1C_UTS_Gabriella Jessica_Teknologi Informasi dan KomunikasiGabriella Jessica
Â
Ringkasan Materi Mengenai Tantangan Era Revolusi 4.0
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidiksman 2 mataram
Â
Kinerja merupakan suatu sikap dan prilaku dapat mengikat dari waktu ke waktu. Kinerja personal/individu berbeda antara yang satu dan yang lain.Perbedaan terjadi tentunya dipengaruhi berbagai faktor. Kinerja adalah salah satu kegiatan personal diinterpretasikan dengan makna pertumbuhan kebutuhan individu yang ditunjukkan dengan pengembangan dari tiap-tiap individu secara optimal pada bidang tugas dan pekerjaannya. Fisik, mental dan potensi-potensi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja personal/individu
1C_UTS_Gabriella Jessica_Teknologi Informasi dan KomunikasiGabriella Jessica
Â
Ringkasan Materi Mengenai Tantangan Era Revolusi 4.0
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidiksman 2 mataram
Â
Kinerja merupakan suatu sikap dan prilaku dapat mengikat dari waktu ke waktu. Kinerja personal/individu berbeda antara yang satu dan yang lain.Perbedaan terjadi tentunya dipengaruhi berbagai faktor. Kinerja adalah salah satu kegiatan personal diinterpretasikan dengan makna pertumbuhan kebutuhan individu yang ditunjukkan dengan pengembangan dari tiap-tiap individu secara optimal pada bidang tugas dan pekerjaannya. Fisik, mental dan potensi-potensi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja personal/individu
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Â
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesiaEman Syukur
Â
Merupakan salah satu contoh makalah pendidikan tentang Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan di Indonesia.
Dihimpun dari berbagai sumber untuk pengembangan kreativitas menulis.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0SMK Negeri 6 Malang
Â
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji problematika yang terjadi dalam program link and match yang berkaitan dengan tuntutan revolusi industri 4.0 dan masyarakat ekonomi ASEAN. Akan tetapi, masih ada masalah yang terkait dengan pengangguran, masalah pendidikan (kurikulum, desain silabus, dan proses pembelajaran) serta perubahan zaman yang cepat. Hal tersebut dapat diminalkan dengan penyelenggaraan SMK 4 tahun sehingga dapat memenuhi KKNI level 3 dan meningkatkan kesejahteraan lulusan SMK. Selain itu, perubahan hubungan dengan DU/DI disarankan untuk diwujudkan seperti Voolzeit dan Teilzeit di Jerman, karena sepertinya model hubungan ini lebih memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Â
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesiaEman Syukur
Â
Merupakan salah satu contoh makalah pendidikan tentang Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan di Indonesia.
Dihimpun dari berbagai sumber untuk pengembangan kreativitas menulis.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KEJURUAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0SMK Negeri 6 Malang
Â
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji problematika yang terjadi dalam program link and match yang berkaitan dengan tuntutan revolusi industri 4.0 dan masyarakat ekonomi ASEAN. Akan tetapi, masih ada masalah yang terkait dengan pengangguran, masalah pendidikan (kurikulum, desain silabus, dan proses pembelajaran) serta perubahan zaman yang cepat. Hal tersebut dapat diminalkan dengan penyelenggaraan SMK 4 tahun sehingga dapat memenuhi KKNI level 3 dan meningkatkan kesejahteraan lulusan SMK. Selain itu, perubahan hubungan dengan DU/DI disarankan untuk diwujudkan seperti Voolzeit dan Teilzeit di Jerman, karena sepertinya model hubungan ini lebih memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. “
”
PEMBELAJARAN PPKN DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Dr. Saiful, S.Pd., M.Si
PENGABDIAN MASYARAKAT
“Penguatan Materi dan Perangkat Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Bagi Guru Pada Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PPKn SMA/SMK”
Aceh Tengah, 25-27 Februari 2021
2. Pendahuluan
Pembelajaran pada saat ini telah memaksa semua pihak untuk meningkatkan
semua sarana dan prasarana. Dengan pembelajaran yang berbasis revolusi
industri 4.0 diharapkan mampu menguatkan pendidikan nilai, moral, karakter,
penggunaan model pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran yang
atraktif, dan pembuatan soal HOTS (Hight Order Thingking Skill). Hal
tersebut beberapa perubahan mendasar yang terjadi dalam dunia pendidikan
pada saat in. Sehingga mengharuskan kita (Guru PPKn) untuk meningkatkan
kualitas mengajar dan kompetensi profesionalnya. Pembelajaran pada saat ini
diharuskan untuk mengikuti tren perkembangan zaman sehingga tidak
semakin tertinggal dalam persaingan, mampu menyesuaikan diri dengan era
revolusi industri 4.0.
