Dokumen tersebut membahas tentang pencernaan manusia dan hewan ruminansia serta gangguannya. Pencernaan manusia melibatkan gigi, lambung, usus halus dan besar, sedangkan hewan ruminansia memiliki empat ruang lambung dan bakteri untuk mencerna selulosa. Dokumen juga menjelaskan enzim-enzim pencernaan dan perbedaan sistem pencernaan antara manusia dan hewan ruminansia.
2. PENCERNAAN MANUSIA DAN RUMIINANSIA SERTA
GANGGUAN
PENCERNAAN MANUSIA
BAGIAN GIGI USUS HALUS PENCERNAAN KARBOHIDRAT
RUMUS GIGI VILLI ENZIM PENCERNAAN
JUMLAH GIGI PENCERNAAN RUMINANSIA
GANGGUAN PENCERNAAN
3. HOME Gigi
Terdiri dari 3 bagian yaitu Makhota gigi
(korona), leher gigi (korum), dan akar gigi
(radius)
Mahkota gigi (korona ) yaitu merupakan
bagian yang tampak dari luar. Meliputi email
gigi dan tulang gigi (yang tersusun atas zat
dentin).
Leher gigi (kolum) yaitu merupakan bagian
gigi yang terlindung dari dalam gusi. Meliputi
sumsum gigi/pulpa, gusi dan pembuluh
saraf, pembuluh darah.
Akar gigi merupakan bagian gigi yang
tertanam di dalam rahang gigi
Gigi berasal dari 2 jaringan embrional, yaitu
ektoderm dan mesoderm
Ektoderm membentuk email (lapisan gigi
Mesoderm membentuk dentin (tulang paling luar)
gigi), yang terdapat di dalam
Email adalah lapisan keras yang menutupi
email, sementum (lapisan luar akar
permukaan gigi yang berfungsi untuk
gigi), dan pulpa (rongga gigi) yang
melindungi gigi saat mengunyah serta
banyak mengandung serabut saraf dan
melindungi gigi terhadap asam yang dapat
pembuluh darah
melarutkan dentin
4. HOME
Berdasarkan bentuknya,gigi
yang dimiliki manusia terdiri dari:
Gigi seri (Insisivus) yang
berfungsi memotong makanan
Gigi taring (kanisus) yang
berfungsi untuk menyobek
makanan
Gigi geraham depan (premolar)
yang berfungsi mengunyah
makanan, dan mengahuluskan
makanan
Gigi geraham belakang (molar)
yang berfungsi mengunyah
makanan, dan mengahuluskan
makanan
5. Gigi pada anak-anak berjumlah 20
buah. Pada rahang atas dan rahang
bawah terdapat 8 gigi seri ( 2x4 ), 4 gigi
taring [4x(1x1)], dan 8 gigi geraham
[2x(2x2)].
Pada orang dewasa ditambah
dengan 12 gigi geraham belakang
[2x(3+3), sehingga berjumlah 32 buah.
HOME
6. Usus Halus
Usus halus terdiri dari 3 bagian, duodenum
( usus duabelas jari ), jejunum ( usus kosong ),
dan ileum ( usus penyerapan ).
duodenum bermuara dua saluran, yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Di dalam usus
halus terjadi pencernaan secara kimiawi.
Di dalam jejunum makanan mengalami pencernaan
secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding
usus, sehingga makanan semakin halus dan
cenderung encer.
HOME
7. HOME
di dalam ileum terdapat banyak lipatan
dan lekukan yang disebut villi atau jonjot
usus. Villi berfungsi memperluas
permukaan usus sehingga proses
terjadinya penyerapan makanan akan
lebih sempurna.
Zat makanan berupa glukosa, asam
amino, vitamin, mineral, dan air diserap
olwh kapiler darah dalam vili, kemudian
diangkut menuju hati melalui pembuluh
darah (vena porta).
