2. Pandangan tentang figur TGB (Tuan Guru Bajang), yaitu Dr.
H. M. Zainul Majdi, M.A., sebagai penerus estafet perjuangan
TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid dalam bidang dakwah,
pendidikan, dan sosial, dapat bervariasi tergantung pada
sudut pandang masing-masing individu. Namun, berikut
adalah beberapa pandangan umum yang dapat
dipertimbangkan:
Apa pandangan masing-masing anggota kelompok tentang figur TGB. Dr. H. M. Zainul Majdi, M.A.,
sebagai penerus estafet perjuangan TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid dalam bidang dakwah,
pendidikan, dan sosial
3. Dakwah:TGB dikenal sebagai seorang
ulama dan tokoh agama yang aktif dalam
melakukan dakwah Islam di Nusa Tenggara
Barat, Indonesia. Ia meneruskan
perjuangan dakwah yang dimulai oleh
ayahnya, TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid.
Pandangan positif mengenai TGB sebagai
penerus dakwah ayahnya adalah bahwa ia
telah berhasil mempertahankan dan
mengembangkan nilai-nilai agama Islam
serta mengkomunikasikannya dengan baik
kepada masyarakat.
Pendidikan: TGB telah berkontribusi dalam bidang
pendidikan dengan mendirikan berbagai lembaga
pendidikan di Nusa Tenggara Barat, termasuk
pesantren modern. Ia juga telah mempromosikan
pendidikan yang berbasis agama dan budaya lokal,
sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai global
dalam kurikulum. Pandangan positif mengenai
peran TGB dalam bidang pendidikan adalah bahwa
ia telah memberikan akses pendidikan yang lebih
baik kepada masyarakat, sambil mempertahankan
identitas budaya dan agama mereka.
4. Sosial : Sebagai tokoh publik, TGB juga
terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan
kemanusiaan. Ia sering kali memberikan
dukungan kepada masyarakat yang
membutuhkan, seperti korban bencana alam.
Pandangan positif mengenai kontribusinya
dalam bidang sosial adalah bahwa ia telah
menggerakkan banyak orang untuk
berpartisipasi dalam upaya kemanusiaan dan
pembangunan masyarakat.
5. Pandangan terhadap NWDI (Nahdiatul Wathon Darul Islam)
sebagai organisasi Islam yang mempengaruhi proses
pendidikan dan pembelajaran juga dapat beragam,
tergantung pada sudut pandang masing-masing individu.
NWDI adalah organisasi Islam yang memiliki pengaruh kuat
di wilayah Nusa Tenggara Barat, Indonesia, dan telah
terlibat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
pendidikan.
Apa pandangan masing-masing anggota kelompok tentang NWDI sebagai ormas Islam
yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran?
6. Pengaruh Positif dalam Pendidikan: Banyak pandangan positif mengenai peran NWDI
dalam pendidikan. Organisasi ini telah mendirikan dan mengelola sekolah?sekolah,
pesantren, dan lembaga pendidikan lainnya di wilayah Nusa Tenggara Barat. Hal ini
dianggap positif karena NWDI telah memberikan akses pendidikan kepada masyarakat
yang sebelumnya mungkin sulit mengaksesnya. Pendekatan pendidikan yang berbasis
agama dan budaya lokal yang diadopsi oleh NWDI juga dianggap mampu
mempertahankan identitas dan nilai-nilai lokal sambil memberikan pendidikan yang
berkualitas.
Pemeliharaan Nilai-Nilai Keagamaan dan Budaya: NWDI telah memainkan peran
penting dalam memelihara dan menyebarkan nilai-nilai agama Islam serta budaya
lokal di wilayah Nusa Tenggara Barat. Pandangan positif mengenai ini adalah bahwa
NWDI telah membantu masyarakat untuk tetap berakar pada nilai?nilai agama dan
budaya mereka melalui pendidikan yang diberikan. Hal ini dianggap penting dalam
menghadapi arus globalisasi dan modernisasi yang dapat mengancam identitas lokal.
