Dokumen tersebut membahas tentang tantangan pendidikan tinggi di era revolusi industri 4.0, termasuk perlunya meningkatkan kualitas lulusan, pengembangan bidang keilmuan baru, dan model bisnis baru bagi perguruan tinggi."
Pembelajaran yang merespon era rovolusi industry 4.0 tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan.
Pendidikan 4.0 (education 4.0) adalah istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori Pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari Pendidikan 3.0 (efucation 3.0) yang menurut Je} Borden, Education 3.0 mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras dan perangkat lunak, dan “hal lain dengan e di depannya. Pendidikan 4.0 jauh diatas hal tersebut dan dalam beberapa hal, pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan munculnya revolusi industri keempat (4 IR) atau (RI 4) dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru.
Revolusi Industri Keempat (4IR) diumumkan di Davos pada tahun 2016, berbagai elemen terkait dengan dimensi baru ini telah berlangsung selama hampir satu dekade. Istilah ini mendapat publisitas luas ketika Kanselir Jerman Angela Merkel disorot di Hanover Fair pada tahun 2011, kemunculan Industri 4.0 membuat manufaktur Jerman lebih kompetitif
URAIAN SINGKAT ORGANISASI
RENCANA DAN TARGET KINERJA YANG DITETAPKAN
PENGUKURAN KINERJA
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA UNTUK SETIAP SASARAN STRATEGIS ATAU HASIL PROGRAM/KEGIATAN & KONDISI TERAKHIR YANG SEHARUSNYA TERWUJUD (MENCAKUP PULA ANALISIS TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA)
Society 5.0: Menyiapkan SDM Cerdas dan SehatIsmail Fahmi
Society 5.0 awalnya dibuat oleh pemerintah Jepang, mengingat banyak problem karena ketimpangan antara sisi sosial dan perkembangan teknologi, khususnya karena populasinya yang semakin menua. Sehingga, teknologi harus bisa memudahkan mereka tetap produktif dan sejahtera.
Society 5.0 mensyaratkan bersinerginya IoT, Big Data, AI, Robot, dan Manusia untuk memecahkan masalah sosial.
Di Indonesia, beberapa kota sudah mulai menerapkan Smart City. Ini bisa menjadi awalan suatu saat menuju Society 5.0.
Salah satu kunci pengembangan Smart City dan Society 5.0 adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan sehat untuk membangun teknologi dan mencari solusi sosial.
Generasi muda Indonesia menghadapi masalah besar di bidang literasi. Apalagi literasi digital, yang menjadi syarat menuju Smart City dan Society 5.0.
SDM perlu disiapkan dengan kemampuan Digital Citizenship: berpikir kritis, bagaimana aman terhubung online, dan memanfaatkan Internet untuk pengembangan diri.
SDM yang cerdas dan sehat sangat ditentukan saat golden age (usia bayi dan balita), saat otak mereka tumbuh 80% dari orang dewasa.
Teknologi telah berkembang. Cara kita bekerja, bermain bahkan belajar telah berubah. Begitupun mahasiswa di era industri 4.0 pada abad 21 ini. BERUBAH. IPK 4,2 saja tidaklah cukup. Harus memiliki soft skills yang dipentingkan di abad 21.
Digital Culture for Digital TransformationSeta Wicaksana
"Without laying a strong foundation for culture and aligning employees to a digital vision, it will be extremely difficult to make any meaningful progress on digital transformations"
Pembelajaran yang merespon era rovolusi industry 4.0 tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan.
Pendidikan 4.0 (education 4.0) adalah istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori Pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari Pendidikan 3.0 (efucation 3.0) yang menurut Je} Borden, Education 3.0 mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras dan perangkat lunak, dan “hal lain dengan e di depannya. Pendidikan 4.0 jauh diatas hal tersebut dan dalam beberapa hal, pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan munculnya revolusi industri keempat (4 IR) atau (RI 4) dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru.
