SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Indera penciumanIndera penciuman
hidung adalah penonjolan pada vertebrata
yang mengandung nostril(lubang/cuping),
yang menyaring udara untuk pernafasan.
Hidung manusia berfungsi menghirup
udara pernafasan, menyaring
udara,menghangatkan udara pernafasan,
juga berperan dalam resonansi suara.
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN
PENGHIDU
 Silia/reseptor berdiri diatas tonjolan mukosa yang dinamakan
vesikel olfaktorius dan masuk ke dalam lapisan sel-sel reseptor
olfaktoria
 Diantara sel-sel reseptor (neuron) terdapat banyak kelenjar
Bowman penghasil mukus (mgdg air, mukopolisakarida, antibodi,
enzim, garam-garam dan protein pengikat bau (G-protein))
 Sel-sel reseptor satu-satunya neuron sistem saraf pusat yang
dapat berganti secara reguler ( 4-8 mgg)
• Kecepatan aliran udara pada saat inspirasi sebesar 250 ml/sec
• Inspirasi dalam molekul udara lebih banyak menyentuh mukosa
olfaktorius sensasi bau tercium
• Syarat zat-zat yang dapat menyebabkan perangsangan penghidu :
- Harus mudah menguap mudah masuk ke liang hidung
- Sedikit larut dalam air mudah melalui mukus
- mudah larut dalam lemak sel-sel rambut olfaktoria dan
ujung luar sel-sel olfaktoria td dari zat lemak
• zat-zat yang ikut dalam udara inspirasi akan larut dalam lapisan
mukus yang berada pada permukaan membran
Human Anatomy, Frolich, Head II:
Throat/Larynx
M&M, Fig. 16.3
Olfactory
epithelium just
under cribiform
plate (of ethmoid
bone) in superior
nasal epithelium at
midline
Kemampuan membaui setiap individu berbeda tergantung dari:
1. susunan rongga hidung, hidung yg mancung/besar lebih baik
membaui drpd hidung pesek/kecil
2. variasi fisiologis  pada wanita menjelang menstruasi atau
saat hamil lbh peka daripada yg tidak
3. konsentrasi bau, terutama bau busuk lebih menyengat
daripada bau yg tidak busuk
4. spesies (jenis)  spesies tertentu mempunyai kemampuan
survival tergantung pada sistem pembaunya sehingga indera
pembau yg sangat peka  pd jarak tertentusudah dpt
membaui  pd anjing (canis domestica)
1. Anosmia : hilangnya kemampuan untuk
membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui.
Penyebab :
 Intranasal : obstruksi hidung (rhinitis vasomotor, rhinitis alergi,
tumor hidung, polip, tumor nasofaring), Rhinitis atrofikan, def.
vitamin A, Zinc
 Intrakranial : trauma kepala, infeksi (abses otak lob.frontalis,
meningitis pd lob.frontalis), tumor lob.frontalis
2. Hiposmia : berkurangnya kemampuan untuk membaui. Penyebab
:
obstruksi hidung (rhinitis vasomotor, rhinitis alergi,
tumor hidung, polip, tumor nasofaring), Rhinitis
atrofikan, deviasi septum.
Kelainan penciuman
3. Hiperosmia adalah penciuman yang berlebihan, lebih jarang
terjadi.
4. Disosmia : berubahnya penciuman yang menyebabkan penderita
merasa mencium bau yang tidak enak, disebabkan oleh:
- Infeksi di dalam sinus
- Kerusakan parsial pada saraf olfaktorius
- Kebersihan mulut yang jelek, sehingga terjadi infeksi mulut yang
berbau tidak enak dan tercium oleh hidung
- Depresi
5. kakosmia : mencium seperti bau busuk. Sering terjadi pada
penderita epilepsi lobus temporalis, depresi, skizofrenia
6. Halusinasi penciuman : biasanya terbentuk bau yang tidak sedap,
dapat dijumpai pada serangan epilepsi yang berasal dari girus unsinat
pada lobus temporal, dan sering disertai gerak mengecap-ngecap
(epilepsi jenis parsial kompleks)
7. Parosmia adalah gangguan penghiduan bilamana tercium
bau yang tidak sesuai misalnya minyak kayu putih tercium
sebagai bau bawang goreng. Penyebab : pasca trauma kepala
pd daerah frontal atau oksipital
Indera pendengaranIndera pendengaran
Telinga merupakan organ yang mampu mendeteksi/
mengenal suara & juga banyak berperan dalam
keseimbangan dan posisi tubuh.
Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama
lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di
kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara,
air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun
telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang
menyambungkan telinga dan otak (nervus
vestibulokoklearis)
Telinga di bagi atas telinga luar, tengah dan dalam
The External EarThe External Ear
• Involved in
hearing only
• Structures of
the external
ear
•Pinna
(auricle)
•External
auditory canal Figure 8.12
Bones of the Tympanic CavityBones of the Tympanic Cavity
• Three bones
span the cavity
•Malleus
(hammer)
•Incus (anvil)
•Stapes (stirrip)
Figure 8.12
Anatomy of the EarAnatomy of the Ear
• The ear is divided into three areas
•Outer
(external)
ear
•Middle
ear
•Inner
ear
Figure 8.12
Organs of HearingOrgans of Hearing
• Organ of Corti
•Located within the cochlea
•Receptors = hair cells on the basilar
membrane
•Gel-like tectorial membrane is capable of
bending hair cells
•Cochlear nerve attached to hair cells
transmits nerve impulses to auditory cortex
on temporal lobe
Organs of HearingOrgans of Hearing
Mechanisms of HearingMechanisms of Hearing
• Vibrations from sound waves move
tectorial membrane
• Hair cells are bent by the membrane
• An action potential starts in the cochlear
nerve
• Continued stimulation can lead to
adaptation
Mechanisms of HearingMechanisms of Hearing
Figure 8.14
Figure 1 The labyrinth of the inner ear, from the left ear. It contains i) the cochlea (yellow),
which is the peripheral organ of our auditory system; ii) the semicircular canals (brown),
which transduce rotational movements; and iii) the otolithic organs (in the blue/purple
