SlideShare a Scribd company logo
SISTEM MINIMUM
Oleh
Kang Usman
Purwakarta, 11 November 2017
SISTEM MINIMUM
Sistem Minimum STM32
Catu Daya
Sistem Reset
Sistem Minimum: Hardware minimum yang dibutuhkan agar sebuah
mikrokontroler bisa berjalan dengan baik
Clock
Konfigurasi Boot
Sistem Debug
CATU DAYA
CATU DAYA STM32
STM32 bekerja di tegangan 1.8V – 3.6V.
Tegangan yang biasa dipakai 3.3V
Tegangan core 1.2V dengan regulator internal
Untuk bekerja dengan baik, mikrokontroler memerlukan catu daya dengan
tegangan dan arus yang sesuai dengan yang tercantum dalam datasheet
Tegangan core 1.2V dengan regulator internal
Tegangan terpisah untuk bagian analog (ADC, DAC, Reset, PLL)
Tegangan terpisah juga untuk RTC dan SRAM Backup
Untuk catu daya digital dinamakan VDD dan VSS
Untuk catu daya analog dinamakan VDDA dan VSSA
Untuk catu daya batere dinamakan VBAT
Tegangan acuan untuk ADC/DAC dinamakan dengan VREF+ dan VREF-
VCAP digunakan untuk memfilter regulator internal melalui kapasitor
PIN-PIN CATU DAYA
Pin-pin catu daya tergantung dari package mikrokontroler
REKOMENDASI CATU DAYA
SKEMA CATU DAYA
Setiap pin VDD/VDDA/VREF dihubungkan dengan kapasitor decoupling eksternal dengan nilai 100
nF (kapasitor keramik) untuk masing-masing pin dan 1 kapasitor tantalum bernilai minimal 4.7uF
VBAT dihubungkan dengan batere atau kapasitor super eksternal
VCAP dihubungkan dengan kapasitor 2.2uF
VREF- dihubungkan dengan VSSA
Selain nilai tegangan yang harus sesuai dengan spesifikasi, kestabilan dan rendahnya noise di
catu daya sangat diperlukan
VREF- dihubungkan dengan VSSA
VDDA bisa dihubungkan dengan VDD melalui ferrite bead
VSSA juga bisa dihubungkan dengan VSS melalui ferrite bead
Ada pemisahan digital dengan analog, meningkatkan akurasi ADC
SISTEM RESET
SUMBER RESET STM32
Reset eksternal melalui pin NRST (aktif rendah)
Timer watchdog (WWDG dan IWDG)
Reset dari software
Reset dari manajemen catu daya
Sumber reset bisa dibaca melalui register status (RCC_CSR)
Setiap kali catu daya dinyalakan, mikrokontroler harus dalam kondisi reset,untuk menginisialisasi
semua register ke nilai yang diketahui, sehingga bisa bekerja sesuai program yang diinginkan
Sumber reset bisa dibaca melalui register status (RCC_CSR)
Pin NRST disarankan untuk dipulldown oleh kapasitor 100nF
Jika diinginkan untuk reset manual, bisa ditambah push button.
DETEKSI CATU DAYA
DETEKTOR TEGANGAN
STM32 tidak boleh diberi tegangan yang melebihi spesifikasinya. Harus diatur dari luar
STM32 juga tidak boleh diberi tegangan di bawah spesifikasinya. Ada detektor internal.
STM32 dilengkapi dengan POR (Power On Reset) dan PDR (Power Down Reset), yang akan memastikan saat
power on dan power down, STM32 berada di kondisi reset saat tegangan catu daya < 1.8V
Untuk memastikan bahwa STM32 bekerja dengan tegangan yang sesuai spesifikasinya.
power on dan power down, STM32 berada di kondisi reset saat tegangan catu daya < 1.8V
STM32 juga dilengkapi dengan PVD (Programmable Voltage Detector), yang akan memonitor tegangan catu
daya, saat STM32 bekerja. Ketika tegangan berada di bawah ambang batas yang ditetapkan, PVR akan
mereset STM32.
CLOCK
SUMBER CLOCK STM32 (SYSCLK)
Clock utama dan clock sekunder
Clock Utama:
Clock internal HSI (High Speed Internal ) atau MSI (Multi Speed Internal)
Clock bisa diibaratkan mesin bagi mikrokontroler. Kecepatan (Frekuensi) clock akan menentukan
kecepatan processing dari mikrokontroler.
Clock internal HSI (High Speed Internal ) atau MSI (Multi Speed Internal)
Clock eksternal HSE (High Speed External)
Clock dari PLL (Phase Locked Loop)
Digunakan untuk sistem utama
Clock Sekunder:
Clock Internal LSI (Low Speed Internal)
Clock Eksternal LSE (Low Speed External)
Digunakan untuk RTC, Watchdog
EKSTERNAL CLOCK HSE
SUMBER CLOCK EKSTERNAL
Bisa berasal dari osilator eksternal (mode HSE Bypass)
Dengan kristal eksternal
Frekuensi maksimal untuk mode bypass 1 – 16 MHz (STM32F2)
Sumber clock yang berasal dari luar. HSE dibutuhkan terutama untuk periperal yang berkecepatan
tinggi dan membutuhkan frekuensi stabil, misal USB.
Frekuensi maksimal untuk mode bypass 1 – 16 MHz (STM32F2)
Frekuensi maksimal untuk mode kristal 4-26 MHz (STM32F2)
Nilai REXT tergantung pada nilai kristal yang dipakai, biasanya 5-6xRs (resistansi seri kristal)
