SlideShare a Scribd company logo
Airway Management :
Pengertian : Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan
napas.
Tujuan : Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya
udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh.
Pertama kali yang harus kita lakukan adalah :
Pemeriksaan Jalan Napas dengan metode (Look, Listen, Feel)
Look : Lihat gerakan nafas ada atau tidak
Listen : Dengarkan ada atau tidak suara nafas tambahan yang keluar
Feel : Rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui
mulut atau hidung.
Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel Cara ini dilakukan untuk
memeriksa jalan nafas dan
pernafasan.
Jenis-jenis suara nafas tambahan disebabkan karena hambatan
sebagian jalan nafas :
A. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya
kebuntuan jalan napas bagian
atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah
pengecekan langsung dengan
cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu
ibu jari dan jari telunjuk
tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong
rahang atas ke atas, telunjuk
menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang
menyangkut di tenggorokan
korban (g: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
B. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada
kebuntuan yang disebabkan
oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di
atas), lalu lakukanlah fingersweep (sesuai namanya, menggunakan 2
jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu”
rongga mulut dari cairan-cairan).
C.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena
pembengkakan (edema) pada
trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head
tilt and chin lift atau jaw thrust
saja.
Bila pemeriksaan yang sudah kita lakukan seperti keterangan di atas
dan kita menemukan adanya
sumbatan pada jalan nafas langkah atau tindakan selanjutnya yang
harus kita lakukan adalah
membuka jalan nafas tersebut dengan berbagai macam metode di
antaranya adalah :
1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
2. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)
3. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
perlu di ingat!! Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan
kepala, hanya dilakukan
maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher
yang berlebihan yang
memungkinkan terjadinya cidera servikal yang lebih berat.
1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak
boleh dilakukan pada pasien
dugaan fraktur servikal.
Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke
bawah sehingga kepala
menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun
terangkat ke depan.
2. Chin Lift Manuver (Tindakan mengangkat dagu)
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan
Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang
dagu pasien kemudian
angkat.
3. Jaw thrust maneuver (Tindakan mengangkat sudut rahang
bawah)
Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih
lanjut pada tulang belakang
bagian leher pasien.
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan
sehingga barisan gigi bawah berada
di depan barisan gigi atas
Pemasangan LMA
Langkah-langkah adalah sebagai berikut :
1. Kaf harus dikempeskan maksimal dan benar sebelum dipasang.
Pengempisan
harus bebas dari lipatan dan sisi kaf sejajar dengan sisi lingkar kaf.
2. Oleskan jeli pada sisi belakang LMA sebelum dipasang. Hal ini
untuk menjaga
agar ujung kaf tidak menekuk pada saat kontak dengan palatum.
Pemberian jeli
pada sisi depan akan dapat mengakibatkan sumbatan atau aspirasi,
karena itu
tidak dianjurkan.
3. Sebelum pemasangan, posisi pasien dalam keadaan “air sniffing”
dengan cara
menekan kepala dari belakang dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan.
Buka mulut dengan cara menekan mandibula kebawah atau dengan
jari ketiga
tangan yang dominan.
4. LMA dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk pada perbatasan
antara pipa dan
kaf.
5. Ujung LMA dimasukkan pada sisi dalam gigi atas, menyusur
palatum dan dengan
bantuan jari telunjuk LMA dimasukkan lebih dalam dengan
menyusuri palatum.
6. LMA dimasukkan sedalam-dalamnya sampai rongga hipofaring.
Tahanan akan
terasa bila sudah sampai hipofaring.
7. Pipa LMA dipegang dengan tangan yang tidak dominan untuk
mempertahankan
posisi, dan jari telunjuk kita keluarkan dari mulut penderita. Bila
sudah
berpengalaman, hanya dengan jari telunjuk, LMA dapat langsung
menempati
posisinya.
8. Kaf dikembangkan sesuai posisinya.
9. LMA dihubungkan dengan alat pernafasan dan dilakukan
pernafasan bantu. Bila
ventilasi tidak adekuat, LMA dilepas dan dilakukan pemasangan
kembali.
10. Pasang bite – block untuk melindungi pipa LMA dari gigitan,
setelah itu lakukan
fiksasi.
11. LMA dibuat sedemikian rupa sehingga dalam pemasangan tidak
diperlukan
laringoskop seperti pada pemasangan pipa endotrakea.
Pemasangan sangat
mudah, meski tanpa melihat langsung ke daerah hipofaring tetapi
dapat menyekat
daerah sekitar faring dengan baik, sehingga memudahkan ventilasi
