Makalah ini membahas perilaku konsumen dan pendekatan untuk mempelajarinya, termasuk pendekatan kardinal, ordinal, dan proses pengambilan keputusan pembelian yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca-pembelian. Makalah ini juga membahas aplikasi pemahaman perilaku konsumen dalam bisnis dan pemasaran.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkah laku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis, dan antropologis. Dokumen juga menjelaskan ruang lingkup studi perilaku konsumen yang terfokus pada proses pengambilan keputusan individu dalam membeli barang dan jasa. Teori-teori awal perilaku konsumen didasarkan pada teori ekon
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen berdasarkan teori nilai guna. Terdapat dua pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal menganggap kepuasan dapat diukur secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan secara relatif tanpa kuantifikasi. Teori nilai guna menerangkan hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi, nilai guna total, dan nil
Dokumen tersebut membahas tentang konsumsi sebagai kegiatan mengurangi atau menghabiskan manfaat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Dibahas pula pendekatan ilmu ekonomi dalam memahami perilaku konsumen rasional dalam membagi sumber daya terbatas untuk memaksimalkan kepuasan, seperti kurva indiferensi, budget line, dan pencapaian keseimbangan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumen dan pendekatan kardinal serta ordinal. Secara khusus, dibahas mengenai pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan konsumen secara kuantitatif, konsep nilai guna total dan marginal, serta hubungan antara nilai guna total, rata-rata, dan marginal. Dokumen ini juga menjelaskan asumsi-asumsi dari pendekatan kardinal dan pendekatan guna batas yang menurun dalam teori konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perilaku konsumen dan peran individu dalam perekonomian. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa individu berperan sebagai konsumen yang mengkonsumsi barang dan jasa, sebagai penyedia tenaga kerja, dan berpartisipasi dalam proses politik dengan memberikan suara. Dokumen juga menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam memahami perilaku konsumen seperti pendekatan utilitas, kurva indiferensi
Makalah ini membahas perilaku konsumen dan pendekatan untuk mempelajarinya, termasuk pendekatan kardinal, ordinal, dan proses pengambilan keputusan pembelian yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca-pembelian. Makalah ini juga membahas aplikasi pemahaman perilaku konsumen dalam bisnis dan pemasaran.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkah laku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis, dan antropologis. Dokumen juga menjelaskan ruang lingkup studi perilaku konsumen yang terfokus pada proses pengambilan keputusan individu dalam membeli barang dan jasa. Teori-teori awal perilaku konsumen didasarkan pada teori ekon
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen berdasarkan teori nilai guna. Terdapat dua pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal menganggap kepuasan dapat diukur secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan secara relatif tanpa kuantifikasi. Teori nilai guna menerangkan hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsi, nilai guna total, dan nil
Dokumen tersebut membahas tentang konsumsi sebagai kegiatan mengurangi atau menghabiskan manfaat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Dibahas pula pendekatan ilmu ekonomi dalam memahami perilaku konsumen rasional dalam membagi sumber daya terbatas untuk memaksimalkan kepuasan, seperti kurva indiferensi, budget line, dan pencapaian keseimbangan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumen dan pendekatan kardinal serta ordinal. Secara khusus, dibahas mengenai pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan konsumen secara kuantitatif, konsep nilai guna total dan marginal, serta hubungan antara nilai guna total, rata-rata, dan marginal. Dokumen ini juga menjelaskan asumsi-asumsi dari pendekatan kardinal dan pendekatan guna batas yang menurun dalam teori konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perilaku konsumen dan peran individu dalam perekonomian. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa individu berperan sebagai konsumen yang mengkonsumsi barang dan jasa, sebagai penyedia tenaga kerja, dan berpartisipasi dalam proses politik dengan memberikan suara. Dokumen juga menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam memahami perilaku konsumen seperti pendekatan utilitas, kurva indiferensi
Teori perilaku konsumen menggunakan pendekatan nilai guna (utility) dan kurva kepuasan sama (indifferent curve). Konsumen akan memilih kombinasi barang yang memberi kepuasan maksimum dengan mempertimbangkan anggaran dan harga barang.
