SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PERS
Pengertian Pers
A. Pengertian Secara Umum
Kata pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa
Inggris berarti press. Press dalam bahasa Latin, pressare yang
berarti tekan atau cetak. Secara harfiah pers berarti cetak dan
secara istilah berarti penyiaran yang dilakukan secara
tercetak.
B. Pengertian Menurut Para Ahli
1) Menurut L. Taufik, seorang ahli jurnalistik, pers adalah usahausaha dari alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan
anggota-anggota masyarakat terhadap penerangan, hiburen,
keinginan mengetahui peristiwa-peristiwa, atau berita-berita
yang telah atau akan terjadi di sekitar mereka khususnya dan di
dunia umumnya.
2) Menurut Weiner, seorang ahli jurnalistik, pers memiliki tiga
arti. Pertama, wartawan media cetak. Kedua, publisitas atau
peliputan. Ketiga, mesin cetak-naik cetak.
3) Menurut Oemar Seno Adji, seorang pakar komunikasi,
pengertian pers dibagi dalam arti sempit dan luas.
Dalam arti sempit, pers mengandung penyiaranpenyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengar
jalan kata tertulis. Dalam arti luas, pers adalah
semua media komunikasi massa yang memancarkan
pikiran dan perasaan seseorang, balk dengan kata-kata
tertulis maupun kata lisan.
4) Menurut J.C.T. Simorangkir, seorang tokoh hukum, pers
dibedakan menjadi dua pengertian sebagai berikut.
a. Pers dalam arti sempit, artinya hanya terbatas pada
pers cetak, yaitu surat kabar, majalah, dan tabloid.
b. Pers dalam arti luas, yaitu meliputi segala
penerbitan, bahkan termasuk pers elektronik, siaran
radio, dan siaran televisi.
5) Menurut Mc. Luhan, dalam bukunya Understanding
Media mengemukakan pers sebagai the extended of
man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan
tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain
Sifat Pers
No

Sifat Pers

1

Liberal
Democration
Press (Pers
Demokrasi
Liberal)

2

Communist
Press (Pers
Komunis)

Uraian/Keterangan

Contoh
Negara

Kebebasan pers dipersepsikan sebagai kebebasan
Amerika
yang tanpa batas. Artinya, kritik dan komentar
Serikat,
pers dapat dilakukan kepada siapa saja, termasuk
Inggris &
kepada kepala negara sekalipun. Presiden Amerika negara-negara
Serikat, Richard Nixon misalnya, tumbang setelah
Eropa.
dihujat habis-habisan pers AS karena skandal
"watergate-nya".
Terbentuk karena latar belakang pemerintahan
negaranya yamg menitikberatkan pada kekuasaan
tunggal Partai Komunis. Dengan demikian, suara
pers harus sama dengan suara partai komunis
yang berkuasa dan wartawannya adalah orangorang yang setia kepada partai komunis. Pers
komunis umumnya berada di negara-negara
sosialis yang menganut ideologi komunis atau
marxisme.

Rusia, Cina,
Kuba, Korea
Utara, dan
lain-lain.
No

Sifat Pers

Uraian/Keterangan

3

Authoritari
an Press
(Pers
Otoriter)

Terlahir dari negara penganut politik fasis, di mana
Jerman (di masa
pemerintah berkuasa secara mutlak. Pers otoriter
Adolf Hitler) dan
terjadi pada saat pemerintahan Nazi Jerman (1936Italia (di masa
1945) yang sangat terkenal kekejamannya. Pers
Musolini)
dilarang melakukan kritik dan kontrol kepada
pemerintah. Pers hanya untuk kepentingan penguasa.

4

Freedom
and
Responsibi
lity Press
(Pers
Bebas dan
Bertanggu
ng jawab)

Istilah ini semula merupakan slogan dari
negara-negara Barat, yang menginginkan kebebasan
pers harus dipertanggungjawabkan kepada
kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, karena
negara-negara tersebut masing-masing mempunyai
pandangan berbeda terhadap pengertian bebas.
Maka kebebasan pers di setiap negara menjadi
berbeda pula, tergantung pada bobot yang dianut
oleh masing-masing negara.