spontan atau
dengan tekanan positip.
dasar hipofaring da
berhadapan dengan sfingter esofagus atas, dan sisi samping akan
berada pada fossa
pyriformis dan bagian atas LMA akan berada pada pangkal lidah.
Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau Intubasi Pengertian :
memasukkan pipa jalan
nafas buatan kedalam trachea melalui mulut. Tindakan Intubasi
baru dapat di lakukan bila : cara
lain untuk membebaskan jalan nafas (airway) gagal, perlu
memberikan nafas buatan dalam
jangka panjang, ada resiko besar terjadi aspirasi ke paru, dengan
tujuan :
1. Membebaskan jalan nafas
2. Untuk pemberian pernafasan mekanis (dengan ventilator).
PERSIAPAN ALAT YANG DI GUNAKAN
1. Laryngoscope
2. Endotracheal tube (ETT) sesuai ukuran (Pria : no. 7,7.5, 8 )
(Wanita no. 6.5, 7)
3. Mandrin
4. Xylocain jelly
5. Sarung tangan steril
6. Xylocain spray
7. Spuit 10 cc
8. Orofaringeal tube (guedel)
9. Stetoskop
10.Bag Valve Mask (ambubag)
11. Suction kateter
12. Plester
13. Gunting
14.Masker
PERSIAPAN TINDAKAN
1. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas memakai masker dan sarung tangan
4. Melakukan suction
5. Melakukan intubasi
buka blade pegang tangkai laryngoskop dengan tenang
pelan-pelan menyusuri dasar lidah-ujung blade
sudah sampai di pangkal
lidah- geser lidah pelan-pelan ke arah kiri
seluruh lidah ke depan
sehingga rona glotis terlihat
ran yang sudah di tentukan sebelumnya
rima glotis masuk ke
cela pita suara
adakah suara keluar dari pipa ETT dengan Menghentak dada
pasien dengan ambu
bag
masuk leawt ETT apakah
sama antara paru kanan dan kiri
o fiksasi ETT dengan Plester
o hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen
6. Pernafasan yang adekuat dapat di monitor melalui cek BGA
(Blood Gas Analysis) ± ½ – 1jam
setelah intubasi selesai
7. Mencuci tangan sesudah melakukan intubasi
Langkah-langkah BHD (Bantuan Hidup
Dasar)
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini
terdapat gangguan
tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau
tidak ada nadi, maka penolong
harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah
BANTUAN HIDUP DASAR
(BHD).
INDIKASI BHD :
1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan
dada dan aliran udara
pernapasan dari korban / pasien
2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal)
merupakan tanda awal
akan terjadi henti jantung.
Langkah-langkah BHD :
A. Prosedur Dasar CPR
1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
2. Nilai Respon klien
?”
-hati kemungkinan trauma leher
mobilisasi pasien bila tidak perlu
3. Segera Berteriak Minta Pertolongan
4. Memperbaiki Posisi Pasien
datar dan keras
cara: kepala,
bahu dan badan
bergerak bersamaan (log roll / in-line)
5. MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG Posisi penolong : di samping
pasien /
di atas kepala (kranial) pasien
B. Survei Primer
1. AIRWAY (JALAN NAFAS)
a. Pemeriksaan jalan nafas
Jangan lakukan head tilt sebelum pastikan tidak ada sumbatan jalan
nafas.
b. Membuka Jalan Nafas :
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
2. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap :
- Memastikan pasien tidak bernafas :
- Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10 detik
APNEU, NAFAS ABNORMAL, NAFAS TIDAK ADEKUAT
1. Memberikan Bantuan Napas
2. Hembusan nafas : 2x hembusan nafas
3. Waktu/hembusan : 1,5-2 detik
4. Volume : 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau sampai terlihat dada
pasien mengembang
Konsentrasi hanya 16-17%.
Bila volume berlebihan dan laju inspirasi terlalu cepat → distensi
lambung
- Mulut ke mulut
- Mulut ke mask
EVALUASI :
Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang
efektif, periksa apakah masih
ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala
dan angkat dagu yang belum
adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan yang
adekuat.
Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap
belum sadar, ubah posisi pasien ke
posisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .
Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas
kembali, jika terjadi segera
terlentangkan pasien dan lakukan nafas buatan kembali.
3. CIRCULATION
Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau
brakhialis (anak)
Memastikan ada tidaknya denyut jantung < 10 detik
posisi tangan menggunakan
metode “rib margin” Kedalaman kompresi jantung minimal 2 inci (5
cm)
membutuhkan waktu 18 detik
Kecepatan kompresi min. 100x/mnt
RJP Sebelum & Sesudah Intubasi
Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)
Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi
4. EVALUASI CIRCULATION, AIRWAY & BREATHING
kemudin pasien dievaluasi
kembali.
bantuan nafas dengan rasio
30:2.
mantap.
bantuan nafas
sebanyak 10 x/menit dan
monitor nadi setiap 2 menit.
teraba, jaga agar jalan
nafas tetap terbuka. Penting :
Setiap evaluasi dimulai dari sirkulasi :
Sirkulasi ( - ) : teruskan K
Sirk (+) Nafas (-
Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap, jaga jalan nafas