pouches), which transduce linear accelerations. The light blue pouch is the endolymphatic
sac, and contains only fluid.
Organs of EquilibriumOrgans of Equilibrium
• Receptor cells are in two structures
•Vestibule
•Semicircular canals
Figure 8.16a, b
Organs of EquilibriumOrgans of Equilibrium
• Equilibrium has two functional parts
•Static equilibrium – sense of gravity at rest
•Dynamic equilibrium – angular and rotary
head movements
Figure 8.16a, b
Static Equilibrium - RestStatic Equilibrium - Rest
• Maculae – receptors in the vestibule
•Report on the position of the head
•Send information via the vestibular nerve
• Anatomy of the maculae
•Hair cells are embedded in the otolithic
membrane
•Otoliths (tiny(=kecil) stones)
float(=mengapung) in a gel around the hair
cells
•Movements cause otoliths to bend the hair
cells
Function of MaculaeFunction of Maculae
Figure 8.15
Dynamic Equilibrium - MovementDynamic Equilibrium - Movement
• Crista ampullaris –
receptors in the
semicircular canals
•Tuft(berkas) of hair cells
•Cupula (gelatinous cap)
covers the hair cells
Dynamic EquilibriumDynamic Equilibrium
• Action of angular head
movements
•The cupula stimulates the
hair cells
•An impulse is sent via the
vestibular nerve to the
cerebellum
Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi
pendengaran penderita, yaitu:
 Tes bisik.
 Tes bisik modifikasi.
 Tes garpu tala.
 Pemeriksaan audiometri.
Pemeriksaan pendengaran
Kelainan pendengaran
Ada 3 jenis ketulian, yaitu :
 Tuli sensorineural / sensorineural hearing loss (SNHL) :
ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi tinggi
 Tuli konduktif / conductive hearing loss (CHL) : ketulian yang
tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah
 Tuli sensorineural & konduktif / mix hearing loss (MHL)
Wax = sumbatan karena serumen
Exostose = tumbuhnya tulang baru
Kelainan ossicular = kelainan di 3 tulang pendengaran kita yaitu
maleous, inkus dan stapes
Ada 3 jenis frekuensi pendengaran, yaitu :
 Frekuensi rendah. Meliputi 16 Hz, 32 Hz, 64 Hz, dan 128 Hz.
 Frekuensi normal. Frekuensi yang dapat didengar oleh
manusia berpendengaran normal. Meliputi 256 Hz, 512 Hz, 1024
Hz, dan 2048 Hz.
 Frekuensi tinggi. Meliputi 4096 Hz dan 8192 Hz.
Tes pendengaran
1. Tes Rinne
Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan
antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada telinga pasien.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Rinne yang kita lakukan, yaitu :
 Normal. Jika tes Rinne positif.
 Tuli konduktif. Jika tes Rinne negatif.
 Tuli sensorineural. Jika tes Rinne positif.
2. Tes Weber
Tujuan : untuk membandingkan hantaran tulang antara
kedua telinga pasien. Jika telinga pasien mendengar lebih
keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga
tersebut. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak
mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti
tidak ada lateralisasi.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan,
yaitu :
 Normal. Jika tidak ada lateralisasi.
 Tuli konduktif. Jika pasien mendengar lebih keras pada
telinga yang sakit.
 Tuli sensorineural. Jika pasien mendengar lebih keras
pada telinga yang sehat.
3. Tes Schwabach
Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk
membandingkan hantaran tulang antara pemeriksa dengan
pasien. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang
kita lakukan, yaitu :
 Normal. Schwabch normal.
 Tuli konduktif. Schwabach memanjang.
 Tuli sensorineural. Schwabach memendek.
Pemeriksaan fungsi vestibuler meliputi : nistagmus, tes romberg,
past pointing test, stepping test .
Pemeriksaan Fungsi Vestibuler
Gangguan Keseimbangan dengan penyebab kelainan vestibuler
a. Pada labirin meliputi penyakit meniere, labirinitis akut,
mabuk kendaraan, intoksikasi streptomisin.
b. Pada vestibuler meliputi semua penyebab tuli saraf ditambah
neuronitis vestibularis.
c. Pada batang otak meliputi lesi vaskuler, tumor serebelum atau
tumor ventrikel IV demielinisasi.
d. Pada lobus temporalis meliputi epilepsi dan iskemia.
Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu
didepan kaki yang lainnya. Tumit kaki yang satu berada didepan
jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dalam
sikap Romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih.
Tes Romberg
Past pointing test
Pemeriksaan pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa
dengan jari telunjuknya, kemudian dengan mata tertutup pasien
diminta untuk mengulangi. Normalnya pasien harus dapat
melakukannya.
Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak
50 langkah dengan kecepatan seperti jalan biasa. Selama test ini
pasien diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama test berlangsung. Dikatakan
abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih dari 1 meter
dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari 30 derajat.
Stepping test
Kelainan keseimbangan
Diseases of the vestibular system can take different forms, and
usually induce vertigo and instability. Most common ones are
1.Vestibular neuritis, a related condition called Labyrinthitis,
and BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo)
2.tumors on the cochleo-vestibular nerve
3.infarct in the brain stem or in cortical regions related to the
processing of vestibular signals
4.cerebellar atrophy
5.Alcohol can also cause alterations in the vestibular system for
short periods of time

