SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Permainan Tradisional Anak-Anak Indonesia
Ingatkah kita sewaktu kecil dulu sering bermain bersama teman teman? Dan ingatkah bahwa kita
pernah memainkan permainan tradisional yang mungkin sekarang sudah jarang dimainkan oleh anak
anak. Untuk mengenang permainan tradisional yang sering kita mainkan dulu, ada baiknya kita kembali
mengingat permainan tersebut dengan membahas beberapa permainan Tradisional Anak Indonesia.
Berikut adalah beberapa permainan tradisional anak-anak tempo dulu yang sangat digemari :
Permainan Bola Bekel
Permainan bola bekel atau dalam bahasa Jawa, permainan ini biasa disebut bekelan adalah permainan
dengan alat yang terbuat dari bahan karet berukuran bola pingpong. Anak bola bisa berupa kulit lokan
atau logam yang sudah dibentuk dengan ukuran tertentu. Anak bola biasanya berjumlah genap, yaitu 4,
6, atau 8. Permainan bola bekel digemari oleh anak perempuan. Cara memainkannya adalah, anak bola
digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar dulu setinggi 30 cm. Setelah bola turun dan
memantul, anak bola dilepas dalam posisi acak. Anak bola kemudian diambil satu per satu, dua-dua,
tiga-tiga dan seterusnya sampai habis.
Congklak
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang
dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak .
Biasanya biji congklak menggunakan sejenis cangkang kerang dan jika tidak ada, menggunakan biji-bijian
dari tumbuh-tumbuhan.
Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan
dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya
dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain saling
berhadapan dan salah satu pemain yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dengan
meletakkan satu biji congklak ke lubang kecil dari kanan ke kiri hingga seterusnya. Bila biji habis di
lubang kecil yang berisi biji lainnya, maka dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi.
Bila habis di lubang besar miliknya, maka dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya.Bila
habis di lubang kecil yang tidak ada biji tepat di lubang kecil sisinya, maka harus berhenti dan mengambil
seluruh biji di sisi yang berhadapan atau sisi lawan. Namun bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan
maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji
lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang
mendapatkan biji terbanyak.
Gatrik
Permainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang
dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang seperempat tongkat
pemukul, yang biasa disebut anak gatrik. Anak gatrik diletakkan dilubang miring dan sempit dengan
setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah.
Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika
terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, permainan dinyatakan kalah. Bila tidak tertangkap,
jarak antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untuk menentukan pemenangnya.
Permainan Benteng
adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing- masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang.
Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar
sebagai benteng.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih benteng lawan dengan
menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan
juga bisa diraih dengan menawan seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk
menentukan siapa yang berhak menjadi penawan dan yang tertawan ditentukan dari waktu terakhir
saat si penawan atau tertawan menyentuh benteng mereka masing- masing.
Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini
menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun.
Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah
kelompok yang memenangkan permainan.
Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan
kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola
secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar.
Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi
penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga
softball atau baseball.
Paciwit-ciwit Lutung
Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap pemain
berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan diurutan teratas sambil melantunkan
kawih sebagai berikut : Paciwit-ciwit lutung, si Lutung pindah ka tungtung. Paciwit-ciwit Lutung,
si Lutung pindah ka tungtung.
Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah. Jadi, jenis permainan ini semata-
mata dilakukan hanya untuk bersenang-senang dan mengisi waktu pada malam terang bulan.
Perepet Jengkol
Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi,
berpegangan tangan dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang.
Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, sambil
bergerak berputar kea rah kiri atau kanan menurut aba-aba si dalang , yang bertepuk tangan sambil
melantunkan kawih sebagai berikut : Perepet jengkol jajahean, kadempet Kohkol jejereten.
Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini. Jadi, jenis permainan ini
hanya dimainkan untuk bersenang-senang pada saat terang bulan.
Oray-Orayan
Permainan ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para pemain
saling memegang ujung baju bagian belakang teman di depannya untuk membentuk barisan panjang.
Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang paling belakang yang akan menghindar, sehingga
barisan bergerak meliuk-liuk seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus.
Sambil bermain, pemain melantunkan kawih sebagai berikut : Orany-orayan luar leor ka sawah, Tong ka
sawah parena keur sedeng beukah. Orang-orayan luar leor ka kebon,Tong ka kebon aya barudak keur
ngangon.
Sondah
Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk kotak-kotak
berpalang dibuat di tanah.
Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke
dalam kotak permainan. Pemain melompat-lompat dari kotak ke kotak berikutnya.
Kotak yang berisi pecahan genting tidak boleh diinjak. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis
kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu dan
seterusnya.
Dor Tap
Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok.
Kelompok yang lebih dulu berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa
lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak.
Galah Asin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari
Indonesia.
Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim
terdiri dari 3- 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis
ke baris terakhir secara bolak-balik dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara
lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa
juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian.
Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur dan anggota grup yang mendapat
giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal
dan garis batas vertikal.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas menjaga garis batas horisontal, akan berusaha untuk
menghalangi lawan yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis
batas bebas.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu
orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah
lapangan.
Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan
berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing
merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain
merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan
nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu
diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon,
sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung
pada panjang lengan orang yang memainkan.
Permainan Kelereng
Bola kecil dari kaca marmer ini dikenal dengan nama-nama berbeda di masing-masing daerah, yaitu
antara lain gundu, guli, keneker, thes dan kelici. Selain ukurannya yang bermacam-macam, kelereng juga
memiliki warna yang sangat variatif.
Untuk bermain kelereng, anak-anak kecil harus belajar menjentikkan kelereng dengan jari telunjuk.
Caranya, jempol dan telunjuk tangan kiri memegang kelereng sebagai bidikan, kelingking tangan kiri
menyentuh tanah sebagai pijakan, jempol dan telunjuk tangan kanan membentuk huruf O di mana
jempol sebagai penahan dan telunjuk sebagai penembak, setelah dibidik jentikkan jari telunjuk untuk
menembak kelereng lawan.
Permainan Lompat Tali (Lompat Karet)
Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang,
permainan tersebut merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai
80-an, saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah.
Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan
terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa dilakukan
perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada
tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang
ujung tali, satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran
untuk melompati tali.
Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai
melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi
menjadi pemegang tali.
Layang-layang
Terdapat berbagai tipe permainan layang-layang. Yang paling umum adalah layang-layang hias dalam
bahasa Betawi disebut koang dan layang-layang aduan atau laga. Terdapat pula layang-layang yang
diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin.
Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya kuatnya
angin berhembus pada masa itu.
Di beberapa daerah di Indonesia, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya
terkait dengan proses budidaya pertanian.
Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat
dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga pula,
beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk
ovalnya yang menyerupai daun.
Di Jawa Barat, Lampung dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai
sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu,
dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi
jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.
Permainan Petak Umpet
Permainan Petak Umpet biasanya dimainkan pada waktu malam hari, meskipun kadang ada juga yang
main Petak Umpet di siang hari.
Sebelum dimulai permainan, beberapa pemain akan melakukan “Hompimpa” untuk menentukan siapa
yang bertugas mencari teman-temannya yang ngumpet. Pemain yang disebut “kucing” ini akan
menghadap tembok atau pohon sambil memejamkan mata dan menghitung sampai sepuluh sementara
teman-temannya berlarian mencari tempat persembunyian.
Tembok atau pohon itu biasanya juga menjadi titik pertahanannya. Setelah hitungan kesepuluh, si
kucing akan bergerilya menangkap teman-temannya yang bersembunyi.
Menariknya, selain bertugas menangkap teman-temannya yang bersembunyi, si kucing juga harus
menjaga titik pertahanannya.
Jika berhasil menangkap temannya, si kucing akan menyebut nama temannya tersebut. Yang lebih seru
lagi, jika selama masa pencariannya tersebut ada teman lain yang berhasil menyentuh titik
pertahanannya maka semua teman yang sudah ditangkap akan bisa terbebas lagi dan permainan
dimulai dari awal lagi.
Permainan Petak Umpet selesai bila semua teman yang bersembunyi sudah ditemukan. Selanjutnya,
teman yang pertama kali ditemukan akan menjadi kucing berikutnya.
Egkrang
Permainan egkrang mengandaikan si pemakai atau relasinya lebih tinggi posisi tubuh diluar ukuran
tinggi manusia. Bahan yang dipakai sebagai egrang adalah bambu, yang dibuat menyerupai tangga
tetapi tangganya hanya satu. Egrang bentuknya bisa pendek tetapi bisa pula tinggi. Yang pasti, bermain
egrang, menempatkan posisi tubuh menjadi jauh lebih tinggi dari tubuh yang sebenarnya.
Pemain egrang memakai egrang kakinya dinaikan di atas satu tangga, untuk kemudian berjalan. Jadi,
pemain egrang naik diatas bambu yang dibuat sebagai jenis mainan dan kemudian berjalan kaki.
Cublak-Cublak Suweng
Permainan cublak cublak suweng berkisar antara 5-7 orang dengan umur berkisar 6-14 tahun. Bagi yang
masih berumur 6 – 9 tahu adalah masih belajar, sedangkan bagi yang berumur 10 – 14 tahun adalah
melatih adik-adiknya yang masih kecil. Permainan Cublak-cublak Suweng memerlukan perlengkapan
seperti suweng (subang)
Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan menentukan salah satu dari mereka untuk
menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut. Setelah ada yang berperan sebagai pak
Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-
tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung
pakEmpo.
Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu
mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak
tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya
2-3 kali).
Setelah sampai di bait terakhir “Sir-sir pong dele gosong” pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-
pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu.
Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-masing pemain
mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis
seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara
berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.
Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan
ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut
berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya.
“Cublak cublak suweng, Suwenge tinggelenter mambu ketundung gudhel, pak Empo lera lere, sopo
ngunyu ndelek ake, sir sirpong dele kopong, sir sirpong dele kopong "
Demikianlah beberapa permainan tradisional anak-anak Indonesia. Boleh dibilang permainan tersebut
kini jarang atau bahkan tidak dikenal lagi oleh anak-anak. Karena anak-anak sekarang hampir seluruhnya
telah terbius oleh permainan elektronik yang umumnya dimainkan di dalam rumah.
Kemajuan teknologi permainan anak-anak dan komputer serta berkurangnya lahan terbuka telah
mengubah pola bermain anak-anak. Padahal jika kita pelajari secara kejiwaan, permainan anak-anak
tempo dulu sarat dan kaya akan unsur imajinasi, kerjasama dan pertemanan yang berpotensi
membentuk kepedulian sosial, kepekaan sosial dan kecerdasan bagi sang anak.
Semoga menjadi bahan perhatian kita semua.
Nara sumber : Achmad Juniarto, Buku Permainan Tradisional Anak-Anak Indonesia, Wikipedia
Penulis : Nunik Sumasni, Tri feriki, Ahmad Nuryadin

