SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
EGRANG
Alat permainan tradisional satu ini sudah tidak
asing lagi bagi anak-anak di lingkungan
masyarakat Jawa, karena hampir pasti bisa ditemui
dengan mudah di berbagai tempat di pelosok
pedesaan dan perkotaan, pada masa lalu. Egrang
termasuk dolanan anak, karena permainan ini
sudah muncul sejak dulu paling tidak sebelum
kemerdekaan Republik Indonesia, semasa
penjajahan Belanda. Hal itu seperti terekam di Baoesastra (Kamus) Jawa
karangan W.J.S. Poerwadarminto terbitan 1939 halaman 113, disebutkan
kata egrang-egrangan diartikan dolanan dengan menggunakan alat yang
dinamakan egrang. Sementara egrang sendiri diberi makna bambu atau
kayu yang diberi pijakan (untuk kaki) agar kaki leluasa bergerak berjalan.
Egrang dibuat secara sederhana dengan menggunakan dua batang bambu
(lebih sering memakai bahan ini daripada kayu) yang panjangnya masing-
masing sekitar 2 meter. Kemudian sekitar 50 cm dari alas bambu tersebut,
bambu dilubangi lalu dimasuki bambu dengan ukuran sekitar 20-30 cm yang




berfungsi sebagai pijakan kaki. Maka jadilah sebuah alat permainan yang
dinamakan egrang. Boleh jadi, anak-anak di lingkungan masyarakat Jawa
membuat permainan egrang dengan memakai bahan dari bambu, karena
bahan ini banyak dijumpai di alam sekitarnya. Bambu banyak tumbuh di
pekarangan rumah atau di pinggir-pinggir sungai. Selain itu bambu juga
merupakan bahan yang cukup kuat untuk permainan ini. Bambu yang biasa
dipakai adalah bambu apus atau wulung, dan sangat jarang memakai bambu
petung atau ori yang lebih besar dan mudah patah.
Alat egrang lebih terbatas pada sebuah permainan
individu atau rombongan. Artinya permainan ini
bisa dipakai bermain oleh anak secara individu
atau beberapa anak secara berombongan.
Permainan egrang biasa dipakai untuk bermain
santai dan sangat jarang dipakai untuk permainan
perlombaan. Anak yang bermain egrang,
menginjakkan kaki pada alat pijakan yang
tingginya sekitar 50 cm dari tanah. Kedua kaki dipijakkan pada kedua
pijakan dan anak mencoba berjalan di atas egrang. Dalam permainan ini,
anak harus bisa menjaga keseimbangan badan. Itu yang paling utama.
Tanpa bisa menjaga keseimbangan, anak akan sering jatuh. Namun jika
anak sudah terlatih, maka ia akan terampil menggunakan permainan
egrang. Anak biasanya akan bangga bisa bermain egrang, karena selain bisa
menjaga keseimbangan, juga merasa lebih tinggi dengan berpijak di atas
pijakan bambu egrang.
Sayang, permainan tradisional egrang –seperti juga alat-alat permainan
tradisional lainnya-- di masa sekarang sudah tidak lagi dikenal oleh anak-
anak sekarang yang lebih banyak mengenal permainan modern (playstation)
atau permainan impor dari plastik. Permainan egrang dan sejenisnya sudah
lebih banyak mengisi lembaga museum atau lembaga penelitian yang
berkaitan dengan nilai budaya dan sejarah. Di sudut Taman Pintar
Yogyakarta juga ditemukan dolanan egrang ini walau keadaannya cukup
memprihatinkan. Egrang tinggal menjadi kenangan di masa sekarang dan
sekali-sekali masih dipertontonkan dalam acara workshop maupun seminar.
Teks dan foto : Suwandi
BENTHIK
Anak laki-laki di lingkungan masyarakat Jawa yang
lahir sebelum tahun 1970-an, tentu sudah tidak
asing lagi dengan sebuah permainan yang
dinamakan benthik. Mereka tentu akan teringat




sekali jenis alat permainannya maupun cara bermain. Memang, permainan
satu ini juga merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang sering
dipermainkan oleh anak laki-laki di lingkungan masyarakat tempo dulu.
Mungkin bagi anak kelahiran tahun 2000 ke atas, terutama di kalangan
perkotaan, permainan ini sudah tidak dikenal lagi, karena memang bukan
zamannya lagi.
Pada 70 tahun yang lalu, permainan tradisional ini pun sudah dikenal oleh
masyarakat Jawa. Terbukti, istilah permainan ini sudah terekam di
Baoesastra (Kamus) Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta terbitan tahun
1939 di Weltevreden Batavia (Jakarta). Pada halaman 41 kolom 1
disebutkan bahwa makna benthik, salah satunya adalah nama permainan.
Memang tidak dijelaskan mendetail, namun permainan ini terus hidup di
masyarakat Jawa dengan pola dan peralatan seperti yang sudah disebutkan
di atas.
Benthik, begitulah sebutannya, dibuat dari 2 potong stik atau kayu bentuk
silinder dengan panjang berbeda. Satu potong kayu dengan panjang sekitar
30 cm, yang satunya sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut biasanya
berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu tersebut
diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar halaman,
seperti pohon asem, pohon mlandhing (petai Cina), pohon jambu biji, pohon
mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya dari kayu
yang ulet dan tidak mudah patah. Bisa jadi, alat benthik dibuat dari
potongan bambu yang dibuat silinder dengan ukuran yang sama seperti di
atas.
Cara bermainnya pun bisa dianggap mudah. Bisa dilakukan dengan cara
beregu atau individu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu (kelompok)
terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain
mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik
hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, bergantian yang jaga
mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka
satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran
jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya
secara bergantian. Regu atau anak yang
mendapatkan angka terbanyak biasanya dianggap
sebagai pemenang.
Sebelum permainan dimulai, anak-anak membuat
sebuah lubang di tanah dengan ukuran memanjang
sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm, Lubang itu
digunakan sebagai tolakan melemparkan stik
pendek. Setelah itu anak-anak melakukan




hompimpah atau sut. Permainan benthik biasanya terdiri dari tiga tahap.
Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain, meletakkan stik
pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang, stik pendek
dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika benthik pendek tertangkap
tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang
menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10
poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan sebagainya.
Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang jadi melemparkan stik pendek
ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang dengan posisi
melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang bermain kalah.
Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat
meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain
lalu melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan
stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar
tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus
menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang
jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika
saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain
dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang
didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan
menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik
pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul
oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke
arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik
pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh
anak yang bermain dianggap hangus.
Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka
bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain harus
meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu uju ng stik dimasukkan ke
dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan tanah.
Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar
mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua
kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus
digantikan dengan pemain lainnya. Namun jika
berhasil memukul lagi satu kali, dua kali atau
seterusnya, maka pemain berhak untuk
mengalikan hasil tersebut. Jika terlempar sejauh
20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi, maka
ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul
2 kali sebelum terlempar jauh, maka ia berhak
melipatkan menjadi dua kali. Bisa jadi, ukuran
untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai alat ukur




benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia memukul
berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan finish lebih
dulu. Begitu seterusnya dalam permainan benthik. Ia akan mengulangi dari
awal, apabila tidak mati dalam permainan.
Ada sisi positif dari permainan tradisional benthik ini. Anak akan diajarkan
untuk bersosialisasi dengan teman bermain. Jika ia tidak dapat bersosialisasi
dengan baik, pasti teman bermain akan menjauhinya. Begitu pula sportivitas
akan diuji dalam permainan ini. Setiap anak yang tidak berjiwa sportif pasti
lama-kelamaan juga akan ditinggalkan oleh rekan bermain.
Sayang, permainan itu pada saat ini hanya tinggal kenangan. Paling hanya
tinggal didokumentasi lewat tulisan-tulisan, VCD, maupun film-film
dokumenter, maupun dikoleksi oleh museum-museum.
Teks dan foto : Suwandi




EGRANG BATHOK
Selain mengenal egrang dari bambu, anak-anak
masyarakat Jawa masa lalu juga mengenal egrang
bathok. Egrang jenis terakhir ini dibuat dari bahan
dasar tempurung kelapa yang dipadu dengan tali
plastik atau dadung. Fungsi utama sama, seperti
alat dolanan lain, yakni diciptakan dan dibuat
untuk bermain bagi dunia anak. Dolanan egrang
bathok tidak terbatas untuk dimainkan oleh anak
laki-laki, tetapi juga kadang dipakai untuk bermain anak perempuan.
Permainannya pun cukup mudah, kaki tinggal diletakkan ke atas masing-
masing tempurung, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki lainnya
tetap bertumpu pada batok lain di tanah seperti layaknya berjalan.
Permainan tradisional yang menggunakan alat seperti permainan egrang
bathok ini, pada umumnya bahan dasarnya banyak diperoleh di sekitar
lingkungan anak. Bathok dalam bahasa Indonesia disebut tempurung.
Tempurung yang dipakai biasanya berasal dari buah kelapa tua yang telah
dibersihkan dari sabutnya. Kemudian tempurung itu dibelah menjadi dua
bagian. Isi kelapa dikeluarkan dari tempurung. Tempurung yang terbelah
menjadi dua bagian ini kemudian dihaluskan bagian luarnya agar kaki yang
berpijak di atasnya bisa merasa nyaman. Masing-masing belahan tempurung
kemudian diberi lubang di bagian tengah. Masing-masing lubang tempurung
dimasuki tali sepanjang sekitar 2 meter dan diberi pengait. Tali yang
digunakan biasanya tali lembut dan kuat, bisa berupa tali plastik atau
dadung yang terbuat dari untaian serat. Jadilah sebuah perm ainan
tradisional yang disebut egrang bathok.
Permainan egrang bathok bisa dimainkan secara
individu maupun kelompok. Kadang-kadang,
permainan ini di masa-masa lalu, biasa pula
dipakai untuk perlombaan. Tentu di sini anak diuji
ketangkasan dan kecepatan berjalan di atas
egrang bathok. Anak yang paling cepat berjalan
tanpa harus jatuh dianggap sebagai pemenang.
Namun sering pula secara individu anak bermain
egrang bathok dalam situasi santai. Pada saat ini, permainan jenis ini sudah
sangat jarang dijumpai di lingkungan masyarakat Jawa. Tidak mesti setiap
anak terbiasa lagi membuat alat permainan ini. Begitu pula belum tentu
pasar tradisional menjual alat permainan ini. Memang saat ini sangat sulit
mencari alat permainan ini di pasaran. Paling-paling, hanya ada satu dua
koleksi yang diproduksi atau kebetulan disimpan oleh instansi yang peduli,
seperti museum dolanan anak, balai penelitian atau orang yang peduli
terhadap permainan tradisional.
Anak-anak sekarang memang tidak harus memainkan kembali permainan-
permainan tradisional, termasuk dolanan egrang bathok. Namun paling tidak
generasi tua saat ini bisa mengenalkan kepada generasi muda sekarang.
Tentu dengan harapan agar generasi muda sekarang bisa mengenal sejarah
kebudayaan nenek moyangnya, termasuk dalam lingkup permainan
tradisional dan akhirnya bisa menghargai karya dan identitas bangsanya
sendiri walaupun teknologi yang diterapkan kala itu sangat sederhana.
Teks dan foto : Suwandi

More Related Content

What's hot

Perancangan database penyewaan lapangan
Perancangan database penyewaan lapanganPerancangan database penyewaan lapangan
Perancangan database penyewaan lapanganevi kufia mahasanti
 
Limit kontinu
Limit kontinuLimit kontinu
Limit kontinuyuyuneka
 
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIANALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIANFela Aziiza
 
materi limit kuliah mahasiswa limit
materi limit kuliah mahasiswa limitmateri limit kuliah mahasiswa limit
materi limit kuliah mahasiswa limitchusnaqumillaila
 
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelEman Mendrofa
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaFahrul Usman
 
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soalPowerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soalAlfi Nurfazri
 
Manajemen Memori
Manajemen MemoriManajemen Memori
Manajemen MemoriAnwar Uddin
 
fungsi matematika SMA dan Universitas
fungsi matematika SMA dan Universitasfungsi matematika SMA dan Universitas
fungsi matematika SMA dan UniversitasArif Hakim
 
Deret furir fungsi genap dan ganjil
Deret furir fungsi genap dan ganjilDeret furir fungsi genap dan ganjil
Deret furir fungsi genap dan ganjilhanif zindani
 
Materi imk aspek manusia
Materi imk aspek manusiaMateri imk aspek manusia
Materi imk aspek manusiaKukuh Aji
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 

What's hot (20)

Perancangan database penyewaan lapangan
Perancangan database penyewaan lapanganPerancangan database penyewaan lapangan
Perancangan database penyewaan lapangan
 
Limit kontinu
Limit kontinuLimit kontinu
Limit kontinu
 
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIANALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
 
3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier
 
materi limit kuliah mahasiswa limit
materi limit kuliah mahasiswa limitmateri limit kuliah mahasiswa limit
materi limit kuliah mahasiswa limit
 
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
 
Bab III Class Diagram
Bab III Class DiagramBab III Class Diagram
Bab III Class Diagram
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi Berganda
 
Metode stepping stone
Metode stepping stoneMetode stepping stone
Metode stepping stone
 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
 
4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier4. akar persamaan tak linier
4. akar persamaan tak linier
 
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soalPowerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
 
Deteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasiDeteksi autokorelasi
Deteksi autokorelasi
 
Manajemen Memori
Manajemen MemoriManajemen Memori
Manajemen Memori
 
fungsi matematika SMA dan Universitas
fungsi matematika SMA dan Universitasfungsi matematika SMA dan Universitas
fungsi matematika SMA dan Universitas
 
Deret furir fungsi genap dan ganjil
Deret furir fungsi genap dan ganjilDeret furir fungsi genap dan ganjil
Deret furir fungsi genap dan ganjil
 
Materi imk aspek manusia
Materi imk aspek manusiaMateri imk aspek manusia
Materi imk aspek manusia
 
Limit fungsi
Limit fungsiLimit fungsi
Limit fungsi
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
3. linear programming kompleks
3. linear programming kompleks3. linear programming kompleks
3. linear programming kompleks
 

Similar to Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional

Similar to Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional (20)

Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisionalPembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
Pembelajaran sd mulok dolanan anak tradisional
 
enggrang
enggrangenggrang
enggrang
 
tugas ower point
tugas ower pointtugas ower point
tugas ower point
 
Dolanan tradisional
Dolanan tradisionalDolanan tradisional
Dolanan tradisional
 
Sb (8)
Sb (8)Sb (8)
Sb (8)
 
Permainan Tradisional Kelompok 6
Permainan Tradisional Kelompok 6Permainan Tradisional Kelompok 6
Permainan Tradisional Kelompok 6
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2
 
Permainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda KondiPermainan Tradisional Konda Kondi
Permainan Tradisional Konda Kondi
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3
 
permainan tradisional
permainan tradisional permainan tradisional
permainan tradisional
 
Daffa
DaffaDaffa
Daffa
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Daffa
DaffaDaffa
Daffa
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Rpp balogo
Rpp balogoRpp balogo
Rpp balogo
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfff
 
Arista sandi
Arista sandiArista sandi
Arista sandi
 
Media ular tangga
Media ular tanggaMedia ular tangga
Media ular tangga
 
Powerpoint slide share
Powerpoint slide sharePowerpoint slide share
Powerpoint slide share
 

More from Ihsan Sulistyawan

Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarMateri pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarIhsan Sulistyawan
 
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5Ihsan Sulistyawan
 

More from Ihsan Sulistyawan (6)

Pengenalan aksara jawa
Pengenalan aksara jawaPengenalan aksara jawa
Pengenalan aksara jawa
 
Pengenalan Alpabet
Pengenalan AlpabetPengenalan Alpabet
Pengenalan Alpabet
 
Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1
 
Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1
 
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarMateri pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
 
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional

  • 1. EGRANG Alat permainan tradisional satu ini sudah tidak asing lagi bagi anak-anak di lingkungan masyarakat Jawa, karena hampir pasti bisa ditemui dengan mudah di berbagai tempat di pelosok pedesaan dan perkotaan, pada masa lalu. Egrang termasuk dolanan anak, karena permainan ini sudah muncul sejak dulu paling tidak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, semasa penjajahan Belanda. Hal itu seperti terekam di Baoesastra (Kamus) Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminto terbitan 1939 halaman 113, disebutkan kata egrang-egrangan diartikan dolanan dengan menggunakan alat yang dinamakan egrang. Sementara egrang sendiri diberi makna bambu atau kayu yang diberi pijakan (untuk kaki) agar kaki leluasa bergerak berjalan. Egrang dibuat secara sederhana dengan menggunakan dua batang bambu (lebih sering memakai bahan ini daripada kayu) yang panjangnya masing- masing sekitar 2 meter. Kemudian sekitar 50 cm dari alas bambu tersebut, bambu dilubangi lalu dimasuki bambu dengan ukuran sekitar 20-30 cm yang berfungsi sebagai pijakan kaki. Maka jadilah sebuah alat permainan yang dinamakan egrang. Boleh jadi, anak-anak di lingkungan masyarakat Jawa membuat permainan egrang dengan memakai bahan dari bambu, karena bahan ini banyak dijumpai di alam sekitarnya. Bambu banyak tumbuh di pekarangan rumah atau di pinggir-pinggir sungai. Selain itu bambu juga merupakan bahan yang cukup kuat untuk permainan ini. Bambu yang biasa dipakai adalah bambu apus atau wulung, dan sangat jarang memakai bambu petung atau ori yang lebih besar dan mudah patah. Alat egrang lebih terbatas pada sebuah permainan individu atau rombongan. Artinya permainan ini bisa dipakai bermain oleh anak secara individu atau beberapa anak secara berombongan.
  • 2. Permainan egrang biasa dipakai untuk bermain santai dan sangat jarang dipakai untuk permainan perlombaan. Anak yang bermain egrang, menginjakkan kaki pada alat pijakan yang tingginya sekitar 50 cm dari tanah. Kedua kaki dipijakkan pada kedua pijakan dan anak mencoba berjalan di atas egrang. Dalam permainan ini, anak harus bisa menjaga keseimbangan badan. Itu yang paling utama. Tanpa bisa menjaga keseimbangan, anak akan sering jatuh. Namun jika anak sudah terlatih, maka ia akan terampil menggunakan permainan egrang. Anak biasanya akan bangga bisa bermain egrang, karena selain bisa menjaga keseimbangan, juga merasa lebih tinggi dengan berpijak di atas pijakan bambu egrang. Sayang, permainan tradisional egrang –seperti juga alat-alat permainan tradisional lainnya-- di masa sekarang sudah tidak lagi dikenal oleh anak- anak sekarang yang lebih banyak mengenal permainan modern (playstation) atau permainan impor dari plastik. Permainan egrang dan sejenisnya sudah lebih banyak mengisi lembaga museum atau lembaga penelitian yang berkaitan dengan nilai budaya dan sejarah. Di sudut Taman Pintar Yogyakarta juga ditemukan dolanan egrang ini walau keadaannya cukup memprihatinkan. Egrang tinggal menjadi kenangan di masa sekarang dan sekali-sekali masih dipertontonkan dalam acara workshop maupun seminar. Teks dan foto : Suwandi BENTHIK Anak laki-laki di lingkungan masyarakat Jawa yang lahir sebelum tahun 1970-an, tentu sudah tidak asing lagi dengan sebuah permainan yang dinamakan benthik. Mereka tentu akan teringat sekali jenis alat permainannya maupun cara bermain. Memang, permainan satu ini juga merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang sering dipermainkan oleh anak laki-laki di lingkungan masyarakat tempo dulu. Mungkin bagi anak kelahiran tahun 2000 ke atas, terutama di kalangan perkotaan, permainan ini sudah tidak dikenal lagi, karena memang bukan zamannya lagi. Pada 70 tahun yang lalu, permainan tradisional ini pun sudah dikenal oleh masyarakat Jawa. Terbukti, istilah permainan ini sudah terekam di Baoesastra (Kamus) Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta terbitan tahun 1939 di Weltevreden Batavia (Jakarta). Pada halaman 41 kolom 1
  • 3. disebutkan bahwa makna benthik, salah satunya adalah nama permainan. Memang tidak dijelaskan mendetail, namun permainan ini terus hidup di masyarakat Jawa dengan pola dan peralatan seperti yang sudah disebutkan di atas. Benthik, begitulah sebutannya, dibuat dari 2 potong stik atau kayu bentuk silinder dengan panjang berbeda. Satu potong kayu dengan panjang sekitar 30 cm, yang satunya sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar halaman, seperti pohon asem, pohon mlandhing (petai Cina), pohon jambu biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya dari kayu yang ulet dan tidak mudah patah. Bisa jadi, alat benthik dibuat dari potongan bambu yang dibuat silinder dengan ukuran yang sama seperti di atas. Cara bermainnya pun bisa dianggap mudah. Bisa dilakukan dengan cara beregu atau individu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu (kelompok) terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, bergantian yang jaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang. Sebelum permainan dimulai, anak-anak membuat sebuah lubang di tanah dengan ukuran memanjang sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm, Lubang itu digunakan sebagai tolakan melemparkan stik pendek. Setelah itu anak-anak melakukan hompimpah atau sut. Permainan benthik biasanya terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain, meletakkan stik pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang, stik pendek dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika benthik pendek tertangkap tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10 poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan sebagainya. Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang jadi melemparkan stik pendek