More Related Content

Similar to TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf

Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
NurulLaili35
 
Penatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan NafasPenatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan Nafastandangsusanto
 
PEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptx
PEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptxPEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptx
PEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptx
UtariYunieAtrie1
 
Airway management.pptx
Airway management.pptxAirway management.pptx
Airway management.pptx
ssuser5e3a24
 
NARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docxNARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docx
AbdulBasith756727
 
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptFIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
MelvinFebrianto2
 
Teknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafasTeknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafas
Anissa Cindy
 
Day 2 Airway Management.pptx
Day 2 Airway Management.pptxDay 2 Airway Management.pptx
Day 2 Airway Management.pptx
stesy1
 
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematianPenanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematianOperator Warnet Vast Raha
 
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematianPenanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematianOperator Warnet Vast Raha
 
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan NaparPenatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Umpungeng
 
Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2falissa625
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
ADam Raeyoo
 
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptxmateriairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
rajatol
 
Bantuan hidup dasar melly
Bantuan hidup dasar mellyBantuan hidup dasar melly
Bantuan hidup dasar melly
Inel Syafnil
 
Choking
ChokingChoking
Choking
Ira Rahmawati
 

Similar to TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf (20)

Pengsan
PengsanPengsan
Pengsan
 
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptxBreathing Management Kegawatdaruratan.pptx
Breathing Management Kegawatdaruratan.pptx
 
Cpr
CprCpr
Cpr
 
Penatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan NafasPenatalaksanaan Jalan Nafas
Penatalaksanaan Jalan Nafas
 
Cpr
CprCpr
Cpr
 
PEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptx
PEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptxPEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptx
PEMBEBASAN JALAN NAPAS DAN KONTROL SERVIKAL GADAR KEL 3.pptx
 
Airway management.pptx
Airway management.pptxAirway management.pptx
Airway management.pptx
 
NARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docxNARASI Video Intubasi.docx
NARASI Video Intubasi.docx
 
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.pptFIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
FIRST AID VERSI AHA 2010.ppt
 
Teknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafasTeknik pembebasan jalan nafas
Teknik pembebasan jalan nafas
 
Cpr & tercekik
Cpr & tercekikCpr & tercekik
Cpr & tercekik
 
Day 2 Airway Management.pptx
Day 2 Airway Management.pptxDay 2 Airway Management.pptx
Day 2 Airway Management.pptx
 
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematianPenanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
 
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematianPenanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
Penanganan pertama kasus dengan ancaman kematian
 
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan NaparPenatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
 
Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptxmateriairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
 
Bantuan hidup dasar melly
Bantuan hidup dasar mellyBantuan hidup dasar melly
Bantuan hidup dasar melly
 
