SlideShare a Scribd company logo
PEMANTAUAN KAWASAN BUDIDAYA DAN KESEHATAN 
IKAN DAN LINGKUNGAN DI SELAT NENEK KELURAHAN 
TEMOYONG, KECAMATAN BULANG - BATAM 
LAPORAN PERJALANAN DINAS 
Disusun Oleh : 
ROMI NOVRIADI, S.Pd.Kim, M.Sc 
Mulyadi, S.ST.Pi 
Antin Sri Lestari, S.Pi 
Jhonner Sihotang, A.Md 
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BATAM 
2014
Gambar 1. Tim pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan Balai 
Perikanan Budidaya Laut Batam bersama perangkat daerah Kelurahan Temoyong, Kecamatan 
Bulang, Kota Batam
PEMANTAUAN KAWASAN BUDIDAYA DAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN 
DI SELAT NENEK KELURAHAN TEMOYONG, KECAMATAN BULANG – BATAM 
Romi Novriadi1, Mulyadi2, Antin S.L3 dan Jhonner Sihotang4 
1) Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Muda 
2) Pengawas Perikanan Muda 
3) Perekayasa Muda 
4) Pengawas Perikanan Pelaksana 
A B S T R A K 
Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu 
perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang 
relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari 
fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang 
dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup 
optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa 
terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem 
budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat 
antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh 
pemerintah daerah 
Kata kunci: Selat Nenek, Temoyong, Kualitas air, Diplectanum sp, Vibrio sp 
A B S T R A C T 
Monitoring of aquaculture site and fish diseases are one of the tool that can be used to 
identify the production data and information about the current diseases characteristic at 
“certain” location as an impact of several environmental quality. From the monitoring activity 
that has been done at Nenek strait, Temoyong district showed that the water quality are good 
enough for marine fish production, while from diseases analysis showed that parasitic infection 
of Diplecatnum spp and bacterial infection Vibrio sp as an impact of aquaculture system. From 
the interviewed activity showed that the society are very antusiastic to develop the aquaculture 
production as along as their get a full support from the local government 
Key words: Nenek strait, Temoyong, Water quality, Diplectanum sp, Vibrio sp
I. Pendahuluan 
Pembangunan industri budidaya saat ini telah berjalan dengan sangat baik seiring dengan 
komitmen untuk terlibat aktif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang 
disertai dengan peningkatan mutu dan daya saing produk. Berpatokan kepada hasil 
pembangunan yang dicapai dan melihat masih besarnya potensi untuk pengembangan sektor 
perikanan budidaya khususnya di Kelurahan Temoyong – Kota Batam, menjadikan sektor ini 
sebagai salah satu sektor yang sangat menjanjikan bagi masyarakat dan daerah. Potensi ini 
terlihat dari meningkatnya minat masyarakat untuk bekerja di bidang perikanan budidaya, 
terbukanya peluang pendapatan selain dari sektor penangkapan hingga kepada pemasaran ikan 
hasil budidaya ke luar negeri 
Secara nasional, total produksi perikanan budidaya telah memiliki peningkatan yang cukup 
signifikan selama 5 tahun terakhir dengan rata-rata peningkatan sebesar 8.83% dan telah 
mencapai total produksi hingga 13.2 juta ton. Sementara, berdasarkan data analisis (2011) yang 
diperoleh dari Profil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, jumlah total produksi berbagai 
komoditas budidaya di Kota Batam baru mencapai 344 ton/ha/tahun dengan perincian 56 ton 
dari produksi ikan karang, 260 ton dari ikan pelagis dan 28 ton dari produksi rumput laut. 
Jumlah ini dinilai masih sangat kecil karena berdasarkan hasil analisis potensi, Kota Batam 
seharusnya memiliki kontribusi produksi perikanan budidaya hingga 57.833 ton/tahun. Kalau 
potensi ini dapat dioptimalkan, selain dapat meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian 
masyarakat juga memiliki kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan 
budidaya nasional. 
Dalam pencapaian keberhasilan produksi, tentu tidak terlepas dari berbagai kendala dan 
permasalahan seperti minimnya ketersediaan benih, pakan untuk perbesaran, degradasi 
kualitas lingkungan, infeksi mikroorganisme patogen dan pemasaran (Rimmer dan Sugama, 
2005). Oleh karena itu pengembangan dan aplikasi teknologi serta kebijakan yang dapat 
menjamin keberlanjutan kesehatan lingkungan untuk produksi, dan juga peningkatan perhatian 
dari konsumen, produsen perikanan budidaya, akademisi dan pengelola produksi sangat 
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas produk, gizi dan keamanan pangan hasil produksi 
budidaya (NACA/FAO, 2000). 
Memperhatikan hal tersebut di atas, maka upaya pengendalian penyakit ikan dan 
lingkungan yang tepat, sistimatis serta terintegrasi menjadi hal yang penting dan mutlak untuk 
dapat menjamin keberlanjutan produksi perikanan budidaya. Salah satu upaya pengendalian 
tersebut adalah dengan melakukan kegiatan pemantauan yang dapat memberikan informasi 
akurat tentang keragaan jenis patogen potensial di suatu daerah/kawasan selama periode 
tertentu, sehingga dapat ditentukan strategi pengendalian penyakit tertentu yang lebih efisien 
dan aplikatif. Pemantauan rutin BPBL Batam di Bulan September ini bertujuan untuk selain 
melakukan identifikasi kondisi kualitas lingkungan dan kesehatan ikan, juga mengkaji faktor-faktor 
yang mempengaruhi produksi perikanan budidaya masyarakat Selat Nenek Temoyong. 
Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan 
diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, akademisi dan praktisi.
II. Metodologi Monitoring 
II.1 Waktu dan Tempat 
Monitoring pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan ini 
dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, Kecamatan Bulang, Kotamadya Batam 
pada hari Senin Tanggal 8 September 2014 
II.2 Pengambilan contoh 
Metoda pengambilan contoh air dilakukan menurut metode gabungan tempat (integrated) 
berdasarkan SNI 6989.57:2008, sementara metoda pengambilan contoh ikan dilakukan 
secara purposive yang merupakan pemilihan sampel untuk kepentingan tertentu (FAO, 
2004). Program pengambilan sampel juga dilakukan dengan mempertimbangkan jalur 
masuk agen pencemar/penyakit ke lingkungan laut, periode pemaparan dan mekanisme 
transport di badan air (Syakti, et al., 2012). 
II.3 Preparasi Sampel 
Dikarenakan jarak pemantauan dan waktu yang dibutuhkan untuk pemantauan rutin di 
kawasan BPBL Batam tidak terlalu jauh, tidak ada preparasi khusus untuk sampel air dan 
ikan yang diambil. Sampel air dimasukkan ke dalam botol plastic gelap untuk menghindari 
oksidasi dan sampel ikan dimasuk ke dalam plastik yang dilengkapi dengan air dan oksigen. 
II.4 Analisa Sampel 
Analisa distribusi jenis penyakit dan kualitas lingkungan pada kegiatan monitoring ini 
dilakukan melalui tiga tahapan, yakni tahapan pre site, on site dan post site. Tahapan pre 
site merupakan tahapan pengumpulan data yang diperoleh melalui informasi anamnesa 
dan bahan yang disampaikan oleh para pembudidaya ikan. Hasil analisa pre site kemudian 
diverifikasi dengan melakukan kunjungan lapangan (tahapan on site). Pada tahapan on 
site, analisa dilakukan untuk beberapa parameter kualitas air, diantaranya: (1) pH 
menggunakan pH meter, (2) oksigen terlarut menggunakan DO meter, (3) Kadar garam 
menggunakan refraktometer, (4) Suhu menggunakan thermometer dan (5) kecerahan 
dengan menggunakan Secchi disk 
Analisa post site dilakukan untuk analisa kualitas air lanjutan yang meliputi parameter 
Ammonia (NH3), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Posphat (PO4) dan turbiditas dengan 
menggunakan metode Spektrofotometri, Kolorimetri dan Turbidimetri. Tahapan analisa 
post site juga dilakukan untuk identifikasi bakteri secara konvensional dan identifikasi 