Teori konsumen kardinal mengasumsikan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satuan tertentu dan bergantung pada subjektivitas individu. Teori ini menggunakan konsep total utility dan marginal utility untuk menent
Teori Perilaku Konsumen. Mikroekonomi 1
Vadilla Mutia Zahara SE.,ME
Cardinal dan Ordinal
Theory of Choice
Utilitas dan kepuasan konsumen
Asumsi teori perilaku konsumen
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal
Total utility dan marginal utility
The diminishing marginal utility, Marginal rate of substitution
Dokumen ini membahas perilaku konsumen dari pendekatan cardinal. Ada 3 poin penting: (1) kepuasan konsumen dapat diukur dan dibandingkan dengan satuan util, (2) hukum menurunnya utilitas marjinal berlaku, dan (3) konsumen akan memilih kombinasi barang yang memaksimalkan kepuasan dengan tunduk pada anggaran.
Teori perilaku konsumen membahas proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor psikologis, pribadi, sosial, dan budaya. Teori nilai guna menjelaskan tingkat kepuasan konsumen dari barang yang dikonsumsi, sedangkan analisis kepuasan sama menggunakan kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran untuk memaksimumkan kepu
1. Terdapat dua pendekatan dalam teori perilaku konsumen, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal.
2. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif menggunakan satuan util, sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukur secara kuantitatif.
3. Kurva kepuasan/nilai guna dan kurva indifferent digunakan sebagai alat untuk menganalisis perilaku konsumen berdasarkan kedua pendek
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen, yang mencakup dua pendekatan utama yaitu pendekatan nilai guna marginal dan pendekatan kurva indifferensi. Pendekatan nilai guna marginal didasarkan pada asumsi bahwa nilai guna total akan maksimum ketika nilai guna marginal sama dengan harga barang, sedangkan pendekatan kurva indifferensi menggunakan kurva preferensi konsumen untuk menentukan kombinasi barang optimal. Dokumen ini juga
Dokumen tersebut membahas tentang teori pilihan konsumen dan utilitas. Teori pilihan menjelaskan hubungan antara preferensi dan kendala dalam memutuskan pilihan. Utilitas adalah kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang, yang sulit diukur langsung namun dapat diukur secara kardinal atau ordinal. Konsumen akan memilih barang yang memberikan utilitas marginal tertinggi berdasarkan anggaran yang terbatas.
Dokumen tersebut membahas perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan, selera, dan harga barang. Konsumen akan membeli berbagai barang untuk mencapai kepuasan tertentu dengan anggaran yang tersedia, sesuai dengan pendekatan kardinal dan ordinal dalam mengukur kepuasan konsumen.
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen dengan pendekatan kardinal. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa konsumen dapat mengukur kepuasan secara kardinal dan akan berusaha memaksimalkan kepuasan dengan membelanjakan penghasilannya hingga tingkat kepuasan marginal dari setiap barang sama dengan harga barang tersebut. Pendekatan ini digunakan untuk menentukan kurva permintaan konsumen individu dan permintaan pasar berdas
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dan preferensi konsumen dalam memilih kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan kendala pendapatan. Teori ini meliputi pendekatan kardinal dan ordinal serta asumsi-asumsi seperti utility yang berkurang dan kendala pendapatan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu ekonomi dari Adam Smith hingga para ekonom terkemuka lainnya, serta pengertian dan ruang lingkup ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari pilihan manusia dalam mengelola sumber daya yang terbatas.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang 9 tren perilaku konsumen Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Dokumen tersebut juga menjelaskan perbedaan barang dan jasa serta model perilaku konsumen menurut Howard-Sheth.
Teori perilaku konsumen menggunakan pendekatan nilai guna (utility) dan kurva kepuasan sama (indifferent curve). Konsumen akan memilih kombinasi barang yang memberi kepuasan maksimum dengan mempertimbangkan anggaran dan harga barang.
Teori konsumen kardinal mengasumsikan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satuan tertentu dan bergantung pada subjektivitas individu. Teori ini menggunakan konsep total utility dan marginal utility untuk menent
Teori Perilaku Konsumen. Mikroekonomi 1
Vadilla Mutia Zahara SE.,ME
Cardinal dan Ordinal
Theory of Choice
Utilitas dan kepuasan konsumen
Asumsi teori perilaku konsumen
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal
Total utility dan marginal utility
The diminishing marginal utility, Marginal rate of substitution
Dokumen ini membahas perilaku konsumen dari pendekatan cardinal. Ada 3 poin penting: (1) kepuasan konsumen dapat diukur dan dibandingkan dengan satuan util, (2) hukum menurunnya utilitas marjinal berlaku, dan (3) konsumen akan memilih kombinasi barang yang memaksimalkan kepuasan dengan tunduk pada anggaran.
