Dokumen tersebut membahas dampak perubahan iklim terhadap sektor kelautan dan perikanan Indonesia serta langkah-langkah yang diambil untuk menghadapi tantangan tersebut. Beberapa poin penting yang diangkat adalah empat aspek dampak perubahan iklim terhadap ekosistem, masyarakat pesisir, ketahanan pangan, dan keamanan regional, serta kegiatan riset dan pengembangan sistem pemantauan yang dilakukan untuk menanggulangi masalah ter
Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh pemerintah daerah
Pelatihan budidaya laut diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Kabupaten Selayar dalam budidaya rumput laut dan teripang, serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Pelatihan ini membahas teknik budidaya, potensi wilayah untuk budidaya, dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budidaya laut.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di Desa Tanjung Banon, Kelurahan Sembulang, Batam. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2015 di tiga lokasi budidaya dan dua diantaranya adalah unit produksi ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kedalaman air memiliki level yang rendah untuk budidaya ikan laut dan kekeruhan cukup tinggi untuk media persiapan produksi. Untuk budidaya ikan laut, pH berada pada kisaran 7,67-7,69, suhu 29,2⁰C, salinitas 30 ‰ dan kekeruhan 2,28-2,65 NTU. Sementara untuk media persiapan air tawar, pH 7,25, suhu 29,8⁰C, salinitas 0 ‰ dan kekeruhan 22,6 NTU. Secara umum, untuk seluruh lokasi parameter NO2, NH3 dan PO4 berada di bawah limit deteksi. Tidak adanya aplikasi biosekuriti, penerapan cara budidaya ikan yang baik serta terlalu bergantungnya masyarakat terhadap bantuan benih dan berbagai sarana produksi menjadikan aktivitas budidaya perikanan di Desa Tanjung Banon menjadi tidak berkelanjutan
Kata kunci: Tanjung Banon, Kualitas Air, Biosekuriti, Cara Budidaya Ikan yang Baik
1. Dokumen ini membahas hasil penelitian tentang potensi, kondisi, dan status pemanfaatan terumbu karang di Provinsi Gorontalo.
2. Penelitian ini menganalisis kondisi terumbu karang melalui citra satelit dan survei lapangan untuk mengetahui tingkat penutupan karang, keanekaragaman biota, dan tingkat pemanfaatan sumber daya.
3. Hasilnya berupa peta potensi dan kondisi terumbu karang yang menggambarkan sebar
Kegiatan perikanan budidaya dikenal baik
menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan tingkat limbah organik dan bahan
beracun dalam industri budidaya. Seiring dengan perkembangan budidaya perikanan yang
intensif di Cina, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak dari limbah
budidaya yang semakin meningkat baik terhadap produktivitas internal sistem budidaya dan
terhadap ekosistem perairan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, jelas bahwa proses
pengelolaan limbah yang sesuai sangat diperlukan untuk pengembangan budidaya
perikanan yang berkelanjutan. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status terkini
perikanan budidaya dan produksi limbah perikanan budidaya di Cina
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
Pemanfaatan SDKP berkelanjutan pada prinsipnya adalah perpaduan antara pengelolaan
sumberdaya dan pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dalam
jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Teknologi penangkapan ikan
bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga memperbaiki
proses penangkapan untuk meminimumkan dampak penangkapan ikan terhadap
lingkungan perairan dan biodiversitinya.
Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh pemerintah daerah
Pelatihan budidaya laut diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Kabupaten Selayar dalam budidaya rumput laut dan teripang, serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Pelatihan ini membahas teknik budidaya, potensi wilayah untuk budidaya, dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budidaya laut.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di Desa Tanjung Banon, Kelurahan Sembulang, Batam. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2015 di tiga lokasi budidaya dan dua diantaranya adalah unit produksi ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kedalaman air memiliki level yang rendah untuk budidaya ikan laut dan kekeruhan cukup tinggi untuk media persiapan produksi. Untuk budidaya ikan laut, pH berada pada kisaran 7,67-7,69, suhu 29,2⁰C, salinitas 30 ‰ dan kekeruhan 2,28-2,65 NTU. Sementara untuk media persiapan air tawar, pH 7,25, suhu 29,8⁰C, salinitas 0 ‰ dan kekeruhan 22,6 NTU. Secara umum, untuk seluruh lokasi parameter NO2, NH3 dan PO4 berada di bawah limit deteksi. Tidak adanya aplikasi biosekuriti, penerapan cara budidaya ikan yang baik serta terlalu bergantungnya masyarakat terhadap bantuan benih dan berbagai sarana produksi menjadikan aktivitas budidaya perikanan di Desa Tanjung Banon menjadi tidak berkelanjutan
Kata kunci: Tanjung Banon, Kualitas Air, Biosekuriti, Cara Budidaya Ikan yang Baik
1. Dokumen ini membahas hasil penelitian tentang potensi, kondisi, dan status pemanfaatan terumbu karang di Provinsi Gorontalo.