parasit untuk mengetahui infesitasi mikroorganisme patogen pada ikan hasil budidaya.
III. Hasil dan Pembahasan 
III.1 Hasil 
III.1.1 Gambaran Umum Selat Nenek Kelurahan Temoyong 
Selat nenek merupakan salah satu desa di Kelurahan Temoyong, Kecamatan Bulang 
Kotamadaya Batam yang memiliki karakter sosial kemasyarakatan sebagai nelayan. Jumlah 
penduduk pada bulan Agustus 2014 adalah 604 orang yang terdiri atas 173 Kepala Keluarga 
(KK). Menurut Dikrurahman dan Tubagus (2012), hampir seluruh masyarakat di Temoyong 
berada pada usia produktif dan mampu melaksanakan produksi dari segi ekonomi dan 
menaggung kebutuhan pribadi secara mandiri. Karakter sebagai nelayan tidak hanya dilakukan 
oleh kaum laki-laki, namun kaum perempuan juga terlibat dalam aktivitas penangkapan untuk 
lokasi di sekita pulau/pantai, seperti menagkp udang, kepiting bakau, dan jenis-jenis ikan 
pantai, sehingga karakter masyarakat di Selat nenek dapat dispesifikasi menjadi dua, yaitu 
kelompok nelayan laut dan kelompok nelayan pantai. 
Data hasil produksi perikanan budidaya masyarakat selat nenek tidak terdokumentasi 
dengan baik, namun berdasarkan hasil analisa pre site ataupun dari hasil wawancara diketahui 
bahwa dari kelompok budidaya mandiri dapat menghasilkan tingkat kelulushidupan benih ikan 
mencapai 70% dengan tujuan utama pemasaran adalah Singapura. Nilai jual hasil budidaya 
yang diperoleh masyarakat selat nenek sedikit lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Provinsi 
Kepulauan Riau karena dilakukan dengan sistem penjualan langsung tanpa melalui perantara. 
III.1.2 Hasil analisa Pre site di lokasi pemantauan 
Gambaran umum tentang karakteristik budidaya oleh masyarakat selat nenek disajikan 
pada Tabel 1 dan Gambar 2 berikut ini: 
A. Unit produksi milik Bp. Junaeri 
( A ) ( B ) 
Gambar 2. Lokasi budidaya Bp. Junaeri (A) KJA merk Aquatec milik pak Junaeri dan (B) 
Pengambilan sampel air di lokasi pak Junaeri
No Jenis identifikasi Hasil Identifikasi 
1 Nama Pemilik Junaeri 
2 Lokasi Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, Kotamadya Batam 
3 Luas budidaya 1. 4 unit KJA Aquatec dengan ukuran 3x3x3 m 
2. 4 unit Keramba Jaring Tancap 
4 Tingkat teknologi Sederhana 
5 Asal Benih Bantuan dari Pemerintah Kotamadya Batam dan Provinsi Kepri 
6 Padat tebar 200 ekor/lubang 
7 Waktu tebar Umumnya penebaran benih dilakukan pada bulan Juli dan 
Agustus, mengingat kematian massal akibat perubahan cuaca iklim 
umumnya terjadi pada bulan April dan Mei 
8 Sejarah penyakit Luka focal pada permukaan tubuh namun belum pernah 
melakukan analisa secara laboratorium 
9 Waktu serangan Dimulai pada saat musim penghujan yang ditandai dengan 
perubahan kualitas air di bulan April dan Mei 
10 Upaya pengendalian 
penyakit 
Negatif 
11 Bobot serangan Sedang (mortality maksimum 50% per unit produksi) 
12 Pakan Rucah 
13 Biosekuriti Nihil dan belum memiliki sertifikat CBIB 
B. Unit produksi milik Bp. Mahmud 
No Jenis identifikasi Hasil Identifikasi 
1 Nama Pemilik Mahmud 
2 Lokasi Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, Kotamadya Batam 
3 Luas budidaya 16 unit Keramba Jaring Tancap (KJT) dengan ukuran 
4 Tingkat teknologi Sederhana 
5 Asal Benih BPBL Batam dan PT. Batu Bata Ladi 
6 Padat tebar 200 ekor/lubang 
7 Waktu tebar Umumnya penebaran benih dilakukan pada bulan Juli dan 
Agustus, mengingat kematian massal akibat perubahan cuaca iklim 
umumnya terjadi pada bulan April dan Mei 
8 Sejarah penyakit Luka focal pada permukaan tubuh namun belum pernah 
melakukan analisa secara laboratorium 
9 Waktu serangan Dimulai pada saat musim penghujan yang ditandai dengan 
perubahan kualitas air di bulan April dan Mei 
10 Upaya pengendalian 
penyakit 
Negatif 
11 Bobot serangan Sedang (mortality maksimum 50% per unit produksi) 
12 Pakan Rucah 
13 Biosekuriti Nihil dan belum memiliki sertifikat CBIB 
Table 1. Karakteristik budidaya di lokasi pemantauan
Secara umum, perbandingan metoda budidaya yang dilakukan di kedua lokasi terangkum dalam 
Table 2. Berikut: 
No Parameter Bapak Mahmud Bapak Junairi 
1 Jenis Komoditas kerapu Cantang kerapu macan 
2 Asal benih Indomarind BPBL Batam 
3 Ukuran awal tebar awal tebar kerapu cantang 
berukuran 7 - 8 inch dan Kerapu 
merah/ kerapu sunu 
awal tebar ikan kerapu macan 
yang berukuran 7-8 inch 
4 Ukuran sekarang ikan sudah berukuran 3-4 ons ikan sudah berukuran 2-3 ons 
5 Pengelolaan pakan Pakan yang diberikan berupa 
ikan rucah hasil tangkapan 
sendiri berupa ikan tamban, 
riyau, pelata dll 
Pakan yang diberikan berupa ikan 
hasil tangkapan sendiri berupa 
ikan tamban, riyau, pelata dll 
6 Frekuensi pakan Pakan diberikan 2 kali sehari 
pada pagi dan sore hari 
Pakan diberikan 2 kali sehari pada 
pagi dan sore hari 
7 Pengendalian 
hama penyakit 
Tidak melakukan pengobatan Melakukan perendaman air tawar 
8 Wadah budidaya Keramba tancap berjumlah 8 
lobang yang berukuran 2x1,5x6 
meter 
Keramba Jaring Apung bejumlah 
4 lobang dengan ukuran 3x3x3 
meter 
9 Kontruksi wadah Dengan menggunakan kayu bulat 
di tancapkan kedasar perairan 
dan kasi jaring 
Dengan menggunakan aquatek 
berwarna biru 
10 pengelolaan 
kesehatan ikan 
jika ditemukan adanya ikan sakit 
atau mati maka ikan tersebut 
langsung dibuang kelaut 
jika ditemukan adanya ikan sakit 
dilakuan pengambilan lalu 
dibuang ke laut 
11 Panen panen dilakukan pada saat ikan 
berukuran 5-8 ons, biasanya 
pembeli datang langsung pada 
lokasi budidaya dan juga dikirim 
kesingapore apa bila/tahun baru 
china/Imlek/China sembahyang 
panen dilakukan pada saat ikan 
berukuran 5-6 ons, biasanya 
pembeli datang langsung pada 
lokasi budidaya dan juga dijual 
kes ingapore 
12 cemaran 
lingkungan 
Keramba tancap berada 
berdekatan dengan rumah 
penduduk, cemaran yang 
ditemui adalah buangan limbah 
rumah tangga 
keramba Jaring Apung berada 
berdekatan dengan rumah 
penduduk, cemaran yang ditemui 
adalah buangan limbah rumah 
tangga 
13 pengembangan 
usaha 
Dilakukan secara mandiri Dibantu oleh Pemerintah 
setempat baik sarana, prasarana 
dan pelatihan 
Tabel.2 Perbandingan praktek budidaya i kedua lokasi pemantauan
III.1.3 Hasil Analisa Kualitas Air di lokasi monitoring 
Berdasarkan hasil pemantauan kesehatan lingkungan di kedua lokasi tersebut, data 
karakteristik kualitas air di kedua lokasi pemantauan disajikan pada Tabel 3 
PARAMETER 
PARAMETER 
SATUAN 
UNIT 
HASIL UJI 
TEST RESULT SPESIFIKASI METODE 
Pak METHODE SPESIFICATION 
Mahmud 
Pak Junaeri 
pH* 
7,82 7,82 
SNI 06-6989.11-2004 
(Insitu) 
Nitrat (NO3) mg/L <0,1 ** <0,1 ** Kolorimetrik 
Phosphat (PO4) mg/L <0,033 ** <0,033 ** IKM/5.4.8/BBL-B 
Amoniak (NH3) mg/L 0.201 <0,009 IKM/5.4.6/BBL-B 
Nitrit (NO2) mg/L <0,1 ** <0,1 ** Kolorimetrik 
Salinitas* o/oo 29 29 IKM/5.4.4/BBL-B (Refraktometrik) 
Turbidity NTU 3.61 3.55 IKM/5.4.9/BBL-B 
Suhu oC 30,8 30,8 Insitu 
Oksigen Terlarut mg/l 4,59 4,59 Insitu 
Kedalaman m 7.71 7.73 Insitu 
Tabel 3. Karakteristik kualitas air di lokasi pemantauan 
Berdasarkan hasil pemantauan, diketahui bahwa pH memiliki nilai 7.82, salinitas 29 ‰, 
Nitrat, Nitrit dan phosphate berada dibawah titik deteksi alat, Amoniak (NH3) memiliki 
konsentrasi yang berbeda, dimana di lokasi Bp. Junaeri konsentrasi NH3 berada di bawah batas 
deteksi minimum alat dan di lokasi Bp. Mahmud memiliki konsentrasi 0.201 mg/l. Nilai 
kekeruhan memiliki kisaran 3.55 – 3.61 NTU, konsentrasi oksigen terlarut pada suhu 30.8⁰ C 
adalah 4.59 mg/l dan kedalaman memiliki kisaran 7.71 – 7.73 meter. 
Secara umum, lokasi budidaya di kawasan Selat nenek yang direpresentasikan melalui 
pengambilan sampl air di dua lokasi budidaya (Bp. Jnaeri dan Bp. Mahmud) memiliki nilai 
kisaran yang layak untuk optimalisasi hasil produksi budidaya. Hanya saja, konsentrasi NH3 di 
lokasi Bp.Mahmud memiliki nilai yang cukup tinggi 0.201 mg/l. Hal ini dapat disebabkan oleh 
sistem budidaya yang dilakukan oleh Bp. Mahmud, dimana sistem budidaya Keramba Jaring 
Tancap dengan penggunaan ikan rucah sebagai pakan utama menyebabkan akumulasi sisa 
