SlideShare a Scribd company logo
RREETTEENNSSIIOO PPLLAASSEENNTTAA 
KELOMPOK 4
Anggota kelompok : 
Dita Nur Habibah G1A012008 
M. Andika Rianil E. R. G1A012025 
Nugraha Ramadhan G1A012037 
Hazar Arfita Audina G1A012044 
Fathul Barry G1A012058 
Gabriella Cereira A G1A012076 
Krisna Dwiantama G1A012094 
Dytha Fitriani G1A012104 
Deborah Oriona Vega G1A012116 
Ardhila Aida G1A012131 
Btari Farhana Indillah G1A012153 
Riza Revina G1A010012
1000 kematian dari 100.000 kelahiran hidup 
25 % : perdarahan postpartum 
 diperkirakan 100.000 kematian maternal /tahun 
EPIDEMIOLOGI 
Dari angka tersebut, diperoleh 
etiologi antara lain: 
atonia uteri (50-60%) 
sisa plasenta (23-24%) 
rreetteennssiioo ppllaasseennttaa ((1166--1177%%)) 
laserasi jalan lahir (4-5%) 
kelainan darah (0,5-0,8%) 
Retensio plasenta terjadi pada 
3% kelahiran pervaginam 
15% ibu dengan riwayat 
retensio plasenta sebelumnya
KKOOMMPPLLIIKKAASSII JJIIKKAA TTIIDDAAKK 
DDIITTAANNGGAANNII 
11.. PPeerrddaarraahhaann ppoosstt ppaarrttuumm 
22.. SSyyookk  KKeemmaattiiaann 
33.. PPuueerrppuueerraall sseeppssiiss 
44.. KKeeggaannaassaann ((kkoorriiookkaarrssiinnoommaa)) 
55.. RReekkuurreennssii ppaaddaa kkeehhaammiillaann sseellaannjjuuttnnyyaa 
66.. TTeerrjjaaddii ppoolliipp ppllaasseennttaa sseebbaaggaaii mmaassaa 
pprroolliiffeerraattiivvee yyaanngg mmeennggaallaammii iinnffeekkssii sseekkuunnddeerr 
ddaann nneekkrroossiiss,,
MMAANNIIFFEESSTTAASSII KKLLIINNIISS 
• Gejala yang selalu ada; 
– plasenta belum lahir dalam 30 menit, 
– perdarahan segera, 
– kontraksi uterus baik. 
– plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh 
darah) tidak lengkap dan perdarahan segera. 
• Gejala yang kadang-kadang timbul ; 
– tali pusat putus akibat traksi berlebihan, 
– inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan, 
– uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak 
berkurang.
PPEENNEEGGAAKKKKAANN DDIIAAGGNNOOSSIISS 
• Anamnesis 
– Periode prenatal, 
– Episode perdarahan postpartum sebelumnya, 
– Paritas, 
– Riwayat multipel fetus , 
– Polihidramion, 
– Plasenta tidak lepas secara spontan, 
– Timbul pendarahan secara aktif setelah bayi 
dilahirkan.
 PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 
 Pada palpasi  kavitas uteri yang kasar setelah 
plasenta manual (mengindikasikan miometrium 
yang terkikis dan kemungkinan ada plasenta yang 
masih tertinggal), 
 adanya inversi uteri, 
 Hematuria, 
 Hemoragik yang masif setelah plasenta manual. 
 Pada pemeriksaan pervaginam, 
 plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis 
teteapi secara parsial atau lengkap menempel di 
dalam uterus.
Cont, 
 Plasenta yang tidak keluar dalam jangka 
waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan 
 Pemeriksaan Penunjang 
 Beberapa pemeriksaan radiologis dapat 
dilakukan seperti USG, Doppler Imaging dan 
MRI.
Pemeriksaan Penunjang 
 Complete blood count (CBC). 
 Pemeriksaan koagulasi. 
 Pemeriksaan elektrolit. 
 BUN/kreatinin. 
 USG. 
 Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Patofisiologi 
Plasenta tidak terlepas secara 
bersamaan/ plasenta masih melekat 
pada tempat implantasinya 
Gangguan retraksi 
dan kontraksi otot 
uterus 
Pembuluh darah pada lapisan 
endometrium tetap terbuka 
Perdarahan hebat 
Hilangnya faktor-faktor 
pembekuan 
darah 
Gangguan pembentukan 
thrombus dan pembekuan 
darah 
Perdarahan 
berkepanjangan
Rencana 
Terapi
Cont, 
Jenis dan Cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol 
Dosis dan cara 
pemberian 
IV : 20 IU dalam 1 L 
larutangaram 
fisiologis dengan 
tetesan cepat 
IM : 10 IU 
IM atau IV (lambat) 
0.2 mg 
Oral atau rektal 400 
μg dapat diulang 
sampai 1200 μg 
Dosis lanjutan IV : 20 IU dalam 1 L 
larutan garam 
fisiologis dengan 40 
tetes per menit 
Ulangi 0.2 mg IM 
setelah 15 menit 
400 μg 2-4 jam 
setelah dosis awal 