Contoh Negara
No

Sifat Pers

Uraian/Keterangan

Contoh
Negara

5

Developm
ent Press
(Pers
Pembang
unan)

Dimunculkan oleh para jurnalis dari negara-negara yang sedang
berkembang (developing countries) dengan alasan karena sedang
giat-giatnya melakukan pembangunan. Namun, masing-masing
negara tersebut memiliki arah dan tujuan pembangunan yang
berbeda. Untuk menyamakan pandangan terhadap pers
pembangunan, Wilbur Schramm memberikan batasan sebagai
berikut.
a. Pers harus dapat menciptakan iklim pembangunan di
negaranya.
b. Pers harus mampu mengarahkan perhatian masyarakat dari
kebiasaan lama menjadi perilaku yang lebih maju lagi.
c. Pers harus mampu memperluas pandangan (cakrawala)
bagi masyarakatnya.
d. Pers harus dapat meningkatkan aspirasi dan mendorong
masyarakat berpola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik lagi.
e. Pers harus bisa memperlebar tukar pikiran (diskusi) dan
kebijakan (policy).
f. Pers harus mampu menetapkan norma sosial.
g. Pers harus mampu membantu secara substansial dari semua
jenis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Indonesia
dan
negaranegara
Asia,
Afrika,
dan
Amerika
Latin.
No

Sifat Pers

Uraian/Keterangan

Contoh Negara

6

Five
Foundation
Press (Pers
Pancasila)

Dilahirkan oleh bangsa lndonesia karena
falsafah negaranya adalah Pancasila.
Sampai sekarang belum ditemukan definsi
yang tepat. Beberapa tokoh pers
memperkirakan bahwa sifat pers Pancasila
itu adalah pers yang melihat segala
sesuatu secara proporsional. Pers Pancasila
mencari keseimbangan dalam berita atau
tulisannya demi kepentingan dan
kemaslahatan semua pihak sesuai dengan
konsensus demokrasi Pancasila.

Indonesia
Fungsi Pers
1.

Pers sebagai Media Informasi
Media informasi merupakan bagian dari fungsi pers dari
dimensi idealisme. Informasi yang disajikan pers merupakan
berita-berita yang telah diseleksi dari berbagai berita yang
masuk ke meja redaksi, dari berbagai sumber yang
dikumpulkan oleh para reporter di lapangan. Menurut
Pembinaan Idiil Pers, pers mengemban fungsi positif dalam
mendukung mendukung kemajuan masyarakat, mempunyai
tanggung jawab menyebarluaskan informasi tentang
kemajuan dan keberhasilan pembangunan kepada
masyarakat pembacanya. Dengan demikian, diharapkan para
pembaca pers akan tergugah dalam kemajuan dan
keberhasilan itu.