3. Sejarah Revolusi Industri
Revolusi industri ditandai dengan terjadinya perubahan secara besar-besaran
di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi.
Perubahan tersebut berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, politik, dan
budaya di dunia. Revolusi Industri tersebut dimulai dari Britania Raya
(1750-1850) kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara,
Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.
4. Revolusi industri 1.0 (akhir 1700 s.d pertengahan 1800),
ditandai transisi dari pembuatan barang dengan menggunakan
tangan beralih ke mesin. Awalnya dimulai di Inggris kemudian
diadopsi oleh Belgia, Prancis, AS, dan kemudian menyebar ke
negara-negara lain.
Revolusi industri 2.0 (akhir 1800), fase ini sebagian besar
merupakan hasil dari penemuan listrik. Yang dikenal juga
sebagai era produksi massal dan jalur perakitan. Penyebaran
teknologi yang luas seperti transportasi, telegraf, kereta api,
gas dan air, Situasi ini menyebabkan terjadinya pergerakan
manusia dan informasi tidak seperti fase sebelumnya, produksi
barang seperti mobil, pupuk dan minyak bumi terus mengalami
peningkatan.
Revolusi industri 3.0 (1950), fase ketiga ini muncul saat
pengenalan komputer dan elektronik digital lainnya, antara
perubahan kunci adalah otomasi yang menyebabkan kenaikan
Cina.
5. Nah, inilah revolusi industri yang saat ini sedang
ramai diperbincangkan. Revolusi industri keempat ini
(4.0) merupakan era digital ketika semua mesin
terhubung melalui sistem internet atau cyber system.
Situasi membawa dampak perubahan besar di
masyarakat. Contoh kasus, televisi yang selama ini
menjadi satu-satunya produsen hiburan dan
informasi, kini berlahan mulai ditinggalkan.
Sebaliknya banyak konsumen (publik) yang justru
beralih ke kanal media sosial (youtube, facebook,
instagram, telegram, messenger, WA, dll). Baik dalam
beriklan produk, mencari informasi, hiburan dan lain-
lain. Inilah gejala baru revolusi industri 4.0. Tak jauh
berbeda dengan revolusi-revolusi industri sebelumnya,
revolusi industri 4.0 juga tidak kalah pentingnya.
Karena secara umum, revolusi industri fase ini
berdampak pada kemajuan teknologi yang disertai
dengan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang
signifikan.
6. Revolusi industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan
teknologi siber. Istilahnya berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih Pemerintah
Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik (2011).
Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan
gaya hidup. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung
dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi baru, serta membuka
lahan bisnis yang sangat besar. Contoh terdekatnya, munculnya transportasi dengan sistem ride-sharing
seperti Go-Jek dan Grab. Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan
kerja baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Tidak dapat dipungkiri, berbagai aspek kehidupan manusia akan terus berubah seiring dengan revolusi
dan perkembangan teknologi yang terjadi. Memang perubahan seringkali diiringi banyak dampak negatif
dan menimbulkan masalah-masalah baru. Namun, perubahan juga selalu bisa membawa masyarakat ke
arah yang lebih baik.
Kesimpulannya bahwa, revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang menakutkan, justru membuka
peluang yang semakin luas bagi anak bangsa untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
7. Penguatan Pendidikan PKn Di Era
Revolusi Industri 4.0
• Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan pun dipaksa untuk berbenah merias dirinya agar tidak
semakin tertinggal dengan negara lain yang melesat maju terlebih dulu. Di era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini dunia
pendidikan mendorong agar kurikulum pendidikan sesuai dengan dinamika digital, internet of think, Artificial
intelligence, bioteknologi, serta perkembangan pesat lainnya. Jika tidak bisa menyesuaikan diri maka lulusan sekolah
tidak relavan lagi untuk menjadi seseorang yang berguna bagi masyarakat. Tak hanya itu, di era Revolusi Industri 4.0
ini, pendidikan memang dituntut agar lebih kreatif, inovatif, efektif, mandiri dan lebih cerdas.