2. Penelitian ini menganalisis kondisi terumbu karang melalui citra satelit dan survei lapangan untuk mengetahui tingkat penutupan karang, keanekaragaman biota, dan tingkat pemanfaatan sumber daya.
3. Hasilnya berupa peta potensi dan kondisi terumbu karang yang menggambarkan sebar
Kegiatan perikanan budidaya dikenal baik
menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan tingkat limbah organik dan bahan
beracun dalam industri budidaya. Seiring dengan perkembangan budidaya perikanan yang
intensif di Cina, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak dari limbah
budidaya yang semakin meningkat baik terhadap produktivitas internal sistem budidaya dan
terhadap ekosistem perairan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, jelas bahwa proses
pengelolaan limbah yang sesuai sangat diperlukan untuk pengembangan budidaya
perikanan yang berkelanjutan. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status terkini
perikanan budidaya dan produksi limbah perikanan budidaya di Cina
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
Pemanfaatan SDKP berkelanjutan pada prinsipnya adalah perpaduan antara pengelolaan
sumberdaya dan pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dalam
jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Teknologi penangkapan ikan
bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga memperbaiki
proses penangkapan untuk meminimumkan dampak penangkapan ikan terhadap
lingkungan perairan dan biodiversitinya.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di wilayah Pulau Nguan, Kelurahan Galang Baru, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 8,01 – 8,03, salinitas 33 ‰, Nitrit < <0.1 /><0,009 /><0,033 mg/L dan suhu berada pada kisaran 30,1 – 30,2 ⁰C. Sementara kedalaman dan kekeruhan menjadi faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi produksi. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan budidaya bebas dari infeksi parasit dan virus, namun positif terinfeksi oleh bakteri Vibrio spp. Adanya upaya untuk penerapan biosekuriti dan teknologi budidaya di kedua lokasi pemantauan menjadikan Pulau Nguan sangat berpotensi sebagai sentra produksi budidaya ikan laut di Kota Batam
Kata kunci: Pulau Nguan, Kualitas Air, Mikrobiologi, Cara Budidaya Ikan yang Baik
Laporan ini menyajikan hasil penelitian geologi dan geofisika di perairan Sebatik, Kalimantan Timur. Penelitian ini menghasilkan peta batimetri, sebaran sedimen dasar laut, dan struktur geologi berupa lipatan di dasar laut yang dipengaruhi oleh formasi di darat. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung perencanaan pembangunan di kawasan pesisir tersebut."
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik sumber daya perikanan dan komponen-komponen kegiatan dalam manajemen sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber daya hayati lainnya karena organismanya bersifat liar dan bergerak bebas, serta terdiri dari berbagai spesies. Komponen-komponen manajemen sumber daya perikanan meliputi pengumpulan data, penetapan cara peman
Kaji ulang RAN API Proyeksi-Iklim-Laut.pdfNatuurScaffeee
Dokumen ini membahas kajian proyeksi iklim laut di Indonesia dengan menggunakan berbagai model iklim laut. Dokumen ini menganalisis tren suhu permukaan laut, tinggi muka laut, salinitas permukaan, dan gelombang di masa lalu dan masa depan. Dokumen ini juga membahas dinamika iklim laut saat ini di Indonesia dan dampak perubahan iklim.
1. Dokumen membahas teknologi yang dibutuhkan nelayan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan penangkapan ikan serta mendukung kesejahteraan mereka.
2. Beberapa teknologi yang direkomendasikan adalah alat tangkap yang selektif, sistem informasi lokasi ikan, dan teknologi penanganan pascapanen untuk mempertahankan mutu ikan.
3. Peraturan pemerintah melarang alat tangkap tertent
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter lingkungan di pesisir Pulau Bungkutoko yang mendukung rehabilitasi mangrove dan menentukan strategi terbaik dengan mengukur parameter fisika-kimia seperti kemiringan pantai, ukuran substrat, gelombang, pasang surut, arus, sedimen, dan salinitas. Hasilnya menunjukkan parameter-parameter tersebut cocok untuk rehabilitasi mangrove dengan memperhatikan waktu tanam dan teknik penanaman langsung
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.[1] Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga, karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas status usaha perikanan tangkap di zona rehabilitasi terumbu karang Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Teluk Saleh, Sumbawa Besar.