pakan yang tidak terkonsumsi pada permukaan substrat pemeliharaan menjadi sulit untuk 
dikendalikan. Tingkat toksisitas ammonia dipengaruhi oleh karakteristik utamanya yang bersifat 
mudah berdifusi melewati jaringan inang atau ikan sehingga berpotensi menjadi racun dan 
menghambat peredaran oksigen di dalam tubuh ikan.
III.1.4 Hasil Identifikasi Penyakit Ikan 
Gambar 3. Sampel ikan Kerapu cantang dari lokasi Bp. Junaeri. Memiliki luka focal berbentuk 
irregular, menyebar, lesi berwarna merah menyisip kulit dan sisik dan menunjukkan bagian 
bawah dermis (keparahan rangking 4, “jelas”(agak parah). Lesi berlokasi pada sisi kanan dari 
bagian tubuh ikan memanjang dan tersebar dari bagian posterior (belakang) ke bagian depan 
tubuh ikan. Gerakan renang lemah dan berada di permukaan air. Nafsu makan selama masa 
pemeliharaan rendah dan menunjukkan perilaku menyendiri dari kelompok. 
No 
KODE SAMPEL 
SAMPLE CODE 
PARAMETER 
PARAMETERS 
HASIL UJI 
TEST RESULT 
SPESIFIKASI METODE 
METHODE SPESIFICATION 
1 Kerapu Cantang 
Parasit* Diplectanum 
IKM/5.4.2/BBL-B 
(Mikroskopis) 
Bakteri Vibrio spp 
Isolasi dan Identifikasi 
Konvensional 
Tabel 4. Hasil identifikasi penyakit pada ikan budidaya milik Bp. Junaeri. Pengambilan sampel 
dilakukan secara purposive dan tidak dilakukan di unit budidaya Bp. Mahmud dikarenakan 
adanya penolakan oleh pemilik unit budidaya
Berdasarkan hasil identifikasi penyakit yang dilakukan di unit budidaya milik Bp. Junaeri, 
diketahui bahwa ikan Kerapu Cantang atau Hybrid grouper terinfeksi oleh Diplectanum spp 
pada insang dan Vibrio spp pada bagian permukaan dan organ dalam ikan. Parasit Diplectanum 
merupakan parasit Trematoda monogenea yang dapat menyebabkan tingkat kematian serius 
dan sering ditemukan pada budidaya ikan laut. Parasit Diplectanum mempunyai kekhasan 
yang membedakannya dari spesies lain dalam Ordo Dactylogyridea yaitu mempunyai 
squamodisc (satu di ventral dan satu di dorsal), dan sepasang jangkar yang terletak berjauhan 
(Zafran et al., 1997). Menurut Bunga (2008), ikan kerapu sering mengalami kematian akibat 
infeksi parasit Diplectanum sp dan bahkan tidak jarang tingkat mortalitas ikan yang 
dibudidayakan pada sistem budidaya jaring apung ataupun tancap sangat tinggi. Bahkan 
menurut Bunga dan Rantedondok (2009), distribusi parasit ini pada insang bagian kiri dan 
kanan cukup merata dan utamanya berada pada bagian segmen dorsal, medial, dan ventral; 
serta pada bagian proximal dan distal. Kondisi ini menunjukkan bahwa habitat hidup parasit ini 
tidak terfokus pada satu bagian insang namun menyebar secara merata baik pada insang bagian 
kiri maupun kanan. Infeksi Diplectanum sp akan menyebabkan ikan memiliki laju pernafasan 
yang lebih cepat dengan tutup insang yang selalu terbuka. 
Infeksi Diplectanum umumnya memiliki hubungan erat dengan penyakit sistemik lainnya 
seperti vibriosis, sehingga ikan yang terinfeksi mengalami perubahan warna menjadi pucat dan 
memiliki produksi lender yang berlebihan (Chong & Chao, 1986). Hal ini sesuai dengan hasil 
pengamatan yang dilakukanoleh Tim Kesehatan ikan dan lingkungan BPBL Batam, dimana hasil 
identifikasi pada organ luar dan dalam menunjukkan bahwa ikan juga terinfeksi oleh Vibrio spp. 
Kondisi ini menyebabkan ikan yang terinfeksi memperlihatkan gejala penurunan nafsu makan 
serta tingkah laku berenang yang abnormal pada permukaan air. 
Tindakan pencegahan terhadap adanya infestasi parasit Diplectanum sp dapat dilakukan 
dengan menerapkan pendekatan prophylaksis atau tindakan pencegahan melalui pemberian 
immunostimulan dan vitamin untuk memperkuat sistem imun ikan. Aspek lain yang juga perlu 
diperhatikan adalah penerapan sistem biosecurity dan selalu memperhitungkan posisi jaring pada 
unit perbesaran agar tidak terlalu dangkal pada saat surut untuk menghindari transmisi parasit. 
Kondisi dekatnya jaring pada saat air mengalami surut dan metode Keramba Jaring Tancap yang 
umumnya dikembangkan oleh masyarakat pembudidaya di Selat nenek menjadikan ikan sangat 
rentan terhadap parasit ini. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan 
antihelmintik, namun penggunaan bahan ini harus didahului dengan suatu diagnosa yang baik dan 
benar. Untuk tingkat serangan yang cukup parah pengobatan dengan menggunakan formalin 
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif. Pengobatan dengan menggunakan formalin ini harus 
disertai dengan sistem aerasi kuat dan selama pengobatan ikan harus selalu diawasi. Jika terjadi 
reaksi yang tidak diinginkan, ikan harus segera diambil dan ditempatkan pada bak yang bersih. 
Sementara untuk tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk menghindari kematian ikan 
akibat infeksi Vibrio sp dapat dilakukan dengan memperkuat sistem imun ikan melalui aplikasi 
immunostimulan, vaksinasi dan probiotik. Tindakan pengendalian dengan menggunakan 
antibiotika diupayakan agar tidak dilakukan. Hal ini utamanya disebabkan oleh penggunaan 
massive dari antibiotika telah menyebabkan resistensi pada bakteri target maupun bakteri non-target 
terhadap senyawa antibiotika, sehingga pengobatan manjadi tidak efektif. (Cabello, 2006).
Memperhatikan kondisi budidaya di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, secara umum wilayah 
ini sangat berpotensi untuk dapat dijadikan sebagai salah satu sentra budidaya. Hal ini selain 
disebabkan oleh karakter asli masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan, juga 
didukung oleh faktor lingkungan dan geografis yang cukup baik untuk produksi budidaya. Oleh 
karena itu, perencanaan yang baik dan jenis bantuan yang efektif dan tepat guna harus dilakukan 
oleh Pemerintah Daerah, khususnya oleh Pemerintah Kota Batam. 
IV. Kesimpulan dan Saran 
IV.1 Kesimpulan 
Berdasarkan hasil pemantauan disimpulkan bahwa kondisi kualitas air di kedua lokasi 
cukup baik dengan pengecualian pada lokasi Bp. Mahmud yang memiliki konsentrasi Ammonia 
(NH3) yang cukup tinggi. Untuk identifikasi penyakit ikan, diketahui bahwa infestasi 
Diplectanum spp terdeteksi cukup tinggi dan ikan juga diketahui telah terinfeksi oleh Vibrio spp. 
Dari hasil pemantauan juga diketahui bahwa masyarakat pembudidaya di lokasi pemantauan 
belum melaksanakan sistem Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) 
IV.2 Saran 
Komoditas budidaya yang dikembangkan hendaknya tidak terfokus pada komoditas ekspor 
namun juga dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lokal, seperti: Kakap putih dan Bawal 
Bawal Bintang. Bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah juga sebaiknya tidak sebatas 
pemberian sarana dan prasarana kegiatan namunnjuga disertai dengan bimbingan teknis dan 
pemasaran ikan hasil budidaya agar nilai produksi semakin bertambah. 
Daftar Pustaka 
Bunga, M. dan Rantetondok, A. (2009). Mikrohabitat parasit Diplectanum sp. pada ikan kerapu 
macan (Epinephelus fuscoguttaus Forsskal) di keramba jaring apung. Torani (Jurnal Ilmu 
Kelautan dan Perikanan ) Vol. 19 (1) April 2009: 27 – 35 ISSN: 0853-4489 
Bunga, M. 2008. Prevalensi dan Intensitas Parasit Diplectanum sp. pada Ikan Kerapu Macan 
(Epinephelus fuscogusttatus) di Karamba Jaring Apung. Jurnal Torani No. 3 Vol. 18 (2008), 
ISSN : 0853-4489. 
Cabello, F.C. 2006. Heavy use of prophylactic antibiotics in aquaculture: a growing problem for 
human and animal health and for the environment. Environ Microbiol (8): 1137-1144. 
NACA/FAO, 2000. Aquaculture Development Beyond 2000. The Bangkok Declaration and 
Strategy. Conference on Aquaculture in the Third Millenium. 20- 25 February 2000, 
Bangkok, Thailand. NACA Bangkok and FAO Rome. 27pp. 
Rimmer, M. and Sugama, K. (2005). Sustainable Marine Finfish Aquaculture in Indonesia and 
Australia. In A. Sudrajat, A. I. Azwar, L. E. Hadi, Haryanti, N. A. Giri and G. Sumiarsa (Eds). 
Buku Perikanan Budidaya Berkelanjutan. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta : 12-27