Revolusi Industri Keempat (4IR) diumumkan di Davos pada tahun 2016, berbagai elemen terkait dengan dimensi baru ini telah berlangsung selama hampir satu dekade. Istilah ini mendapat publisitas luas ketika Kanselir Jerman Angela Merkel disorot di Hanover Fair pada tahun 2011, kemunculan Industri 4.0 membuat manufaktur Jerman lebih kompetitif
URAIAN SINGKAT ORGANISASI
RENCANA DAN TARGET KINERJA YANG DITETAPKAN
PENGUKURAN KINERJA
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA UNTUK SETIAP SASARAN STRATEGIS ATAU HASIL PROGRAM/KEGIATAN & KONDISI TERAKHIR YANG SEHARUSNYA TERWUJUD (MENCAKUP PULA ANALISIS TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA)
Society 5.0: Menyiapkan SDM Cerdas dan SehatIsmail Fahmi
Society 5.0 awalnya dibuat oleh pemerintah Jepang, mengingat banyak problem karena ketimpangan antara sisi sosial dan perkembangan teknologi, khususnya karena populasinya yang semakin menua. Sehingga, teknologi harus bisa memudahkan mereka tetap produktif dan sejahtera.
Society 5.0 mensyaratkan bersinerginya IoT, Big Data, AI, Robot, dan Manusia untuk memecahkan masalah sosial.
Di Indonesia, beberapa kota sudah mulai menerapkan Smart City. Ini bisa menjadi awalan suatu saat menuju Society 5.0.
Salah satu kunci pengembangan Smart City dan Society 5.0 adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan sehat untuk membangun teknologi dan mencari solusi sosial.
Generasi muda Indonesia menghadapi masalah besar di bidang literasi. Apalagi literasi digital, yang menjadi syarat menuju Smart City dan Society 5.0.
SDM perlu disiapkan dengan kemampuan Digital Citizenship: berpikir kritis, bagaimana aman terhubung online, dan memanfaatkan Internet untuk pengembangan diri.
SDM yang cerdas dan sehat sangat ditentukan saat golden age (usia bayi dan balita), saat otak mereka tumbuh 80% dari orang dewasa.
Teknologi telah berkembang. Cara kita bekerja, bermain bahkan belajar telah berubah. Begitupun mahasiswa di era industri 4.0 pada abad 21 ini. BERUBAH. IPK 4,2 saja tidaklah cukup. Harus memiliki soft skills yang dipentingkan di abad 21.
Digital Culture for Digital TransformationSeta Wicaksana
"Without laying a strong foundation for culture and aligning employees to a digital vision, it will be extremely difficult to make any meaningful progress on digital transformations"
Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0 memiliki banyak tantangan sekaligus peluang. Karena mahasiswa saat ini umumnya adalah kaum milenial. Oleh karena itu, pembelajaran di era industri harus menyesuaikan. Lebih jauh silakan kaji paparan berikut.
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.
Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Era digital, saat ini, integrasi antara pendidikan dengan teknologi dapat merevolusi proses belajar mengajar. Bahkan lebih jauh lagi, teknologi dapat meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan, seraya memberikan pembelajaran yang lebih sesuai sebuah kebutuhan masing-masing siswa.Tentu menarik untuk menyaksikan bagaimana dunia pendidikan berevolusi dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Aplikasi teknologi digital di dunia pendidikan sebagai hal yang mutlak untuk di manfaatkan dalam organisasi pendidikan serta proses belajar mengajar (PBM).
Disampaikan pada Diskusi Kelompok Terpumpun
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan TK dan PLB
Jakarta, 7 November 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Digital Transformation - Transformasi DigitalUtuh Wibowo
Digital Transformation (Transformasi Digital) fast explanation in Indonesia Language.
Transformasi: Perubahan secara bertahap dan terus menerus sampai mencapai titik terbaik.
Digital: Teknologi, 0 dan 1 yang sudah terkomputasi dengan sistematik.
Transformasi Digital adalah laju perubahan yang berlangsung bertahap mengikuti tatanan kehidupan dengan mengadopsi perkembangan teknologi yang cepat secara keseluruhan agar dapat menghadapi dan melalui tantangan dengan lebih baik.
1C_UTS_Gabriella Jessica_Teknologi Informasi dan KomunikasiGabriella Jessica
Ringkasan Materi Mengenai Tantangan Era Revolusi 4.0
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0 memiliki banyak tantangan sekaligus peluang. Karena mahasiswa saat ini umumnya adalah kaum milenial. Oleh karena itu, pembelajaran di era industri harus menyesuaikan. Lebih jauh silakan kaji paparan berikut.
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.
Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Era digital, saat ini, integrasi antara pendidikan dengan teknologi dapat merevolusi proses belajar mengajar. Bahkan lebih jauh lagi, teknologi dapat meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan, seraya memberikan pembelajaran yang lebih sesuai sebuah kebutuhan masing-masing siswa.Tentu menarik untuk menyaksikan bagaimana dunia pendidikan berevolusi dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Aplikasi teknologi digital di dunia pendidikan sebagai hal yang mutlak untuk di manfaatkan dalam organisasi pendidikan serta proses belajar mengajar (PBM).
Disampaikan pada Diskusi Kelompok Terpumpun
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan TK dan PLB
Jakarta, 7 November 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Digital Transformation - Transformasi DigitalUtuh Wibowo
Digital Transformation (Transformasi Digital) fast explanation in Indonesia Language.
Transformasi: Perubahan secara bertahap dan terus menerus sampai mencapai titik terbaik.
Digital: Teknologi, 0 dan 1 yang sudah terkomputasi dengan sistematik.
Transformasi Digital adalah laju perubahan yang berlangsung bertahap mengikuti tatanan kehidupan dengan mengadopsi perkembangan teknologi yang cepat secara keseluruhan agar dapat menghadapi dan melalui tantangan dengan lebih baik.
1C_UTS_Gabriella Jessica_Teknologi Informasi dan KomunikasiGabriella Jessica
Ringkasan Materi Mengenai Tantangan Era Revolusi 4.0
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
Pengembangan pendidikan tinggi indonesia di era teknologi 4.0Togar Simatupang
Dunia pendidikan tinggi sedang berada dalam perputaran teknologi disruptif dan dituntut untuk menjadi garda terdepan di era digital.
Namun kemampuan pendidikan tinggi untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi mempunyai berbagai macam kendala internal dan eksternal baik yang bersifat kebijakan, pola pikir, kapabilitas, maupun fasilitas.
Perguruan tinggi perlu mengembangkan kemampuan inovasi yang bersifat kolektif dan replikatif supaya mampu menanggapi kebutuhan masyarakat yang telah banyak melakukan kegiatan pembelajaran secara daring.
Berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi untuk pengembangan pendidikan tinggi yang mampu beradaptasi dengan cepat dengan kemajuan teknologi dan sekaligus menjaga nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespon kebutuhan munculnya revolusi
industri keempat (4 IR) di mana manusia dan mesin diselaraskan untuk
mendapatkan solusi, memecahkan masalah, dan tentu saja menemukan
kemungkinan inovasi baru.
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0
1. Pendidikan Tinggi di Era
Revolusi Industri 4.0
Togar M. Simatupang
Rektor Institut Teknologi Del
Seminar Nasional 2018
“Menghadapi Tantangan Perguruan Tinggi di Abad 21 Dengan Pendidikan
Manusia Paripurna”
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar
4 Juli 2018
2. Kilasan
1. Komputasi mengganggu Bahasa
2. Tantangan Indonesia
3. Revolusi Industri 4.0
4. Strategi Menghadapi Revolusi Industri 4.0
5. Revolusi Pendidikan Tinggi
6. Model Bisnis
7. Penutup
2
3. Perguruan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0
"Saya berharap pendidikan tinggi menjadi penopang
ekosistem nasional dalam menanggapi Revolusi
Industri 4.0. Saya yakin pendidikan tinggi adalah
organisasi paling sempurna sebagai rujukan inovasi,
dan paling responsif dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta organisasi yang
fleksibel"
Presiden Joko Widodo ketika memberikan kata sambutan dalam
acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia di Balairung
Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Jumat 2 Februari 2018.
3
5. Tantangan Indonesia
• Apa yang perlu dikembangkan oleh Pendidikan Tinggi di Indonesia di
Era Revolusi Industri 4.0?
