1. UIN WALISONGO
SEMARANG
MAGISTER PENDIDIKANAGAMAISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2023
Oleh:
AHMAD ARIFIN
IKHROM
SUGIYANTO
NURLAELA KHODRIYAH
MUNDAKIR
PEMBELAJARAN ISLAM TOLERAN DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
(STUDI LAPANGAN DI SMP ISLAM TERPADU
INSAN MULIA WONOSOBO)
3. ABSTRA
K
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap
bagaimana wujud pembelajaran Islam toleran di SMP
IT Insan Mulia Wonosobo serta menganalisis implikasi
pembelajaran Islam toleran terhadap para siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptis
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Pengumpulan data pada penilitian ini menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan untuk menganalisa data yang diperoleh,
peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan
SMP IT Insan Mulia Wonosobo telah
menyelenggarakan pembelajaran Islam yang toleran
kepada para siswanya. Beberapa faktor yang
mendorong pembelajaran Islam toleran di SMP IT
adalah kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
termasuk di dalamnya adalah kurikulum mapel PAI
BP, sikap keteladanan, motivasi dan sikap yang lain
yang diajarkan oleh para guru dalam rangka
membentuk siswa yang toleran.sehingga tercermin
5. INTRODUCTION
Kemajemukan agama dan sosial-budaya akan tetap merupakan gejala menonjol dan amat penting di Indonesia yang selalu diperhitungkan dalam
merumuskan berbagai kebijakan. Kondisi sosial dan budaya yang majemuk memerlukan adanya sebuah titik temu dalam nilai kesamaan dari
semua kelompok yang ada. Salah satu titik temu dalam nilai kesamaan dari kelompok budaya yang berbeda-beda adalah dengan bersikap toleran
(Mochamad Ariep Maulana 2017). Toleransi inilah dasar penopang bagi berdirinya sebuah negara besar yang plural seperti di negara kita
Indonesia.
Bukan suatu kehendak atau rekayasa manusia. Kemajemukan adalah kenyataan yang mesti diterima dengan lapang dada. Sebab dengan
menerimanya sebagai kenyataan hidup, maka akan mengantarkan seseorang pada sikap historis yang dilandasi oleh sikap kedewasaan. Ini
penting mengingat di hari-hari belakangan ini bangsa ini masih tetap berada dalam jalur kebhinekaan yang telah menjadi kenyataan sejarah
sejak republik Indonesia menyatakan kemerdekaan (Siagian 2020).
Beberapa tahun terakhir cukup beragam tantangan bagi mereka yang consern mengenalkan wajah Islam yang ramah dan toleran. Munculnya
berbagai aliran Islam mancanegara di negeri ini, sepeti Hizbu Tahrir, Ikhwan Al-Muslimin, Hizbullah, Salafi, dan lain sebagainya, kian menambah
ruwet relasi antar umat beragama (Azra 2021). Sebagian besar aliran yang eksklusif dan menekankan kehendaknya di negeri ini kerapkali
berbenturan dengan kalangan yang lebih inklusif dan yang menerima toleransi sebagai syarat mutlak hidup di negara majemuk seperti
Indonesia.
Banyaknya gesekan antar suku, ras, golongan serta kepentingan kelompok menandakan perlunya sikap toleran yang harus dimiliki oleh generasi
kita saat ini. Jika mengikuti perkembangan akhir-akhir ini, tampaknya telah terjadi defisit hubungan antar umat beragama maupun umat
seagama di Indonesia (Syam 2009). Di tingkat nasional, muncul beberapa konflik karena perbedaan paham. Di tingkat internasional, Islam
terlanjur dipahami sebagai agama intoleran dengan dikaitkan dengan agama teroris (John L. Esposito terj. Yuliani Liputo 2010).
6. METHOD
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam dengan kepala sekolah tentang
kebijakan penanaman nilai-nilai Islam moderat, guru akidah
akhlak tentang media dan metode, dan siswa tentang
implikasi nilai-nilai tersebut. Teknik analisis data mengacu
pada model interaktif Miles dan Huberman, melalui reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
7. LITERATUE
REVIEW
1. Toleransi secara bahasa adalah keleluasaan memberi, sedangkan
secara istilah toleransi berarti menghormati adanya perbedaan,
menerima untuk mau hidup berdampingan dengan yang lainnya
tanpa melihat perbedaan (Burhanuddin 2020).
2. Toleransi merupakan sikap untuk mengayomi orang-orang yang
berbeda keyakinan dan kedudukan yang tidak menebar
permusuhan (Bowie 2017a)
3. Strategi dalam pembentukan sikap dan perilaku toleransi beragama
juga bisa dilakukan dengan: 1) mengenalkan sifat-sifat baik secara
umum, 2) mengenalkan sifat toleransi beragama, 3) membuat anak
berfikir atau faham dengan sifat-sifat baik, 4) membuat anak berfikir
tentang sifat toleransi beragama dengan cara menstimulasi anak agar
mau menanggapi atau berbicara, 5) membuat anak bisa merasakan
manfaat toleransi beragama (Zain 2020).