More Related Content

What's hot

Update Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan PenganannyaUpdate Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan Penganannya
Syauqy Nurul Aziz
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
Sawargi Ppmkp
 
Sistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikananSistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikanan
Shanti Paramita J
 
rumpon/payous
rumpon/payousrumpon/payous
rumpon/payousbachrisb
 
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPBProgram Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayapadree_box
 
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUTKUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
Fisheries and Marine Department
 
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananPrinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Ely John Karimela
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
PT. SASA
 
Proposal perikanan l ampung utara
Proposal perikanan l ampung utaraProposal perikanan l ampung utara
Proposal perikanan l ampung utara
BappedaLampungUtara
 
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
ARZIANINGSIHArzianin
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Sawargi Ppmkp
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
Indra Lesmana
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
Mustain Adinugroho
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Badiuzzaman
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
InNo JustforYou
 
Teknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan IITeknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan II
Ibnu Sahidhir
 

What's hot (20)

Update Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan PenganannyaUpdate Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan Penganannya
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
 
Sistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikananSistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikanan
 
rumpon/payous
rumpon/payousrumpon/payous
rumpon/payous
 
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPBProgram Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidaya
 
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUTKUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil PerikananPrinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
Prinsip Penanganan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
 
Proposal perikanan l ampung utara
Proposal perikanan l ampung utaraProposal perikanan l ampung utara
Proposal perikanan l ampung utara
 
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 
Probiotik
ProbiotikProbiotik
Probiotik
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
 
Teknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan IITeknik Pembenihan Ikan II
Teknik Pembenihan Ikan II
 

Similar to Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek, kelurahan temoyong batam-1

Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguanPemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melurlozer
 
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
payang
payangpayang
payang
shirayuki-su
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
Yosie Andre Victora
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Fathur Fathur
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Ilham saleh Lubis
 
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya PerikananPengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Siti Sahati
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Asep Walandra
 
Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan
Asep Walandra
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Sabarudin saba
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
Repository Ipb
 
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitanproses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
Achmad Fathony
 
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfMIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
DewiSyamsul
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
goo1 bl01102
goo1 bl01102goo1 bl01102
goo1 bl01102Rfie Lei
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Abida Muttaqiena
 

Similar to Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek, kelurahan temoyong batam-1 (20)

Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguanPemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
 
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
30323286 makalah-monitoring-pulau-melur
 
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
Identifikasi kualitas lingkungan dan keragaan budidaya di desa tanjung banon,...
 