Di dalam hati, sebagian zat makanan
akan diubah menjadi bentuk lain dan
sebagian lagi dierdarkan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh balik hati (vena
hepatika)
Zat makanan berupa asam lemak dan
gliserol yang terdiri dari molekul
berukuran lebih besar, akan diangkut
melalui pembuluh kil, yaitu pembuluh
getah bening atau pembuluh limfe
8. HOME
Pencernaan karbohidrat :
Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh
setelah makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung
enzim amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase
menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih
sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian
diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling
baik pada pH ludah yang bersifat netral.
Bolus yang ditelan masuk ke dalam lambung.
9. HOME
Usus Halus
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang
dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan
laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili
dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Maltase
Maltosa 2 mol glukosa
Sukrase
Sakarosa 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Laktase
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
10. HOME
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel
usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi
monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi
dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan
secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion
natrium.
Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan
sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa
pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma
di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah
fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang
kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah
karbondioksida, hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang
mudah menguap, seperti asam asetat, asam propionat dan asam butirat.
11. HOME
ENZIM PENCERNAAN
No Organ Enzim Mengubah Hasil
1 Kelenjar Ptialin atau amilase Zat tepung Disakrida
ludah (karbohidrat)
2 Lambung Pepsin Protein Peptida
Renin Keseinogen Kasein
Lipase Trigliserisida Asam lemak dan
Gliserol
3 Hati / kolesistokinin Mengaktifkan -
empedu steapsin
Menstimulus
lemak
4 Pankreas Amilase Amilum (pati) Maltosa dan Glukosa
Lipase Lemak Asam lemak dan
Monogliserida
Tripsin Memecah -
molekul protein
Peptidase Peptida Asam Amino
Nuklease Asam Nukleat Komponen Nukleotida
(RNA dan DNA)
12. HOME
No Organ Enzim Mengubah Hasil
5. Usus Enterokinase Tripsinogen Mengaktifkan tripsinogen
halus Laktase Laktosa Glukosa
Erepsin Dipeptida Asam amino
Maltase Maltosa Glukosa
Disakarase Disakarida Monosakarida
Petidase Polipeptida Asam amino
Sukrase Sukrosa Fruktosa dan glukosa
Lipase Trigliserida Gliserol dan asam lemak
13. HOME
Sistem Pencernaan Makanan Hewan Memamah
Biak
Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih
panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak
mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan
pada umumnya sehingga sistem pencernaannya
berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada
hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu
terdapat geraham belakang (molar) yang
besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang
sulit dicerna.
14. HOME
1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit
makanan berupa tetumbuhan seperli rumput.
2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar
dan lobar.
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk
menggiling makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu:
Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum.
15. Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama
dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring,
esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur
alat pencernaan kadangkadang berbeda antara hewan
yang satu dengan hewan yang lain.
Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang
atas
M P C I I C P M Jenis
gigi
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang
bawah
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
HOME P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
16. HOME
Berdasarkan susunan gigi di
atas, terlihat bahwa sapi (hewan
memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas
dan gigi taring, tetapi memiliki
gigi geraham lebih banyak
dibandingkan dengan manusia
sesuai dengan fungsinya untuk
mengunyah makanan
berserat, yaitu penyusun dinding
sel tumbuhan yang terdiri atas
50% selulosa.
Di samping itu, pada hewan
ruminansia terdapat modifikasi
lambung yang dibedakan menjadi
4 bagian, yaitu: rumen (perut
besar), retikulum (perut
jala), omasum (perut kitab), dan
abomasum (perut masam).
17. HOME
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan
makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum
5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8′/o.Pembagian ini
terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter
berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang
sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak
mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk
fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang
dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak
mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak
seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya,
kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena
pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum.
Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu
pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan
protozoa tertentu.
18. HOME
Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak
merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat
menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping
itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga
dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi
altematif.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi
sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di
rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi
selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan
jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan
ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi
gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus
akan Jimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke
ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi
enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan
diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di
tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi
oleh enzim.