• Salah satu mata pelajaran yang harus mengikuti arah perubahan zaman adalah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Mata pelajaran ini terkadang cenderung dipandang sebelah mata bahkan dianggap enteng
dalam dunia pendidikan pada saat ini, karena dinilai kurang mengikuti perubahan dan kurang memberi manfaat untuk
setidaknya melawan arus persaingan global di era Revolusi Industri 4.0. Di dalam dunia pendidikan saat ini, hampir
kebanyakan orang lebih mementingkan hasil ketimbang proses, lebih melihat dan membanggakan nilai pelajarannya
dari pada nilai moral seseorang untuk mendapatkan hasil tersebut, lebih ingin tahu apakah nilainya tinggi atau rendah
tanpa peduli dari mana dan dengan cara apa nilai tersebut didapatkan.
8. • Paradigma masyarakat yang keliru tersebut harus dirubah bahkan dihilangkan, masyarakat yang mengenyam
pendidikan dan bermoral tentu saja akan bercita-cita untuk dapat membangun negara Indonesia menjadi sebuah negara
yang tidak kalah dengn negara lainnya, hal ini dapat menimbulkan dan menciptakan pola pikir masyarakat cinta tanah
air dan penuh kehati-hatian dalam bertindak seperti menyebarkan berita bohong, menghasut, tidak peduli dan lain
sebagainya. Disinilah diperlukan tugas pokok, peran dan fungsi seorang guru dalam merubah mindset masyarakat agar
berwawasan global dan tidak ketinggalan jaman.
• Seorang guru diharapkan mampu untuk bersikap fleksibel dalam mengatasi beragam persoalan dan lebih
mengutamakan pendidikan moral serta karakter. Pendidikan PKn harus menitik beratkan pada moral, serta menjadi
sarana untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menjadi warga negara yang dapat
diandalkan (Wuryan, 2008:9). Dua hal ini yang hanya terdapat dalam mata pelajaran P P K n , d alam artian mata
pelajaran lainnya sedikit menyinggung dua hal pokok tersebut, padahal moral dan karakter merupakan senjata utama
dalam memproteksi diri di era Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, moral dan karakter harus disisipkan didalam
kurikulum sekolah. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan
bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan acuan yang dipakai sebagai pijakan guru-guru dalam menentukan arah pembelajaran.
9. • Dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, Sekolah dan guru harus segera bergerak cepat untuk
merespon perubahan yang terjadi dengan cara menyesuaikan kurikulum pembelajaran di sekolah, seperti:
pertama melakukan inovasi dan terobosan dalam berbagai hal khususnya pemanfaatan dan penggunaan
data digital secara optimal dalam menyongsong berbagai sektor kehidupan serta meningkatkan daya
saing bangsa di tengah arus percaturan global. Kedua, melakukan debirokratisasi dan deregulasi dalam
perekrutan tenaga pendidik yang lebih kompeten dibidangnya agar mampu menjawab berbagai
persoalan di era disrupsi dan revolusi Industri 4.0. Ketiga, menyusun dan menetapkan berbagai kebijakan
yang dapat menumbuhkan skill dan keahlian baik siswanya maupun guru agar memiliki nilai lebih
sehingga memudahkan mereka ketika terjun kemasyarakat. Keempat, sekolah dituntut untuk
mengembalikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila agar diaplikasikan oleh seluruh
warga sekolah dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelima, memperbaiki dan
meningkatkan infrastruktur sarana dan prasarana sekolah guna menunjang proses pembelajaran terutama
ketersediaan internet karena di era Revolusi Industri 4.0 penggunaan data digital tak dapat dihindari.
10. Penggunaan Model Pembelajaran
• Model pembelajaran merupakan hal penting dalam pembelajaran di dalam kelas. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Sebaliknya
pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat bisa menyebabkan pembelajaran menjadi monoton.
