Pemikiran Islam Din Syamsuddin Tentang Kerukunan Umat Beragama.docx
1. Pemikiran Din Syamsuddin Tentang Kerukunan
Umat Beragama di Indonesia
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemikiran dan IdeologiMuhammadiyah
Dosen pengampu: Agus Miswanto, MA
Disusun Oleh:
NAMA : Abdul Rohmatullah
NPM : 23.0406.0005
PROGRAM STUDI MANAJEMAN PENDIDIKAN ISLAM (S2)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2023
2. ABSTRAK
Setelah dipilih sebagai Ketua Umum Muhammadiyah periode 2005-2010, Din
Syamsuddin aktif dalam gerakan dakwah. Dengan tekun dan sungguh-sungguh,
langkahnya mencerminkan tekad untuk mengatasi segala "kekakuan dan kebekuan"
dalam gerakan dakwah Islam. Sikap jernih dan berani, yang menjadi ciri khasnya,
semakin terlihat dalam setiap tindakan dan pernyataannya. Sebagai pemimpin
Muhammadiyah, Din Syamsuddin tak hanya menjalankan tugas organisasional, tapi juga
memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam. Ia meyakini bahwa agama bisa
menjadi kekuatan positif dalam pembangunan, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Dalam kepemimpinannya, Din Syamsuddin tak hanya memperhatikan
aspek keagamaan, tapi juga melihat Islam sebagai sumber inspirasi untuk mencapai
keadilan dan persamaan. Gagasan ini tercermin dalam usahanya membentuk hubungan
yang baik antar agama, terwujud melalui partisipasinya dalam forum-forum
internasional. Meskipun tidak lagi menjabat Ketua Umum Muhammadiyah setelah 2010,
Din Syamsuddin tetap berperan sebagai cendekiawan muslim yangmempromosikan
Islam yang inklusif dan progresif. Gagasan dan tindakannya terus memberi inspirasi,
menunjukkan visi Islam sebagai sumber rahmat untuk seluruh alam, dan memelihara
kerukunan antar umat beragama.
Kata Kunci : Din Syamsuddin, Permikiran, Kerukunan.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prof. Dr. Din Syamsuddin, seorang tokoh dakwah Islam modern yang dikenal di
dalam dan luar negeri, memainkan peran penting dalam mempromosikan kerukunan
umat beragama. Aktivitas dakwahnya tidak hanya membantu menciptakan harmoni di
kalangan umat Islam, tetapi juga membuka pintu untuk dialog dan pemahaman
antarumat beragama.
Dalam pandangan Din mengenai keberagamaan, khususnya konsep tajdid
(pembaharuan) pola pikir masyarakat, beliau menunjukkan bahwa Islam tetap relevan
dengan perkembangan zaman. Menghadapi era modern, tantangan dakwah tidak hanya
terkait dengan teknologi, melainkan juga melibatkan pemikiran Islam yang sesuaidengan
karakter dan pengetahuan masyarakat Muslim saat ini.
Dalam konteks kerukunan umat beragama di Indonesia, kajian tentang dakwah
masih menghadapi beberapa tantangan. Ada kesenjangan antara pandangan akademisi
yang cenderung normatif dengan realitas dakwah di masyarakat yang lebih
mengutamakan metode ceramah. Lembaga-lembaga keagamaan juga perlu menekankan
substansi penting untuk kelangsungan Islam, dengan fokus pada kualitas masyarakat.
Untuk memperkuat kerukunan umat beragama, perubahan cepat dalam
masyarakat harus diimbangi dengan perubahan pola pikir, karakter, dan sikap umat
Islam. Kajian baru yang dilakukan oleh aktivis dakwah Islam juga perlu mencakup isu-
isu penting seperti HAM, demokrasi, kesetaraan gender, pluralisme, sekulerisme,
liberalisme, dan terorisme. Dengan begitu, kajian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi penting dalam memahami gerakan dakwah Islam modern dalam konteks
kerukunan umat beragama.
4. B. Rumusan Masalah
1. Siapakah sosok Din Syamsuddin ?
2. Bagaimana karir organisasi Din Syamsuddin?
3. Bagaimana pemikiran kerukunan menurut Din Syamsuddin?
4. Bagaimana kiprah Din Syamsuddin sebagai tokoh kerukunan umat beragama ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sosok Din Syamsuddin.
2. Mengetahui karir organisasi Din Syamsuddin.
3. Mengatahui bagaimana pemikiran kerukunan umat beragama menurut Din
Syamsuddin.