More Related Content

What's hot

Sistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahidSistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahidDi'Özil Sanjaya
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Ivsudiono
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiAGROTEKNOLOGI
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Tidar University
 
Makalah perbanyakan tanaman
Makalah perbanyakan tanamanMakalah perbanyakan tanaman
Makalah perbanyakan tanamanagus tian
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWNur Arifaizal Basri
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakauafifauliya
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Kekire Nate Penanto Niate
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatiTidar University
 
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia diniHakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia diniTabixs Ahmad
 

What's hot (20)

Sistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahidSistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahid
 
teori belajar vygotsky
teori belajar vygotskyteori belajar vygotsky
teori belajar vygotsky
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Makalah perbanyakan tanaman
Makalah perbanyakan tanamanMakalah perbanyakan tanaman
Makalah perbanyakan tanaman
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
Peranan Plantae
Peranan PlantaePeranan Plantae
Peranan Plantae
 
Makalah tenis meja SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tenis meja SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah tenis meja SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tenis meja SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Buku jarak 16okt (1)
Buku jarak 16okt (1)Buku jarak 16okt (1)
Buku jarak 16okt (1)
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
 
Aglaonema
AglaonemaAglaonema
Aglaonema
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
Blas padi
Blas padiBlas padi
Blas padi
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayati
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia diniHakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
 
