SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Tugas tik
permainan enggrang
2. Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang
belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi
dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama
berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera
Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak
(pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti
sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama
Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki
panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung
yang berarti terompah pancung yang terbuat dari
bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di
Kalimantan Selatan disebut batungkau.
Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan
keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa
maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan pemakainya
sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun
panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek.
Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari
bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm.
Pemain
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya
permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun. Jumlah
pemainnya 2-6 orang.
Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat
dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah
lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7--15 meter
dan lebar sekitar 3-4 meter.
Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif
lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara
membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua
bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi
bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm
untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran
panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah
bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan.
Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua,
yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling
menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-
kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya
dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11
tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan,
permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya
dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13
tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
3. Jalannya Permainan
Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan
berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Bagi anak-anak
yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, mereka dapat menaikinya dari
tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis
start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba
untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari
menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai
pemenangnya.
Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing
pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara
musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap,
peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk
segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai
mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan
dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya.

More Related Content

Viewers also liked

A Better Way to Unlock Speech
A Better Way to Unlock SpeechA Better Way to Unlock Speech
A Better Way to Unlock SpeechEmily Boland
 
AABHE Dissertation Honorable Mention Dr. Jerry Wallace
AABHE Dissertation Honorable Mention  Dr. Jerry WallaceAABHE Dissertation Honorable Mention  Dr. Jerry Wallace
AABHE Dissertation Honorable Mention Dr. Jerry WallaceDr. Jerry Wallace
 
Challenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of Speech
Challenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of SpeechChallenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of Speech
Challenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of SpeechEmily Boland
 
Denver Enhanced Transit Corridors
Denver Enhanced Transit CorridorsDenver Enhanced Transit Corridors
Denver Enhanced Transit CorridorsJohn Eric Kramak
 
Bai 29 thuy tinh
Bai 29 thuy tinhBai 29 thuy tinh
Bai 29 thuy tinhdanhcudo
 
IBM and IACCM: Emerging Contract Management Strategies
IBM and IACCM: Emerging Contract Management StrategiesIBM and IACCM: Emerging Contract Management Strategies
IBM and IACCM: Emerging Contract Management StrategiesSarah Fardon
 

Viewers also liked (14)

A Better Way to Unlock Speech
A Better Way to Unlock SpeechA Better Way to Unlock Speech
A Better Way to Unlock Speech
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
tugas ower point
tugas ower pointtugas ower point
tugas ower point
 
LEEA CERTIF 5-1-03
LEEA CERTIF 5-1-03LEEA CERTIF 5-1-03
LEEA CERTIF 5-1-03
 
Mercy of Allah
Mercy of AllahMercy of Allah
Mercy of Allah
 
Kelompok 3 ty
Kelompok 3 tyKelompok 3 ty
Kelompok 3 ty
 
Mercy Of ALLAH
Mercy Of ALLAHMercy Of ALLAH
Mercy Of ALLAH
 
awr-Copy
awr-Copy awr-Copy
awr-Copy
 
AABHE Dissertation Honorable Mention Dr. Jerry Wallace
AABHE Dissertation Honorable Mention  Dr. Jerry WallaceAABHE Dissertation Honorable Mention  Dr. Jerry Wallace
AABHE Dissertation Honorable Mention Dr. Jerry Wallace
 
Daffa
Daffa Daffa
Daffa
 
Challenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of Speech
Challenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of SpeechChallenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of Speech
Challenges for SLPs in Working with Extreme Paralysis or Loss of Speech
 
Denver Enhanced Transit Corridors
Denver Enhanced Transit CorridorsDenver Enhanced Transit Corridors
Denver Enhanced Transit Corridors
 
Bai 29 thuy tinh
Bai 29 thuy tinhBai 29 thuy tinh
Bai 29 thuy tinh
 
IBM and IACCM: Emerging Contract Management Strategies
IBM and IACCM: Emerging Contract Management StrategiesIBM and IACCM: Emerging Contract Management Strategies
IBM and IACCM: Emerging Contract Management Strategies
 

Daffa

  • 2.
  • 3. 2. Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.
  • 4. Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek. Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm. Pemain Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang.
  • 5. Tempat dan Peralatan Permainan Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan tilako ini hanya sepanjang 7--15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter. Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu bata (volo vatu) yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter. Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan.
  • 6. Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki- kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan, permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
  • 7. 3. Jalannya Permainan Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya. Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya.