Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Sub Bab :
1. Jumlah Uang Beredar
2. Uang Inti
3. Money Multiplier
4. JUB dan Monetery Base
5. Kebijakan Moneter
6. Instrumen Kebijakan Moneter
7. Efektifitas Kebijakan Moneter
Sub Bab :
1. Jumlah Uang Beredar
2. Uang Inti
3. Money Multiplier
4. JUB dan Monetery Base
5. Kebijakan Moneter
6. Instrumen Kebijakan Moneter
7. Efektifitas Kebijakan Moneter
Konsumen selalu berupaya memaksimalkan kepuasannya dari kegiatan konsumsinya. Lalu pertanyaannya, bagaimanakah cara konsumen memaksimalkan kepuasannya?
Materi ini berupaya menjelaskan perilaku konsumen dalam memaksimalkan kepuasan dalam tinjauan ekonomi.
Scales - Tutorial on Scales in TransparentChoice AHP softwareTransparentChoice
When making decision, it's important to be as unbiased as possible. Scales help you achieve this by providing an objective measure for your alternatives (the options from which you will make your decision) against the goals and criteria that matter to you.
In this tutorial, you will learn how to set up and use scales in TransparentChoice.
Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
4. Bagi Produsen
1. Agar barang yang dihasilkan bisa cepat laku
dipasaran
2. Mengetahui selera konsumen
3. Mengetahui barang apa yang akan
diproduksi dan berapa jumlah yang harus
diproduksi
4. Mengetahui berapa harus melepas harga
barang ke tangan konsumen
Bagi Konsumen
1. Agar konsumen mendapatkan kepuasaan
maksimum dalam mengkonsumsi suatu
barang sesuai engan budget yang dimiliki
PERLUNYA MEMEPELAJARI PERILAKU
KONSUMEN
5. 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal
Yaitu kenikmatan konsumen
dapat dinyatakan secara kuantitatif
(dapat diukur menggunakan satuan)
2. Pendekatan nilai guna (Utiliti) ordinal
Yaitu kenikmatan konsumen
tidak dapat dinyatakan secara
kuantitatif (tidak dapat diukur
menggunakan satuan)
ADA DUA PENDEKATAN
6. 1. Pendekatan Marginal Utility/Kardinal
Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan
(atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif.
Asumsi Penggunaan Pendekatan:
Konsisten dalam preferensi
Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang
dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility)
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang
dikonsumsikan akan menurun.
Konsumen selaku berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimum.
7. Utility adalah kepuasan yang diperoleh dalam
mengkosumsi barang dan jasa.
Total Utility adalah kepuasan total dalam
mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa.
Marginal utility dalah tambahan kepuasan
yang diperoleh dalam menambah satu satuan
barang/jasa yang dikonsumsi
KONSEP DASAR: UTILITY
8. The law of diminishing marginal utility:
The more of one good consumed in a given
period, the less satisfaction (utility)
generated by consuming each additional
(marginal) unit of the same good.---Semakin
banyak barang/jasa dikonsumsi pada suatu
periode tertentu, semakin menurun
tambahan kepuasan (MU)
DIMINISHING MARGINAL UTILITY/ MU
YANG MENURUN
9. Total utility increases at a
decreasing rate, while marginal
utility decreases.
DIMINISHING MARGINAL UTILITY
Total Utility and Marginal Utility of
Trips to the Club Per Week
TRIPS TO
CLUB
TOTAL
UTILITY
MARGINAL
UTILITY
1 12 12
2 22 10
3 28 6
4 32 4
5 34 2
6 34 0
10. Konsumen A mempunyai pendapatan
Rp. 15.000, dan dia mengkonsumsi atau
membeli dua macam barang yaitu X dan
Y. Harga Barang X = Rp. 1.000,00/unit
dan harga barang Y = Rp. 1.000,00/unit.
Berapa banyak barang X dan barang Y
yang akan dibeli oleh konsumen A dengan
anggran yang ada tersebut agar
utilitasnya maksimum
CONTOH SOAL
11. Barang X MU X Barang Y MU Y
1 50 1 40
2 45 2 36
3 40 3 32
4 35 4 28
5 30 5 24
6 25 6 20
7 20 7 16
8 15 8 12
9 10 9 8
10 5 10 4
12. 1. Gambar kurvanya barang X dan
Barang Y
2. Berapa barang X dan Y yang harus
dikonsumsi agar tingkat kepuasan
konsumen maksimum
LANGKAH PENGERJAAN
13. Berapa kombinasi X dan Y yang dapat
mendatangkan utilitas maksimum, jika
pendapatan konsumen Rp 28,-
CONTOH SOAL II
Barang X MU X Barang Y MU Y
1 50 1 40
2 45 2 36
3 40 3 32
4 35 4 28
5 30 5 24
6 25 6 20
7 20 7 16
14. Mendasarkan pada asumsi bahwa
kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan
antara satu konsumen dengan konsumen yang
lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam
jumlah dan jenis yang sama.
