Dokumen tersebut membahas layanan kesehatan dan pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB). Dokumen tersebut menjelaskan karakteristik berbagai jenis cacat pada anak seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya serta peran UKS dan puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan dan rehabilitasi bagi anak-anak tersebut.
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...Mimi S Munadi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan prioritas masalah kesehatan melalui analisis penyebab dan cara pemecahannya. Metode yang digunakan antara lain tabel U-S-G, diagram Ishikawa, dan brainstorming untuk menghasilkan tabel pemecahan masalah.
PHBS di tempat umum bertujuan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di fasilitas umum seperti pasar, tempat ibadah, rumah makan, dan angkutan umum dengan menggunakan air bersih, memenuhi kebutuhan sanitasi, mengelola sampah, dan mencegah penyakit.
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...Mimi S Munadi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan prioritas masalah kesehatan melalui analisis penyebab dan cara pemecahannya. Metode yang digunakan antara lain tabel U-S-G, diagram Ishikawa, dan brainstorming untuk menghasilkan tabel pemecahan masalah.
PHBS di tempat umum bertujuan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di fasilitas umum seperti pasar, tempat ibadah, rumah makan, dan angkutan umum dengan menggunakan air bersih, memenuhi kebutuhan sanitasi, mengelola sampah, dan mencegah penyakit.
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
Dokumen tersebut membahas tentang definisi media promosi kesehatan, tujuan penggunaan media promosi kesehatan, keuntungan media promosi kesehatan, penggolongan media promosi kesehatan, dan langkah-langkah merancang pengembangan media promosi kesehatan seperti menetapkan tujuan, segmentasi sasaran, mengembangkan posisioning pesan, dan memilih media komunikasi yang tepat.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Dokumen tersebut membahas tentang analisis masalah di bidang kesehatan masyarakat di suatu daerah. Beberapa masalah utama yang diidentifikasi adalah belum terbentuknya Desa Siaga, belum adanya kebijakan publik yang memadai di bidang kesehatan, dan jumlah tema pesan edukasi kesehatan ke masyarakat yang masih rendah. Dokumen ini kemudian menganalisis penyebab-penyebab masalah tersebut dengan menggunak
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Capaian kesehatan lanjut usia di Posyandu Lansia belum optimal karena sumber daya manusia dan dana terbatas, serta kurangnya pengetahuan masyarakat dan kader tentang pentingnya skrining kesehatan rutin bagi lanjut usia. Beberapa Posyandu Lansia juga belum melaksanakan standar skrining yang disyaratkan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang analisis akar masalah (root cause analysis/RCA) yang digunakan untuk menemukan penyebab insiden dengan melakukan klasifikasi insiden, membentuk tim, mengumpulkan data, menganalisis data, mengidentifikasi masalah, dan menyusun rekomendasi untuk mencegah terulangnya insiden. Proses RCA dimulai dengan mengklasifikasi insiden berdasarkan dampak dan kemungkinan terjadinya, kemudian memb
Gerakan Jamban Sehat bertujuan meningkatkan kepemilikan jamban sehat di desa Ngampel melalui penyuluhan, survey, dan pembagian tutup jamban. Hasilnya, kepemilikan jamban sehat meningkat dari 93% menjadi 100% warga desa. Namun, diperlukan dukungan berkelanjutan untuk mewujudkan deklarasi desa bebas buang air besar di tempat terbuka.
