SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDEKATAN METODE DAN TEKNIK BIMBINGAN KONSELING ISLAM
DOSEN PENGAMPU
Dr. Hj. Munirah, MA
Di Serahkan Sebagai Tugas
Kelompok 7
Irfan Muhajar (1931019)
ST. Rahchmawaty Ridwan (1931025)
Jumriani (1931033)
Wirda (1931014)
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DDI MAROS
TAHUN AJARAN 2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga kami semua dapat merasakan menuntut ilmu di PERGURUAN TINGGI AGAMA
ISLAM STAI DDI MAROS dan kami dapat membuat makalah STUDI “Bimbingan Dan
Konseling” yang membahas mengenai “ Pendekatan Metode Dan Teknik Bimbingan Konseling
Islam”.
Shalawat berserta sa;am kami ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW yang selalu
membawa kabar gembira untuk kita semua dan semoga kita mendapatkan syafa’atnya di hari
akhir nanti. Dan kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu pembuatan
makalah ini khususnya Ibu Dr. Hj. Munirah, MA. Selaku dosen pengampu kami terima kasih
kami sampaikan seluruh kerendahan hati kami meminta kritik dan saran yang membangun
kepada para pembaca makalah kami yang masih banyak memiliki kekurangan, semoga dengan
adanya makalah dari kami dapat bermanfaat bagi si penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Aamiin. Cukup sekian pengantar dari kami, mohon maaf jika ada salah penuli karena
kesempurnaan hanya milik Allah semata. Terima kasih.
Maros, 01 November 2022
Kelompok 7
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan Konseling Islami .............................................................................................3
B. Pendekatan, Metode dan Teknik Konseling Islami.............................................................................4
C. Tujuan Konseling Islami .......................................................................................................................7
BAB III.........................................................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sepanjang kehidupan manusia pastilah tidak terlepas dari suatu masalah, baik
masalah pribadi, keluarga, saudara dan teman. Kadang kala sebagian manusia bisa
menghadapi masalahnya sendiri dengan bijaksana tanpa campur tangan orang lain, akan
tetapi banyak juga yang membutuhkan bantuan dari orang lain maupun para ahli dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi. Dalam kehidupan beragama manusia juga banyak
menemui masalah- masalah keagamaan, yang pada akhirnya masalah tersebut harus
ditangani dengan cara dan metode yang benar, sehingga bagaimana caranya individu
yang bermasalah tersebut dapat mudah dan cepat dalam menyelesaikan masalahnya
sesuai prespektif Islam.
Melihat perkembangan sejarah agama-agama besar di dunia, bimbingan konseling
Islami sebenarnya telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, Sahabat nabi, para ulama,
dan juga pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Pelaksanaan
bimbingan konseling di lingkungan masyarakat beragama secara non formal telah dikenal
sebagai suatu kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang
keagamaan, hanya saja di dalam kegiatannya belum didasari teori-teori pengetahuan yang
berhubungan dengan teknis serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan
secara normal.
Melihat kompleksitas permasalahan yang terjadi di era globalisasi, dimana
persaingan begitu ketat, sehingga bimbingan dan konseling harus dikembangkan secara
baik, karena dampak era global dapat berkaitan dengan personal, sosial maupun lapangan
pekerjaan, maka jenis bimbingan yang dikembangkan harus berkaitan dengan bimbingan
dan konseling dalam berbagai bidang (Samsul, 2010). Berdasarkan hal tersebut
muncullah bimbingan dan konseling Islami sebagai wadah untuk memecahkan
permasalahan yang berlandaskan dengan nilai-nilai ke-Islaman.
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian bimbingan konseling islam?
2. Bagaimana pendekatan, metode dan teknik konseling islam?
3. Apa tujuan konseling islam?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian bimbingan konseling islam.
2. Mengetahui pendekatan, metode dan teknik konseling islam.
3. Mengetahui tujuan konseling islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Konseling Islami
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” dan “counseling”
dalam Bahasa Inggris. Kata “guidance” berasal dari kata dasar (to guide), yang artinya
menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan dan mengemudikan. Adapun
pengertian bimbingan secara harfiah adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun
orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa kini dan masa