Dosis maksimal 
perhari 
Tidak lebih dari 3 L 
larutan engan 
oksitosin 
Total 1 mg atau 5 
dosis 
Total 1200μg atau 3 
dosis 
Kontraindikasi Pemberian IV 
secara cepat atau 
bolus 
Preeklampisa 
vitium cordis, 
hipertensi 
Nyeri kontraksi, 
asma
Teori Baru 
1. Uterotonika 
 Kelebihan; 
 Dapat dilakukan pada pasien atonia uteri. 
 Tidak invasif sehingga mengurangi risiko infeksi. 
 Memiliki komplikasi paling rendah. 
 Dapat dilakukan di rumah sakit, praktik dokter, maupun bidan. 
 Kekurangan; 
 Hanya dapat dilakukan bila tidak ada perdarahan. 
 Setelah 15 menit langsung lakukan 15 menit. 
 Efek maternal pada pemakaian IV berupa hipotensi, mual, 
muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uters, ruam 
kulit, dan anoreksia 
 Reaksi yang merugikan seperti serangan kejang, intoksikasi air, 
perdarahan intracranial, disritmia, asfiksia.
Cont, 
2. Metode perasat crede 
 Kelebihan; 
 Merupakan cara yang dapat dilakukan sebelum mengeluarkan plasenta dengan 
tangan (manual plasenta). 
 Baik dilakukan dengan keadaan uterus berkontraksi dan vesica urinaria kosong. 
 Tidak invasif. 
 Risiko infeksi kecil dibandingkan dengan terapi lain. 
 Biaya murah. 
 Teknik mudah dilakukan. 
 Kekurangan; 
 Tidak dapat dilakukan pada orang gemuk. 
 Sangat berbahaya dilakukan pada keadaan narkosis 
 Bahaya infus tromboplastin dapat mengakibatkan koagulopati 
 Tidak boleh dilakukan pada uterus yang tidak berkontraksi karena dapat 
menimbulkan inversion uteri. 
 Tidak dapat dilakukan pada golongan darah yang tak cocok pada imunisasi ibu 
melalui transfusi fetomaternal
3. Manual Plasenta 
 Kelebihan; 
 Dapat dilakukan dengan indikasi : 
 Perdarahan mendadak sekitar 400-500 cc 
 Riwayat hemoragik postpartum habitualis 
 Post operasi (transvaginal dan transabdominal 
 Penderita dalam keadaan narkosa atau anestensi umum 
 Murah 
 Risiko perforasi dan infertilitas minimal. 
 Kekurangan; 
 Dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut 
 Perforasi 
 Meningkatnya kejadian infeksi asendens 
 Kadang memerlukan anestesia. 
 Tidak berhasil karena plasenta melekat erat, dapat menimbulkan perdarahan yang 
sulit terhenti. 
 Manual plasenta pada plasenta yang tanpa perdarahan harus dilakukan dengan 
sangat hati hati 
 Harus dilakukan di rumah sakit dengan tenaga medis ahli.
4. Kuretase 
 Kelebihan; 
 Dilakukan pada perdarahan berlanjut 
 Dapat mengeluarkan sisa jaringan yang ada dalam uterus 
 Kekurangan; 
 Harus dilakukan di rumah sakit, tidak bisa di praktek 
dokter. 
 Dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam 
nyawa. 
 Risiko terbesar perforasi dibandingkan tatalaksana 
lainnya.
5. Histerektomi 
 Kelebihan; 
 Dapat dilakukan pada pasien dengan plasenta akreta 
 Kehamilan selanjutnya tidak dikehendaki 
 Pendarahan tidak terkendalikan 
 Penanganan secara konservatif tidak berhasil 
 Supurasi intrauteri 
 Plasenta previa akreta 
 Bahaya perforasi 
 Kekurangan; 
 Risiko jangka panjang berupa tidak dapat hamil kembali. 
 Risiko komplikasi pasca bedah seperti perdarahan, infeksi, sepsis, dll. 
 Lebih mahal dibandingkan tatalaksana lain 
 Harus dilakukan oleh spesialis di rumah sakit dan sarana prasarana yang 
mendukung.
Komplikasi 
 Perdarahan, 
 Puerperal sepsis, 
 Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative 
yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis, 
 Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma, 
 Syok yang disebabkan oleh kehilangan darah, 
 Risiko terjadinya recurrence pada kehamilan 
berikutnya.
Kesimpulan 
 Retensio plasenta adalah kondisi yang 
ditandai dengan tertahannya kelahiran 
plasenta ³30 menit setelah janin lahir. 
 Penanganan retensio plasenta harus 
dilakukan berdasarkan indikasi yang 
ditetapkan dan oleh tenaga medis yang 
terlatih, karena banyak resiko yang dapat 
mengancam keselamatan pasien.

