Indonesia memiliki potensi sumber daya alam di wilayah pesisir yang besar namun belum dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Masyarakat pesisir di Kalimantan Barat masih hidup dalam kemiskinan walaupun potensi ekonomi laut sangat besar. Diperlukan pendekatan terpadu untuk pembangunan wilayah pesisir yang melibatkan masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa.
Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
power point sumber daya alam laut yang di buat oleh anak anak kreatif kelas al fatih ponpes bumi Shalawat..anak anak itu adalah Rifqi fahrudin,A.Shobrur ridlo,M.ali fikri alan s.,dan Jundu muhammad m.i
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa.
Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
power point sumber daya alam laut yang di buat oleh anak anak kreatif kelas al fatih ponpes bumi Shalawat..anak anak itu adalah Rifqi fahrudin,A.Shobrur ridlo,M.ali fikri alan s.,dan Jundu muhammad m.i
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
pembangunan wilayah pesisir merupakan salah satu alternatif pembangunan di sektor ekonomi. dengan luas wilayah perairan darat dan laut yang lebih luas dari daratan seharusnya sektor ini dapat menyumbang devisa yang relatif besar bagi negara.
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
pembangunan wilayah pesisir merupakan salah satu alternatif pembangunan di sektor ekonomi. dengan luas wilayah perairan darat dan laut yang lebih luas dari daratan seharusnya sektor ini dapat menyumbang devisa yang relatif besar bagi negara.
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Himaka Unsyiah
Nama : Muhammad Adhe Putra
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Januari 1994
Email : adheputra38@gmail.com
Asal Universitas : Institut Pertanian Bogor
Judul Esai : Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community Untuk Pembangungan Ekonomi Nasional
Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh pemerintah daerah
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
Pemanfaatan SDKP berkelanjutan pada prinsipnya adalah perpaduan antara pengelolaan
sumberdaya dan pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dalam
jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Teknologi penangkapan ikan
bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga memperbaiki
proses penangkapan untuk meminimumkan dampak penangkapan ikan terhadap
lingkungan perairan dan biodiversitinya.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
1.
2. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri dari sekitar 17.504 pulau dengan panjang garis
pantai kurang lebih 81.000 km. Di sepanjang garis
pantai ini terdapat berbagai potensi sumber daya alam
seperti perikanan, perkebunan, pertambangan dsb.
Potensi-potensi tersebut perlu dikelola secara terpadu
agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Wilayah pesisir secara ekologis merupakan daerah
pertemuan antara ekosistem darat dan laut. Ke arah
darat meliputi bagian tanah, baik yang kering maupun
yang terendam air laut, dan masih dipengaruhi oleh
sifat-sifat fisik laut seperti pasang surut, ombak dan
gelombang serta perembesan air laut.
3. Total potensi lestari dari sumber daya perikanan laut
Indonesia diperkirakan mencapai 6,7 juta ton per
tahun, masing-masing 4,4 juta ton di perairan teritorial
dan perairan nusantara serta 2,3 ton di perairan ZEE
(sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan). ),
karakteristik wiiayah yang berupa lautan, dan
karakteristik masyarakat yang berada pada berbagai
level sosial-ekonomi Boleh dikatakan bahwa strategi
pembangunan pesisir selama ini masih belum
berdasarkan sistem pembangunan partisipatif dan
kurang mendayagunakan potensi masyarakat secara
terpadu, dengan demikian hal tersebut tidak dapat
dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkannya
sehingga sebagian besar masyarakat nelayan masih
hidup dalam keadaan miskin.
4. Hasil kajian Lembaga Survey dan Kajian Kalimantan Barat,
Pontianak 2013 bahwa pertumbuhan ekonomi di
Kalimantan Barat yang terus meningkat justru tidak linier
dengan peningkatan pendapatan masyarakat pesisir,
sehingga berbagai komoditi ekonomi hasil laut yang sangat
potensial seperti berbagai jenis ikan yang bisa diolah
menjadi dendeng, abon, kerupuk, bakso, ikan asin, ikan teri,
dan udang ebi, budi daya ikan dan rumput laut serta
komoditi lain belum memberikan kontribusi nilai ekonomi
masyarakat pesisir yang signifikan dengan komoditi
sumber laut . Kondisi ini tidak mencerminkan fenomena
seperti adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi
tidak disertai dengan ketidakselarasan pendapatan sosial
yang tinggi. Meningkatnya investasi tetapi pengangguran
justru tidak berkurang. Meningkatnya anggaran
pembangunan tetapi kemiskinan dan ketertinggalan,
merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
5. dilakukan melalui pendekatan wilayah. Konsep ini
dapat dikatakan merupakan konsep kombinasi dari
beberapa program dalam suatu wilayah dan setiap
program yang dilakukan dapat saling terkait antara
satu program dengan program yang lain. Berdasarkan
komponen data yang dijumpai di lapangan melalui
EFAS (External Strategic Factors Analysis) dan IFAS
(Internal Strategic Factors Analysis), kemudian
dilakukan analisis hasil berdasarkan instrumen survey
sebagai berikut:
1. Aspek Biofisik
2. Aspek Teknologi
3. Aspek Pasar yang mencakup perikanan
4. Aspek sosial ekonomi budaya
6. Di Kecamatan Sungai Kunyit, Kecamatan
Mempawah Hilir, dan Kecamatan Mempawah
Timur adalah sebagai berikut:
1. Jenis ikan yang di tangkap
2. Dilihat dari gugusan pulau-pulau kecil
3. Tingkat eksploitasi hasil tangkapan
4. Status habitat di lokasi
7. Kabupaten Pontianak adalah kawasan yang memiliki
beberapa kriteria sebagai berikut :
1. ) memiliki ekosistem terumbu karang dengan
keanekaragaman
2. ekosistem dan kawasan yang dijadikan sebagai lokasi
alternatif juga merupakan lokasi mendarat dan bertelurnya
spesies yang mendapatkan prioritas perlindungan, seperti
penyu Laut dan atau ekosistem sumberdaya yang
terkategori unik
3. Ekosistem dan kawasan alternatif yang dilindungi
Memiliki bentang alam yang berasosiasi dengan habitat
(flora dan fauna) dan masih relatif cukup terbebas dan
aktivitas manusia yang beragam dan kompleks
4. ekosistem fishing ground
8. 1. Tingkat teknologi untuk alat kapal dan alat
tangkap tidak memadai
2. Kegiatan atau pola penangkapan ikan
cenderung dilakukan secara musiman
3. Nelayan tidak melakukan penangkapan di
lepas pantai
9. 1. Dari aspek hasil tangkapan 90 persen dijual atau dipasarkan oleh
pengumpul melalui agen hingga ke pengecer yang berada di Kuala
Mempawah dan sekitarnya
2. Jumlah pembeli relatif banyak, hal ini bisa dilihat bahwa 90 persen
hasil tangkapan berada di tangan pembeli
3. Jumlah penjual relatif banyak
4. Hubungan antara pembeli dan penjual sangat baik
5 . Pada segmen pasar tertentu, perempuan ikut berperan dalam
membuat produk komoditi dari ikan yang memberi nilai tambah
6. Orientasi pasar sudah sangat baik, di mana pemasaran selain untuk
memenuhi permintaan di Kabupaten Pontianak
7. Nilai produk mengindikasikan bahwa perkembangan harga ikan
sangat kondusif
8. Hubungan harga ikan antar musim, antar lokasi, dan antar spesies
tidak terlalu berpengaruh
9. Pada tingkat nelayan harga jual ikan relatif baik
10. Nilai tambah ekonomi jika ikan dijual dalam produk alternatif