datang.
Menurut Stopps bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal
dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat (Ahmadi & Rohani, 1991).
Prayitno menjelaskan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku (Prayitno
& Prayitno & Amti, 1991).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan
suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis kepada individu
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
memahami, menerima, dan mengarahkan dirinya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungannya, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
Secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari
bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian
“berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang
atau beberapa klien (counselee) (Latipun, 2003).
Secara terminologi konseling merupakan suatu hubungan profesional antara
seorang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya orang-perorang,
4
meskipun seringkali para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan
belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna
dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau antarpribadi (Baradja, 2004).
Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
menyadari kembali esistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat (Faqih, 2001). Muhammad Arifin mendefinisikan konseling Islami merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang
lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang
tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri
terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu
cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan dimasa yang akan datang (Faqih,
2001).
B. Pendekatan, Metode dan Teknik Konseling Islami
a. Pendekatan Konseling Islami
Pendekatan dimaksud sebagi upaya bagaimana konseli diperlakukan dan disikapi
dalam penyelenggaraan konseling Islami (Lubis, 2015), yakni.
a) Pendekatan Fitrah
Problem-problem yang merupakan kendala bagi perkembangan fitrah itu
diselesaikan melalui proses konseling Islami. Untuk itu, individu dibantu menemukan
fitrahnya, sehingga dapat selalu dekat dengan Allah dan bimbingan untuk
mengembangkan dirinya, agar mampu memecahkan masalah kehidupannya, serta dapat
melakukan self counseling dengan bimbingan Allah.
b) Pendekatan Sa’adah Mutawazinah
Upaya konseling Islami adalah untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah
kehidupan dunia, dan untuk itulah ia diperlukan. Jika masalah kehidupan dunia tidak ada,
tentu konselor tidak diperlukan. Hanya saja harus dipandang bahwa masalah kehidupan
di dunia selain bersift empirik, juga akan terpengaruh pada kehidupan spiritual tersebut.
Oleh karena itu, penyelesaian problem yang dihadapi klien adalah dalam upaya
memperoleh ketentraman hidup didunia, dan dengan ketentraman itu klien dapat
memahami kembali jati dirinya serta sekaligus menjadi dekat dengan Allah.
5
c) Pendekatan Kemandirian
Upaya pembiasaan klien untuk bertanggung jawab secara mandiri, sangat dituntut
dalam penyelenggaraan konseling Islami. Pada gilirannya, diharapkan klien dapat
menyadari bahwa pertanggung jawaban pribadi, konselor harus dapat menyakinkan klien
bahwa kemandirian dan pertanggung jawaban pribadi itu adalah salah satu kunci hidup
didunia yang mazra’ah akhirah, kemudian dunia untuk kemandirian akhirat.
d) Pendekatan Keterbukaan
Dalam proses konseling Islami klien harus terbuka dan jujur dalam
menyampaikan keluhan dan pertanyaan, dan konselor harus terbuka dan terus terang pula
dalam menyampaikan jalan keluar pemecahan dan penyelesaian masalah kehidupan
klien.
e) Pendekatan Sukarela
Hubungan yang didasari ikhlas dalam konseling Islami akan dapat menciptakan
kesejukan dihati para klien. Untuk itu konselor harus mampu menumbuhkan keyakinan
klien bahwa ia sedang berhadapan dengan konselor yang memberikan bantuan dengan
penuh ikhlas.
b. Metode Konseling Islami
Metode dimaksudkan yaitu cara kerja yang bersistem dan berhubungan dengan
strategi pencapaian tujuan konseling Islami yang telah ditentukan, yakni (Lubis, 2015).
a) Metode Penyesuaian
Layanan konseling Islami lebih cenderung memperhatikan segi perbedaan
individu dari pada persamaannya. metode penyesuaian ini dimaksudkan terutama sebagai
kesesuaian layanan bagi masing-masing individu berdasarkan problemnya. Pola solusi
yang ditawarkan pada konseli hendaknya dapat dipahami oleh konseli sesuai dengan
keadaan dan kondisinya. Berdasarkan hal tersebut, maka konselor dituntut untuk
memiliki keahlian dalam menyesuaikan metode dengan keunikan klien.