PENDEKATAN ORDINAL
15. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary
yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi
barang dalam model kurva indifferent.
Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu
barang dengan barang yang lain, lalu memberikan
urutan dari hasil pembandingan tersebut.
16. Contoh penggunaan metode ordinal
antara lain dalam suatu lomba atau
kejuaraan, pengukuran indeks prestasi
dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif
misalnya bagus, sangat bagus, paling
bagus.
17. Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan
mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya.
Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering.
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak
dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak
barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin
tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
ASUMSI DASAR SEORANG KONSUMEN
ADALAH :
18. Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur
pembanding yang disebut dengan indeferent kurve.
Kurva Indeferent adalah Kurva yang
menghubungkan titik -titik kombinasi 2 macam
barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang
individu pada tingkat kepuasan yang sama
20. Hal ini menunjukkan apabila dia
ingin mengkonsumsi barang X lebih
banyak maka harus mengorbankan
konsumsi terhadap barang Y.
CIRI-CIRI KURVA INDIFERENT
1. BERLERANG/ SLOPE NEGATIF
21. 2. CEMBUNG KE TITIK ORIGIN (CONVEX)
Derajat penggantian antar barang
konsumsi semakin menurun. Hal ini masih
berkaitan dengan hukum Gossen, di mana
apabila pada titik tertentu semakin banyak
mengkonsumsi barang X akan
mengakibatkan kehilangan atas barang Y
tidak begitu berarti dan sebaliknya atas
barang Y.
23. 3. TIDAK SALING BERPOTONGAN
(Kurva indifference adalah
kurva yang menggambarkan
kombinasi dua macam input
untuk menghasilkan output
yang sama (yaitu kepuasan))
25. Adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang
dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau
anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang
yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran.
Persamaan garis anggaran : I = X . Px + Y . Py
I = Anggaran
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
BUDGET LINE (GARIS ANGGARAN)
26. Seorang konsumen akan memilih
sekelompok barang yang
memaksimumkan kepuasannya dengan
tunduk kepada kendala anggaran yang
ada.
Sekelompok barang yang memberikan
tingkat kepuasan tertinggi terjadi pada
saat kurva indiferens tertinggi
bersinggungan dengan garis anggaran
28. 28
Garis AB dibuat dengan mengasumsi
fungsi pendapatan dibuat dalam bentuk
persamaan yang dalam ilmu ekonomi
disebut dengan Budget Line (garis
anggaran).
Garis anggaran adalah garis yang
menunjukkan jumlah barang yang dapat
dibeli dengan sejumlah pendapatan atau
anggaran tertentu, pada tingkat harga
tertentu.
29. 29
Tujuan dari model Prilaku Konsumen (consumer
behavior) adalah untuk menentukan preferensi,
pendapatan dan harga barang mempengaruhi
pilihan konsumen (consumer choices).
Diasumsikan bahwa tujuan dari konsumen adalah
untuk memaksimumkan tingkat kepuasan (utility).
Subject to batasan bahwa untuk membeli barang
konsumen tidak akan melebihi jumlah pendapatan
per periode tertentu yang dapat dia belanjakan.
30. KESEIMBANGAN
Tujuan dari model Prilaku Konsumen (consumer
behavior) adalah untuk menentukan preferensi,
pendapatan dan harga barang mempengaruhi pilihan
konsumen (consumer choices).
Diasumsikan bahwa tujuan dari konsumen adalah untuk
memaksimumkan tingkat kepuasan (utility). Subject to
batasan bahwa untuk membeli barang konsumen tidak
akan melebihi jumlah pendapatan per periode tertentu
yang dapat dia belanjakan
32. Yaitu tempat titik-titik ekuilibrium
konsumen (kepuasan maksimal)
dihubungkan dengan menganggap
bila hanya pendapatan konsumen
yang berubah (bukan oleh sebab
lain)
KURVA KONSUMSI PENDAPATAN
(INCOME CONSUMPTION CURVE)
33. GAMBAR KURVA KONSUMSI &
PENDAPATAN
Kurva konsumsi
pendapatan dibentuk
dengan menghubungkan
titik F,E dan S, dimana
ketiga titik tersebut
merupakan kepuasan
maksimal pada garis
kendala anggaran
masing-masing
3 5 7
3
5
7
10
14
10 14
F
E
S
Qy
Qx
34. KURVA ENGEL
Yaitu kurva yang
memperlihatkan jumlah
suatu komoditi yang
ingin dibeli konsumen
per periode waktu pada
berbagai tingkat
pendapatan totalnya 6
10
14
3 5 7
M
Qx