2. Jenis alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan lokal adalah bagan perahu, bubu, pancing, rawai dan jaring tarik.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di
Monitoring Sebaran dan Tutupan Komponen Dasar Terumbu Karang Serta Identifikasi Batas Wilayah pada DPL (Daerah Perlindungan Laut) Desa Patikarya di Wilayah Kerja COREMAP II
Kabupaten Selayar
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Dokumen tersebut membahas tentang tata kelola perikanan berkelanjutan di Indonesia. Terdapat beberapa permasalahan utama yaitu pengelolaan perikanan yang lemah, penegakan hukum yang kurang, dan pelaku usaha perikanan. Dokumen ini juga membahas delapan isu utama dalam perikanan tangkap serta sistem sosial ekonomi, lingkungan, kebijakan dan peraturan, serta pengolahan hasil perikanan.
Artikel ini menganalisis prospek budidaya tambak udang di Kabupaten Garut. Analisis SWOT menunjukkan bahwa budidaya udang vanamei dilakukan secara intensif dengan nilai R/C 1,9. Berdasarkan matriks strategi, saat ini berada pada kuadran yang mendukung strategi agresif seperti peningkatan produksi melalui teknologi berwawasan lingkungan dan pengembangan produksi dari pembenihan hingga pembesaran.
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
Presented by Fegi Nurhabni, S.T., M.T., M.Sc. – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Dokumen tersebut membahas dampak perubahan iklim terhadap kawasan pertambakan di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Dampak tersebut antara lain berupa peningkatan banjir dan abrasi pantai yang mengakibatkan berkurangnya lahan tambak dan mangrove. Dokumen juga menyebutkan langkah adaptasi yang dapat dilakukan seperti penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan tanggap bencana serta sosialisasi informasi
Telah dilakukan penelitian pada bulan November - Januari 2018 dikawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Luas hutan Mangrove di kawasan HLAK mencapai luasan 44,76 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Biodiversitas Gastropoda sebagai Bioindikator kualitas perairan di kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan secara Random Sampling, dimana lokasi terdiri dari 3 stasiun pengamatan. Pengamatan tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan ukuran 10 x 10 m. Analisis data yang dilakukan meliputi keanekaragaman dan Bioindikator kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian pada 3 Stasiun ditemukan 4 jenis Mollusca yang mewakili 2 famili dari kelas Gastropoda, yakni Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Pythia Sp, dan Littoraria Scabra. Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner (H’). Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner dengan hasil berkisar antara 0,37 – 0,54 masuk dalam kategori rendah. Kualitas perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman menunjukan bahwa kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) memiliki kualitas air sangat tercemar yang mana sumber pengaruhnya berasal dari limbah sampah.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di wilayah Pulau Nguan, Kelurahan Galang Baru, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 8,01 – 8,03, salinitas 33 ‰, Nitrit < <0.1 /><0,009 /><0,033 mg/L dan suhu berada pada kisaran 30,1 – 30,2 ⁰C. Sementara kedalaman dan kekeruhan menjadi faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi produksi. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan budidaya bebas dari infeksi parasit dan virus, namun positif terinfeksi oleh bakteri Vibrio spp. Adanya upaya untuk penerapan biosekuriti dan teknologi budidaya di kedua lokasi pemantauan menjadikan Pulau Nguan sangat berpotensi sebagai sentra produksi budidaya ikan laut di Kota Batam
Kata kunci: Pulau Nguan, Kualitas Air, Mikrobiologi, Cara Budidaya Ikan yang Baik
Laporan ini menyajikan hasil penelitian geologi dan geofisika di perairan Sebatik, Kalimantan Timur. Penelitian ini menghasilkan peta batimetri, sebaran sedimen dasar laut, dan struktur geologi berupa lipatan di dasar laut yang dipengaruhi oleh formasi di darat. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung perencanaan pembangunan di kawasan pesisir tersebut."
