Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pengembangan ekowisata, termasuk definisi ekowisata sebagai wisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan partisipasi masyarakat setempat, serta prinsip-prinsip kepariwisataan berkelanjutan seperti berbasis masyarakat dan berwawasan budaya."
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Modal Kepariwisataan Dalam Sudut Pandang Geografi
Pariwisata dapat dijadikan sebagai tulang punggung atau sektor unggulan mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
keragaman dan keindahan alamnya
keragaman suku dan adat istiadatnya
keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan lain sebagainya.
Pengertian Produk Wisata
Ciri – Ciri Produk Wisata
Produk Industri Pariwisata
USAHA PARIWISATA
Kebijakan dan Langkah-langkah Pengembangan Pariwisata Indonesia
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Modal Kepariwisataan Dalam Sudut Pandang Geografi
Pariwisata dapat dijadikan sebagai tulang punggung atau sektor unggulan mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
keragaman dan keindahan alamnya
keragaman suku dan adat istiadatnya
keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan lain sebagainya.
Pengertian Produk Wisata
Ciri – Ciri Produk Wisata
Produk Industri Pariwisata
USAHA PARIWISATA
Kebijakan dan Langkah-langkah Pengembangan Pariwisata Indonesia
Menurut Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata :
1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply)
2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand)
3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort)
4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows)
5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)
6) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space)
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala perencanaan.
tentang teori sistem kepariwisataan yang telah berkembang di dunia dan sistem kepariwisataan berdasarkan UU 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan PP No. 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas Tahun 2010-2025.
materi mengenai potensi dan daya tarik wisata untuk kelas X SMK, siswa mempelajari tentang pengertian potensi dan daya tarik wisata serta karakteristik daya tarik wisata. Siswa juga diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha daya tarik wisata sesuai daerah masing-masing.
materi power point diambil dari beberapa sumber.
Mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan beradap, melalui pembangunan jiwa dan raga yang berbudaya dimulai dari diri pribadi yang berbudaya hingga Pemimpin yang berbudaya, dimulai dari Kampung Budaya hingga dengan Negara yang ber budaya.Dari sini akan tercipta Peradaban INDONESIA yang Beradab.
Materi dalam Talkshow : Menata Pariwisata Berkelanjutan Ramah Anak dalam Agenda Pemulihan Sektor Travel & Tourism Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai refleksi upaya perlindungan anak di wilayah pariwisata yang selama ini telah dilakukan, serta agenda kedepan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Menjelaskan tentang motivasi tujuan perjalanan, jenis-jenis wisatawan , karakteristik wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan di suatu destinasi wisata
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Akademi Desa 4.0
Materi Kuliah Online #40 Jumat 18 September 2020, disampaikan oleh Anggi Januar Pratama dari Sustainable Tourism Policy Professional, Swisscontact Indonesia
Menurut Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata :
1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply)
2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand)
3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort)
4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows)
5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)
6) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space)
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala perencanaan.
tentang teori sistem kepariwisataan yang telah berkembang di dunia dan sistem kepariwisataan berdasarkan UU 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan PP No. 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas Tahun 2010-2025.
materi mengenai potensi dan daya tarik wisata untuk kelas X SMK, siswa mempelajari tentang pengertian potensi dan daya tarik wisata serta karakteristik daya tarik wisata. Siswa juga diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha daya tarik wisata sesuai daerah masing-masing.
materi power point diambil dari beberapa sumber.
Mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan beradap, melalui pembangunan jiwa dan raga yang berbudaya dimulai dari diri pribadi yang berbudaya hingga Pemimpin yang berbudaya, dimulai dari Kampung Budaya hingga dengan Negara yang ber budaya.Dari sini akan tercipta Peradaban INDONESIA yang Beradab.