More Related Content

What's hot

Organ indra kel iii
Organ indra kel iiiOrgan indra kel iii
Organ indra kel iii
Welly Andrei
 
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIAPOWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
Firdika Arini
 
Presentasi alat indra pada manusia
Presentasi alat indra  pada manusiaPresentasi alat indra  pada manusia
Presentasi alat indra pada manusia
Apapunituzar
 
ppt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologi
ppt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologippt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologi
ppt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologi
momolovesfamily
 
materi kelas IV tentang alat indera pada manusia
 materi kelas IV tentang alat indera pada manusia  materi kelas IV tentang alat indera pada manusia
materi kelas IV tentang alat indera pada manusia
Riski Widiana
 
Ppt ipa bab 20 alat indera
Ppt ipa bab 20 alat  inderaPpt ipa bab 20 alat  indera
Ppt ipa bab 20 alat indera
dituditu
 
Alat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinya
Alat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinyaAlat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinya
Alat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinya
Ujang Sukarna
 

What's hot (20)

Organ indra kel iii
Organ indra kel iiiOrgan indra kel iii
Organ indra kel iii
 
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIAPOWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
 
Sistem panca indra (wafa, kharisma)
Sistem panca indra (wafa, kharisma)Sistem panca indra (wafa, kharisma)
Sistem panca indra (wafa, kharisma)
 
Biologi SMA Sistem indera
Biologi SMA Sistem inderaBiologi SMA Sistem indera
Biologi SMA Sistem indera
 
fisiologi Panca indra
fisiologi Panca indrafisiologi Panca indra
fisiologi Panca indra
 
Presentasi alat indra pada manusia
Presentasi alat indra  pada manusiaPresentasi alat indra  pada manusia
Presentasi alat indra pada manusia
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
 
Ppt. panca indra
Ppt. panca indraPpt. panca indra
Ppt. panca indra
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
 
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
 
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XISistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
 