2. Pers sebagai Media Pendidikan
Dalam Pembinaan Idiil Pers disebutkan bahwa pers harus
dapat membantu pembinaan swadaya, merangsang prakarsa
sehingga pelaksanaan demokrasi Pancasila, peningkatan
kehidupan spiritual dan kehidupan material benar-benar
dapat terwujud. Untuk memberikan informasi yang mendidik
itu, pers harus menyeimbangkan arus informasi,
3. Pers sebagai Media Entertainment
Dalam UU No. 40 Tahun 1999 pasal 3 ayat 1disebutkan
bahwa salah satu fungsi pers adalah sebagai hiburan. Hiburan
yang diberikan pers semestinya tidak keluar dari koridorkoridor yang boleh dan tidak boleh dilampaui. Hiburan yang
sifatnya mendidik atau netral jelas diperbolehkan tetapi
yang melanggar nilai-nilai agama, moralitas, hak asasi
seseorang, atau peraturan tidak diperbolehkan. Hiburan yang
diberikan pers kepada masyarakat yang dapat mendatangkan
dampak negatif, terutama apabila hiburan itu mengandung
unsur-unsur terlarang seperti pornografi dan sebagainya
seharusnya dihindari.
4. Pers sebagai Media Kontrol Sosial
Maksudnya pers sebagai alat kontrol sosial adalah pers
memaparkan peristiwa yang buruk, keadaan yang tidak pada
tempatnya dan yang menyalahi aturan, supaya peristiwa itu
tidak terulang lagi dan kesadaran berbuat baik serta
mentaati peraturan semakin tinggi. Makanya, pers sebagai
alat kontrol sosial bisa disebut “penyampai berita buruk”.
5. Pers sebagai Lembaga Ekonomi
Beberapa pendapat mengatakan bahwa sebagian besar
surat kabar dan majalah di Indonesia memperlakukan
pembacanya sebagai pangsa pasar dan menjadikan berita
sebagai komoditas untuk menarik pangsa pasar itu. Perlakuan
ini menjadikan keuntungan materi sebagai tujuan akhir pers.
Hak-Hak Pers
• Hak 6M : Mencari, Memperoleh,
Memiliki, Menyimpan, Mengolah dan
Menyiarkan/Menyampaikan Informasi.
• Hak Tidak Boleh Disensor
• Hak Tidak Boleh DiBredel
• Hak Tidak Boleh dihalang-halangi
ketika menjalankan tugas jurnalistik
• Dalam menjalankan profesinya
mendapat perlindngan hukum
• Mendapat Hak Tolak
Perkembangan Pers di
Indonesia
Dr. Krisna Harahap membagi
periode perkembangan pers di
Indonesia menjadi lima, yaitu :
1) Era Kolonial sampai dengan tahun
1945.
2) Era demokrasi Liberal, tahun
1949 - 1959.
3) Era Demokrasi terpimpin, tahun
1959 - 1966.
4) Era Orde Baru, tahun 1966 - 1998.
A. Era Kolonial ( Sampai dengan tahun
1945)
Belanda membuat UU untuk membendung pengaruh pers,
antara lain Persbreidel Ordonantie, yang memberikan hak
kepada pemerintah penjajah Belanda untuk menghentikan
penerbitan surat kabar/majalah Indonesia yang dianggap
berbahaya. Kemudian Haatzai Atekelen, adalah pasal yang
memberi ancaman hukuman terhadap siapapun yang
menyebarkan permusuhan, kebencian, serta penghinaan
terhadap pemerintah Nederland dan Hindia Belanda atau
sejumlah kelompok penduduk di Hindia Belanda.
Di Zaman pendudukan Jepang yang totaliter dan fasistis,
orang-orang surat kabar (pers) Indonesia banyak yang
berjuang tidak dengan ketajaman penanya tetapi melalui
organisasi keagamaan, pendidikan, politik, sebab kehidupan
pers pada zaman Jepang sangat tertekan.
Beberapa hari setelah teks proklamasi dikumandangan
oleh Bung Karno, telah terjadi perebutan terhadap
perusahaan Koran Jepang, seperti Soeara Asia di Surabaya,
Tjahaja di Bandung, dan Sinar Baroe di semarang. Koran-
B. Era Demokrasi Liberal (1945 –
1959)
Di era demokrasi liberal, landasan
kemerdekaan pers adalah Konstitusi RIS 1949 dan UUD
Sementara 1950. Pada pasal 19 Konstitusi RIS 1949,
disebutkan “Setiap orang bethak atas kebebasan
mempunyai dan mengeluarkan pendapat”. Kemudian
pasal ini juga di cantumkan di dalam UUD Sementara
1950.
Awal pembatasan terhadap kebebasan pers
adalah efek samping dari keluhan wartawan lokal
terhadap pers Belanda dan Cina, oleh karena itu
Negara mencari cara untuk membatasi penerbitan
asing di Indonesia, sebab pemerintah tidak ingin
membiarkan ideologi asing merongrong UUD,
sehingga pemerintah mengadakan pembreidelan pers
namun tidak hanya kepada pers asing saja.
C. Era Demokrasi Terpimpin (1959 –
1966)
Beberapa hari setelah Dekrit Presiden yang
menyatakan kembali ke UUD 1945, tindakan penekanan pers
terus berlangsung, yaitu penutupan Kantor Berita PIA,

Surat kabar Republik, Pedoman, Berita Indonesia, dan Sin
Po yang dilakukan oleh penguasa perang Jakarta.
Upaya dalam membatasi kebebasan pers tercermin
dalam pidato Menteri Muda Penerangan yaitu Maladi
dalam sambutan ketika HUT Kemerdekaan RI ke – 14,
menyatakan “…Hak kebebasan individu disesuaikan dengan