Teori perilaku konsumen membahas proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor psikologis, pribadi, sosial, dan budaya. Teori nilai guna menjelaskan tingkat kepuasan konsumen dari barang yang dikonsumsi, sedangkan analisis kepuasan sama menggunakan kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran untuk memaksimumkan kepu
1. Terdapat dua pendekatan dalam teori perilaku konsumen, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal.
2. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif menggunakan satuan util, sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukur secara kuantitatif.
3. Kurva kepuasan/nilai guna dan kurva indifferent digunakan sebagai alat untuk menganalisis perilaku konsumen berdasarkan kedua pendek
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen, yang mencakup dua pendekatan utama yaitu pendekatan nilai guna marginal dan pendekatan kurva indifferensi. Pendekatan nilai guna marginal didasarkan pada asumsi bahwa nilai guna total akan maksimum ketika nilai guna marginal sama dengan harga barang, sedangkan pendekatan kurva indifferensi menggunakan kurva preferensi konsumen untuk menentukan kombinasi barang optimal. Dokumen ini juga
Dokumen tersebut membahas tentang teori pilihan konsumen dan utilitas. Teori pilihan menjelaskan hubungan antara preferensi dan kendala dalam memutuskan pilihan. Utilitas adalah kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang, yang sulit diukur langsung namun dapat diukur secara kardinal atau ordinal. Konsumen akan memilih barang yang memberikan utilitas marginal tertinggi berdasarkan anggaran yang terbatas.
Dokumen tersebut membahas perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan, selera, dan harga barang. Konsumen akan membeli berbagai barang untuk mencapai kepuasan tertentu dengan anggaran yang tersedia, sesuai dengan pendekatan kardinal dan ordinal dalam mengukur kepuasan konsumen.
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Dokumen tersebut membahas teori perilaku konsumen dengan pendekatan kardinal. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa konsumen dapat mengukur kepuasan secara kardinal dan akan berusaha memaksimalkan kepuasan dengan membelanjakan penghasilannya hingga tingkat kepuasan marginal dari setiap barang sama dengan harga barang tersebut. Pendekatan ini digunakan untuk menentukan kurva permintaan konsumen individu dan permintaan pasar berdas
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dan preferensi konsumen dalam memilih kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan kendala pendapatan. Teori ini meliputi pendekatan kardinal dan ordinal serta asumsi-asumsi seperti utility yang berkurang dan kendala pendapatan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu ekonomi dari Adam Smith hingga para ekonom terkemuka lainnya, serta pengertian dan ruang lingkup ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari pilihan manusia dalam mengelola sumber daya yang terbatas.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang 9 tren perilaku konsumen Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Dokumen tersebut juga menjelaskan perbedaan barang dan jasa serta model perilaku konsumen menurut Howard-Sheth.
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan lingkungan hidup, termasuk asas-asas pengelolaan sumber daya alam dan populasi, peraturan lingkungan, sertifikasi ekologi, dan ISO 14000. Dokumen ini juga menjelaskan konferensi lingkungan global dan agenda 21 PBB.
This document summarizes an aid transparency assessment conducted by Publish What You Fund. It analyzes the transparency of 30 donors across 7 indicators in 3 categories using 8 data sources from 2006 to 2010. The assessment found:
1) A lack of comparable and primary data on aid, limiting the depth of analysis possible.
2) Wide variation in transparency levels between different types of donors.
3) Significant weaknesses across all indicators assessed, with room for improvement in comprehensiveness, timeliness, and comparability of published aid information.
The conclusions call for donors to make more information available in a common, standardized format. Future assessments would ideally cover a broader range of aid agencies and types of aid information.