4. Mengatahui bagaimana kiprah Din Syamsuddin sebagai tokoh kerukunan umat
beragama.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan makalah ini diharapkan bisa menjadi hal yang berguna dan bermanfaat
bagi penulis secara pribadi dan bagi pembaca atau masyarakat pada umumnya. Sehingga
menjadi bahan yang bisa digunakan untuk menambah khasanah informasi danmanfaat
dari ilmu pengetahuannya.
5. A. Biografi Din Syamsuddin
BAB II
PEMBAHASAN
Prof. Dr. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA, atau yang lebih dikenal
sebagai Prof. Dr. Din Syamsuddin, merupakan seorang cendekiawan muslim
Indonesia yang terkenal di berbagai kalangan. Beliau telah menyampaikan berbagai
bentuk dakwah kepada masyarakat Indonesia, tidak hanya di dalamnegeri, tetapi
juga di luar negeri. Dilahirkan pada tanggal 31 Agustus 1958 di Sumbawa Besar,
Prof. Dr. Din Syamsuddin berasal dari keluarga sederhana.1
Sejak masa kecil, Din telah menunjukkan sikap mandiri, dan banyak orang
seusianya menghormatinya. Di samping itu, masa kecil Din juga ditandai sebagai
periode di mana ia menunjukkan kecerdasan dan kecerdikan. Pada usia 13 tahun,
beliau telah menghafal Quran sebanyak 5 Juz. Selain mengikuti pendidikan formal
di MI dan MTs NU Sumbawa Besar, Din juga menimba ilmu di pesantren Ar-
Rasyidiyah di lingkungan tempat tinggalnya, di mana ia belajar berbagai ilmu
agama sejak kecil.2
Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Din melanjutkan pendidikan di
KMI (Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah) Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di sana,
ia dikenal sebagai seorang yang gemar membaca buku. Pemikirannya tentang Islam
mulai berkembang ketika beliau duduk di kelas empat KMI Gontor.Din sering
berdiskusi tentang Islam dalam literasi dengan teman-temannya, kadang-kadang
juga berdiskusi dengan para seniornya seperti Nurcholish Madjid, dan lainnya,
semasa ia berada di Gontor.
Setelah menyelesaikan studi di Pondok Modern Gontor pada tahun 1975, Din
melanjutkan pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada waktu itu,
sebagian besar alumni Pondok Modern Gontor memilih IAIN Jakarta sebagai
perguruan tinggi pilihan mereka, dan Din tidak terkecuali. Ia memilih untuk
melanjutkan kuliah di IAIN Jakarta, mengikuti jejak banyak seniornya. Din tercatat
sebagai mahasiswa berprestasi dan aktifdalam berbagai organisasi.3
1
DJ Makhsis Sakhabi, “Tafsir Sosiologis Masyarakat Terhadap Pengertian Dakwah Yang Dianggap Sebagai Aktivitas
Mimbar, Tabligh Semata Sehingga Konteks Sosiologisnya Terabaikan Dari Dinamika Kehidupan Modern.,” UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
2
Rudy S. Marpaung, “Prof. Dr. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA,” SMK Muhmmadiyah 5 KIisaran, 2003.
3
Muh. Basri Lampe, “Fenomena Prof Dr M Din Syamsuddin,” Peduli Rakyat, 2020.
6. B. Karir Organisasi
Selama masa kuliah di IAIN, Din tercatat sebagai mahasiswa berprestasi dan
aktif dalam berbagai organisasi.S etelah lulus dari IAIN Jakarta dengan gelarpada
Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama pada tahun 1980, Din
melanjutkan pendidikan S2 di University of California, Los Angeles (UCLA). Ia
berhasil menyelesaikan program studi Interdepartmental Programme in Islamic
Studies pada tahun 1988.
Dalam perjalanan karirnya di Muhamadiyah, Din mencapai prestasi yangsangat
membanggakan bagi organisasi tersebut. Ia dipilih secara khusus oleh
Muhamadiyah untuk diarahkan sebagai ikon potensial di masa depan, dan hingga
saat ini, kegigihannya dalam perjuangan telah membuktikan bahwa ia telah
menjadi ikon terkemuka di Muhamadiyah bahkan di seluruh Indonesia.
Sebelum menjabat sebagai Wakil Ketua PP Muhamadiyah, Din kembali ke
UCLA, Amerika Serikat, guna melanjutkan pendidikan doktoralnya, yang berhasil
diselesaikannya pada tahun 1996. Baru pada tahun 2000, Din menjadi Wakil Ketua
PP Muhamadiyah. Puncak kariernya terjadi ketika ia terpilih secara aklamasi
sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2005-2010 dalam sidang
formatur tim ke-13 di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, pada
tanggal 7 Juli 2005. Dalam pemilihan 13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah
sebelumnya, Din berhasil meraih suara terbanyak, menggantikanAhmad Syafi'i
Ma'arif. Selain keterlibatannya di Muhamadiyah, Din juga menduduki posisi
penting di berbagai organisasi dan pemerintahan. Beliau pernahmenjabat sebagai
Direktur Jenderal Binapenta Departemen Tenaga Kerja RI, Ketua Litbang
Golongan Karya, dan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).4
C. Pemikiran
1. Berpondasikan gerakan dakwah
Din Syamsuddin tidak bisa dipisahkan dari kegiatan dakwah Islam. Beliau
merupakan seorang da'i yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang tak
diragukan oleh berbagai kalangan, termasuk cendekiawan, pedagang, petani, dan
masyarakat umum. Din adalah sosok da'i yang memberikan perhatian khusus
dalam pengembangan kegiatan dakwah.
Meskipun sibuk sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din tetap
menjadi seorang da'i yang terlibat dalam hubungan erat dengan birokrasi
4
Efendi David, Politik Elite Muhammadiyah, vol. 01 (Reviva Cendekia, 2014).
7. (pemerintah) dan masyarakat. Baginya, dakwah Islam harus dilakukan kapan
pun dan di mana pun, oleh siapa pun. Dakwah dianggap sebagai kewajiban
setiap muslim yang memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Pandangan Din tentang dakwah Islam telah mengubah paradigma
masyarakat terhadap kegiatan dakwah yang sering dikaitkan dengan aktivitas
mimbar. Baginya, dakwah adalah kegiatan menyeru manusia untuk mengenal
Allah SWT. Saat seseorang mengenal Tuhannya, ia akan merendahkan diri dan
berserah diri kepada-Nya. Selanjutnya, individu tersebut akan taat pada perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Din juga dikenal sebagai pribadi muslim yang selalu menekankan nilai-
nilai perdamaian. Beliau menyadari pentingnya perdamaian dalam kehidupan
beragama. Pemikirannya tentang dakwah didasarkan pada ayat Al-Qur'an,
khususnya Surat An-Nahl ayat 125, yang sering dijadikan referensi oleh banyak
da'i.
Surat An-Nahl (16:125) dalam Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
Terjemahan:
"Panggillah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk."5
Menurut Din, ayat tersebut memberikan panduan dakwah melalui tiga
bentuk, yakni dengan menggunakan hikmah, memberikan nasehat yang baik, dan
berdialog. Semua bentuk dakwah ini merujuk pada satu sumber, yaitu Al-Qur'an.
Namun, sayangnya, dakwah Islam sering diartikan sebagai doktrin yang memicu
militansi oleh sebagian kelompok muslim yang menganggap dakwah sebagai
proses Islamisasi.
Din Syamsuddin menjelaskan bahwa pengertian dakwah sebagai proses
Islamisasi dan sebagai penyebaran Islam sebenarnya memiliki perbedaan historis,
meskipun dalam praktiknya terdapat kesamaan. Bagi kalangan yang mengarahkan
dakwah sebagai proses Islamisasi, hal ini mirip dengan upaya Kristen dalam
menyebarkan agamanya atau Barat dengan usahanya westernisasi. Mereka
5
Lajnah, “Surat An-Nahl (16:125) Dalam Al-Qur’an,” Kementerian Agama, 2022.
8. cenderung memberikan doktrin tanpa memperhatikan epistemologi. Tentu saja,
hal ini berpotensi membahayakan umat Islam karena mereka mungkin diberikan
doktrin Islam tanpa memperhatikan landasan epistemologi Islam.6
Din Syamsuddin adalah tokoh muslim yang memberikan contoh nyata
dalam menjalankan tugas dakwah. Beberapa kegiatan dakwahnya melibatkan :
1. Dakwah Bil Hal mencakup:
Din Syamsuddin adalah tokoh muslim yang memberikan contoh nyata
(bil hal) dalam menjalankan tugas dakwah. Beberapa kegiatan
dakwahnya melibatkan:
a. Mendirikan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
b. Mendirikan Badan Amil Zakat
c. Mendirikan rumah sakit
d. Membangun koperasi
e. Mendirikan sarana pendidikan/sekolah/universitas
2. Dakwah Bil Lisan mencakup:
a. Ceramah ilmiah di Yale University, New Haven, Connecticut.