Nilai kapasitor CL ditentukan oleh
CL = CL1 x CL2 / (CL1 + CL2) + Cstray
Cstray, nilai kapasitansi PCB
Nilai CL1 dan CL2 5-25pF
EKSTERNAL CLOCK LSE
SUMBER CLOCK LSE
Bisa berasal dari kristal atau osilator eksternal
Frekuensi dari kristal eksternal biasanya 32.768 kHz
Sumber clock yang berasal dari luar. Dibutuhkan terutama untuk akurasi RTC
Frekuensi dari osilator eksternal bisa sampai 1 MHz
SUMBER CLOCK INTERNAL
SUMBER CLOCK INTERNAL
HSI dan MSI
Frekuensi HSI berkisar dari 8 – 16 MHz
Sumber clock berasal dari osilator RC internal. Bisa untuk cost down. Pin eksternal clock bisa
digunakan sebagai GPIO.
Frekuensi MSI berkisar dari 65KHz – 4MHz
MSI, biasanya ada di seri low power STM32L. Karena salah satu cara agar mikrokontroler bekerja di
daya rendah adalah dengan bekerja di frekuensi rendah.
HSI tidak bisa digunakan untuk mengaktifkan periperal USB, kecuali di seri STM32L yang sudah
dirancang agar USB bisa aktif dengan osilator internal
SUMBER CLOCK PLL
PLL (Phase Locked Loop) digunakan untuk menghasilkan frekuensi clock system (SYSCLK) yang lebih
tinggi tanpa membutuhkan kristal atau osilator frekuensi tinggi yang harganya lebih mahal. Selain
itu pembangkitan sinyal frekuensi tinggi di internal mengurangi penanganan frekuensi tinggi secara
eksternal. PLL diaktifkan melalui software.
KONFIGURASI BOOT
PIN KONFIGURASI BOOT STM32
Ada 2 pin, BOOT0 dan BOOT1
BOOT0 adalah pin yang memang didedikasikan
Proses Booting adalah proses pengambilan program/instruksi dari sebuah memori untuk dikerjakan
oleh mikrokontroler. STM32 bisa diatur untuk booting dari flash memory, System memory atau
SRAM
BOOT1 diambil dari salah satu GPIO (PB2)
Konfigurasi pin BOOT:
System memory, berisi program bootloader yang biasa dipakai untuk memprogram flash
STM32,misal melalui UART
Aplikasi kebanyakan langsung menghubungkan BOOT0 ke ground, biasanya melalui resistor 100K.
Atau bisa juga dengan switch untuk memilih di logika 1 atau 0, mengaktifkan bootloader
SISTEM DEBUG
SISTEM DEBUG ARM CORTEX-M
Bagian dari core ARM Cortex-M
Menggunakan arsitektur CoreSight
Bisa menghentikan program, menjalankan program langkah demi langkah, dan break point
Debug merupakan proses pencarian kesalahan (bug) yang mungkin terjadi ketika sebuah
program atau software berjalan. Debug dilakukan saat proses pengembangan (penulisan
program).
Bisa menghentikan program, menjalankan program langkah demi langkah, dan break point
Mengakse data dari dari semua memori (termasuk flash) dan register (CPU dan periperal)
Port debug adalah DAP (Debug Access Port), yang akan menghubungkan CPU dengan host debug,
biasanya adalah PC
Antarmukanya JTAG (J-DP) atau SWD (SW-DP)
ANTARMUKA PORT DEBUG
PIN-PIN JTAG & SWD
JTAG terdiri atas 5 pin
1. TDI (Test Data In)
JTAG (Joint Test Action Group) pada dasarnya adalah standar untuk pengetesan sistem elektronik.
Sekarang dipakai untuk memprogram, mendebu System on chip(SOC), mikrokontroler, FPGA atau
DSP. SWD (Serial Wire Debug) sistem debug yang dikembangkan oleh ARM.
2. TDO (Test Data Out)
3. TMS (Test Mode Select)
4. TCK (Test Clock)
5. TRST (Test Reset), optional
SWD terdiri atas 2 pin
1. SWDIO, data 2 arah
2. SWCLK, clock
3. SWO, Output asinkron untuk trace (optional)
Pin TCK dan TMS di JTAG, berbagi fungsi dengan pin SWCLK dan SWDIO di SWD
TCK di JTAG bisa sampai 100 MHz, sedangkan SWCLK di SWD bisa sampai 50 MHz
PIN-PIN JTAG & SWD STM32
Pin-pin debug merupakan fungsi alternatif GPIO
Disarankan untuk menggunakan mode SWD, terutama pada package dengan jumlah pin yang sedikit
Di package yang pinnya sedikit (misal TSSOP14), tidak ada port JTAG
Pin JTAG yang tidak terpakai (TRST,TDO, dan TDI) dan pin SW bisa untuk GPIO
Jika semua port debug dipakai sebagai GPIO, maka STM32 tidak akan bisa di-debug
Pin JTAG & SWD di STM32 pada dasarnya adalah GPIO yang difungsikan sebagai pin JTAG atau SWD
(fungsi alternatif). Secara default setelah reset, pin-pin tersebut langsung berfungsi sebagai
JTAG/SWD . Pin-pin JTAG juga bisa dipakai sebagai pin GPIO.
Untuk mendownload program bisa menggunakan bootloader
Atau, setelah masuk ke bootloader, diakses lagi melalui port JTAG atau SWD
Pin BOOT0 diberi logika tinggi.
REFERENSI
Pengembangan sistem embedded berbasis stm32

