SlideShare a Scribd company logo
PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Diajukan untuk Memenuhi Perkuliahan
Workshop Matematika
Oleh:
Nur Asmidar
NIM. 11115200799
Dosen Pengampu: Defi, S.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1434 H/2013 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam juga senantiasa disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke
zaman yang penuh ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih kepada Defi, S.Pd yang telah memberikan kepercayaan
kepada penulis selaku dosen pengampu mata kuliah workshop matematika untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul Permainan Tradisional Ular Naga dalam
Pembelajaran Matematika
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
sarang yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Atas partisipasi semua
pihak sya ucapkan trima kasih.
Pekanbaru, April 2013
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN .................................................................................3
A. Permainan Tradisional
a. Ular Naga ..........................................................................................3
b. Himpunan..........................................................................................4
B. Media pembelajaran permainan tradisional “ular naga” dalam
pembelajaran matematika materi himpunan ..........................................5
BAB III PENUTUP ..........................................................................................11
A. Kesimpulan ...........................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketidakmampuan siswa dalam memikirkan atau membayangkan tentang
materi yang diajarkan oleh guru seringkali membuat komunikasi antar guru dan
siswa menjadi tidak searah. Banyak dari siswa yang mengaku tidak mengerti,
tidak dapat memahami tentang materi yang diajarkan. Hal ini akan berdampak
pada pembelajaran yang tidak kondusif. Sehingga banyak siswa akan merasa diri
tidak mampu untuk mengikuti pelajaran.
Matematika telah menjadi momok pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh
siswa. Banyak diantara siswa ketika mendapatkan pelajaran matematika malah
tidak menghiraukan guru karena mengatakan bosan dan tidak menarik.
Matematika sendiri adalah pelajaran yang bersifat abstrak sehingga siswa akan
sulit membayangkan tentang materi yang sedang diajarkan. Dalam kaitannya
dengan media pembelajaran banyak hal yang telah dicoba diterapkan.
Permainan tradisional telah lahir sejak ribuan tahun yang lalu, hasil dari
proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental dengan nilai-nilai
kearifan local. Meskipun sudah sangat tua, ternyata permainan tradisional
memiliki peran edukasi yang sangat manusiawi bagi proses belajar seorang
individu, terutama anak-anak. Dikatakan demikian, karena secara alamiah
permainan tradisional mampu menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembahan
anak yaitu : motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan
nilai/moral (misbach, 2006). Dengan kata lain, permainan tradisional dapat
digunakan sebagai media pembelajaran.
Salah satu permainan tradisional di daerah saya di sidemen adalah curik-
curik. Curik-curik sebenarnya sama seperti ular naga panjang tapi karena
diakulturasi dengan kebiasaan orang-orang lokal menyanyikan lagu curik-curik
maka lagu ular naga panjang dirubah sedemikian rupa sehingga lagu yang
sekarang dipakai adalah curik-curik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
matematika dapat ditunjang oleh permainan tradisional. Selanjutnya, tulisan ini
akan menganalisis potensi permainan tradisional sebagai salah satu media
pembelajaran matematika dalam pengajaran himpunan. Dengan demikian pada
akhirnya upaya ini sekaligus berdampak positif bagi kelestarian budaya bangsa.
Tergalinya potensi permainan tradisional “curik-curik/ ular naga” sebagai
media pembelajaran matematika yang inovatif, namun tetap sesuai dengan jati diri
dan budaya bangsa, serta terjaganya kelestarian permainan tradisional sebagai
bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah permainan tradisional “curik-curik” berpotensi sebagai media
pembelajaran matematika yang inovatif sehingga siswa menjadi gemar
belajar matematika.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis potensi permainan tradisional “curik-curik” sebagai media
pembelajaran matematika, sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya
bangsa.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Tergalinya potensi permainan tradisional “curik-curik” sebagai media
pembelajaran matematika yang inovatif, namun tetap sesuai dengan jati
diri dan budaya bangsa, serta terjaganya kelestarian permainan tradisional
sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permainan Tradisional
Permainan tradisional adalah salah satu bentuk folklore yang berupa
kebiasaan yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk
tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Oleh
karena termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional sudah tua
usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya.
Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang-
kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika
dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang
terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat
kegembiraan (James Danandjaja dalam misbach, 2007).
Menurut sukirman (2004), permainan tradisional anak merupakan unsur
kebudayaan, karena mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan,
sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional anak ini juga dianggap
sebagai salah satu unsru kebudayaan yang member ciri khas pada suatu
kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, permainan tradisional merupakan asset
budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan
identitasnya di tengah masyarakat lain.
Permainan tradisional bisa bertahan atau dipertahankan karena pada
umumnya mengandung unsur-unsur budaya dan nilai-nilai moral yang tinggi,
seperti : kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan
dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional
dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional
Indonesia. (Depdikbud, 1996)
Kurniati (2006) mengidentifikasi 30 permainan tradisional yang saat ini
masih dapat ditemukan di lapangan. Beberapa contoh permainan tradisional yang
dilakukan oleh anak-anak adalah anjang-angjangan, sonlah, congkak, oray-orayan,
tetemute, dan sepdur. Permainan tradisional tersebut akan memberikan dampak
yang lebik baik bagi pengembangan potensi anak. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa permainan tradisional mampu mengembangkan keterampilan
sosial anak. Yaitu keterampilan dalam bekerjasama, menyesuaikan diri,
berinteraksi, mengontrol diri, empati, menaati aturan serta menghargai orang lain.
Interaksi yang terjadi pada saat anak melakukan permainan tradisional
memberikan kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi.
1. Ular Naga
Satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak Jakarta di
luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang
atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah
cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-
anak umur 5-12 tahun (TK - SD).
Cara Bermain
Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada
di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di
mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai
"induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang
cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling
berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari
anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini
adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang
berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah
halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu,
Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu
habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh
"gerbang".
Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di
belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang"
perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan
lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang
tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya,
ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga
kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang
ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan
kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang
orang tuanya karena sudah larut malam.
2. Himpunan
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu
yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang
sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan
mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur
kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna. Irisan dari dua
himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn
Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang
merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai
diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa
untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai
dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan
sumber dari mana semua matematika diturunkan.
B. Media pembelajaran permainan tradisional “curik-curik” dalam
pembelajaran matematika materi himpunan
Seperti kebanyakan permainan yang dilakukan berkelompok, permainan
curik-curik tentu membutuhkan tempat yang luas seperti lapangan, taman
bermain, atau aula agak luas untuk melakukan permainan. Permainan ini akan
diset sedemikian rupa sebagai berikut:
1. Siswa akan di urutkan dari siswa yang paling besar hingga yang paling kecil
(Untuk menjadi ular yang panjang)
2. 2 orang siswa dengan badan yang besar dan ukuran tubuh yang hampir sama
akan dipilih menjadi penjaga pintu.
3. Permainan dimulai: sambil menyanyikan lagu curik-curik ular akan masuk
kedalam pintu penjaga berkeliling kekiri-kekanan memasuki pintu, sambil
berlenggak-lenggok nantinya setelah lirik lagu telah habis anak ular akan
ditangkap oleh penjaga, anak ular harus memilih pintu kanan atau pintu kiri.
4. Jika anak ular memilih pintu kiri maka anak ular (1 siswa) akan berbaris di
belakang penjaga pintu disebelah kiri, salah satu dari 2 orang yang menjadi
penjaga pintu.
5. Jika anak ular memilih pintu kanan maka anak ular (1 siswa) akan berbaris di
belakang penjaga pintu disebelah kanan, salah satu dari 2 orang yang menjadi
penjaga pintu.
6. Demikian seterusnya hingga semua siswa habis dibelakang dari penjaga
pintu, entah itu disebelah kanan atau sebelah kiri.
7. Setelah semua siap, tarik menarik antara siswa sebelah kanan dan sebelah kiri
akan dimulai, beda dengan tarik tambang dalam permainan tarik menarik ini
kelompok kanan dan kelompok kiri sebelum melewati garis akan melepas
salah satu anggotanya yang di ujung untuk menyelamatkan semua anggota
kelompok dari anggota kanan atau kiri.
Sambil bermain guru menjelaskan kepada siswa bahwa semua siswa
menjadi semesta pembicaraan. Kelompok kiri dan kanan adalah anggota
himpunan yang saling lepas tetapi, hasil dari tari-menarik tadi akan menjadi
anggota bersama sehingga gambar dari permainan tersebut dalam diagram venn
akan menjadi seperti berikut:
1. Sebelum tarik menarik
S
Kelompok
Kanan
Kelompok
Kiri
2. Setelah tarik menarik
3. Setelah permainan usai misalkan kelompok kanan memenangkan permainan,
maka diagram akan menjadi seperti berikut
Dengan mengajarkan siswa materi pelajaran matematika dengan cara
menggunakan permainan tradisional banyak manfaat yang akan diperoleh. Dari
siswa menjadi lebih mengerti, siswa dapat bermain sambil belajar, dan siswa
dapat belajar langsung tentang pengaplikasian materi himpunan tersebut.
S
Kelompok
Kanan
Kelompok
KiriHasil tarik
menarik
S
Kelompok Kanan
Kelompok
Kiri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari tulisan ini adalah Penggunaan permainan
tradisional “curik-curik” sebagai media pembelajaran matematika sangat
membantu dalam guru menjelaskan materi himpunan disamping dapat
mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kearifan lokal, siswa juga dapat langsung
mengalami keadaan nyata bagaimana konsep dari himpunan dan sekaligus
sebagai upaya melestarikan budaya bangsa.
B. Saran
Penulis menyarankan para pengajar untuk mencoba permainan tradisional
sebagai media pembelajaran dalam pengajaran materi di sekolah.