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdfMokhamadSuyonoYahya1
Buku saku ini memberikan panduan implementasi integrasi pelayanan kesehatan primer di Puskesmas dan jejaringnya hingga tingkat desa/dusun. Terdapat 4 klaster pelayanan yaitu manajemen Puskesmas, ibu hamil dan anak, usia produktif dan lansia, serta penanggulangan penyakit. Pada klaster ibu hamil dan anak, buku ini menjelaskan alur pelayanan antenatal, neonatal, balita termasuk imunisasi dan pemantauan tumbuh kemb
Dokumen tersebut membahas perbedaan individu dalam belajar, termasuk siswa berisiko, siswa berkebutuhan khusus, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman peserta didik. Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kegagalan belajar, sedangkan siswa berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya. Pendekatan pembelajaran harus melibatkan berbag
Dokumen tersebut membahas tentang definisi media promosi kesehatan, tujuan penggunaan media promosi kesehatan, keuntungan media promosi kesehatan, penggolongan media promosi kesehatan, dan langkah-langkah merancang pengembangan media promosi kesehatan seperti menetapkan tujuan, segmentasi sasaran, mengembangkan posisioning pesan, dan memilih media komunikasi yang tepat.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Dokumen tersebut membahas tentang analisis masalah di bidang kesehatan masyarakat di suatu daerah. Beberapa masalah utama yang diidentifikasi adalah belum terbentuknya Desa Siaga, belum adanya kebijakan publik yang memadai di bidang kesehatan, dan jumlah tema pesan edukasi kesehatan ke masyarakat yang masih rendah. Dokumen ini kemudian menganalisis penyebab-penyebab masalah tersebut dengan menggunak
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Capaian kesehatan lanjut usia di Posyandu Lansia belum optimal karena sumber daya manusia dan dana terbatas, serta kurangnya pengetahuan masyarakat dan kader tentang pentingnya skrining kesehatan rutin bagi lanjut usia. Beberapa Posyandu Lansia juga belum melaksanakan standar skrining yang disyaratkan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang analisis akar masalah (root cause analysis/RCA) yang digunakan untuk menemukan penyebab insiden dengan melakukan klasifikasi insiden, membentuk tim, mengumpulkan data, menganalisis data, mengidentifikasi masalah, dan menyusun rekomendasi untuk mencegah terulangnya insiden. Proses RCA dimulai dengan mengklasifikasi insiden berdasarkan dampak dan kemungkinan terjadinya, kemudian memb
Gerakan Jamban Sehat bertujuan meningkatkan kepemilikan jamban sehat di desa Ngampel melalui penyuluhan, survey, dan pembagian tutup jamban. Hasilnya, kepemilikan jamban sehat meningkat dari 93% menjadi 100% warga desa. Namun, diperlukan dukungan berkelanjutan untuk mewujudkan deklarasi desa bebas buang air besar di tempat terbuka.
Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022) VERSI UJICOBA.pdfMokhamadSuyonoYahya1
Buku saku ini memberikan panduan implementasi integrasi pelayanan kesehatan primer di Puskesmas dan jejaringnya hingga tingkat desa/dusun. Terdapat 4 klaster pelayanan yaitu manajemen Puskesmas, ibu hamil dan anak, usia produktif dan lansia, serta penanggulangan penyakit. Pada klaster ibu hamil dan anak, buku ini menjelaskan alur pelayanan antenatal, neonatal, balita termasuk imunisasi dan pemantauan tumbuh kemb
Dokumen tersebut membahas perbedaan individu dalam belajar, termasuk siswa berisiko, siswa berkebutuhan khusus, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman peserta didik. Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kegagalan belajar, sedangkan siswa berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya. Pendekatan pembelajaran harus melibatkan berbag
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxloloxmanahati
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian anak berkebutuhan khusus dan kategori kekhususan belajar yang dapat dialami anak, seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, autisme, dan lainnya.
2. Juga dibahas strategi pembelajaran yang sesuai bagi setiap kategori kekhususan untuk memfasilitasi proses belajar anak berkebutuhan khusus.
3. Terakhir membahas tentang pengert
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxrocktorock
Berdasarkan dokumen tersebut, dokumen tersebut membahas tentang pendidikan anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Dibahas mengenai definisi, klasifikasi, penyebab, dampak, serta kebutuhan khusus anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Termasuk layanan pendidikan khusus apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak tersebut.
Keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan otak, atau gangguan organ mulut. Diagnosa memerlukan pemeriksaan multidisipliner oleh dokter anak, THT, mata, dan psikiater anak. Deteksi dini dan terapi wicara diperlukan untuk mengurangi dampak jangka panjangnya terhadap perkembangan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan anak autisme, meliputi pengertian autisme, karakteristiknya, penyebabnya, tujuan pendidikan untuk anak autisme, jenis terapi yang diberikan, program pendidikan awal dan lanjutan, serta program dan kebijakan pemerintah terkait pendidikan anak autisme.
Dokumen ini membahas tentang masalah pendengaran pada anak-anak, termasuk definisi masalah pendengaran, jenis-jenis kehilangan pendengaran seperti konduktif, sensori-neural, dan campuran, serta punca masalah pendengaran seperti faktor genetik dan infeksi. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan pengajaran dan pembelajaran bagi pelajar yang mengalami masalah pendengaran.