b) Metode Kedinamisan
Konseling Islami sebagai upaya pemberian bantuan agar konseli dapat mengalami
perubahan kea rah lebih baik, adalah berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia itu
makhluk dinamis. Justru itu, perubahan tingkah laku konseli tidak sekedar mengulang-
ulang hal-hal lama dan bersifat menoton, tetapi perubahan dengan senantiasa menuju
6
pada perubahan yang lebih maju. Konselor diharapkan dapat member perhatian yang
besar terhadap perubahan hati konseli, dan berupaya mengarahkannya untuk mencintai
ilmu dan hikmah, agar ia dapat mendinamisir dirinya sendiri.
c. Teknik Konseling Islami
Teknik dimaksud adalah sebagai alat dan merupakan suatu alternative yang
dipakai untuk mendukung metode konseling Islami. Merumuskan teknik konseling Islami
harus bertitik tolak dari prinsip pemupukan penjiwaan agama pada diri konseli dalam
upaya menyelesaikan masalah kehidupannya. Teknik konseling Islami dapat dirumuskan
dengan spiritualism method, dan client-centered method (non directive approach) (Lubis,
2015).
a) Spiritualism Method
Teknik ini dirumuskan atas dasar nilai yang dimaknaibersumber dari asas
ketauhidan. Beberapa teknik dikelompokkan dalam spiritual method, yakni :
1. Latihan spiritual
Konseli diarahkan untuk mencari ketenangan hati dengan mendekatkan diri
kepada Allah sebagai sumber ketenangan hati, sumber kekueatan dan penyelesaian
masalah, sumber penyembuhan penyakit mental. Pada awalnya, konselor menyadarkan
konseli agar dapat menerima masalah yang dihadapinya dengan perasaan lapang dada,
bukan dengan perasaan benci dan putus asa. Selanjutnya, konselor menegakkan prinsip
tauhid dengan meyakinkan konseli bahwa Allah adalah satu-satunya tempat
mengembalikan masalah. Lebih lanjut konselor menuntun konseli untuk mendekatkan
diri kepada Allah dengan merealisasikannya melalui amal ibadah.
2. Menjalin kasih sayang
Penjabaran teknik ini dapat ditarik dari nilai yang dimaknai pada asas
kerahasiaan, pendekatan kemandirian dan pendekatan sukarela. Keberhasilan konseling
Islami juga akan ditentukan oleh terciptanya hubungan baik antara konselor dan konseli.
Hubungan diaksud adalah hubungan yang didasarkan atas kasih saying (ukhuwah
Islamiyyah).
3. Cerminan al-qudwah al-hasanah
Proses konseling Islami yang berlangsung sacara face to face menempatkan
konselor pada posisi sentral dihadapan konseli. Perhatian konseli terhadap konselor tidak
7
hanya terbatas pada petunjuk-petunjuk yang diberikannya selama konsultasi berlangsung,
tetapi juga tertuju kepada segala keadaan konselor, karena konselor dipandang dan
diyakini sebagai orang yang mampu menyelesaikan masalah. Sifat keteladanan yang
dimiliki konselor perlu diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari, baik selama proses
konsultasi maupun diluar kegiatan tersebut. Minimal harus diupayakan konseli dapat
terkondisikan noleh sikap dan perilaku konselor, baik disadari maupun tidak.
b) Client-Centered Method (non directive approach)
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl R. Roger. Pelaksanaan teknik ini
tidak bertentengan dengan prinsip Islam sebagaimana dijadikan dasar pelaksanaan teknik
konseling Islami. Islam memandang bahwa konseli adalah manusia yang memiliki
kemampuan sendiri dan berupaya mencari kemantapan diri sendiri. Sedang Roger
memandang bahwa dalam proses konseling orang yang paling berhak memilih dan
merencanakan serta memutuskan perilaku dan nilai-nilai mana yang dipandang paling
bermakna bagi konseli, adalah konseli itu sendiri.
Konseling dipandang sebagai individu dengan memiliki kemampuan inkeren
untuk menghindari dari maladjustment (penyesuaian diri salah) menuju kepada kondisi
psikis yang sehat. Dengan demikian konselor bukan menempati posisi otoritas
mengetahui terbaik, dan konseli bukan menempati posisi orang pasif yang mengikuti
perintah-perintah konselor semata.
C. Tujuan Konseling Islami
Secara garis besar, tujuan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai upaya
dalam membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar
mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat (Faqih, 2001).
Menurut Erhamwilda tujuan jangka panjang konseling Islam adalah agar individu
menjadi muslim yang bahagia didunia dan diakhirat. Untuk mencapai tujuan umum
tersebut dalam proses konseling perlu dibangun kemandirian individu sebagai pribadi
muslim. Erhamwilda (2009) menyatakan Adapun ciri-ciri pribadi muslim yang
diharapkan terbentuk melalui konseling adalah:
a) Individu yang mampu mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah, makhluk
individu yang unik dengan segala kelebihan dan kekurungannya, makhluk yang selalu