b. Ceramah ilmiah di International Meeting for Peace, Naples.
c. Ceramah ilmiah King Abdullah’s Initiative for Interfaith
andIntercultural Dialogue, Saudi Arabia.
d. Ceramah-ceramah lainnya, baik di tingkat lokal
maupuninternasional.
e. Dakwah tulisan (bil qalam) Din Syamsuddin melibatkan:
Its Significance and Implications for International
Relations,makalah seminar di Kerajaan Arab Saudi
f. Banishing Violence from the World: Faiths and Cultures in
Dialogue, makalah International Meeting for Peace, Naples.
g. Love, Religion, and World Poverty, makalah ceramah di
Connecticut. Prinsip Modernisme dalam Islam, makalah
seminar di UMY, 2009.
3. Dakwah Kultural dan Struktural
6
Makhsis Sakhabi, “Tafsir Sosiologis Masyarakat Terhadap Pengertian Dakwah Yang Dianggap Sebagai Aktivitas
Mimbar, Tabligh Semata Sehingga Konteks Sosiologisnya Terabaikan Dari Dinamika Kehidupan Modern.”
9. Din Syamsuddin juga aktif dalam dakwah kultural, seperti
memberikan ceramah agama dalam berbagai acara halaqah dan
pengajian di kalangan masyarakat Muhammadiyah dan umum.7
. Selain
itu, dia juga terlibat aktif dalam misi dakwah melalui jalur struktural,
seperti melalui partai politik, diplomasi pemerintah, dan sebagai duta
negara-negara muslim dunia.8
2. Gagasan tentang Darul Ahdi was Syahadah
Profesor Din Syamsuddin mengusulkan gagasan tentang Negara Pancasila
sebagai Darul Ahdi was Syahadah (Negara Kesepakatan dan Negara Kesaksian).
Konsep "Darul Ahdi was Syahadah" adalah istilah dalam bahasa Arab yang dapat
diterjemahkan sebagai "Negara Kesepakatan dan Negara Kesaksian." Konsep ini
mencerminkan ide bahwa suatu negara, dalam konteks ini Negara Pancasila,
adalah tempat di mana rakyatnya bersatu dalam kesepakatan untuk hidup bersama
berdasarkan
nilai-nilai Pancasila, dan negara ini menjadi saksi terhadap keberagaman dan
kehidupan berlandaskan prinsip-prinsip tersebut.
Dengan kata lain, konsep Darul Ahdi was Syahadah mengandung makna
bahwa negara tersebut didirikan atas dasar kesepakatan bersama untuk hidup
berdampingan dengan damai, menghormati perbedaan, dan bersaksi terhadap
keberagaman yang menjadi kekayaan masyarakatnya.9
Gagasan ini menjadi relevan dalam konteks Indonesia, yang memiliki
beragam suku, agama, dan budaya. Dengan menerima prinsip-prinsip Pancasila
sebagai dasar negara, masyarakat diharapkan dapat hidup berdampingan dengan
rukun, menjunjung tinggi persatuan dalam perbedaan. Konsep ini juga
mencerminkan semangat untuk menciptakan negara yang adil, makmur, dan
berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan.
Pada tahun 2015, konsep ini disetujui oleh Muktamar Muhammadiyah
sebagai pedoman bagi umat Islam dalam mengisi Negara Pancasila. Pada tanggal
1 Juni 2012, Prof. Din Syamsuddin kembali menyampaikan pandangan ini di
Gedung MPR atas undangan Ketua MPR Taufik Kiemas.
Gagasan yang sama juga dia sampaikan di Universitas Al- Azhar, Kairo,
Mesir, dalam konferensi internasional tentang pembaharuan pemikiran Islam.10
7
Mansyur Faqih, “Din Syamsuddin Desak Muhammadiyah Terapkan Dakwah Kultural,” Republika, 2023.
8
Yusuf Afandi, “Implementasi Dakwah Struktural Di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya,” Sebatik 26, no. 1
(2022): 131–38, https://doi.org/10.46984/sebatik.v26i1.1913.
9
Mutiara Halimatus Sadiah, “Muhammadiyah Perlu Tegaskan Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah,” 2023.
10
Taliwang, “Din Syamsuddin Penggagas Konsep Darul Ahdi Was Syahadah,” Form News Network, 2021.