hak kolektif seluruh bangsa dalam melaksanakan
kedaulatan rakyat. Hak berpikir, menyatakan pendapat,
dan memperoleh penghasilan sebagaimana yang dijamin
UUD 1945 harus ada batasnya: keamanan Negara, kepentingan
bangsa, moral, dan kepribadian Indonesia, serta tanggung
jawab kepada Tuhan YME”.
Pada awal tahun 1960, penekanan pers diawali dengan
peringatan Menteri Muda Penerangan Maladi, bahwa akan
dilakukan langkah-langkah tegas terhadap surat kabar,
D. Era Orde Baru ( 1966 – 1998)
Pemerintahn Orde Baru mencetuskan Pers
Pancasila dengan membuang jauh praktik penekanan
pers di masa Orde Lama. Pemerintah orde baru
sangat mementingkan pemahaman tentang Pers
Pancasila. Menurut rumusan Sidang Pleno XXV Dewan
Pers (Desember 1984), yang dimaksud Pers Pancasila ,
adalah pers Indonesia dalam arti pers yang
orientasi, sikap, dan tingkah lakunya didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Hakekat Pers Pancasila, adalah pers yang sehat
dan bertanggung jawab dalam menjalankan
fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan
obyektif, penyalur aspirasi rakyat, kontrol sosial
yang konstruktif.
Kebebasan ini di dukung dengan lahirnya UU
Kebebasn pers ini hanya berlangsung sekitar
8 tahun, sebab dengan terjadinya “Peristiwa
Malari” (Peristiwa Lima Belas Januari 1974)
disinyalir disebabkan berita-berita yang
terlalu bebas tanpa sensor yang menyiarkan
berbagai hal yang dapat menyulut emosi
mahasiswa untuk melakukan demontrasi
pada pemerintah orde baru. Oleh karena itu
beberapa surat kabar dilarang terbit
termasuk Kompas dan di ijinkan terbit
kembali setelah permintaan maaf. Para
wartawan diingatkan untuk mentaati kode
etik jurnalistik.
Pers setelah peristiwa malari
cenderung pers yang mewakili penguasa,
E. Era reformasi (1998 –
sekarang )

Kalangan pers dapat bernafas lega ketika di era
reformasi ini mengeluarkan UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia dan UU No. 40 tahun 1999 tentang pers. Dalam UU
pers tersebut dijamin bahwa kemerdekaan pers sebagai hak
asasi warga Negara (pasal 4). Jadi tidak perlu surat izin
usaha penerbitan pers (SIUPP). Dalam UU ini juga dijamin
tidak ada penyensoran, pembreidelan, dan pelarangan
penyiaran sebagaimana bunyi pasal 4 (ayat 2).
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di
depan hukum, wartawan memiliki hak tolak, yaitu wartawan
utuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan
narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
Tujuan Hak Tolak adalah agar wartawan dapat melindungi
sumber informasi, dengan cara menolak menyebutkan
identitas sumber informasi. Hak itu dapat digunakan jika
wartawan dimintai keterangan pejabat penyidik atau
menjadi saksi di pengadilan. Tapi hak tolak tidak berlaku
atau dapat dibatalkan demi keamanan, keselamatan Negara,
Dengan adanya kebebasnan pers
maka tantangan terberat adalah
datang dari kebebasan pers itu
sendiri, artinya sanggupkah seorang
wartawan atau sebuah perusahaan
penerbitan untuk tidak menodai arti
kebebasan itu dengan tidak
menerima pemberian atau godaangodaan material yang berhubungan
dengan sebuah berita atau publikasi
Sumber
• http://mkholilblog.blogspot.com/2012/08/pe
ngertian-fungsi-dan-peran-serta.html
• http://dc317.4shared.com/doc/6iwJ7J03/prev
iew.html
• http://bonarongrong.wordpress.com/2009/01
/26/hak-kewajiban-pers/
• http://mkholilblog.blogspot.com/2012/08/pe
ngertian-fungsi-dan-peran-serta.html

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Perkembangan pers di indonesia
Perkembangan pers di indonesiaPerkembangan pers di indonesia
Perkembangan pers di indonesia
 
Peranan Pers dalam Masyarakat
Peranan Pers dalam MasyarakatPeranan Pers dalam Masyarakat
Peranan Pers dalam Masyarakat
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
Peranan pers dalam peningkatan pembelajaran
Peranan pers dalam peningkatan pembelajaranPeranan pers dalam peningkatan pembelajaran
Peranan pers dalam peningkatan pembelajaran
 
Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..
 
