Dokumen tersebut membahas sistem bilangan analog dan digital serta konversi bilangan antar basis bilangan yang umum digunakan seperti biner, oktal, desimal dan heksadesimal.
1. Dokumen ini membahas tentang aritmatika biner yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, komplemen, bilangan bertanda, dan bilangan floating point.
2. Ada dua cara untuk membuat bilangan negatif yaitu dengan komplemen 1 dan komplemen 2. Bilangan bertanda dapat direpresentasikan dalam bentuk sign-magnitude dan komplemen.
3. Bilangan floating point terdiri atas mantissa dan eksponen untuk menunjukkan nilai dan tempat poin
Dokumen ini membahas sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal serta cara mengkonversi antar sistem bilangan tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan operasi aritmatika bilangan biner dan beberapa kode bilangan yang digunakan pada rangkaian digital seperti BCD, excess-3, dan gray code.
Dokumen tersebut membahas tentang operasi aritmatik dalam sistem biner, oktal, dan heksadesimal. Terdapat penjelasan tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan tersebut dengan menggunakan aturan-aturan khusus seperti carry dan borrow. Operasi pengurangan dilakukan dengan menggunakan metode komplemen satu dan dua untuk mengubahnya menjadi operasi penjumlahan. Berbagai contoh soal juga diberikan untuk memperj
Dokumen ini membahas tentang aritmatika biner, yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan biner. Operasi-operasi tersebut dilakukan secara digit per digit dengan memperhatikan aturan-aturan khusus sistem bilangan biner seperti penyimpanan nilai tambahan (carry) dan penggunaan komplemen kedua untuk menyatakan bilangan negatif. Diberikan juga contoh-contoh soal untuk latihan operasi-operasi ter
Sistem bilangan membahas konversi antara bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal serta operasi aritmatika bilangan biner seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Bilangan biner penting untuk mewakili bilangan positif dan negatif dalam sistem digital.
Rangkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Rangkasian kombinasi seperti adder dan subtractor digunakan untuk operasi aritmatika biner seperti penjumlahan dan pengurangan; (2) Sistem bilangan biner bertanda menggunakan representasi komplemen kedua untuk menyatakan bilangan positif dan negatif; (3) Operasi aritmatika biner melibatkan aplikasi aturan-aturan logika pada tabel kebenaran rangkaian kombinasi.
1. Dokumen ini membahas tentang aritmatika biner yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, komplemen, bilangan bertanda, dan bilangan floating point.
2. Ada dua cara untuk membuat bilangan negatif yaitu dengan komplemen 1 dan komplemen 2. Bilangan bertanda dapat direpresentasikan dalam bentuk sign-magnitude dan komplemen.
3. Bilangan floating point terdiri atas mantissa dan eksponen untuk menunjukkan nilai dan tempat poin
Dokumen ini membahas sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal serta cara mengkonversi antar sistem bilangan tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan operasi aritmatika bilangan biner dan beberapa kode bilangan yang digunakan pada rangkaian digital seperti BCD, excess-3, dan gray code.
Dokumen tersebut membahas tentang operasi aritmatik dalam sistem biner, oktal, dan heksadesimal. Terdapat penjelasan tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan tersebut dengan menggunakan aturan-aturan khusus seperti carry dan borrow. Operasi pengurangan dilakukan dengan menggunakan metode komplemen satu dan dua untuk mengubahnya menjadi operasi penjumlahan. Berbagai contoh soal juga diberikan untuk memperj
Dokumen ini membahas tentang aritmatika biner, yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan biner. Operasi-operasi tersebut dilakukan secara digit per digit dengan memperhatikan aturan-aturan khusus sistem bilangan biner seperti penyimpanan nilai tambahan (carry) dan penggunaan komplemen kedua untuk menyatakan bilangan negatif. Diberikan juga contoh-contoh soal untuk latihan operasi-operasi ter
Sistem bilangan membahas konversi antara bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal serta operasi aritmatika bilangan biner seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Bilangan biner penting untuk mewakili bilangan positif dan negatif dalam sistem digital.
Rangkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Rangkasian kombinasi seperti adder dan subtractor digunakan untuk operasi aritmatika biner seperti penjumlahan dan pengurangan; (2) Sistem bilangan biner bertanda menggunakan representasi komplemen kedua untuk menyatakan bilangan positif dan negatif; (3) Operasi aritmatika biner melibatkan aplikasi aturan-aturan logika pada tabel kebenaran rangkaian kombinasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Terdapat penjelasan mengenai konsep dasar masing-masing sistem bilangan tersebut seperti radix, harga mutlak, harga tempat, konversi antar sistem bilangan, operasi dasar antar bilangan biner, serta komplemen 1 dan 2 dalam bilangan biner.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan biner, desimal, oktal, dan heksadesimal beserta penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan-bilangan tersebut. Juga dibahas tentang representasi bilangan fixed point, bilangan bulat bertanda, dan bilangan pecahan floating point dalam sistem biner.
