SlideShare a Scribd company logo
TUGAS AKHIR 
OLAH RAGA dan KESEHATAN 
(PERMAINAN TRADISIONAL) 
Di susun oleh : 
Kelas 1-C 
Pendidikan Guru Sekolah Dasar 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 
Universitas Sebelas Maret 
2013/2014
Kata Pengantar 
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmatNya 
kepada penulis hingga tak terhitung. Karena berkat nikmat yang telah diberikanNya 
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir Olah Raga dan Kesehatan yang 
telah ditugaskan oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut, yaitu Bapak Matsuri. 
Tugas ini merupakan sebuah karya, karena Insya Allah nantinya akan 
dikaryakan di Perpustakaan PGSD UNS. Karya ini merupakan kumpulan dari beberapa 
kelompok ORKES yang ada di kelas 1-C. Dalam karya ini membahas mengenai 
macam-macam permainan tradisional yang ada di Indonesia, sewaktu kita kecil 
mungkin beberapa permainan pernah kita mainkan bersama teman-teman dulu. 
Perkelompok sudah menulis deskripsi dari masing-masing permainan yang mereka 
bahas; tentang permainan, cara bermain, dan manfaat memainkan permainan tersebut. 
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan yang telah 
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ORKES ini, atas bantuan secara materi maupun 
non materi yang telah penulis terima. 
Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan berasal dari penulis 
sendiri, maka penulis mohon maaf jika banyak kekurangan mengenai isi dari tulisan ini. 
Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi tulisan yang baik nantinya. 
Semoga karya ini dapat menambah wawasan pembaca, khususnya kepada makasiswa/i 
PGSD UNS Surakarta. Aamiin 
Surakarta, 04 Januari 20134 
Kelas 1-C
Permainan Tradisional 
Cangke dan Bekel 
Disusun Oleh : 
Luth Prasandy Eko 
Marsono 
Nadhifa Zahra Al Khansa 
Nora Dwi Jayanti 
Nurul Hajjah Mabruroh 
Puput Tri Widiastuti 
Kelompok 1 1C-PGSD
A. Cangke’ / Maccuke 
 Pengertian 
Permainan Cangke’ adalah Cangke’ adalah nama salah satu permainan 
tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Cangke’ merupakan salah satu 
ragam keunikan permainan tradisional Indonesia yang menjadi warisan budaya 
masyarakat Indonesia terkhusus bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Permainan ini 
dilakukan atau dimainkan oleh dua kelompok, satu kelompok sebagai pemukul dan satu 
kelompok lagi sebagai penangkap, dan juga dimana biasanya masing-masing kelompok 
terdiri dari 5 orang. 
Yang diperlukan dalam permainan ini adalah : 
- 2 buah Pammeppek (stik) dengan ukuran yang berbeda 
- Sebuah lubang kecil di tanah. 
Pammeppek ( stik) pertama dengan ukuran sekitar ± 30-40 cm sebagai pemukul 
dan penghitung poin, dan pammeppek (stik) kedua sebagai objek yang dilontarkan yang 
memiliki panjang sekitar ± 10 cm dengan masing-masing diameter sekitar 5 cm. Dan juga 
biasanya pammeppek (stik) tersebut terbuat dari ranting pohon mangga, atau jambu. 
 Aturan Permainan 
Permainan Cangke’ terdiri dari 3 tahap, yaitu: 
 Ricungkili’ (mencungkil). Pada tahap ini pemain yang bertugas untuk memukul 
menempatkan stik kecil di atas lubang yang telah di buat. Selanjutnya memegang 
stik panjang dengan menempatkannya di belakang stik kecil, kemudian melakukan 
cungkilan sekuat-kuatnya agar stik kecil terlontar jauh kedepan. Selanjutnya tugas 
dari si penangkap untuk menangkap stik kecil tadi yang dilontarkan. Apabila si 
penangkap tidak dapat menangkapnya, maka stik kecil tersebut harus di 
lemparkan ke arah stik panjang yang terdapat di atas lubang. Jika tidak kena dan 
terjadi jarak antara stik dengan lubang maka akan menjadi poin bagi pihak 
pemukul. Tetapi jika kena maka akan terjadi pergantian pemain (Rolling). 
 Ripeppe’ se’re (pukulan pertama). Pada tahap ini, yang bertindak sebagai 
pemukul mengambil kedua stik, kemudian melempar stik pendek ke udara dan 
stik panjang bersiap-siap untuk memukul stik pendek sekencang-kencangnya atau
sejauh-jauhnya ke arah kelompok penangkap. Bedanya dengan tahap pertama 
tadi, tahap ini orang yang memukul stik tadi tidak lagi menempatkan stik panjang 
di atas lubang, melainkan di pegang dan di gunakan untuk memukul balik stik 
pendek yang akan di lempar oleh si penangkap ke arah lubang di dekat si pemukul. 
Jika berhasil memukul balik stik kecil tadi maka akan terjadi hitungan poin, namun 
apabila stik yang dilempar tadi tidak terjadi jarak dengan lubang atau jaraknya 
tidak melebihi panjang pemukul, maka pemain yang bertindak sebagai pemukul 
tadi di ganti dengan teman kelompoknya yang belum main. 
 Ripeppe’ Rua (Pukulan kedua). Pada tahap terakhir ini, stik diletakkan di dalam 
lubang, dengan posisi yang miring ke depan. Ujung yang keluar pada stik pendek 
tersebut dipukul dengan menggunakan stik panjang, apabila stik pendek tersebut 
sudah terlontar ke udara maka cepat-cepat harus dipukul kembali ke depan 
menuju arah si penangkap sejauh mungkin. Jika tidak tertangkap oleh kelompok 
penangkap, maka jarak lontaran tersebut langsung dijadikan poin. Namun, apabila 
saat melontarkan stik pendek ke udara dan tidak dapat memukulnya maka terjadi 
rolling pemain. Dan apabila semua pemain dari kelompok pemukul telah gagal, 
maka kedua kelompok tersebut bertukar peran. 
 Tujuan 
Kelompok yang mendapatkan poin terbanyak menjadi pemenangnya. 
Cara menghitung Poin : 
Untuk menghitung poin dalam permainan Cangke’, pada tahap satu dan dua, 
apabila terjadi jarak dengan hasil lemparan si penangkap, maka panjang stik pemukul 
(stik panjang) di gunakan sebagai pengukur panjang jarak, apabila jarak stik kecil ke 
lubang sebanyak 10 kali stik panjang, maka mendapat poin 10. Sedangkan untuk tahap 
tiga, ketika si pemukul melakukan pukulan ke stik kecil dan kelompok penangkap tidak 
dapat menangkapnya, maka jarak hasil pukulan tersebut langsung di hitung 
menggunakan stik panjang menuju ke arah lubang, jika jaraknya sebanyak 25 stik 
panjang maka mendapat poin 25. 
Sedangkan bagi kelompok penangkap, apabila dalam setiap pukulan dapat 
menangkap stik maka akan mendapat poin tertentu, dimana ketika dapat menangkap 
stik pendek menggunakan 2 tangan, maka akan mendapat 5 poin, dan apabila dapat 
menangkap dengan 1 tangan, akan mendapatkan 10 poin.
A. Ceklen (Bekel) 
-Pengertian 
-Aturan Permainan 
Cara bermain bekel ini susah-susah gampang. Semua biji bekel harus 
digenggam hanya dengan satu tangan beserta dengan bolanya. Setelah itu bola 
dilambungkan ke atas dan hanya boleh memantul satu kali saja. Saat bola dalam 
posisi tidak berada di tangan tersebutlah waktu dipergunakan dengan sebaik-baiknya 
untuk mengolah biji bekel. Dalam proses pengambilan atau pengaturan biji bekel, 
bola atau tangan tidak boleh menyentuh biji bekel yang lain. Juga dalam proses 
penangkapan bola bekel, tangan tidak boleh menyentuh anggota tubuh yang lain 
dalam usaha agar biji bekel yang dalam genggaman tidak jatuh. Proses ini sering 
dinamakan "gendong anak." Bola dan biji bekel tidak boleh terjatuh atau terlepas 
dari tangan saat sedang bermain. Bila melanggar salah satu peraturan di atas, maka 
pemain akan kehilangan gilirannya dan berganti kepada pemain lain. 
Pada awal permainan, pemain hanya menyebarkan biji bekelnya. Dalam proses 
ini, semua biji bekel tidak boleh dalam posisi sisi yang sama. Bila sama semua, maka 
gilirannya akan pindah ke pemain lain. Dalam permainan bola bekel biasanya dibagi 
dalam 3 set yaitu Mi, Pit dan Roh. 
 Mi adalah sebutan istilah untuk pengambilan biji bekel tanpa mengatur 
bijinya pada permukaan tertentu. Jadi hanya mengambil mulai dari 
bilangan 1 s/d maksimal biji bekel. Misalnya bermain dengan 10 biji 
bekel. maka awal permainan dimana bola dilambungkan untuk pertama 
kalinya adalah untuk menyebarkan biji bekel. Kemudian melambungkan 
bola lagi untuk mengambil biji bekel satu demi satu. Disebut dengan mi 
satu. Setelah biji terambil semua, pada saat pengambilan biji yang 
terakhir, dan menyebarkan biji bekel kembali, harus dilakukan dalam 
satu lambungan bola yang sama. Dilanjutkan dengan mi dua yaitu 
mengambil biji bekel 2 buah sekaligus. Begitu seterusnya sampai dengan 
mi sepuluh. 
 Pit. Dari set mi ke set pit dilakukan dengan berkelanjutan. Yaitu saat 
pengambilan mi terakhir dan penyebaran biji bekel untuk sesi pit 
dilakukan dalam satu lambungan bola yang sama. Setelah biji bekel 
disebar, maka pemain harus memposisikan biji bekelnya agar bagian pit 
menghadap ke atas dengan cara melambungkan bola lalu membalikkan 
biji bekel satu persatu agar pit menghadap ke atas. Setelah semua biji 
bekel menghadap ke atas, maka dilakukan pit satu. Prosesnya sama 
dengan proses mi. Begitu selanjutnya sampai dengan pit dengan jumlah 
biji maksimal.
 Roh. Sama dengan Pit, namun biji bekel posisi Roh harus menghadap ke 
atas. Siapa yang paling awal menyelesaikan set Roh akan keluar sebagai 
pemenangnya. 
-Tujuan 
Pemain bekel yang jago dapat memainkan game ini dalam set yang cukup 
panjang tanpa melakukan kesalahan sehingga giliran pemain lain untuk bermain 
menjadi lama. Pemain yang berhasil menyelesaikan tahapan paling awal 
menjadi pemenangnya.
Permainan Tradisional 
Engklek dan Dakon 
DISUSUN OLEH : 
1. IMAM SHOLEH K7113108 
2. JAFAR SIDIK NUGROHO K7113118 
3. LINA NUR FITRIANA K7113127 
4. MAYA FATMALASARI F K7113140 
5. MUTIA DIAN PUSPITA K7113149 
6. NISA ROMADHONI K7113153 
Kelompok 2 1C-PGSD
B. PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK 
1. Pengertian Permainan Tradsional Engklek 
Permainan Tradisional Engklek sering disebut juga sebagai permainan tradisional 
Sunda Manda.Engklek merupakan sebuah permainan tradisional yang sudah banyak 
dikenal oleh anak-anak di Indonesia.Telah banyak dimainkan oleh anak-anak pada masa 
dahulu, bahkan sekarang ini permainan tradisional engklek juga dimainkan oleh anak-anak 
muda. 
Permainan tradisional engklek yang juga disebut dengan sunda manda ini diyakini 
mempunyai nama asli ‘Zondag Maandag’ yang merupakan bahasa Belanda. Jadi berdasar 
sejarahnya memang permainan tradisional engklek ini masuk ke Indonesia melalui 
Belanda yang pada masa lalu menjajah Indonesia.Diyakini pada masa penjajahan inila h 
permainan tradisional engklek dibawa masuk ke Indonesia oleh Belanda. 
Memang sampai dengan saat ini tidak ada bukti sejarah yang otentik yang dapat 
menyimpulkan mengenai sejarah permainan tradisional engklek.Namun permainan 
tradisional engklek ini sudah sangat populer di kalangan anak perempuan di Eropa pada 
masa perang dunia.Sedangkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda banyak 
dijumpai anak-anak perempuan Belanda bermain permainan tradisional engklek 
ini.Memang permainan ini lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan, walaupun
ternyata kemudian anak-anak lelaki pun banyak yang turut bermain permainan tradisional 
engklek. 
Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan, permainan tradisional engklek tetap 
bertahan di Indonesia dan menjadi semakin dikenal oleh anak-anak kecil di 
Indonesia.Begitupun dalam hal penyebarannya, semakin lama permainan tradisional 
engklek semakin populer dan menyebar ke seluruh pelosok negeri ini.Hingga akhirnya 
bisa dibilang tidak ada anak kecil yang tidak tahu permainan tradisional engklek. 
2. Cara Memainkan Permainan Engklek 
1. Pertama kali yang harus dilakukan sebelum melakukan permainan engklek adalah 
menggambar bidang engklek terlebih dahulu. 
2. Kemudian pemain harus melakukan hompimpah untuk menentukan urutan siapa 
yang jalan terlebih dahulu. Hompimpah disini harus ditentukan yang berbeda 
pertama jalan pertama atau jalan terakhir. Tapi biasanya dalam hompimpa yang 
paling berbeda jalan terlebih dahulu begitu seterusnya. Hal ini dilakukan jika 
pemain lebih dari dua orang. Jika dua orang dilakukan suit. 
3. Untuk dapat bermain, setiap anak harus mempunyai kereweng / gacuk / buah / 
yang biasanya berupa pecahan genting, keramik lantai, ataupun batu yang datar 
4. Para pemain harus melompat dengan menggunakan satu kaki di setiap kotak-kotak 
/ petak-petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah. 
5. Kereweng/gacuk dilempar ke salah satu petak yang tergambar di tanah, petak 
dengan gacuk yang sudah berada diatasnya tidak boleh diinjak/ditempati oleh 
setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu 
kaki mengelilingi petak-petak yang ada. 
6. Pemain tidak diperbolehkan untuk melemparkan kereweng/gacuk hingga 
melebihi kotak atau petak yang telah disediakan. Jika ada pemain yang 
melakukan kesalahan tersebut maka pemain tersebut akan dinyatakan gugur dan 
diganti dengan pemain selanjutnya. 
7. Pemain yang menyelesaikan satu putaran sampai di puncak gunung, mengambil 
kereweng /gajuk dengan membelakangi gunung dan menutup mata, tidak boleh 
menyentuh garis juga. Apabila pemain tersebut menyentuh garis/ terjatuh saat 
mengambil kerewengnya maka dia mati dan digantikan pemain selanjutnya.
8. Apabila pemain berhasil mengambil gajuk di gunung, maka dia harus 
melemparkannya keluar dari bidang engklek. Kemudian pemain tersebut engklek 
sesuai dengan kotak dan diakhiri dengan berpijak pada gajuk/kereweng yang 
dilemparkan tadi. 
9. Selanjutnya apabila berhasil pemain lanjut ke tahap mencari sawah dengan cara, 
menjagling kereweng/gajuk dengan telapak tangan bolak-balik sebanyak 5 kali 
tanpa terjatuh. Hal ini dilakukan dalam posisi berjongkok membelakangi bidang 
engklek dan berada di tempat jatuhnya kereweng yang tadi di lempar. Setelah 
berhasil menjagling sebanyak 5 kali pemain masih dalam posisi yang sama 
melemparkan ke bidang engklek, apabila tepat pada salah satu bidang engklek 
maka bidang tersebut menjadi sawah pemain. Dan apabila gagal pemain 
mengulangi kembali dari gunung. 
10. Pemain yang memiliki sawah paling banyak adalah pemenangnya. 
3. Tujuan atau Manfaat Permainan 
Tujuan atau manfaat yang diperoleh dari permainan engklek ini adalah : 
1. Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek anak di 
haruskan untuk melompat – lompat. 
2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarka n 
kebersamaan. 
3. Dapat menaati aturan – aturan permainan yang telah disepakati bersama. 
4. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak 
untuk berhitung dan menentukan langkah- langkah yang harus dilewatinya. 
5. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh 
para pemainnya.Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau 
tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk 
lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan 
6. Melatih motorik kasar. Perkembangan saraf motorik kasar yang baik akan 
membantu anak-anak untuk lebih aktif, daya tahan tubuh lebih kuat, serta 
memiliki tubuh yang lentur. 
7. Olah raga yang baik adalah yang mengandung unsure bermain. Engklek juga 
mengajak anak anak untuk berolahraga sambil bermain.
8. Menurut psikolog Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, bermain merupakan salah satu 
cara anak untuk belajar. "Dengan bermain anak-anak bisa mengenali berbagai 
kondisi lingkungan di sekitarnya, dan juga belajar berbagai macam hal, 
termasuk sosialisasi," 
B. PERMAIANN TRADISIONAL DAKON 
1. Pengertian Permainan Dakon 
Dakon pada jaman dahulu dimainkan di beranda,dibawah pohon atau di dalam 
rumah, kedua pemain sebelumnya akan menentukan siapa yang memulai atau 
mengundinya, permainan ini pada jaman dulu dimain kan anak-anak hingga remaja 
wanita dan identik dengan dunia kewanitaan. Menurut pendapat orang permainan dakon 
ini dapat meningkatkan/ melatih kemampuan manajemen dan hitungan seseorang . 
Permainan congklak merupakan permainan yang dimainkan oleh dua 
orang. Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu dengan 
panjang sekitar 75 cm dan lebar 15 cm. Pada kedua ujungnya terdapat lubang yang 
disebut induk. Diantar keduanya terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya 
berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang 
kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-bijian sebanyak 7 buah. 
Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang 
dan 2 lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang 
induk terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak diujung lainnya. Di 
antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang 
jumlahnya 14 lubang. 
2. Cara Bermain Permainan Tradisional Dakon 
1. Tiap lubang kecil di isi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau 
plastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa 
yang akan mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu 
lubang dan menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya 
searah jarum jam. Masing-masing lubang di isi dengan 1 biji. Bila biji terakhir 
jatuh di lubang yang ada biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut 
diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa
untuk mengisi biji ke lubang induk kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang 
induk lawan tidak perlu diisi. 
2. Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa 
memilih lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir 
diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila 
lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris 
kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang 
ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang induk 
kita. 
3. Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 
lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk 
kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak 
mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak 
boleh diisi. 
3. Tujuan atau manfaat permainan Dakon 
Tujuan atau manfaat dari permainan tradisional Dakon adalah : 
1. Melatih kemampuan manipulasi motorik halus, 
2. Melatih konsentrasi, 
3. Mendidik sifat sportifitas anak, 
4. Melatih kemampuan mengatur strategi, 
5. Sarana belajar berhitung, 
6. Melatih koordinasi 2 sisi tubuh.
PERMAINAN TRADISIONAL 
“CUBLAK-CUBLAK SUWENG 
DAN PETAK UMPET” 
Anggota Kelompok: 
1. Giri Seno Aji (K7113090) 
2. Maya Al Fattah P. (K7113139) 
3. Miftachul Jannah O.R. (K7113141) 
4. Nita Nur Qoriah (K7113154) 
5. Restu Yuniastuti (K7113181) 
6. Yanuar Prima Nur H. (K7113235) 
Kelompok 3 1C-PGSD
A. CUBLAK-CUBLAK SUWENG 
1. Pengertian 
Kata “cublak” adalah sebuah kata kebiasan atau idium yang digunaka n 
untuk sebuah permainan saling tebak, sedang kata suweng artinya adalah 
hiasan telinga (bukan anting anting atau giwang)(ayo lah) bermain tebak 
tebakan (sebuah) informasi yang sangat penting. 
Cublak cublak suweng berasal dari Jawa timur. Permainan ini diciptakan 
oleh salah seorang wali songo yaitu Syekh Maulana Ainul Yakin atau yang 
biasa dikenal dengan Sunan Giri. Sunan giri menyebarkan agama islam di 
Indonesia khususnya pulau jawa dengan jalur kebudayaan. Maka ia 
menghadirkan syair cublak-cublak suweng ini yang akhirnya di jadikan 
permainan dikalangan anak-anak. 
2. Aturan Permainan 
Permainan ini dimainkan oleh beberapa anak/orang, tetapi minimal tiga 