10. D. Kiparah Sebagai Tokoh Kerukunan Umat Beragama.
1. Salah satu dari 500 Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia 2022
Pada penghargaan "The Muslims 500: The Worlds 500 Most Influential
Muslims 2022" yang diadakan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre
(MABDA) di Yordania, terdapat tiga kader Muhammadiyah yang diakui. Acara
tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi tokoh Muslim yang memiliki pengaruh
dalam organisasi atau komunitas dan dapat membawa perubahan pada dunia
Muslim. Dari 500 tokoh tersebut, Ahmad Syafii Maarif tercatat dalam kategori
Scholary, Din Syamsuddin diakui dalam kategori Honourable Mention, dan
Haedar Nashir diapresiasi dalam kategori Administration of Religious Affairs.11
2. Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban
Presiden Joko Widodo telah menunjuk Prof. Dr. KH Muhammad
Sirajuddin Syamsuddin MA (Din Syamsuddin), mantan Ketua Umum Pengurus
Pusat Muhammadiyah, sebagai utusan khusus Presiden untuk berdialog dan
berkolaborasi antar agama dan peradaban. Pada konferensi pers di Istana Merdeka
Jakarta, Senin (23/10), Presiden Jokowi menyampaikan pengangkatan Din
Syamsuddin untuk memajukan dialog dan kerja sama antar agama, baik di dalam
maupun di luar negeri.12
Presiden juga menyerahkan surat Keppres yang menetapkan Din
Syamsuddin sebagai Utusan Khusus Presiden Din Syamsuddin, selaku Utusan
Khusus Presiden, menyatakan bahwa Indonesia memiliki dua modal dasar yang
sangat penting dalam konteks kerukunan antar umat beragama. Menurutnya,
“modal Pertama, berasal dari agama itu sendiri yang sejatinya mengajarkan
kerukunan dan kemajemukan antar umat beragama," ujar Din di Kantor
Konferensi Waligereja Indonesia.13
Din juga menyoroti modal kedua, yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika, yang menjadi landasan pemikiran utama masyarakat Indonesia. Modal dasar
ini, menurut Din, perlu dipelihara dan dikembangkan karena dianggap mampu
mengatasi gangguan dari faktor-faktor non-agama seperti ekonomi dan politik.14
3. Pembicara pada forum World Summit on Peace (WSP) dan International
Leadership Conference (ILC) di New York (2009).
11
Qurotianti., “Tiga Tokoh Muhammadiyah Masuk 500 Muslim Berpengaruh,” UMY, 2021.
12
Fabian Januarius Kuwado, “Jokowi Angkat Din Syamsuddin Jadi Utusan Khusus Presiden,” Kompas, 2017.
13
Humas, “Presiden Jokowi Angkat Din Syamsuddin Sebagai Utusan Khusus Dialog Dan Kerja Sama Antar Agama,”
Sekertaritan Kabinet RI, 2017.
14
Putri, “Din Syamsuddin Ri Punya 2 Modal Untuk Hidup Rukun Beragama,” Detik News (Reviva Cendekia, 2017).
11. Dihadapan 300 tokoh dari Negara-negara maju, seperti AS, Uni Eropa,
Cina, India, dan Jepang, beliau menyampaikan perlunya berinvestasi untuk
menciptakan perdamaian dunia15
. Din Syamsuddin mengatakan bahwa
kekurangan perdamaian dan krisis global terjadi karena sistem dunia yang gagal
dan didukung oleh negara-negara maju. Dia mengajak bangsa-bangsa yang
mencintai damai dan keadilan untuk bekerja sama membangun perdamaian sejati,
menghentikan kezaliman dan penjajahan baru dalam berbagai bentuknya.
Diperlukan sistem alternatif yang berfokus pada pemecahan masalah umat
manusia, seperti mengatasi kemiskinan, mengurangi pengangguran,
menanggulangi penyakit menular, menjaga lingkungan, dan menghentikan perang
serta kekerasan lainnya. Dalam konteks ini, peran agama dianggap penting dengan
mendorong etika agama untuk perubahan, perbaikan, dan kemajuan. Namun, hal
ini hanya bisa terjadi jika agama menjalankan misi sucinya sebagai sumber rahmat
bagi seluruh alam semesta.16
15
Agus Salim, “BIOGRAFI PROF DIN SYAMSUDIN Revisi Agus 2020,” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, no.