More Related Content

What's hot

Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Djodi Antono
 
Fully depleted silicon insulator
Fully depleted silicon insulatorFully depleted silicon insulator
Fully depleted silicon insulator
sandeep sandy
 
Ditial to Analog Converter
Ditial to Analog ConverterDitial to Analog Converter
Ditial to Analog Converter
Gauravsinh Parmar
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiEko Supriyadi
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameterampas03
 
CMOS TG
CMOS TGCMOS TG
CMOS TG
aghila1994
 
Generation of fm
Generation of fmGeneration of fm
Generation of fm
kaavyabalachandran
 
IGBT
IGBTIGBT
Function generator
Function generatorFunction generator
Function generator
Poojith Chowdhary
 
Phase locked loop
Phase locked loopPhase locked loop
Phase locked loop
Preet_patel
 
function generator
function generatorfunction generator
function generator
Himanshu Singh
 
Classes of amplifiers
Classes of amplifiersClasses of amplifiers
Classes of amplifiers
Arsalan Qureshi
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
schlamhaff
 
Audio Amplifier
Audio AmplifierAudio Amplifier
Audio Amplifier
Jyoti Rawat
 
Basics of open source embedded development board (
Basics of open source embedded development board (Basics of open source embedded development board (
Basics of open source embedded development board (
Dhruwank Vankawala
 
Karakteristik Dioda
Karakteristik DiodaKarakteristik Dioda
Karakteristik Dioda
Ady Purnomo
 
Power amplifier ppt
Power amplifier pptPower amplifier ppt
Power amplifier ppt
Krishna Ece
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
eko_dp
 