Indera manusia
Indera manusiaIndera manusia
Indera manusia
 
Anfis sistem sensori
Anfis sistem sensoriAnfis sistem sensori
Anfis sistem sensori
 
ppt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologi
ppt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologippt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologi
ppt ttg Hidung, Lidah & kelainannya-Biologi
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
materi kelas IV tentang alat indera pada manusia
 materi kelas IV tentang alat indera pada manusia  materi kelas IV tentang alat indera pada manusia
materi kelas IV tentang alat indera pada manusia
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Ppt ipa bab 20 alat indera
Ppt ipa bab 20 alat  inderaPpt ipa bab 20 alat  indera
Ppt ipa bab 20 alat indera
 
Alat indera
Alat inderaAlat indera
Alat indera
 
Alat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinya
Alat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinyaAlat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinya
Alat-Alat indera manusia, bagian bagian dan fungsinya
 

Viewers also liked (7)

Indera pembauan
Indera pembauanIndera pembauan
Indera pembauan
 
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di AnatomiSensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
 
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniagaBab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Sistem pendengaran
Sistem pendengaranSistem pendengaran
Sistem pendengaran
 
Indera penciuman
Indera penciumanIndera penciuman
Indera penciuman
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem PernafasanAnatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
 

Similar to Indera penciuman dan pendengaran

Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaan
KANDA IZUL
 
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraan
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraanAnatomi dan fisiologi sistem pengindraan
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraan
AnggaN7
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
WaQhyoe Arryee
 

Similar to Indera penciuman dan pendengaran (20)

Indra Pendengaran
Indra PendengaranIndra Pendengaran
Indra Pendengaran
 
Materi Psikologi Faal Pertemuan 5
Materi Psikologi Faal Pertemuan 5Materi Psikologi Faal Pertemuan 5
Materi Psikologi Faal Pertemuan 5
 
Telinga
TelingaTelinga
Telinga
 
Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaan
 
Ringkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi TelingaRingkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi Telinga
 
Indera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMPIndera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMP
 
INDERA PENDENGARAN KEL.2.pptx
INDERA PENDENGARAN KEL.2.pptxINDERA PENDENGARAN KEL.2.pptx
INDERA PENDENGARAN KEL.2.pptx
 
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraan
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraanAnatomi dan fisiologi sistem pengindraan
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraan
 
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
 
Tugas Biologi kelas IX
Tugas Biologi kelas IXTugas Biologi kelas IX
Tugas Biologi kelas IX
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
[Biologi] Alat Indra - Telinga, Hidung, dan Lidah
[Biologi] Alat Indra - Telinga, Hidung, dan Lidah[Biologi] Alat Indra - Telinga, Hidung, dan Lidah
[Biologi] Alat Indra - Telinga, Hidung, dan Lidah
 
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGASTRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
 
Andini 92
Andini 92Andini 92
Andini 92
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Presentasi alat indera
Presentasi alat inderaPresentasi alat indera
Presentasi alat indera
 

