = ax +by + c maka            du = a dx + b dy
V = px + qy + r maka      dv = p dx + q dy



Dengan teori determinan maka di dapat :




dx =          =                dan dy =             =

dengan substitusi ke persamaan di atas terbentuk

PD HOMOGEN yaitu;

         ( q u – pv ) du + (a v – b u ) dv = 0




(ii)



Andaikan                 =k      maka a = pk dan b = q k


Persamaan menjadi ;

        ( k ( px + qy ) + c)dx + ( px+qy+c)dy = 0

Ambil   u = px + qy maka         du = pdx + q dy
dx =          subtitusi ke persamaan




sehingga terbentuk persamaan HOMOGEN yaitu:


( ku + c)             + ( u + r ) dy = 0


( ku + c ) du + { ( p – kq )u + pr – cq ) } dy = 0




(iii)                           =k


 a = kp , b = kq dan c = kr maka persamaan yg terjadi ;

    k dx + dy = 0

 setelah di integralkan mempunyai penyelesaiaan umum :

        kx + y = c

SOAL LATIHAN;
   1. ( x + 2y – 4 ) dx - ( 2x + y – 5 ) dy = 0


   2. ( x + y ) dx + ( 3x + 3y - 4 ) dy = 0


   3. (2x + 3y – 1 ) dx + ( 2x + 3y + 2 ) dy = 0
4. Tg2 (x+y) dx – dy = 0


  5.   ( 1 – xy + x2y2) dx + ( x3y – x2 ) dy = 0



       PERSAMAAN EKSAK DAN FAKTOR
       INTEGRAL

BENTUK PD : M(x,y) dx + N (x,y) dy = 0 ……………(1)



Disebut persamaan     EKSAK     bila memenuhi :




                       =




Apabila tidak memenuhi disebut Persamaan tidak eksak
dapat diselesaikan menggunakan FAKTOR INTEGRAL.

CARA PENYELESAIAN PERSAMAAN EKSAK

 Pandang dulu pers ;       F(x,y) = c

DI defferensialkan total sehingga :
dF(x,y) =              dx   +       dy = dc


     sehingga :


                            dx   +        dy = 0 ………….. (2)




Syarat agar persamaan di atas EKSAK maka :




                       =




Pers (2) dengan (1) adalah sama sehingga dapat disimpulkan




        (1)                = M (x,y)

        (2)                 = N (x,y)

        (3)       Penyelesaian PD (1) adalah F(x,y) = c



  Dengan solusi PD EKSAK ada dua cara yaitu :


     (1)                = M (x,y)
F(x,y)         =    x
                                   M(x,y) dx + g(y)


                           =         [   x
                                             M(x,y) dx ] + g’ (y)


                           = N (x,y)

              [   x
                      M(x,y) dx ] + g’ (y) =        N (x,y)


Dengan demikian nilai g, (y) dan g(y) dapat ditentukan

Jadi penyelesaian secara umum F(x,y) = c




(2)           = N (x,y)

           F(x,y)         =    y
                                   N(x,y) dy + g(x)


                           =         [   y
                                             N(x,y) dy ] + g’ (x)


                           = M (x,y)



                  [   y
                          N(x,y) dy ] + g’ (x) =     M (x,y)
Dengan demikian nilai g, (x) dan g(x) dapat ditentukan

     Jadi penyelesaian secara umum F(x,y) = c




       Soal – soal


1.    ( x + y ) dx + ( x - y ) dy = 0



2.    3y ( x2 – 1 ) dx + ( x3 + 8y – 3x ) dy = 0



3.    (2x2 –xy2-2y + 3 )dx – (x2y + 2x ) dy = 0



4.    ( ysinx + xy cosx ) dx + ( x sinx + 1) dy = 0



5.    ( x arcsin y/x + arcsin y/x ) dx +           dy = 0
FAKTOR INTEGRAL




Apabila pers PD tidak eksak maka untuk merubah menjadi
persamaan eksak dikalikan dengan factor integral.