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik sumber daya perikanan dan komponen-komponen kegiatan dalam manajemen sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber daya hayati lainnya karena organismanya bersifat liar dan bergerak bebas, serta terdiri dari berbagai spesies. Komponen-komponen manajemen sumber daya perikanan meliputi pengumpulan data, penetapan cara peman
Kaji ulang RAN API Proyeksi-Iklim-Laut.pdfNatuurScaffeee
Dokumen ini membahas kajian proyeksi iklim laut di Indonesia dengan menggunakan berbagai model iklim laut. Dokumen ini menganalisis tren suhu permukaan laut, tinggi muka laut, salinitas permukaan, dan gelombang di masa lalu dan masa depan. Dokumen ini juga membahas dinamika iklim laut saat ini di Indonesia dan dampak perubahan iklim.
1. Dokumen membahas teknologi yang dibutuhkan nelayan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan penangkapan ikan serta mendukung kesejahteraan mereka.
2. Beberapa teknologi yang direkomendasikan adalah alat tangkap yang selektif, sistem informasi lokasi ikan, dan teknologi penanganan pascapanen untuk mempertahankan mutu ikan.
3. Peraturan pemerintah melarang alat tangkap tertent
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter lingkungan di pesisir Pulau Bungkutoko yang mendukung rehabilitasi mangrove dan menentukan strategi terbaik dengan mengukur parameter fisika-kimia seperti kemiringan pantai, ukuran substrat, gelombang, pasang surut, arus, sedimen, dan salinitas. Hasilnya menunjukkan parameter-parameter tersebut cocok untuk rehabilitasi mangrove dengan memperhatikan waktu tanam dan teknik penanaman langsung
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.[1] Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga, karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas status usaha perikanan tangkap di zona rehabilitasi terumbu karang Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Teluk Saleh, Sumbawa Besar.
2. Jenis alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan lokal adalah bagan perahu, bubu, pancing, rawai dan jaring tarik.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di
Monitoring Sebaran dan Tutupan Komponen Dasar Terumbu Karang Serta Identifikasi Batas Wilayah pada DPL (Daerah Perlindungan Laut) Desa Patikarya di Wilayah Kerja COREMAP II
Kabupaten Selayar
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Dokumen tersebut membahas tentang tata kelola perikanan berkelanjutan di Indonesia. Terdapat beberapa permasalahan utama yaitu pengelolaan perikanan yang lemah, penegakan hukum yang kurang, dan pelaku usaha perikanan. Dokumen ini juga membahas delapan isu utama dalam perikanan tangkap serta sistem sosial ekonomi, lingkungan, kebijakan dan peraturan, serta pengolahan hasil perikanan.
Artikel ini menganalisis prospek budidaya tambak udang di Kabupaten Garut. Analisis SWOT menunjukkan bahwa budidaya udang vanamei dilakukan secara intensif dengan nilai R/C 1,9. Berdasarkan matriks strategi, saat ini berada pada kuadran yang mendukung strategi agresif seperti peningkatan produksi melalui teknologi berwawasan lingkungan dan pengembangan produksi dari pembenihan hingga pembesaran.
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
Presented by Fegi Nurhabni, S.T., M.T., M.Sc. – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Dokumen tersebut membahas dampak perubahan iklim terhadap kawasan pertambakan di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Dampak tersebut antara lain berupa peningkatan banjir dan abrasi pantai yang mengakibatkan berkurangnya lahan tambak dan mangrove. Dokumen juga menyebutkan langkah adaptasi yang dapat dilakukan seperti penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan tanggap bencana serta sosialisasi informasi
Telah dilakukan penelitian pada bulan November - Januari 2018 dikawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Luas hutan Mangrove di kawasan HLAK mencapai luasan 44,76 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Biodiversitas Gastropoda sebagai Bioindikator kualitas perairan di kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan secara Random Sampling, dimana lokasi terdiri dari 3 stasiun pengamatan. Pengamatan tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan ukuran 10 x 10 m. Analisis data yang dilakukan meliputi keanekaragaman dan Bioindikator kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian pada 3 Stasiun ditemukan 4 jenis Mollusca yang mewakili 2 famili dari kelas Gastropoda, yakni Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Pythia Sp, dan Littoraria Scabra. Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner (H’). Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner dengan hasil berkisar antara 0,37 – 0,54 masuk dalam kategori rendah. Kualitas perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman menunjukan bahwa kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) memiliki kualitas air sangat tercemar yang mana sumber pengaruhnya berasal dari limbah sampah.
1. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Sanur, 24 Oktober 2011
Oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
2. OUTLINE PRESENTASI
1. Pengantar Laut dan Perubahan Iklim
3. Perkembangan Riset dan Langkah Aksi
4. Strategi Nasional Migitasi Perubahan Iklim
2. Sektor Kelautan dalam PerPres No: 61/2011
5. Pengembangan Sistem Pemantauan
3. 1. Pengantar Laut dan Perubahan Iklim
3. Perkembangan Riset dan Langkah Aksi (Sintesis)
4. Strategi Nasional Migitasi Perubahan Iklim (Khusus)
2. Sektor Kelautan dalam PerPres No: 61/2011
5. Pengembangan Sistem Pemantauan (Teknis)
6. Dari survey lapangan di
wilayah Bali ditemukan adanya
indikasi pemutihan karang
(coral bleaching) yang salah
satunya disebabkan oleh
naiknya suhu permukaan laut
Pemutihan Karang
foto oleh Laurence Mc Cook
Ampou et al. (2010)
13. Air pasang di Semarang
Bencana Badai
Air pasang di Subang, Jawa Barat
Bencana Kekeringan
Gelombang Tinggi di Serang, Banten
Resiko Kehilangan
Mata Pencaharian
14. Kenaikan Muka Air Laut
Kenaikan Muka Air Laut di Semarang 2003 – 2010
Setelah dikoreksi dengan land subsidence
2,67 – 6,60 mm/tahun Siwi et al. (2010)
16. 16
PERUBAHAN KESEIMBANGAN
KOMPOSISI JENIS HASIL TANGKAPAN
• Semakin berubah hasil tangkapan dari jenis
vertebrata (ikan) menjadi invertebrata (lobster,
cumi, bahkan ubur-ubur)
• Semakin berubah hasil tangkapan dari spesies
demersal menjadi pelagis
• Smaller, warm-water species menjadi larger,
cold-water species
17. Dampak Perubahan dan Variabilitas Iklim
Arus Laut
ENSO
Muka laut naik
Curah Hujan
Aliran Sungai
Muka air Danau
Struktur Suhu
Badai
Acidifikasi
IKLIM
Produksi Ekologi
Operasi
Penangkapan &
Budidaya
Kehidupan
Masyarakat
Ekonomi &
Sosial Lebih Luas
Berpengaruh
pada:
Komposisi species
Produksi & Hasil
Distribusi
Penyakit
Coral bleaching
Calcification
Keamanan& Efisiensi
Infrastruktur
Rusak/hilang aset
Risiko Sehat & Hidup
Pemukiman & konflik
Biaya Mitigasi &
Adaptasi
Dampak thd pasar
Alokasi air
Berdampak
pada:
Sumber: Worldfish Center
18. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERIKANAN?
(Diurut sesuai dengan besarnya pengaruh)
1. Perikanan di sungai dan danau kecil dengan
perubahan suhu dan curah hujan tinggi
2. Perikanan di ZEE dimana distribusi kelimpahan dan
stok ikannya berfluktuasi
3. Perikanan di sungai dan danau besar
4. Perikanan di estuari, terutama bagi species migrasi
yang terpengaruh oleh kenaikan permukaan air laut
dan menurunnya arus sungai
5. Perikanan Laut Lepas
20. Proyeksi perubahan area potensi
penangkapan ikan dapat memicu konflik
antar nelayan regional
PROYEKSI TAHUN 2055
21. 1. Pengantar Laut dan Perubahan Iklim
3. Perkembangan Riset dan Langkah Aksi (Sintesis)
4. Strategi Nasional Migitasi Perubahan Iklim (Khusus)
2. Sektor Kelautan dalam PerPres No: 61/2011
5. Pengembangan Sistem Pemantauan (Teknis)
22. 4 kegiatan Badan Litbang di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Tercantum pada Lampiran II PERPRES Nomor 61 Tahun 2011
Didalam Matriks Kegiatan Pendukung
No. Rencana Aksi Kegiatan/Sasaran Periode Lokasi
1 Riset Karbon Laut di Indonesia Terlaksananya 5 paket
riset laut di Indonesia
2010 - 2014 Pesisir Indonesia &
Kawasan Coral
Triangle Iniative
2 Study Marine Hazard response to
Climate Change in SEA region
Terlaksananya 2 paket
riset Hazard response to
Climate Change in SEA
region
2010 - 2014 Laut Cina Selatan dan
Selat Karimata
3 Implementasi Indonesia Global
Ocean Observing System (INAGOOS)
Terlaksananya 2 paket
INAGOOS
2010 - 2014 Jakarta, Bali dan
Perairan Indonesia
4 Implementasi Indo-China Ocean and
Climate Research Centre
Terlaksananya riset di 3
lokasi terkait ICCOC
2010 - 2014 Selat Sunda,
Samudera Hindia, &
Selat Karimata
22
23. Implementasi Rencana Aksi di kegiatan 2011
23
No.