Dokumen ini membahas tentang operasi aritmatika dasar dalam sistem bilangan desimal, binari, oktal, dan heksadesimal. Secara singkat, dibahas tentang representasi bilangan integer dalam sistem binari menggunakan komplemen dua, serta cara melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan binari, oktal, dan heksadesimal. Dokumen ini juga memberikan contoh soal latihan untuk operasi-operasi tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang operasi aritmatika dasar pada sistem bilangan binari, oktal, dan heksadesimal beserta contoh-contoh perhitungannya. Dijelaskan pula representasi bilangan bulat dan operasi-operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada ketiga sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang algoritma matematika informasi dan terapannya dalam hardware komputer. Terdapat daftar pustaka yang menjelaskan referensi yang digunakan. Dokumen ini memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaian menggunakan algoritma matematika informasi seperti pergeseran bit, transformasi biner bilangan negatif, penjumlahan biner, dan komplemen biner.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan oleh komputer dan manusia, termasuk bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal.
2. Sistem bilangan digunakan untuk mewakili besaran fisik dan logika komputer menggunakan sistem biner karena hanya memiliki dua keadaan.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembag
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan pada komputer, yaitu bilangan desimal, biner, oktal dan hexadesimal. Setiap sistem bilangan memiliki basis dan simbol yang berbeda, serta cara mengoperasikan aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem digital dan konsep-konsep dasarnya. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi sistem digital dan rangkaian digital, perbedaan antara sistem digital dan rangkaian digital, representasi besaran digital dalam bentuk logika 0 dan 1, serta konversi antara berbagai sistem bilangan seperti biner, desimal, oktal dan heksadesimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang terdiri dari bilangan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal. Dijelaskan definisi dan cara konversi antar sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal beserta konversi antar sistem bilangan tersebut. Secara singkat dibahas tentang basis bilangan, nilai bobot setiap digit, dan prosedur konversi antar sistem bilangan.
Dokumen ini membahas tentang konversi antara sistem bilangan desimal, biner, okta, dan heksa. Metode konversi meliputi penjumlahan dan pengurangan bilangan biner, pemecahan bilangan desimal menjadi biner lalu kelompokkan menjadi okta dan heksa, serta cara membalikkan proses tersebut untuk mendapatkan bilangan desimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem basis bilangan dan konversi antar basis bilangan decimal, hexadecimal, octal, dan binary. Terdapat tabel konversi antar basis bilangan dan contoh soal konversi beserta penjelasannya.
Bab ini membahas sistem bilangan dan sistem kode yang digunakan dalam sistem digital, yaitu bilangan desimal, biner, oktal, heksadesimal, dan BCD. Juga dibahas cara mengkonversi antar sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Terdapat penjelasan mengenai konsep dasar masing-masing sistem bilangan tersebut seperti radix, harga mutlak, harga tempat, konversi antar sistem bilangan, operasi dasar antar bilangan biner, serta komplemen 1 dan 2 dalam bilangan biner.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan biner, desimal, oktal, dan heksadesimal beserta penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan-bilangan tersebut. Juga dibahas tentang representasi bilangan fixed point, bilangan bulat bertanda, dan bilangan pecahan floating point dalam sistem biner.
Dokumen ini membahas tentang operasi aritmatika dasar dalam sistem bilangan desimal, binari, oktal, dan heksadesimal. Secara singkat, dibahas tentang representasi bilangan integer dalam sistem binari menggunakan komplemen dua, serta cara melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan binari, oktal, dan heksadesimal. Dokumen ini juga memberikan contoh soal latihan untuk operasi-operasi tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang operasi aritmatika dasar pada sistem bilangan binari, oktal, dan heksadesimal beserta contoh-contoh perhitungannya. Dijelaskan pula representasi bilangan bulat dan operasi-operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada ketiga sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang algoritma matematika informasi dan terapannya dalam hardware komputer. Terdapat daftar pustaka yang menjelaskan referensi yang digunakan. Dokumen ini memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaian menggunakan algoritma matematika informasi seperti pergeseran bit, transformasi biner bilangan negatif, penjumlahan biner, dan komplemen biner.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan oleh komputer dan manusia, termasuk bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal.