orang. Akan tetapi lebih baik antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari 
permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang 
disembunyikan seseorang. 
Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ 
menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya 
pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang 
berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingka r. 
Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing 
orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung 
pakEmpo. 
Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini 
dianggap sebagai anting). Lalu mereka semua bersama-sama menyanyika n 
cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu 
ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali 
(biasanya 2-3 kali). 
Setelah sampai di bait terakhir ...Sir-sir pong dele gosong pak Empo 
Bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan 
kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk 
mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-mas ing 
pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan
dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap 
menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak 
Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting. 
Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi 
(pak Empo berbaring). Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang 
menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak 
Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya. 
3. Tujuan Permainan 
Permainan Cublak – cublak suweng ini dimainkan bertujuan untuk melatih 
daya tangkap dan daya tebak yang disertai dengan lagu agar memperole h 
kesenangan dalam bermain dan memupuk sikap kerja sama serta rasa 
bersosialisasi.
B. PETAK UMPET 
1. Pengertian 
Petak umpet merupakan sebuah permainan traditional yang sangat 
terkenal. Setiap anak di Indonesia pasti tahu dan pernah memainka n 
permainan ini. Permainan petak umpet ini dimainkan oleh lebih dari 3 orang, 
diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapakah yang akan menjadi 
'kucing' (pencari teman-temannya yang sedang bersembunyi). 
2. Aturan Permainan 
Si Kucing akan menutup mata sambil bersandar di hadapan tembok, 
pohon, atau dimana saja agar ia tidak dapat melihat temannya yang sedang 
bersembunyi. 
Si Kucing menghitung dari satu sampai sepuluh atau bisa lebih, sampai 
teman-temannya selesai bersembunyi. Setelah teman-temannya mendapatkan 
tempat persembunyian, barulah si kucing(pencari) beraksi dengan 
meninggalkan tempat jaganya sembari menemukan teman-temannya yang 
telah bersembunyi. Nah disinilah letak seru dari permainan Petak Umpet ini, 
si Kucing harus cepat dan sesegera mungkin mencari teman-temannya 
sebelum temannya tersebut berhasil menyentuh tempat penjagaannya tadi. 
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya 
sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya 
meneriakkan namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang 
permainan dari awal. Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya 
menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang 
statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat 
mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil 
menyentuhnya, maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemuka n 
oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah 
ditemukan, sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang 
permainan dari awal. 
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama 
ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
3. Tujuan Permainan 
- Anak menjadi lebih aktif 
Permainan petak umpet bisa membantu anak untuk menjadi anak 
yang lebih aktif. Anak yang aktif bergerak akan mengalami 
perkembangan yang signifikan daripada anak yang banyak diam. Dalam 
permainan ini, anak akan berlari dan bersembunyi sehingga secara tidak 
langsung anak sudah melakukan olahraga. 
Daripada hanya bermain game atau menonton televisi, lebih baik 
anak diarahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. 
- Anak bisa belajar bersosialisasi 
Bersosialisasi tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, anak 
kecil pun sudah harus melakukan hal tersebut untuk membiasakannya 
sampai ia dewasa. Permainan ini dilakukan dengan cara bersama-sama 
tanpa memandang ras atau latar belakang keluarga. Semua anak-anak 
akan terlibat aktif dalam permainan tersebut. 
- Belajar berhitung 
Permainan ini tidak hanya baik bagi pertumbuhan fisik anak-anak, 
tetapi juga bagi perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak akan berlatih 
menghitung dalam permainan ini. Anak-anak yang bermain dibagi 
menjadi 2 peran yaitu berperan sebagai pencari dan yang akan dicari. Saat 
anak mendapatkan kesempatan menjadi pencari, tentu dia akan 
menyebutkan hitungan untuk memberikan kesempatan kepada yang 
bersembunyi. 
- Membuat anak menjadi kreatif 
Permainan petak umpet akan memberikan pelajaran bagi anak 
untuk bisa mengasah otaknya dimana anak harus lebih kreatif 
mendapatkan tempat persembunyian yang berbeda dengan teman lainnya. 
Pada kondisi ini anak akan dituntut untuk berfikir cepat agar bisa 
menemukan tempat yang kira-kira akan sulit ditemukan. 
- Melatih anak patuh pada aturan 
Untuk melatih anak agar bisa taat pada berbagai aturan, baik aturan 
dari lingkungan terkecil seperti keluarga, aturan sekolah, lingkungan
masyarakat bahkan sampai lingkungan besar seperti aturan negara, anak 
harus dididik sejak dini. Belajar mendisiplinkan anak tidak harus lewat 
pendidikan formal atau kata-kata dari Anda, tetapi bisa juga dilakukan 
lewat sebuah permainan. Dalam permainan ini anak-anak akan bermain 
bersama dengan mematuhi peraturan yang telah dibuat bersama. Setiap 
anak harus bisa mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang telah 
dirumuskan dan disepakati. Jika aturan yang telah dibuat dipatuhi 
bersama, permainan akan berjalan dengan lancar dan menyenangkan. 
- Belajar berdiskusi akan suatu masalah 
Permainan yang dilakukan secara bersama-sama tentu diperluka n 
kesepakatan bersama pula untuk melakukan hal tersebut. Dalam 
permainan ini semua pemain harus bisa membuat, menyetujui dan 
melaksanakan aturan dalam permainannya. Hal ini dilakukan agar tidak 
terjadi perselisihan yang akan berujung pada pertengkaran. 
- Melatih sportivitas anak 
Dalam permainan ini, pemain yang kalah dan menang harus bisa 
menerima dan melakukan tugasnya masing-masing. Anak-anak akan 
belajar bagaimana menerima kekalahan dengan tetap menikmat i 
permainan tersebut. 
Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari beberapa 
permainan anak seperti permainan petak umpet, sehingga Anda bisa 
mendukung anak untuk melakukannya. Sebagai orangtua, Anda bisa 
mendorong dan mengarahkan anak untuk lebih mengembangka n 
kreativitasnya dengan bermain, daripada hanya menonton televisi atau 
bermain game online.
PERMAINAN TRADISIONAL 
Marraga dan Jamura 
DISUSUN OLEH : 
1. KHOIRUL NISA K7113121 
2. MARIANA K7113136 
3. MUHAMMAD NUR ARIFIN K7113147 
4. NOVIA EKASARI K7113157 
5. NUR LAILA MUBAROKAH K7113160 
6. RENY ATIKA RAHMAWATI K7113179 
Kelompok 4 1C-PGSD
KATA PENGANTAR 
Assalamualaikum Wr. Wb. 
Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami 
sebagai penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya atas rahmat, 
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan bahan 
pokok “PERMAINAN TRADISIONAL”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi 
tugas yang di telah diberikan oleh Bapak Matsuri selaku dosen pengampu mata kuliah 
Penjaskes. 
Kami tidak pungkiri bahwa tugas yang kami buat ini masih banyak kekurangan. 
Akan tetapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan tugas 
ini dengan sebaik mungkin. 
Menyadari hal di atas, untuk melengkapimakalah yang masih kurang dan 
mengurangi yang berlebihan, kami sangat mengharapkan masukan dari pembaca 
agarmakalah selanjutnya yang akan kami buat dapat lebih baik dari sebelumnya sehingga 
kita semua tetap menjadi lebih baik dari hari kemarin dengan saling memperingatkan. 
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 
Surakarta, 01 januari 2014 
Penulis 
(Kelompok 4)
DAFTAR ISI 
Halaman Cover................................................................................................................1 
Kata Pengantar................................................................................................................2 
Daftar Isi..........................................................................................................................3 
Isi ......................................................................................................................................4 
Permainan Marraga......................................................................................................4 
Jamuran ........................................................................................................................6
~ ISI ~ 
1. Permainan Marraga 
 Asal Usul 
Marraga berasal dari kata Bugis, sedangkan orang Makassar, Sulawesi 
Selatan, sering menyebut permainan ini dengan akraga (olahraga). Marraga 
termasuk jenis permainan yang memadukan unsur olah raga dan seni. Permainan 
ini memerlukan kecekatan, ketangkasan dan kelincahan. Permainan yang berasal 
dari Malaka ini, konon hanya dilakukan oleh para bangsawan Bugis saat 
diadakannya upacara-upacara resmi kerajaan seperti, pelantikan raja dan 
perkawinan anggota kerajaan. Versi yang lain menyebutkan bahwa permainan ini 
berasal dari Pulau Nias (Sumatera Utara). Dewasa ini marraga bukan hanya 
dimainkan oleh para bangsawan, tetapi juga oleh orang kebanyakan. 
 Pemain 
Marraga umumnya dimainkan oleh pria, baik remaja maupun dewasa. 
Dalam satu permainan jumlah pemainnya 5-15 orang. 
 Tempat dan Peralatan Permainan 
Permainan ini dilakukan pada sebidang tanah datar yang permukaannya 
dibuat lingkaran dengan garis tengah minimal 6 meter. Peralatan yang digunakan 
adalah raga, yaitu sejenis bola yang terbuat dari rotan yang dibelah-belah, diraut 
halus kemudian dianyam. Alat ini umumnya berdiameter 15 cm. Adakalanya 
gendang dipergunakan untuk mengiringi jalannya permainan. 
 Aturan dan Proses Permainan 
Peraturan permainan marraga dapat dikatakan sederhana, yaitu pemain (jika 
menerima raga dari pemain lain) harus melambungkan raga tersebut agar jangan 
sampai terjatuh sebelum dioperkan pada pemain lainnya. Cara melambungka n 
raga adalah dengan menggunakan kaki, tangan, bahu, dada, dan anggota tubuh
lainnya, tetapi tidak boleh di pegang. Tinggi dan rendahnya lambungan raga ada 
yang dapat mencapai 3 meter dari permukaan tanah secara tegak lurus (sempak 
sarring/anrong sempak); ada yang sedikit melampaui kepala (sepak biasa); dan 
ada yang di bawah pusar (sempak caddi). Hal itu bergantung keinginan dan 
keahlian pemain. Orang yang dianggap mahir (niak sempakna atau niak belona), 
selain dapat mempertahankan raga agar tidak jatuh ke tanah, juga dapat 
melambungkan raga sesuai dengan persyaratan permainan (bajiki anrong 
sempakna), yaitu: (1) pintar mengambil raga, disiplin dan mampu menghidupka n 
suasana bermain (caraddeki anggalle raga); dan (2) sepakannya bervariasi dan 
sulit ditiru oleh pemain lainnya (jai sempak masagalana). 
Sebelum permainan dimulai, para pemain berdiri membentuk lingkara n. 
Salah seorang pemain (termahir) memegang raga kemudian melambungkannya. 
Pemain yang posisinya pas dengan jatuhnya raga, maka dia yang harus memula i 
permainan. Selanjutnya, raga dioperkan pada pemain lain dalam lingkara n 
tersebut, demikianlah seterusnya secara bergiliran. Sebagai catatan, seorang 
pemain tidak boleh memonopoli permainan dan menyerobot kesempatan bermain 
pemain lain. Dalam hal ini berlaku asas pemerataan kesempatan bagi para pemain 
untuk menunjukkan keahliannya masing-masing. Pertandingan dianggap selesai 
jika bola jatuh ke tanah. Pemain yang menjatuhkannya dapat dikeluarkan sebelum 
permainan dimulai kembali seperti semula. 
 Nilai Budaya 
Nilai yang terkandung dalam permainan marraga adalah kerja keras, kerja 
sama, kecermatan, demokrasi dan sportivitas. Nilai kerja keras dan kerja sama 
tercermin dari usaha para pemain untuk menjaga dengan berbagai 
macam cara agar raga tidak jatuh ke tanah. Nilai kecermatan tercermin dari usaha 
para pemain untuk melambungkan atau menyepak raga ke sasaran yang dituju, 
sehigga raga tidak keluar dari arena permainan. Nilai demokrasi tercermin dari 
tidak adanya pemonopolian atau penyerobotan kesempatan pemain lain. Jadi, para 
pemain diberi kesempatan untuk menunjukkan keahliannya. Dan, nilai sportivitas 
tercermin dari pemain yang dengan lapang dada keluar arena karena menjatuhka n 
raga ke tanah.
1. Jamuran 
 Asal usul 
Dari segi istilah, kiranya nama jamuran diambil dari nama tumbuhan jamur. 
Jamur yang berbentuk seperti payung bulat itulah yang menjadi inspirasi nama 
dolanan jamuran. Berarti jamuran adalah sebuah nama dolanan, yang 
permainannya membentuk lingkaran seperti jamur. Maka anak-anak 
menyebutnya dengan dolanan jamuran. 
 Pemain 
Jamuran bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan. Biasanya 
dimainkan oleh empat anak atau lebih. Sementara umur anak-anak yang bermain 
dolanan ini setingkat usia TK sampai SD, sekitar 6-13 tahun. Jika ada anak di 
bawah usia 6 tahun ikut, biasanya dianggap pupuk bawang atau dianggap cuma 
ikut-ikutan, karena dianggap belum paham tentang cara bermain yang 
sesungguhnya. Dolanan jamuran ini, dulu sering dimainkan di saat waktu 
senggang di hari libur di saat pagi, sore, atau malam hari ketika bulan purnama. 
 Aturan dan Proses Permainan 
Dimainkan oleh empat orang anak atau lebih, mula-mula ditentukan dulu 
siapa yang akan menjadi pemain ditengah lingkaran, atau biasa disebut sing dadi. 
Selanjutnya semua anak bergandengan tangan membentuk lingkara n 
mengelilingi sing dadi, mereka bergerak sambil menyanyikan lagu jamuran, yang 
syairnya seperti berikut : 
Jamuran 
Jamuran ya gegethok 
Jamur apa ya gegethok 
Jamur gajih mbejijih sa’ara-ara 
Sira badhe jamur apa?
Sing dadi menyebut salah satu jenis jamur, lalu anak yang lain melakuka n 
sesuatu sesuai jenis jamur itu, misal: 
a. Jamur parut. 
Semua anak kecuali sing dadi menjulurkan salah satu telapak kaki. Kemudian 
anak sing dadi menggelitik telapak kaki anak yang lain, berusaha membuatnya 
geli sehingga tak dapat lagi menahan tawa, kemudian anak yang tak tahan geli 
ini menggantikan posisi anak sing dadi. 
b. Jamur kethek menek 
Dalam permainan ini anak-anak harus segera berdiri diatas benda tertentu 
sebelum anak sing dadimenyentuhnya 
c. Jamur kursi 
Dimana anak- anak harus dalam posisi setengah jongkok meniru kursi, 
anaksing dadi nglungguhi anak- anak yang lain, apabila ada yang tidak tahan, 
berarti ia menggantikan posisi sing dadi. 
d. Jamur pawon 
Anak-anak meniru posisi tungku tradisional dengan posisi tubuh seperti 
merangkak tetapi diam ditempat. Sing dadi berpura – pura sebagai kayu yang 
masuk dibawah perut anak-anak yang lain, kemudian mengangkatnya. Anak-anak 
yang menjadi pawon harus mempertahankan posisi mereka bila mereka 
tidak mau dadi. 
e. Jamur kendil borot atau jamur pipis 
Dimana sing dadi menyebutkan jenis jamur kendil borot setelah menyanyika n 
lagu jamuran, kemudian anak-anak yang lain harus kencing, kalau tidak berarti 
ia menggantika posisi sing dadi. 
 Nilai budaya 
Permainan ini mempunyai banyak fungsi dalam melatih berbagai 
aspek kecerdasan anak-anak, seperti kecerdasan musik saat melagukan lagu 
jamuran, kemudian kecerdasan dalam menanggapi gerak atau merespon gerak, 
kecerdasan antar personal, dimana anak-anak saling bersosialisasi satu sama lain. 
Kecerdasan natural saat anak-anak juga bersosialisasi dengan lingkungan dan 
alam sekitar saat bermain jamuran, serta menirukan gerakan-gerakan saat bermain
jamuran. Tidak ketinggalan juga kecerdasan bahasa, karena dalam permainan ini 
terkadang diselingi dengan dialog antar pemain secara spontan.
PERMAINAN TRADISIONAL 
“ BENTENG & BOI-BOIAN ” 
Di Susun Oleh : 
1. Margareta S (k7113135) 
2. Nur Isni P (k7113159) 
3. Nurul Annisa Safitri (k7113164) 
4. Rahmatia KF (k7113175) 
5. Rahmawati R (k7113176) 
6. Riana R (k7113182) 
7. Singgih Said (k7113201) 
Kelompok 5 1C-PGSD
KATA PENGANTAR 
Assalamualaikum Wr.Wb. 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat- 
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap 
terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, 
dan seluruh umatnya hingga hari akhir. 
Dalam makalah ini kami membahas tentang Permainan Tradisional, yang 
berisikan tentang permainan boi – boian dan permainan benteng. Dengan adanya makalah 
ini, diharapkan dapat berguna bagi para pembaca dalam menambah pengetahuan kita 
mengenai Permainan Tradisional. Harapan kami kedepan, semoga kritik dan saran dari 
pembaca tetap tersalurkan, dan semoga makalah ini dapat terkesan di hati semua orang 
sehingga dapat menjadi panutan ilmu pengetahuan. 
Akhirnya ucapan terima kasih yang tak terhingga senantiasa kami sampaikan 
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. 
Wassalamualaikum Wr. Wb. 
Surakarta, 12 November 2013
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar ................................................................................................................2 
Daftar Isi ..........................................................................................................................3 
BAB I (Pendahuluan).......................................................................................................4 
1. Latar Belakang .............................................................................................................4 
2.Tujuan ............................................................................................................................4 
3. Rumusan Masalah ........................................................................................................5 
BAB II (Pembahasan) ......................................................................................................6 
A. Permainan Boi – boian ................................................................................................6 
B. Permainan Benteng .....................................................................................................7 
BAB III 
(Penutup) ..........................................................................................................................7 
1.Kesimpulan ....................................................................................................................9 
2.Saran .............................................................................................................................9
BAB I 
PENDAHULUAN 
1. Latar belakang 
Dewasa ini anak – anak menjadi objek sasaran perkembangan teknologi. Tidak 