Pers di indonesia
Pers di indonesiaPers di indonesia
Pers di indonesia
 
Perkembangan Pers di Indonesia
Perkembangan Pers di IndonesiaPerkembangan Pers di Indonesia
Perkembangan Pers di Indonesia
 
Ppt pers
Ppt persPpt pers
Ppt pers
 
Manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokrasi di indonesia
Manfaat pers dalam  kehidupan masyarakat demokrasi di indonesiaManfaat pers dalam  kehidupan masyarakat demokrasi di indonesia
Manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokrasi di indonesia
 
PKn XII
PKn XIIPKn XII
PKn XII
 
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMAKebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
 
Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
 
PKN-Pers
PKN-PersPKN-Pers
PKN-Pers
 
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pknTaqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
 
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
 
Presentasi kelompok 3 pkn
Presentasi kelompok 3 pknPresentasi kelompok 3 pkn
Presentasi kelompok 3 pkn
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di Indonesia
 
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan PersDampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
Dampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers
 
PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^PERS , kasus PKN ^^
PERS , kasus PKN ^^
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 

Similar to PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA

Similar to PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA (20)

Media massa atau pers
Media massa atau persMedia massa atau pers
Media massa atau pers
 
Babiiipersdlmmasyarakat
BabiiipersdlmmasyarakatBabiiipersdlmmasyarakat
Babiiipersdlmmasyarakat
 
Pers
PersPers
Pers
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Pers di indonesia
Pers di indonesiaPers di indonesia
Pers di indonesia
 
Kliping
KlipingKliping
Kliping
 
Sejarah pers
Sejarah persSejarah pers
Sejarah pers
 
Kewarganegaraan1 1
Kewarganegaraan1 1Kewarganegaraan1 1
Kewarganegaraan1 1
 
Bener 2
Bener 2Bener 2
Bener 2
 
Pers & Konflik
Pers & Konflik Pers & Konflik
Pers & Konflik
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
ppt jurnalis hati.pptx
ppt jurnalis hati.pptxppt jurnalis hati.pptx
ppt jurnalis hati.pptx
 
Pers
PersPers
Pers
 
8
88
8
 
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi IndonesiaMakalah Sistem Komunikasi Indonesia
Makalah Sistem Komunikasi Indonesia
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA

  • 2. Pengertian Pers A. Pengertian Secara Umum Kata pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Press dalam bahasa Latin, pressare yang berarti tekan atau cetak. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara istilah berarti penyiaran yang dilakukan secara tercetak. B. Pengertian Menurut Para Ahli 1) Menurut L. Taufik, seorang ahli jurnalistik, pers adalah usahausaha dari alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota-anggota masyarakat terhadap penerangan, hiburen, keinginan mengetahui peristiwa-peristiwa, atau berita-berita yang telah atau akan terjadi di sekitar mereka khususnya dan di dunia umumnya. 2) Menurut Weiner, seorang ahli jurnalistik, pers memiliki tiga arti. Pertama, wartawan media cetak. Kedua, publisitas atau peliputan. Ketiga, mesin cetak-naik cetak.
  • 3. 3) Menurut Oemar Seno Adji, seorang pakar komunikasi, pengertian pers dibagi dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, pers mengandung penyiaranpenyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengar jalan kata tertulis. Dalam arti luas, pers adalah semua media komunikasi massa yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang, balk dengan kata-kata tertulis maupun kata lisan. 4) Menurut J.C.T. Simorangkir, seorang tokoh hukum, pers dibedakan menjadi dua pengertian sebagai berikut. a. Pers dalam arti sempit, artinya hanya terbatas pada pers cetak, yaitu surat kabar, majalah, dan tabloid. b. Pers dalam arti luas, yaitu meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektronik, siaran radio, dan siaran televisi. 5) Menurut Mc. Luhan, dalam bukunya Understanding Media mengemukakan pers sebagai the extended of man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain
  • 4. Sifat Pers No Sifat Pers 1 Liberal Democration Press (Pers Demokrasi Liberal) 2 Communist Press (Pers Komunis) Uraian/Keterangan Contoh Negara Kebebasan pers dipersepsikan sebagai kebebasan Amerika yang tanpa batas. Artinya, kritik dan komentar Serikat, pers dapat dilakukan kepada siapa saja, termasuk Inggris & kepada kepala negara sekalipun. Presiden Amerika negara-negara Serikat, Richard Nixon misalnya, tumbang setelah Eropa. dihujat habis-habisan pers AS karena skandal "watergate-nya". Terbentuk karena latar belakang pemerintahan negaranya yamg menitikberatkan pada kekuasaan tunggal Partai Komunis. Dengan demikian, suara pers harus sama dengan suara partai komunis yang berkuasa dan wartawannya adalah orangorang yang setia kepada partai komunis. Pers komunis umumnya berada di negara-negara sosialis yang menganut ideologi komunis atau marxisme. Rusia, Cina, Kuba, Korea Utara, dan lain-lain.
  • 5. No Sifat Pers Uraian/Keterangan 3 Authoritari an Press (Pers Otoriter) Terlahir dari negara penganut politik fasis, di mana Jerman (di masa pemerintah berkuasa secara mutlak. Pers otoriter Adolf Hitler) dan terjadi pada saat pemerintahan Nazi Jerman (1936Italia (di masa 1945) yang sangat terkenal kekejamannya. Pers Musolini) dilarang melakukan kritik dan kontrol kepada pemerintah. Pers hanya untuk kepentingan penguasa. 4 Freedom and Responsibi lity Press (Pers Bebas dan Bertanggu ng jawab) Istilah ini semula merupakan slogan dari negara-negara Barat, yang menginginkan kebebasan pers harus dipertanggungjawabkan kepada kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, karena negara-negara tersebut masing-masing mempunyai pandangan berbeda terhadap pengertian bebas. Maka kebebasan pers di setiap negara menjadi berbeda pula, tergantung pada bobot yang dianut oleh masing-masing negara. Contoh Negara
  • 6. No Sifat Pers Uraian/Keterangan Contoh Negara 5 Developm ent Press (Pers Pembang unan) Dimunculkan oleh para jurnalis dari negara-negara yang sedang berkembang (developing countries) dengan alasan karena sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Namun, masing-masing negara tersebut memiliki arah dan tujuan pembangunan yang berbeda. Untuk menyamakan pandangan terhadap pers pembangunan, Wilbur Schramm memberikan batasan sebagai berikut. a. Pers harus dapat menciptakan iklim pembangunan di negaranya. b. Pers harus mampu mengarahkan perhatian masyarakat dari kebiasaan lama menjadi perilaku yang lebih maju lagi. c. Pers harus mampu memperluas pandangan (cakrawala) bagi masyarakatnya. d. Pers harus dapat meningkatkan aspirasi dan mendorong masyarakat berpola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik lagi. e. Pers harus bisa memperlebar tukar pikiran (diskusi) dan kebijakan (policy). f. Pers harus mampu menetapkan norma sosial. g. Pers harus mampu membantu secara substansial dari semua jenis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Indonesia dan negaranegara Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