More Related Content

What's hot

Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
Taufik Tias
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
fikri asyura
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
elisa novi
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
harry christama
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
fikri asyura
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
andikabudiarto
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
dr. Rachel Sagrim
 
Partus Lama final
Partus Lama finalPartus Lama final
Partus Lama final
harry christama
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptelly_nd
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
Phil Adit R
 
Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan   Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
fikri asyura
 

What's hot (20)

Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Presentasi muka
Presentasi mukaPresentasi muka
Presentasi muka
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
Partus Lama final
Partus Lama finalPartus Lama final
Partus Lama final
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan   Hepatitis B dalam kehamilan
Hepatitis B dalam kehamilan
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 

Similar to RETENSIO PLASENTA

Neuro
NeuroNeuro
Neuro
krist14
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperfegrianafia
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
Asih Astuti
 
HPP.pptx
HPP.pptxHPP.pptx
HPP.pptx
NawafAmoudi
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetrinaroi munthe
 
HSG 1.pdf
HSG 1.pdfHSG 1.pdf
HSG 1.pdf
AditSatya2
 
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
pjj_kemenkes
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriSeptian Muna Barakati
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
pjj_kemenkes
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
YunitaWulandariAmien
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
cinta270883
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
cinta270883
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 

Similar to RETENSIO PLASENTA (20)

Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
Haemorraghe post partum
Haemorraghe post partumHaemorraghe post partum
Haemorraghe post partum
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paper
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
HPP.pptx
HPP.pptxHPP.pptx
HPP.pptx
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
 
HSG 1.pdf
HSG 1.pdfHSG 1.pdf
HSG 1.pdf
 
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
 
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
Asuhan Keperawatan dengan Perdarahan Uterus Disfungsional dan Gangguan Menstr...
 
Hpp
HppHpp
Hpp
 
Kasus hpp
Kasus hppKasus hpp
Kasus hpp
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Bab i bab ii
Bab i bab iiBab i bab ii
Bab i bab ii
 

More from Gabriella Cereira Angelina

Komplikasi dm by dr gabriella
Komplikasi dm   by dr gabriellaKomplikasi dm   by dr gabriella
Komplikasi dm by dr gabriella
Gabriella Cereira Angelina
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
Gabriella Cereira Angelina
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gabriella Cereira Angelina
 
Reira fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Reira   fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATIReira   fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Reira fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Gabriella Cereira Angelina
 
GABRIELLA C A fun fact - sensuum - olfactorius
GABRIELLA C A   fun fact - sensuum - olfactoriusGABRIELLA C A   fun fact - sensuum - olfactorius
GABRIELLA C A fun fact - sensuum - olfactorius
Gabriella Cereira Angelina
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
Gabriella Cereira Angelina
 
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Gabriella Cereira Angelina
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
Gabriella Cereira Angelina
 
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
Gabriella Cereira Angelina
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAGabriella Cereira Angelina
 

More from Gabriella Cereira Angelina (10)

Komplikasi dm by dr gabriella
Komplikasi dm   by dr gabriellaKomplikasi dm   by dr gabriella
Komplikasi dm by dr gabriella
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Reira fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Reira   fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATIReira   fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
Reira fun facts - eye - DARI MATA TURUN KE HATI
 
GABRIELLA C A fun fact - sensuum - olfactorius
GABRIELLA C A   fun fact - sensuum - olfactoriusGABRIELLA C A   fun fact - sensuum - olfactorius
GABRIELLA C A fun fact - sensuum - olfactorius
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
 
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
Notulensi diseksi (brachii, antebrachii, manus)
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
STRUKTUR VIRUS HEPATITIS B
 
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCAgangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
gangguan tumbuh kembang anak - disusun oleh : GCA
 

RETENSIO PLASENTA

  • 2. Anggota kelompok : Dita Nur Habibah G1A012008 M. Andika Rianil E. R. G1A012025 Nugraha Ramadhan G1A012037 Hazar Arfita Audina G1A012044 Fathul Barry G1A012058 Gabriella Cereira A G1A012076 Krisna Dwiantama G1A012094 Dytha Fitriani G1A012104 Deborah Oriona Vega G1A012116 Ardhila Aida G1A012131 Btari Farhana Indillah G1A012153 Riza Revina G1A010012
  • 3. 1000 kematian dari 100.000 kelahiran hidup 25 % : perdarahan postpartum  diperkirakan 100.000 kematian maternal /tahun EPIDEMIOLOGI Dari angka tersebut, diperoleh etiologi antara lain: atonia uteri (50-60%) sisa plasenta (23-24%) rreetteennssiioo ppllaasseennttaa ((1166--1177%%)) laserasi jalan lahir (4-5%) kelainan darah (0,5-0,8%) Retensio plasenta terjadi pada 3% kelahiran pervaginam 15% ibu dengan riwayat retensio plasenta sebelumnya
  • 4. KKOOMMPPLLIIKKAASSII JJIIKKAA TTIIDDAAKK DDIITTAANNGGAANNII 11.. PPeerrddaarraahhaann ppoosstt ppaarrttuumm 22.. SSyyookk  KKeemmaattiiaann 33.. PPuueerrppuueerraall sseeppssiiss 44.. KKeeggaannaassaann ((kkoorriiookkaarrssiinnoommaa)) 55.. RReekkuurreennssii ppaaddaa kkeehhaammiillaann sseellaannjjuuttnnyyaa 66.. TTeerrjjaaddii ppoolliipp ppllaasseennttaa sseebbaaggaaii mmaassaa pprroolliiffeerraattiivvee yyaanngg mmeennggaallaammii iinnffeekkssii sseekkuunnddeerr ddaann nneekkrroossiiss,,
  • 5. MMAANNIIFFEESSTTAASSII KKLLIINNIISS • Gejala yang selalu ada; – plasenta belum lahir dalam 30 menit, – perdarahan segera, – kontraksi uterus baik. – plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera. • Gejala yang kadang-kadang timbul ; – tali pusat putus akibat traksi berlebihan, – inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan, – uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
  • 6. PPEENNEEGGAAKKKKAANN DDIIAAGGNNOOSSIISS • Anamnesis – Periode prenatal, – Episode perdarahan postpartum sebelumnya, – Paritas, – Riwayat multipel fetus , – Polihidramion, – Plasenta tidak lepas secara spontan, – Timbul pendarahan secara aktif setelah bayi dilahirkan.
  • 7.  PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk  Pada palpasi  kavitas uteri yang kasar setelah plasenta manual (mengindikasikan miometrium yang terkikis dan kemungkinan ada plasenta yang masih tertinggal),  adanya inversi uteri,  Hematuria,  Hemoragik yang masif setelah plasenta manual.  Pada pemeriksaan pervaginam,  plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis teteapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterus.
  • 8. Cont,  Plasenta yang tidak keluar dalam jangka waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan  Pemeriksaan Penunjang  Beberapa pemeriksaan radiologis dapat dilakukan seperti USG, Doppler Imaging dan MRI.
  • 9. Pemeriksaan Penunjang  Complete blood count (CBC).  Pemeriksaan koagulasi.  Pemeriksaan elektrolit.  BUN/kreatinin.  USG.  Magnetic Resonance Imaging (MRI).
  • 10. Patofisiologi Plasenta tidak terlepas secara bersamaan/ plasenta masih melekat pada tempat implantasinya Gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus Pembuluh darah pada lapisan endometrium tetap terbuka Perdarahan hebat Hilangnya faktor-faktor pembekuan darah Gangguan pembentukan thrombus dan pembekuan darah Perdarahan berkepanjangan