Dokumen tersebut membahas teori-teori perilaku konsumen dan konsep dasar yang terkait, seperti utilitas total dan marginal, hukum utilitas menurun, pendekatan kardinal dan ordinal, kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bagaimana teori-teori tersebut diterapkan untuk memahami perilaku konsumen dalam memilih barang dan jasa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar mata kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro. Mata kuliah ini memberikan pemahaman dasar tentang konsep-konsep ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, keseimbangan pasar, dan inflasi. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami dasar-dasar teori ekonomi makro untuk mata kuliah lanjutan dan mata kuliah lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan
Tiga pandangan terhadap tanggung jawab produsen terhadap konsumen dibahas dalam dokumen ini, yakni pandangan kontrak, pandangan due care, dan pandangan biaya sosial. Dokumen ini juga membahas etika dalam pemasaran, produksi, penggunaan produk, sumber daya manusia, dan hak-hak pekerja.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip etika bisnis yang meliputi otonomi, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, etos bisnis, perhatian pada stakeholder, norma etika, hukum dan moral, serta tanggung jawab etika bisnis yang dimiliki setiap pelaku bisnis.
Dokumen tersebut membahas tentang bidang studi ilmu ekonomi mikro dan konsep-konsep dasar seperti permintaan, penawaran, harga, dan elastisitas. Secara khusus membahas aplikasi teori permintaan dan penawaran pada masalah sektor pertanian jangka panjang dimana pertambahan permintaan barang pertanian lambat karena pertumbuhan ekonomi hanya sedikit meningkatkan permintaan barang pertanian dibanding barang industri.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Kelas x pertem 5 teori konsumsi dan peran pelaku ekonomiWahyufitri1999
Dokumen tersebut membahas tentang peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi, dan konsumsi. Pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi, pemerintah, dan masyarakat luar negeri. Rumah tangga berperan sebagai konsumen, penyedia faktor produksi, dan penerima imbalan. Pemerintah mengatur kegiatan ekonomi dan menyediakan infrastruktur. Masyarakat l
1. Terdapat dua pendekatan dalam teori perilaku konsumen, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal.
2. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif menggunakan satuan util, sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukur secara kuantitatif.
3. Kurva kepuasan/nilai guna dan kurva indifferent digunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis perilaku konsumen berdasarkan ked
Teori nilai guna menjelaskan bahwa konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah karena nilai guna marginalnya lebih tinggi. Konsumen akan membeli kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan syarat nilai guna marginal per unit yang sama untuk setiap barang.
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxCellaJayadi
1. Perilaku produsen bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan input yang dimiliki melalui proses produksi.
2. Fungsi produksi menunjukkan hubungan antara input dan output, sedangkan hukum menurunnya hasil marjinal menjelaskan pola produktivitas input.
3. Analisis jangka pendek
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku konsumen dan teori-teori yang melandasinya. Teori-teori tersebut meliputi hukum nilai guna marginal yang semakin menurun, hukum Gossen I dan II, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti pendapatan, harga, selera, dan status sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang konsumsi dalam ekonomi, termasuk definisi konsumsi, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, tujuan konsumsi, dan ciri-ciri barang konsumsi. Juga dibahas mengenai teori perilaku konsumen, pendekatan kardinal dan ordinal dalam mengukur kepuasan konsumen, serta kondisi keseimbangan konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang model perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian barang dengan mempertimbangkan tingkat kepuasan, pendapatan, dan harga barang. Model ini menggunakan pendekatan ordinal dan kurva indifferent untuk menunjukkan preferensi konsumen, serta garis anggaran dan titik ekuilibrium untuk menentukan pilihan konsumsi optimal.
Teori Perilaku Konsumen membahas dua pendekatan untuk memahami kepuasan konsumen, yaitu pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan berdasarkan urutan preferensi tanpa kuantifikasi."
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumsi (prilaku konsumen), teori produksi, dan teori biaya. Secara khusus membahas tentang cara mengukur manfaat konsumsi, kendala konsumen, keseimbangan konsumen, fungsi produksi, biaya produksi, dan hubungan antara ketiganya.
Dokumen tersebut membahas tentang banding dan gugatan di pengadilan pajak. Secara ringkas, dibahas mengenai syarat-syarat pengajuan banding dan gugatan ke pengadilan pajak, proses pemrosesannya, hak-hak pemohon banding dan gugatan, jenis pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan pengadilan pajak, serta jenis putusan yang dapat diberikan.