Materi dalam Talkshow : Menata Pariwisata Berkelanjutan Ramah Anak dalam Agenda Pemulihan Sektor Travel & Tourism Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai refleksi upaya perlindungan anak di wilayah pariwisata yang selama ini telah dilakukan, serta agenda kedepan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Menjelaskan tentang motivasi tujuan perjalanan, jenis-jenis wisatawan , karakteristik wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan di suatu destinasi wisata
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Akademi Desa 4.0
Materi Kuliah Online #40 Jumat 18 September 2020, disampaikan oleh Anggi Januar Pratama dari Sustainable Tourism Policy Professional, Swisscontact Indonesia
Banyak Biro Perjalanan Wisata di Provinsi Jawa Tengah yang telah membuat paket wisata dan mendistribusikannya melalui berbagai media. Tak bisa dipungkiri, hanya beberapa Biro Perjalanan Wisata yang berhasil menjual ke pasar domestik maupun internasional dan mengoperasikan paket wisata tersebut secara profesional.
o Keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan 1945.
Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Undang-Undang Kepariwisataan (UU N0.10, 2009) "meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menghapus kemiskinan,
mengatasi pengangguran,
melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya,
memajukan kebudayaan,
mengangkat citra bangsa,
memupuk rasa cinta tanah air,
memperkokoh jati diri dan kesatuan bangsa,
mempererat persahabatan antar bangsa"
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...UGK
Tugas Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik (Prodi AP) Universitas Gunung Kidul (UGK) Topik Administrasi Pembangunan Bidang Kepariwisataan (Matkul Administrasi Pembangunan)
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizAlfaiz21
Perkembangan teknologi saat ini telah memasuki segala bidang atau aspek, kita diperhadapkan dengan berbagai teknologi salah satunya pada investasi atau trading secara real-time. Salah satu bidang investasi yang cukup populer saat ini adalah perdagangan valuta asing atau Foreign Exchange (Forex). Pasar Foreign Exchange (forex) adalah inter-bank atau inter-dealer yang didirikan pada tahun 4971 ketika nilai tukar mengambang (floating rate) mulai diberlakukan. Tingginya minat dan ketertarikan masyarakat dunia terhadap dunia valuta asing atau forex (foreign exchange) meningkat cukup drastis dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat kita lihat dari data statistik yang diolah oleh BIS (Bank for International Settlement), yang mana menunjukkan data turnover foreign exchange market dari tahun 2001 yang hanya berkisar 1.239 billion menjadi 5.067 billion di tahun 2016 (Bank of International Settlement, 2016).
Forex merupakan sebuah investasi yang tergolong high risk dan high return investment program. Sebuah investasi yang memiliki risiko tinggi, tentu timbal baliknya juga profit yang tinggi, jadi kedua sisi, baik itu profit maupun risiko ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Investasi menempatkan modal pada suatu perusahaan atau aset dengan harapan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Dalam berinvestasi, harapan utama investor adalah memperoleh keuntungan dari transaksi yang dilakukannya. Transaksi yang dilakukan di Pasar Forex adalah antara dua pihak yang sepakat untuk melakukan perdagangan melalui fasilitas telepon atau electronic network sehingga investor dan pihak perusahaan tidak harus bertemu secara langsung untuk bertransaksi kecuali ketika penyerahan modal. Dalam melakukan investasi tersebut setiap perusahaan umumnya akan berusaha agar perluasannya dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Forex, atau Foreign Exchange, adalah pasar global untuk perdagangan mata uang yang merupakan yang terbesar dan paling likuid di dunia, dengan volume perdagangan harian mencapai triliunan dolar. Pasar ini beroperasi 24 jam sehari melalui jaringan komputer global yang melibatkan bank, pialang, institusi, dan individu. Di forex, mata uang diperdagangkan berpasangan, seperti EUR/USD, dan nilai tukar mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar bebas. Trader forex menggunakan analisis teknis dan fundamental untuk membuat keputusan perdagangan, serta berbagai strategi seperti day trading, swing trading, dan scalping untuk memaksimalkan keuntungan. Manajemen risiko, termasuk penggunaan stop-loss order dan diversifikasi, sangat penting dalam trading forex. Broker forex berperan sebagai perantara dan menawarkan berbagai platform trading seperti MetaTrader dan TradingView. Meskipun menawarkan peluang besar, trading forex juga memiliki risiko yang signifikan dan memerlukan edukasi serta disiplin yang baik.
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
4. Apa yang dimaksud dengan kepariwisataan?
• Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
• Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,
dan Pemerintah Daerah.
• Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
• Jasa perjalanan wisata; Wisata tirta; Jasa pramuwisata; Penyelenggaraan kegiatan hiburan
dan rekreasi; Jasa konsultan pariwisata; Jasa makanan dan minuman; spa; Penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; Jasa transportasi wisata; Kawasan
pariwisata; penyediaan akomodasi; Daya tarik wisata; Jasa informasi pariwisata, dan lainnya.
4
5. Pariwisata
• Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata, menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik
wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut.
Undang-undang RI No. 10 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
5
6. Pariwisata
Usaha Jasa Pariwisata
• Jasa Biro Perjalanan
Wisata
• Jasa Agen Perjalanan
Wisata
• Jasa Pramuwisata
• Jasa Konvensi, Perjalanan
Insentif dan Pameran
• Jasa Impresariat
• Jasa Konsultan Pariwisata
• Jasa Informasi Pariwisata
Pengusahaan Obyek dan
Daya Tarik Wisata
• Pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata alam
• Pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata budaya
• Pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata minat
khusus
Usaha Sarana Pariwisata
• Penyediaan akomodasi
• Penyediaan makanan dan
minuman
• Penyediaan angkutan
wisata
• Penyediaan sarana wisata
tirta
• Penyediaan kawasan
pariwisata
Sumber: Kepmen Parpostel No: Km 10/Pw.102/Mppt-93
6
7. Mengapa orang berwisata?
• Untuk mencari, menikmati, mengalami, menghargai (belajar)
budayadan alam yang berbeda, unik, menarik
• Untuk memenuhi Hak Azasi Manusia
• Dari sekedar mengisi waktu luang untuk meningkatkankualitas hidup dan
derajat kemanusiaan.
7
8. Unsur pembentuk sistem kepariwisataan:
1. Market (pasar): mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi pasar dengan penekanan pada
perilaku pasar, faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi perjalanan wisata, dan
proses pengambilan keputusan berwisata.
2. Marketing (pemasaran): menfokuskan pada
strategi bagaimana pengelola pariwisata
merencanakan, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada
wisatawan.
3. Travel (perjalanan): fokus pada pergerakan
wisatawan, moda transportasi, dan segmen pasar.
4. Destination (destinasi/daerah tujuan wisata):
mencakup proses dan prosedur yang dilakukan
oleh destinasi pariwisata dalam pembangunan
dan mempertahankan keberlanjutan
kepariwisataan.
8
9. Sisi Penawaran dan Permintaan
Kegiatan Pariwisata Melibatkan Berbagai Unsur yang
saling terkait, yaitu:
Produk
(sisi penawaran)
Pasar
(sisi permintaan)
Unsur Produk (sisi
penawaran/penyedia):
• Atraksi Wisata
• Akomodasi
• Transportasi
• Infrastruktur
• Fasilitas pendukung lainnya
Unsur Pasar (sisi
permintaan/pengguna):
• Pasar wisatawan nusantara
• Pasar wisatawan mancanegara
• Masyarakat lokal
9
10. Atraksi Wisata
• Atraksi wisata adalah semua yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan tertarik datang
berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).
• Objek dan Daya Tarik Alam
• lklim
• Pemandangan Alam
• Pantai dan Laut
• Flora dan Fauna
• Lingkungan Alam Khusus
• Taman Nasional dan Kawasan Lindung
• Pariwisata Kesehatan
• Objek dan Daya Tarik Budaya: Kawasan Budaya, Sejarah dan Arkeologis; Budaya Daerah; Aktivitas
Ekonomi; Kawasan Perkotaan; Museum dan Fasilitas Budaya Lainnya; Festival Budaya; Kesukuan,
Agama dan Nostalgia
• Objek Dan Daya Tarik Khusus: Taman Ria dan Sirkus; Belanja; Pertemuan, Konferensi dan
Konvensi; Hiburan; Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga; Hotel dan Kawasan Wisata; Moda
Transportasi Spesifik
10
11. Kebijakan Pariwisata
1. Kebijakan pokok
a. Mewadahi, membangun, dan mengembangkan potensi pariwisata sebagai kegiatan
ekonomi yang menciptakan lapangan kerja
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur serta pemberdayaan tugas dan
fungsi organisasi Diparda sebagai fasilitator dan regulator pengembangan pariwisata
c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan
kawasan wisata
d. Melaksanakan kerjasama pariwisata antar daerah dan dunia usaha
2. Kebijakan spasial (keruangan) pariwisata
3. Kebijakan pengembangan produk wisata
• Asas keberlanjutan (sustainability), keserasian (harmonizes), keterjangkauan (affordability)
4. Kebijakan pengembangan obyek dan daya tarik wisata
5. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana
6. Kebijakan pemasaran dan promosi wisata
11
12. Kebijakan Pengembangan Produk Wisata
• Pengembangan produk wisata sesuai dengan identitas daerah dari
tempat wisata tersebut.