berkembang dan makhluk sosial.
8
b) Individu menerima keberadaan diri dan lingkungannya secara positif dan dinamis yang
dituntut dengan sejumlah tugas dan tanggung jawab dalam hidup.
c) Individu mampu mengambil keputusan yang sesuai tuntunan nilai illahi dalam eksistensi
dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang diberi fitrah dengan potensi hati/kalbu, akal,
dll
d) Individu mampu mengerahkan dirinya sesuai dengan keputusan yang diambil.
e) Individu mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai insan yang tunduk pada aturan
illahi, menjadi dirinya sendiri yang bersikap dan bertindak sesuai dengan fitrahnya.
Sedangkan tujuan jangka pendek konseling Islami adalah membantu klien dalam
mengatasi masalahnya dengan cara mengubah sikap dan perilaku klien sesuai dengan
tuntunan Islami.
Menurut Munandir tujuan konseling Islami ialah membantu seseorang untuk
mengambil keputusan dan membantunya menyusun rencana guna melaksanakan keputusan
itu. Dengan keputusan itu ia bertindak atau berbuat yang konstruktif sesuai dengan perilaku
yang didasarkan atas ajaran Islam (Lubis, 2015).
Badawi merumuskan tujuan konseling Islami dalam empat poin, yaitu:
a) Agar manusia dapat berkembang secara serasi dan optimal unsur raga dan rohani serta
jiwanya, berdasarkan ajaran Islam.
b) Agar unsur rohani serta jiwa pada individu itu berkembang secara serasi dan optimal.
c) Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur kedudukan individual dan sosial
berdasarkan atas ajaran Islam.
d) Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur manusia sebagai makhluk yang
sekarang hidup didunia dan kelak akan hidup di akhirat, berdasarkan atas ajaran Islam
(Lubis, 2015)
Konseling Islami bertujuan untuk menanamkan kebesaran hati dalam diri klien agar
benar-benar menyadari bahwa ia memiliki kemampuan memecahkan dan menyelesaikan
masalah. klien harus merasakan bahwa kemampuan itu adalah miliknya pribadi dan menjadi
bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dirinya. Konseling Islami ingin mengantarkan klien
untuk mampu membina kesehatan mentalnya, agar ia dapat hidup harmonis dalam jalinan
hubungan vertikal dengan Allah dan jalinan hubungan horizontal dengan sesama manusia.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konseling Islami telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, Sahabat nabi, para ulama,
dan juga pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Pelaksanaan bimbingan
konseling di lingkungan masyarakat beragama secara non formal telah dikenal sebagai suatu
kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang keagamaan, hanya saja
di dalam kegiatannya belum didasari teori-teori pengetahuan yang berhubungan dengan teknis
serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan secara normal.
Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari
kembali esistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan
dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ada dua kategori
dimensi dalam konseling Islami; yang pertama dimensi spiritual dan yang kedua dimensi
material. Pada saat sedang berlangsungnya proses konseling, pemberian layanan bantuan dari
seorang konselor harus menyesuaikan akan kebutuhan dimensi yang mana yang harus
diutamakan. Kata konseling dalam bahasa Arab adalah al-Irsyad yang secara etimologis berarti
al-Huda, ad-Dalalah, dalam bahasa Indonesia berarti : petunjuk
Pendekatan merupakan upaya bagaimana konseli diperlakukan dan disikapi dalam
penyelenggaraan konseling Islami yakni pendekatan fitrah, sa’adah mutawazina, kemandirian,
keterbukaan, dan sukarela. Adapun metode bimbingan konseling Islami adalah metode
penyesuaian dan kedinamisan.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami paparkan dan kami merasa bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kepada pembaca
yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
perbaikan makalah ini. Dan kami berharap semoga isi makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Rohani, A. (1991) Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Baradja, A. B. (2004) Psikologi Konseling dan Tekhnik Konseling, Jakarta: Studia Press.
Erhamwilda (2009) Konseling Islami, Jogjakarta: Graha Ilmu
Faqih, A. R. (2001) Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press
Latipun (2003) Psikologi Konseling, Malang: UMM Press
Lubis, S. A. (2015) Konseling Islami dalam Komunitas Pesantren, Bandung: Citapustaka Media
Prayitno & Amti E. (1991) Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta
Samsul M. (2010) Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta : Amza.