dapat dipungkiri memang, teknologi sekarang ini sudah begitu berkembang pesat. 
Apalagi dilingkungan perkotaan. Anak – anak sudah dapat merasakan efek dari kemajuan 
teknologi yang mutakhir ini. Kebudayaan mereka saat ini adalah bermain dengan 
menggunakan alat – alat hasil perkembangan teknologi. Permainan mereka 
menggunakan, tablet, Andriod, Play Station, dan yang mulai marak adalah game online. 
Ini yang perlu diresahkan para orang tua, mungkin sebagian orang tua menganggap 
dengan menggunakan kecanggihan teknologi tersebut dalam pertubuhannya anak akan 
berkembang kecerdasannya. Tapi tahukah kalian bahwa sebenarnya anak – anak adalah 
masa dimana semua neuron diotaknya mulai berkembang dengan pesat, dan tubuhnya 
pun mengalami pertumbuhan yang amat pesat pula. Pada masa itu, anak dipenuhi dengan 
rasa keingintahuan yang tinggi. Oleh sebab itu, lebih baik jika anak – anak dikenalka n 
dengan jenis – jenis permaianan trasdisional. Selain bernilai budaya, yaitu dengan 
melestarikan budaya yang telah ada sejak jaman dulu. Dengan dikenalkannya dan 
diterapkannya permainan tradisional tersebut pada anak, itu akan melatih motorik kasar 
pada anak, itu akan sangat membantu dalam pertumbuhannya, dengan dia berlari – lari, 
melompat – lompat, menggerakan tubuhnya, itu akan lebih efektif dari pada anak yang 
hanya bermain dengan tabletnya, yang kemudian dia hanya duduk sambil makan, maka 
akan menjadi efek yang kurang baik pada pertumbuhan anak tersebut. Bisa jadi mereka 
malah bermalas – malasan, apalagi untuk olahraga. Bisa jadi mereka terserang obesitas 
dini. Hal ini cukup mengkhawatirkan sebenarnya, tapi tetap saja banyak orang tua yang 
mengabaikannya. Permainan tradisional adalah permainan yang bagus untuk merangsang 
pertumbuhan anak. Selain itu juga dalam permainan tradisional ada juga yang bermain 
secara tim, ini akan melatih anak sejak dini untuk belajar bekerjasama dengan orang lain, 
saling membantu, dan menjaga kekompakan. Permaian Tradisional seharusnya tetap 
dilestarikan karena banyak manfaat yang kita ambil dari sana selain nilai sejarahnya. 
2. Tujuan 
Penyusunan makalah ini walaupun semata – mata untuk memenuhi tugas mata 
kuliah penjasorkes, tetapi disisi lain dapat juga bertujuan untuk menginformas ika n 
kepada pembaca, khususnya orang ttua nantinya aga mereka menyadari betapa
pentingnya permainan tradisional untuk anak – anak. Dengan membaca makalah ini juga 
akan mengerti apa itu permainan tradisional Boi – boian, dan apa itu permainan 
tradisional Benteng. Bagaimana aturan main dari kedua permainan tersebut, dan apa 
tujuan dari permainan tersebut, akan kita ungkap dalam makalah ini. Tujuan yang paling 
penting dalam pembuatan makalah ini agar bermanfaat bagi para pembaca. 
3. Rumusan masalah 
1) Apa itu permainan tradisional Boi – boian? 
2) Bagaimana aturan bermain dalam permainan tradisional Boi – boian? 
3) Apa tujuan dari permainan tradisional Boi – boian? 
4) Apa itu permainan tradisional Benteng? 
5) Bagaimana aturan bermain dalam permainan tradisional Benteng? 
6) Apa tujuan dari permainan tradisional Benteng?
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Permainan Boi - boian 
1. Pengertian Permainan Boi - boian 
Permainan dari jawa barat. Bukan permainan yang dikhususkan untuk anak laki-laki, 
anak perempuan pun bisa bermain boy-boyan. Sebenarnya, permainan ini memiliki 
nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misal, di daerah Pati, Jawa Tengah, 
permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah Sunda, ada yang 
menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya bebencaran. Dan di beberapa 
daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa 
ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai anggota 
badan dari pemain akan menimbulkan suara “Gebok”. Jumlah anggota tiap kelompok: 
minimal 5 anak; semakin banyak anak yang ikut bermain, maka bertambah seru 
permainannya 
Alat bantu: 
batu-batu pipih atau pecahan asbes; benda apa saja yang bisa disusun bertumpuk 
ke atas semacam piramida, sebanyak kira-kira 10 keping/batu, 1 bola kertas; terbuat dari 
kertas-kertas bekas yang digumpal-gumpalkan menjadi kira-kira sebesar bola tenis, diikat 
dengan banyak karet gelang agar tidak terlepas satu sama lain 
2. Aturan Permainan Boi – boian 
 1 kelompok bertujuan menyusun piramida hingga tak ada yang tersisa sambil 
menghindar dari tembakan bola kertas yang dilepaskan oleh anggota-anggota 
kelompok lain 
 kelompok yang lain bertugas menembakkan bola kertas ke anggota-anggota 
kelompok lawan yang berusaha menyusun piramida; setiap anggota lawan yang 
terkena tembakan bola kertas dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruska n 
permainan 
 permainan dimulai dengan menggulirkan bola kertas oleh kelompok penembak 
ke arah piramida batu pipih hingga berantakan (kira-kira seperti 
menggelindingkan bola bowling ke sasarannya); sementara itu kelompok
penyusun piramida bersiap-siap menyusun lagi batu-batu yang berantakan sambil 
mewaspadai serangan bola kertas 
 permainan selesai apabila piramida selesai disusun ATAU anggota kelompok 
yang bertujuan menyusun piramida telah semuanya gugur kena tembakan bola 
kertas dari kelompok lawan 
 setelah selesai, posisi kelompok ditukar; yang tadinya kelompok penyusun 
piramida menjadi kelompok penembak, dan sebaliknya 
3. Tujuan Permainan Boi – boian 
 Melatih kerja sama antarpemain 
 Melatih ketelitian 
 Melatih tanggung jawab dan kerja keras 
 Mengasah kecerdikan 
B. Permainan Benteng 
1. Pengertian Permainan Benteng 
Permainan bentengan merupakan salah satu permainan anak-anak. Permainan 
ini sekarang sudah tidak lagi menjadi permainan bagi anak-anak karena telah tergeser 
oleh permainan modern. Permainan bentengan ini sebenarnya merupakan salah satu 
latihan strategi mempertahankan NKRI dari serangan musuh. Permainan bentengan 
terdiri dari 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 pemain. Atau boleh 
juga dilakukan meyesuaikan jumlah anak yang ada, serta tempat yang digunakan. 
Permainan bentengan dilakukan dengan menjaga benteng yang diwujudkan berbentuk 
tonggak tiang kayu atau bambu, dapat juga menggunakan pohon hidup. Tonggak 
tersebut dijadikan sebagai basecamp masing-masing kelompok. 
2. Aturan Permainan Benteng 
• Peraturan pertandingan : 
a. Pemain bentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu terlebih dahulu. 
Pemain ini apabila dikejar oleh musuh dan tersentuh oleh tangan musuh dianggap 
tertangkap. Pemain yang tertangkap di tempatkan tawanan (tempat yang sudah 
ditentukan sebelum pertandingan dimulai, biasanya 2 meter sebelah kanan atau kiri 
dari basecamp).
b. Pemain ini dapat kembali mempertahankan bentengnya apabila telah diselamatkan 
temannya, dengan cara menyentuh tangan atau bagian tubuhnya. Kelompok pemain 
dinyatakan mendapatkan nilai apabila dapat menyentuh basecamp musuh. Berakhirnya 
pertandingan ditentukan oleh kesepakatan para pemain. Kelompok yang kalah akan 
mendapatkan hukuman, yaitu menggendong kelompok yang menang dari benteng yang 
satu ke benteng lainnya, jumlah gendongan tergantung kesepakatan. 
c. Pemain musuh mengejar penyerang 
d. Pemain yang ditawan berada di tempat tawanan 
e. Seorang pemain mendapatkan nilai dengan menyentuh basecamp musuh 
 Strategi Benteng : 
 Seperti pada perang, benteng membutuhkan strategi untuk memenangka n 
permainan. Salah satu strategi permainan ini adalah membagi anggota kelompok 
menjadi 'penyerang', 'mata - mata', 'pengganggu', dan 'penjaga benteng'. 
 Penyerang bertugas mencari celah agar dapat menyentuh benteng lawan. mata - 
mata bertugas mencari lawan yang telah lama tidak menyentuh benteng. 
Pengganggu bertugas memancing lawan untuk keluar dari daerah aman. Penjaga 
'benteng' harus menjaga benteng mereka dari pihak lawan yang ingin menyentuh 
benteng. 
3. Tujuan Permaian Benteng 
 Melatih kerjasama/kekompakan 
 Melatih ketelitian 
 Melatih tanggung jawab dan kerja keras 
 Mengasah kecerdikan
BAB III 
PENUTUP 
1. Kesimpulan 
Permainan Boi – boian dari jawa barat, yang dilakukan minimal 5 anak. Dengan 
batu-batu pipih atau pecahan asbes; benda apa saja yang bisa disusun bertumpuk ke atas 
semacam piramida, sebanyak kira-kira 10 keping/batu, 1 bola kertas; terbuat dari kertas-kertas 
bekas yang digumpal-gumpalkan menjadi kira-kira sebesar bola tenis, diikat 
dengan banyak karet gelang agar tidak terlepas satu sama lain.. 
Sedangkan permainan Benteng terdiri dari 2 kelompok, masing-masing kelompok 
terdiri dari 4-6 pemain. Atau boleh juga dilakukan meyesuaikan jumlah anak yang ada, 
serta tempat yang digunakan. Permainan bentengan dilakukan dengan menjaga benteng 
yang diwujudkan berbentuk tonggak tiang kayu atau bambu, dapat juga menggunaka n 
pohon hidup. Tonggak tersebut dijadikan sebagai basecamp masing-masing kelompok. 
Seperti permainan perang – perangan secara berkelompok. 
2. Saran 
Dengan mengenal dan memperalajari permainan tersebut yang baru secuil dari 
sekian banyak permainan tradisional yang membanjiri tanah air tercinta ini, kita dapat 
mengambil banyak manfaat dari mempraktikannya. Dengan permainan tersebut tidak 
hanya menyehatkan jasmani saja, tapi juga dapat menyehatkan rohaninya. Dan tidak lupa 
bahwa permainan tradisional juga membantu pertumbuhan anak, dan lebih efektif dari 
pada permainan modern sekarang ini yang menggunakan hasil perkembangan teknologi. 
Yang kami harapkan semoga permainan tradisional, apapun itu tidak mengalami 
kepunahan, dan tetap lestari sampai generasi – generasi berikutnya. Dan permainan 
tradisional tidak kalah terkenalnya dengan permainan modern. Biasakanlah anak – anak 
untuk tetap mempelajari, dan melakukan permainan tersebut, dan tularkanla h 
pengalaman tetang permainan tradisional yang diketahui, supaya dapat diterapkan dalam 
kehidupan orang lain pula. Dan begitu seterusnya hingga tidak terjadi kepunahan.
Permainan Tradisional 
“Egrang & Lompat Tali “ 
Disusun oleh: 
1. Hendri Ristiawan (K7113096) 
2. Laurensius Dimas P (K7113124) 
3. Mitha Yulia (K7113142) 
4. Nia Octavia (K7113151) 
5. Novia Diah (K7113156) 
6. Nur Raida Fatati (K7113161) 
7. Nurhayu Ika Ratri (K7113163) 
Kelompok 6 1C-PGSD
“EGRANG” 
1. Pengertian 
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara 
pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda 
seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata 
Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa 
Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang 
sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari 
bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau. 
Permainan Traditional Egrang- Egrang adalah alat permainan tradisional yang 
terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk 
tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di 
berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit 
di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu 
kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh. 
Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan 
keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa 
maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan pemakainya 
sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun 
panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek. 
Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 
50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm
2. Peraturan Permainan 
A. Pemain 
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada 
umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 
tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang. 
B. Tempat dan Peralatan Permainan 
Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat 
dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah 
lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7--15 meter 
dan lebar sekitar 3-4 meter. 
Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif 
lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara 
membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua 
bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi 
bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 
cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran 
panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah 
bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan. 
C. Aturan Permainan 
Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan 
pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-kaki 
bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 
antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling 
menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 
tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
D. Jalannya Permainan 
Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan 
berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Bagi 
anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, mereka dapat 
menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru 
berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain 
akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba 
itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu 
mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. 
Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing 
pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara 
musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah 
siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba 
untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai 
mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan 
lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya. 
3. Manfaat Permainan 
Permainan egrang tak hanya membutuhkan kerja keras, tapi juga ketrampilan dan 
sportifitas. Pada pembuatan egrang, pemain harus bekerja keras mulai dari mencari 
mencari bambu, memotongnnya, hingga proses membuatnya agar seimbang ketika 
digunakan. Sikap ketrampilan dan sportifitas ditunjukan ketika permainan dimula i, 
ketrampilan dalam menggunakan egrang dan menyeimbangkan tubuh agar tidak terjatuh, 
dan juga tidak berbuat curang dan mau menerima kekalahan sebagai wujud sportifitas. 
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: 
A. .Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat 
mengalahkan lawannya. 
B. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk 
berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah 
digunakan untuk berjalan 
C. Melatih keseimbangan badan. 
D. Melatih ketangkasan. 
E. Sarana hiburan yang menyenangkan
“LOMPAT TALI” 
1. Pengertian 
Permainan lompat tali adalah permainan yang alatnya disusun dari karet gelang, 
permainan ini terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, permainan ini 
favorit saat waktu isitirahat di sekolah dan sore hari ketika di rumah. Sederhana tapi 
bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. 
Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di 
sekitar kita. Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak 
usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain 
lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi 
umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun). 
Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat 
santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainka n 
oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – laki. 
Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun 
perempuan tanpa memandang gender. 
2. Peraturan Permainan 
Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain 
seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang 
memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya 
melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, 
satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompat i 
tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling 
tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara 
yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan secara soliter bisa
juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya 
melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. 
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali 
dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah sebagai 
pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di 
bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. 
Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak 
yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut 
akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup 
sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak 
dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping. 
Model lompatan yang dilakukan masing2 anak/lingkungan bervariasi, tergantung 
aturan yang disepati sebelumnya. Aturan permainan dasarnya adalah awalnya tali 
diletakkan secara horisontal sejajar dg lutut, kemudian pelompat memainkan kakinya dg 
tali (kaki dililit- lilitkan di tali dg menggunakan irama yg beraturan), atau hanya sekedar 
melompat. Terserah perintah atau aturan. lompat tali-ujung tangan 
Bila lompatan selutut bisa dilalui pelompat, maka tali akan semakin naik ke atas, 
Selama permainan, bila ada pemain yang gagal melakukan lompatan, maka dia dianggap 
kalah, dan menggantikan salah satu pemegang tali. 
3. Manfaat Permainan 
1. Motorik kasar 
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak 
jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan 
ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering dilakukan, anak 
dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi,
kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak – anak mahir 
melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat 
membantu mengurangi obesitas pada anak. 
2. Emosi 
Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian 
dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau 
melakukan tindakan melompat atau tidak. 
Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, 
tertawa dan bergerak. 
3. Ketelitian dan Akurasi 
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika 
tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali 
dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin 
cepat ia harus melompat. 
4. Sosialisasi 
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti 
memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam 
kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya. 
5. Intelektual 
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar 
lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. 
Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih 
atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung 
belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakuka n 
permainan tersebut. 
6. Moral 
Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang 
atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap 
sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang 
punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalis ir 
ego di diri anak-anak