  • 12. Cont, Jenis dan Cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol Dosis dan cara pemberian IV : 20 IU dalam 1 L larutangaram fisiologis dengan tetesan cepat IM : 10 IU IM atau IV (lambat) 0.2 mg Oral atau rektal 400 μg dapat diulang sampai 1200 μg Dosis lanjutan IV : 20 IU dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan 40 tetes per menit Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit 400 μg 2-4 jam setelah dosis awal Dosis maksimal perhari Tidak lebih dari 3 L larutan engan oksitosin Total 1 mg atau 5 dosis Total 1200μg atau 3 dosis Kontraindikasi Pemberian IV secara cepat atau bolus Preeklampisa vitium cordis, hipertensi Nyeri kontraksi, asma
  • 13.
  • 14. Teori Baru 1. Uterotonika  Kelebihan;  Dapat dilakukan pada pasien atonia uteri.  Tidak invasif sehingga mengurangi risiko infeksi.  Memiliki komplikasi paling rendah.  Dapat dilakukan di rumah sakit, praktik dokter, maupun bidan.  Kekurangan;  Hanya dapat dilakukan bila tidak ada perdarahan.  Setelah 15 menit langsung lakukan 15 menit.  Efek maternal pada pemakaian IV berupa hipotensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uters, ruam kulit, dan anoreksia  Reaksi yang merugikan seperti serangan kejang, intoksikasi air, perdarahan intracranial, disritmia, asfiksia.
  • 15. Cont, 2. Metode perasat crede  Kelebihan;  Merupakan cara yang dapat dilakukan sebelum mengeluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta).  Baik dilakukan dengan keadaan uterus berkontraksi dan vesica urinaria kosong.  Tidak invasif.  Risiko infeksi kecil dibandingkan dengan terapi lain.  Biaya murah.  Teknik mudah dilakukan.  Kekurangan;  Tidak dapat dilakukan pada orang gemuk.  Sangat berbahaya dilakukan pada keadaan narkosis  Bahaya infus tromboplastin dapat mengakibatkan koagulopati  Tidak boleh dilakukan pada uterus yang tidak berkontraksi karena dapat menimbulkan inversion uteri.  Tidak dapat dilakukan pada golongan darah yang tak cocok pada imunisasi ibu melalui transfusi fetomaternal
  • 16. 3. Manual Plasenta  Kelebihan;  Dapat dilakukan dengan indikasi :  Perdarahan mendadak sekitar 400-500 cc  Riwayat hemoragik postpartum habitualis  Post operasi (transvaginal dan transabdominal  Penderita dalam keadaan narkosa atau anestensi umum  Murah  Risiko perforasi dan infertilitas minimal.  Kekurangan;  Dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut  Perforasi  Meningkatnya kejadian infeksi asendens  Kadang memerlukan anestesia.  Tidak berhasil karena plasenta melekat erat, dapat menimbulkan perdarahan yang sulit terhenti.  Manual plasenta pada plasenta yang tanpa perdarahan harus dilakukan dengan sangat hati hati  Harus dilakukan di rumah sakit dengan tenaga medis ahli.
  • 17. 4. Kuretase  Kelebihan;  Dilakukan pada perdarahan berlanjut  Dapat mengeluarkan sisa jaringan yang ada dalam uterus  Kekurangan;  Harus dilakukan di rumah sakit, tidak bisa di praktek dokter.  Dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam nyawa.  Risiko terbesar perforasi dibandingkan tatalaksana lainnya.
  • 18. 5. Histerektomi  Kelebihan;  Dapat dilakukan pada pasien dengan plasenta akreta  Kehamilan selanjutnya tidak dikehendaki  Pendarahan tidak terkendalikan  Penanganan secara konservatif tidak berhasil  Supurasi intrauteri  Plasenta previa akreta  Bahaya perforasi  Kekurangan;  Risiko jangka panjang berupa tidak dapat hamil kembali.  Risiko komplikasi pasca bedah seperti perdarahan, infeksi, sepsis, dll.  Lebih mahal dibandingkan tatalaksana lain  Harus dilakukan oleh spesialis di rumah sakit dan sarana prasarana yang mendukung.
  • 19. Komplikasi  Perdarahan,  Puerperal sepsis,  Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis,  Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma,  Syok yang disebabkan oleh kehilangan darah,  Risiko terjadinya recurrence pada kehamilan berikutnya.
  • 20. Kesimpulan  Retensio plasenta adalah kondisi yang ditandai dengan tertahannya kelahiran plasenta ³30 menit setelah janin lahir.  Penanganan retensio plasenta harus dilakukan berdasarkan indikasi yang ditetapkan dan oleh tenaga medis yang terlatih, karena banyak resiko yang dapat mengancam keselamatan pasien.