267182869 large-signal-amplifiers-ppt
267182869 large-signal-amplifiers-ppt267182869 large-signal-amplifiers-ppt
267182869 large-signal-amplifiers-ppt
prasadjanga85
 

What's hot (20)

Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
Fully depleted silicon insulator
Fully depleted silicon insulatorFully depleted silicon insulator
Fully depleted silicon insulator
 
Ditial to Analog Converter
Ditial to Analog ConverterDitial to Analog Converter
Ditial to Analog Converter
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisi
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameter
 
CMOS TG
CMOS TGCMOS TG
CMOS TG
 
Generation of fm
Generation of fmGeneration of fm
Generation of fm
 
IGBT
IGBTIGBT
IGBT
 
Function generator
Function generatorFunction generator
Function generator
 
IGBT
IGBTIGBT
IGBT
 
Phase locked loop
Phase locked loopPhase locked loop
Phase locked loop
 
function generator
function generatorfunction generator
function generator
 
Classes of amplifiers
Classes of amplifiersClasses of amplifiers
Classes of amplifiers
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
Audio Amplifier
Audio AmplifierAudio Amplifier
Audio Amplifier
 
Basics of open source embedded development board (
Basics of open source embedded development board (Basics of open source embedded development board (
Basics of open source embedded development board (
 
Karakteristik Dioda
Karakteristik DiodaKarakteristik Dioda
Karakteristik Dioda
 
Power amplifier ppt
Power amplifier pptPower amplifier ppt
Power amplifier ppt
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
 
267182869 large-signal-amplifiers-ppt
267182869 large-signal-amplifiers-ppt267182869 large-signal-amplifiers-ppt
267182869 large-signal-amplifiers-ppt
 

Similar to Pengembangan sistem embedded berbasis stm32

Presentasi makalah interface & peripheral
Presentasi makalah interface & peripheralPresentasi makalah interface & peripheral
Presentasi makalah interface & peripheralyohanesjati
 
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newM I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
Deddy Susilo
 
Tutorial at89s51
Tutorial at89s51Tutorial at89s51
Tutorial at89s51
Wawan Kurniawan
 
1 mikrokontroler-avr1
1  mikrokontroler-avr11  mikrokontroler-avr1
1 mikrokontroler-avr1
Herdi Fadillah
 
Laporan Joystick
Laporan JoystickLaporan Joystick
Laporan Joystick
Dori Pradito
 
Perancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraan
Perancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraanPerancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraan
Perancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraan
Miltha Adhilla Adhilla
 
Bab ii atmega8
Bab ii atmega8Bab ii atmega8
Bab ii atmega8
Aput Rodriguez
 
Dasar dasar mikrokontroler
Dasar dasar mikrokontrolerDasar dasar mikrokontroler
Dasar dasar mikrokontroler
TantriIrawan
 
Antarmuka komputer
Antarmuka komputerAntarmuka komputer
Antarmuka komputer
Kahfi Nugraha
 
Kuliah 3-mengenal avr
Kuliah 3-mengenal avrKuliah 3-mengenal avr
Kuliah 3-mengenal avr
Oktaf Kharisma
 
Mikrokontroler io tombol dan led
Mikrokontroler io tombol dan ledMikrokontroler io tombol dan led
Mikrokontroler io tombol dan led
Jodit Sulistyo
 
Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2
Rumah Belajar
 
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Muhammad Kennedy Ginting
 
1. Pengantar.pdf
1. Pengantar.pdf1. Pengantar.pdf
1. Pengantar.pdf
TotokBudioko1
 
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran MikrokontrollerPresentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
irsyadsyawal1
 
Modul arduino i ii
Modul arduino i iiModul arduino i ii
Modul arduino i ii
sutono stn
 
Kurikulum plc
Kurikulum plc Kurikulum plc
Kurikulum plc
agus supriyanto
 
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Muhammad Kennedy Ginting
 
Rancangan led menyala bervariasi
Rancangan led menyala bervariasiRancangan led menyala bervariasi
Rancangan led menyala bervariasi
Pikapuakawai Pikapuakawai
 

Similar to Pengembangan sistem embedded berbasis stm32 (20)

Presentasi makalah interface & peripheral
Presentasi makalah interface & peripheralPresentasi makalah interface & peripheral
Presentasi makalah interface & peripheral
 
