SlideShare a Scribd company logo
Permainan Tradisional 
“Egrang & Lompat Tali “ 
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Olahraga & Kesehatan 
Dosen pembimbing: Matsuri,M.Pd 
Disusun oleh: 
1. Hendri Ristiawan (K7113096) 
2. Laurensius Dimas P (K7113124) 
3. Mitha Yulia (K7113142) 
4. Nia Octavia (K7113151) 
5. Novia Diah (K7113156) 
6. Nur Raida Fatati (K7113161) 
7. Nurhayu Ika Ratri (K7113163) 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 
SURAKARTA 
2013
“EGRANG” 
1. Pengertian 
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara 
pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama 
berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak 
dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu 
bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung 
berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah 
pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan 
Selatan disebut batungkau. 
Permainan Traditional Egrang- Egrang adalah alat permainan tradisional 
yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan 
untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, 
mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga 
sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri 
sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan 
ketrampilan dan keseimbangan tubuh. 
Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan 
dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang 
dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan 
pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka 
pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya 
pun pendek.
Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. 
Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang 
lebih 20 cm 
2.Peraturan Permainan 
A. Pemain 
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada 
umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7- 
13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang. 
B. Tempat dan Peralatan Permainan 
Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia 
dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di 
tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7-- 
15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter. 
Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif 
lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara 
membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua 
bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2-3 meter. Setelah itu, dipotong 
lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 
20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang 
berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran 
pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap 
untuk digunakan. 
C. Aturan Permainan 
Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan 
pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-
kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang 
berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan, permainan 
untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 
antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi. 
D. Jalannya Permainan 
Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali 
dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. 
Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, 
mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga 
dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak 
ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. 
Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain 
yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. 
Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing 
pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara 
musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah 
siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba 
untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain 
akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat 
menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai 
pemenangnya. 
3. Manfaat Permainan 
Permainan egrang tak hanya membutuhkan kerja keras, tapi juga ketrampilan 
dan sportifitas. Pada pembuatan egrang, pemain harus bekerja keras mulai dari 
mencari mencari bambu, memotongnnya, hingga proses membuatnya agar seimbang 
ketika digunakan. Sikap ketrampilan dan sportifitas ditunjukan ketika permainan 
dimulai, ketrampilan dalam menggunakan egrang dan menyeimbangkan tubuh agar
tidak terjatuh, dan juga tidak berbuat curang dan mau menerima kekalahan sebagai 
wujud sportifitas. 
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: 
A. .Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar 
dapat mengalahkan lawannya. 
B. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk 
berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah 
digunakan untuk berjalan 
C. Melatih keseimbangan badan. 
D. Melatih ketangkasan. 
E. Sarana hiburan yang menyenangkan.
“LOMPAT TALI” 
1. Pengertian 
Permainan lompat tali adalah permainan yang alatnya disusun dari karet 
gelang, permainan ini terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, 
permainan ini favorit saat waktu isitirahat di sekolah dan sore hari ketika di rumah. 
Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. 
Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di 
sekitar kita. Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak 
anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi 
bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. 
Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 
tahun). 
Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat 
santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainkan 
oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – 
laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki 
maupun perempuan tanpa memandang gender. 
2. Peraturan Permainan 
Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya 
bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun 
yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya 
melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian
kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk 
melompati tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah 
hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai 
pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. 
Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua 
ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil 
melompatinya. 
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. 
Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah 
sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; 
satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau 
mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan 
permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal 
melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi 
pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat 
dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan 
tali skipping. 
Model lompatan yang dilakukan masing2 anak/lingkungan bervariasi, 
tergantung aturan yang disepati sebelumnya. Aturan permainan dasarnya adalah 
awalnya tali diletakkan secara horisontal sejajar dg lutut, kemudian pelompat 
memainkan kakinya dg tali (kaki dililit-lilitkan di tali dg menggunakan irama yg 
beraturan), atau hanya sekedar melompat. Terserah perintah atau aturan. lompat tali-ujung 
tangan 
Bila lompatan selutut bisa dilalui pelompat, maka tali akan semakin naik ke 
atas, Selama permainan, bila ada pemain yang gagal melakukan lompatan, maka dia 
dianggap kalah, dan menggantikan salah satu pemegang tali.
3. Manfaat Permainan 
1. Motorik kasar 
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik 
anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam 
permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering 
dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya 
pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa 
membuat anak – anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan 
kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak. 
2. Emosi 
Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan 
keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu 
keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. 
Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, 
tertawa dan bergerak. 
3. Ketelitian dan Akurasi 
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana 
ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai 
terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan 
tali, semakin cepat ia harus melompat. 
4. Sosialisasi 
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti 
memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam 
kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya. 
5. Intelektual 
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar 
lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. 
Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila 
lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak
langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam 
melakukan permainan tersebut. 
6. Moral 
Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, 
menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar 
untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, 
karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal 
tersebut meminimalisir ego di diri anak-anak
langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam 
melakukan permainan tersebut. 
6. Moral 
Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, 
menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar 
untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, 
karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal 
tersebut meminimalisir ego di diri anak-anak

More Related Content

What's hot (20)

Makalah tenis meja
Makalah tenis mejaMakalah tenis meja
Makalah tenis meja
 
permainan tradisional
permainan tradisional permainan tradisional
permainan tradisional
 
Powerpoint sepak-bola-ok
Powerpoint sepak-bola-okPowerpoint sepak-bola-ok
Powerpoint sepak-bola-ok
 
Ppt Tentang Bola Voli
Ppt Tentang Bola VoliPpt Tentang Bola Voli
Ppt Tentang Bola Voli
 
Softball
SoftballSoftball
Softball
 
PPT PERMAINAN BOLA KECIL (KASTI) MICRO TEACHING.pptx
PPT PERMAINAN BOLA KECIL (KASTI) MICRO TEACHING.pptxPPT PERMAINAN BOLA KECIL (KASTI) MICRO TEACHING.pptx
PPT PERMAINAN BOLA KECIL (KASTI) MICRO TEACHING.pptx
 
ATLETIK
ATLETIKATLETIK
ATLETIK
 
Sepak Takraw
Sepak TakrawSepak Takraw
Sepak Takraw
 
Atletik
Atletik Atletik
Atletik
 
Olahraga Bulutangkis
Olahraga BulutangkisOlahraga Bulutangkis
Olahraga Bulutangkis
 
Lari estafet
Lari estafetLari estafet
Lari estafet
 
Senam Lantai
Senam LantaiSenam Lantai
Senam Lantai
 
Power point passing
Power point passingPower point passing
Power point passing
 
Sepak Takraw
Sepak Takraw Sepak Takraw
Sepak Takraw
 
Makalah bulu tangkis fauzan
Makalah bulu tangkis fauzanMakalah bulu tangkis fauzan
Makalah bulu tangkis fauzan
 
Bola voli
Bola voliBola voli
Bola voli
 
Lari sprint
Lari sprintLari sprint
Lari sprint
 
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
Presentasi lempar cakram ( no. 06 xii titl b)
 
Sepak Bola
Sepak BolaSepak Bola
Sepak Bola
 
Point kelas xi bolavoli(1)
Point kelas xi bolavoli(1)Point kelas xi bolavoli(1)
Point kelas xi bolavoli(1)
 

Similar to Permainan Tradisional Kelompok 6

Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional  Kelompok 4Permainan Tradisional  Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4Mitha Ye Es
 
Mainan tradisional
Mainan tradisionalMainan tradisional
Mainan tradisionalHooda Hudaya
 
PERMAINAN TRADISONAL.pptx
PERMAINAN TRADISONAL.pptxPERMAINAN TRADISONAL.pptx
PERMAINAN TRADISONAL.pptxJpanjul
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2Mitha Ye Es
 
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisionalPembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisionalIhsan Sulistyawan
 
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docxAbimanyuwicaksono2
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffHow Shirlyn
 
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptxPERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptxNOORAZNIERABINTIISMA
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3Mitha Ye Es
 
Penjaskes permainan tradisional dengan alat
Penjaskes permainan tradisional dengan alatPenjaskes permainan tradisional dengan alat
Penjaskes permainan tradisional dengan alatWullan SeptgrnLbr
 
Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)
Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)
Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)Ecy Tjc
 

Similar to Permainan Tradisional Kelompok 6 (20)

tugas ower point
tugas ower pointtugas ower point
tugas ower point
 
enggrang
enggrangenggrang
enggrang
 
Daffa
DaffaDaffa
Daffa
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Daffa
DaffaDaffa
Daffa
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Dolanan tradisional
Dolanan tradisionalDolanan tradisional
Dolanan tradisional
 
Permainan Tradisional Kelompok 4
Permainan Tradisional  Kelompok 4Permainan Tradisional  Kelompok 4
Permainan Tradisional Kelompok 4
 
Mainan tradisional
Mainan tradisionalMainan tradisional
Mainan tradisional
 
PERMAINAN TRADISONAL.pptx
PERMAINAN TRADISONAL.pptxPERMAINAN TRADISONAL.pptx
PERMAINAN TRADISONAL.pptx
 
Permainan Tradisional Kelompok 2
Permainan Tradisional  Kelompok 2Permainan Tradisional  Kelompok 2
Permainan Tradisional Kelompok 2
 
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisionalPembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
Pembelajaran sd mulok pengenalan permainan tradisional
 
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
1. Materi PJOK Kelas 4 Pelajaran 1 Permainan Bola dan Dasar Atletik.docx
 
Maklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfffMaklumat lompat tingtingfff
Maklumat lompat tingtingfff
 
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptxPERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
PERMAINAN TRADISIONAL MALAYSIA.pptx
 
Permainan Tradisional Kelompok 3
Permainan Tradisional  Kelompok 3Permainan Tradisional  Kelompok 3
Permainan Tradisional Kelompok 3
 
Penjaskes permainan tradisional dengan alat
Penjaskes permainan tradisional dengan alatPenjaskes permainan tradisional dengan alat
Penjaskes permainan tradisional dengan alat
 