  • 4. ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang dengan posisi melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang bermain kalah. Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain lalu melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus. Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain harus meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu uju ng stik dimasukkan ke dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan tanah. Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus digantikan dengan pemain lainnya. Namun jika berhasil memukul lagi satu kali, dua kali atau seterusnya, maka pemain berhak untuk mengalikan hasil tersebut. Jika terlempar sejauh 20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi, maka ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul 2 kali sebelum terlempar jauh, maka ia berhak melipatkan menjadi dua kali. Bisa jadi, ukuran untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai alat ukur benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia memukul berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan finish lebih dulu. Begitu seterusnya dalam permainan benthik. Ia akan mengulangi dari awal, apabila tidak mati dalam permainan.
  • 5. Ada sisi positif dari permainan tradisional benthik ini. Anak akan diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman bermain. Jika ia tidak dapat bersosialisasi dengan baik, pasti teman bermain akan menjauhinya. Begitu pula sportivitas akan diuji dalam permainan ini. Setiap anak yang tidak berjiwa sportif pasti lama-kelamaan juga akan ditinggalkan oleh rekan bermain. Sayang, permainan itu pada saat ini hanya tinggal kenangan. Paling hanya tinggal didokumentasi lewat tulisan-tulisan, VCD, maupun film-film dokumenter, maupun dikoleksi oleh museum-museum. Teks dan foto : Suwandi EGRANG BATHOK Selain mengenal egrang dari bambu, anak-anak masyarakat Jawa masa lalu juga mengenal egrang bathok. Egrang jenis terakhir ini dibuat dari bahan dasar tempurung kelapa yang dipadu dengan tali plastik atau dadung. Fungsi utama sama, seperti alat dolanan lain, yakni diciptakan dan dibuat untuk bermain bagi dunia anak. Dolanan egrang bathok tidak terbatas untuk dimainkan oleh anak laki-laki, tetapi juga kadang dipakai untuk bermain anak perempuan. Permainannya pun cukup mudah, kaki tinggal diletakkan ke atas masing- masing tempurung, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki lainnya tetap bertumpu pada batok lain di tanah seperti layaknya berjalan. Permainan tradisional yang menggunakan alat seperti permainan egrang bathok ini, pada umumnya bahan dasarnya banyak diperoleh di sekitar lingkungan anak. Bathok dalam bahasa Indonesia disebut tempurung. Tempurung yang dipakai biasanya berasal dari buah kelapa tua yang telah dibersihkan dari sabutnya. Kemudian tempurung itu dibelah menjadi dua bagian. Isi kelapa dikeluarkan dari tempurung. Tempurung yang terbelah menjadi dua bagian ini kemudian dihaluskan bagian luarnya agar kaki yang berpijak di atasnya bisa merasa nyaman. Masing-masing belahan tempurung kemudian diberi lubang di bagian tengah. Masing-masing lubang tempurung dimasuki tali sepanjang sekitar 2 meter dan diberi pengait. Tali yang
  • 6. digunakan biasanya tali lembut dan kuat, bisa berupa tali plastik atau dadung yang terbuat dari untaian serat. Jadilah sebuah perm ainan tradisional yang disebut egrang bathok. Permainan egrang bathok bisa dimainkan secara individu maupun kelompok. Kadang-kadang, permainan ini di masa-masa lalu, biasa pula dipakai untuk perlombaan. Tentu di sini anak diuji ketangkasan dan kecepatan berjalan di atas egrang bathok. Anak yang paling cepat berjalan tanpa harus jatuh dianggap sebagai pemenang. Namun sering pula secara individu anak bermain egrang bathok dalam situasi santai. Pada saat ini, permainan jenis ini sudah sangat jarang dijumpai di lingkungan masyarakat Jawa. Tidak mesti setiap anak terbiasa lagi membuat alat permainan ini. Begitu pula belum tentu pasar tradisional menjual alat permainan ini. Memang saat ini sangat sulit mencari alat permainan ini di pasaran. Paling-paling, hanya ada satu dua koleksi yang diproduksi atau kebetulan disimpan oleh instansi yang peduli, seperti museum dolanan anak, balai penelitian atau orang yang peduli terhadap permainan tradisional. Anak-anak sekarang memang tidak harus memainkan kembali permainan- permainan tradisional, termasuk dolanan egrang bathok. Namun paling tidak generasi tua saat ini bisa mengenalkan kepada generasi muda sekarang. Tentu dengan harapan agar generasi muda sekarang bisa mengenal sejarah kebudayaan nenek moyangnya, termasuk dalam lingkup permainan tradisional dan akhirnya bisa menghargai karya dan identitas bangsanya sendiri walaupun teknologi yang diterapkan kala itu sangat sederhana. Teks dan foto : Suwandi