Pemeriksaan perpajakan bertujuan untuk menguji kepatuhan wajib pajak dan menerapkan peraturan perpajakan. Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat wajib pajak atau kantor direktorat jenderal pajak, dan hasilnya dituangkan dalam laporan pemeriksaan.
SKPKB digunakan untuk menetapkan pajak kurang bayar berdasarkan hasil pemeriksaan/informasi lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai kasus yang dapat menghasilkan SKPKB dan sanksi yang terkait, termasuk pembetulan, keberatan, pengurangan sanksi, dan pembatalan.
Pembukuan merupakan catatan kegiatan usaha secara wajar sesuai UU KUP yang mencakup pencatatan asset, liability, equity, revenue, expenses dan sales and purchase sebagai dasar perhitungan PPh terutang. Pembukuan harus dilakukan secara taat asas, menggunakan sistem kas atau akrual, serta menggunakan huruf latin, angka arab dan bahasa Indonesia atau asing. Dokumen pembukuan disimpan selama 5 tahun.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pajak dan fungsinya seperti sebagai sumber pendapatan negara dan alat pengaturan ekonomi dan sosial. Juga membahas asas-asas pemungutan pajak seperti adil, jelas, dan efisien serta sistem pemungutan pajak seperti official assessment, self assessment, dan pemotongan pajak. Terakhir membahas tarif pajak penghasilan dan penghasilan tidak kena pajak.
Surat Pemberitahuan (SPT) digunakan wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak sesuai peraturan perpajakan. SPT terdiri dari SPT masa untuk laporan bulanan dan SPT tahunan, yang harus diisi dengan benar dan disampaikan tepat waktu ke kantor pelayanan pajak. Wajib pajak memiliki kewajiban dan hak seperti menyelenggarakan pembukuan, mengajukan keber
Investasi adalah akumulasi aktiva dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan, yang dapat berupa pembelian modal barang untuk produksi, seperti pabrik atau saham perusahaan dalam bentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan. Investasi memiliki risiko keuangan jika tidak berhasil karena faktor alam atau manusia.
Pendapatan nasional merupakan total pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga dalam suatu negara dalam satu tahun. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Sir William Petty pada 1665 untuk mengukur pendapatan Inggris. Saat ini, produk domestik bruto digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi suatu negara dan pendapatan nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konsumsi dan investasi.
1. Konsep perekonomian dua sektor terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan, tanpa pajak dan pengeluaran pemerintah serta perdagangan luar negeri.
2. Sumber pendapatan rumah tangga berasal dari perusahaan berupa upah dan keuntungan, yang sama dengan pendapatan nasional tanpa pajak.
3. Pendapatan rumah tangga digunakan untuk konsumsi dan tabungan, dimana tabungan dipinjamkan ke perusahaan unt
Teori fungsi produksi menjelaskan hubungan antara input dan output dalam proses produksi. Input produksi terdiri dari tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan teknologi, sedangkan outputnya adalah jumlah barang yang dihasilkan. Fungsi produksi dapat berbentuk satu atau dua variabel input, di mana pada satu variabel hanya tenaga kerja yang berubah, sedangkan pada dua variabel baik tenaga kerja maupun modal dapat diubah untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang elastisitas permintaan dan penawaran, yaitu pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Dokumen menjelaskan rumus untuk menghitung elastisitas, contoh perhitungannya, dan jenis-jenis elastisitas berdasarkan besaran koefisien elastisitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis media penyimpanan data pada komputer, yaitu penyimpanan magnetik, optik, dan awan. Pada penyimpanan magnetik, media seperti harddisk dan flashdisk dapat menyimpan data dengan kapasitas besar. Penyimpanan optik seperti CD dan DVD menyimpan data menggunakan sinar laser. Penyimpanan awan menyimpan data secara online di server internet.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
2. TEORI PERILAKU KONSUMEN
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga
barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris
paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori
Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana
seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya,
dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga
tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
3. Teori perilaku konsumen dapat dibedakan menjadi dua
macam pendekatan :
A. TEORI KARDINAL
Kepuasan konsumen bisa diukur secara kuantitatif
dalam bentuk angka. Ukuran nilai guna barang
tergantung kepada orang yang memberikan penilaian
sehingga pendekatan ini bersifat subjektif. Untuk
memudahkan pengukuran digunakan satuan kegunaan
barang yang biasa disebut utility.