More Related Content

What's hot

Tahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajarTahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajar
Bekha Mahardhika
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Warman Tateuteu
 
Makalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaranMakalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaran
August Ruris Narendra
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
Laras Kun Rahmanti Putri
 
Lari estafet
Lari estafetLari estafet
Lari estafetaviatur
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 
Makalah tenis meja
Makalah tenis mejaMakalah tenis meja
Makalah tenis meja
Septian Muna Barakati
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1saeful_4h13
 
PPT Penjaskes: Bola Besar
PPT Penjaskes: Bola BesarPPT Penjaskes: Bola Besar
PPT Penjaskes: Bola Besar
UNESA
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Arif Winahyu
 
Permainan bola kasti
Permainan bola kastiPermainan bola kasti
Permainan bola kasti
RusPit4y4
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Thufailah Mujahidah
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Lela Warni
 
Olahraga Futsal
Olahraga Futsal Olahraga Futsal
Olahraga Futsal
Joey Leomanz B
 
Curik curik(tang-tang buku)
Curik curik(tang-tang buku)Curik curik(tang-tang buku)
Curik curik(tang-tang buku)hayatunn
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
tyaarahman
 
PPT Tenis Meja.pptx
PPT Tenis Meja.pptxPPT Tenis Meja.pptx
PPT Tenis Meja.pptx
Bakrii1
 
Tenis Meja
Tenis MejaTenis Meja

What's hot (20)

Tahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajarTahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajar
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 
Makalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaranMakalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaran
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Lari estafet
Lari estafetLari estafet
Lari estafet
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Sejarah yang abadi unik dan penting
Sejarah yang abadi unik dan pentingSejarah yang abadi unik dan penting
Sejarah yang abadi unik dan penting
 
Makalah tenis meja
Makalah tenis mejaMakalah tenis meja
Makalah tenis meja
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
 
PPT Penjaskes: Bola Besar
PPT Penjaskes: Bola BesarPPT Penjaskes: Bola Besar
PPT Penjaskes: Bola Besar
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Permainan bola kasti
Permainan bola kastiPermainan bola kasti
Permainan bola kasti
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
 