Rencana Aksi di Sektor KP di
PERPRES 61 Tahun 2011
Judul Kegiatan TA. 2011 yang telah berjalan Area Studi
1 Riset Karbon Laut di Indonesia
Studi observasi dampak perubahan iklim terhadap proses Ocean Acidification diperairan
Indonesia
Selat Lombok
Studi variabilitas CO2 perairan untuk mengkaji penerapan konsep BLUE CARBON di
Indonesia.
Teluk Banten
Studi siklus karbon di perairan Indonesia mengunakan model Biogeokimia laut. Perairan Indonesia
Proposal ke IMACS di 2011: Asistensi Teknis Penyusunan Panduan Riset dan Renstra
Kebijakan Karbon Biru untuk Indonesia (2012-2014)
Jakarta, Bali,
padang
2
Study Marine Hazard response to
Climate Change in SEA region
Identifikasi fenomena laut perairan Indonesia kaitannya dengan perubahan iklim Perairan Indonesia
Seminar Kerentanan Pesisir
Studi Kerentanan Pesisir terhadap Perubahan Iklim Perairan Indonesia
3
Implementasi Indonesia Global
Ocean Observing System
(INAGOOS)
Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS):
[1]. Koordinasi Survey Laut Nasional
[2]. Seminar Perubahan Iklim-Laut
[3]. Expert exchanges
Jakarta, Denpasar,
Padang, China,
Singapura, Korea,
Filipina
Pemanfaatan dan Prediksi dinamika parameter fisik dalam kaitannya dalam
produktivitas perairan laut dan pesisir
Perairan Indonesia
Operasionalsasi stasiun observasi laut Perairan Indonesia
Operasionalisasi Peta Prediksi Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) Perairan Indonesia
Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk penentuan lokasi budidaya laut Perairan Indonesia
4
Implementasi Indo-China Ocean
and Climate Research Centre
Indo-China cruise expedition, meliputi:
[1]. South-China-Sea - Indonesian Seas Transport/Exchange (SITE) Cruise
[2]. Java Upwelling Variations & Impacts on Seasonal Fish Migration (JUV) Cruise
[3]. Monsoon On-Set Monitoring for Social Ecosystem Impacts (MOMSEI) Cruise
[4]. Installation of Oceanographic buoy & GPS
Samudera Hindia,
Selat Karimata,
Selat Sunda
Operasionalisasi kantor ICCOC Jakarta
24. 1. Pengantar Laut dan Perubahan Iklim
3. Perkembangan Riset dan Langkah Aksi (Sintesis)
4. Strategi Nasional Migitasi Perubahan Iklim (Khusus)
2. Sektor Kelautan dalam PerPres No: 61/2011
5. Pengembangan Sistem Pemantauan (Teknis)
25. Riset Perikanan Tangkap Respon Perubahan Iklim
– Dampak perubahan suhu dan pH perairan,
– Pola arus dan angin terhadap distribusi dan
kelimpahan SDI
– Kerentanan dan daya tahan sistem perairan
– Produktivitas perairan
– Sisitem sosial-ekonomi dalam pemanfaatan SDI dan
lingkungan
26. LITBANG BUDIDAYA PERIKANAN
• Meningkatkan produksi hasil budidaya
berbasis sumberdaya lokal
• Menghasilkan varietas/strain induk unggulan
yang tahan terhadap dampak perubahan
iklim, seperti nila dengan toleransi salinitas
tinggi
• Pakan ikan yang beremisi rendah
• Teknologi budidaya yang ramah lingkungan
26
27. Riset Pengembangan Model Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Sistem Sosial-
Ekologi di Wilayah CTI
dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim
Wakatobi - Sultra
Pangkep - Sulsel
Sikka - NTT
Raja Ampat –
Papua Barat
Biak - Papua
Selayar - Sulsel
Buton - Sultra
28. 1. Indikasi pengaruh negatif dari perubahan iklim terhadap usaha perikanan
terdeteksi di hampir semua lokasi penelitian
2. Pengaruh juga terdeteksi pada pasokan pangan meskipun belum signifikan
3. Terkait dampak PI, struktur usaha perikanan maupun ketahanan pangan pada
umumnya lemah dan rentan
4. Adaptasi yang terjadi, baik pada sistem usaha maupun sistem ketahanan
pangan masih sangat terbatas
5. Faktor-faktor utama kerentanan usaha adalah: keterbatasan alternatif usaha,
kondisi sarpras, SDM, pengetahuan tentang PI dan kelembagaan
6. Untuk ketahanan pangan, faktor-faktor utama adalah: pendapatan dan
ketersediaan pangan alternatif
28
29. 7. Bentuk-bentuk penyesuaian banyak diterapkan oleh pelaku usaha, diantaranya
untuk:
perikanan tangkap: pengurangan jumlah trip, penambahan waktu trip, dan
perluasan fishing ground
perikanan budidaya :pengaturan pemberian pakan, pengelolaan air,
penggunaan pelindung kolam, perubahan jenis komoditas
8. Penyesuaian-penyesuaian tersebut masih terbatasi oleh berbagai kendala
sistem usaha pada umumnya rentan terhadap perubahan iklim.