More Related Content

What's hot

Makalah ipa
Makalah ipaMakalah ipa
Makalah ipa
Ian Alfian
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1 - anis kusumawardani
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1  - anis kusumawardaniPendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1  - anis kusumawardani
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1 - anis kusumawardani
primagraphology consulting
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Yasinta Surya
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
Warnet Raha
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Etologi
EtologiEtologi
Taksonomi basidiomycota
Taksonomi basidiomycotaTaksonomi basidiomycota
Taksonomi basidiomycota
AmalHayat Makmur
 
Bahasa indonesia kelas 1 sd - umri nuraini
Bahasa indonesia kelas 1 sd  - umri nurainiBahasa indonesia kelas 1 sd  - umri nuraini
Bahasa indonesia kelas 1 sd - umri nuraini
primagraphology consulting
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
Teguh Sasmito
 
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanAde Khairun Nisa
 
Lembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SD
Lembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SDLembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SD
Lembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SD
Firda Rahma
 
Tema 1, diriku (kelas 1)
Tema 1, diriku (kelas 1)Tema 1, diriku (kelas 1)
Tema 1, diriku (kelas 1)
Khoiruddin Ahmuatd
 
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Ig Fandy Jayanto
 
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMARangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Alya Titania Annisaa
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
Reenha Trisnawati
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
Nur Widdya Kurniati
 
Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4
Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4
Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4
Setiadji Sadewo
 
Tugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galauTugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galau
Akbar Syada
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Klara Tri Meiyana
 
Cara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkongCara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkongfaniael
 

What's hot (20)

Makalah ipa
Makalah ipaMakalah ipa
Makalah ipa
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1 - anis kusumawardani
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1  - anis kusumawardaniPendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1  - anis kusumawardani
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 1 - anis kusumawardani
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Etologi
EtologiEtologi
Etologi
 
Taksonomi basidiomycota
Taksonomi basidiomycotaTaksonomi basidiomycota
Taksonomi basidiomycota
 
Bahasa indonesia kelas 1 sd - umri nuraini
Bahasa indonesia kelas 1 sd  - umri nurainiBahasa indonesia kelas 1 sd  - umri nuraini
Bahasa indonesia kelas 1 sd - umri nuraini
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
 
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
 
Lembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SD
Lembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SDLembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SD
Lembar Kerja Peserta Didik Geometri untuk Siswa SD
 
Tema 1, diriku (kelas 1)
Tema 1, diriku (kelas 1)Tema 1, diriku (kelas 1)
Tema 1, diriku (kelas 1)
 
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
 
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMARangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
Rangkuman Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Biologi SMA
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
 
Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4
Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4
Matematika 4 Untuk SD/MI Kelas 4
 
Tugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galauTugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galau
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 
Cara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkongCara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkong
 

Similar to permainan tradisional Ular Naga

Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Boyolali
 
Modul Projek - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdf
Modul Projek  - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdfModul Projek  - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdf
Modul Projek - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdf
muhtaromcomputer
 
p5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptxp5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptx
smpn3soloofficial
 
K4 t1-st1-p3
K4 t1-st1-p3K4 t1-st1-p3
K4 t1-st1-p3
Andy Saputra
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
DindaSafitri13
 
RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3
RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3
RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3
Andy Saputra
 
PPT skirpsi.pdf
PPT skirpsi.pdfPPT skirpsi.pdf
PPT skirpsi.pdf
dhika41
 
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Kampus Cikal
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DedeSolehudin4
 
Proposal metode bercerita
Proposal metode berceritaProposal metode bercerita
Proposal metode bercerita
Operator Warnet Vast Raha
 
Materi pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipaMateri pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipa
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Rina
RinaRina
Anang sudigdo 1 7
Anang sudigdo 1 7Anang sudigdo 1 7
Anang sudigdo 1 7
Yosi Wulandari
 
K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)
K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)
K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)
eli priyatna laidan
 
hakikat ips
hakikat ipshakikat ips
hakikat ips
peri heriyanto
 
Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013
Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013
Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013
Afdan Rojabi
 
Konteks Sosial Kultural PP 031.pdf
Konteks Sosial Kultural PP 031.pdfKonteks Sosial Kultural PP 031.pdf
Konteks Sosial Kultural PP 031.pdf
DikiRoyNirwansyah1
 
TUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdf
TUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdfTUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdf
TUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdf
ZakiahNoorjehan1
 
Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855
Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855
Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855
YuliaZ3
 

Similar to permainan tradisional Ular Naga (20)

Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
 
Modul Projek - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdf
Modul Projek  - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdfModul Projek  - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdf
Modul Projek - Permainan Tradisional Indonesia - Fase Fondasi.pdf
 
p5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptxp5 sMP 3.pptx
p5 sMP 3.pptx
 
K4 t1-st1-p3
K4 t1-st1-p3K4 t1-st1-p3
K4 t1-st1-p3
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
 
RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3
RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3
RPP Kelas 4 Tema 1 Sub1 Pembelajaran 3
 
PPT skirpsi.pdf
PPT skirpsi.pdfPPT skirpsi.pdf
PPT skirpsi.pdf
 
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.1.pptx
 
Proposal metode bercerita
Proposal metode berceritaProposal metode bercerita
Proposal metode bercerita
 
Materi pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipaMateri pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipa
 
Rina
RinaRina
Rina
 
Anang sudigdo 1 7
Anang sudigdo 1 7Anang sudigdo 1 7
Anang sudigdo 1 7
 
K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)
K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)
K1 t1-st4-p6 rpp tema 1 kelas 1sub tema 4 (2)
 
hakikat ips
hakikat ipshakikat ips
hakikat ips
 
Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013
Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013
Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013
 
Model pembelajaran di tk
Model pembelajaran di tkModel pembelajaran di tk
Model pembelajaran di tk
 
Konteks Sosial Kultural PP 031.pdf
Konteks Sosial Kultural PP 031.pdfKonteks Sosial Kultural PP 031.pdf
Konteks Sosial Kultural PP 031.pdf
 
TUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdf
TUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdfTUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdf
TUGAS MODUL 1.1 KELOMPOK A.10.B2 KOTA BANDUNG.pdf
 
Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855
Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855
Kelas11 seni budaya_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_xi_semester_2_1855
 

