Sistem pencernaan ruminansia terdiri dari mulut, esofagus, empat lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus, usus besar, dan anus. Pencernaan dimulai di mulut oleh gigi dan saliva, lalu masuk ke rumen dimana terjadi fermentasi oleh mikroba. Isi lambung kemudian diproses lebih lanjut di retikulum, omasum, dan abomasum sebelum masuk ke usus halus untuk penyerapan nutris
1. Sistem pencernaan ruminansia
Saluran Pencernaan:
- Mulut
- Esofagus
- Lambung : Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum
- Usus Halus
- Usus Besar (Kolon)
- Rektum
- Anus
1. Mulut
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh mastikasi dan di teruskan ke
pencernaan mekanis. Di dalam mulut terdapat saliva. Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh
kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral.
Fungsi saliva:
a. Membantu penelanan
b. Buffer (ph 8,4 – 8,5)
c. Suplai nutrien mikroba (70% urea)
2. Esofagus
Meneruskan makanan untuk sampai ke rumen.
3. Rumen
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen terjadi pencernaan
secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan
mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi.
Sedangkan pencernaan hidrokitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan.
Fungsi :
- Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
- Absorbsi : VFA, amonia
- Lokasi mixing
- Menyimpan bahan makanan → fermentasi
2. 4. Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Fungsi retikulum adalah sebagai
penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan
tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya
berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
- Secara fisik tidak terpisahkan dari rumen.
- Terdapat lipatan-lipatan esofagus yang merupakan lipatan jaringan yg langsung dari esofagus ke omasum
- Permukaan dalam : papila → sarang laba-laba (honey comb) perut jala.
Fungsi:
- Tempat fermentasi
- Membantu proses ruminasi
- Mengatur arus ingesta ke omasum
- Absorpsi hasilfermentasi
- Tempat berkumpulnya benda-benda asing
5. Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. PH omasum berkisar
antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasums terdapat lubang yang disebut omaso abomasal
orifice.
- Letak : sebelah kanan (retikulum) garis median (disebelah rusuk 7-11)
- Bentuk : elips
- Permukaan dalam berbentuk laminae → perut buku (pada lamina terdapat papila untuk absorpsi)
- Fungsi : grinder, filtering, fermentasi, absorpsi
6. Abomasum
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah
digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Ph pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai
4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka
abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini
berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum.
Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan
HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.
- Letak : dasar perut (kanan bawah)
- Bentuk : memanjang
- Bagian dalam terdapat tonjolan : fold → absorpsi
- Terdiri 3 bagian :
Kardia : sekresi mukus
Fundika : pepsinogen, renin, HCl, mukus
Pilorika : sekresi mukus
- Fungsi :
Tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → pencernaan protein.
Mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum.
7. Usus
Usus halus akan menyerap sari-sari makanan dan sisanya diteruskan ke usus besar.
8. Anus