Thinking
ThinkingThinking
Thinking
 

Similar to Mainan tradisional

Sejarah permainan tradisional
Sejarah permainan tradisionalSejarah permainan tradisional
Sejarah permainan tradisionalShaifull Niell
 
Permainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda KondiPermainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda KondiDesmond Stevee
 
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptxPERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptxNOORAZNIERABINTIISMA
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffHow Shirlyn
 
permainan tradisional
permainan tradisional permainan tradisional
permainan tradisional Mitha Ye Es
 
Pp permainan tradisional
Pp permainan tradisionalPp permainan tradisional
Pp permainan tradisionalnenipmt
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2Mitha Ye Es
 
Permainan Tradisional Kelompok 6
Permainan Tradisional Kelompok 6Permainan Tradisional Kelompok 6
Permainan Tradisional Kelompok 6Mitha Ye Es
 
Permainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysiaPermainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysiaExodus Eric
 
Bm permainan tradisional
Bm permainan tradisionalBm permainan tradisional
Bm permainan tradisionallimsiokc
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3Mitha Ye Es
 
CTU555: Permainan Tradisional
CTU555: Permainan TradisionalCTU555: Permainan Tradisional
CTU555: Permainan Tradisionaltainiashimadai
 
Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4ratnajuwitaa
 
permainan tradisional BERBASIS MATEMATIKA
permainan tradisional BERBASIS MATEMATIKApermainan tradisional BERBASIS MATEMATIKA
permainan tradisional BERBASIS MATEMATIKAMach Foedz
 
Power poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalPower poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalNessanovitasari
 
Power poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalPower poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalYeni Aprodita
 

Similar to Mainan tradisional (20)

Sejarah permainan tradisional
Sejarah permainan tradisionalSejarah permainan tradisional
Sejarah permainan tradisional
 
Dolanan tradisional
Dolanan tradisionalDolanan tradisional
Dolanan tradisional
 
Permainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda KondiPermainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda Kondi
 
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptxPERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfff
 
permainan tradisional
permainan tradisional permainan tradisional
permainan tradisional
 
Pp permainan tradisional
Pp permainan tradisionalPp permainan tradisional
Pp permainan tradisional
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2
 
Permainan Tradisional Kelompok 6
Permainan Tradisional Kelompok 6Permainan Tradisional Kelompok 6
Permainan Tradisional Kelompok 6
 
Permainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysiaPermainan tradisional malaysia
Permainan tradisional malaysia
 
Bm permainan tradisional
Bm permainan tradisionalBm permainan tradisional
Bm permainan tradisional
 
enggrang
enggrangenggrang
enggrang
 
tugas ower point
tugas ower pointtugas ower point
tugas ower point
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3
 
Sb (8)
Sb (8)Sb (8)
Sb (8)
 
CTU555: Permainan Tradisional
CTU555: Permainan TradisionalCTU555: Permainan Tradisional
CTU555: Permainan Tradisional
 
Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4
 
permainan tradisional BERBASIS MATEMATIKA
permainan tradisional BERBASIS MATEMATIKApermainan tradisional BERBASIS MATEMATIKA
permainan tradisional BERBASIS MATEMATIKA
 
Power poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalPower poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisional
 
Power poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisionalPower poin permainan tradisional
Power poin permainan tradisional
 