permainan tradisional Ular Naga

  • 1. PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Diajukan untuk Memenuhi Perkuliahan Workshop Matematika Oleh: Nur Asmidar NIM. 11115200799 Dosen Pengampu: Defi, S.Pd JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam juga senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan ini. Terima kasih kepada Defi, S.Pd yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis selaku dosen pengampu mata kuliah workshop matematika untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Permainan Tradisional Ular Naga dalam Pembelajaran Matematika Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan sarang yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Atas partisipasi semua pihak sya ucapkan trima kasih. Pekanbaru, April 2013 Penulis.
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................2 C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2 D. Manfaat Penulisan...................................................................................2 BAB II PEMBAHASAAN .................................................................................3 A. Permainan Tradisional a. Ular Naga ..........................................................................................3 b. Himpunan..........................................................................................4 B. Media pembelajaran permainan tradisional “ular naga” dalam pembelajaran matematika materi himpunan ..........................................5 BAB III PENUTUP ..........................................................................................11 A. Kesimpulan ...........................................................................................11 B. Saran......................................................................................................11
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidakmampuan siswa dalam memikirkan atau membayangkan tentang materi yang diajarkan oleh guru seringkali membuat komunikasi antar guru dan siswa menjadi tidak searah. Banyak dari siswa yang mengaku tidak mengerti, tidak dapat memahami tentang materi yang diajarkan. Hal ini akan berdampak pada pembelajaran yang tidak kondusif. Sehingga banyak siswa akan merasa diri tidak mampu untuk mengikuti pelajaran. Matematika telah menjadi momok pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh siswa. Banyak diantara siswa ketika mendapatkan pelajaran matematika malah tidak menghiraukan guru karena mengatakan bosan dan tidak menarik. Matematika sendiri adalah pelajaran yang bersifat abstrak sehingga siswa akan sulit membayangkan tentang materi yang sedang diajarkan. Dalam kaitannya dengan media pembelajaran banyak hal yang telah dicoba diterapkan. Permainan tradisional telah lahir sejak ribuan tahun yang lalu, hasil dari proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan local. Meskipun sudah sangat tua, ternyata permainan tradisional memiliki peran edukasi yang sangat manusiawi bagi proses belajar seorang individu, terutama anak-anak. Dikatakan demikian, karena secara alamiah permainan tradisional mampu menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembahan anak yaitu : motorik, kognitif, emosi, bahasa, sosial, spiritual, ekologis, dan nilai/moral (misbach, 2006). Dengan kata lain, permainan tradisional dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Salah satu permainan tradisional di daerah saya di sidemen adalah curik- curik. Curik-curik sebenarnya sama seperti ular naga panjang tapi karena diakulturasi dengan kebiasaan orang-orang lokal menyanyikan lagu curik-curik
  • 5. maka lagu ular naga panjang dirubah sedemikian rupa sehingga lagu yang sekarang dipakai adalah curik-curik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika dapat ditunjang oleh permainan tradisional. Selanjutnya, tulisan ini akan menganalisis potensi permainan tradisional sebagai salah satu media pembelajaran matematika dalam pengajaran himpunan. Dengan demikian pada akhirnya upaya ini sekaligus berdampak positif bagi kelestarian budaya bangsa. Tergalinya potensi permainan tradisional “curik-curik/ ular naga” sebagai media pembelajaran matematika yang inovatif, namun tetap sesuai dengan jati diri dan budaya bangsa, serta terjaganya kelestarian permainan tradisional sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia B. Rumusan Masalah Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah permainan tradisional “curik-curik” berpotensi sebagai media pembelajaran matematika yang inovatif sehingga siswa menjadi gemar belajar matematika. C. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis potensi permainan tradisional “curik-curik” sebagai media pembelajaran matematika, sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya bangsa. D. Manfaat Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Tergalinya potensi permainan tradisional “curik-curik” sebagai media pembelajaran matematika yang inovatif, namun tetap sesuai dengan jati diri dan budaya bangsa, serta terjaganya kelestarian permainan tradisional sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Permainan Tradisional Permainan tradisional adalah salah satu bentuk folklore yang berupa kebiasaan yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Oleh karena termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya. Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang- kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan (James Danandjaja dalam misbach, 2007). Menurut sukirman (2004), permainan tradisional anak merupakan unsur kebudayaan, karena mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional anak ini juga dianggap sebagai salah satu unsru kebudayaan yang member ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, permainan tradisional merupakan asset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan identitasnya di tengah masyarakat lain. Permainan tradisional bisa bertahan atau dipertahankan karena pada umumnya mengandung unsur-unsur budaya dan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti : kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional Indonesia. (Depdikbud, 1996) Kurniati (2006) mengidentifikasi 30 permainan tradisional yang saat ini masih dapat ditemukan di lapangan. Beberapa contoh permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-anak adalah anjang-angjangan, sonlah, congkak, oray-orayan, tetemute, dan sepdur. Permainan tradisional tersebut akan memberikan dampak
  • 7. yang lebik baik bagi pengembangan potensi anak. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa permainan tradisional mampu mengembangkan keterampilan sosial anak. Yaitu keterampilan dalam bekerjasama, menyesuaikan diri, berinteraksi, mengontrol diri, empati, menaati aturan serta menghargai orang lain. Interaksi yang terjadi pada saat anak melakukan permainan tradisional memberikan kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi. 1. Ular Naga Satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak Jakarta di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak- anak umur 5-12 tahun (TK - SD). Cara Bermain Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan. Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang". Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang"
  • 8. perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang". Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam. 2. Himpunan Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna. Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan. B. Media pembelajaran permainan tradisional “curik-curik” dalam pembelajaran matematika materi himpunan Seperti kebanyakan permainan yang dilakukan berkelompok, permainan curik-curik tentu membutuhkan tempat yang luas seperti lapangan, taman bermain, atau aula agak luas untuk melakukan permainan. Permainan ini akan diset sedemikian rupa sebagai berikut:
  • 9. 1. Siswa akan di urutkan dari siswa yang paling besar hingga yang paling kecil (Untuk menjadi ular yang panjang) 2. 2 orang siswa dengan badan yang besar dan ukuran tubuh yang hampir sama akan dipilih menjadi penjaga pintu. 3. Permainan dimulai: sambil menyanyikan lagu curik-curik ular akan masuk kedalam pintu penjaga berkeliling kekiri-kekanan memasuki pintu, sambil berlenggak-lenggok nantinya setelah lirik lagu telah habis anak ular akan ditangkap oleh penjaga, anak ular harus memilih pintu kanan atau pintu kiri. 4. Jika anak ular memilih pintu kiri maka anak ular (1 siswa) akan berbaris di belakang penjaga pintu disebelah kiri, salah satu dari 2 orang yang menjadi penjaga pintu. 5. Jika anak ular memilih pintu kanan maka anak ular (1 siswa) akan berbaris di belakang penjaga pintu disebelah kanan, salah satu dari 2 orang yang menjadi penjaga pintu. 6. Demikian seterusnya hingga semua siswa habis dibelakang dari penjaga pintu, entah itu disebelah kanan atau sebelah kiri. 7. Setelah semua siap, tarik menarik antara siswa sebelah kanan dan sebelah kiri akan dimulai, beda dengan tarik tambang dalam permainan tarik menarik ini kelompok kanan dan kelompok kiri sebelum melewati garis akan melepas salah satu anggotanya yang di ujung untuk menyelamatkan semua anggota kelompok dari anggota kanan atau kiri. Sambil bermain guru menjelaskan kepada siswa bahwa semua siswa menjadi semesta pembicaraan. Kelompok kiri dan kanan adalah anggota himpunan yang saling lepas tetapi, hasil dari tari-menarik tadi akan menjadi anggota bersama sehingga gambar dari permainan tersebut dalam diagram venn akan menjadi seperti berikut: 1. Sebelum tarik menarik S Kelompok Kanan Kelompok Kiri
  • 10. 2. Setelah tarik menarik 3. Setelah permainan usai misalkan kelompok kanan memenangkan permainan, maka diagram akan menjadi seperti berikut Dengan mengajarkan siswa materi pelajaran matematika dengan cara menggunakan permainan tradisional banyak manfaat yang akan diperoleh. Dari siswa menjadi lebih mengerti, siswa dapat bermain sambil belajar, dan siswa dapat belajar langsung tentang pengaplikasian materi himpunan tersebut. S Kelompok Kanan Kelompok KiriHasil tarik menarik S Kelompok Kanan Kelompok Kiri
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun simpulan dari tulisan ini adalah Penggunaan permainan tradisional “curik-curik” sebagai media pembelajaran matematika sangat membantu dalam guru menjelaskan materi himpunan disamping dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kearifan lokal, siswa juga dapat langsung mengalami keadaan nyata bagaimana konsep dari himpunan dan sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya bangsa. B. Saran Penulis menyarankan para pengajar untuk mencoba permainan tradisional sebagai media pembelajaran dalam pengajaran materi di sekolah.