PROYEK1
PROYEK1PROYEK1
PROYEK1
 
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newM I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
 
Tutorial at89s51
Tutorial at89s51Tutorial at89s51
Tutorial at89s51
 
1 mikrokontroler-avr1
1  mikrokontroler-avr11  mikrokontroler-avr1
1 mikrokontroler-avr1
 
Laporan Joystick
Laporan JoystickLaporan Joystick
Laporan Joystick
 
Perancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraan
Perancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraanPerancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraan
Perancangan dan pembuatan alat keamanan kendaraan
 
Bab ii atmega8
Bab ii atmega8Bab ii atmega8
Bab ii atmega8
 
Dasar dasar mikrokontroler
Dasar dasar mikrokontrolerDasar dasar mikrokontroler
Dasar dasar mikrokontroler
 
Antarmuka komputer
Antarmuka komputerAntarmuka komputer
Antarmuka komputer
 
Kuliah 3-mengenal avr
Kuliah 3-mengenal avrKuliah 3-mengenal avr
Kuliah 3-mengenal avr
 
Mikrokontroler io tombol dan led
Mikrokontroler io tombol dan ledMikrokontroler io tombol dan led
Mikrokontroler io tombol dan led
 
Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2
 
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
Modul ATmega8535 by muhammad kennedy ginting (Universitas Sumatera Utara)
 
1. Pengantar.pdf
1. Pengantar.pdf1. Pengantar.pdf
1. Pengantar.pdf
 
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran MikrokontrollerPresentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
 
Modul arduino i ii
Modul arduino i iiModul arduino i ii
Modul arduino i ii
 
Kurikulum plc
Kurikulum plc Kurikulum plc
Kurikulum plc
 
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
Membuat stopwatch menggunakan mikrokontroler atmega16 by muhammad kennedy gin...
 
Rancangan led menyala bervariasi
Rancangan led menyala bervariasiRancangan led menyala bervariasi
Rancangan led menyala bervariasi
 

Recently uploaded

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 

Recently uploaded (10)