Indera penciuman dan pendengaran

  • 1. Indera penciumanIndera penciuman hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril(lubang/cuping), yang menyaring udara untuk pernafasan. Hidung manusia berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN PENGHIDU  Silia/reseptor berdiri diatas tonjolan mukosa yang dinamakan vesikel olfaktorius dan masuk ke dalam lapisan sel-sel reseptor olfaktoria  Diantara sel-sel reseptor (neuron) terdapat banyak kelenjar Bowman penghasil mukus (mgdg air, mukopolisakarida, antibodi, enzim, garam-garam dan protein pengikat bau (G-protein))  Sel-sel reseptor satu-satunya neuron sistem saraf pusat yang dapat berganti secara reguler ( 4-8 mgg)
  • 7. • Kecepatan aliran udara pada saat inspirasi sebesar 250 ml/sec • Inspirasi dalam molekul udara lebih banyak menyentuh mukosa olfaktorius sensasi bau tercium • Syarat zat-zat yang dapat menyebabkan perangsangan penghidu : - Harus mudah menguap mudah masuk ke liang hidung - Sedikit larut dalam air mudah melalui mukus - mudah larut dalam lemak sel-sel rambut olfaktoria dan ujung luar sel-sel olfaktoria td dari zat lemak • zat-zat yang ikut dalam udara inspirasi akan larut dalam lapisan mukus yang berada pada permukaan membran
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Human Anatomy, Frolich, Head II: Throat/Larynx M&M, Fig. 16.3 Olfactory epithelium just under cribiform plate (of ethmoid bone) in superior nasal epithelium at midline
  • 13. Kemampuan membaui setiap individu berbeda tergantung dari: 1. susunan rongga hidung, hidung yg mancung/besar lebih baik membaui drpd hidung pesek/kecil 2. variasi fisiologis  pada wanita menjelang menstruasi atau saat hamil lbh peka daripada yg tidak 3. konsentrasi bau, terutama bau busuk lebih menyengat daripada bau yg tidak busuk 4. spesies (jenis)  spesies tertentu mempunyai kemampuan survival tergantung pada sistem pembaunya sehingga indera pembau yg sangat peka  pd jarak tertentusudah dpt membaui  pd anjing (canis domestica)
  • 14. 1. Anosmia : hilangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penyebab :  Intranasal : obstruksi hidung (rhinitis vasomotor, rhinitis alergi, tumor hidung, polip, tumor nasofaring), Rhinitis atrofikan, def. vitamin A, Zinc  Intrakranial : trauma kepala, infeksi (abses otak lob.frontalis, meningitis pd lob.frontalis), tumor lob.frontalis 2. Hiposmia : berkurangnya kemampuan untuk membaui. Penyebab : obstruksi hidung (rhinitis vasomotor, rhinitis alergi, tumor hidung, polip, tumor nasofaring), Rhinitis atrofikan, deviasi septum. Kelainan penciuman
  • 15. 3. Hiperosmia adalah penciuman yang berlebihan, lebih jarang terjadi. 4. Disosmia : berubahnya penciuman yang menyebabkan penderita merasa mencium bau yang tidak enak, disebabkan oleh: - Infeksi di dalam sinus - Kerusakan parsial pada saraf olfaktorius - Kebersihan mulut yang jelek, sehingga terjadi infeksi mulut yang berbau tidak enak dan tercium oleh hidung - Depresi 5. kakosmia : mencium seperti bau busuk. Sering terjadi pada penderita epilepsi lobus temporalis, depresi, skizofrenia 6. Halusinasi penciuman : biasanya terbentuk bau yang tidak sedap, dapat dijumpai pada serangan epilepsi yang berasal dari girus unsinat pada lobus temporal, dan sering disertai gerak mengecap-ngecap (epilepsi jenis parsial kompleks)
  • 16. 7. Parosmia adalah gangguan penghiduan bilamana tercium bau yang tidak sesuai misalnya minyak kayu putih tercium sebagai bau bawang goreng. Penyebab : pasca trauma kepala pd daerah frontal atau oksipital
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. Indera pendengaranIndera pendengaran Telinga merupakan organ yang mampu mendeteksi/ mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis) Telinga di bagi atas telinga luar, tengah dan dalam
  • 21.
  • 22. The External EarThe External Ear • Involved in hearing only • Structures of the external ear •Pinna (auricle) •External auditory canal Figure 8.12
  • 23. Bones of the Tympanic CavityBones of the Tympanic Cavity • Three bones span the cavity •Malleus (hammer) •Incus (anvil) •Stapes (stirrip) Figure 8.12
  • 24.
  • 25. Anatomy of the EarAnatomy of the Ear • The ear is divided into three areas •Outer (external) ear •Middle ear •Inner ear Figure 8.12
  • 26.
  • 27. Organs of HearingOrgans of Hearing • Organ of Corti •Located within the cochlea •Receptors = hair cells on the basilar membrane •Gel-like tectorial membrane is capable of bending hair cells •Cochlear nerve attached to hair cells transmits nerve impulses to auditory cortex on temporal lobe
  • 29. Mechanisms of HearingMechanisms of Hearing • Vibrations from sound waves move tectorial membrane • Hair cells are bent by the membrane • An action potential starts in the cochlear nerve • Continued stimulation can lead to adaptation
  • 30. Mechanisms of HearingMechanisms of Hearing Figure 8.14
  • 31.
  • 32.
  • 33. Figure 1 The labyrinth of the inner ear, from the left ear. It contains i) the cochlea (yellow), which is the peripheral organ of our auditory system; ii) the semicircular canals (brown), which transduce rotational movements; and iii) the otolithic organs (in the blue/purple pouches), which transduce linear accelerations. The light blue pouch is the endolymphatic sac, and contains only fluid.