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
 
payang
payangpayang
payang
 
12106728.ppt
12106728.ppt12106728.ppt
12106728.ppt
 
Pikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkapPikp modul06-ss perik tangkap
Pikp modul06-ss perik tangkap
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
 
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya PerikananPengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogor
 
Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan Jurnal penyuluhan perikanan
Jurnal penyuluhan perikanan
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
 
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitanproses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
 
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfMIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
goo1 bl01102
goo1 bl01102goo1 bl01102
goo1 bl01102
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 

More from Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia

BASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM: INDONESIA SCENARIO
BASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM:  INDONESIA SCENARIOBASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM:  INDONESIA SCENARIO
BASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM: INDONESIA SCENARIO
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udangTeknik formulasi pakan ikan dan udang
Romi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated school
Romi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated schoolRomi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated school
Romi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated school
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...
Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...
Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Indahnya wisata pantai nongsa kota batam
Indahnya wisata pantai nongsa kota batamIndahnya wisata pantai nongsa kota batam
Indahnya wisata pantai nongsa kota batam
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Implementasi blue economy untuk kepri
Implementasi blue economy untuk kepriImplementasi blue economy untuk kepri
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikanPengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper (e. fu...
Immunostimulation effects of herbal bio  conditioners on tiger grouper (e. fu...Immunostimulation effects of herbal bio  conditioners on tiger grouper (e. fu...
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper (e. fu...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Balai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batamBalai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batamBalai perikanan budidaya laut batam
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putihKajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...
Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...
Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...
Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...
Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Industrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsep
Industrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsepIndustrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsep
Industrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsep
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
Laporan Akhir Tugas Belajar Luar Negeri
Laporan Akhir Tugas Belajar Luar NegeriLaporan Akhir Tugas Belajar Luar Negeri

More from Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia (20)

BASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM: INDONESIA SCENARIO
BASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM:  INDONESIA SCENARIOBASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM:  INDONESIA SCENARIO
BASIC PRINCIPLES IN INTENSIVE FARMING SYSTEM: INDONESIA SCENARIO
 
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udangTeknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
 
Romi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated school
Romi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated schoolRomi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated school
Romi novriadi balai perikanan budidaya laut batam idea abaout graduated school
 
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
 
Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...
Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...
Effect of diets containing fish protein hydrolisates on growth and immune per...
 
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
Balai perikanan budidaya laut batam Identifikasi keberadaan Nervous Necrosis ...
 
Indahnya wisata pantai nongsa kota batam
Indahnya wisata pantai nongsa kota batamIndahnya wisata pantai nongsa kota batam
Indahnya wisata pantai nongsa kota batam
 
Implementasi blue economy untuk kepri
Implementasi blue economy untuk kepriImplementasi blue economy untuk kepri
Implementasi blue economy untuk kepri
 
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikanPengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
 
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper (e. fu...
Immunostimulation effects of herbal bio  conditioners on tiger grouper (e. fu...Immunostimulation effects of herbal bio  conditioners on tiger grouper (e. fu...
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper (e. fu...
 
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
 
Balai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batamBalai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batam
 
Balai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batamBalai perikanan budidaya laut batam
Balai perikanan budidaya laut batam
 
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putihKajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
 
Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...
Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...
Aquaherb conditioners the silver bullet for asian seabass and silver pompnao ...
 
Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...
Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...
Presentasi kelompok II diklat Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) kunjun...
 
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...
Immunostimulation effects of herbal bio conditioners on tiger grouper against...
 
Industrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsep
Industrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsepIndustrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsep
Industrialisasi perikanan budidaya kepulauan riau melalui penerapan konsep
 
Aciar training certificate from university of sydney1
Aciar training certificate from university of sydney1Aciar training certificate from university of sydney1
Aciar training certificate from university of sydney1
 
Laporan Akhir Tugas Belajar Luar Negeri
Laporan Akhir Tugas Belajar Luar NegeriLaporan Akhir Tugas Belajar Luar Negeri
Laporan Akhir Tugas Belajar Luar Negeri
 

Recently uploaded

Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 

Recently uploaded (14)

Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 

Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek, kelurahan temoyong batam-1