9. Model kerentanan sistem usaha perikanan dan sistem ketahanan pangan yang
tergantung padanya, yang diusulkan: merupakan fungsi dari sekelompok
aspek usaha, yang mencakup segenap kemampuan internal dan ketersediaan
dukungan eksternal bagi pelaku usaha untuk secara tepat merespons strategi
usahanya. 29
30. Research
&
Development
Center
for
Marine
&
Coastal
Resources
Agency
for
Marine
&
Fisheries
Research
&
Development
Ministry
of
Marine
Affairs
&
Fisheries
of
the
Republic
of
Indonesia
No. Climate Change Programme
2011 @ LINGKUP P3SDLP
Location
1. Identifikasi fenomena laut perairan Indonesia kaitannya
dengan perubahan iklim
Indonesia seas
2. Studi observasi dampak perubahan iklim terhadap proses
Ocean Acidification diperairan Indonesia
Lombok Strait
3. Studi variabilitas CO2 perairan untuk mengkaji penerapan
konsep BLUE CARBON di Indonesia.
Banten Bay
4. Studi siklus karbon di perairan Indonesia mengunakan
model Biogeokimia laut.
Indonesia seas
5. Pemanfaatan dan Prediksi dinamika parameter fisik dalam
kaitannya dalam produktivitas perairan laut dan pesisir
Indonesia seas
TOTAL
BLUE CARBON: Pusat Litbang Sumberdaya Laut & Pesisir/KKP
32. 1. Pengantar Laut dan Perubahan Iklim
3. Perkembangan Riset dan Langkah Aksi (Sintesis)
4. Strategi Nasional Migitasi Perubahan Iklim (Khusus)
2. Sektor Kelautan dalam PerPres No: 61/2011
5. Pengembangan Sistem Pemantauan (Teknis)
33. PENGARUSUTAMAAN ISU KELAUTAN
• Perubahan Iklim menimbulkan dampak bagi ekosistem dan
kehidupan manusia
• Laut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan iklim
• Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan isu global
• Perlu ada komitmen politis dan rencana aksi yang nyata
34. RAN - PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (Hingga 2020)
1. Riset karbon laut di Indonesia
2. Study of marine hazard response to climate change in SEA region
3. Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System
4. Implementasi Indonesia-China Ocean and Climate Research
Centre
5. Penyusunan Masterplan kawasan minapolitan dan rencana zonasi
nasional/lintas wilayah provinsi/kabupaten/kota
6. Rehabilitas ekosistem pesisir (mangrove, vegetasi pantai, lamun,
terumbu karang) di wilayah pesisir
7. Pengelolaan kawasan konservasi perairan
8. Rehabilitasi ekosistem pesisir
34
36. Future Areas of Partnership
under Envirenment & Climate Working Group.