Andaikan U(x,y) merukan factor integral maka :

 U(x,y) M(x,y) + U(x,y) N(x,y) = 0 PD eksak



Syarat :


                   =

U          +   M   =   U      +   N
Maka didapat :




U(x,y) = -                       RUMUS UMUM



                                FAKTOR INTEGRAL

ADA BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG TERJADI ;



(1).FAKTOR INTEGRAL U(X,Y) MERUPAKAN FUNGSI X




      =   0   DAN        =




                    dx
FAKTOR INTEGRAL : U(x) =




 Dimana : h(x) =




(2) FAKTOR INTEGRAL MERUPAKAN FUNGSI DARI Y




         =   0     DAN        =




                         dy




FAKTOR INTEGRAL : U(Y) =




 Dimana : k(y) =

(3) FAKTOR INTEGRAL MERUPAKAN FUNGSI X DAN Y
Bentuk U =U(x,y) atau V=(x,y)

  Jadi U = U (v)       sehingga


                                  dan

Substitusi ke pers factor integral

                                     dy


Factor integral :         U(x,y)=


       Di mana h(v) =



Bentuk factor integral yang lain :
1. Bila PD homogen dan M x + N y     0 maka

   Factor integral ;

2. Persamaan dapat di ubah dalam bentuk :


   Yf(xy) dx + x g(xy) dy = 0 dimana f(xy)   g(xy) maka
f.i :




                     Soal latihan


   1. ( 4xy + 3y2 – x ) dx + x ( x + 2y ) dy = 0
   2. Y(x + y + 1 ) dx + x ( x +3y + 2 ) dy = 0
   3. (2    y2 – y ) dx + ( 2x2     - x ) dy = 0
   4. ( x + sin y ) dx + ( xcos y – 2y ) dy = 0
   5. ( x arcsin y/x + arcsinx )dx +                dy =0




   6. [tgy +2x ln(y+ DIFFERENSIAL dx+(xsec2y + SATU
         PERSAMAAN         ) – 4x ] LINIER TINGKAT -5)dy=0




BENTUK UMUM :

                     A(X)         + B(X) Y = C(X)

setiap suku di bagi dengan A(X) maka bentuknya




                            + P(x) y = Q(x) ……. (1)

Dimana P(x) =                        dan Q(x) =
CARA PENYELESAIAN ADA BEBERAPA METODA

1.Metoda Faktor Integral

  Pandang dulu bentuk        dari :

     [y        ]=              + y P(x)

                =        [      + y P(x) ]

                =        Q(x) ………………………….(2)

 Bila di integralkan kedua ruas merupakan

 Penyelesaian dari PD Linear yaitu:

 y         =   Q(x)          dx + c   dimana f.i :

 2.Metoda LANGRANCE ( VARIASI KONSTANTE)



                + P(x) y = Q(x)

     Bentuk Persamaan Tereduksi yaitu Q(x) = 0
     Sehingga bentuk Persamaan Tereduksi


          + P(x) y = 0
+ P(x) dx = 0 bila di integralkan
                                ………. (1)

Atau
    Y = C1            sebagai penyelesaian Reduksi


Untuk mencari penyelesaian umum dengan
memandang c1 sebagai fungsi dari x dan dicari
nilai nya bila di substitusikan pada persamaan
tereduksi menjadi penyelesaian umum


Dari pers (1) di defferensialkan ke – x

    + P(x) =             maka       + P(x) y = y

y       = Q(x)               =      Q(x)

                                =      Q(x)



dc1 =            Q(x) bila di integralkan menjadi


c1 = Q(x)           dx


Jadi Penyelesaian umum adalah:
y          =   Q(x)         dx + c



3.Metoda BERNOULLI


                + P(x) y = Q(x) …….(1)