  • 7. No Sifat Pers Uraian/Keterangan Contoh Negara 6 Five Foundation Press (Pers Pancasila) Dilahirkan oleh bangsa lndonesia karena falsafah negaranya adalah Pancasila. Sampai sekarang belum ditemukan definsi yang tepat. Beberapa tokoh pers memperkirakan bahwa sifat pers Pancasila itu adalah pers yang melihat segala sesuatu secara proporsional. Pers Pancasila mencari keseimbangan dalam berita atau tulisannya demi kepentingan dan kemaslahatan semua pihak sesuai dengan konsensus demokrasi Pancasila. Indonesia
  • 8. Fungsi Pers 1. Pers sebagai Media Informasi Media informasi merupakan bagian dari fungsi pers dari dimensi idealisme. Informasi yang disajikan pers merupakan berita-berita yang telah diseleksi dari berbagai berita yang masuk ke meja redaksi, dari berbagai sumber yang dikumpulkan oleh para reporter di lapangan. Menurut Pembinaan Idiil Pers, pers mengemban fungsi positif dalam mendukung mendukung kemajuan masyarakat, mempunyai tanggung jawab menyebarluaskan informasi tentang kemajuan dan keberhasilan pembangunan kepada masyarakat pembacanya. Dengan demikian, diharapkan para pembaca pers akan tergugah dalam kemajuan dan keberhasilan itu. 2. Pers sebagai Media Pendidikan Dalam Pembinaan Idiil Pers disebutkan bahwa pers harus dapat membantu pembinaan swadaya, merangsang prakarsa sehingga pelaksanaan demokrasi Pancasila, peningkatan kehidupan spiritual dan kehidupan material benar-benar dapat terwujud. Untuk memberikan informasi yang mendidik itu, pers harus menyeimbangkan arus informasi,
  • 9. 3. Pers sebagai Media Entertainment Dalam UU No. 40 Tahun 1999 pasal 3 ayat 1disebutkan bahwa salah satu fungsi pers adalah sebagai hiburan. Hiburan yang diberikan pers semestinya tidak keluar dari koridorkoridor yang boleh dan tidak boleh dilampaui. Hiburan yang sifatnya mendidik atau netral jelas diperbolehkan tetapi yang melanggar nilai-nilai agama, moralitas, hak asasi seseorang, atau peraturan tidak diperbolehkan. Hiburan yang diberikan pers kepada masyarakat yang dapat mendatangkan dampak negatif, terutama apabila hiburan itu mengandung unsur-unsur terlarang seperti pornografi dan sebagainya seharusnya dihindari. 4. Pers sebagai Media Kontrol Sosial Maksudnya pers sebagai alat kontrol sosial adalah pers memaparkan peristiwa yang buruk, keadaan yang tidak pada tempatnya dan yang menyalahi aturan, supaya peristiwa itu tidak terulang lagi dan kesadaran berbuat baik serta mentaati peraturan semakin tinggi. Makanya, pers sebagai alat kontrol sosial bisa disebut “penyampai berita buruk”. 5. Pers sebagai Lembaga Ekonomi Beberapa pendapat mengatakan bahwa sebagian besar surat kabar dan majalah di Indonesia memperlakukan pembacanya sebagai pangsa pasar dan menjadikan berita sebagai komoditas untuk menarik pangsa pasar itu. Perlakuan ini menjadikan keuntungan materi sebagai tujuan akhir pers.
  • 10. Hak-Hak Pers • Hak 6M : Mencari, Memperoleh, Memiliki, Menyimpan, Mengolah dan Menyiarkan/Menyampaikan Informasi. • Hak Tidak Boleh Disensor • Hak Tidak Boleh DiBredel • Hak Tidak Boleh dihalang-halangi ketika menjalankan tugas jurnalistik • Dalam menjalankan profesinya mendapat perlindngan hukum • Mendapat Hak Tolak
  • 11. Perkembangan Pers di Indonesia Dr. Krisna Harahap membagi periode perkembangan pers di Indonesia menjadi lima, yaitu : 1) Era Kolonial sampai dengan tahun 1945. 2) Era demokrasi Liberal, tahun 1949 - 1959. 3) Era Demokrasi terpimpin, tahun 1959 - 1966. 4) Era Orde Baru, tahun 1966 - 1998.
  • 12. A. Era Kolonial ( Sampai dengan tahun 1945) Belanda membuat UU untuk membendung pengaruh pers, antara lain Persbreidel Ordonantie, yang memberikan hak kepada pemerintah penjajah Belanda untuk menghentikan penerbitan surat kabar/majalah Indonesia yang dianggap berbahaya. Kemudian Haatzai Atekelen, adalah pasal yang memberi ancaman hukuman terhadap siapapun yang menyebarkan permusuhan, kebencian, serta penghinaan terhadap pemerintah Nederland dan Hindia Belanda atau sejumlah kelompok penduduk di Hindia Belanda. Di Zaman pendudukan Jepang yang totaliter dan fasistis, orang-orang surat kabar (pers) Indonesia banyak yang berjuang tidak dengan ketajaman penanya tetapi melalui organisasi keagamaan, pendidikan, politik, sebab kehidupan pers pada zaman Jepang sangat tertekan. Beberapa hari setelah teks proklamasi dikumandangan oleh Bung Karno, telah terjadi perebutan terhadap perusahaan Koran Jepang, seperti Soeara Asia di Surabaya, Tjahaja di Bandung, dan Sinar Baroe di semarang. Koran-