7. Kritik terhadap Eksklusivitas atau Pengaruh Berlebihan: Namun, ada juga pandangan
yang mungkin mengkritik NWDI terkait Eksklusivitas atau pengaruh berlebihan dalam
lingkup pendidikan. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa keberadaan NWDI
dapat menghambat perkembangan variasi pendidikan dan pemikiran yang lebih luas.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa NWDI juga memiliki kebijakan atau praktik
tertentu yang dapat dilihat sebagai kontroversial oleh beberapa pihak.
Dinamika Keberagaman: Pandangan dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang
masing-masing individu terhadap hubungan NWDI dengan komunitas non-Muslim
atau berbeda aliran Islam di wilayah tersebut. Pengaruh NWDI terhadap pendidikan
dan pembelajaran juga harus dipertimbangkan dalam konteks keberagaman
masyarakat
8. Pandangan terhadap NWDI (Nahdlatul Wathan Darul Islam)
sebagai modal spiritual, sosial, dan kultural yang
mempengaruhi proses pendidikan dan pembelajaran dapat
mencakup berbagai aspek positif dan relevan.
Apa pandangan masing-masing anggota kelompok tentang NWDI sebagai modal
spiritual, sosial, dan kultural yang mempengaruhi proses pendidikan serta
pembelajaran?
9. Modal Spiritual: NWDI memiliki akar yang kuat dalam nilai-nilai spiritual Islam.
Pandangan positif mengenai peran NWDI sebagai modal spiritual adalah bahwa
organisasi ini telah menjadi wahana untuk memperkuat keyakinan dan spiritualitas
individu dan komunitas. Melalui pendidikan yang diadopsi oleh NWDI, peserta didik
dapat diberdayakan secara spiritual, menjadikan agama sebagai landasan moral dalam
hidup mereka
Modal Sosial: NWDI telah menjadi kekuatan sosial yang signifikan di wilayah Nusa
Tenggara Barat. Organisasi ini memainkan peran dalam membangun hubungan sosial
yang kuat, solidaritas, dan kerja sama di antara anggotanya. Pandangan positif
mengenai peran NWDI sebagai modal sosial adalah bahwa melalui pendidikan dan
kegiatan-kegiatan sosialnya, organisasi ini telah membentuk jaringan dan komunitas
yang dapat mendukung perkembangan individu dan masyarakat secara lebih luas.
10. Modal Kultural: NWDI juga memiliki dampak yang signifikan dalam melestarikan
budaya lokal dan nilai-nilai tradisional di Nusa Tenggara Barat. Pandangan positif
mengenai peran NWDI sebagai modal kultural adalah bahwa organisasi ini telah
mampu mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan ajaran agama Islam,
menciptakan pendekatan pendidikan yang relevan dengan realitas sosial dan kultural
setempat
Pendidikan dan Pembelajaran: NWDI telah mempengaruhi proses pendidikan dan
pembelajaran melalui pendirian dan pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan, seperti
sekolah dan pesantren. Pandangan positif mengenai peran NWDI dalam pendidikan
adalah bahwa organisasi ini telah memberikan akses pendidikan kepada masyarakat
yang memadukan nilai-nilai spiritual, sosial, dan kultural dalam proses pembelajaran.
Pendekatan pendidikan NWDI dapat membentuk individu yang tidak hanya cerdas
secara akademis, tetapi juga memiliki etika dan moral yang kuat.
11. Apa pandangan masing-masing
anggota kelompok tentang
kesiapannya mengajar dengan
memperhatikan modal sprititual,
sosial, dan kultural pada peserta
didik.
12. Pendidikan karakter sangat dibutuhkan sebagai solusi untuk membentuk kepribadian yang
baik terhadap peserta didik. Dalam istilah,pendidikan karakter terdiri dari dua kata, yaitu
pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dan perwujudan
pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka
pemenuhan semua komitmen manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan sebagai
makhluk Tuhan. Sementara, karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan
internalisasi nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya (Zamtinah et al., 2011)
Sekolah sebagai salah satu wadah pembentukan nilai- nilai budaya bagi individu peserta didik,
memiliki peran penting dalam menumbuhkembangkan kepribadian berkarakter peserta didik.