5
6. INDONESIA
Tantangan
Daya Saing, Iptek, dan Inovasi
6
36/137
DAYA SAING
INDONESIA
(WEF, 2017)
87/127
DAYA SAING
INOVASI INDONESIA
Singapura ke-7
Malaysia ke-37
Thailand ke-51
(WIPO, 2017)
80/137
INDONESIA
TECHNOLOGICAL
READINESS
Singapura ke-14
Malaysia ke-46
Thailand ke-61
Vietnam #79
(WEF, 2017)
Global Innovation Index 2017 (WIPO)
70/127
KNOWLEDGE & TECHNOLOGY
OUTPUTS (WIPO 2017)
*Peringkat
Singapura ke-11
Vietnam #28
Malaysia ke-36
Thailand ke-40
Sumber: GII 2017, WIPO,
http://www.wipo.int/edocs/pubd
ocs/en/wipo_pub_gii_2017.pdf
7. Indonesia perlu
meningkatkan
kualitas keterampilan
tenaga kerja dengan
teknologi digital
(Parray, ILO, 2017)
TENAGA KERJA
GLOBAL BERALIH
PROFESI
75–375 Juta
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Tantangan
& Ekonomi Digital
7
“
(Schwab, 2016)
Era disrupsi teknologi, gabungan antara
domain fisik, digital, dan biologi
(Schwab, WEF, 2017)
Internet of
Things (IoT)
Artificial
Intelligence
New Materials
Big Data Robotics
Augmented
Reality
Cloud
Computing
Additive
Manufacturing
3D Printing
Nanotech dan
Biotech
Genetic Editing Deep Learning
Machine
Learning
16. Kemenristekdikti mendorong pertumbuhan ekonomi
dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0
1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran,
dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT),
Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitics, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan
lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and
human literacy.
2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam
mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber
University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan
mahasiswa.
3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan handal
untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur
pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan
pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga
Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan
perusahaan pemula berbasis teknologi.
Sumber: “Pengembangan Iptek dan Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0”, read more at https://www.ristekdikti.go.id/pengembangan-iptek-dan-
pendidikan-tinggi-di-era-revolusi-industri-4-0/#tLel2ujROtp4h5Bh.99 16
17. 17
Pengembangan
IPTEK & Inovasi
Literasi Data •
Literasi Teknologi •
Literasi Manusia •
General
Education
Kemampuan
Kognitif
Belajar
Sepanjang
Hayat
•Berpikir kritis,
sistemik, lateral, &
tingkat tinggi
•Entrepreneurship
Literasi
Baru
Kegiatan
Ko & Ekstra-
kurikuler
Integrasi ke dalam
kegiatan
Organisasi
dan/atau UKM
KEMENRISTEKDIKTI
Program & Kebijakan
Peningkatan Kemampuan Lulusan
(Era Revolusi Industri 4.0)
Mahasiswa dan Dosen
harus mengikuti
kompetensi inti yang
sesuai dengan
kebutuhan Industri
4.0.
18. Dosen Milenial Jadi Tumpuan
Dosen di perguruan tinggi harus
menguasai proses pembelajaran
modern yang banyak
memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi serta
mendukung revolusi industri 4.0
Sumber: https://kompas.id/baca/utama/2018/04/20/dosen-
milenial-jadi-tumpuan/ 18
19. Apakah robot akan merengut pekerjaan
Anda?
Sumber: “Will a robot take your job?” pada https://www.bbc.com/news/technology-34066941
19
20. • Humanics prepares students to perform
the future jobs that only human beings can
do.
• Technical literacies, such as coding and
data literacy
• Human literacies, such as creativity,
ethics, cultural agility, and
entrepreneurship.
• Experiential learning which integrates
students’ knowledge with real life settings
leading to deep learning is a powerful
delivery system for the humanics
curriculum. 20
Literasi Baru
22. Tinjauan Pendekatan
Pendidikan Tinggi 4.0
Kompas 3 Mar 2018
Waras Kamdi
• Tujuan akhir kurikuler dari capaian berbasis
kompetensi bergeser ke kapabilitas.
• Pendidikan Tinggi 4.0 melakukan transformasi
paradigma belajar heutagogis, yang memberi
pilihan-pilihan menu belajar dan peluang
mahasiswa mendesain belajarnya sendiri.
• Pendidikan Tinggi 4.0 butuh perubahan
arsitektur lanskap akademik yang memberi
keleluasaan mahasiswa belajar lintas disiplin.
Euforia Perguruan Tinggi
Disruptif
Kompas 14 Mei 2018
Budi Widianarko
• Perguruan tinggi adalah rumah belajar.
• Rockstar academic deliverers: Para guru hebat
dituntut untuk bisa menyampaikan bahan
pengajaran yang bermutu dan bernas sekaligus
juga harus bisa mengajarkannya secara jelas dan
memikat.
Peluang Baru di Era Baru
Kompas 14 Mei 2018
Yanuar Nugroho
• Pemahaman tentang ekonomi digital sejauh ini
memang belum menyentuh dunia pendidikan
secara masif dan terstruktur.
• Pendidikan dan pelatihan keterampilan digital
diprediksi akan jadi penggerak ekonomi digital
yang paling menjanjikan sampai dengan 15
tahun mendatang.