Olahraga Futsal
Olahraga Futsal Olahraga Futsal
Olahraga Futsal
 
Curik curik(tang-tang buku)
Curik curik(tang-tang buku)Curik curik(tang-tang buku)
Curik curik(tang-tang buku)
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
 
PPT Tenis Meja.pptx
PPT Tenis Meja.pptxPPT Tenis Meja.pptx
PPT Tenis Meja.pptx
 
Tenis Meja
Tenis MejaTenis Meja
Tenis Meja
 

Viewers also liked

Permainan tradisional
Permainan tradisionalPermainan tradisional
Permainan tradisionalBmaida10
 
Power poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalPower poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalYeni Aprodita
 
MSP2_Permainan tradisional 1
MSP2_Permainan tradisional 1MSP2_Permainan tradisional 1
MSP2_Permainan tradisional 1Nasrina Nasir
 
PERMAINAN TRADISIONAL
PERMAINAN TRADISIONAL PERMAINAN TRADISIONAL
PERMAINAN TRADISIONAL kuangwei94
 
Bermain dan permainan anak usia dini
Bermain dan permainan anak usia diniBermain dan permainan anak usia dini
Bermain dan permainan anak usia diniMasriqon Masriqon
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2
Mitha Ye Es
 
Bermain dan-kreativitas-anak-usia-dini
Bermain dan-kreativitas-anak-usia-diniBermain dan-kreativitas-anak-usia-dini
Bermain dan-kreativitas-anak-usia-dini
eloksuciati
 
Permainan tradisional (congklak)
Permainan tradisional (congklak)Permainan tradisional (congklak)
Permainan tradisional (congklak)Wirha Sykerz
 
Permainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysiaPermainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysiaExodus Eric
 
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisionalPembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisionalIhsan Sulistyawan
 
Permainan Tradisional Kelompok 5
Permainan Tradisional Kelompok 5Permainan Tradisional Kelompok 5
Permainan Tradisional Kelompok 5
Mitha Ye Es
 
PERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELAS
PERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELASPERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELAS
PERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELASbmhairul10
 
MENGENAL KRAF RADISIONAL Gasing
MENGENAL KRAF RADISIONAL GasingMENGENAL KRAF RADISIONAL Gasing
MENGENAL KRAF RADISIONAL GasingMun Din
 
Permainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda KondiPermainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda Kondi
Desmond Stevee
 
permainan tradisional Ular Naga
permainan tradisional Ular Nagapermainan tradisional Ular Naga
permainan tradisional Ular NagaNur Asmidar
 

Viewers also liked (20)

Permainan tradisional
Permainan tradisionalPermainan tradisional
Permainan tradisional
 
Power poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalPower poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisional
 
MSP2_Permainan tradisional 1
MSP2_Permainan tradisional 1MSP2_Permainan tradisional 1
MSP2_Permainan tradisional 1
 
PERMAINAN TRADISIONAL
PERMAINAN TRADISIONAL PERMAINAN TRADISIONAL
PERMAINAN TRADISIONAL
 
Bermain dan permainan anak usia dini
Bermain dan permainan anak usia diniBermain dan permainan anak usia dini
Bermain dan permainan anak usia dini
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2
 
Bermain dan-kreativitas-anak-usia-dini
Bermain dan-kreativitas-anak-usia-diniBermain dan-kreativitas-anak-usia-dini
Bermain dan-kreativitas-anak-usia-dini
 
Bab vi bermain
Bab vi bermainBab vi bermain
Bab vi bermain
 
Congkak 2
Congkak 2Congkak 2
Congkak 2
 
Permainan tradisional (congklak)
Permainan tradisional (congklak)Permainan tradisional (congklak)
Permainan tradisional (congklak)
 
Permainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysiaPermainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysia
 
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisionalPembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
 
Gobak sodor
Gobak sodorGobak sodor
Gobak sodor
 
Permainan Tradisional Kelompok 5
Permainan Tradisional Kelompok 5Permainan Tradisional Kelompok 5
Permainan Tradisional Kelompok 5
 
PERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELAS
PERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELASPERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELAS
PERTANDINGAN BLOGGING 2010-ENTRI KELIMA-KETIGA BELAS
 
MENGENAL KRAF RADISIONAL Gasing
MENGENAL KRAF RADISIONAL GasingMENGENAL KRAF RADISIONAL Gasing
MENGENAL KRAF RADISIONAL Gasing
 
Guli
GuliGuli
Guli
 
Gasing
GasingGasing
Gasing
 
Permainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda KondiPermainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda Kondi
 
permainan tradisional Ular Naga
permainan tradisional Ular Nagapermainan tradisional Ular Naga
permainan tradisional Ular Naga
 

Similar to permainan tradisional

Mainan tradisional
Mainan tradisionalMainan tradisional
Mainan tradisionalHooda Hudaya
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfff
How Shirlyn
 
Dolanan tradisional
Dolanan tradisionalDolanan tradisional
Dolanan tradisional
Melwin Syafrizal
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3
Mitha Ye Es
 
Pp permainan tradisional
Pp permainan tradisionalPp permainan tradisional
Pp permainan tradisionalnenipmt
 
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisionalPembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisionalIhsan Sulistyawan
 
Bm permainan tradisional
Bm permainan tradisionalBm permainan tradisional
Bm permainan tradisional
limsiokc
 
Media ular tangga
Media ular tanggaMedia ular tangga
Media ular tangga
AldinaMinalIman
 
Powerpoint slide share
Powerpoint slide sharePowerpoint slide share
Powerpoint slide share
SuzilaSuzila2
 
Presentation permainan matematika
Presentation permainan matematikaPresentation permainan matematika
Presentation permainan matematikaAdzilLahputri
 
Pengenalan permainan tradisional hadang part i
Pengenalan permainan tradisional hadang part iPengenalan permainan tradisional hadang part i
Pengenalan permainan tradisional hadang part i
Wangsit Tionugroho
 
enggrang
enggrangenggrang
enggrang
daffa kalbuaji
 
Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional  Kelompok 4Permainan Tradisional  Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4
Mitha Ye Es
 
Permainan bola kasti
Permainan bola kastiPermainan bola kasti
Permainan bola kastiAR NO
 
Rpp balogo
Rpp balogoRpp balogo
Edu
EduEdu
Permainan matematika
Permainan matematikaPermainan matematika
Permainan matematikafsnuri
 

Similar to permainan tradisional (20)

Mainan tradisional
Mainan tradisionalMainan tradisional
Mainan tradisional
 
Kartu remi
Kartu remiKartu remi
Kartu remi
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfff
 
Dolanan tradisional
Dolanan tradisionalDolanan tradisional
Dolanan tradisional
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3
 
Pp permainan tradisional
Pp permainan tradisionalPp permainan tradisional
Pp permainan tradisional
 
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisionalPembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
 
Bm permainan tradisional
Bm permainan tradisionalBm permainan tradisional
Bm permainan tradisional
 
Konda Kondi
Konda   KondiKonda   Kondi
Konda Kondi
 
Media ular tangga
Media ular tanggaMedia ular tangga
Media ular tangga
 
Powerpoint slide share
Powerpoint slide sharePowerpoint slide share
Powerpoint slide share
 
Presentation permainan matematika
Presentation permainan matematikaPresentation permainan matematika
Presentation permainan matematika
 
Pengenalan permainan tradisional hadang part i
Pengenalan permainan tradisional hadang part iPengenalan permainan tradisional hadang part i
Pengenalan permainan tradisional hadang part i
 
tugas ower point
tugas ower pointtugas ower point
tugas ower point
 
enggrang
enggrangenggrang
enggrang
 
Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional  Kelompok 4Permainan Tradisional  Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4
 
Permainan bola kasti
Permainan bola kastiPermainan bola kasti
Permainan bola kasti
 
Rpp balogo
Rpp balogoRpp balogo
Rpp balogo
 
Edu
EduEdu
Edu
 
Permainan matematika
Permainan matematikaPermainan matematika
Permainan matematika
 

More from Mitha Ye Es

Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Mitha Ye Es
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Mitha Ye Es
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupu
Mitha Ye Es
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Mitha Ye Es
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari madu
Mitha Ye Es
 
Dialog mulok
Dialog mulokDialog mulok
Dialog mulok
Mitha Ye Es
 
Story for mulok
Story for mulokStory for mulok
Story for mulok
Mitha Ye Es
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Mitha Ye Es
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..
Mitha Ye Es
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Mitha Ye Es
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara
Mitha Ye Es
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan
Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Mitha Ye Es
 

More from Mitha Ye Es (20)

Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupu
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
 
Mulok
MulokMulok
Mulok
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari madu
 
Dialog mulok
Dialog mulokDialog mulok
Dialog mulok
 
Story for mulok
Story for mulokStory for mulok
Story for mulok
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
 

Recently uploaded

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.pptMeet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
RosmalahUMK
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptxmateri sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
srihardiyanty17
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
KotogadangKependuduk
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 

Recently uploaded (20)

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.pptMeet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
Meet 6 Pengembangan konsep pembangunan-pertanian.ppt
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptxmateri sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 

