INITIAL ASSESSMENT OF TRAUMA PATIENTS....(INSPIRED FROM CTLS AND ATLS GUIDELI...Prerna Biswal
THIS PRESENTATION WAS MADE AT IMA HOUSE IN BHUBANESWAR,ODISHA, BY DR.NIBEDITA PANI,HOD ,DEPT. OF ANAESTHESIOLOGY AND DR.PRERNA BISWAL,PG,ANAESTHESIOLOGY,SCBMCH,CUTTACK,
By consulting with a Richmond personal injury attorney at our firm before speaking to an insurance representative you may be able to ensure that your best interests are protected. Free information is available!
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMASANGAN NGT , STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN NGT, Cara Pemasangan NGT, Tugas Mata Kuliah Sistem Pencernaan , UNSRIT (Universitas Sariputra Indonesia Tomohon) Fakultas Keperawatan Semester 4
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. PENATALAKSANAAN JALAN NAPAS
A. MEMASTIKAN JALAN NAPAS BEBAS
* Mengenali adanya sumbatan jalan napas
* Membebaskan jalan napas
B. MEMBERIKAN VENTILASI TEKANAN POSITIF
* Bantuan napas dari mulut ke mulut
* Bantuan napas dari mulut ke sungkup
* Bantuan napas dengan menggunakan Bagging
C. MEMBERIKAN BANTUAN O2 ( TERAPI OKSIGEN )
* Sistem aliran rendah
* Sistem aliran tinggi
3. A. MEMASTIKAN JALAN NAPAS BEBAS
Mengenali adanya sumbatan jalan napas
♠ Sumbatan jalan napas bagian atas
♠ Sumbatan jalan napas bagian bawah
Membebaskan jalan napas
♠ Tanpa alat
♠ Dengan alat
- Oropharingeal airway
- Nasopharingeal airway
- Penghisapan ( suction )
- Intubasi
4.
5. Oropharingeal Airway
Berbentuk semisirkul
Berguna untuk :
- Mencegah lidah melekat pada dinding posterior pharing
- Mempermudah penghisapan lendir
- Mencegah ETT tergigit
Tekhnik memasukkan :
- Masukkan OA mengarah ke atas sampai dinding belakang
pharing kemudian putar 180 °
Komplikasi :
- Jika OA terlalu jauh menekan epiglotis
- Dapat mendorong lidah
- Trauma
6. Nasopharingeal Airway
-Terbuat dari karet atau plastik yang lembut
dengan ukuran ± 15 Cm
-Digunakan apabila OA tidak dapat dipakai
oleh karena adanya ; trismus atau masif trauma
disekitar mulut
7. Suctioning
Tujuan tindakan :
-Mempertahankan jalan napas yang adekuat
-Membersihkan sekret pada pasien yang tidak
mampu mengeluarkan sekret/batuk
Intubasi
Indikasi :
-Henti jantung
-Pasien sadar tapi ventilasi kurang adekuat
-Pasien tdk dapat mempertahankan jalan napas yang adekuat
-Penolong tidak mampu memberikan ventilasi adekuat dengan
cara konvensional
8. Keuntungan ventilasi melalui ETT
-Mencegah distensi lambung
-Mencegah aspirasi isi lambung
-Memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
-Dapat memberikan beberapa obat
-Memberikan ventilasi dengan adekuat
9. Persiapan alat untuk intubasi :
-Laringosskop, lengkap dengan handle & blade
-Pipa endotracheal ( ETT ) dengan ukuran :
Perempuan : No 7,0 ; 7,5 ; 8,0
Laki laki : No 8,0 ; 8,5
Keadaan emergensi : No 7,5
-Stilet ( mandrin )
-Forsep Magill
-Jely
-Spuit 20 cc
-Stetoskop
-Bantal, plester & gunting
-Alat penghisap lendir ( Suction mulut & ETT )
10. Prosedur Intubasi
1. Cek alat alat yang diperlukan, ETT disediakn sesuai ukuran
2. Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik disertai
sellick manuver
3. Letakkan bantal pada oksiput setinggi ± 10 cm dan pertahankan
kepala ekstensi
4. Bila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut & pharing
5. Buka mulut dengan cara cross finger dan tangan kiri
memegang laringoskop
6. Masukkan bilah laringoskop menelusuri mulut sebelah kanan,
sisihkan lidah ke sebelah kiri. Masukkan bilah sampai mencapai
dasar lidah, perhatikan agar lidah atau bibir tidak terjepit
diantara bilah dan gigi pasien
7. Angkat laringoskop ke atas dan ke depan dengan kemiringan
30 – 40 °, jangan menggunakan gigi sebagai tumpuan
11. Lanjutan prosedur Intubasi
8. Bila pita suara sudah terlihat, masukan ETT sampai bagian
proksimal dari Cuff ETT melewati pita suara ± 1 – 2 Cm
atau pada dewasa kedalaman ETT ± 19 – 23 Cm
9.Kembangkan balon cuff dengan menggunakan spuit 20 cc sampai
suara kebocoran di mulut hilang saat bagging
10. Lakukan ventilasi dengan menggunakan bagging, lakukan
auskultasi pertama pada lambung kmd paru kanan & kiri,
atas & bawah sambil memperhatikan pengembangan dada
11. Bila terdengar suara gargling pada lambung dan dada tidak
mengembang, lepas ETT lakukan persiapan lagi,
hiperventilasi kembali minimal 30 detik selanjutnya
lakukan intubasi ulang
12. 12. Lakukan fiksasi ETT dengan plester agar tidak
terdorong atau tercabut
Catatan :
Oksigen untuk ventilasi dengan bagging adl 100 %
Waktu untuk intubasi tidak boleh lebih dari 30 detik