• Perlunya penetapan produk wisata unggulan sebagai sektor penarik
utama pengembang an pariwisata di suatu daerah tertentu.
• Obyek-obyek dan daya tarik wisata, kesenian daerah, serta event-
event pariwisata di tempat wisata yang dituju.
12
13. Kebijakan pengembangan obyek dan daya
tarik wisata
• Adanya menajemen pengembangan obyek daya tarik wisata yang
didasarkan pada sistem perencanaan.
• Adanya pendekatan pembangunan kawasan wisata dengan nuansa
nilai-nilai agama, budaya, estetika, dan moral yang dianut
masyarakatnya.
• Adanya mekanisme pasar yang meliputi wisata alam, budaya dan
petualangan.
13
18. Prinsip-prinsip Kepariwisataan Indonesia
• Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:
• Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep
hidup dalam keseimbangan hubungan antara Tuhan Yang Maha Esa, hubungan atara manusia
dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;
• Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;
• Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
• Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
• Memberdayakan masyarakat setempat;
• Menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan
satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku
kepentingan;
• Mematuhi Kode Etik Kepariwisataan Dunia dan kesepakatan internasional di bidang
pariwisata,
• Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sumber: Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 18
19. Fungsi Kepariwisataan
• Fungsi Pemerataan:
• Spasial
• Sektoral
• Struktural
• Fungsi Pelestarian:
• Memelihara
• Memanfaatkan
• Mengembangkan
• Fungsi Pendidikan:
• Belajar mandiri (self learning)
• Metode pengajaran (widya-wisata)