1975 (1980): 1–7, https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/67624/2/BIOGRAFI PROF DIN
SYAMSUDIN revisi agus 2020.pdf.
16
Efendi David, Politik Elite Muhammadiyah.
12. BAB III
KESIMPULAN
Dalam pemikiran Din Syamsuddin, dakwah tidak hanya dilihat sebagai upaya
penyebaran ajaran agama, tetapi lebih dari itu, sebagai sarana untuk membangun kerukunan
antar umat beragama17
. Ia menegaskan bahwa dakwah seharusnya menciptakan harmoni,
pemahaman inklusif, dan kerjasama di tengah masyarakat yang beragam kepercayaan.
Din Syamsuddin mengajukan gagasan bahwa Islam harus menjadi sumber inspirasi
positif, mendorong terwujudnya keadilan, kebenaran, dan persamaan. Pentingnya membuka
diri terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam konteks Islam menjadi poin sentral dalam
pemikiran beliau, di mana agama dianggap sebagai kekuatan konstruktif dalam pembangunan
berkelanjutan.
Tak hanya terbatas pada ruang nasional, Din Syamsuddin juga mendorong dialog antar
agama secara internasional. Melalui partisipasinya dalam forum-forum global, beliau berupaya
membentuk hubungan positif dan konstruktif antarumat beragama. Meskipun tidak lagi
menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, peran Din Syamsuddin sebagai cendekiawan
muslim terus membawa kontribusi dalam membentuk Islam yang inklusif dan progresif, serta
menjaga kerukunan antar umat beragama.
17
Alvin, “Pesan Prof Din Syamsuddin Dalam Membangun Peradaban Manusia,” UMS News, 2021,
https://news.ums.ac.id/id/05/2021/pesan-prof-din-syamsuddin-dalam-membangun-%0Aperadaban-manusia/%0A.
13. DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Yusuf. “Implementasi Dakwah Struktural Di Kecamatan Timpeh Kabupaten
Dharmasraya.” Sebatik 26, no. 1 (2022): 131–38. https://doi.org/10.46984/sebatik.v26i1.1913.
Alvin. “Pesan Prof Din Syamsuddin Dalam Membangun Peradaban Manusia.” UMS News, 2021.
https://news.ums.ac.id/id/05/2021/pesan-prof-din-syamsuddin-dalam-membangun-
%0Aperadaban-manusia/%0A.
Efendi David. Politik Elite Muhammadiyah. Vol. 01. Reviva Cendekia, 2014.
Faqih, Mansyur. “Din Syamsuddin Desak Muhammadiyah Terapkan Dakwah Kultural.”
Republika, 2023.
Humas. “Presiden Jokowi Angkat Din Syamsuddin Sebagai Utusan Khusus Dialog Dan Kerja
Sama Antar Agama.” Sekertaritan Kabinet RI, 2017.
Kuwado, Fabian Januarius. “Jokowi Angkat Din Syamsuddin Jadi Utusan Khusus Presiden.”
Kompas, 2017.
Lajnah. “Surat An-Nahl (16:125) Dalam Al-Qur’an.” Kementerian Agama, 2022.
Lampe, Muh. Basri. “Fenomena Prof Dr M Din Syamsuddin.” Peduli Rakyat, 2020.
Makhsis Sakhabi, DJ. “Tafsir Sosiologis Masyarakat Terhadap Pengertian Dakwah Yang
Dianggap Sebagai Aktivitas Mimbar, Tabligh Semata Sehingga Konteks Sosiologisnya
Terabaikan Dari Dinamika Kehidupan Modern.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Marpaung, Rudy S. “Prof. Dr. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA.” SMK Muhmmadiyah 5
KIisaran, 2003.
Putri. “Din Syamsuddin Ri Punya 2 Modal Untuk Hidup Rukun Beragama.” Detik News. Reviva
Cendekia, 2017.
Qurotianti. “Tiga Tokoh Muhammadiyah Masuk 500 Muslim Berpengaruh.” UMY, 2021.
Sadiah, Mutiara Halimatus. “Muhammadiyah Perlu Tegaskan Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa
Syahadah,” 2023.
Salim, Agus. “BIOGRAFI PROF DIN SYAMSUDIN Revisi Agus 2020.” UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, no. 1975 (1980): 1–7.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/67624/2/BIOGRAFI PROF DIN
SYAMSUDIN revisi agus 2020.pdf.
Taliwang. “Din Syamsuddin Penggagas Konsep Darul Ahdi Was Syahadah.” Form News
Network, 2021.