22
23. Revolusi Industri 4.0 dan Universitas
Prof. Badri Munir Sukoco, Universitas Airlangga (Senin 6/11/2017)
• “Kematian” universitas karena ditinggalkan bila tidak berubah.
• Tugas terberat universitas di Indonesia era RI 4.0 adalah reskilled pekerja agar tidak gagap
dan menyiapkan angkatan kerja baru dengan kompetensi relevan dengan kebutuhan.
• Universitas sebagai pencetak terbesar creative class harus berubah agar lulusan tetap
relevan.
• Langkah pertama, reorientasi organisasinya:
• market-driven (melayani pasar saat ini) dalam mencetak creative professionals, dan
• market-driving (mendorong pasar masa depan) guna mencetak penduduk yang menciptakan
kreasi-kreasi baru (super-creative core).
• Proses kedua seize opportunities:
• Menyesuaikan dosen dan kurikulum agar bisa menjawab tantangan melalui training kembali
dosen-dosen didikan 1990-an hingga 2000-an awal
• Menyediakan dana-dana penelitian agar RI 4.0 relevan dengan megatrends
• Mendigitalkan pendidikan agar relevan dengan Gen Z
23
24. Revolusi Pendidikan Tinggi
Universitas
1.0
Pengajaran
Kuliah dan
hapalan
Universitas
2.0
Pembelajaran
Berpusat
pada peserta
didik
Universitas
3.0
Penelitian
Pendidikan
menghasilkan
pengetahuan
Universitas
4.0
Inovasi
Pendidikan
menghasilkan
inovasi
Berorientasi ke luar melayani masyarakat
(mutu kehidupan) dan industri (daya
saing) serta memenuhi kebutuhan para
peserta didik (standar kehidupan)
24
25. Karakteristik Universitas 4.0
Bukan kumpulan sivitas
akademika tetapi partisipasi
sivitas akademika dalam
inovasi sosial
Bukan alih pengetahuan
tetapi rekonstruksi
pengetahuan dengan
peserta didik
Bukan pengguna
pengetahuan tetapi
produksi pengetahuan
(konsep, model, data,
klasifikasi, purwarupa) dan
kekayaan intelektual
Pengembangan dan
produksi teknologi tepat
guna untuk implementasi
pengetahuan menjadi
realitas
Pengembangan usaha
perintis (start-ups)
Pengembangan jejaring
komunikasi untuk
koordinasi subyek terhadap
isu-isu strategis
Pajangan kisah sukses
untuk hasil inovasi atau
praktik baru
Kemandirian administrasi
dan keuangan
25
26. Universitas 4.0
• Pendidikan tinggi (PT) menghadapi tantangan mempersiapkan
mahasiswa untuk Revolusi Industri 4.0
• Pertanyaannya adalah:
• Bagaimana PT mendidik untuk RI4?
• Apakah sistem pendidikan dan program bersangkut paut atau relevan dengan
RI4?
• Bagaimana membangun ulang sistem pendidikan supaya relevan dengan RI4?
• Perlunya fokus pada TIK dan teknologi masa depan, pendidikan
dosen, dan belajar sepanjang hayat untuk membuat sistem
pendidikan yang luwes dan beradaptasi.
Sumber: “University 4.0: Meeting the demands of Fourth Industrial Revolution” (2018) pada http://qswownews.com/university-4-0-meeting-demands-
fourth-industrial-revolution/ 26
27. Bidang Keilmuan Baru dalam Ekonomi Digital
• Klaster teknologi informasi yang meliputi kecerdasan buatan (artificial
intelligence), mesin pembelajar (machine learning), otomasi
(automation), keamanan siber (cyber security), big data, dan analisis
data.
• Klaster bioteknologi, ilmu biomedis, teknik biomedis, pemetaan
struktur, fungsi, dan rekayasa gen (genomics), dan perawatan
kesehatan (healthcare).
• Klaster tentang iklim, energi, sumber daya alam, dan lingkungan
• Klaster keempat berisi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia
seni digital, desain digital, dan teknologi kreatif.