More Related Content

Similar to BimbinganKonselingIslam

Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingiskawia
 
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta DidikPeran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didikwiyadnya
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingNilna Ma'Rifah
 
Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingSholehah Hadi Isyrin
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLanggeng Prayogo
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073Amer Al-Rudy
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingMozanni Tia
 
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalDakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalnur habibullah norman kardi
 
Resensi artikel jurnal hariyasafitri
Resensi artikel jurnal hariyasafitriResensi artikel jurnal hariyasafitri
Resensi artikel jurnal hariyasafitrihariyasafitri1
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahNurul Khotimah
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konselinghusnulks
 
layanan-bimbingan-dan-konseling-islami.ppt
layanan-bimbingan-dan-konseling-islami.pptlayanan-bimbingan-dan-konseling-islami.ppt
layanan-bimbingan-dan-konseling-islami.pptssuseref29bf
 
Definisi kaunseling islam
Definisi kaunseling islamDefinisi kaunseling islam
Definisi kaunseling islamUmmi Ain
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdf
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdfHadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdf
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdfZukét Printing
 
Konseling agama pak agus
Konseling agama pak agusKonseling agama pak agus
Konseling agama pak agusFarida Thauza
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxHadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxZukét Printing
 

Similar to BimbinganKonselingIslam (20)

Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konseling
 
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta DidikPeran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 
Bimbingan dan kaunseling
Bimbingan dan kaunselingBimbingan dan kaunseling
Bimbingan dan kaunseling
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konseling
 
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompokLayanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok
 
Kaunselor bukan guru disiplin
Kaunselor bukan guru disiplinKaunselor bukan guru disiplin
Kaunselor bukan guru disiplin
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalDakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
 
Resensi artikel jurnal hariyasafitri
Resensi artikel jurnal hariyasafitriResensi artikel jurnal hariyasafitri
Resensi artikel jurnal hariyasafitri
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
 
layanan-bimbingan-dan-konseling-islami.ppt
layanan-bimbingan-dan-konseling-islami.pptlayanan-bimbingan-dan-konseling-islami.ppt
layanan-bimbingan-dan-konseling-islami.ppt
 
Definisi kaunseling islam
Definisi kaunseling islamDefinisi kaunseling islam
Definisi kaunseling islam
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdf
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdfHadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdf
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.pdf
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Konseling agama pak agus
Konseling agama pak agusKonseling agama pak agus
Konseling agama pak agus
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxHadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
 

Recently uploaded

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 

Recently uploaded (7)