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 

Pengembangan sistem embedded berbasis stm32

  • 2. SISTEM MINIMUM Sistem Minimum STM32 Catu Daya Sistem Reset Sistem Minimum: Hardware minimum yang dibutuhkan agar sebuah mikrokontroler bisa berjalan dengan baik Clock Konfigurasi Boot Sistem Debug
  • 3. CATU DAYA CATU DAYA STM32 STM32 bekerja di tegangan 1.8V – 3.6V. Tegangan yang biasa dipakai 3.3V Tegangan core 1.2V dengan regulator internal Untuk bekerja dengan baik, mikrokontroler memerlukan catu daya dengan tegangan dan arus yang sesuai dengan yang tercantum dalam datasheet Tegangan core 1.2V dengan regulator internal Tegangan terpisah untuk bagian analog (ADC, DAC, Reset, PLL) Tegangan terpisah juga untuk RTC dan SRAM Backup Untuk catu daya digital dinamakan VDD dan VSS Untuk catu daya analog dinamakan VDDA dan VSSA Untuk catu daya batere dinamakan VBAT Tegangan acuan untuk ADC/DAC dinamakan dengan VREF+ dan VREF- VCAP digunakan untuk memfilter regulator internal melalui kapasitor
  • 4. PIN-PIN CATU DAYA Pin-pin catu daya tergantung dari package mikrokontroler
  • 5. REKOMENDASI CATU DAYA SKEMA CATU DAYA Setiap pin VDD/VDDA/VREF dihubungkan dengan kapasitor decoupling eksternal dengan nilai 100 nF (kapasitor keramik) untuk masing-masing pin dan 1 kapasitor tantalum bernilai minimal 4.7uF VBAT dihubungkan dengan batere atau kapasitor super eksternal VCAP dihubungkan dengan kapasitor 2.2uF VREF- dihubungkan dengan VSSA Selain nilai tegangan yang harus sesuai dengan spesifikasi, kestabilan dan rendahnya noise di catu daya sangat diperlukan VREF- dihubungkan dengan VSSA VDDA bisa dihubungkan dengan VDD melalui ferrite bead VSSA juga bisa dihubungkan dengan VSS melalui ferrite bead Ada pemisahan digital dengan analog, meningkatkan akurasi ADC
  • 6. SISTEM RESET SUMBER RESET STM32 Reset eksternal melalui pin NRST (aktif rendah) Timer watchdog (WWDG dan IWDG) Reset dari software Reset dari manajemen catu daya Sumber reset bisa dibaca melalui register status (RCC_CSR) Setiap kali catu daya dinyalakan, mikrokontroler harus dalam kondisi reset,untuk menginisialisasi semua register ke nilai yang diketahui, sehingga bisa bekerja sesuai program yang diinginkan Sumber reset bisa dibaca melalui register status (RCC_CSR) Pin NRST disarankan untuk dipulldown oleh kapasitor 100nF Jika diinginkan untuk reset manual, bisa ditambah push button.
  • 7. DETEKSI CATU DAYA DETEKTOR TEGANGAN STM32 tidak boleh diberi tegangan yang melebihi spesifikasinya. Harus diatur dari luar STM32 juga tidak boleh diberi tegangan di bawah spesifikasinya. Ada detektor internal. STM32 dilengkapi dengan POR (Power On Reset) dan PDR (Power Down Reset), yang akan memastikan saat power on dan power down, STM32 berada di kondisi reset saat tegangan catu daya < 1.8V Untuk memastikan bahwa STM32 bekerja dengan tegangan yang sesuai spesifikasinya. power on dan power down, STM32 berada di kondisi reset saat tegangan catu daya < 1.8V STM32 juga dilengkapi dengan PVD (Programmable Voltage Detector), yang akan memonitor tegangan catu daya, saat STM32 bekerja. Ketika tegangan berada di bawah ambang batas yang ditetapkan, PVR akan mereset STM32.
  • 8. CLOCK SUMBER CLOCK STM32 (SYSCLK) Clock utama dan clock sekunder Clock Utama: Clock internal HSI (High Speed Internal ) atau MSI (Multi Speed Internal) Clock bisa diibaratkan mesin bagi mikrokontroler. Kecepatan (Frekuensi) clock akan menentukan kecepatan processing dari mikrokontroler. Clock internal HSI (High Speed Internal ) atau MSI (Multi Speed Internal) Clock eksternal HSE (High Speed External) Clock dari PLL (Phase Locked Loop) Digunakan untuk sistem utama Clock Sekunder: Clock Internal LSI (Low Speed Internal) Clock Eksternal LSE (Low Speed External) Digunakan untuk RTC, Watchdog
  • 9. EKSTERNAL CLOCK HSE SUMBER CLOCK EKSTERNAL Bisa berasal dari osilator eksternal (mode HSE Bypass) Dengan kristal eksternal Frekuensi maksimal untuk mode bypass 1 – 16 MHz (STM32F2) Sumber clock yang berasal dari luar. HSE dibutuhkan terutama untuk periperal yang berkecepatan tinggi dan membutuhkan frekuensi stabil, misal USB. Frekuensi maksimal untuk mode bypass 1 – 16 MHz (STM32F2) Frekuensi maksimal untuk mode kristal 4-26 MHz (STM32F2) Nilai REXT tergantung pada nilai kristal yang dipakai, biasanya 5-6xRs (resistansi seri kristal) Nilai kapasitor CL ditentukan oleh CL = CL1 x CL2 / (CL1 + CL2) + Cstray Cstray, nilai kapasitansi PCB Nilai CL1 dan CL2 5-25pF