Menurut Kasali, seperti yang dikutip oleh Muhaimin et al., (2010:54), mengatakan bahwa nilai-nilai
yang menjadi pilar budaya sekolah/madrasah dapat diprioritaskan pada nilai-nilai tertentu, yaitu
nilai-nilai yang diprioritaskan meliputi inovatif, adaptif, bekerja keras, perduli terhadap orang lain,
disiplin, jujur, inisiatif, kebersamaan, tanggung jawab, rasa memiliki, komitmen terhadap lembaga,
saling pengertian, semangat persatuan memotivasi dan membimbing. Nilai-nilai di atas, dapat
diaplikasikan pada tataran praktis dalam pola pikir, sikap, dan prilaku sehari-hari peserta didik baik
melalui pembelajaran, pembiasaan dan kegiatan?kegiatan keagamaan. Sehingga, pendidikan
karakter diharapkan dapat membentuk pola pikir serta tindakan dan karakter siswa di madrasah.
13. Untuk itu, pendidikan karakter adalah sekumpulan nilai-nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah,
guru, petugas administrasi, peserta didik, dan masyarakat sekolah.
Implementasi modal spiritual,social dan kultural terhadap kesiapan pengajaran didalam
kelas yaitu:
a. membiasakan peserta didik berdo’a sebelum dan sesudah belajar
b. mengajarkan peserta didik mengucapkan salam Ketika bertemu dengan guru
c. menerapkan 5S (salam, sapa, senyum, sopan santun) kepada peserta didik
d. menanamkan sikap empaty, saling menghargai dan saling menghormati melalui diskusi
kelompok
e. memberikan perlakuan yang sama kepada peserta didik walaupun dari latar belakang
yang berbeda-beda
f. melestarikan budaya-budaya local melalui sabtu budaya
14. Apa persamaan pandangan
pemikiran kebangsaan TGKH. M.
Zainuddin Abdul Majid dan TGB.
Dr. H. M. Zainul Majdi, M.A.,
terkait gerakan dakwah,
pendidikan, dan sosial yang
mempengaruhi proses
Pendidikan.
15. perjuangan yang dilakukan atau dilakoni oleh TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid melalui
gerakan dakwah, pendidikan, dan sosial, serta semboyan perjuangan sampai akhir
hayatnya dilakukan melalui dakwah lisan, pendidikan formal, pengajian umum (da'wah
bil-lisân/bil hâl). Gerakan pendidikan dilakukan melalui sistem pendidikan dan
pengajaran, sekolah umum, integrasi ilmu agama dan umum, menyelengarakan
pendidikan kesetaraan, pendidikan multikultural, dan menetapkan kriteria pendidik.
Sementara itu, semboyan perjuangan TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid dapat dilakukan
dengan menanamkan nilai-nilai perjuangan, seperti yakin, ikhlas, dan istiqomah. Nilai-
nilai tersebut dapat diterjemahkan dalam proses pendidikan dan pembelajaran pada
peserta didik agar memiliki kekuatan dalam berjuangn untuk bangsa dan negara.
Ide, pikiran, dan tindakan Hamzanwadi dilanjutkan dan dikembangkan oleh TGB dalam
konteks kekinian dan futuristik dengan tetap mempertahankan dan menguatkan ketiga
modal yang hadir dalam visi, misi, tujuan, wasiat, nasyid, dan petunjuk petunjuk moral
bagi jamaah secara khusus, dan generasi bangsa secara keseluruhan.
16. perjuangan yang dilakukan atau dilakoni oleh TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid melalui
gerakan dakwah, pendidikan, dan sosial, serta semboyan perjuangan sampai akhir
hayatnya dilakukan melalui dakwah lisan, pendidikan formal, pengajian umum (da'wah
bil-lisân/bil hâl). Gerakan pendidikan dilakukan melalui sistem pendidikan dan
pengajaran, sekolah umum, integrasi ilmu agama dan umum, menyelengarakan
pendidikan kesetaraan, pendidikan multikultural, dan menetapkan kriteria pendidik.