2. Sistem bilangan digunakan untuk mewakili besaran fisik dan logika komputer menggunakan sistem biner karena hanya memiliki dua keadaan.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembag
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan pada komputer, yaitu bilangan desimal, biner, oktal dan hexadesimal. Setiap sistem bilangan memiliki basis dan simbol yang berbeda, serta cara mengoperasikan aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem digital dan konsep-konsep dasarnya. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi sistem digital dan rangkaian digital, perbedaan antara sistem digital dan rangkaian digital, representasi besaran digital dalam bentuk logika 0 dan 1, serta konversi antara berbagai sistem bilangan seperti biner, desimal, oktal dan heksadesimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang terdiri dari bilangan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal. Dijelaskan definisi dan cara konversi antar sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal beserta konversi antar sistem bilangan tersebut. Secara singkat dibahas tentang basis bilangan, nilai bobot setiap digit, dan prosedur konversi antar sistem bilangan.
Dokumen ini membahas tentang konversi antara sistem bilangan desimal, biner, okta, dan heksa. Metode konversi meliputi penjumlahan dan pengurangan bilangan biner, pemecahan bilangan desimal menjadi biner lalu kelompokkan menjadi okta dan heksa, serta cara membalikkan proses tersebut untuk mendapatkan bilangan desimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem basis bilangan dan konversi antar basis bilangan decimal, hexadecimal, octal, dan binary. Terdapat tabel konversi antar basis bilangan dan contoh soal konversi beserta penjelasannya.
Bab ini membahas sistem bilangan dan sistem kode yang digunakan dalam sistem digital, yaitu bilangan desimal, biner, oktal, heksadesimal, dan BCD. Juga dibahas cara mengkonversi antar sistem bilangan tersebut.
Sistem bilangan pada komputer membahas empat sistem bilangan yang dikenal yaitu bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Setiap sistem bilangan memiliki basis tertentu dan menggunakan simbol-simbol angka khusus. Dokumen ini juga menjelaskan proses konversi antar sistem bilangan tersebut seperti desimal ke biner, biner ke desimal, dan seterusnya beserta contoh-contoh penerapannya.
Sistem bilangan pada komputer membahas empat sistem bilangan yang dikenal yaitu bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Setiap sistem bilangan memiliki basis tertentu dan menggunakan simbol-simbol angka khusus. Dokumen ini juga menjelaskan proses konversi antar sistem bilangan tersebut seperti desimal ke biner, biner ke desimal, dan seterusnya beserta contoh-contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan dalam komputer seperti sistem bilangan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal beserta cara mengkonversikan antar sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan dalam komputer seperti biner, desimal, oktal dan heksadesimal beserta cara mengkonversikan antar sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan dalam komputer, yaitu sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal beserta penjelasan cara mengkonversi antar sistem bilangan tersebut.
Ada empat sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital yaitu desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Sistem biner paling banyak digunakan karena secara langsung merepresentasikan logika digital, sementara oktal dan heksadesimal digunakan untuk memperpendek penyajian bilangan biner.
Ada empat sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital yaitu desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Sistem biner paling banyak digunakan karena secara langsung merepresentasikan logika digital, sementara oktal dan heksadesimal digunakan untuk memperpendek penyajian bilangan biner.
Ada empat sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital yaitu desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Sistem biner paling banyak digunakan karena secara langsung merepresentasikan logika digital, sementara oktal dan heksadesimal digunakan untuk memperpendek penyajian bilangan biner.
Ppt sistem bilangan komputer_ardi MAWARDIArdiMawardi1
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan pada komputer, terutama menjelaskan empat jenis sistem bilangan yang dikenal yaitu bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal beserta cara mengkonversikan antar sistem bilangan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan dalam komputer seperti biner, desimal, oktal dan heksadesimal. Setiap sistem memiliki basisnya masing-masing yaitu 2, 10, 8 dan 16. Bit dan byte dijelaskan sebagai unit terkecil penyimpanan data dalam komputer.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan yang digunakan oleh manusia dan komputer. Sistem bilangan yang paling umum digunakan manusia adalah sistem bilangan desimal yang menggunakan 10 simbol, sedangkan komputer menggunakan sistem bilangan biner yang hanya menggunakan 2 simbol (0 dan 1) karena logika komputer diwakili oleh dua keadaan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dan cara mengkonversi antara sistem bilangan des
TSAMARUL HIZBI merupakan dosen di STKIP dengan status lajang yang memiliki dua orang anak. Ia lahir pada tahun 1978 dan telah menyelesaikan pendidikan hingga S3.
TSAMARUL HIZBI merupakan dosen di STKIP dengan status lajang yang memiliki dua orang anak bersama istrinya Harizah yaitu M Harizani Maulana dan M Ardani Hasbi.
Langkah-langkah pembuatan box speaker aktif meliputi memotong papan sesuai ukuran, melubangi papan depan, mengelem dan memaku papan membentuk box, serta memasang karpet pada box.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan media pembelajaran, termasuk siklus pengembangan media, pengalaman belajar manusia, jenis-jenis media, dan contoh pemanfaatan media gambar untuk pembelajaran di desa.