19
20. Kode Etika Kepariwisataan
1. Untuk membangun saling pengertian dan menghormati.
2. Untuk memenuhi kebutuhan “kualitas hidup”.
3. Faktor pembangunan berkelanjutan.
4. Pemakai dan pelestari Warisan Budaya.
5. Kegiatan yg menguntungkan bagi negara dan masyarakat.
6. Kewajiban bagi para pemangku kepentingan.
7. Hak azasi berwisata.
8. Kebebasan bergerak wisatawan.
9. Hak para pekerja dan pengusaha.
10. Implementasi Prinsip-prinsip Kode Etik.
20
22. Kepariwisataan Berkelanjutan:
Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, dan Komunitas untuk pariwisata yang bertanggung Jawab
(responsible tourism)
22
Industri
Pariwisata
(penyedia jasa):
• Agen perjalanan
• Operator wisata
• Pemandu wisata
• Transportasi
• Akomodasi
• Hiburan
• Restoran
• Cinderamata
Wisatawan:
• Asing
• Domestik
• Lokal
• Perjalanan dinas
Pariwisata
Pemerintah
• Peraturan,
perundangan
• Kebijakan, promosi
• Infrastruktur
Pemasok Lokal:
Petani, Peternak,
Nelayan, Perajin,
Kuliner, Penginapan
Komunitas
Desa/Lokal:
Atraksi, Galeri, Eko-
Wisata, Geo-Wisata
Pengembangan
SDM:
• Pelatihan
• Pendidikan Vokasi
dan Akademik
• Sertifikasi
• Balai Latihan Kerja
(BLK)
• Sanggar Karang
Taruna
• Inkubator UKM
Perencanaan Tenaga Kerja
(Manpower Planning)
Simatupang (2017)
Pengelolaan Destinasi
(Destination Management)
Investasi dan Keuangan
(Investment and Finance)
Pertumbuhan Ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan
Partisipasi dan
Pemberdayaan Komunitas
(Participation and
Empowerment)
23. Permasalahan Kepariwisataan Kawasan Toba
Permasalahan yang Muncul Ke
Permukaan
• Aksesibilitas
• Ketidaksiapan sarana dan prasarana
• Citra Destinasi yang negatif
• Kebijakan tidak sinkron dan tidak harmonis
• Iklim usaha tidak kondusif
• Keamanan, kebersihan, dan ketertiban destinasi
• Masyarakat tidak siap menjadi destinasi wisata
• Lemahnya koordinasi
• Peran serta pelaku usaha tidak optimal
• Pengrusakan lingkungan
• Rendahnya jumlah dan nilai investasi
• Rendahnya kualitas pelayanan pariwisata
Sumber Permasalahan Utama
Pariwisata
• Sarana dan Prasarana
• SDM Pariwisata
• Komunikasi dan Publikasi
• Kebijakan dan Peraturan
• Teknologi Informasi
• Konektivitas
• Investasi
• Keterlibatan Masyarakat
23
25. Hubungan Kebudayaan dan Kepariwisataan
Kebudayaan
digunakan oleh
Kepariwisataan
Komersialisasi
kebudayaan
Lama Kepariwisataan
wahana
aktualisasi
Kebudayaan
Melestarikan
kebudayaan
Baru
25
26. Pembangunan Berwawasan Kebudayaan
• Pendekatan Pembangunan dengan menggunakan kebudayaan secara
holistik sebagai acuan dasar guna meningkatkan taraf hidup dan
martabat bangsa Indonesia.
• Manusia sebagai makhluk budaya menjalankan pembangunan
• manusia sebagai sentral subyek dan juga obyek
26
27. Pengertian Ekowisata
• Ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan
pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-
upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan yang konservatif, sehingga
memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.
• Ekowisata adalah bentuk kegiatan wisata yang bertanggung jawab
terhadap:
• kelestarian area yang masih alami,
• memberi manfaat secara ekonomi, dan
• mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat.
27
28. Ekowisata
• Ekowisata sebagai wisata dalam bentuk perjalanan ke tempat-tempat
di alam terbuka yang relatif belum terjamah atau tercemar dengan
tujuan khusus untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati
pemandangan dengan tumbuh-tumbuhan serta satwa liarnya
(termasuk potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim,
fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar) juga semua
manifestasi kebudayaan yang ada (termasuk tatanan lingkungan sosial
budaya), baik dari masa lampau maupun masa kini di tempat-tempat
tersebut dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
• Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup
28
29. Pengaruh-pengaruh negatif ekowisata
1. Dimungkinkan pengambilan secara ilegal terhadap satwaliar;
2. Kerusakan habitat satwa liar;
3. Perubahan komposisi tumbuhan menurunnya produktivitas
tumbuhan bawah karena terinjak-injak pengunjung;
4. Mengurangi daya reproduksi satwaliar;
5. Penyimpangan pola makan satwa (monyet ekor panjang);
6. Modifikasi pola-pola aktivitas satwa;
7. Polusi dan limbah yang ditinggalkan pengunjung.
29
31. 1. Konservasi
• Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tidak merusak sumber
daya alam itu sendiri.
• Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kegiatannya bersifat ramah lingkungan.
• Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai
pembangunan konservasi.
• Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.
• Meningkatkan daya dorong yg sangat besar bagi pihak swasta untk
berperan serta dalam program konservasi.
• Mendukung upaya pengawetan jenis flora dan fauna.
31
32. 2. Pendidikan
• Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku
masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.
32
33. 3. Ekonomi
• Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan,
penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.
• Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional
mapun nasional.
• Dapat menjamin kesinambungan usaha.
• Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh
kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional.
33
34. 4. Peran Aktif Masyarakat
• Membangun hubungan kemitraan dgn masyarakat setempat.
• Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan
hingga tahap pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.
• Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untk
pengembangan ekowisata.
• Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat
agar tak terjadi benturan kepentingan dgn kondisi sosial budaya
setempat.
• Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal
mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.
34
35. 5. Daya Tarik Wisata
• Menyediakan informasi yg akurat tentang potensi kawasan bagi
pengunjung.
• Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang
mempunyai fungsi konservasi.
• Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian
lingkungan.
• Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.
35
36. Delapan (8) prinsip the Ecotourism Society
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam
(kawasan yang dilindungi) dan budaya masyarakat lokal;
2. Pendidikan kader konservasi lingkungan;
3. Mengatur pengelolaan dan pelestarian kawasan ekowisata sehingga berpengaruh
langsung terhadap penghasilan atau pendapatan masyarakat setempat;
4. Masyarakat diikutsertakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait
pengelolaan ekowisata;
5. Keuntungan secara nyata dapat secara langsung dirasakan oleh masyarakat dari
kegiatan ekowisata agar masyarakat terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan
yang dilindungi;
6. Menjaga keharmonisan (harmonisasi) dengan alam kawasan yang dilindungi;
7. Optimalisasi daya dukung lingkungan kawasan yang dilindungi;
8. Ekowisata merupakan sumber penghasilan Pendapatan Asli Daerah dan Negara.
36
37. Pengembang Ekowisata
• Lembaga Swadaya Masyarakat, pengabdi masyarakat, dan lingkungan.
• Adanya komitmen terhadap upaya pelestarian lingkungan, pengembangan ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan.
• Tapi kadang kala komitmen tersebut tidak disertai dengan pengelolaan yang baik dan profesional, sehingga tidak sedikit kawasan
ekowisata yang hanya bertahan sesaat.
• Pengusaha swasta
• Pengusaha swasta belum banyak yang tertarik menggarap bidang ini karena harus memperhitungkan ongkos sosial dan ongkos
ekologi dalam pengembangannya.
• Pewirausaha sosial yang berjiwa pengabdi masyarakat dan berwawasan lingkungan
• Masalah yang mendasar adalah bagaimana membangun pengusaha yang berjiwa pengabdi masyarakat dan lingkungan / lembaga
pengabdi masyarakat yg berjiwa pengusaha yang berwawasan lingkungan.
• Lembaga pengabdi masyarakat yang berjiwa sosial
• Pengembangan dengan cara memberikan pelatihan manajemen dan profesionalisme usaha.
• Diperlukan bentuk kerja sama dan kemitraan yang nyata yang bersifat lintas sektor, baik ditingkat lokal, nasional, bahkan jika
memungkinkan tingkat internasional, secara sinergis saling menguntungkan, tidak bersifat eksploitatif, adil, dan transparan dengan
pembagian tugas dan manfaat yang jelas.
• Pemerintah daerah dapat memprakarsai pembentukan suata badan yang akan mengelola ekowisata secara
profesional. 37
38. Kunci Berkembangnya Ekowisata
1. Adanya keaslian kawasan yang memiliki keindahan dan keaslian alam
serta sifat khusus lingkungan yang indah, menarik, dapat menunjang
kegiatan rekreasi.
2. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang merupakan
daya tarik wisata yang unik.
3. Berdekatan dengan daerah yang memiliki berbagai peninggalan
bersejarah.
4. Keberadaan dan dukungan masyarakat.
5. Pendidikan dan pengalaman.
6. Keberlanjutan.
7. Kemampuan pengelolaan ekowisata.
38
41. Tahapan Pengembangan EkowisataAsesmen
Audit Sosial
(wawancara,
pengamatan,
data sekunder)
Penilaian Awal
Identifikasi
Potensi
Ekowisata
Pendampingan
Pelatihan Literasi
Ekowisata
Pertemuan
Pemangku
Kepentingan
Lokakarya
Pembentukan
Kelompok Usaha
Advokasi
Perancangan
Ekowisata
Kelayakan
Ekowisata
Pengelolaan
Ekowisata
41
42. Identifikasi Potensi Ekowisata
• Apakah potensi daya tarik obyek wisata X menarik untuk
dikembangkan sebagai model pengelolaan ekowisata?
• Bagaimanakah efektivitas pengelolaan obyek wisata X dan
kontribusinya terhadap pendapatan daerah, pendapatan masyarakat,
pelestariaan lingkungan, pelestarian nilai budaya, dan pemberdayaan
potensi masyarakat sekitar?