Sementara itu, semboyan perjuangan TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid dapat dilakukan
dengan menanamkan nilai-nilai perjuangan, seperti yakin, ikhlas, dan istiqomah. Nilai-
nilai tersebut dapat diterjemahkan dalam proses pendidikan dan pembelajaran pada
peserta didik agar memiliki kekuatan dalam berjuangn untuk bangsa dan negara.
Ide, pikiran, dan tindakan Hamzanwadi dilanjutkan dan dikembangkan oleh TGB dalam
konteks kekinian dan futuristik dengan tetap mempertahankan dan menguatkan ketiga
modal yang hadir dalam visi, misi, tujuan, wasiat, nasyid, dan petunjuk petunjuk moral
bagi jamaah secara khusus, dan generasi bangsa secara keseluruhan.
17. Apa persamaan metode dakwah,
pendidikan, dan sosial TGKH. M.
Zainuddin Abdul Majid dan TGB. Dr. H.
M. Zainul Majdi, M.A., tentang
mengajar mengajar dengan
memperhatikan pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan pada peserta didik yang
dimiliki?
18. Gerakan Dakwah:
• Dakwah secara Lisan Metode dakwah yang paling utama dan baik adalah dengan
menggunakan lisan atau ucapan dalam bentuk nasehat yang baik. Dakwah secara
lisan atau sering disebut ceramah. Tuan guru bajang sampai saat ini kita kenal
dengan pendakwah yang luar biasa , beliau menyebarkan agama islam dari desa
ke desa bahkan sampai tingkat nasional. Beliau banyak dikenal oleh Masyarakat
dari Gerakan dakwah yang beliau lakukan
• Dakwah melalui Sistem Pendidikan Madrasah Membangun masyarakat dari
kebodohan dan keterbelakangan menuju masyarakat yang bermartabat, maju,
dan keberadaannya diperhitungkan oleh masyarakat lainnya. Yang sampai saat
ini kita kenal dengan pembelajaran disekolah atau madrasah.
19. Gerakan Pendidikan
• Sistem Pendidikan dan Pengajaran. Sistem ini merupakan perpaduan antara sistem pondok
pesantren dengan sistem yang berlaku pada sekolah modern. Proses perpaduan tersebut
berlangsung secara berangsur-angsur mulai dari mengikuti sistem klasikal. Sistem pengajian
kitab, diganti dengan bidang?bidang pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan
kitab-kitab yang lama. Kenaikan tingkat ditentukan oleh penguasaan terhadap sejumlah
bidang pelajaran tertentu. Perkembangannya, kurikulum pada madrasah dari waktu ke
waktu senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan kemajuan
zaman. Semua ini dilakukan adalah dengan tujuan peningkatan kualitas madrasah, agar
keberadaanya tidak diragukan dan sejajar dengan sekolah-sekolah lainnya.
• Pendidikan Multikultural Pemahaman multikutural ini terus dikembangkan dan disebarkan
pada umat lewat pengajian dan pendidikan Pendidikan multikultural dikembangkan ini tidak
lepas dari misinya menyebarkan ajaran Islam yang dipahaminya secara inklusif lewat
organisasi NW yang didirikan. Yang karyanya bisa di lihat dari hizib nahdlatul wathan
• Integasi Ilmu Agama dan Umum, sampai pada hari ini Pendidikan di NW tidak hanya
mengajarkan ilmu pengetahuan umum saja namun ilmu agama juga diajarkan kepada
peserta didik
20. Gerakan social
Gerakan Sosial NW sebagai organisasi sosial keagamaan berdiri tahun 1953,
mengarahkan kegiatan pemurnian praktek keagamaan masyarakat Sasak.
Gerakan itu dilakukan melalui pendidikan keagamaan pada cabang Madrasah
NW, gerakan sosial dan dakwah Islamiyah.
21. Anak-anakku rajin-rajinlah menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya, karena masa
depan yang akan kalian tempuh beberapa tahun mendatang akan dapat
ditempuh dengan baik oleh orang-orang berilmu. maka senjatailah diri kalian
dengan ilmu yang baik dan bermanfaat, kemudian sebarkan ke masyarakat.
TGB. Dr. H. MUHAMMAD ZAINUL MAJDI, MA.