Dokumen tersebut membahas tentang arus dan tegangan bolak-balik, termasuk definisi frekuensi dan periode, persamaan tegangan dan arus bolak-balik, nilai efektif tegangan dan arus, serta rangkaian arus bolak-balik untuk rangkaian resistif, induktif, dan kapasitif.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. PENDAHULUAN
Sistem analog dan digital
Istilah analog dan digital terkait dengan
cara besaran tersebut ditampilkan.
Contoh tampilan analog:
- Speedometer kendaraan
- Termometer air raksa
- Sistem audio
2. Contoh tampilan digital
- Jam digital
- Pencacah partikel
- Dll
Kecendrungan piranti piranti elektronika
sekarang ini menuju pada otomatisasi
(komputerisasi), minimalisai (kecil, kompak),
dan digitalisasi.
3. Kecendrungan pengolahan data dalam
bentuk digital (digitalisasi) memiliki
beberapa kelebihan, antara lain:
1. Lebih tegas (tidak mendua)
2. Informasi digital lebih mudah dikelola
3. Lebih tahan terhadap gangguan
4. Konsumsi daya relatif rendah
4. SISTEM BILANGAN
Sistem bilangan yang biasa
digunakan dalam digital adalah:
1. Bilangan biner
2. Bilangan oktal
3. Bilangan desimal
4. heksadesimal
5. Basis-10 (Desimal)
- mempunyai simbol angka (numerik) sebanyak 10 buah
simbol, yaitu; 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9.
- Nilai suatu bilangan dalam basis 10 dpt dinyatakan
sebagai Σ(푁 푥 10푎)
- N = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
- ‘a = ...,-3,-2,-1,0,1,2,3,....
- Ex:
1. 32510 = 3푥102 + 2푥101 + 5푥100
2. 0,1610 = ....
3. 9407,10810 = ....
6. Basis-2 (Biner)
- mempunyai simbol angka (numerik) sebanyak 2 buah
simbol, yaitu; 0, dan 1.
- Nilai suatu bilangan basis-2 dalam basis 10 dpt
dinyatakan sebagai Σ(푁 푥 2푎)
- N = 0 atau 1.
- ‘a = ...,-3,-2,-1,0,1,2,3,....
- Ex:
1. 11012 = 1푥23 + 1푥22 + 1푥20
2. 0,1012 = ....
3. 11,012 = ....
7. Basis-8 (oktal)
- mempunyai simbol angka (numerik) sebanyak 8 buah
simbol, yaitu; 0,1,2,3,4,5,6,dan 7.
- Nilai suatu bilangan dalam basis 8 ke basis 10 dpt
dinyatakan sebagai Σ(푁 푥 8푎)
- N = 0,1,2,3,4,5,6,7.
- ‘a = ...,-3,-2,-1,0,1,2,3,....
- Ex:
1. 647,358 = 6푥82 + 4푥81 + 7푥80 + 3푥8−1 + 5푥8−2
= 423,45312510
2. 3258 = ....
3. 3,258 = ....
8. Basis-16 (Heksa-desimal)
- mempunyai simbol angka (numerik) sebanyak 16 buah
simbol, karena angka yg dikenal ada 10 maka perlu
diciptakan 6 simbol angka lagi yaitu; A, B, C, D, E, F (퐴16 =
1010 , 퐵16 = 1110 , 퐶16 = 1210 , 퐷16 = 1310 , 퐸16 = 1410 , 퐹16
= 1510 )
- Nilai suatu bilangan basis-16 dalam basis -10 dpt
dinyatakan sebagai Σ(푁 푥 16푎)
- N = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15.
- ‘a = ...,-3,-2,-1,0,1,2,3,....
- Ex:
1. 584퐴퐸퐷16 = 5푥165 + 8푥164 + 4푥163 + 10푥162 + 14푥161 +
13푥160
2. 퐸, 1퐴16 = ....
9. Konversi Bilangan dari basis-10 ke
basis-n
Ada 2 cara yaitu:
1. Menggunakan rumus (bilangan)10 = Σ(푁 푥 푛푎)
2. Pembagian berulang.
Ex:
1. Ubahlah bilangan 9810 ke dalam basis-2 yang setara
2. Ubahlah bilangan 136810 ke dalam basis-8 yang
setara
3. Ubahlah bilangan 1900610 ke dalam basis-16 yang
setara.
11. 2. Pembagian berulang
Cara ini sangat baik utk bilangan desimal yang kecil dan
besar. Cara konversinya adalah membagi bilangan desimal
dan hasil baginya secara berulang dengan basis tujuan
kemudian menuliskan sisanya hingga diperoleh Hasil bagi 0.
Ex:
1. Ubahlah bilangan 9810 ke dalam basis-2 yang setara
2. Ubahlah bilangan 136810 ke dalam basis-8 yang setara
3. Ubahlah bilangan 1900610 ke dalam basis-16 yang setara