Misalkan bentuk penyelesaian y = u.v
Dimana u dan v sebagai perubah dari x
Bila kedua ruas di defferensialkan ke x maka
dy = u dv + v du substitusi ke pers (1)


u     +v    + uv P(x) = Q (x)
u [     vP(x) ] + v         = Q(x)
disini fungsi u dan v adalah fungsi sembarang maka
kita pilih sedemikian hingga :


      vP(x) = 0 atau             + P(x) dx = 0

Di integralkan bentuknya
V=c            karena c sembarang pilih c = 1
Sehingga v =



Bentuk       v         = Q(x)


                            = Q (x)

               du = Q(x)             dx


di integralkan u =         Q(x)            dx


Penyelesaian umum adalah;


Y = u.v maka y=                     Q(x)          dx

                         y=       Q(x)          dx + c




                  SOAL LATIHAN




1.       + 2 xy = 4x

2.   X     = y + x3 + 3x2 – 2x
3.       + y ctg x = tg2x

4.   ( 1 – x2 )           + xy =

5.   x     + y = x lnx




            PERSAMAAN BERNOULLI


BENTUK UMUM :

                             + y P(x) = yn Q (x)



Cara penyelesaian :

Di ubah dalam bentuk y             -n
                                            +y   – ( n -1)
                                                             P(x) = Q (x)


Misal u = y   – ( n -1)
                           maka         =

                                        = ( 1 – n ) y-n




Bentuk ;                  + P(x) u = Q(x)
+ (1-n) P(x) u = (1-n) Q(x)   Bentuk linier Tk I




Penyelesaian umum :