  • 1. PEMANTAUAN KAWASAN BUDIDAYA DAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN DI SELAT NENEK KELURAHAN TEMOYONG, KECAMATAN BULANG - BATAM LAPORAN PERJALANAN DINAS Disusun Oleh : ROMI NOVRIADI, S.Pd.Kim, M.Sc Mulyadi, S.ST.Pi Antin Sri Lestari, S.Pi Jhonner Sihotang, A.Md KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BATAM 2014
  • 2. Gambar 1. Tim pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan Balai Perikanan Budidaya Laut Batam bersama perangkat daerah Kelurahan Temoyong, Kecamatan Bulang, Kota Batam
  • 3. PEMANTAUAN KAWASAN BUDIDAYA DAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN DI SELAT NENEK KELURAHAN TEMOYONG, KECAMATAN BULANG – BATAM Romi Novriadi1, Mulyadi2, Antin S.L3 dan Jhonner Sihotang4 1) Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Muda 2) Pengawas Perikanan Muda 3) Perekayasa Muda 4) Pengawas Perikanan Pelaksana A B S T R A K Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh pemerintah daerah Kata kunci: Selat Nenek, Temoyong, Kualitas air, Diplectanum sp, Vibrio sp A B S T R A C T Monitoring of aquaculture site and fish diseases are one of the tool that can be used to identify the production data and information about the current diseases characteristic at “certain” location as an impact of several environmental quality. From the monitoring activity that has been done at Nenek strait, Temoyong district showed that the water quality are good enough for marine fish production, while from diseases analysis showed that parasitic infection of Diplecatnum spp and bacterial infection Vibrio sp as an impact of aquaculture system. From the interviewed activity showed that the society are very antusiastic to develop the aquaculture production as along as their get a full support from the local government Key words: Nenek strait, Temoyong, Water quality, Diplectanum sp, Vibrio sp
  • 4. I. Pendahuluan Pembangunan industri budidaya saat ini telah berjalan dengan sangat baik seiring dengan komitmen untuk terlibat aktif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang disertai dengan peningkatan mutu dan daya saing produk. Berpatokan kepada hasil pembangunan yang dicapai dan melihat masih besarnya potensi untuk pengembangan sektor perikanan budidaya khususnya di Kelurahan Temoyong – Kota Batam, menjadikan sektor ini sebagai salah satu sektor yang sangat menjanjikan bagi masyarakat dan daerah. Potensi ini terlihat dari meningkatnya minat masyarakat untuk bekerja di bidang perikanan budidaya, terbukanya peluang pendapatan selain dari sektor penangkapan hingga kepada pemasaran ikan hasil budidaya ke luar negeri Secara nasional, total produksi perikanan budidaya telah memiliki peningkatan yang cukup signifikan selama 5 tahun terakhir dengan rata-rata peningkatan sebesar 8.83% dan telah mencapai total produksi hingga 13.2 juta ton. Sementara, berdasarkan data analisis (2011) yang diperoleh dari Profil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, jumlah total produksi berbagai komoditas budidaya di Kota Batam baru mencapai 344 ton/ha/tahun dengan perincian 56 ton dari produksi ikan karang, 260 ton dari ikan pelagis dan 28 ton dari produksi rumput laut. Jumlah ini dinilai masih sangat kecil karena berdasarkan hasil analisis potensi, Kota Batam seharusnya memiliki kontribusi produksi perikanan budidaya hingga 57.833 ton/tahun. Kalau potensi ini dapat dioptimalkan, selain dapat meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian masyarakat juga memiliki kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya nasional. Dalam pencapaian keberhasilan produksi, tentu tidak terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan seperti minimnya ketersediaan benih, pakan untuk perbesaran, degradasi kualitas lingkungan, infeksi mikroorganisme patogen dan pemasaran (Rimmer dan Sugama, 2005). Oleh karena itu pengembangan dan aplikasi teknologi serta kebijakan yang dapat menjamin keberlanjutan kesehatan lingkungan untuk produksi, dan juga peningkatan perhatian dari konsumen, produsen perikanan budidaya, akademisi dan pengelola produksi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas produk, gizi dan keamanan pangan hasil produksi budidaya (NACA/FAO, 2000). Memperhatikan hal tersebut di atas, maka upaya pengendalian penyakit ikan dan lingkungan yang tepat, sistimatis serta terintegrasi menjadi hal yang penting dan mutlak untuk dapat menjamin keberlanjutan produksi perikanan budidaya. Salah satu upaya pengendalian tersebut adalah dengan melakukan kegiatan pemantauan yang dapat memberikan informasi akurat tentang keragaan jenis patogen potensial di suatu daerah/kawasan selama periode tertentu, sehingga dapat ditentukan strategi pengendalian penyakit tertentu yang lebih efisien dan aplikatif. Pemantauan rutin BPBL Batam di Bulan September ini bertujuan untuk selain melakukan identifikasi kondisi kualitas lingkungan dan kesehatan ikan, juga mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi produksi perikanan budidaya masyarakat Selat Nenek Temoyong. Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, akademisi dan praktisi.
  • 5. II. Metodologi Monitoring II.1 Waktu dan Tempat Monitoring pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan ini dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, Kecamatan Bulang, Kotamadya Batam pada hari Senin Tanggal 8 September 2014 II.2 Pengambilan contoh Metoda pengambilan contoh air dilakukan menurut metode gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI 6989.57:2008, sementara metoda pengambilan contoh ikan dilakukan secara purposive yang merupakan pemilihan sampel untuk kepentingan tertentu (FAO, 2004). Program pengambilan sampel juga dilakukan dengan mempertimbangkan jalur masuk agen pencemar/penyakit ke lingkungan laut, periode pemaparan dan mekanisme transport di badan air (Syakti, et al., 2012). II.3 Preparasi Sampel Dikarenakan jarak pemantauan dan waktu yang dibutuhkan untuk pemantauan rutin di kawasan BPBL Batam tidak terlalu jauh, tidak ada preparasi khusus untuk sampel air dan ikan yang diambil. Sampel air dimasukkan ke dalam botol plastic gelap untuk menghindari oksidasi dan sampel ikan dimasuk ke dalam plastik yang dilengkapi dengan air dan oksigen. II.4 Analisa Sampel Analisa distribusi jenis penyakit dan kualitas lingkungan pada kegiatan monitoring ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni tahapan pre site, on site dan post site. Tahapan pre site merupakan tahapan pengumpulan data yang diperoleh melalui informasi anamnesa dan bahan yang disampaikan oleh para pembudidaya ikan. Hasil analisa pre site kemudian diverifikasi dengan melakukan kunjungan lapangan (tahapan on site). Pada tahapan on site, analisa dilakukan untuk beberapa parameter kualitas air, diantaranya: (1) pH menggunakan pH meter, (2) oksigen terlarut menggunakan DO meter, (3) Kadar garam menggunakan refraktometer, (4) Suhu menggunakan thermometer dan (5) kecerahan dengan menggunakan Secchi disk Analisa post site dilakukan untuk analisa kualitas air lanjutan yang meliputi parameter Ammonia (NH3), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Posphat (PO4) dan turbiditas dengan menggunakan metode Spektrofotometri, Kolorimetri dan Turbidimetri. Tahapan analisa post site juga dilakukan untuk identifikasi bakteri secara konvensional dan identifikasi parasit untuk mengetahui infesitasi mikroorganisme patogen pada ikan hasil budidaya.
  • 6. III. Hasil dan Pembahasan III.1 Hasil III.1.1 Gambaran Umum Selat Nenek Kelurahan Temoyong Selat nenek merupakan salah satu desa di Kelurahan Temoyong, Kecamatan Bulang Kotamadaya Batam yang memiliki karakter sosial kemasyarakatan sebagai nelayan. Jumlah penduduk pada bulan Agustus 2014 adalah 604 orang yang terdiri atas 173 Kepala Keluarga (KK). Menurut Dikrurahman dan Tubagus (2012), hampir seluruh masyarakat di Temoyong berada pada usia produktif dan mampu melaksanakan produksi dari segi ekonomi dan menaggung kebutuhan pribadi secara mandiri. Karakter sebagai nelayan tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, namun kaum perempuan juga terlibat dalam aktivitas penangkapan untuk lokasi di sekita pulau/pantai, seperti menagkp udang, kepiting bakau, dan jenis-jenis ikan pantai, sehingga karakter masyarakat di Selat nenek dapat dispesifikasi menjadi dua, yaitu kelompok nelayan laut dan kelompok nelayan pantai. Data hasil produksi perikanan budidaya masyarakat selat nenek tidak terdokumentasi dengan baik, namun berdasarkan hasil analisa pre site ataupun dari hasil wawancara diketahui bahwa dari kelompok budidaya mandiri dapat menghasilkan tingkat kelulushidupan benih ikan mencapai 70% dengan tujuan utama pemasaran adalah Singapura. Nilai jual hasil budidaya yang diperoleh masyarakat selat nenek sedikit lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau karena dilakukan dengan sistem penjualan langsung tanpa melalui perantara. III.1.2 Hasil analisa Pre site di lokasi pemantauan Gambaran umum tentang karakteristik budidaya oleh masyarakat selat nenek disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 2 berikut ini: A. Unit produksi milik Bp. Junaeri ( A ) ( B ) Gambar 2. Lokasi budidaya Bp. Junaeri (A) KJA merk Aquatec milik pak Junaeri dan (B) Pengambilan sampel air di lokasi pak Junaeri
  • 7. No Jenis identifikasi Hasil Identifikasi 1 Nama Pemilik Junaeri 2 Lokasi Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, Kotamadya Batam 3 Luas budidaya 1. 4 unit KJA Aquatec dengan ukuran 3x3x3 m 2. 4 unit Keramba Jaring Tancap 4 Tingkat teknologi Sederhana 5 Asal Benih Bantuan dari Pemerintah Kotamadya Batam dan Provinsi Kepri 6 Padat tebar 200 ekor/lubang 7 Waktu tebar Umumnya penebaran benih dilakukan pada bulan Juli dan Agustus, mengingat kematian massal akibat perubahan cuaca iklim umumnya terjadi pada bulan April dan Mei 8 Sejarah penyakit Luka focal pada permukaan tubuh namun belum pernah melakukan analisa secara laboratorium 9 Waktu serangan Dimulai pada saat musim penghujan yang ditandai dengan perubahan kualitas air di bulan April dan Mei 10 Upaya pengendalian penyakit Negatif 11 Bobot serangan Sedang (mortality maksimum 50% per unit produksi) 12 Pakan Rucah 13 Biosekuriti Nihil dan belum memiliki sertifikat CBIB B. Unit produksi milik Bp. Mahmud No Jenis identifikasi Hasil Identifikasi 1 Nama Pemilik Mahmud 2 Lokasi Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, Kotamadya Batam 3 Luas budidaya 16 unit Keramba Jaring Tancap (KJT) dengan ukuran 4 Tingkat teknologi Sederhana 5 Asal Benih BPBL Batam dan PT. Batu Bata Ladi 6 Padat tebar 200 ekor/lubang 7 Waktu tebar Umumnya penebaran benih dilakukan pada bulan Juli dan Agustus, mengingat kematian massal akibat perubahan cuaca iklim umumnya terjadi pada bulan April dan Mei 8 Sejarah penyakit Luka focal pada permukaan tubuh namun belum pernah melakukan analisa secara laboratorium 9 Waktu serangan Dimulai pada saat musim penghujan yang ditandai dengan perubahan kualitas air di bulan April dan Mei 10 Upaya pengendalian penyakit Negatif 11 Bobot serangan Sedang (mortality maksimum 50% per unit produksi) 12 Pakan Rucah 13 Biosekuriti Nihil dan belum memiliki sertifikat CBIB Table 1. Karakteristik budidaya di lokasi pemantauan
  • 8. Secara umum, perbandingan metoda budidaya yang dilakukan di kedua lokasi terangkum dalam Table 2. Berikut: No Parameter Bapak Mahmud Bapak Junairi 1 Jenis Komoditas kerapu Cantang kerapu macan 2 Asal benih Indomarind BPBL Batam 3 Ukuran awal tebar awal tebar kerapu cantang berukuran 7 - 8 inch dan Kerapu merah/ kerapu sunu awal tebar ikan kerapu macan yang berukuran 7-8 inch 4 Ukuran sekarang ikan sudah berukuran 3-4 ons ikan sudah berukuran 2-3 ons 5 Pengelolaan pakan Pakan yang diberikan berupa ikan rucah hasil tangkapan sendiri berupa ikan tamban, riyau, pelata dll Pakan yang diberikan berupa ikan hasil tangkapan sendiri berupa ikan tamban, riyau, pelata dll 6 Frekuensi pakan Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari 7 Pengendalian hama penyakit Tidak melakukan pengobatan Melakukan perendaman air tawar 8 Wadah budidaya Keramba tancap berjumlah 8 lobang yang berukuran 2x1,5x6 meter Keramba Jaring Apung bejumlah 4 lobang dengan ukuran 3x3x3 meter 9 Kontruksi wadah Dengan menggunakan kayu bulat di tancapkan kedasar perairan dan kasi jaring Dengan menggunakan aquatek berwarna biru 10 pengelolaan kesehatan ikan jika ditemukan adanya ikan sakit atau mati maka ikan tersebut langsung dibuang kelaut jika ditemukan adanya ikan sakit dilakuan pengambilan lalu dibuang ke laut 11 Panen panen dilakukan pada saat ikan berukuran 5-8 ons, biasanya pembeli datang langsung pada lokasi budidaya dan juga dikirim kesingapore apa bila/tahun baru china/Imlek/China sembahyang panen dilakukan pada saat ikan berukuran 5-6 ons, biasanya pembeli datang langsung pada lokasi budidaya dan juga dijual kes ingapore 12 cemaran lingkungan Keramba tancap berada berdekatan dengan rumah penduduk, cemaran yang ditemui adalah buangan limbah rumah tangga keramba Jaring Apung berada berdekatan dengan rumah penduduk, cemaran yang ditemui adalah buangan limbah rumah tangga 13 pengembangan usaha Dilakukan secara mandiri Dibantu oleh Pemerintah setempat baik sarana, prasarana dan pelatihan Tabel.2 Perbandingan praktek budidaya i kedua lokasi pemantauan
  • 9. III.1.3 Hasil Analisa Kualitas Air di lokasi monitoring Berdasarkan hasil pemantauan kesehatan lingkungan di kedua lokasi tersebut, data karakteristik kualitas air di kedua lokasi pemantauan disajikan pada Tabel 3 PARAMETER PARAMETER SATUAN UNIT HASIL UJI TEST RESULT SPESIFIKASI METODE Pak METHODE SPESIFICATION Mahmud Pak Junaeri pH* 7,82 7,82 SNI 06-6989.11-2004 (Insitu) Nitrat (NO3) mg/L <0,1 ** <0,1 ** Kolorimetrik Phosphat (PO4) mg/L <0,033 ** <0,033 ** IKM/5.4.8/BBL-B Amoniak (NH3) mg/L 0.201 <0,009 IKM/5.4.6/BBL-B Nitrit (NO2) mg/L <0,1 ** <0,1 ** Kolorimetrik Salinitas* o/oo 29 29 IKM/5.4.4/BBL-B (Refraktometrik) Turbidity NTU 3.61 3.55 IKM/5.4.9/BBL-B Suhu oC 30,8 30,8 Insitu Oksigen Terlarut mg/l 4,59 4,59 Insitu Kedalaman m 7.71 7.73 Insitu Tabel 3. Karakteristik kualitas air di lokasi pemantauan Berdasarkan hasil pemantauan, diketahui bahwa pH memiliki nilai 7.82, salinitas 29 ‰, Nitrat, Nitrit dan phosphate berada dibawah titik deteksi alat, Amoniak (NH3) memiliki konsentrasi yang berbeda, dimana di lokasi Bp. Junaeri konsentrasi NH3 berada di bawah batas deteksi minimum alat dan di lokasi Bp. Mahmud memiliki konsentrasi 0.201 mg/l. Nilai kekeruhan memiliki kisaran 3.55 – 3.61 NTU, konsentrasi oksigen terlarut pada suhu 30.8⁰ C adalah 4.59 mg/l dan kedalaman memiliki kisaran 7.71 – 7.73 meter. Secara umum, lokasi budidaya di kawasan Selat nenek yang direpresentasikan melalui pengambilan sampl air di dua lokasi budidaya (Bp. Jnaeri dan Bp. Mahmud) memiliki nilai kisaran yang layak untuk optimalisasi hasil produksi budidaya. Hanya saja, konsentrasi NH3 di lokasi Bp.Mahmud memiliki nilai yang cukup tinggi 0.201 mg/l. Hal ini dapat disebabkan oleh sistem budidaya yang dilakukan oleh Bp. Mahmud, dimana sistem budidaya Keramba Jaring Tancap dengan penggunaan ikan rucah sebagai pakan utama menyebabkan akumulasi sisa pakan yang tidak terkonsumsi pada permukaan substrat pemeliharaan menjadi sulit untuk dikendalikan. Tingkat toksisitas ammonia dipengaruhi oleh karakteristik utamanya yang bersifat mudah berdifusi melewati jaringan inang atau ikan sehingga berpotensi menjadi racun dan menghambat peredaran oksigen di dalam tubuh ikan.