  • 10. EKSTERNAL CLOCK LSE SUMBER CLOCK LSE Bisa berasal dari kristal atau osilator eksternal Frekuensi dari kristal eksternal biasanya 32.768 kHz Sumber clock yang berasal dari luar. Dibutuhkan terutama untuk akurasi RTC Frekuensi dari osilator eksternal bisa sampai 1 MHz
  • 11. SUMBER CLOCK INTERNAL SUMBER CLOCK INTERNAL HSI dan MSI Frekuensi HSI berkisar dari 8 – 16 MHz Sumber clock berasal dari osilator RC internal. Bisa untuk cost down. Pin eksternal clock bisa digunakan sebagai GPIO. Frekuensi MSI berkisar dari 65KHz – 4MHz MSI, biasanya ada di seri low power STM32L. Karena salah satu cara agar mikrokontroler bekerja di daya rendah adalah dengan bekerja di frekuensi rendah. HSI tidak bisa digunakan untuk mengaktifkan periperal USB, kecuali di seri STM32L yang sudah dirancang agar USB bisa aktif dengan osilator internal
  • 12. SUMBER CLOCK PLL PLL (Phase Locked Loop) digunakan untuk menghasilkan frekuensi clock system (SYSCLK) yang lebih tinggi tanpa membutuhkan kristal atau osilator frekuensi tinggi yang harganya lebih mahal. Selain itu pembangkitan sinyal frekuensi tinggi di internal mengurangi penanganan frekuensi tinggi secara eksternal. PLL diaktifkan melalui software.
  • 13. KONFIGURASI BOOT PIN KONFIGURASI BOOT STM32 Ada 2 pin, BOOT0 dan BOOT1 BOOT0 adalah pin yang memang didedikasikan Proses Booting adalah proses pengambilan program/instruksi dari sebuah memori untuk dikerjakan oleh mikrokontroler. STM32 bisa diatur untuk booting dari flash memory, System memory atau SRAM BOOT1 diambil dari salah satu GPIO (PB2) Konfigurasi pin BOOT: System memory, berisi program bootloader yang biasa dipakai untuk memprogram flash STM32,misal melalui UART Aplikasi kebanyakan langsung menghubungkan BOOT0 ke ground, biasanya melalui resistor 100K. Atau bisa juga dengan switch untuk memilih di logika 1 atau 0, mengaktifkan bootloader
  • 14. SISTEM DEBUG SISTEM DEBUG ARM CORTEX-M Bagian dari core ARM Cortex-M Menggunakan arsitektur CoreSight Bisa menghentikan program, menjalankan program langkah demi langkah, dan break point Debug merupakan proses pencarian kesalahan (bug) yang mungkin terjadi ketika sebuah program atau software berjalan. Debug dilakukan saat proses pengembangan (penulisan program). Bisa menghentikan program, menjalankan program langkah demi langkah, dan break point Mengakse data dari dari semua memori (termasuk flash) dan register (CPU dan periperal) Port debug adalah DAP (Debug Access Port), yang akan menghubungkan CPU dengan host debug, biasanya adalah PC Antarmukanya JTAG (J-DP) atau SWD (SW-DP)
  • 15. ANTARMUKA PORT DEBUG PIN-PIN JTAG & SWD JTAG terdiri atas 5 pin 1. TDI (Test Data In) JTAG (Joint Test Action Group) pada dasarnya adalah standar untuk pengetesan sistem elektronik. Sekarang dipakai untuk memprogram, mendebu System on chip(SOC), mikrokontroler, FPGA atau DSP. SWD (Serial Wire Debug) sistem debug yang dikembangkan oleh ARM. 2. TDO (Test Data Out) 3. TMS (Test Mode Select) 4. TCK (Test Clock) 5. TRST (Test Reset), optional SWD terdiri atas 2 pin 1. SWDIO, data 2 arah 2. SWCLK, clock 3. SWO, Output asinkron untuk trace (optional) Pin TCK dan TMS di JTAG, berbagi fungsi dengan pin SWCLK dan SWDIO di SWD TCK di JTAG bisa sampai 100 MHz, sedangkan SWCLK di SWD bisa sampai 50 MHz
  • 16. PIN-PIN JTAG & SWD STM32 Pin-pin debug merupakan fungsi alternatif GPIO Disarankan untuk menggunakan mode SWD, terutama pada package dengan jumlah pin yang sedikit Di package yang pinnya sedikit (misal TSSOP14), tidak ada port JTAG Pin JTAG yang tidak terpakai (TRST,TDO, dan TDI) dan pin SW bisa untuk GPIO Jika semua port debug dipakai sebagai GPIO, maka STM32 tidak akan bisa di-debug Pin JTAG & SWD di STM32 pada dasarnya adalah GPIO yang difungsikan sebagai pin JTAG atau SWD (fungsi alternatif). Secara default setelah reset, pin-pin tersebut langsung berfungsi sebagai JTAG/SWD . Pin-pin JTAG juga bisa dipakai sebagai pin GPIO. Untuk mendownload program bisa menggunakan bootloader Atau, setelah masuk ke bootloader, diakses lagi melalui port JTAG atau SWD Pin BOOT0 diberi logika tinggi.