• Bagaimanakah prospek pengembangan daya tarik obyek wisata X
sebagai model pengelolaan ekowisata?
• Bagaimanakah model pengelolaan ekowisata yang dapat
dikembangkan di obyek wisata X?
42
43. Identifikasi Potensi Ekowisata
Jenis potensi daya tarik objek wisata: sungai, alam, fauna, flora, budaya
Efektivitas pengelolaan
Kontribusi terhadap pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat
Pelestarian nilai budaya dan lingkungan
Dukungan sarana-prasarana
Partisipasi berbagai pihak terkait (lembaga terkait, dunia usaha, dan masyarakat)
43
44. Proses Perancangan
1. Penilaian
• Audit Sosial
• Identifikasi
Potensi
2. Proposal
• Berpikir
Desain
• Hasil
Perancangan
3. Pengujian • Uji kelayakan
44
45. 1. Penilaian
• Apa itu Audit Sosial?
• Sebuah proses yang mendorong sebuah kelompok masyarakat untuk menilai dan menunjukkan
manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan serta keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya.
• Tahapan Audit Sosial
1. Identifikasi Lingkup Audit: mengidentifikasi potensi ekowisata.
2. Memahami potensi ekowisata: karakteristik daerah, kebiasaan komunitas, sediaan produk
wisata (atraksi, fasilitas, sarana, akses, penunjang lainnya), dan sisi pasar dan pola kunjungan,
dukungan prasarana.
3. Memperoleh Informasi tentang masyarakat yang diaudit: mengenali data apa saja yang
diperlukan, mendeteksi siapa saja pemegang informasi, mendapatkan data dengan wawancana
dan pengamatan.
4. Menyusun Informasi: memilih informasi yang penting, mengolah menjadi informasi yang
mudah dibaca.
5. Penyebaran Informasi: mengundang masyarakat dan menyampaikan informasi.
6. Gelar Pendapat Publik.
7. Tindak lanjut terhadap dengar pendapat.
45
46. 2. Penyusunan ProposalDiscovery
Dalam kelompok,
masyarakat
menggambarkan
potensi yang ada
di desa mereka Dream
Masyarakat
memutuskan
potensi desa
mereka yang
dapat
dikembangkan
Design
Masyarakat
merumuskan
rencana untuk
mewujudkan
pengembangan
potensi desa
mereka
Delivery
Masyarakat
bersama dengan
perangkat desa
menyepakati
kegiatan untuk
mengembangkan
potensi desa
46
47. Perumusan Rencana Pengembangan
1. Aspek pengembangan produk pariwisata.
• Pengembangan daya Tarik wisata
• Pengembangan sarana ekowisata
• Pengembangan akses dan infrastruktur
• Pengembangan pemberdayaan masyarakat
2. Aspek pemanfaatan ruang untuk pengembangan pariwisata.
3. Aspek pemasaran dan pengembangan pasar.
• Pengembangan pasar
• Promosi
• Posisi
4. Aspek pengembangan sumber daya manusia.
5. Aspek kelembagaan.
6. Aspek pengelolaan lingkungan.
7. Aspek investasi.
47
48. Hasil Rancangan Obyek Ekowisata
Visi dan Misi
Tujuan
Sasaran
PasarRuang SDM KelembagaanDestinasi Lingkungan Investasi
Kebijakan
Strategi
Program
Kegiatan
1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n
1,2,3, …n
1,2,3, …n
1,2,3, …n
48
50. EKOWISATA KAMPOENG KARUHUN
• DIILHAMI BUDAYA LELUHUR
• BERBASIS PRODUK LOKAL (PERTANIAN ORGANIK)
• BEROREINTASI KONSERVASI
50
51. 3. Uji Kelayakan
Pelihara Manfaat Pengembangan
Masa Lalu Masa Kini Masa Datang
Ekowisata
Abstrak
Perilaku
Artefak
Ekologi
Ekonomi
Norma agama
Ormas dan Tradisi
Teknologi
Alam, Flora, Fauna
Mata pencaharian
51