  • 13. B. Era Demokrasi Liberal (1945 – 1959) Di era demokrasi liberal, landasan kemerdekaan pers adalah Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950. Pada pasal 19 Konstitusi RIS 1949, disebutkan “Setiap orang bethak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat”. Kemudian pasal ini juga di cantumkan di dalam UUD Sementara 1950. Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek samping dari keluhan wartawan lokal terhadap pers Belanda dan Cina, oleh karena itu Negara mencari cara untuk membatasi penerbitan asing di Indonesia, sebab pemerintah tidak ingin membiarkan ideologi asing merongrong UUD, sehingga pemerintah mengadakan pembreidelan pers namun tidak hanya kepada pers asing saja.
  • 14. C. Era Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966) Beberapa hari setelah Dekrit Presiden yang menyatakan kembali ke UUD 1945, tindakan penekanan pers terus berlangsung, yaitu penutupan Kantor Berita PIA, Surat kabar Republik, Pedoman, Berita Indonesia, dan Sin Po yang dilakukan oleh penguasa perang Jakarta. Upaya dalam membatasi kebebasan pers tercermin dalam pidato Menteri Muda Penerangan yaitu Maladi dalam sambutan ketika HUT Kemerdekaan RI ke – 14, menyatakan “…Hak kebebasan individu disesuaikan dengan hak kolektif seluruh bangsa dalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Hak berpikir, menyatakan pendapat, dan memperoleh penghasilan sebagaimana yang dijamin UUD 1945 harus ada batasnya: keamanan Negara, kepentingan bangsa, moral, dan kepribadian Indonesia, serta tanggung jawab kepada Tuhan YME”. Pada awal tahun 1960, penekanan pers diawali dengan peringatan Menteri Muda Penerangan Maladi, bahwa akan dilakukan langkah-langkah tegas terhadap surat kabar,
  • 15. D. Era Orde Baru ( 1966 – 1998) Pemerintahn Orde Baru mencetuskan Pers Pancasila dengan membuang jauh praktik penekanan pers di masa Orde Lama. Pemerintah orde baru sangat mementingkan pemahaman tentang Pers Pancasila. Menurut rumusan Sidang Pleno XXV Dewan Pers (Desember 1984), yang dimaksud Pers Pancasila , adalah pers Indonesia dalam arti pers yang orientasi, sikap, dan tingkah lakunya didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Hakekat Pers Pancasila, adalah pers yang sehat dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan obyektif, penyalur aspirasi rakyat, kontrol sosial yang konstruktif. Kebebasan ini di dukung dengan lahirnya UU
  • 16. Kebebasn pers ini hanya berlangsung sekitar 8 tahun, sebab dengan terjadinya “Peristiwa Malari” (Peristiwa Lima Belas Januari 1974) disinyalir disebabkan berita-berita yang terlalu bebas tanpa sensor yang menyiarkan berbagai hal yang dapat menyulut emosi mahasiswa untuk melakukan demontrasi pada pemerintah orde baru. Oleh karena itu beberapa surat kabar dilarang terbit termasuk Kompas dan di ijinkan terbit kembali setelah permintaan maaf. Para wartawan diingatkan untuk mentaati kode etik jurnalistik. Pers setelah peristiwa malari cenderung pers yang mewakili penguasa,
  • 17. E. Era reformasi (1998 – sekarang ) Kalangan pers dapat bernafas lega ketika di era reformasi ini mengeluarkan UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 40 tahun 1999 tentang pers. Dalam UU pers tersebut dijamin bahwa kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga Negara (pasal 4). Jadi tidak perlu surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP). Dalam UU ini juga dijamin tidak ada penyensoran, pembreidelan, dan pelarangan penyiaran sebagaimana bunyi pasal 4 (ayat 2). Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan memiliki hak tolak, yaitu wartawan utuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya. Tujuan Hak Tolak adalah agar wartawan dapat melindungi sumber informasi, dengan cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi. Hak itu dapat digunakan jika wartawan dimintai keterangan pejabat penyidik atau menjadi saksi di pengadilan. Tapi hak tolak tidak berlaku atau dapat dibatalkan demi keamanan, keselamatan Negara,
  • 18. Dengan adanya kebebasnan pers maka tantangan terberat adalah datang dari kebebasan pers itu sendiri, artinya sanggupkah seorang wartawan atau sebuah perusahaan penerbitan untuk tidak menodai arti kebebasan itu dengan tidak menerima pemberian atau godaangodaan material yang berhubungan dengan sebuah berita atau publikasi
  • 19. Sumber • http://mkholilblog.blogspot.com/2012/08/pe ngertian-fungsi-dan-peran-serta.html • http://dc317.4shared.com/doc/6iwJ7J03/prev iew.html • http://bonarongrong.wordpress.com/2009/01 /26/hak-kewajiban-pers/ • http://mkholilblog.blogspot.com/2012/08/pe ngertian-fungsi-dan-peran-serta.html