Pemilihan model pembelajaran pun bisa mempengaruhi tingkat kesulitan sebuah konten yang sedang
disajikan kepada siswa. Model pembelajaran yang tepat bisa membuat materi yang sulit menjadi
mudah dipahami oleh siswa, sebaliknya model pembelajaran yang digunakan pun bisa membuat
materi yang sederhana menjadi sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, pemilihan model
pembelajaran menjadi bagian penting dalam proses perencanaan pembelajaran, karena pemilihan dan
pengemasan model pembelajaran dapat menentukan kualitas dari suatu pembelajaran yang sedang
dilaksanakan oleh guru.
• Dari sekian banyak jenis model pembelajaran, pembelajaran berbasis komputer merupakan jenis
model pembelajaran yang masih jarang digunakan. Hal tersebut dikarenakan berbagai hal, diantaranya
ketersediaan fasilitas komputer, ketersediaan multimedia pembelajarannya, dan mungkin keterbatasan
guru dalam membuat multimedia pembelajaran berbasis komputer. Padahal keberadaan multimedia
pembelajaran berbasis komputer akan sangat membantu proses pembelajaran di kelas terutama di era
Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang ini.
11. • Untuk konsep-konsep yang bersifat abstrak dan tidak bisa dibawa langsung ke dalam kelas,
penggunaan multimedia pembelajaran berbasis komputer akan sangat membantu guru dalam
menjelaskan suatu konsep. Sebagai contoh pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, untuk
menyampaikan konsep-konsep yang berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa, guru tidak
mungkin menghadirkan dan menampilkan peperangan yang terjadi pada fase kemerdekaan
secara langsung kepada siswa tanpa bantuan multimedia pembelajaran berbasis komputer.
Adanya multimedia pembelajaran berbasis komputer akan membantu siswa mendapatkan
pengalaman lebih bermakna mengenai sejarah perjuangan bangsa yang bersifat abstrak tersebut
lewat tayangan video pembelajaran. Multimedia berbasis komputer yang digunakan bisa dalam
bentuk multimedia interaktif, animasi atau virtual laboratorium.
• Dalam konteks yang lebih luas, penggunaan multimedia pembelajaran berbasis komputer
memiliki peran yang penting terhadap proses kognitif yang terjadi ketika pembelajaran
berlangsung. Inilah yang menjadi alasan pentingnya penggunaan multimedia berbasis komputer
di era Revolusi Industri 4.0.
12. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis IT
• Penggunaan media interaktif ditujukan agar kegiatan pembelajaran di dalam kelas menjadi aktif.
Kebanyakan Guru Pendidikan Kewarganegaraan hanya menggunakan metode ceramah sehingga
pembelajaran di kelas pun hanya berlangsung satu arah dan membosankan, padahal undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional telah memberikan amanat bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
• Guru harus merencanakan pembelajaran sebaik-baiknya dimulai dengan pemilihan metode,
model, dan media pembelajaran. Dengan sadar dan terencana maka pembelajaran di kelas pun
akan menjadi aktif. Tanpa perencanaan yang matang maka guru yang masuk kelas hanya sekedar
menggugurkan kewajibannya saja, padahal guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi
dirinya dan potensi siswa agar memiliki keterampilan yang berguna bagi bangsa dan negara.
13. • Salah satu indikator pengembangan potensi diri yaitu mengikuti perkembangan zaman, di Era
Revolusi Industri 4.0 guru tidak boleh gagap teknologi. Dahulu guru hanya menggunakan spidol
ketika akan mengajar, tapi sekarang dalam penyampaian materi minimal guru tersebut bisa
membuat dan menanyangkan media powerpoint.
• Dengan adanya perubahan Era Industri 4.0, dunia pendidikan perlu melakukan inovasi
pembelajaran, yaitu mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi dan informasi
(Martikasari, 2018). Media pembelajaran berbasis IT sangat beragam, diantaranya media visual,
media audio, dan media audio-visual. Media visual berarti media pembelajaran yang hanya bisa
ditangkap oleh indra penglihatan misalnya gambar, foto, poster. Media Audio yaitu media
pembelajaran yang hanya bisa ditangkap oleh indra pendengaran seperti rekaman, radio, MP3.
Adapun media audio-visual berarti media pembelajaran yang bisa dilihat dan didengar seperti
video atau film.