Teks tersebut membahas tentang komunikasi bagi orang pekak dan masalah yang dihadapi dalam mempelajari bahasa, khususnya anak-anak pekak. Anak-anak pekak mengalami kesulitan dalam pengembangan bahasa dan literasi karena masalah pendengaran, namun peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengajarkan bahasa kepada mereka secara kreatif dan menarik.
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
Modul ini membahas tentang pendidikan bagi anak tunarungu. Ia menjelaskan definisi tunarungu, klasifikasi dan penyebabnya, dampak terhadap perkembangan anak, serta layanan pendidikan khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tunarungu.
PDF MODUL 5 PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfArman Ahmad
Modul ini membahas pendidikan bagi anak tunarungu. Tujuannya adalah menjelaskan definisi, klasifikasi, penyebab, dan cara pencegahan tunarungu serta dampaknya terhadap perkembangan anak dan gangguan komunikasi. Anak tunarungu perlu mendapat layanan pendidikan khusus di sekolah khusus, sekolah reguler, atau pendidikan inklusi.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai bagaimana menulis naskah ilmiah yang baik. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah perlu adanya nilai ilmiah dan seni dalam mengekspresikan ide utama dan temuan, didukung dengan banyak referensi dari jurnal ilmiah berkualitas. Dokumen ini juga menjelaskan bagaimana menulis judul, abstrak, metode, hasil dan diskusi, serta kesimpulan secara tepat. Beberapa kesalahan
Komunikasi penting karena kita tidak dapat memprediksi keinginan pasien, petunjuk maju kadang tidak berguna, dan pasien serta keluarga mereka mengatakan itu sangat penting. Keterampilan komunikasi merupakan domain penting dari keterampilan dokter yang berpusat pada pasien. Ada berbagai kerangka kerja yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara pasien dan penyedia layanan kesehatan.
This document discusses reproductive health and rights, including the rights to contraception, prevention of sexually transmitted infections like HIV, and addressing women's health issues. It also touches on human sexuality and gender relations.
IPTEK memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan pembangunan. IPTEK dapat digunakan untuk memahami lingkungan, memenuhi kebutuhan manusia, dan meningkatkan kesejahteraan. Namun, penyalahgunaan IPTEK dapat memiliki dampak negatif seperti perubahan iklim dan akses media yang tidak sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep hukum dan moralitas, bagaimana menyelaraskan keduanya, serta bagaimana penegakan hukum dan moralitas di Indonesia. Dokumen tersebut juga menyinggung masalah utama penegakan hukum di Indonesia yaitu putusan pengadilan yang kurang berpihak pada keadilan, serta pentingnya menajamkan nilai-nilai etis dan kontrol nurani bagi aparat penegak hukum.
Tiga paradigma hubungan manusia dan lingkungan: (1) manusia tunduk pada alam, (2) hidup selaras dengan alam, (3) menaklukkan alam. Pembangunan berkelanjutan memperhatikan dampak buruk terhadap lingkungan. Kritik menyatakan manusia sebagai mahluk ekologis yang berkembang tidak hanya untuk komunitasnya tapi juga komunitas ekologis (alam).
Penelitian ini menggunakan desain case control untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum tablet besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kasus adalah ibu hamil yang mengalami anemia, sedangkan kontrol adalah ibu hamil tanpa anemia. Nilai odds ratio yang dihitung adalah 1,5, menunjukkan kepatuhan minum tablet besi lebih rendah berhubungan dengan peningkatan risiko anemia.
Studi eksperimen adalah penelitian dimana peneliti secara sengaja mengubah satu atau lebih faktor di situasi terkontrol untuk mempelajari pengaruh perubahan tersebut. Ada dua jenis utama yaitu eksperimen murni dan kuasi eksperimen, dengan randomized controlled trial (RCT) sebagai standar emas dalam mengalokasi subjek secara acak ke kelompok perlakuan atau kontrol.
Dokumen tersebut membahas tentang risiko, faktor risiko, ukuran hubungan, dan risiko atribut penyakit. Beberapa poin penting adalah definisi risiko sebagai ukuran probabilitas terjadinya penyakit, contoh faktor risiko dan faktor protektif penyakit, serta penjelasan mengenai risiko relatif, odds ratio, dan risiko atribut.