Mainan tradisional

  • 1. Permainan Tradisional Anak-Anak Indonesia Ingatkah kita sewaktu kecil dulu sering bermain bersama teman teman? Dan ingatkah bahwa kita pernah memainkan permainan tradisional yang mungkin sekarang sudah jarang dimainkan oleh anak anak. Untuk mengenang permainan tradisional yang sering kita mainkan dulu, ada baiknya kita kembali mengingat permainan tersebut dengan membahas beberapa permainan Tradisional Anak Indonesia. Berikut adalah beberapa permainan tradisional anak-anak tempo dulu yang sangat digemari : Permainan Bola Bekel Permainan bola bekel atau dalam bahasa Jawa, permainan ini biasa disebut bekelan adalah permainan dengan alat yang terbuat dari bahan karet berukuran bola pingpong. Anak bola bisa berupa kulit lokan atau logam yang sudah dibentuk dengan ukuran tertentu. Anak bola biasanya berjumlah genap, yaitu 4, 6, atau 8. Permainan bola bekel digemari oleh anak perempuan. Cara memainkannya adalah, anak bola digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar dulu setinggi 30 cm. Setelah bola turun dan memantul, anak bola dilepas dalam posisi acak. Anak bola kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga dan seterusnya sampai habis. Congklak Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak . Biasanya biji congklak menggunakan sejenis cangkang kerang dan jika tidak ada, menggunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
  • 2. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain saling berhadapan dan salah satu pemain yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dengan meletakkan satu biji congklak ke lubang kecil dari kanan ke kiri hingga seterusnya. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, maka dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi. Bila habis di lubang besar miliknya, maka dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya.Bila habis di lubang kecil yang tidak ada biji tepat di lubang kecil sisinya, maka harus berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan atau sisi lawan. Namun bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. Gatrik Permainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut anak gatrik. Anak gatrik diletakkan dilubang miring dan sempit dengan setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah. Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, permainan dinyatakan kalah. Bila tidak tertangkap, jarak antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untuk menentukan pemenangnya. Permainan Benteng
  • 3. adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing- masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai benteng. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih benteng lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan menawan seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi penawan dan yang tertawan ditentukan dari waktu terakhir saat si penawan atau tertawan menyentuh benteng mereka masing- masing. Kasti Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball. Paciwit-ciwit Lutung Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan diurutan teratas sambil melantunkan
  • 4. kawih sebagai berikut : Paciwit-ciwit lutung, si Lutung pindah ka tungtung. Paciwit-ciwit Lutung, si Lutung pindah ka tungtung. Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah. Jadi, jenis permainan ini semata- mata dilakukan hanya untuk bersenang-senang dan mengisi waktu pada malam terang bulan. Perepet Jengkol Permainan ini dilakukan oleh 3 – 4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi, berpegangan tangan dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang. Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, sambil bergerak berputar kea rah kiri atau kanan menurut aba-aba si dalang , yang bertepuk tangan sambil melantunkan kawih sebagai berikut : Perepet jengkol jajahean, kadempet Kohkol jejereten. Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini. Jadi, jenis permainan ini hanya dimainkan untuk bersenang-senang pada saat terang bulan. Oray-Orayan Permainan ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman di depannya untuk membentuk barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang paling belakang yang akan menghindar, sehingga barisan bergerak meliuk-liuk seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus. Sambil bermain, pemain melantunkan kawih sebagai berikut : Orany-orayan luar leor ka sawah, Tong ka sawah parena keur sedeng beukah. Orang-orayan luar leor ka kebon,Tong ka kebon aya barudak keur ngangon.
  • 5. Sondah Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk kotak-kotak berpalang dibuat di tanah. Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke dalam kotak permainan. Pemain melompat-lompat dari kotak ke kotak berikutnya. Kotak yang berisi pecahan genting tidak boleh diinjak. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu dan seterusnya. Dor Tap Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak. Galah Asin Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia.