permainan tradisional

  • 1. TUGAS AKHIR OLAH RAGA dan KESEHATAN (PERMAINAN TRADISIONAL) Di susun oleh : Kelas 1-C Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret 2013/2014
  • 2. Kata Pengantar Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmatNya kepada penulis hingga tak terhitung. Karena berkat nikmat yang telah diberikanNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir Olah Raga dan Kesehatan yang telah ditugaskan oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut, yaitu Bapak Matsuri. Tugas ini merupakan sebuah karya, karena Insya Allah nantinya akan dikaryakan di Perpustakaan PGSD UNS. Karya ini merupakan kumpulan dari beberapa kelompok ORKES yang ada di kelas 1-C. Dalam karya ini membahas mengenai macam-macam permainan tradisional yang ada di Indonesia, sewaktu kita kecil mungkin beberapa permainan pernah kita mainkan bersama teman-teman dulu. Perkelompok sudah menulis deskripsi dari masing-masing permainan yang mereka bahas; tentang permainan, cara bermain, dan manfaat memainkan permainan tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ORKES ini, atas bantuan secara materi maupun non materi yang telah penulis terima. Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan berasal dari penulis sendiri, maka penulis mohon maaf jika banyak kekurangan mengenai isi dari tulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi tulisan yang baik nantinya. Semoga karya ini dapat menambah wawasan pembaca, khususnya kepada makasiswa/i PGSD UNS Surakarta. Aamiin Surakarta, 04 Januari 20134 Kelas 1-C
  • 3. Permainan Tradisional Cangke dan Bekel Disusun Oleh : Luth Prasandy Eko Marsono Nadhifa Zahra Al Khansa Nora Dwi Jayanti Nurul Hajjah Mabruroh Puput Tri Widiastuti Kelompok 1 1C-PGSD
  • 4. A. Cangke’ / Maccuke  Pengertian Permainan Cangke’ adalah Cangke’ adalah nama salah satu permainan tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Cangke’ merupakan salah satu ragam keunikan permainan tradisional Indonesia yang menjadi warisan budaya masyarakat Indonesia terkhusus bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Permainan ini dilakukan atau dimainkan oleh dua kelompok, satu kelompok sebagai pemukul dan satu kelompok lagi sebagai penangkap, dan juga dimana biasanya masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Yang diperlukan dalam permainan ini adalah : - 2 buah Pammeppek (stik) dengan ukuran yang berbeda - Sebuah lubang kecil di tanah. Pammeppek ( stik) pertama dengan ukuran sekitar ± 30-40 cm sebagai pemukul dan penghitung poin, dan pammeppek (stik) kedua sebagai objek yang dilontarkan yang memiliki panjang sekitar ± 10 cm dengan masing-masing diameter sekitar 5 cm. Dan juga biasanya pammeppek (stik) tersebut terbuat dari ranting pohon mangga, atau jambu.  Aturan Permainan Permainan Cangke’ terdiri dari 3 tahap, yaitu:  Ricungkili’ (mencungkil). Pada tahap ini pemain yang bertugas untuk memukul menempatkan stik kecil di atas lubang yang telah di buat. Selanjutnya memegang stik panjang dengan menempatkannya di belakang stik kecil, kemudian melakukan cungkilan sekuat-kuatnya agar stik kecil terlontar jauh kedepan. Selanjutnya tugas dari si penangkap untuk menangkap stik kecil tadi yang dilontarkan. Apabila si penangkap tidak dapat menangkapnya, maka stik kecil tersebut harus di lemparkan ke arah stik panjang yang terdapat di atas lubang. Jika tidak kena dan terjadi jarak antara stik dengan lubang maka akan menjadi poin bagi pihak pemukul. Tetapi jika kena maka akan terjadi pergantian pemain (Rolling).  Ripeppe’ se’re (pukulan pertama). Pada tahap ini, yang bertindak sebagai pemukul mengambil kedua stik, kemudian melempar stik pendek ke udara dan stik panjang bersiap-siap untuk memukul stik pendek sekencang-kencangnya atau
  • 5. sejauh-jauhnya ke arah kelompok penangkap. Bedanya dengan tahap pertama tadi, tahap ini orang yang memukul stik tadi tidak lagi menempatkan stik panjang di atas lubang, melainkan di pegang dan di gunakan untuk memukul balik stik pendek yang akan di lempar oleh si penangkap ke arah lubang di dekat si pemukul. Jika berhasil memukul balik stik kecil tadi maka akan terjadi hitungan poin, namun apabila stik yang dilempar tadi tidak terjadi jarak dengan lubang atau jaraknya tidak melebihi panjang pemukul, maka pemain yang bertindak sebagai pemukul tadi di ganti dengan teman kelompoknya yang belum main.  Ripeppe’ Rua (Pukulan kedua). Pada tahap terakhir ini, stik diletakkan di dalam lubang, dengan posisi yang miring ke depan. Ujung yang keluar pada stik pendek tersebut dipukul dengan menggunakan stik panjang, apabila stik pendek tersebut sudah terlontar ke udara maka cepat-cepat harus dipukul kembali ke depan menuju arah si penangkap sejauh mungkin. Jika tidak tertangkap oleh kelompok penangkap, maka jarak lontaran tersebut langsung dijadikan poin. Namun, apabila saat melontarkan stik pendek ke udara dan tidak dapat memukulnya maka terjadi rolling pemain. Dan apabila semua pemain dari kelompok pemukul telah gagal, maka kedua kelompok tersebut bertukar peran.  Tujuan Kelompok yang mendapatkan poin terbanyak menjadi pemenangnya. Cara menghitung Poin : Untuk menghitung poin dalam permainan Cangke’, pada tahap satu dan dua, apabila terjadi jarak dengan hasil lemparan si penangkap, maka panjang stik pemukul (stik panjang) di gunakan sebagai pengukur panjang jarak, apabila jarak stik kecil ke lubang sebanyak 10 kali stik panjang, maka mendapat poin 10. Sedangkan untuk tahap tiga, ketika si pemukul melakukan pukulan ke stik kecil dan kelompok penangkap tidak dapat menangkapnya, maka jarak hasil pukulan tersebut langsung di hitung menggunakan stik panjang menuju ke arah lubang, jika jaraknya sebanyak 25 stik panjang maka mendapat poin 25. Sedangkan bagi kelompok penangkap, apabila dalam setiap pukulan dapat menangkap stik maka akan mendapat poin tertentu, dimana ketika dapat menangkap stik pendek menggunakan 2 tangan, maka akan mendapat 5 poin, dan apabila dapat menangkap dengan 1 tangan, akan mendapatkan 10 poin.
  • 6. A. Ceklen (Bekel) -Pengertian -Aturan Permainan Cara bermain bekel ini susah-susah gampang. Semua biji bekel harus digenggam hanya dengan satu tangan beserta dengan bolanya. Setelah itu bola dilambungkan ke atas dan hanya boleh memantul satu kali saja. Saat bola dalam posisi tidak berada di tangan tersebutlah waktu dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengolah biji bekel. Dalam proses pengambilan atau pengaturan biji bekel, bola atau tangan tidak boleh menyentuh biji bekel yang lain. Juga dalam proses penangkapan bola bekel, tangan tidak boleh menyentuh anggota tubuh yang lain dalam usaha agar biji bekel yang dalam genggaman tidak jatuh. Proses ini sering dinamakan "gendong anak." Bola dan biji bekel tidak boleh terjatuh atau terlepas dari tangan saat sedang bermain. Bila melanggar salah satu peraturan di atas, maka pemain akan kehilangan gilirannya dan berganti kepada pemain lain. Pada awal permainan, pemain hanya menyebarkan biji bekelnya. Dalam proses ini, semua biji bekel tidak boleh dalam posisi sisi yang sama. Bila sama semua, maka gilirannya akan pindah ke pemain lain. Dalam permainan bola bekel biasanya dibagi dalam 3 set yaitu Mi, Pit dan Roh.  Mi adalah sebutan istilah untuk pengambilan biji bekel tanpa mengatur bijinya pada permukaan tertentu. Jadi hanya mengambil mulai dari bilangan 1 s/d maksimal biji bekel. Misalnya bermain dengan 10 biji bekel. maka awal permainan dimana bola dilambungkan untuk pertama kalinya adalah untuk menyebarkan biji bekel. Kemudian melambungkan bola lagi untuk mengambil biji bekel satu demi satu. Disebut dengan mi satu. Setelah biji terambil semua, pada saat pengambilan biji yang terakhir, dan menyebarkan biji bekel kembali, harus dilakukan dalam satu lambungan bola yang sama. Dilanjutkan dengan mi dua yaitu mengambil biji bekel 2 buah sekaligus. Begitu seterusnya sampai dengan mi sepuluh.  Pit. Dari set mi ke set pit dilakukan dengan berkelanjutan. Yaitu saat pengambilan mi terakhir dan penyebaran biji bekel untuk sesi pit dilakukan dalam satu lambungan bola yang sama. Setelah biji bekel disebar, maka pemain harus memposisikan biji bekelnya agar bagian pit menghadap ke atas dengan cara melambungkan bola lalu membalikkan biji bekel satu persatu agar pit menghadap ke atas. Setelah semua biji bekel menghadap ke atas, maka dilakukan pit satu. Prosesnya sama dengan proses mi. Begitu selanjutnya sampai dengan pit dengan jumlah biji maksimal.
  • 7.  Roh. Sama dengan Pit, namun biji bekel posisi Roh harus menghadap ke atas. Siapa yang paling awal menyelesaikan set Roh akan keluar sebagai pemenangnya. -Tujuan Pemain bekel yang jago dapat memainkan game ini dalam set yang cukup panjang tanpa melakukan kesalahan sehingga giliran pemain lain untuk bermain menjadi lama. Pemain yang berhasil menyelesaikan tahapan paling awal menjadi pemenangnya.
  • 8. Permainan Tradisional Engklek dan Dakon DISUSUN OLEH : 1. IMAM SHOLEH K7113108 2. JAFAR SIDIK NUGROHO K7113118 3. LINA NUR FITRIANA K7113127 4. MAYA FATMALASARI F K7113140 5. MUTIA DIAN PUSPITA K7113149 6. NISA ROMADHONI K7113153 Kelompok 2 1C-PGSD
  • 9. B. PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK 1. Pengertian Permainan Tradsional Engklek Permainan Tradisional Engklek sering disebut juga sebagai permainan tradisional Sunda Manda.Engklek merupakan sebuah permainan tradisional yang sudah banyak dikenal oleh anak-anak di Indonesia.Telah banyak dimainkan oleh anak-anak pada masa dahulu, bahkan sekarang ini permainan tradisional engklek juga dimainkan oleh anak-anak muda. Permainan tradisional engklek yang juga disebut dengan sunda manda ini diyakini mempunyai nama asli ‘Zondag Maandag’ yang merupakan bahasa Belanda. Jadi berdasar sejarahnya memang permainan tradisional engklek ini masuk ke Indonesia melalui Belanda yang pada masa lalu menjajah Indonesia.Diyakini pada masa penjajahan inila h permainan tradisional engklek dibawa masuk ke Indonesia oleh Belanda. Memang sampai dengan saat ini tidak ada bukti sejarah yang otentik yang dapat menyimpulkan mengenai sejarah permainan tradisional engklek.Namun permainan tradisional engklek ini sudah sangat populer di kalangan anak perempuan di Eropa pada masa perang dunia.Sedangkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda banyak dijumpai anak-anak perempuan Belanda bermain permainan tradisional engklek ini.Memang permainan ini lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan, walaupun
  • 10. ternyata kemudian anak-anak lelaki pun banyak yang turut bermain permainan tradisional engklek. Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan, permainan tradisional engklek tetap bertahan di Indonesia dan menjadi semakin dikenal oleh anak-anak kecil di Indonesia.Begitupun dalam hal penyebarannya, semakin lama permainan tradisional engklek semakin populer dan menyebar ke seluruh pelosok negeri ini.Hingga akhirnya bisa dibilang tidak ada anak kecil yang tidak tahu permainan tradisional engklek. 2. Cara Memainkan Permainan Engklek 1. Pertama kali yang harus dilakukan sebelum melakukan permainan engklek adalah menggambar bidang engklek terlebih dahulu. 2. Kemudian pemain harus melakukan hompimpah untuk menentukan urutan siapa yang jalan terlebih dahulu. Hompimpah disini harus ditentukan yang berbeda pertama jalan pertama atau jalan terakhir. Tapi biasanya dalam hompimpa yang paling berbeda jalan terlebih dahulu begitu seterusnya. Hal ini dilakukan jika pemain lebih dari dua orang. Jika dua orang dilakukan suit. 3. Untuk dapat bermain, setiap anak harus mempunyai kereweng / gacuk / buah / yang biasanya berupa pecahan genting, keramik lantai, ataupun batu yang datar 4. Para pemain harus melompat dengan menggunakan satu kaki di setiap kotak-kotak / petak-petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah. 5. Kereweng/gacuk dilempar ke salah satu petak yang tergambar di tanah, petak dengan gacuk yang sudah berada diatasnya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada. 6. Pemain tidak diperbolehkan untuk melemparkan kereweng/gacuk hingga melebihi kotak atau petak yang telah disediakan. Jika ada pemain yang melakukan kesalahan tersebut maka pemain tersebut akan dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya. 7. Pemain yang menyelesaikan satu putaran sampai di puncak gunung, mengambil kereweng /gajuk dengan membelakangi gunung dan menutup mata, tidak boleh menyentuh garis juga. Apabila pemain tersebut menyentuh garis/ terjatuh saat mengambil kerewengnya maka dia mati dan digantikan pemain selanjutnya.
  • 11. 8. Apabila pemain berhasil mengambil gajuk di gunung, maka dia harus melemparkannya keluar dari bidang engklek. Kemudian pemain tersebut engklek sesuai dengan kotak dan diakhiri dengan berpijak pada gajuk/kereweng yang dilemparkan tadi. 9. Selanjutnya apabila berhasil pemain lanjut ke tahap mencari sawah dengan cara, menjagling kereweng/gajuk dengan telapak tangan bolak-balik sebanyak 5 kali tanpa terjatuh. Hal ini dilakukan dalam posisi berjongkok membelakangi bidang engklek dan berada di tempat jatuhnya kereweng yang tadi di lempar. Setelah berhasil menjagling sebanyak 5 kali pemain masih dalam posisi yang sama melemparkan ke bidang engklek, apabila tepat pada salah satu bidang engklek maka bidang tersebut menjadi sawah pemain. Dan apabila gagal pemain mengulangi kembali dari gunung. 10. Pemain yang memiliki sawah paling banyak adalah pemenangnya. 3. Tujuan atau Manfaat Permainan Tujuan atau manfaat yang diperoleh dari permainan engklek ini adalah : 1. Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek anak di haruskan untuk melompat – lompat. 2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarka n kebersamaan. 3. Dapat menaati aturan – aturan permainan yang telah disepakati bersama. 4. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah- langkah yang harus dilewatinya. 5. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya.Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan 6. Melatih motorik kasar. Perkembangan saraf motorik kasar yang baik akan membantu anak-anak untuk lebih aktif, daya tahan tubuh lebih kuat, serta memiliki tubuh yang lentur. 7. Olah raga yang baik adalah yang mengandung unsure bermain. Engklek juga mengajak anak anak untuk berolahraga sambil bermain.
  • 12. 8. Menurut psikolog Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, bermain merupakan salah satu cara anak untuk belajar. "Dengan bermain anak-anak bisa mengenali berbagai kondisi lingkungan di sekitarnya, dan juga belajar berbagai macam hal, termasuk sosialisasi," B. PERMAIANN TRADISIONAL DAKON 1. Pengertian Permainan Dakon Dakon pada jaman dahulu dimainkan di beranda,dibawah pohon atau di dalam rumah, kedua pemain sebelumnya akan menentukan siapa yang memulai atau mengundinya, permainan ini pada jaman dulu dimain kan anak-anak hingga remaja wanita dan identik dengan dunia kewanitaan. Menurut pendapat orang permainan dakon ini dapat meningkatkan/ melatih kemampuan manajemen dan hitungan seseorang . Permainan congklak merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang. Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu dengan panjang sekitar 75 cm dan lebar 15 cm. Pada kedua ujungnya terdapat lubang yang disebut induk. Diantar keduanya terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-bijian sebanyak 7 buah. Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak diujung lainnya. Di antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang jumlahnya 14 lubang. 2. Cara Bermain Permainan Tradisional Dakon 1. Tiap lubang kecil di isi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam. Masing-masing lubang di isi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa
  • 13. untuk mengisi biji ke lubang induk kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi. 2. Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa memilih lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang induk kita. 3. Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh diisi. 3. Tujuan atau manfaat permainan Dakon Tujuan atau manfaat dari permainan tradisional Dakon adalah : 1. Melatih kemampuan manipulasi motorik halus, 2. Melatih konsentrasi, 3. Mendidik sifat sportifitas anak, 4. Melatih kemampuan mengatur strategi, 5. Sarana belajar berhitung, 6. Melatih koordinasi 2 sisi tubuh.
  • 14. PERMAINAN TRADISIONAL “CUBLAK-CUBLAK SUWENG DAN PETAK UMPET” Anggota Kelompok: 1. Giri Seno Aji (K7113090) 2. Maya Al Fattah P. (K7113139) 3. Miftachul Jannah O.R. (K7113141) 4. Nita Nur Qoriah (K7113154) 5. Restu Yuniastuti (K7113181) 6. Yanuar Prima Nur H. (K7113235) Kelompok 3 1C-PGSD
  • 15. A. CUBLAK-CUBLAK SUWENG 1. Pengertian Kata “cublak” adalah sebuah kata kebiasan atau idium yang digunaka n untuk sebuah permainan saling tebak, sedang kata suweng artinya adalah hiasan telinga (bukan anting anting atau giwang)(ayo lah) bermain tebak tebakan (sebuah) informasi yang sangat penting. Cublak cublak suweng berasal dari Jawa timur. Permainan ini diciptakan oleh salah seorang wali songo yaitu Syekh Maulana Ainul Yakin atau yang biasa dikenal dengan Sunan Giri. Sunan giri menyebarkan agama islam di Indonesia khususnya pulau jawa dengan jalur kebudayaan. Maka ia menghadirkan syair cublak-cublak suweng ini yang akhirnya di jadikan permainan dikalangan anak-anak. 2. Aturan Permainan Permainan ini dimainkan oleh beberapa anak/orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang. Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingka r. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pakEmpo. Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu mereka semua bersama-sama menyanyika n cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya 2-3 kali). Setelah sampai di bait terakhir ...Sir-sir pong dele gosong pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-mas ing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan
  • 16. dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting. Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya. 3. Tujuan Permainan Permainan Cublak – cublak suweng ini dimainkan bertujuan untuk melatih daya tangkap dan daya tebak yang disertai dengan lagu agar memperole h kesenangan dalam bermain dan memupuk sikap kerja sama serta rasa bersosialisasi.
  • 17. B. PETAK UMPET 1. Pengertian Petak umpet merupakan sebuah permainan traditional yang sangat terkenal. Setiap anak di Indonesia pasti tahu dan pernah memainka n permainan ini. Permainan petak umpet ini dimainkan oleh lebih dari 3 orang, diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapakah yang akan menjadi 'kucing' (pencari teman-temannya yang sedang bersembunyi). 2. Aturan Permainan Si Kucing akan menutup mata sambil bersandar di hadapan tembok, pohon, atau dimana saja agar ia tidak dapat melihat temannya yang sedang bersembunyi. Si Kucing menghitung dari satu sampai sepuluh atau bisa lebih, sampai teman-temannya selesai bersembunyi. Setelah teman-temannya mendapatkan tempat persembunyian, barulah si kucing(pencari) beraksi dengan meninggalkan tempat jaganya sembari menemukan teman-temannya yang telah bersembunyi. Nah disinilah letak seru dari permainan Petak Umpet ini, si Kucing harus cepat dan sesegera mungkin mencari teman-temannya sebelum temannya tersebut berhasil menyentuh tempat penjagaannya tadi. Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemuka n oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
  • 18. 3. Tujuan Permainan - Anak menjadi lebih aktif Permainan petak umpet bisa membantu anak untuk menjadi anak yang lebih aktif. Anak yang aktif bergerak akan mengalami perkembangan yang signifikan daripada anak yang banyak diam. Dalam permainan ini, anak akan berlari dan bersembunyi sehingga secara tidak langsung anak sudah melakukan olahraga. Daripada hanya bermain game atau menonton televisi, lebih baik anak diarahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. - Anak bisa belajar bersosialisasi Bersosialisasi tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, anak kecil pun sudah harus melakukan hal tersebut untuk membiasakannya sampai ia dewasa. Permainan ini dilakukan dengan cara bersama-sama tanpa memandang ras atau latar belakang keluarga. Semua anak-anak akan terlibat aktif dalam permainan tersebut. - Belajar berhitung Permainan ini tidak hanya baik bagi pertumbuhan fisik anak-anak, tetapi juga bagi perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak akan berlatih menghitung dalam permainan ini. Anak-anak yang bermain dibagi menjadi 2 peran yaitu berperan sebagai pencari dan yang akan dicari. Saat anak mendapatkan kesempatan menjadi pencari, tentu dia akan menyebutkan hitungan untuk memberikan kesempatan kepada yang bersembunyi. - Membuat anak menjadi kreatif Permainan petak umpet akan memberikan pelajaran bagi anak untuk bisa mengasah otaknya dimana anak harus lebih kreatif mendapatkan tempat persembunyian yang berbeda dengan teman lainnya. Pada kondisi ini anak akan dituntut untuk berfikir cepat agar bisa menemukan tempat yang kira-kira akan sulit ditemukan. - Melatih anak patuh pada aturan Untuk melatih anak agar bisa taat pada berbagai aturan, baik aturan dari lingkungan terkecil seperti keluarga, aturan sekolah, lingkungan
  • 19. masyarakat bahkan sampai lingkungan besar seperti aturan negara, anak harus dididik sejak dini. Belajar mendisiplinkan anak tidak harus lewat pendidikan formal atau kata-kata dari Anda, tetapi bisa juga dilakukan lewat sebuah permainan. Dalam permainan ini anak-anak akan bermain bersama dengan mematuhi peraturan yang telah dibuat bersama. Setiap anak harus bisa mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang telah dirumuskan dan disepakati. Jika aturan yang telah dibuat dipatuhi bersama, permainan akan berjalan dengan lancar dan menyenangkan. - Belajar berdiskusi akan suatu masalah Permainan yang dilakukan secara bersama-sama tentu diperluka n kesepakatan bersama pula untuk melakukan hal tersebut. Dalam permainan ini semua pemain harus bisa membuat, menyetujui dan melaksanakan aturan dalam permainannya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berujung pada pertengkaran. - Melatih sportivitas anak Dalam permainan ini, pemain yang kalah dan menang harus bisa menerima dan melakukan tugasnya masing-masing. Anak-anak akan belajar bagaimana menerima kekalahan dengan tetap menikmat i permainan tersebut. Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari beberapa permainan anak seperti permainan petak umpet, sehingga Anda bisa mendukung anak untuk melakukannya. Sebagai orangtua, Anda bisa mendorong dan mengarahkan anak untuk lebih mengembangka n kreativitasnya dengan bermain, daripada hanya menonton televisi atau bermain game online.
  • 20. PERMAINAN TRADISIONAL Marraga dan Jamura DISUSUN OLEH : 1. KHOIRUL NISA K7113121 2. MARIANA K7113136 3. MUHAMMAD NUR ARIFIN K7113147 4. NOVIA EKASARI K7113157 5. NUR LAILA MUBAROKAH K7113160 6. RENY ATIKA RAHMAWATI K7113179 Kelompok 4 1C-PGSD
  • 21. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami sebagai penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya atas rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan bahan pokok “PERMAINAN TRADISIONAL”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas yang di telah diberikan oleh Bapak Matsuri selaku dosen pengampu mata kuliah Penjaskes. Kami tidak pungkiri bahwa tugas yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Akan tetapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin. Menyadari hal di atas, untuk melengkapimakalah yang masih kurang dan mengurangi yang berlebihan, kami sangat mengharapkan masukan dari pembaca agarmakalah selanjutnya yang akan kami buat dapat lebih baik dari sebelumnya sehingga kita semua tetap menjadi lebih baik dari hari kemarin dengan saling memperingatkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta, 01 januari 2014 Penulis (Kelompok 4)
  • 22. DAFTAR ISI Halaman Cover................................................................................................................1 Kata Pengantar................................................................................................................2 Daftar Isi..........................................................................................................................3 Isi ......................................................................................................................................4 Permainan Marraga......................................................................................................4 Jamuran ........................................................................................................................6
  • 23. ~ ISI ~ 1. Permainan Marraga  Asal Usul Marraga berasal dari kata Bugis, sedangkan orang Makassar, Sulawesi Selatan, sering menyebut permainan ini dengan akraga (olahraga). Marraga termasuk jenis permainan yang memadukan unsur olah raga dan seni. Permainan ini memerlukan kecekatan, ketangkasan dan kelincahan. Permainan yang berasal dari Malaka ini, konon hanya dilakukan oleh para bangsawan Bugis saat diadakannya upacara-upacara resmi kerajaan seperti, pelantikan raja dan perkawinan anggota kerajaan. Versi yang lain menyebutkan bahwa permainan ini berasal dari Pulau Nias (Sumatera Utara). Dewasa ini marraga bukan hanya dimainkan oleh para bangsawan, tetapi juga oleh orang kebanyakan.  Pemain Marraga umumnya dimainkan oleh pria, baik remaja maupun dewasa. Dalam satu permainan jumlah pemainnya 5-15 orang.  Tempat dan Peralatan Permainan Permainan ini dilakukan pada sebidang tanah datar yang permukaannya dibuat lingkaran dengan garis tengah minimal 6 meter. Peralatan yang digunakan adalah raga, yaitu sejenis bola yang terbuat dari rotan yang dibelah-belah, diraut halus kemudian dianyam. Alat ini umumnya berdiameter 15 cm. Adakalanya gendang dipergunakan untuk mengiringi jalannya permainan.  Aturan dan Proses Permainan Peraturan permainan marraga dapat dikatakan sederhana, yaitu pemain (jika menerima raga dari pemain lain) harus melambungkan raga tersebut agar jangan sampai terjatuh sebelum dioperkan pada pemain lainnya. Cara melambungka n raga adalah dengan menggunakan kaki, tangan, bahu, dada, dan anggota tubuh
  • 24. lainnya, tetapi tidak boleh di pegang. Tinggi dan rendahnya lambungan raga ada yang dapat mencapai 3 meter dari permukaan tanah secara tegak lurus (sempak sarring/anrong sempak); ada yang sedikit melampaui kepala (sepak biasa); dan ada yang di bawah pusar (sempak caddi). Hal itu bergantung keinginan dan keahlian pemain. Orang yang dianggap mahir (niak sempakna atau niak belona), selain dapat mempertahankan raga agar tidak jatuh ke tanah, juga dapat melambungkan raga sesuai dengan persyaratan permainan (bajiki anrong sempakna), yaitu: (1) pintar mengambil raga, disiplin dan mampu menghidupka n suasana bermain (caraddeki anggalle raga); dan (2) sepakannya bervariasi dan sulit ditiru oleh pemain lainnya (jai sempak masagalana). Sebelum permainan dimulai, para pemain berdiri membentuk lingkara n. Salah seorang pemain (termahir) memegang raga kemudian melambungkannya. Pemain yang posisinya pas dengan jatuhnya raga, maka dia yang harus memula i permainan. Selanjutnya, raga dioperkan pada pemain lain dalam lingkara n tersebut, demikianlah seterusnya secara bergiliran. Sebagai catatan, seorang pemain tidak boleh memonopoli permainan dan menyerobot kesempatan bermain pemain lain. Dalam hal ini berlaku asas pemerataan kesempatan bagi para pemain untuk menunjukkan keahliannya masing-masing. Pertandingan dianggap selesai jika bola jatuh ke tanah. Pemain yang menjatuhkannya dapat dikeluarkan sebelum permainan dimulai kembali seperti semula.  Nilai Budaya Nilai yang terkandung dalam permainan marraga adalah kerja keras, kerja sama, kecermatan, demokrasi dan sportivitas. Nilai kerja keras dan kerja sama tercermin dari usaha para pemain untuk menjaga dengan berbagai macam cara agar raga tidak jatuh ke tanah. Nilai kecermatan tercermin dari usaha para pemain untuk melambungkan atau menyepak raga ke sasaran yang dituju, sehigga raga tidak keluar dari arena permainan. Nilai demokrasi tercermin dari tidak adanya pemonopolian atau penyerobotan kesempatan pemain lain. Jadi, para pemain diberi kesempatan untuk menunjukkan keahliannya. Dan, nilai sportivitas tercermin dari pemain yang dengan lapang dada keluar arena karena menjatuhka n raga ke tanah.
  • 25. 1. Jamuran  Asal usul Dari segi istilah, kiranya nama jamuran diambil dari nama tumbuhan jamur. Jamur yang berbentuk seperti payung bulat itulah yang menjadi inspirasi nama dolanan jamuran. Berarti jamuran adalah sebuah nama dolanan, yang permainannya membentuk lingkaran seperti jamur. Maka anak-anak menyebutnya dengan dolanan jamuran.  Pemain Jamuran bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan. Biasanya dimainkan oleh empat anak atau lebih. Sementara umur anak-anak yang bermain dolanan ini setingkat usia TK sampai SD, sekitar 6-13 tahun. Jika ada anak di bawah usia 6 tahun ikut, biasanya dianggap pupuk bawang atau dianggap cuma ikut-ikutan, karena dianggap belum paham tentang cara bermain yang sesungguhnya. Dolanan jamuran ini, dulu sering dimainkan di saat waktu senggang di hari libur di saat pagi, sore, atau malam hari ketika bulan purnama.  Aturan dan Proses Permainan Dimainkan oleh empat orang anak atau lebih, mula-mula ditentukan dulu siapa yang akan menjadi pemain ditengah lingkaran, atau biasa disebut sing dadi. Selanjutnya semua anak bergandengan tangan membentuk lingkara n mengelilingi sing dadi, mereka bergerak sambil menyanyikan lagu jamuran, yang syairnya seperti berikut : Jamuran Jamuran ya gegethok Jamur apa ya gegethok Jamur gajih mbejijih sa’ara-ara Sira badhe jamur apa?
  • 26. Sing dadi menyebut salah satu jenis jamur, lalu anak yang lain melakuka n sesuatu sesuai jenis jamur itu, misal: a. Jamur parut. Semua anak kecuali sing dadi menjulurkan salah satu telapak kaki. Kemudian anak sing dadi menggelitik telapak kaki anak yang lain, berusaha membuatnya geli sehingga tak dapat lagi menahan tawa, kemudian anak yang tak tahan geli ini menggantikan posisi anak sing dadi. b. Jamur kethek menek Dalam permainan ini anak-anak harus segera berdiri diatas benda tertentu sebelum anak sing dadimenyentuhnya c. Jamur kursi Dimana anak- anak harus dalam posisi setengah jongkok meniru kursi, anaksing dadi nglungguhi anak- anak yang lain, apabila ada yang tidak tahan, berarti ia menggantikan posisi sing dadi. d. Jamur pawon Anak-anak meniru posisi tungku tradisional dengan posisi tubuh seperti merangkak tetapi diam ditempat. Sing dadi berpura – pura sebagai kayu yang masuk dibawah perut anak-anak yang lain, kemudian mengangkatnya. Anak-anak yang menjadi pawon harus mempertahankan posisi mereka bila mereka tidak mau dadi. e. Jamur kendil borot atau jamur pipis Dimana sing dadi menyebutkan jenis jamur kendil borot setelah menyanyika n lagu jamuran, kemudian anak-anak yang lain harus kencing, kalau tidak berarti ia menggantika posisi sing dadi.  Nilai budaya Permainan ini mempunyai banyak fungsi dalam melatih berbagai aspek kecerdasan anak-anak, seperti kecerdasan musik saat melagukan lagu jamuran, kemudian kecerdasan dalam menanggapi gerak atau merespon gerak, kecerdasan antar personal, dimana anak-anak saling bersosialisasi satu sama lain. Kecerdasan natural saat anak-anak juga bersosialisasi dengan lingkungan dan alam sekitar saat bermain jamuran, serta menirukan gerakan-gerakan saat bermain
  • 27. jamuran. Tidak ketinggalan juga kecerdasan bahasa, karena dalam permainan ini terkadang diselingi dengan dialog antar pemain secara spontan.
  • 28. PERMAINAN TRADISIONAL “ BENTENG & BOI-BOIAN ” Di Susun Oleh : 1. Margareta S (k7113135) 2. Nur Isni P (k7113159) 3. Nurul Annisa Safitri (k7113164) 4. Rahmatia KF (k7113175) 5. Rahmawati R (k7113176) 6. Riana R (k7113182) 7. Singgih Said (k7113201) Kelompok 5 1C-PGSD