  • 10. III.1.4 Hasil Identifikasi Penyakit Ikan Gambar 3. Sampel ikan Kerapu cantang dari lokasi Bp. Junaeri. Memiliki luka focal berbentuk irregular, menyebar, lesi berwarna merah menyisip kulit dan sisik dan menunjukkan bagian bawah dermis (keparahan rangking 4, “jelas”(agak parah). Lesi berlokasi pada sisi kanan dari bagian tubuh ikan memanjang dan tersebar dari bagian posterior (belakang) ke bagian depan tubuh ikan. Gerakan renang lemah dan berada di permukaan air. Nafsu makan selama masa pemeliharaan rendah dan menunjukkan perilaku menyendiri dari kelompok. No KODE SAMPEL SAMPLE CODE PARAMETER PARAMETERS HASIL UJI TEST RESULT SPESIFIKASI METODE METHODE SPESIFICATION 1 Kerapu Cantang Parasit* Diplectanum IKM/5.4.2/BBL-B (Mikroskopis) Bakteri Vibrio spp Isolasi dan Identifikasi Konvensional Tabel 4. Hasil identifikasi penyakit pada ikan budidaya milik Bp. Junaeri. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan tidak dilakukan di unit budidaya Bp. Mahmud dikarenakan adanya penolakan oleh pemilik unit budidaya
  • 11. Berdasarkan hasil identifikasi penyakit yang dilakukan di unit budidaya milik Bp. Junaeri, diketahui bahwa ikan Kerapu Cantang atau Hybrid grouper terinfeksi oleh Diplectanum spp pada insang dan Vibrio spp pada bagian permukaan dan organ dalam ikan. Parasit Diplectanum merupakan parasit Trematoda monogenea yang dapat menyebabkan tingkat kematian serius dan sering ditemukan pada budidaya ikan laut. Parasit Diplectanum mempunyai kekhasan yang membedakannya dari spesies lain dalam Ordo Dactylogyridea yaitu mempunyai squamodisc (satu di ventral dan satu di dorsal), dan sepasang jangkar yang terletak berjauhan (Zafran et al., 1997). Menurut Bunga (2008), ikan kerapu sering mengalami kematian akibat infeksi parasit Diplectanum sp dan bahkan tidak jarang tingkat mortalitas ikan yang dibudidayakan pada sistem budidaya jaring apung ataupun tancap sangat tinggi. Bahkan menurut Bunga dan Rantedondok (2009), distribusi parasit ini pada insang bagian kiri dan kanan cukup merata dan utamanya berada pada bagian segmen dorsal, medial, dan ventral; serta pada bagian proximal dan distal. Kondisi ini menunjukkan bahwa habitat hidup parasit ini tidak terfokus pada satu bagian insang namun menyebar secara merata baik pada insang bagian kiri maupun kanan. Infeksi Diplectanum sp akan menyebabkan ikan memiliki laju pernafasan yang lebih cepat dengan tutup insang yang selalu terbuka. Infeksi Diplectanum umumnya memiliki hubungan erat dengan penyakit sistemik lainnya seperti vibriosis, sehingga ikan yang terinfeksi mengalami perubahan warna menjadi pucat dan memiliki produksi lender yang berlebihan (Chong & Chao, 1986). Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukanoleh Tim Kesehatan ikan dan lingkungan BPBL Batam, dimana hasil identifikasi pada organ luar dan dalam menunjukkan bahwa ikan juga terinfeksi oleh Vibrio spp. Kondisi ini menyebabkan ikan yang terinfeksi memperlihatkan gejala penurunan nafsu makan serta tingkah laku berenang yang abnormal pada permukaan air. Tindakan pencegahan terhadap adanya infestasi parasit Diplectanum sp dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan prophylaksis atau tindakan pencegahan melalui pemberian immunostimulan dan vitamin untuk memperkuat sistem imun ikan. Aspek lain yang juga perlu diperhatikan adalah penerapan sistem biosecurity dan selalu memperhitungkan posisi jaring pada unit perbesaran agar tidak terlalu dangkal pada saat surut untuk menghindari transmisi parasit. Kondisi dekatnya jaring pada saat air mengalami surut dan metode Keramba Jaring Tancap yang umumnya dikembangkan oleh masyarakat pembudidaya di Selat nenek menjadikan ikan sangat rentan terhadap parasit ini. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan antihelmintik, namun penggunaan bahan ini harus didahului dengan suatu diagnosa yang baik dan benar. Untuk tingkat serangan yang cukup parah pengobatan dengan menggunakan formalin dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif. Pengobatan dengan menggunakan formalin ini harus disertai dengan sistem aerasi kuat dan selama pengobatan ikan harus selalu diawasi. Jika terjadi reaksi yang tidak diinginkan, ikan harus segera diambil dan ditempatkan pada bak yang bersih. Sementara untuk tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk menghindari kematian ikan akibat infeksi Vibrio sp dapat dilakukan dengan memperkuat sistem imun ikan melalui aplikasi immunostimulan, vaksinasi dan probiotik. Tindakan pengendalian dengan menggunakan antibiotika diupayakan agar tidak dilakukan. Hal ini utamanya disebabkan oleh penggunaan massive dari antibiotika telah menyebabkan resistensi pada bakteri target maupun bakteri non-target terhadap senyawa antibiotika, sehingga pengobatan manjadi tidak efektif. (Cabello, 2006).
  • 12. Memperhatikan kondisi budidaya di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong, secara umum wilayah ini sangat berpotensi untuk dapat dijadikan sebagai salah satu sentra budidaya. Hal ini selain disebabkan oleh karakter asli masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan, juga didukung oleh faktor lingkungan dan geografis yang cukup baik untuk produksi budidaya. Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan jenis bantuan yang efektif dan tepat guna harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah, khususnya oleh Pemerintah Kota Batam. IV. Kesimpulan dan Saran IV.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pemantauan disimpulkan bahwa kondisi kualitas air di kedua lokasi cukup baik dengan pengecualian pada lokasi Bp. Mahmud yang memiliki konsentrasi Ammonia (NH3) yang cukup tinggi. Untuk identifikasi penyakit ikan, diketahui bahwa infestasi Diplectanum spp terdeteksi cukup tinggi dan ikan juga diketahui telah terinfeksi oleh Vibrio spp. Dari hasil pemantauan juga diketahui bahwa masyarakat pembudidaya di lokasi pemantauan belum melaksanakan sistem Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) IV.2 Saran Komoditas budidaya yang dikembangkan hendaknya tidak terfokus pada komoditas ekspor namun juga dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lokal, seperti: Kakap putih dan Bawal Bawal Bintang. Bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah juga sebaiknya tidak sebatas pemberian sarana dan prasarana kegiatan namunnjuga disertai dengan bimbingan teknis dan pemasaran ikan hasil budidaya agar nilai produksi semakin bertambah. Daftar Pustaka Bunga, M. dan Rantetondok, A. (2009). Mikrohabitat parasit Diplectanum sp. pada ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttaus Forsskal) di keramba jaring apung. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 19 (1) April 2009: 27 – 35 ISSN: 0853-4489 Bunga, M. 2008. Prevalensi dan Intensitas Parasit Diplectanum sp. pada Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogusttatus) di Karamba Jaring Apung. Jurnal Torani No. 3 Vol. 18 (2008), ISSN : 0853-4489. Cabello, F.C. 2006. Heavy use of prophylactic antibiotics in aquaculture: a growing problem for human and animal health and for the environment. Environ Microbiol (8): 1137-1144. NACA/FAO, 2000. Aquaculture Development Beyond 2000. The Bangkok Declaration and Strategy. Conference on Aquaculture in the Third Millenium. 20- 25 February 2000, Bangkok, Thailand. NACA Bangkok and FAO Rome. 27pp. Rimmer, M. and Sugama, K. (2005). Sustainable Marine Finfish Aquaculture in Indonesia and Australia. In A. Sudrajat, A. I. Azwar, L. E. Hadi, Haryanti, N. A. Giri and G. Sumiarsa (Eds). Buku Perikanan Budidaya Berkelanjutan. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta : 12-27