u.             = (1-n)     Q(x)                  dx + c


atau y1-n             = (1-n)   Q(x)                dx + c

Pers diff

  • 1.
    Disusun YB.SUGIARTO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA
  • 2.
    PENDAHULUAN DIFINISI ; Persamaan differensial adalah persamaan yang memuat derivatif-derivatif,sekurang kurangnya satu derivative dari fungsi yang tidak diketahui. TINGKAT (ORDER) Tingkat derivatif yang tertinggi yang terdapat dalam persamaan PANGKAT(DEGRE=DERAJAD) Pangkat dari derivatif yang mempunyai tingkat tertinggi. CONTOH; 1. + + 2y = 0 2. 3 + 4 - x7y = sin x 3. ( x2 + y2 ) dx – 2xy dy = 0
  • 3.
    MEMBENTUK PERSAMAAN DIFFERENSIAL Persamaandifferensial dapat dibentuk dengan beberapa cara salah satunya dengan mengadakan eliminasi kostanta sembarang yang ada dalam persamaan. SOAL 1.Tentukan persamaan differensial dari : y = c x2 + c2 2. Bila c sebagai parameter yang ber ubaha-ubah tentukan PD dari ( x - c )2 + ( y – c )2 = 2 c2 3.Tentukan PD dari bentuk primitivedi bawah ini ; a. y = A x + B d y = sin ( x + A ) b. y = A x2 + B e. r = a ( 1 – cos ) c. ln y = A x2 + B f. x = A sin ( y + B ) 4. Tentukan persamaan differensial dari family of circles Yang mempunyai jari- jari berubah dengan pusat pada sumbu x
  • 4.
    PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL DEFINISI: Suatu persamaan yang memenuhi satu Persamaan differensial disebut penyele saian PERSAMAAN DIFFERENSIAL PENYELESAIAN MACAM – MACAM 1. PENYELESAIAN UMUM yaitu suatu penyelesaian yang masih memuat kostanta sembarang. 2. PENYELESAIAN BERSYARAT suatu penyelesaian umum dengan memberikan harga – harga x sehingga kostanta dapat di tentukan 3. PENYELESAIAN SINGULAR.
  • 5.
    PERSAMAAN DIFFERENSIAL TINGKAT SATU DAN PANGKAT SATU BENTUK UMUM : F ( x, y , )=0 Pada persamaan diatas masih terdapat perubah – perubah terpisah dan ada kalanya belum terpisah ( tercampur ) Maka cara menyelesaikan PD tersebut dengan meng Integralkan suku demi suku bila sudah terpisah jika belum di usahakan untuk di pisahkan perubah-perubahnya yang sejenis. BENTUK UMUM PERUBAH TERPISAH : N(X ) dx + M( Y ) dy = 0 Penyelesaian Umum + = c SOAL LATIHAN 1. x dx + y dy = 0 2. ( 1 – y ) = x2 3. Secx dx – tan y dy = 0 4. ln x dx + arc tan y dy = 0
  • 6.
    PERUBAH – PERUBAHYANG BELUM TERPISAH BENTUK UMUM : N ( x,y ) dx + M ( x, y ) dy = 0 Atau f1(x) g2(y) dx + f2 (x ) g1(y)dy = 0 SOAL –SOAL LATIHAN 1. y dx + ( 1 + x2 ) dy = 0 2. 2( y + 3 ) dx – xy dy = 0 3. ( 1 + y 2 ) dx + ( 1 + x2 ) dy = 0 4. ( y2 – 1 ) dx + 2y arc sin x dy = 0 5. ( x – y2 ) dx + 2xy dy = 0
  • 7.
    PERSAMAAN HOMOGEN Sebelumnya kita tentukan fungsi homogenya yaitu : F ( x,y) di sebut homogen berpangkat –n apabila F( )= F (x,y) BENTUK PD HOMOGEN M(x,y) dx + N (x,y) dy = 0 Syarat : M(x,y) dan N (x,y) homogen berpangkat sama Cara menyelesaikan bentuk PD di ubah menjadi : M(y/x) dx + N(y/x) dy = 0 …………( 1) Atau M(x/y) dx + N(x/y) dy = 0…………(2 ) Andaikan di pakai bentuk (1) maka substitusi dari y = ux maka dy = u dx + x du Bentuk PD : M(u) dx + N(u) ( u dx + x du ) = 0 Perubah di pisahkan ( M(u) + uN(u) ) dx + x N(u) du = 0 Sehingga: + du = 0