19. Selulase yang dihasilkan oleh HOME
mikroba (bakteri dan
protozoa) akan merombak
selulosa menjadi asam lemak.
Akan tetapi, bakteri tidak
tahan hidup di abomasum
karena pH yang sangat
rendah, akibatnya bakteri ini
akan mati, namun dapat
dicernakan untuk menjadi
sumber protein bagi hewan
pemamah biak. Dengan
demikian, hewan ini tidak
memerlukan asam amino
esensial seperti pada
manusia.
20. GANGUAN DAN KELAINAN PADA SISTEM
PENCERNAAN MANUSIA
Gastritis
Peradangan mukosa lambung
sangat umum terjadi pada
orang berusia lanjut
Berlangsung lama dan
menyebabkan rusaknya
mukosa lambung
HOME
21. HOME
Konstipasi
Konstipasi berarti lambatnya
pergerakan feses melalui usus
besar
Konstipasi sering dihubungkan
dengan jumlah feses yang
kering dan keras pada kolon
yang menumpuk karena
lamanya waktu penyerapan
cairan
Penyebab konstipasi adalah
kebiasaan buang air yang tidak
teratur dan kurangnya makan
makanan yang berserat
22. HOME
PANKREASITIS
Pankreasitis berarti
peradangan
Dapat terjadi baik dalam
bentuk pankreasitis akut
(berlangsung cepat dan
parah) maupun
pankreasitis kronis
(berlangsung lama)
Penyebab umum adalah
alkohol dan terhambatnya
tonjolan vateri (akhir
saluran pengeluaran
pankreas) oleh batu
empedu
23. HOME
Diare
Terjadi akibat pergerakan yang cepat
dari materi tinja sepanjang usus besar
Infeksi paling luas terjadi pada usu
besar dan ileum
Diare disebabkan oleh bakteri kolera
dan terkadang oleh bakteri lain seperti
Bacillus, yang merupakan patogen
usus besar
Toksin kolera menstimulus sekresi
elektrolit dan cairan yang berlebihan
dari ileum dan usus besar
Toksin ini akan meningkatkan
mekanisme pertukaran bikarbonat
klorida, dan menyebabkan jumlah ion
karbonat yang sangat besar untuk
disekresikan bersam dengan ion
natrium dan air
Kehilangan cairan dan elektrolit dapat
menyebabkan kematian
24. HOME
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di
dalamnya juga terkandung enzim
Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan
akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan
permukaan lambung.
Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak
lambung.
Tukak lambung menyebabkan berlubangnya
dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di
rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini
disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori
25. HOME
Flatus
Masuknya gas-gas dalam saluran
pencernaan
Gas tersebut berupa udara yang
tertelan, gas yang dihasilkan
bakteri, atau gas dari difusi darah
yang masuk ke saluran
pencernaan.
Gas nitrogen dan oksigen lebih
banyak berada dalam lambung
dan dapat dikeluarkan dengan
bersendawa
Gas lain, seperti CO2, metana,
dam hidrogen, lebih banya berada
di dalam usu besar yang
dihasilkan oleh bakteri
26. Gastroenteritis Apendikitis
Gastroenteritis, Radang Gangguan pada sistem
lambung dan usus pencernaan makanan
(bahasa Inggris: gastric dapat disebabkan oleh
flu, stomach flu) adalah pola makan yang
salah, infeksi
suatu jenis peradangan bakteri, dan kelainan alat
yang terjadi pada pencernaan. Di antara
saluran gangguan-gangguan ini
pencernaan, terutama adalah
pada lambung dan usus diare, sembelit, tukak
kecil, dan lambung, peritonitis, kol
mengakibatkan diare ik, sampai pada infeksi
akut. usus buntu (apendisitis).
HOME
27. HOME
Maldigesti Parotitis
Terlalu banyak makan atau Infeksi pada kelenjar
makan suatu zat yang parotis disebut juga
merangsang lambung.
Gondong
Xerostomia
Produksi air liur yang sangat
sedikit