  • 34. Organs of EquilibriumOrgans of Equilibrium • Receptor cells are in two structures •Vestibule •Semicircular canals Figure 8.16a, b
  • 35. Organs of EquilibriumOrgans of Equilibrium • Equilibrium has two functional parts •Static equilibrium – sense of gravity at rest •Dynamic equilibrium – angular and rotary head movements Figure 8.16a, b
  • 36. Static Equilibrium - RestStatic Equilibrium - Rest • Maculae – receptors in the vestibule •Report on the position of the head •Send information via the vestibular nerve • Anatomy of the maculae •Hair cells are embedded in the otolithic membrane •Otoliths (tiny(=kecil) stones) float(=mengapung) in a gel around the hair cells •Movements cause otoliths to bend the hair cells
  • 37. Function of MaculaeFunction of Maculae Figure 8.15
  • 38. Dynamic Equilibrium - MovementDynamic Equilibrium - Movement • Crista ampullaris – receptors in the semicircular canals •Tuft(berkas) of hair cells •Cupula (gelatinous cap) covers the hair cells
  • 39. Dynamic EquilibriumDynamic Equilibrium • Action of angular head movements •The cupula stimulates the hair cells •An impulse is sent via the vestibular nerve to the cerebellum
  • 40. Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran penderita, yaitu:  Tes bisik.  Tes bisik modifikasi.  Tes garpu tala.  Pemeriksaan audiometri. Pemeriksaan pendengaran Kelainan pendengaran Ada 3 jenis ketulian, yaitu :  Tuli sensorineural / sensorineural hearing loss (SNHL) : ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi tinggi  Tuli konduktif / conductive hearing loss (CHL) : ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah  Tuli sensorineural & konduktif / mix hearing loss (MHL)
  • 41. Wax = sumbatan karena serumen Exostose = tumbuhnya tulang baru Kelainan ossicular = kelainan di 3 tulang pendengaran kita yaitu maleous, inkus dan stapes
  • 42.
  • 43.
  • 44. Ada 3 jenis frekuensi pendengaran, yaitu :  Frekuensi rendah. Meliputi 16 Hz, 32 Hz, 64 Hz, dan 128 Hz.  Frekuensi normal. Frekuensi yang dapat didengar oleh manusia berpendengaran normal. Meliputi 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, dan 2048 Hz.  Frekuensi tinggi. Meliputi 4096 Hz dan 8192 Hz. Tes pendengaran 1. Tes Rinne Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada telinga pasien. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Rinne yang kita lakukan, yaitu :  Normal. Jika tes Rinne positif.  Tuli konduktif. Jika tes Rinne negatif.  Tuli sensorineural. Jika tes Rinne positif.
  • 45.
  • 46. 2. Tes Weber Tujuan : untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Jika telinga pasien mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan, yaitu :  Normal. Jika tidak ada lateralisasi.  Tuli konduktif. Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit.  Tuli sensorineural. Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.
  • 47.
  • 48. 3. Tes Schwabach Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara pemeriksa dengan pasien. Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu :  Normal. Schwabch normal.  Tuli konduktif. Schwabach memanjang.  Tuli sensorineural. Schwabach memendek.
  • 49. Pemeriksaan fungsi vestibuler meliputi : nistagmus, tes romberg, past pointing test, stepping test . Pemeriksaan Fungsi Vestibuler Gangguan Keseimbangan dengan penyebab kelainan vestibuler a. Pada labirin meliputi penyakit meniere, labirinitis akut, mabuk kendaraan, intoksikasi streptomisin. b. Pada vestibuler meliputi semua penyebab tuli saraf ditambah neuronitis vestibularis. c. Pada batang otak meliputi lesi vaskuler, tumor serebelum atau tumor ventrikel IV demielinisasi. d. Pada lobus temporalis meliputi epilepsi dan iskemia.
  • 50. Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan kaki yang lainnya. Tumit kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih. Tes Romberg Past pointing test Pemeriksaan pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan jari telunjuknya, kemudian dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengulangi. Normalnya pasien harus dapat melakukannya.
  • 51. Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak 50 langkah dengan kecepatan seperti jalan biasa. Selama test ini pasien diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak beranjak dari tempatnya selama test berlangsung. Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari 30 derajat. Stepping test
  • 52. Kelainan keseimbangan Diseases of the vestibular system can take different forms, and usually induce vertigo and instability. Most common ones are 1.Vestibular neuritis, a related condition called Labyrinthitis, and BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo) 2.tumors on the cochleo-vestibular nerve 3.infarct in the brain stem or in cortical regions related to the processing of vestibular signals 4.cerebellar atrophy 5.Alcohol can also cause alterations in the vestibular system for short periods of time