27
28. Kebutuhan Mahasiswa
Persiapan Masa Depan
•Kemampuan mendapatkan pekerjaan
•Pembekalan mahasiswa untuk berhasil dalam karirnya dan melayani masyarakat
•Penemuan hidup yang bermakna
Pengalaman Pembelajaran
•Suasana intelektual yang mengilhami
•Interaksi akrab dengan dosen
•Belajar tingkat tinggi
Fasilitas Kampus
•Kelas dan Laboratorium
•Ruang sosial yang aman
•Internet dan Perpustakaan
28
29. Keterampilan Belajar Baru…
Sedang berlangsung:
• Pedagogi
• Andragogi
Learning:
1. what knowledge to learn,
2. what skills to acquire,
3. what experiences to undertake, and
4. what personality to develop.
29
34. Peluang Universitas 4.0
Transformasi
Institusi
Model Bisnis
Administrasi
Modal Manusia
Teknologi
Pemampu
Standarisasi
Data dan Keamanan
Data
Penjaminan Mutu
Teknologi
Pembelajaran
Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Mesin Pembelajar
dan Kecerdasan
Buatan
Realitas Tertambah
(AR) untuk Pelatihan
Teknologi
Pemberdayaan
Inovasi Sirkuler
Inkubator Bisnis
Unit Usaha
Komersial (UUK)
34
35. Model
Bisnis Baru
35
Sumber Swadana:
• Sumbangan mahasiswa
• sumbangan kalangan dermawan
• Pendapatan dari sejumlah layanan inovasi sosial
• Nilai jual hasil penelitian atau kekayaan intelektual
• Bidang kewirausahaan atau unit usaha yang
dimiliki perguruan tinggi
36. Administrasi 4.0
* Satuan Pendidikan * Satuan Penelitian *Satuan Pengabdian * Satuan Usaha Komersial *
* Sistem Keuangan * Penjaminan Mutu * Fasilitas Kampus * Laboratorium * Kerjasama dan Kemitraan *
* Pengembangan Modal Manusia * Sumberdaya Sistem Informasi *
Wahana Universitas 4.0:
Ko-Kreasi + Ko-Inovasi via Teknologi Digital
Mahasiswa –
Peserta Didik Lainnya
Pembelajaran 4.0
• Individualisasi Pembelajaran
• Dosen sebagai Pelatih
• Gamifikasi
• Pembelajaran Hibrida
• Pembelajaran Jarak Jauh
• Belajar Sepanjang Hayat
Sponsor – Pemerintah –
Swasta
Penelitian 4.0
• Riset dan Pengembangan
• Dosen sebagai Perancang
• Kelompok Riset Maya
• Data Terbuka
• Manajemen Proyek
• Hak Kekayaan Intelektual
Pemerintah – Sponsor – UKM
– Desa – Kota
Pengabdian 4.0
• Produk Pemberdayaan
• Dosen sebagai Pendamping
• Inovasi Sosial
• Kemitraan Aplikasi Teknologi
• Kewirausahaan
• Kisah Sukses
36
37. Wahana Universitas 4.0:
Ko-Kreasi + Ko-Inovasi via Teknologi Digital
Peserta
Didik
Klien +
Sponsor
Mitra +
Donatur
Kompetensi
yang dikuasai
Pasar Tenaga
Kerja
Repositori
Perkerjaan dan
kompetensi
Kompetensi yang
dibutuhkan
Kompetensi yang
ditawarkan
(kurikulum)
Proses
Pembelajaran
Repositori
Kualifikasi
Uraian Konsep
dan Model
Repositori
Kontrak Riset
Agenda Riset dan
Pengembangan
Analisis Situasi
Dunia Nyata
Repositori Objek
Penelitian
Proses Penelitian
Laboratorium
Temuan dan
Prototipe
Pengembangan
Artefak Teknologi
Publikasi dan
Promosi ke
Komunitas
Penggunaan
oleh Mitra
Repositori
Kisah Sukses
Perbaikan dan
Pemantapan
Pasar Riset dan
Pengembangan
37
39. Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0
• Perubahan pola pikir, cara kerja organisasi, produktivitas, disiplin,
inovasi.
• SDM pendidikan tinggi yang paling progresif, terbuka terhadap
perubahan, agresif dalam melakukan terobosan dan paling antisipatif
menatap masa depan
• Cara kerja organisasi dan model bisnis juga harus menyesuaikan.
• Perguruan tinggi menjadi motor inovasi disruptif:
1. Lahirnya inovasi-inovasi dalam berorganisasi.
2. Kurikulum yang fleksibel dan konstekstual.
3. Saluran pemikiran melalui riset dan pelbagai inovasi.
4. Aktif berpartisipasi dalam memecahkan masalah strategis.
39