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 

BimbinganKonselingIslam

  • 1. BIMBINGAN DAN KONSELING PENDEKATAN METODE DAN TEKNIK BIMBINGAN KONSELING ISLAM DOSEN PENGAMPU Dr. Hj. Munirah, MA Di Serahkan Sebagai Tugas Kelompok 7 Irfan Muhajar (1931019) ST. Rahchmawaty Ridwan (1931025) Jumriani (1931033) Wirda (1931014) JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DDI MAROS TAHUN AJARAN 2022
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami semua dapat merasakan menuntut ilmu di PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM STAI DDI MAROS dan kami dapat membuat makalah STUDI “Bimbingan Dan Konseling” yang membahas mengenai “ Pendekatan Metode Dan Teknik Bimbingan Konseling Islam”. Shalawat berserta sa;am kami ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW yang selalu membawa kabar gembira untuk kita semua dan semoga kita mendapatkan syafa’atnya di hari akhir nanti. Dan kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu pembuatan makalah ini khususnya Ibu Dr. Hj. Munirah, MA. Selaku dosen pengampu kami terima kasih kami sampaikan seluruh kerendahan hati kami meminta kritik dan saran yang membangun kepada para pembaca makalah kami yang masih banyak memiliki kekurangan, semoga dengan adanya makalah dari kami dapat bermanfaat bagi si penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin. Cukup sekian pengantar dari kami, mohon maaf jika ada salah penuli karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Terima kasih. Maros, 01 November 2022 Kelompok 7
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii BAB I............................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................2 C. TUJUAN MASALAH........................................................................................................................2 BAB II..........................................................................................................................................................3 PENDAHULUAN..........................................................................................................................3 A. Pengertian Bimbingan Konseling Islami .............................................................................................3 B. Pendekatan, Metode dan Teknik Konseling Islami.............................................................................4 C. Tujuan Konseling Islami .......................................................................................................................7 BAB III.........................................................................................................................................................9 PENUTUP....................................................................................................................................................9 A. KESIMPULAN.......................................................................................................................................9 B. SARAN....................................................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sepanjang kehidupan manusia pastilah tidak terlepas dari suatu masalah, baik masalah pribadi, keluarga, saudara dan teman. Kadang kala sebagian manusia bisa menghadapi masalahnya sendiri dengan bijaksana tanpa campur tangan orang lain, akan tetapi banyak juga yang membutuhkan bantuan dari orang lain maupun para ahli dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Dalam kehidupan beragama manusia juga banyak menemui masalah- masalah keagamaan, yang pada akhirnya masalah tersebut harus ditangani dengan cara dan metode yang benar, sehingga bagaimana caranya individu yang bermasalah tersebut dapat mudah dan cepat dalam menyelesaikan masalahnya sesuai prespektif Islam. Melihat perkembangan sejarah agama-agama besar di dunia, bimbingan konseling Islami sebenarnya telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, Sahabat nabi, para ulama, dan juga pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Pelaksanaan bimbingan konseling di lingkungan masyarakat beragama secara non formal telah dikenal sebagai suatu kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang keagamaan, hanya saja di dalam kegiatannya belum didasari teori-teori pengetahuan yang berhubungan dengan teknis serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan secara normal. Melihat kompleksitas permasalahan yang terjadi di era globalisasi, dimana persaingan begitu ketat, sehingga bimbingan dan konseling harus dikembangkan secara baik, karena dampak era global dapat berkaitan dengan personal, sosial maupun lapangan pekerjaan, maka jenis bimbingan yang dikembangkan harus berkaitan dengan bimbingan dan konseling dalam berbagai bidang (Samsul, 2010). Berdasarkan hal tersebut muncullah bimbingan dan konseling Islami sebagai wadah untuk memecahkan permasalahan yang berlandaskan dengan nilai-nilai ke-Islaman.
  • 5. 2 B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengertian bimbingan konseling islam? 2. Bagaimana pendekatan, metode dan teknik konseling islam? 3. Apa tujuan konseling islam? C. TUJUAN MASALAH 1. Mengetahui pengertian bimbingan konseling islam. 2. Mengetahui pendekatan, metode dan teknik konseling islam. 3. Mengetahui tujuan konseling islam.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan Konseling Islami Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” dan “counseling” dalam Bahasa Inggris. Kata “guidance” berasal dari kata dasar (to guide), yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan dan mengemudikan. Adapun pengertian bimbingan secara harfiah adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa kini dan masa datang. Menurut Stopps bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat (Ahmadi & Rohani, 1991). Prayitno menjelaskan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku (Prayitno & Prayitno & Amti, 1991). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami, menerima, dan mengarahkan dirinya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat. Secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien (counselee) (Latipun, 2003). Secara terminologi konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya orang-perorang,