4. Nilai guna barang dibedakan menjadi nilai guna total dan nilai guna
marginal.
1. Nilai guna total : nilai kepuasan keseluruhan konsumen karena
mengkonsumsi barang atau jasa tertentu. Akan tetapi pada titik tertentu
nilai kepuasan konsumen menjadi berkurang.
2. Nilai guna marginal : tambahan nilai kepuasan konsumen atas
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.
Hipotesis utama teori nilai guna atau lebih di kenal dengan hukum nilai
guna marjinal yang semakin menurun menyatakan bahwa tambahan nilai
guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan
menjadi semakin sedikit apabila perorang tersebut terus menerus
menambah konsumsinya atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan
nilai guna akan menjadi negatif apabila konsumsi atas barang tersebut terus
ditambah maka nilai guna akan semakin sedikit.
5. Tabel : kepuasan total dan kepuasan marginal dan konsumsi jeruk
Harga jeruk per
buah
Jumlah jeruk yang
dikonsumsi
Uang yang harus
dikeluarkan
Nilai guna total nilai guna tambahan
(marjinal)
Rp 2.000,- 1 Rp 2.000,- 30 30
Rp 2.000,- 2 Rp 4.000,- 50 20
Rp 2.000,- 3 Rp 6.000,- 65 15
Rp 2.000,- 4 Rp 8.000,- 75 10
Rp 2.000,- 5 Rp 10.000,- 80 5
Rp 2.000,- 6 Rp 12.000,- 80 0
Rp 2.000,- 7 Rp 14.000,- 75 -5
Rp 2.000,- 8 Rp 16.000,- 65 -10
Rp 2.000,- 9 Rp 18.000,- 50 -15
Rp 2.000,- 10 Rp 20.000,- 30 -20
6. Dari tabel diatas tampak bahwa seseorang mengonsumsi
barang atau jasa secara terus-menerus, pada mulanya
mengalami pertambahan tingkat kepuasan total. Akan
tetapi, pada titik tertentu (titik jenuh), nilai kepuasan akan
menurun.
Hukum gossen I : jika jumlah barang yang dikonsumsi
dalam jangka waktu tertentu terus ditambah, kepuasan
total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi,
kepuasan marginalnya semakin berkurang. Bahkan,
jika konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya
tambahan kepuasan yang diperoleh menjadi negatif
dan kepuasan total akan berkurang.
7. PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA
Dalam kenyataan yang sebenarnya, harga
suatu barang adalah berbeda-beda. Syarat yang
harus dipenuhi agar barang-barang yang
dikonsumsi akan memberi nilai guna yang
maksimum adalah setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk membeli unit tambahan
berbagai jenis barang akan memberikan nilai
guna marginal yang sama besarnya.
8. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI
PERMINTAAN
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat
diterangkan sebabnya kurva permintaan
bersifat menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, yang menggambarkan bahwa semakin
rendah harga barang semakin banyak
permintaan atasnya.
Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan
atas suatu barang berubah apabila harga
barang itu mengalami perubahan : efek
penggantian dan efek pendapatan.
9. Efek penggantian
Jika harga mengalami kenaikan, nilai guna marginal per rupiah
yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.
Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan
maka perbandingan diantara nilai guna marginal barang-barang
itu dengan harganya tidak mengalami perubahan.
Kalau harga naik, permintaan terhadap barang yang mengalami
kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin sedikit.
Penurunan harga menyebabkan barang itu mewujudkan nilai
guna marginal per rupiah yang lebih tinggi dari pada nilai guna
marginal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak
berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut
akan memaksimumkan nilai guna, permintaan atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya
bertambah rendah.
10. Efek pendapatan
Jika pendapatan tidak mengalami perubahan maka
kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi
semakin sedikit. Dengan kata lain, kemampuan
pendapatan yang diterima untuk membeli barang-
barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya.
Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen
mengurangi berbagai jumlah barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga.
Penurunan harga suatu barang menyebabkan
pendapatan riil bertambah, dari ini akan mendorong
konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya.