  • 8.
    SOAL LATIHAN 1. ( x2 – xy + y2 ) dx – xy dy = 0 2. xy dx + 2 ( x2 + 2 y2 ) dy = 0 3. (y- ) dx – x dy 4. ( 1 + 2 ) dx + 2 ( 1- x/y ) dy = 0 5. ( 2x sin y/x + 3y cos y/x ) dx – 3x cos y/x dy = 0 PERSAMAAN DIFFERENSIAL TIDAK HOMOGEN. PD tidak homogen mempunyai tiga cirri dalam merubah menjadi PD homogen. Bentuk Umum : ( ax +by + c ) dx + (px + qy + r ) = 0 Kasus (i); Misalkan: u = ax +by + c maka du = a dx + b dy
  • 9.
    V = px+ qy + r maka dv = p dx + q dy Dengan teori determinan maka di dapat : dx = = dan dy = = dengan substitusi ke persamaan di atas terbentuk PD HOMOGEN yaitu; ( q u – pv ) du + (a v – b u ) dv = 0 (ii) Andaikan =k maka a = pk dan b = q k Persamaan menjadi ; ( k ( px + qy ) + c)dx + ( px+qy+c)dy = 0 Ambil u = px + qy maka du = pdx + q dy
  • 10.
    dx = subtitusi ke persamaan sehingga terbentuk persamaan HOMOGEN yaitu: ( ku + c) + ( u + r ) dy = 0 ( ku + c ) du + { ( p – kq )u + pr – cq ) } dy = 0 (iii) =k a = kp , b = kq dan c = kr maka persamaan yg terjadi ; k dx + dy = 0 setelah di integralkan mempunyai penyelesaiaan umum : kx + y = c SOAL LATIHAN; 1. ( x + 2y – 4 ) dx - ( 2x + y – 5 ) dy = 0 2. ( x + y ) dx + ( 3x + 3y - 4 ) dy = 0 3. (2x + 3y – 1 ) dx + ( 2x + 3y + 2 ) dy = 0
  • 11.
    4. Tg2 (x+y)dx – dy = 0 5. ( 1 – xy + x2y2) dx + ( x3y – x2 ) dy = 0 PERSAMAAN EKSAK DAN FAKTOR INTEGRAL BENTUK PD : M(x,y) dx + N (x,y) dy = 0 ……………(1) Disebut persamaan EKSAK bila memenuhi : = Apabila tidak memenuhi disebut Persamaan tidak eksak dapat diselesaikan menggunakan FAKTOR INTEGRAL. CARA PENYELESAIAN PERSAMAAN EKSAK Pandang dulu pers ; F(x,y) = c DI defferensialkan total sehingga :
  • 12.
    dF(x,y) = dx + dy = dc sehingga : dx + dy = 0 ………….. (2) Syarat agar persamaan di atas EKSAK maka : = Pers (2) dengan (1) adalah sama sehingga dapat disimpulkan (1) = M (x,y) (2) = N (x,y) (3) Penyelesaian PD (1) adalah F(x,y) = c Dengan solusi PD EKSAK ada dua cara yaitu : (1) = M (x,y)
  • 13.
    F(x,y) = x M(x,y) dx + g(y) = [ x M(x,y) dx ] + g’ (y) = N (x,y) [ x M(x,y) dx ] + g’ (y) = N (x,y) Dengan demikian nilai g, (y) dan g(y) dapat ditentukan Jadi penyelesaian secara umum F(x,y) = c (2) = N (x,y) F(x,y) = y N(x,y) dy + g(x) = [ y N(x,y) dy ] + g’ (x) = M (x,y) [ y N(x,y) dy ] + g’ (x) = M (x,y)
  • 14.
    Dengan demikian nilaig, (x) dan g(x) dapat ditentukan Jadi penyelesaian secara umum F(x,y) = c Soal – soal 1. ( x + y ) dx + ( x - y ) dy = 0 2. 3y ( x2 – 1 ) dx + ( x3 + 8y – 3x ) dy = 0 3. (2x2 –xy2-2y + 3 )dx – (x2y + 2x ) dy = 0 4. ( ysinx + xy cosx ) dx + ( x sinx + 1) dy = 0 5. ( x arcsin y/x + arcsin y/x ) dx + dy = 0
  • 15.
    FAKTOR INTEGRAL Apabila persPD tidak eksak maka untuk merubah menjadi persamaan eksak dikalikan dengan factor integral. Andaikan U(x,y) merukan factor integral maka : U(x,y) M(x,y) + U(x,y) N(x,y) = 0 PD eksak Syarat : = U + M = U + N
  • 16.