8. RESULTS
Berdasarkan Kurikulum terdapat materi yang
menunjukkan SMP IT Insan Mulia melaksanakan
pembelajaran Islam toleran sebagaimana pada KD 3.3
yaitu memahami makna empati terhadap sesama
sesuai kandungan Q.S. an-Nisa/4: 8 dan hadis terkait.
KD 4.3 yang nencontohkan perilaku empati terhadap
sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan
hadis-hadis terkait serta kandungan tentang hormat
kepada guru dan orang tua.
9. Berdasarkan data pada KD 1.1 kelas VIII bahwa rendah hati,
hemat, dan hidup sederhana. KD 1.6 menerangkan tentang
perilaku jujur dan adil. KD 1.6 berisi materi tentang berbuat
baik, hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru.
Sikap rendah hati, hidup hemat dan hidup sederhana
merupakan bagian dari ajaran Islam. Rasulullah SAW
mencontohkan sikap tersebut kepada umatnya. Walaupun
Rasulullah memiliki segala kelebihan, namun beliau tetap
rendah hati, baik terhadap keluarga, sahabat, bahkan kepada
orang yang memusuhinya. Hidup Hemat dan sederhana juga
akan membuat kehidupan lebih tenang dan nyaman. Itulah
mengapa nabi Muhammad SAW sangat mementingkan kedua
sikap tersebut. Sehingga sangat tepat sekali ketika di SMP IT
Insan Mulia mengajarkan sikap-sikap tersebut sebagai bagian
dari pembelajaran karakter yang diamalkan oleh para
siswanya.
10. • Sebagaimana hasil observasi peneliti terhadap kegiatan KBM di
SMP IT Insan Mulia Wonosobo ditemukan bahwa suasana Islami
sangat mendominasi lingkungan sekolah. Sikap sopan santun
para siswa terhadap guru yang ditunjukkan dengan sapaan
salam, murah senyum, berpakaian anggun, rapi serta tingkah
laku yang baik dengan orang lain merupakan pemandangan yang
peneliti temukan di sekolah tersebut. Mereka benar-benar berada
di lingkungan yang Islami dimana pendidikan Islam benar-benar
diaktualisasikan dengan baik.
11. DISCUSSION
• Nilai-nilai Islam moderat tidak hanya dimasukkan dalam program inti dan kegiatan spiritual
keagamaan, tetapi juga disematkan dalam program tambahan. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Muhaimin (Siswanto, 2019), bahwa pendidikan agama harus melibatkan tiga
aspek secara terpadu, yaitu: (1) Knowing, yaitu agar peserta didik dapat mengetahui dan
memahami ajaran dan nilai-nilai agama, (2 ) Doing, yaitu agar siswa dapat mengamalkan ajaran
dan nilai-nilai agama, dan (3) Being, yaitu agar siswa dapat menghayati kehidupan yang sesuai
dengan ajaran dan nilai-nilai agama.
• Menanamkan nilai-nilai Islam moderasi adalah misi utama dalam pendidikan karakter peserta
didik. Sasarannya adalah terciptanya sikap positif dalam berbagai aspek kehidupan seperti
keimanan, masalah sosial, syariah/ibadah, agar dapat mengarahkan seseorang untuk melakukan
kegiatan yang tidak menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati sebelumnya baik secara
vertikal (hablum minallah) maupun horizontal. (hablum minannas) (Sugiarti, 2020). Islam moderat
merupakan jalan tengah memahami keragaman agama antara dua sikap yang berlawanan. Seperti
yang diungkapkan oleh Munfa’ati (2018), nilai-nilai Islam moderat meliputi karakter religius,
toleransi, demokrasi, cinta damai dan peduli sosial. Sedangkan menurut Fitriana Aenun (Booby
Aulia, 2021; Nuha dkk., 2021; Pamuji, 2018) “Penanaman moderasi beragama merupakan upaya
terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk mewujudkan moderasi beragama,
• Perilaku toleran yang diperlihatkan para siswa dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga dan masyarakat menggambarkan bahwa sekolah tersebut telah
berhasil mendidik para siswanya dengan baik. Karakter yang ditampilkan setiap
harinya menunjukkan bahwa mereka telah mengamalkan keilmuanya dengan baik.
Tentu hal tersebut tidak lepas dari proses pendidikan yang selama ini
diselenggarakan di SMP IT Insan Mulia Wonosobo.
12. CONCLUSION
AND
RECOMMENDATION
• Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa dalam pembentukan sikap
toleran pada siswa SMP IT Insan Mulia Wonosobo
perlu diperhatikan beberapa hal sebagaimana berikut
ini:
• KD pada silabus yang diajarkan di SMP IT Insan
Mulia mengajarkan pembelajaran Islam yang toleran
sehingga berimpilkasi terhadap sikap dan karakter
siswa di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
• Banyak faktor pendukung terselenggaranya
pembelajaran Islam toleran di SMP IT Insan Mulia
Wonosobo diantarnya adalah kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang termasuk di dalamnya adalah
kurikulum mapel PAI BP, sikap keteladanan, motivasi
dan sikap yang lain yang diajarkan oleh para guru
dalam rangka membentuk siswa yang toleran.