Choking
ChokingChoking
Choking
 

Recently uploaded

Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 

TGC_2_MAROGI_RESUME_SKILL_TGC.pdf

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. Airway Management : Pengertian : Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas. Tujuan : Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh. Pertama kali yang harus kita lakukan adalah : Pemeriksaan Jalan Napas dengan metode (Look, Listen, Feel) Look : Lihat gerakan nafas ada atau tidak Listen : Dengarkan ada atau tidak suara nafas tambahan yang keluar Feel : Rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau hidung. Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan. Jenis-jenis suara nafas tambahan disebabkan karena hambatan sebagian jalan nafas : A. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (g: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut B. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah fingersweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu”
  • 21. rongga mulut dari cairan-cairan). C.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja. Bila pemeriksaan yang sudah kita lakukan seperti keterangan di atas dan kita menemukan adanya sumbatan pada jalan nafas langkah atau tindakan selanjutnya yang harus kita lakukan adalah membuka jalan nafas tersebut dengan berbagai macam metode di antaranya adalah : 1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi) 2. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu) 3. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah) perlu di ingat!! Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher yang berlebihan yang memungkinkan terjadinya cidera servikal yang lebih berat. 1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi) Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal. Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan. 2. Chin Lift Manuver (Tindakan mengangkat dagu) Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat. 3. Jaw thrust maneuver (Tindakan mengangkat sudut rahang bawah) Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien. Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas Pemasangan LMA
  • 22. Langkah-langkah adalah sebagai berikut : 1. Kaf harus dikempeskan maksimal dan benar sebelum dipasang. Pengempisan harus bebas dari lipatan dan sisi kaf sejajar dengan sisi lingkar kaf. 2. Oleskan jeli pada sisi belakang LMA sebelum dipasang. Hal ini untuk menjaga agar ujung kaf tidak menekuk pada saat kontak dengan palatum. Pemberian jeli pada sisi depan akan dapat mengakibatkan sumbatan atau aspirasi, karena itu tidak dianjurkan. 3. Sebelum pemasangan, posisi pasien dalam keadaan “air sniffing” dengan cara menekan kepala dari belakang dengan menggunakan tangan yang tidak dominan. Buka mulut dengan cara menekan mandibula kebawah atau dengan jari ketiga tangan yang dominan. 4. LMA dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk pada perbatasan antara pipa dan kaf. 5. Ujung LMA dimasukkan pada sisi dalam gigi atas, menyusur palatum dan dengan bantuan jari telunjuk LMA dimasukkan lebih dalam dengan menyusuri palatum. 6. LMA dimasukkan sedalam-dalamnya sampai rongga hipofaring. Tahanan akan terasa bila sudah sampai hipofaring. 7. Pipa LMA dipegang dengan tangan yang tidak dominan untuk mempertahankan posisi, dan jari telunjuk kita keluarkan dari mulut penderita. Bila sudah berpengalaman, hanya dengan jari telunjuk, LMA dapat langsung menempati posisinya. 8. Kaf dikembangkan sesuai posisinya. 9. LMA dihubungkan dengan alat pernafasan dan dilakukan pernafasan bantu. Bila ventilasi tidak adekuat, LMA dilepas dan dilakukan pemasangan kembali. 10. Pasang bite – block untuk melindungi pipa LMA dari gigitan, setelah itu lakukan fiksasi.
  • 23. 11. LMA dibuat sedemikian rupa sehingga dalam pemasangan tidak diperlukan laringoskop seperti pada pemasangan pipa endotrakea. Pemasangan sangat mudah, meski tanpa melihat langsung ke daerah hipofaring tetapi dapat menyekat daerah sekitar faring dengan baik, sehingga memudahkan ventilasi spontan atau dengan tekanan positip. dasar hipofaring da berhadapan dengan sfingter esofagus atas, dan sisi samping akan berada pada fossa pyriformis dan bagian atas LMA akan berada pada pangkal lidah. Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau Intubasi Pengertian : memasukkan pipa jalan nafas buatan kedalam trachea melalui mulut. Tindakan Intubasi baru dapat di lakukan bila : cara lain untuk membebaskan jalan nafas (airway) gagal, perlu memberikan nafas buatan dalam jangka panjang, ada resiko besar terjadi aspirasi ke paru, dengan tujuan : 1. Membebaskan jalan nafas 2. Untuk pemberian pernafasan mekanis (dengan ventilator). PERSIAPAN ALAT YANG DI GUNAKAN 1. Laryngoscope 2. Endotracheal tube (ETT) sesuai ukuran (Pria : no. 7,7.5, 8 ) (Wanita no. 6.5, 7) 3. Mandrin 4. Xylocain jelly 5. Sarung tangan steril 6. Xylocain spray 7. Spuit 10 cc 8. Orofaringeal tube (guedel) 9. Stetoskop 10.Bag Valve Mask (ambubag) 11. Suction kateter 12. Plester 13. Gunting 14.Masker PERSIAPAN TINDAKAN
  • 24. 1. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi 2. Petugas mencuci tangan 3. Petugas memakai masker dan sarung tangan 4. Melakukan suction 5. Melakukan intubasi buka blade pegang tangkai laryngoskop dengan tenang pelan-pelan menyusuri dasar lidah-ujung blade sudah sampai di pangkal lidah- geser lidah pelan-pelan ke arah kiri seluruh lidah ke depan sehingga rona glotis terlihat ran yang sudah di tentukan sebelumnya rima glotis masuk ke cela pita suara adakah suara keluar dari pipa ETT dengan Menghentak dada pasien dengan ambu bag masuk leawt ETT apakah sama antara paru kanan dan kiri o fiksasi ETT dengan Plester o hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen 6. Pernafasan yang adekuat dapat di monitor melalui cek BGA (Blood Gas Analysis) ± ½ – 1jam setelah intubasi selesai 7. Mencuci tangan sesudah melakukan intubasi Langkah-langkah BHD (Bantuan Hidup Dasar) Resusitasi Jantung Paru (RJP) Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR
  • 25. (BHD). INDIKASI BHD : 1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban / pasien 2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadi henti jantung. Langkah-langkah BHD : A. Prosedur Dasar CPR 1. Pastikan keamanan penolong dan pasien 2. Nilai Respon klien ?” -hati kemungkinan trauma leher mobilisasi pasien bila tidak perlu 3. Segera Berteriak Minta Pertolongan 4. Memperbaiki Posisi Pasien datar dan keras cara: kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan (log roll / in-line) 5. MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG Posisi penolong : di samping pasien / di atas kepala (kranial) pasien B. Survei Primer 1. AIRWAY (JALAN NAFAS) a. Pemeriksaan jalan nafas Jangan lakukan head tilt sebelum pastikan tidak ada sumbatan jalan nafas. b. Membuka Jalan Nafas : Head tild - Chin lif atau Jaw thrust 2. BREATHING Terdiri dari 2 tahap : - Memastikan pasien tidak bernafas : - Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10 detik APNEU, NAFAS ABNORMAL, NAFAS TIDAK ADEKUAT
  • 26. 1. Memberikan Bantuan Napas 2. Hembusan nafas : 2x hembusan nafas 3. Waktu/hembusan : 1,5-2 detik 4. Volume : 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau sampai terlihat dada pasien mengembang Konsentrasi hanya 16-17%. Bila volume berlebihan dan laju inspirasi terlalu cepat → distensi lambung - Mulut ke mulut - Mulut ke mask EVALUASI : Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif, periksa apakah masih ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala dan angkat dagu yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan yang adekuat. Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah posisi pasien ke posisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi . Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas kembali, jika terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan nafas buatan kembali. 3. CIRCULATION Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau brakhialis (anak) Memastikan ada tidaknya denyut jantung < 10 detik posisi tangan menggunakan metode “rib margin” Kedalaman kompresi jantung minimal 2 inci (5 cm) membutuhkan waktu 18 detik Kecepatan kompresi min. 100x/mnt RJP Sebelum & Sesudah Intubasi Sebelum intubasi - Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong) - Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th ) 30 : 2 (1 penolong)
  • 27. 15 : 2 (2 penolong) Setelah intubasi - Kompresi 100 x/mnt - Ventilasi 8 - 10 x/mnt - 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi 4. EVALUASI CIRCULATION, AIRWAY & BREATHING kemudin pasien dievaluasi kembali. bantuan nafas dengan rasio 30:2. mantap. bantuan nafas sebanyak 10 x/menit dan monitor nadi setiap 2 menit. teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka. Penting : Setiap evaluasi dimulai dari sirkulasi : Sirkulasi ( - ) : teruskan K Sirk (+) Nafas (- Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap, jaga jalan nafas