Indonesia-USA Partnership Program
• Understanding the ocean environment, which would include
– Ocean and Climate Observations to identify and understand ocean-related
climate change
– Ocean Exploration to emphasize the need and desire to expand our
partnership to other regions in Indonesia
– Blue Carbon collaboration to work together to understand the Blue Carbon
contribution to the climate change challenge
• Food security and Fish
– Focus on the critical role of fish in the Indonesian diet and the need to
manage our fisheries sustainably for a reliable supply of protein
– Science Partnerships:
• To understand fish stocks—especially for deep water fisheries;
• to monitoring for better management,
• new tools to combat the Illegal, Unregulated, and Unreported fishing that deprives
Indonesia of food and income
40. Pembangunan rumah tahan bencana
dampak perubahan iklim di Tangerang,
Lamongan, Demak, Pekalongan, Brebes,
Indramayu, Rembang, Pamekasan, Riau,
Bali, Banjar, sebanyak 2.612 unit
Upaya Adaptasi – Mengubah Perilaku
41. 1. Pengantar Laut dan Perubahan Iklim
3. Perkembangan Riset dan Langkah Aksi (Sintesis)
4. Strategi Nasional Migitasi Perubahan Iklim (Khusus)
2. Sektor Kelautan dalam PerPres No: 61/2011
5. Pengembangan Sistem Pemantauan (Teknis)
43. P R E D I K S I E L E V A S I A I R L A U T
LOKASI : PPN PENGAMBENGAN TLP. WAKTU TOLOK : GMT +8
KOORDINAT : 114.61 BT 8.41 LS FAK : (0365) 42968 PERIODE : 07 – 13 AGUSTUS 2011
Jam
Tgl
7 7.8 -4.5 -20.8 -36.1 -45.3 -44.9 -33.7 -1
3.2 1
3.0 39.6 61
.3 73.7 74.5 63.8 44.0 1
9.1 -5.9 -26.7 -40.2 -45.2 -42.3 -34.1 -23.8 -1
4.7
8 -9.3 -8.8 -1
2.6 -1
9.0 -25.2 -28.6 -26.7 -1
8.6 -4.7 1
3.3 32.3 49.2 60.7 64.6 60.0 47.4 28.8 7.2 -1
4.3 -32.3 -44.5 -49.9 -48.5 -41
.9
9 -32.2 -22.0 -1
3.7 -8.8 -7.5 -9.2 -1
2.1 -1
3.9 -1
2.5 -6.3 4.8 1
9.9 36.5 51
.5 61
.5 63.7 56.8 40.9 1
8.2 -7.7 -32.5 -52.0 -63.0 -64.1
10 -55.9 -41
.0 -23.2 -6.8 4.7 9.2 6.7 -0.7 -9.5 -1
5.7 -1
5.8 -7.9 7.7 28.3 49.5 66.0 73.1 68.0 50.3 22.7 -1
0.0 -41
.5 -65.6 -77.8
11 -76.1 -61
.6 -38.5 -1
2.7 9.6 23.4 25.9 1
7.9 2.7 -1
4.1 -26.3 -29.0 -1
9.8 0.3 27.4 55.0 75.8 84.0 76.2 52.7 1
7.8 -21
.5 -57.1 -81
.4
12 -89.4 -80.2 -56.6 -24.9 6.9 30.9 41
.9 37.8 21
.0 -2.7 -25.7 -40.4 -41
.4 -27.0 0.2 33.9 65.7 87.1 91
.7 77.2 45.7 3.7 -39.7 -74.9
13 -94.1 -93.4 -73.8 -40.6 -2.5 31
.0 51
.8 55.2 41
.4 1
5.2 -1
5.5 -41
.2 -54.0 -49.3 -27.2 7.2 45.5 77.8 95.1 92.2 68.7 29.3 -1
7.2 -60.2
24
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Catatan:
1. Elevasi ditunjukkan dalam cm dengan angka nol sebagai nilai tengahnya
2. Pasang tertinggi dalam minggu ini terjadi pada tanggal 13 Agustus jam 19.00 WITA
3. Surut terrendah dalam minggu ini terjadi pada tanggal 13 Agustus jam 01.00 WITA
4. Titik sampling diambil 500 m dari koordinat lokasi pelabuhan kearah laut
5. Relative Error data prediksi terhadap data insitu berkisar -0.00001% sampai 0.00011%
6. Untuk meningkatkan akurasi prediksi, diharapkan para pengguna mengirimkan data koreksi pasut.
Disusun oleh : Tim Pasut Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir; email : infopasut@gmail.com
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Komplek Bina Samudera Jl. Pasir Putih 1, Ancol Timur, Jakarta 14430
Telp.: (021) 64711583, 64711672 Ext : 4304 Faks.: (021) 64711654
Sumber :
- Data penelitian oseanografi Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir
- NAO 99b Tidal Prediction System
-120
-80
-40
0
40
80
120
0
24
48
72
96
120
144
168
Elevasi
(cm)
Jam ke-
Elevasi Air Laut
INAGOOS: Data & Informasi untuk Nelayan dan Pelabuhan Perikanan
Didistribusikan ke 18 Pelabuhan Perikanan di Indonesia, web, fax
Prediksi Pasang Surut untuk 7 hari kedepan
Peta Kesuburan Perairan (mingguan)
Peta Prediksi Daerah Penangkapan Ikan untuk 3 hari
kedepan
43