  • 7. 4 meskipun seringkali para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau antarpribadi (Baradja, 2004). Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali esistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Faqih, 2001). Muhammad Arifin mendefinisikan konseling Islami merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan dimasa yang akan datang (Faqih, 2001). B. Pendekatan, Metode dan Teknik Konseling Islami a. Pendekatan Konseling Islami Pendekatan dimaksud sebagi upaya bagaimana konseli diperlakukan dan disikapi dalam penyelenggaraan konseling Islami (Lubis, 2015), yakni. a) Pendekatan Fitrah Problem-problem yang merupakan kendala bagi perkembangan fitrah itu diselesaikan melalui proses konseling Islami. Untuk itu, individu dibantu menemukan fitrahnya, sehingga dapat selalu dekat dengan Allah dan bimbingan untuk mengembangkan dirinya, agar mampu memecahkan masalah kehidupannya, serta dapat melakukan self counseling dengan bimbingan Allah. b) Pendekatan Sa’adah Mutawazinah Upaya konseling Islami adalah untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah kehidupan dunia, dan untuk itulah ia diperlukan. Jika masalah kehidupan dunia tidak ada, tentu konselor tidak diperlukan. Hanya saja harus dipandang bahwa masalah kehidupan di dunia selain bersift empirik, juga akan terpengaruh pada kehidupan spiritual tersebut. Oleh karena itu, penyelesaian problem yang dihadapi klien adalah dalam upaya memperoleh ketentraman hidup didunia, dan dengan ketentraman itu klien dapat memahami kembali jati dirinya serta sekaligus menjadi dekat dengan Allah.
  • 8. 5 c) Pendekatan Kemandirian Upaya pembiasaan klien untuk bertanggung jawab secara mandiri, sangat dituntut dalam penyelenggaraan konseling Islami. Pada gilirannya, diharapkan klien dapat menyadari bahwa pertanggung jawaban pribadi, konselor harus dapat menyakinkan klien bahwa kemandirian dan pertanggung jawaban pribadi itu adalah salah satu kunci hidup didunia yang mazra’ah akhirah, kemudian dunia untuk kemandirian akhirat. d) Pendekatan Keterbukaan Dalam proses konseling Islami klien harus terbuka dan jujur dalam menyampaikan keluhan dan pertanyaan, dan konselor harus terbuka dan terus terang pula dalam menyampaikan jalan keluar pemecahan dan penyelesaian masalah kehidupan klien. e) Pendekatan Sukarela Hubungan yang didasari ikhlas dalam konseling Islami akan dapat menciptakan kesejukan dihati para klien. Untuk itu konselor harus mampu menumbuhkan keyakinan klien bahwa ia sedang berhadapan dengan konselor yang memberikan bantuan dengan penuh ikhlas. b. Metode Konseling Islami Metode dimaksudkan yaitu cara kerja yang bersistem dan berhubungan dengan strategi pencapaian tujuan konseling Islami yang telah ditentukan, yakni (Lubis, 2015). a) Metode Penyesuaian Layanan konseling Islami lebih cenderung memperhatikan segi perbedaan individu dari pada persamaannya. metode penyesuaian ini dimaksudkan terutama sebagai kesesuaian layanan bagi masing-masing individu berdasarkan problemnya. Pola solusi yang ditawarkan pada konseli hendaknya dapat dipahami oleh konseli sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Berdasarkan hal tersebut, maka konselor dituntut untuk memiliki keahlian dalam menyesuaikan metode dengan keunikan klien. b) Metode Kedinamisan Konseling Islami sebagai upaya pemberian bantuan agar konseli dapat mengalami perubahan kea rah lebih baik, adalah berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia itu makhluk dinamis. Justru itu, perubahan tingkah laku konseli tidak sekedar mengulang- ulang hal-hal lama dan bersifat menoton, tetapi perubahan dengan senantiasa menuju
  • 9. 6 pada perubahan yang lebih maju. Konselor diharapkan dapat member perhatian yang besar terhadap perubahan hati konseli, dan berupaya mengarahkannya untuk mencintai ilmu dan hikmah, agar ia dapat mendinamisir dirinya sendiri. c. Teknik Konseling Islami Teknik dimaksud adalah sebagai alat dan merupakan suatu alternative yang dipakai untuk mendukung metode konseling Islami. Merumuskan teknik konseling Islami harus bertitik tolak dari prinsip pemupukan penjiwaan agama pada diri konseli dalam upaya menyelesaikan masalah kehidupannya. Teknik konseling Islami dapat dirumuskan dengan spiritualism method, dan client-centered method (non directive approach) (Lubis, 2015). a) Spiritualism Method Teknik ini dirumuskan atas dasar nilai yang dimaknaibersumber dari asas ketauhidan. Beberapa teknik dikelompokkan dalam spiritual method, yakni : 1. Latihan spiritual Konseli diarahkan untuk mencari ketenangan hati dengan mendekatkan diri kepada Allah sebagai sumber ketenangan hati, sumber kekueatan dan penyelesaian masalah, sumber penyembuhan penyakit mental. Pada awalnya, konselor menyadarkan konseli agar dapat menerima masalah yang dihadapinya dengan perasaan lapang dada, bukan dengan perasaan benci dan putus asa. Selanjutnya, konselor menegakkan prinsip tauhid dengan meyakinkan konseli bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengembalikan masalah. Lebih lanjut konselor menuntun konseli untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan merealisasikannya melalui amal ibadah. 2. Menjalin kasih sayang Penjabaran teknik ini dapat ditarik dari nilai yang dimaknai pada asas kerahasiaan, pendekatan kemandirian dan pendekatan sukarela. Keberhasilan konseling Islami juga akan ditentukan oleh terciptanya hubungan baik antara konselor dan konseli. Hubungan diaksud adalah hubungan yang didasarkan atas kasih saying (ukhuwah Islamiyyah). 3. Cerminan al-qudwah al-hasanah Proses konseling Islami yang berlangsung sacara face to face menempatkan konselor pada posisi sentral dihadapan konseli. Perhatian konseli terhadap konselor tidak