    Maka didapat : U(x,y)= - RUMUS UMUM FAKTOR INTEGRAL ADA BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG TERJADI ; (1).FAKTOR INTEGRAL U(X,Y) MERUPAKAN FUNGSI X = 0 DAN = dx
  • 17.
    FAKTOR INTEGRAL :U(x) = Dimana : h(x) = (2) FAKTOR INTEGRAL MERUPAKAN FUNGSI DARI Y = 0 DAN = dy FAKTOR INTEGRAL : U(Y) = Dimana : k(y) = (3) FAKTOR INTEGRAL MERUPAKAN FUNGSI X DAN Y
  • 18.
    Bentuk U =U(x,y)atau V=(x,y) Jadi U = U (v) sehingga dan Substitusi ke pers factor integral dy Factor integral : U(x,y)= Di mana h(v) = Bentuk factor integral yang lain : 1. Bila PD homogen dan M x + N y 0 maka Factor integral ; 2. Persamaan dapat di ubah dalam bentuk : Yf(xy) dx + x g(xy) dy = 0 dimana f(xy) g(xy) maka
  • 19.
    f.i : Soal latihan 1. ( 4xy + 3y2 – x ) dx + x ( x + 2y ) dy = 0 2. Y(x + y + 1 ) dx + x ( x +3y + 2 ) dy = 0 3. (2 y2 – y ) dx + ( 2x2 - x ) dy = 0 4. ( x + sin y ) dx + ( xcos y – 2y ) dy = 0 5. ( x arcsin y/x + arcsinx )dx + dy =0 6. [tgy +2x ln(y+ DIFFERENSIAL dx+(xsec2y + SATU PERSAMAAN ) – 4x ] LINIER TINGKAT -5)dy=0 BENTUK UMUM : A(X) + B(X) Y = C(X) setiap suku di bagi dengan A(X) maka bentuknya + P(x) y = Q(x) ……. (1) Dimana P(x) = dan Q(x) =
  • 20.
    CARA PENYELESAIAN ADABEBERAPA METODA 1.Metoda Faktor Integral Pandang dulu bentuk dari : [y ]= + y P(x) = [ + y P(x) ] = Q(x) ………………………….(2) Bila di integralkan kedua ruas merupakan Penyelesaian dari PD Linear yaitu: y = Q(x) dx + c dimana f.i : 2.Metoda LANGRANCE ( VARIASI KONSTANTE) + P(x) y = Q(x) Bentuk Persamaan Tereduksi yaitu Q(x) = 0 Sehingga bentuk Persamaan Tereduksi + P(x) y = 0
  • 21.
    + P(x) dx= 0 bila di integralkan ………. (1) Atau Y = C1 sebagai penyelesaian Reduksi Untuk mencari penyelesaian umum dengan memandang c1 sebagai fungsi dari x dan dicari nilai nya bila di substitusikan pada persamaan tereduksi menjadi penyelesaian umum Dari pers (1) di defferensialkan ke – x + P(x) = maka + P(x) y = y y = Q(x) = Q(x) = Q(x) dc1 = Q(x) bila di integralkan menjadi c1 = Q(x) dx Jadi Penyelesaian umum adalah:
  • 22.
    y = Q(x) dx + c 3.Metoda BERNOULLI + P(x) y = Q(x) …….(1) Misalkan bentuk penyelesaian y = u.v Dimana u dan v sebagai perubah dari x Bila kedua ruas di defferensialkan ke x maka dy = u dv + v du substitusi ke pers (1) u +v + uv P(x) = Q (x) u [ vP(x) ] + v = Q(x) disini fungsi u dan v adalah fungsi sembarang maka kita pilih sedemikian hingga : vP(x) = 0 atau + P(x) dx = 0 Di integralkan bentuknya V=c karena c sembarang pilih c = 1
  • 23.
    Sehingga v = Bentuk v = Q(x) = Q (x) du = Q(x) dx di integralkan u = Q(x) dx Penyelesaian umum adalah; Y = u.v maka y= Q(x) dx y= Q(x) dx + c SOAL LATIHAN 1. + 2 xy = 4x 2. X = y + x3 + 3x2 – 2x
  • 24.
    3. + y ctg x = tg2x 4. ( 1 – x2 ) + xy = 5. x + y = x lnx PERSAMAAN BERNOULLI BENTUK UMUM : + y P(x) = yn Q (x) Cara penyelesaian : Di ubah dalam bentuk y -n +y – ( n -1) P(x) = Q (x) Misal u = y – ( n -1) maka = = ( 1 – n ) y-n Bentuk ; + P(x) u = Q(x)
  • 25.
    + (1-n) P(x)u = (1-n) Q(x) Bentuk linier Tk I Penyelesaian umum : u. = (1-n) Q(x) dx + c atau y1-n = (1-n) Q(x) dx + c