  • 6. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3- 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur dan anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas menjaga garis batas horisontal, akan berusaha untuk menghalangi lawan yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Gasing Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
  • 7. Permainan Kelereng Bola kecil dari kaca marmer ini dikenal dengan nama-nama berbeda di masing-masing daerah, yaitu antara lain gundu, guli, keneker, thes dan kelici. Selain ukurannya yang bermacam-macam, kelereng juga memiliki warna yang sangat variatif. Untuk bermain kelereng, anak-anak kecil harus belajar menjentikkan kelereng dengan jari telunjuk. Caranya, jempol dan telunjuk tangan kiri memegang kelereng sebagai bidikan, kelingking tangan kiri menyentuh tanah sebagai pijakan, jempol dan telunjuk tangan kanan membentuk huruf O di mana jempol sebagai penahan dan telunjuk sebagai penembak, setelah dibidik jentikkan jari telunjuk untuk menembak kelereng lawan. Permainan Lompat Tali (Lompat Karet) Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang, permainan tersebut merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali, satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali.
  • 8. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Layang-layang Terdapat berbagai tipe permainan layang-layang. Yang paling umum adalah layang-layang hias dalam bahasa Betawi disebut koang dan layang-layang aduan atau laga. Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya kuatnya angin berhembus pada masa itu. Di beberapa daerah di Indonesia, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun. Di Jawa Barat, Lampung dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar. Permainan Petak Umpet Permainan Petak Umpet biasanya dimainkan pada waktu malam hari, meskipun kadang ada juga yang main Petak Umpet di siang hari.
  • 9. Sebelum dimulai permainan, beberapa pemain akan melakukan “Hompimpa” untuk menentukan siapa yang bertugas mencari teman-temannya yang ngumpet. Pemain yang disebut “kucing” ini akan menghadap tembok atau pohon sambil memejamkan mata dan menghitung sampai sepuluh sementara teman-temannya berlarian mencari tempat persembunyian. Tembok atau pohon itu biasanya juga menjadi titik pertahanannya. Setelah hitungan kesepuluh, si kucing akan bergerilya menangkap teman-temannya yang bersembunyi. Menariknya, selain bertugas menangkap teman-temannya yang bersembunyi, si kucing juga harus menjaga titik pertahanannya. Jika berhasil menangkap temannya, si kucing akan menyebut nama temannya tersebut. Yang lebih seru lagi, jika selama masa pencariannya tersebut ada teman lain yang berhasil menyentuh titik pertahanannya maka semua teman yang sudah ditangkap akan bisa terbebas lagi dan permainan dimulai dari awal lagi. Permainan Petak Umpet selesai bila semua teman yang bersembunyi sudah ditemukan. Selanjutnya, teman yang pertama kali ditemukan akan menjadi kucing berikutnya. Egkrang Permainan egkrang mengandaikan si pemakai atau relasinya lebih tinggi posisi tubuh diluar ukuran tinggi manusia. Bahan yang dipakai sebagai egrang adalah bambu, yang dibuat menyerupai tangga tetapi tangganya hanya satu. Egrang bentuknya bisa pendek tetapi bisa pula tinggi. Yang pasti, bermain egrang, menempatkan posisi tubuh menjadi jauh lebih tinggi dari tubuh yang sebenarnya. Pemain egrang memakai egrang kakinya dinaikan di atas satu tangga, untuk kemudian berjalan. Jadi, pemain egrang naik diatas bambu yang dibuat sebagai jenis mainan dan kemudian berjalan kaki. Cublak-Cublak Suweng
  • 10. Permainan cublak cublak suweng berkisar antara 5-7 orang dengan umur berkisar 6-14 tahun. Bagi yang masih berumur 6 – 9 tahu adalah masih belajar, sedangkan bagi yang berumur 10 – 14 tahun adalah melatih adik-adiknya yang masih kecil. Permainan Cublak-cublak Suweng memerlukan perlengkapan seperti suweng (subang) Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah- tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pakEmpo. Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya 2-3 kali). Setelah sampai di bait terakhir “Sir-sir pong dele gosong” pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura- pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting. Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya. “Cublak cublak suweng, Suwenge tinggelenter mambu ketundung gudhel, pak Empo lera lere, sopo ngunyu ndelek ake, sir sirpong dele kopong, sir sirpong dele kopong " Demikianlah beberapa permainan tradisional anak-anak Indonesia. Boleh dibilang permainan tersebut kini jarang atau bahkan tidak dikenal lagi oleh anak-anak. Karena anak-anak sekarang hampir seluruhnya telah terbius oleh permainan elektronik yang umumnya dimainkan di dalam rumah. Kemajuan teknologi permainan anak-anak dan komputer serta berkurangnya lahan terbuka telah mengubah pola bermain anak-anak. Padahal jika kita pelajari secara kejiwaan, permainan anak-anak tempo dulu sarat dan kaya akan unsur imajinasi, kerjasama dan pertemanan yang berpotensi membentuk kepedulian sosial, kepekaan sosial dan kecerdasan bagi sang anak. Semoga menjadi bahan perhatian kita semua. Nara sumber : Achmad Juniarto, Buku Permainan Tradisional Anak-Anak Indonesia, Wikipedia Penulis : Nunik Sumasni, Tri feriki, Ahmad Nuryadin