Bulutangkis
BulutangkisBulutangkis
Bulutangkis
 
Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)
Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)
Edu 3103 tutorial 1 (azimah, nadia, ernnywantie, salehan, christy)
 

More from Mitha Ye Es

Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Mitha Ye Es
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuMitha Ye Es
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuMitha Ye Es
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Mitha Ye Es
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduMitha Ye Es
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalMitha Ye Es
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiMitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Mitha Ye Es
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Mitha Ye Es
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Mitha Ye Es
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Mitha Ye Es
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Mitha Ye Es
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Mitha Ye Es
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaMitha Ye Es
 

More from Mitha Ye Es (20)

Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
Problematika membaca menulis permulaan (autosaved) 2
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuuRencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
Rencana pelaksanaan pembelajaran baruuu
 
Belajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupuBelajar dari kupu kupu
Belajar dari kupu kupu
 
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
Berpikirdanberjiwabesarr 121106100023-phpapp01
 
Mulok
MulokMulok
Mulok
 
Manfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari maduManfaat tersembunyi dari madu
Manfaat tersembunyi dari madu
 
Dialog mulok
Dialog mulokDialog mulok
Dialog mulok
 
Story for mulok
Story for mulokStory for mulok
Story for mulok
 
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisionalTugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
Tugas Seni RUpa : Gambar beraliran, body painting, senjata tradisional
 
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusiKelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
Kelompok 5 keterampilan berbicara: bercerita, pidato, diskusi
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..Kelompok 2 menyimak ..
Kelompok 2 menyimak ..
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara Resensi novel negeri 5 menara
Resensi novel negeri 5 menara
 
Pidato lingkungan
Pidato lingkungan Pidato lingkungan
Pidato lingkungan
 
Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara Kelompok 4 berbicara
Kelompok 4 berbicara
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
Kelompok 3 apresiasi sastra menyimak
 
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan beritaKelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
Kelompok 2 menyimak khotbah pidato cermah diskusi dan berita
 

Permainan Tradisional Kelompok 6

  • 1. Permainan Tradisional “Egrang & Lompat Tali “ Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Olahraga & Kesehatan Dosen pembimbing: Matsuri,M.Pd Disusun oleh: 1. Hendri Ristiawan (K7113096) 2. Laurensius Dimas P (K7113124) 3. Mitha Yulia (K7113142) 4. Nia Octavia (K7113151) 5. Novia Diah (K7113156) 6. Nur Raida Fatati (K7113161) 7. Nurhayu Ika Ratri (K7113163) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
  • 2. “EGRANG” 1. Pengertian Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau. Permainan Traditional Egrang- Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh. Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek.
  • 3. Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm 2.Peraturan Permainan A. Pemain Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7- 13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang. B. Tempat dan Peralatan Permainan Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7-- 15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter. Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan. C. Aturan Permainan Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-
  • 4. kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi. D. Jalannya Permainan Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya. 3. Manfaat Permainan Permainan egrang tak hanya membutuhkan kerja keras, tapi juga ketrampilan dan sportifitas. Pada pembuatan egrang, pemain harus bekerja keras mulai dari mencari mencari bambu, memotongnnya, hingga proses membuatnya agar seimbang ketika digunakan. Sikap ketrampilan dan sportifitas ditunjukan ketika permainan dimulai, ketrampilan dalam menggunakan egrang dan menyeimbangkan tubuh agar
  • 5. tidak terjatuh, dan juga tidak berbuat curang dan mau menerima kekalahan sebagai wujud sportifitas. Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: A. .Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. B. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan C. Melatih keseimbangan badan. D. Melatih ketangkasan. E. Sarana hiburan yang menyenangkan.
  • 6. “LOMPAT TALI” 1. Pengertian Permainan lompat tali adalah permainan yang alatnya disusun dari karet gelang, permainan ini terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, permainan ini favorit saat waktu isitirahat di sekolah dan sore hari ketika di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun). Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainkan oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun perempuan tanpa memandang gender. 2. Peraturan Permainan Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian
  • 7. kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping. Model lompatan yang dilakukan masing2 anak/lingkungan bervariasi, tergantung aturan yang disepati sebelumnya. Aturan permainan dasarnya adalah awalnya tali diletakkan secara horisontal sejajar dg lutut, kemudian pelompat memainkan kakinya dg tali (kaki dililit-lilitkan di tali dg menggunakan irama yg beraturan), atau hanya sekedar melompat. Terserah perintah atau aturan. lompat tali-ujung tangan Bila lompatan selutut bisa dilalui pelompat, maka tali akan semakin naik ke atas, Selama permainan, bila ada pemain yang gagal melakukan lompatan, maka dia dianggap kalah, dan menggantikan salah satu pemegang tali.
  • 8. 3. Manfaat Permainan 1. Motorik kasar Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak – anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak. 2. Emosi Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak. 3. Ketelitian dan Akurasi Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat. 4. Sosialisasi Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya. 5. Intelektual Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak
  • 9. langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut. 6. Moral Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri anak-anak
  • 10. langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut. 6. Moral Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri anak-anak