11. SURPLUS KONSUMEN
Kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen, ini lah yang
di sebut dengan surplus konsumen. Surplus konsumen pada
hakikatnya dalah berarti perbedaan diantara kepuasan yang
diperoleh seseorang di dalam mengkonsumsikan sejumlah
barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk
memperoleh barang tersebut. Kelebihan kepuasan yang
diperoleh ini selalu lebih besar daripada pembayaran yang
dibuat. Contoh seorang konsumen pergi membeli apel dan
bertekad untuk membeli apel yang sangat besar jika harga apel
tersebut Rp.2.000,-. Sesampainya di toko buah, apel
yang diinginkan konsumen hanya berharga Rp.1.000,- jadi dia
dapat memperoleh apel yang diinginkannya dengan harga
Rp.1.000,- kali lebih murah daripada harga yang bersedia dia
bayar. Nilai Rp.1.000,- ini lah yang disebut dengan surplus
konsumen.
12. Tabel surplus konsumen :
Jumlah konsumsi apel
setiap minggu
Harga yang berrsedia
dibayar
Surplus konsumen jika
harga apel Rp.700,-
per buah
Jumlah surplus
konsumen
Apel pertama Rp.1.700,- Rp.1.000,- Rp.1.000,-
Apel kedua Rp.1.500,- Rp. 800,- Rp.1.800,-
Apel ketiga Rp.1.300,- Rp. 600,- Rp.2.400,-
Apel keempat Rp.1.100,- Rp. 400,- Rp.2.800,-
Apel kelima Rp. 900,- Rp. 200,- Rp.3.000,-
Apel keenam Rp. 700,- 0 Rp.3.000,-
Apel ketujuh Rp. 500,- - -
Apel kedelapan Rp. 300,- - -
13. B. TEORI ORDINAL
Pendekatan ordinal, nilai kepuasan konsumsi barang atau jasa
tidak bisa diukur dengan angka. Pada pendekatan ini tingkat
kepuasan diukur melalui peringkat misal, puas, tidak puas cukup
puas. Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan indeferen
dan disertai dengan indeference curve. Kurva indeferen
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi atas dua jenis
barang atau jasa yang memberikan nilai kepuasan yang sama.
Kurva indeferen memiliki ciri antara lain grafiknya berbentuk
cembung dan menurun dari kiri atas ke kanan bawah, tidak
saling memotong, serta yang terletak disebelah kanan atas
menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Contoh : Bu Nana memiliki uang sebesar Rp.100.000,- yang
bisa dialokasikan untuk membeli buku tulis seharga Rp.2.500,-
per unit atau bakso seharga Rp.5.000,- per mangkok. Bu Nana
mencoba mengkombinasikan kebutuhan tersebut sehingga
melampaui kepuasan yang sama.
14. Tabel kombinasi kebutuhan :
Kombinasi kebutuhan Buku tulis Makan bakso Tingkat kepuasan
A 24 8 100
B 20 10 100
C 16 12 100
D 12 13 100
E 8 15 100
F 4 18 100
15. Hukum gossen II : bahwa seorang konsumen akan
membagi-bagi pengeluarannya untuk membeli berbagai
macam barang sedemikian rupa sehingga kebutuhan-
kebutuhannya terpenuhi.
Tingkat penggantian marginal merupakan besarnya
pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menaikkan
konsumsi suatu barang lain dan pada waktu yang sama tetap
mempertahankan tingkat kepuasan yang diperolehya. Tingkat
penggantian marginal yang semakin kecil maka kurva kepuasan
sama semakin lama semakin kurang kecondongannya atau
bentuk kurva kepuasan sama adalah cekung ke titik 0.
16. Budget Line
Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen
untuk memperoleh barang-barang dan kepuasan yang akan
dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut.
Dalam gambaran itu belum ditunjukkan sampai dimana
kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan
barang-barang tersebut. Didalam kenyataannya, konsumen
tidak dapat memperoleh semua barang yang diingininya, sebab
ia dibatasi oleh pendapatan yang dibelanjakan. Dengan
menggunakan kurva kepuasan sama saja masalah ini tidak
dapat dipecahkan. Analisis yang dibuat perlu pula
menggambarkan garis anggaran pengeluaran (Budget Line).
Menurut Sadono Sukirno (Mikro Ekonomi, Sadono Sukirno),
Budget Line atau garis anggaran, adalah garis yang
menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah
pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
17. Persamaan garis anggaran : I = X . Px + Y . Py
I = Anggaran
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
Misal.