  • 29. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat- Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga hari akhir. Dalam makalah ini kami membahas tentang Permainan Tradisional, yang berisikan tentang permainan boi – boian dan permainan benteng. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat berguna bagi para pembaca dalam menambah pengetahuan kita mengenai Permainan Tradisional. Harapan kami kedepan, semoga kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan, dan semoga makalah ini dapat terkesan di hati semua orang sehingga dapat menjadi panutan ilmu pengetahuan. Akhirnya ucapan terima kasih yang tak terhingga senantiasa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Wassalamualaikum Wr. Wb. Surakarta, 12 November 2013
  • 30. DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................2 Daftar Isi ..........................................................................................................................3 BAB I (Pendahuluan).......................................................................................................4 1. Latar Belakang .............................................................................................................4 2.Tujuan ............................................................................................................................4 3. Rumusan Masalah ........................................................................................................5 BAB II (Pembahasan) ......................................................................................................6 A. Permainan Boi – boian ................................................................................................6 B. Permainan Benteng .....................................................................................................7 BAB III (Penutup) ..........................................................................................................................7 1.Kesimpulan ....................................................................................................................9 2.Saran .............................................................................................................................9
  • 31. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Dewasa ini anak – anak menjadi objek sasaran perkembangan teknologi. Tidak dapat dipungkiri memang, teknologi sekarang ini sudah begitu berkembang pesat. Apalagi dilingkungan perkotaan. Anak – anak sudah dapat merasakan efek dari kemajuan teknologi yang mutakhir ini. Kebudayaan mereka saat ini adalah bermain dengan menggunakan alat – alat hasil perkembangan teknologi. Permainan mereka menggunakan, tablet, Andriod, Play Station, dan yang mulai marak adalah game online. Ini yang perlu diresahkan para orang tua, mungkin sebagian orang tua menganggap dengan menggunakan kecanggihan teknologi tersebut dalam pertubuhannya anak akan berkembang kecerdasannya. Tapi tahukah kalian bahwa sebenarnya anak – anak adalah masa dimana semua neuron diotaknya mulai berkembang dengan pesat, dan tubuhnya pun mengalami pertumbuhan yang amat pesat pula. Pada masa itu, anak dipenuhi dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Oleh sebab itu, lebih baik jika anak – anak dikenalka n dengan jenis – jenis permaianan trasdisional. Selain bernilai budaya, yaitu dengan melestarikan budaya yang telah ada sejak jaman dulu. Dengan dikenalkannya dan diterapkannya permainan tradisional tersebut pada anak, itu akan melatih motorik kasar pada anak, itu akan sangat membantu dalam pertumbuhannya, dengan dia berlari – lari, melompat – lompat, menggerakan tubuhnya, itu akan lebih efektif dari pada anak yang hanya bermain dengan tabletnya, yang kemudian dia hanya duduk sambil makan, maka akan menjadi efek yang kurang baik pada pertumbuhan anak tersebut. Bisa jadi mereka malah bermalas – malasan, apalagi untuk olahraga. Bisa jadi mereka terserang obesitas dini. Hal ini cukup mengkhawatirkan sebenarnya, tapi tetap saja banyak orang tua yang mengabaikannya. Permainan tradisional adalah permainan yang bagus untuk merangsang pertumbuhan anak. Selain itu juga dalam permainan tradisional ada juga yang bermain secara tim, ini akan melatih anak sejak dini untuk belajar bekerjasama dengan orang lain, saling membantu, dan menjaga kekompakan. Permaian Tradisional seharusnya tetap dilestarikan karena banyak manfaat yang kita ambil dari sana selain nilai sejarahnya. 2. Tujuan Penyusunan makalah ini walaupun semata – mata untuk memenuhi tugas mata kuliah penjasorkes, tetapi disisi lain dapat juga bertujuan untuk menginformas ika n kepada pembaca, khususnya orang ttua nantinya aga mereka menyadari betapa
  • 32. pentingnya permainan tradisional untuk anak – anak. Dengan membaca makalah ini juga akan mengerti apa itu permainan tradisional Boi – boian, dan apa itu permainan tradisional Benteng. Bagaimana aturan main dari kedua permainan tersebut, dan apa tujuan dari permainan tersebut, akan kita ungkap dalam makalah ini. Tujuan yang paling penting dalam pembuatan makalah ini agar bermanfaat bagi para pembaca. 3. Rumusan masalah 1) Apa itu permainan tradisional Boi – boian? 2) Bagaimana aturan bermain dalam permainan tradisional Boi – boian? 3) Apa tujuan dari permainan tradisional Boi – boian? 4) Apa itu permainan tradisional Benteng? 5) Bagaimana aturan bermain dalam permainan tradisional Benteng? 6) Apa tujuan dari permainan tradisional Benteng?
  • 33. BAB II PEMBAHASAN A. Permainan Boi - boian 1. Pengertian Permainan Boi - boian Permainan dari jawa barat. Bukan permainan yang dikhususkan untuk anak laki-laki, anak perempuan pun bisa bermain boy-boyan. Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misal, di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah Sunda, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya bebencaran. Dan di beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain akan menimbulkan suara “Gebok”. Jumlah anggota tiap kelompok: minimal 5 anak; semakin banyak anak yang ikut bermain, maka bertambah seru permainannya Alat bantu: batu-batu pipih atau pecahan asbes; benda apa saja yang bisa disusun bertumpuk ke atas semacam piramida, sebanyak kira-kira 10 keping/batu, 1 bola kertas; terbuat dari kertas-kertas bekas yang digumpal-gumpalkan menjadi kira-kira sebesar bola tenis, diikat dengan banyak karet gelang agar tidak terlepas satu sama lain 2. Aturan Permainan Boi – boian  1 kelompok bertujuan menyusun piramida hingga tak ada yang tersisa sambil menghindar dari tembakan bola kertas yang dilepaskan oleh anggota-anggota kelompok lain  kelompok yang lain bertugas menembakkan bola kertas ke anggota-anggota kelompok lawan yang berusaha menyusun piramida; setiap anggota lawan yang terkena tembakan bola kertas dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruska n permainan  permainan dimulai dengan menggulirkan bola kertas oleh kelompok penembak ke arah piramida batu pipih hingga berantakan (kira-kira seperti menggelindingkan bola bowling ke sasarannya); sementara itu kelompok
  • 34. penyusun piramida bersiap-siap menyusun lagi batu-batu yang berantakan sambil mewaspadai serangan bola kertas  permainan selesai apabila piramida selesai disusun ATAU anggota kelompok yang bertujuan menyusun piramida telah semuanya gugur kena tembakan bola kertas dari kelompok lawan  setelah selesai, posisi kelompok ditukar; yang tadinya kelompok penyusun piramida menjadi kelompok penembak, dan sebaliknya 3. Tujuan Permainan Boi – boian  Melatih kerja sama antarpemain  Melatih ketelitian  Melatih tanggung jawab dan kerja keras  Mengasah kecerdikan B. Permainan Benteng 1. Pengertian Permainan Benteng Permainan bentengan merupakan salah satu permainan anak-anak. Permainan ini sekarang sudah tidak lagi menjadi permainan bagi anak-anak karena telah tergeser oleh permainan modern. Permainan bentengan ini sebenarnya merupakan salah satu latihan strategi mempertahankan NKRI dari serangan musuh. Permainan bentengan terdiri dari 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 pemain. Atau boleh juga dilakukan meyesuaikan jumlah anak yang ada, serta tempat yang digunakan. Permainan bentengan dilakukan dengan menjaga benteng yang diwujudkan berbentuk tonggak tiang kayu atau bambu, dapat juga menggunakan pohon hidup. Tonggak tersebut dijadikan sebagai basecamp masing-masing kelompok. 2. Aturan Permainan Benteng • Peraturan pertandingan : a. Pemain bentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu terlebih dahulu. Pemain ini apabila dikejar oleh musuh dan tersentuh oleh tangan musuh dianggap tertangkap. Pemain yang tertangkap di tempatkan tawanan (tempat yang sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai, biasanya 2 meter sebelah kanan atau kiri dari basecamp).
  • 35. b. Pemain ini dapat kembali mempertahankan bentengnya apabila telah diselamatkan temannya, dengan cara menyentuh tangan atau bagian tubuhnya. Kelompok pemain dinyatakan mendapatkan nilai apabila dapat menyentuh basecamp musuh. Berakhirnya pertandingan ditentukan oleh kesepakatan para pemain. Kelompok yang kalah akan mendapatkan hukuman, yaitu menggendong kelompok yang menang dari benteng yang satu ke benteng lainnya, jumlah gendongan tergantung kesepakatan. c. Pemain musuh mengejar penyerang d. Pemain yang ditawan berada di tempat tawanan e. Seorang pemain mendapatkan nilai dengan menyentuh basecamp musuh  Strategi Benteng :  Seperti pada perang, benteng membutuhkan strategi untuk memenangka n permainan. Salah satu strategi permainan ini adalah membagi anggota kelompok menjadi 'penyerang', 'mata - mata', 'pengganggu', dan 'penjaga benteng'.  Penyerang bertugas mencari celah agar dapat menyentuh benteng lawan. mata - mata bertugas mencari lawan yang telah lama tidak menyentuh benteng. Pengganggu bertugas memancing lawan untuk keluar dari daerah aman. Penjaga 'benteng' harus menjaga benteng mereka dari pihak lawan yang ingin menyentuh benteng. 3. Tujuan Permaian Benteng  Melatih kerjasama/kekompakan  Melatih ketelitian  Melatih tanggung jawab dan kerja keras  Mengasah kecerdikan
  • 36. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Permainan Boi – boian dari jawa barat, yang dilakukan minimal 5 anak. Dengan batu-batu pipih atau pecahan asbes; benda apa saja yang bisa disusun bertumpuk ke atas semacam piramida, sebanyak kira-kira 10 keping/batu, 1 bola kertas; terbuat dari kertas-kertas bekas yang digumpal-gumpalkan menjadi kira-kira sebesar bola tenis, diikat dengan banyak karet gelang agar tidak terlepas satu sama lain.. Sedangkan permainan Benteng terdiri dari 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 pemain. Atau boleh juga dilakukan meyesuaikan jumlah anak yang ada, serta tempat yang digunakan. Permainan bentengan dilakukan dengan menjaga benteng yang diwujudkan berbentuk tonggak tiang kayu atau bambu, dapat juga menggunaka n pohon hidup. Tonggak tersebut dijadikan sebagai basecamp masing-masing kelompok. Seperti permainan perang – perangan secara berkelompok. 2. Saran Dengan mengenal dan memperalajari permainan tersebut yang baru secuil dari sekian banyak permainan tradisional yang membanjiri tanah air tercinta ini, kita dapat mengambil banyak manfaat dari mempraktikannya. Dengan permainan tersebut tidak hanya menyehatkan jasmani saja, tapi juga dapat menyehatkan rohaninya. Dan tidak lupa bahwa permainan tradisional juga membantu pertumbuhan anak, dan lebih efektif dari pada permainan modern sekarang ini yang menggunakan hasil perkembangan teknologi. Yang kami harapkan semoga permainan tradisional, apapun itu tidak mengalami kepunahan, dan tetap lestari sampai generasi – generasi berikutnya. Dan permainan tradisional tidak kalah terkenalnya dengan permainan modern. Biasakanlah anak – anak untuk tetap mempelajari, dan melakukan permainan tersebut, dan tularkanla h pengalaman tetang permainan tradisional yang diketahui, supaya dapat diterapkan dalam kehidupan orang lain pula. Dan begitu seterusnya hingga tidak terjadi kepunahan.
  • 37. Permainan Tradisional “Egrang & Lompat Tali “ Disusun oleh: 1. Hendri Ristiawan (K7113096) 2. Laurensius Dimas P (K7113124) 3. Mitha Yulia (K7113142) 4. Nia Octavia (K7113151) 5. Novia Diah (K7113156) 6. Nur Raida Fatati (K7113161) 7. Nurhayu Ika Ratri (K7113163) Kelompok 6 1C-PGSD
  • 38. “EGRANG” 1. Pengertian Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau. Permainan Traditional Egrang- Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh. Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek. Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm
  • 39. 2. Peraturan Permainan A. Pemain Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang. B. Tempat dan Peralatan Permainan Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7--15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter. Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan. C. Aturan Permainan Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
  • 40. D. Jalannya Permainan Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya. 3. Manfaat Permainan Permainan egrang tak hanya membutuhkan kerja keras, tapi juga ketrampilan dan sportifitas. Pada pembuatan egrang, pemain harus bekerja keras mulai dari mencari mencari bambu, memotongnnya, hingga proses membuatnya agar seimbang ketika digunakan. Sikap ketrampilan dan sportifitas ditunjukan ketika permainan dimula i, ketrampilan dalam menggunakan egrang dan menyeimbangkan tubuh agar tidak terjatuh, dan juga tidak berbuat curang dan mau menerima kekalahan sebagai wujud sportifitas. Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: A. .Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. B. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan C. Melatih keseimbangan badan. D. Melatih ketangkasan. E. Sarana hiburan yang menyenangkan
  • 41. “LOMPAT TALI” 1. Pengertian Permainan lompat tali adalah permainan yang alatnya disusun dari karet gelang, permainan ini terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, permainan ini favorit saat waktu isitirahat di sekolah dan sore hari ketika di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun). Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainka n oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun perempuan tanpa memandang gender. 2. Peraturan Permainan Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompat i tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan secara soliter bisa
  • 42. juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping. Model lompatan yang dilakukan masing2 anak/lingkungan bervariasi, tergantung aturan yang disepati sebelumnya. Aturan permainan dasarnya adalah awalnya tali diletakkan secara horisontal sejajar dg lutut, kemudian pelompat memainkan kakinya dg tali (kaki dililit- lilitkan di tali dg menggunakan irama yg beraturan), atau hanya sekedar melompat. Terserah perintah atau aturan. lompat tali-ujung tangan Bila lompatan selutut bisa dilalui pelompat, maka tali akan semakin naik ke atas, Selama permainan, bila ada pemain yang gagal melakukan lompatan, maka dia dianggap kalah, dan menggantikan salah satu pemegang tali. 3. Manfaat Permainan 1. Motorik kasar Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi,
  • 43. kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak – anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak. 2. Emosi Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak. 3. Ketelitian dan Akurasi Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat. 4. Sosialisasi Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya. 5. Intelektual Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakuka n permainan tersebut. 6. Moral Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalis ir ego di diri anak-anak