14. • Beragamnya media pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru di Era Revolusi Industri
4.0. Penggunan media pembelajaran dapat menembus ruang dan waktu, keterbatasan objek materi
di dalam kelas maupun lingkungan sekolah dapat teratasi misalkan guru menampilkan video
tentang perkembangan bangsa Indonesia mulai dari masa kerajaan, kemerdekaan, awal-awal
kemerdekaan dan sampai sekarang. Media pembelajaran berbasis IT dapat memberikan ilustrasi
konkrit terhadap permasalahan yang terjadi sehingga dapat merangsang siswa untuk meningkatkan
motivasi dan minat belajarnya.
15. Kompetensi Yang Dibutuhkan Pada Era Pendidikan 4.0
Seiring dengan hal ini guru dituntut untuk terus berinovasi dan menguasai teknologi informasi
sehingga dapat menyeleraskan dengan perkembangan teknologi informasi yang berkembang begitu
cepat dan pesat. Adapun kompetensi yang dibutuhkan dalam era Pendidikan 4.0 adalah:
• Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skill).
Kompetensi ini sangat penting dimiliki peserta didik dalam pembelajaran abad 21. Guru harus
mampu meramu pembelajaran sehingga dapat mengeksplor kompetensi ini dari diri peserta didik.
• Keterampilan komunikasi dan kolaboratif (communication and collaborative skill). Sebagai satu
kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam abad 21, keterampilan ini harus mampu dikonstruksi
dalam pembelajaran. Model pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi harus
diterapkan guru guna mengkonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
16. • Keterampilan berpikir kreatif dan inovasi (creativity and innovative skill). Revolusi industri
mengharuskan peserta didik untuk selalu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif. Tindakan ini
perlu dilakukan agar peserta didik mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja berbasis
industri.
• Literasi teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology literacy).
Literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi kewajiban bagi guru. Literasi TIK
harus dilakukan agar tidak tertinggal dengan peserta didik. Literasi TIK merupakan dasar yang
harus dikuasai guru agar mampu menghasilkan peserta didik yang siap bersaing dalam menghadapi
revolusi industri 4.0.
17. • Contextual learning skill. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang sangat sesuai
diterapkan guru. Jika guru sudah menguasai literasi TIK, maka pembelajaran kontekstual
era pendidikan 4.0 lebih mudah dilakukan. Kondisi saat ini TIK merupakan salah satu konsep
kontekstual yang harus dikenalkan oleh guru. Materi pembelajaran banyak kontekstualnya berbasis
TIK sehingga guru sangat tidak siap jika tidak memiliki literasi TIK. Materi sulit yang bersifat
abstrak mampu disajikan menjadi lebih riil dan kontekstual menggunakan TIK.
• Literasi informasi dan media (information and media literacy). Banyak media infromasi bersifat
sosial yang digandrungi peserta didik. Media sosial seolah menjadi media komunikasi yang ampuh
digunakan peserta didik dan guru. Media sosial menjadi salah satu media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan guru. Kehadiran kelas digital bersifat media sosial dapat dimanfaatkan guru, agar
pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan waktu.
18. Penutup
• Pengembangan dan pembaharuan di bidang Pendidikan, terutamanya Pendidikan PKn mutlak harus kita
lakukan, disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan zaman.
• Era Revolusi Industri 4.0 yang memiliki kekhasan dan karakteristik tentang pemanfaatan Teknologi
Informasi yang tidak dapat kita hindari. Hal inilah yang mengharuskan kita bersama dengan komponen
lainnya, seperti: pemerintah, siswa, orang tua/wali dan masyarakat untuk bekerja bersama-sama secara
bersinergi dalam mewujudkan pembelajaran berbasis digital.
• Pendidikan PKN sebagai pendidikan nilai, moral, dan karakter harus mampu untuk memproteksi siswa
dari pengaruh negatif dari perkembangan zaman dengan cara membentuk generasi muda yang bermoral
dan mempunyai karakter sehingga mampu bersaing secara global dalam membangun Negara Indonesia
yang lebih maju.
• Guru PPKn harus siap menghadapi era pendidikan 4.0 meskipun disibukkan oleh beban kurikulum dan
administratif yang sangat padat. Jika tidak, maka generasi muda kita akan terus tertinggal dan efeknya
tidak mampu bersaing menghadapi implikasi Revolusi Industri 4.0.