Anggaran Budi Rp.100.000,- sedangkan ada 2
macam barang yang ingin dibeli Budi.
Barang X=Rp.25.000,-
Barang Y=Rp.20.000,-
Tentukan kurva Budget Linenya?
Jawaban
Sumbu X=100.000/25.000= 4
Sumbu Y=100.000/20.000= 5
18. Tingkat Kepuasan Maksimal
Dengan diketahuinya cita rasa konsumen (yang ditunjukkan oleh kurva
kepuasan yang sama ) dan berbagai gabungan barang yang mungkin dibeli
(yang ditunjukkan oleh garis anggaran pengeluaran) dapatlah sekarang
ditunjukkan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasan yang
maksimum. Untuk maksud tersebut garis anggaran pengeluaran dan peta
kepuasan sama digambarkan dalam satu grafik dan ini dapat dilihat dalam
grafik di bawah.
Dalam menggambarkan garis anggaran pengeluaran dimisalkan konsumen
tersebut akan berbelanja sebanyak Rp.150.000,-. Barang yang
dikonsumsinya adalah makanan dan pakaian yang dimana harga masing-
masing barang tersebut adalah Rp. 2.500,- dan Rp. 3.000,-. Garis
anggaran pengeluaran yang dibuat berdasarkan pemisalan ini memotong
kurva kepuasan sama U1 di A dan D ; memotong kepuasan sama U2 di B
dan C, dan menyinggung kurva kepuasan sama U3 di E. kurva kepuasan
sama U4 tidak dipotong atau disinggungnya sama sekali.
19.
20. Keadaan bagaimana yang menyebabkan konsumen itu mencari kepuasan
yang maksimum ? Sudah jelas bahwa kurva U4 adalah yang memberi
kepuasan yang lebih tinggi daripada kurva kepuasan sama lainnya tetapi
kurva ini berada diatas garis anggaraan pengeluaran. Dengan demikian
gabungan makanan dan pakaian yang ditunjukkannya tidak dapat dibeli oleh
pendapatan yang tersedia. Jadi kurva U4 menunjukkan tingkat kepuasan
yang tidak dapat dijangkau konsumen.
Sekiranya konsumen itu mengkonsumsi gabungan barang seperti yang
ditunjukkan oleh titik A, B, C, atau D maka kepuasannya belum mencapai
tingkat yang maksimum. Karena, kalau pada kurva kepuasan sama yang
lebih tinggi. Titik tersebut adalah titik E yang terletak pada kurva U3. Tidak
ada titik lain yang terletak pada garis anggaran pengeluaran dan terletak pula
pada kurva kepuasan sama yang lebih tinggi dari U3. Berdasarkan analisis
ini dapatlah disimpulkan bahwa seorang konsumen akan mencapai yang
maksimum apabila ia mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran
menyinggung kurva kepuasan sama. Titik E menunjukkan bahwa gabungan
barang yang memberi kepuasan maksimum terdiri dari 30 unit makanan dan
25 unit pakaian.
21. TEORI NILAI OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF
Nilai barang atau jasa di bedakan menjadi nilai pakai dan nilai
tukar. Nilai pakai menunjukkan kemampuan suatu barang
barang untuk dipakai atau digunakan dalam memenuhi
kebutuhan hidup yang beragam.
Nilai pakai barang bisa dibedakan sebagai berikut :
1. Nilai pakai subjektif : yaitu nilai suatu barang yang
diberikan seseorang karena bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya. Misalnya, mesin traktor bernilai tinggi pada petani,
tetapi bernilai rendah pada nelayan.
2. Nilai pakai objektif : yaitu nilai suatu barang karena mampu
memenuhi kebutuhan hidup setiap orang. Misalnya, jasa
konsultan keuangan yang bernilai sama, yaitu memberikan jasa
konsultan keuangan.
22. Nilai tukar menunjukkan kemampuan suatu
barang untuk bisa ditukarkan dengan barang
lain atau sejumlah uang tertentu. Nilai tukar
barang dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Nilai tukar subjektif : yaitu nilai tukar
suatu barang dilihat dari sudut pandang
pemiliknya atau orang yang menukarkannya.
2. Nilai tukar objektif : yaitu nilai tukar
barang yang bisa ditukarkan dengan barang
lain.