Dokumen tersebut membahas tentang desain kohort dalam penelitian kesehatan. Desain kohort memungkinkan peneliti untuk mengikuti kelompok subjek yang terpapar dan tidak terpapar faktor risiko tertentu selama periode waktu untuk menganalisis hubungan antara paparan dan efek kesehatan. Desain ini memiliki kelebihan seperti dapat menentukan hubungan secara temporal, menghindari bias seleksi, tetapi juga memiliki kek
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan sepanjang hayat bagi setiap orang dan upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, antara lain dengan meningkatkan anggaran pendidikan, menyediakan sarana prasarana yang memadai, serta merancang sistem pendidikan yang mendorong kreativitas siswa.
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakAgus Candra
Dokumen tersebut membahas upaya untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak, mulai dari tahap pra nikah dengan medical check up, pra lahir dengan perhatian terhadap gizi ibu hamil dan penyakit, saat lahir untuk menghindari komplikasi, serta setelah lahir dengan pemberian ASI, imunisasi, stimulasi, perumahan bersih, dan dukungan keluarga.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis dan cara kerja pestisida, termasuk racun kontak, pernapasan, perut, sistemik, serta herbisida pra dan purna tumbuh. Dokumen ini juga menjelaskan formulasi pestisida seperti WDG, EC, SC, WP, G, dan ULV beserta karakteristik seperti efektivitas, selektivitas, residu, persistensi, dan LD50. Terakhir, dibahas mengenai petunjuk pencampuran dan pengg
Dokumen tersebut memberikan tugas penugasan Juni 2013 yang mencakup membuat refleksi pengalaman tentang kebijakan KB nasional, metode kontrasepsi, dan jaminan mutu dengan menyesuaikan dasar teori serta memberikan usulan perbaikan dan presentasi kelompok.
2. PENDAHULUAN
ABK termasuk penyandang cacat
merupakan SDM yeng harus ditingkatkan
agar dapat berperan,
Jumlah ABK 7-10 % dari total jumlah
anak (WHO)
4. TUNANETRA
1. Buta partial
Tidak dapat menghitung jaridari jarak 3
meter
>>> Kelainan refraksi low vision
Keluhan : mata merah, goyang terus, sakit
kepala, pusing dan mual, sering menggosok
mata, mengerutkan dahi atau memicingkan
mata, memiringkan kepala, benda-benda
yang dilihat selalu didekatkan pada
mata, serta mata juling
2. Buta total
5. TUNA RUNGU
1. Tunarungu ringan
Mampu mendengar dan mengulangi kata-
kata yang diucapkan suara normal/biasa
pada jarak 1 meter
26-40 dB
2. Tunarungu sedang
suara yang diperkeras dengan jarak 1 meter
41-60dB
3. Tunarungu berat
Berteriak pada sisi telinga yang sehat
61-80 dB
6. TUNAWICARA
Tanda khusus : sulit mengikuti
percakapan normal, selalu
memperhatikan mimik atau bibir lawan
bicara, sering menghindar dari
percakapan, suka menyendiri, bicara
keras, nada bicara tidak normal, tidak
lancar, dan menggunakan bahasa isyarat
7. TUNAGRAHITA
deteksi keterbelakangan mental dengan
menggunakan instrumen khusus, yang
dapat digolongkan menjadi :
a. Keterbelakangan mental ringan IQ 50-
69.
b. Keterbelakangan mental sedang IQ 35-
49.
c. Keterbelakangan mental berat IQ 20-34.
d. Keterbelakangan mental sangat berat IQ
<20
8. TUNADAKSA
cacat tubuh atau kerusakan tubuh,
kelainan atau kerusakan pada fisik dan
yang disebabkan oleh kerusakan otak dan
syaraf tulang belakang
Cerebral palsy ( ringan,sedang, berat)
9. TUNA LARAS
hambatan dan gangguan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial dan masyarakat,
bertingkah laku menyimpang dari norma-
norma dan adat yang berlaku
dilingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat
10. AUTISME
salah satu gangguan perkembangan fungsi otak
meliputi gangguan
kognitif, bahasa, komunikasi, gangguan interaksi
sosial dan perilaku yang berulang-ulang
Tanda-tanda anak autisme antara lain: sulit
berkomunikasi, tidak mampu mengekspresikan
perasaan, berbicara sangat
lambat, monoton, Echolalia (membeo), acuh tak
acuh, senang menyendiri, bengong, konsentrasi
kosong, sangat sensitif terhadap sentuhan
halus, sensitif terhadap suara-suara tertentu, tidak
bermain seperti anak-anak pada umumnya, sering
terpaku pada benda-benda tertentu, sering marah
tanpa alasan, mengamuk tak terkendali menyerang
orang tanpa diduga-duga dan sebagian kecil
mempunyai daya ingat yang sangat kuat serta
mempunyai kemampuan melebihi anak normal
12. MACAM SLB
1. SLB A : Tunanetra (hambatan penglihatan)
2. SLB B : Tunarungu (hambatan
pendengaran)
3. SLB C : Tunagrahita (retardasi mental)
4. SLB D : Tundaksa (cacat tubuh)
5. SLB E : Tunalaras (penyimpangan emosi
dan sosial)
6. SLB F : khusus untuk Autis
7. SB G : Tunaganda (Lebih dari satu)
13. UKS DI SLB
Pelaksana pelayan kesehatan : guru pembina UKS, guru
yang ditunjuk dan diserahkan wewenang untuk
kegiatan, kader kesehatan sekolah, komite sekolah
Dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan
tujuan :
1. derajat kecacatan yang menyebabkan gangguan fungsi
tidak semakin bertambah mempercepat/meningkatkan
fungsi pemulihan, sehingga mengurangi ketergantungan
terhadap orang lain.
2. meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit/cedera
3. menghindari terjadinya komplikasi akibat kecacatan
yang disandangnya
14. RUANG LINGKUP UKS
TRIAS UKS :
1. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan kpd siswa, orangtuan, guru
pelatihan UKS bagi Tim Pelaksana
UKS, guru pembina UKS dan kader
kesehatan
pembinaan PHBS dengan metode
pemeriksaan langsung
15. 2. PELAYANAN KESEHATAN
a. Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan
berkala serta penyuluhan kesehatan.
b. Imunisasi.
c. Pelayanan gizi dan pembinaan warung sekolah.
d. Pengobatan ringan: Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama
Pada Penyakit (P3P).
e. Penanganan kasus (anemia, obesitas, diare,
kecacingan, malaria, cerebral palsy dan lain
lain)
f. Rujukan medik ke Puskesmas dan Rumah Sakit
16. 3. Pembinaan lingkungan sehat
a. Pelaksanaan 7K
(kebersihan, keindahan, kenyamanan, keter
tiban, keamanan, kerapihan, kekeluargaan)
.
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
lingkungan.
c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat
sekolah (guru, murid, pegawai
sekolah, orang tua murid dan masyarakat
sekitar).
d. Melakukan pemeliharaan sarana fisik dan
lingkungan sekolah.
17. e. Melakukan pengadaan sarana sekolah yang
mendukung terciptanya lingkungan bersih
dan sehat termasuk pengadaan air
bersih, jamban dan peturasan.
f. Melakukan kerjasama dengan masyarakat
sekitar sekolah agar senantiasa dapat
tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.
g. Melakukan penataan
halaman, pekarangan, perindangan/penghij
auan, apotek hidup dan pagar sekolah yang
aman.
18. PERAN PUSKESMAS
1. PROMOTIF
Tujuan :
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan
bagi anak penyandang cacat, melalui :
a. Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
b. Penyebarluasan informasi tentang PHBS
c. Melakukan aktifitas yang tepat untuk
mencegah kondisi sakit
19. d. Penyuluhan
e. Diskusi kelompok terarah
2. Preventif
Tujuan: mendeteksi, mencegah penyakit-
penyakit dan komplikasi sedini mungkin
a. Imunisasi
b. Pemberian suplemen vitamin A
c. Pemberian iodium (daerah endemis)
20. d. Pemberian tablet besi (Fe)
e. Pemberian obat cacing
f. Pengaturan menu gizi seimbang sesuai
kebutuhan
g. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
h. Kesehatan Olah raga dan aktifitas fisik
i. Pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala
dan pemeriksaan kesehatan insidentil
j. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
21. 3. Kuratif
Tujuan: mengobati penyakit yang
ditemukan pada siswa
4. Rehabilitatif
Tujuan : mengembalikan dan
mempertahankan kemampuan
fungsi, kemandirian serta meningkatkan
aktivitas dan peran serta/partisipasi murid
di masyarakat, melalui :
22. a. Pembinaan pada keluarga yang
mempunyai anak penyandang cacat
b. Konseling dan rujukan rehabilitasi ke
Rumah Sakit Umum atau Klinik Tumbuh
Kembang yang ada di wilayah kerja
c. Pelatihan motorik kasar, halus dan lain-
lain melalui keterampilan vokasional