  • 10. 7 hanya terbatas pada petunjuk-petunjuk yang diberikannya selama konsultasi berlangsung, tetapi juga tertuju kepada segala keadaan konselor, karena konselor dipandang dan diyakini sebagai orang yang mampu menyelesaikan masalah. Sifat keteladanan yang dimiliki konselor perlu diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari, baik selama proses konsultasi maupun diluar kegiatan tersebut. Minimal harus diupayakan konseli dapat terkondisikan noleh sikap dan perilaku konselor, baik disadari maupun tidak. b) Client-Centered Method (non directive approach) Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl R. Roger. Pelaksanaan teknik ini tidak bertentengan dengan prinsip Islam sebagaimana dijadikan dasar pelaksanaan teknik konseling Islami. Islam memandang bahwa konseli adalah manusia yang memiliki kemampuan sendiri dan berupaya mencari kemantapan diri sendiri. Sedang Roger memandang bahwa dalam proses konseling orang yang paling berhak memilih dan merencanakan serta memutuskan perilaku dan nilai-nilai mana yang dipandang paling bermakna bagi konseli, adalah konseli itu sendiri. Konseling dipandang sebagai individu dengan memiliki kemampuan inkeren untuk menghindari dari maladjustment (penyesuaian diri salah) menuju kepada kondisi psikis yang sehat. Dengan demikian konselor bukan menempati posisi otoritas mengetahui terbaik, dan konseli bukan menempati posisi orang pasif yang mengikuti perintah-perintah konselor semata. C. Tujuan Konseling Islami Secara garis besar, tujuan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai upaya dalam membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat (Faqih, 2001). Menurut Erhamwilda tujuan jangka panjang konseling Islam adalah agar individu menjadi muslim yang bahagia didunia dan diakhirat. Untuk mencapai tujuan umum tersebut dalam proses konseling perlu dibangun kemandirian individu sebagai pribadi muslim. Erhamwilda (2009) menyatakan Adapun ciri-ciri pribadi muslim yang diharapkan terbentuk melalui konseling adalah: a) Individu yang mampu mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah, makhluk individu yang unik dengan segala kelebihan dan kekurungannya, makhluk yang selalu berkembang dan makhluk sosial.
  • 11. 8 b) Individu menerima keberadaan diri dan lingkungannya secara positif dan dinamis yang dituntut dengan sejumlah tugas dan tanggung jawab dalam hidup. c) Individu mampu mengambil keputusan yang sesuai tuntunan nilai illahi dalam eksistensi dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang diberi fitrah dengan potensi hati/kalbu, akal, dll d) Individu mampu mengerahkan dirinya sesuai dengan keputusan yang diambil. e) Individu mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai insan yang tunduk pada aturan illahi, menjadi dirinya sendiri yang bersikap dan bertindak sesuai dengan fitrahnya. Sedangkan tujuan jangka pendek konseling Islami adalah membantu klien dalam mengatasi masalahnya dengan cara mengubah sikap dan perilaku klien sesuai dengan tuntunan Islami. Menurut Munandir tujuan konseling Islami ialah membantu seseorang untuk mengambil keputusan dan membantunya menyusun rencana guna melaksanakan keputusan itu. Dengan keputusan itu ia bertindak atau berbuat yang konstruktif sesuai dengan perilaku yang didasarkan atas ajaran Islam (Lubis, 2015). Badawi merumuskan tujuan konseling Islami dalam empat poin, yaitu: a) Agar manusia dapat berkembang secara serasi dan optimal unsur raga dan rohani serta jiwanya, berdasarkan ajaran Islam. b) Agar unsur rohani serta jiwa pada individu itu berkembang secara serasi dan optimal. c) Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur kedudukan individual dan sosial berdasarkan atas ajaran Islam. d) Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur manusia sebagai makhluk yang sekarang hidup didunia dan kelak akan hidup di akhirat, berdasarkan atas ajaran Islam (Lubis, 2015) Konseling Islami bertujuan untuk menanamkan kebesaran hati dalam diri klien agar benar-benar menyadari bahwa ia memiliki kemampuan memecahkan dan menyelesaikan masalah. klien harus merasakan bahwa kemampuan itu adalah miliknya pribadi dan menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dirinya. Konseling Islami ingin mengantarkan klien untuk mampu membina kesehatan mentalnya, agar ia dapat hidup harmonis dalam jalinan hubungan vertikal dengan Allah dan jalinan hubungan horizontal dengan sesama manusia.
  • 12. 9 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Konseling Islami telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, Sahabat nabi, para ulama, dan juga pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Pelaksanaan bimbingan konseling di lingkungan masyarakat beragama secara non formal telah dikenal sebagai suatu kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang keagamaan, hanya saja di dalam kegiatannya belum didasari teori-teori pengetahuan yang berhubungan dengan teknis serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan secara normal. Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali esistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ada dua kategori dimensi dalam konseling Islami; yang pertama dimensi spiritual dan yang kedua dimensi material. Pada saat sedang berlangsungnya proses konseling, pemberian layanan bantuan dari seorang konselor harus menyesuaikan akan kebutuhan dimensi yang mana yang harus diutamakan. Kata konseling dalam bahasa Arab adalah al-Irsyad yang secara etimologis berarti al-Huda, ad-Dalalah, dalam bahasa Indonesia berarti : petunjuk Pendekatan merupakan upaya bagaimana konseli diperlakukan dan disikapi dalam penyelenggaraan konseling Islami yakni pendekatan fitrah, sa’adah mutawazina, kemandirian, keterbukaan, dan sukarela. Adapun metode bimbingan konseling Islami adalah metode penyesuaian dan kedinamisan. B. SARAN Demikianlah makalah ini kami paparkan dan kami merasa bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk perbaikan makalah ini. Dan kami berharap semoga isi makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
  • 13. 10 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & Rohani, A. (1991) Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. Baradja, A. B. (2004) Psikologi Konseling dan Tekhnik Konseling, Jakarta: Studia Press. Erhamwilda (2009) Konseling Islami, Jogjakarta: Graha Ilmu Faqih, A. R. (2001) Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press Latipun (2003) Psikologi Konseling, Malang: UMM Press Lubis, S. A. (2015) Konseling Islami dalam Komunitas Pesantren, Bandung: Citapustaka Media Prayitno & Amti E. (1991) Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta Samsul M. (2010) Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta : Amza.