SlideShare a Scribd company logo
BIOMARKER DALAM EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
CHARLES H. NAUMAN, JACK GRIFFITH, JERRY N. BLANCATO, DAN TIM E.
ALDRICH
KELOMPOK 3
P1801213412 ABDILLAH
P1801213413 ULFAH MAHFUDAH
P1801213414 DEDDY ALIF UTAMA
P1801213415 INGGIT ICHRANA
P1801213417 LILISKARLINA
P1801213418 WAHYU FAJRIANA HIPTA
P1801213421 MUHAMMAD SUBHAN
P1801213422 ANDI TILKA MUFTIAH RIDJAL
P1801213423 SYAMSIR
PENDAHULUAN
 Seperti disebutkan dalam Bab 6, penilaian eksposur
yang akurat adalah standar penting untuk epidemiologi
lingkungan.
 Teknik sensitif pemantauan dan analisis laboratorium
sekarang sedang digunakan pada bidang biokimia atau
epidemiologi molekuler untuk mendeteksi perubahan
dalam struktur kimia atau fisiologi yang mungkin secara
kualitatif maupun kuantitatif melengkapi pengukuran
paparan.
 Biomarker (atau biomonitoring) data ukuran paparan
internal individu atau dosis memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan ukuran paparan eksternal
untuk tubuh.
DEFINISI, PENGELOMPOKAN PENANDA, DAN KONSEP
Biomonitoring
 Biomonitoring, atau pemantauan biologis, telah
digambarkan sebagai analisis rutin jaringan
tubuh manusia atau merupakan bukti langsung
serta tidak langsung dari paparan zat kimia
(Miller 1984), atau agen fisik.
 Dari awal, monitoring biologi telah menjadi
istilah luas yang mencakup pemantauan untuk
setiap indikasi bahwa paparan telah terjadi.
PROSES BIOTRANSFORMASI SENYAWA
XENOBIOTIK
 Biomarker telah diklasifikasikan sebagai
paparan, kerentanan, dan efek serta telah
didefinisikan oleh Komite NRC pada
Biologic Markers (NRC 1989a: NRC
1989b). Biomarker efek adalah indikator
kapasitas/perubahan fungsional dari
sistem.
HUBUNGAN ANTARA BIOMARKER PAPARAN,
EFEK, DAN KERENTANAN
Pengukuran
Biomarker Eksposur
Biomarker
Efek
Ambient/
Perorangan
KATEGORISASI BIOMARKER
TABEL 8-1. KATEGORISASI BIOMARKER
Tipe 1. Indikator beban tubuh.
A. Residu-Senyawa induk atau metabolit dalam jaringan atau cairan serta napas.
B. Interaksi Produk-penambahan (asam nukleat dan protein), reseptor xenobiotik kompleks, konjugat kompleks.
Tipe 2. Respon untuk dosis serapan.
A. Respon Fisiologis
— I n d u k s i i s o z i m .
— I n h i b i s i e n z i m .
B. Respon genotoksik.
— Pe r t u k a ra n k ro m a t i d b e r p a s a n ga n .
— Ke l a i n a n k ro m o s o m .
— M i k ro n u k l e u s .
— Pe m i s a h a n u n t a i a n D NA .
— M u t a s i .
C. Respon tingkat organ.
— D i s f u n g s i O r ga n .
— H i p e r p l a s i a .
— Po l i p .
D. Respon onkogenik.
— A k t iva s i O n ko g e n .
— P ro d u k O n ko g e n .
— Tu m o r.
Tipe 3. Kecenderungan/perolehan kondisi.
A. Aril Hidrokarbon Hidroksilase.
B. Tipe asetilator.
C. Glutasi S trartsferase.
BIOMARKER TIPE 1
 Biomarker tipe 1 mencakup baik penanda paparan dan penanda
efek.
 Interaksi antar produk untuk membentuk penanda pada tipe ini
disebut efek biologis. Namun, perlu diketahui tidak semua efek
biologis merugikan, dan jika tidak terdapat hubungan dengan
dampak kesehatan yang merugikan, penanda efek biologis
paling berguna sebagai penanda paparan.
 Aduksi/Kerusakan DNA mungkin paling dekat sebagai indikator
dampak yang merugikan kesehatan karena beberapa dapat
dikaitkan dengan mutasi tertentu yang dianggap menyebabkan
kanker
 Secara umum, biomarker tipe 1 cenderung adalah senyawa
spesifik, berbeda dengan banyak biomarker tipe 2.
BIOMARKER TIPE 2 & RESPON FISIOLOGIS
MARKER/PENANDA
 Biomarker tipe 2 mewakili seluruh efek, tetapi, seperti telah
disebutkan, banyak juga yang berfungsi sebagai penanda
paparan. Pada dasarnya semua biomarker tipe 2 secara
kimiawi tidak spesifik, namun dapat ditunjukkan sebagai
akibat dari paparan berbagai zat kimia. Demikian, penanda ini
mungkin yang paling penting untuk memastikan paparan
senyawa campuran
 Banyak respon fisiologis dapat digunakan sebagai indeks
paparan. Sebuah contoh yang umum digunakan adalah
bahwa enzim diinduksi dari sistem sitokrom P4,50 mixed-
function oxidase (MFO) yang menengahi/mengindikasikan
Tahap I reaksi metabolisme dari xenobiotik.
RESPON GENOTOKSIK MARKER/PENANDA
 Ada banyak tes genetox, beberapa diantaranya
adalah:
 Pertukaran kromatid berpasangan: Pertukaran kromatid
berpasangan telah sering digunakan sebagai biomarker
untuk menilai potensi mutagenik bahan kimia. Pertukaran
kromatid berpasangan terjadi selama replikasi sel.
Meskipun SCES tidak mengetahui hasil akhir penyakit,
namun merupakan tanda bahwa perubahan kromosom
telah terjadi.
 Penyimpangan Kromosom: Kelainan kromosom dapat
diklasifikasikan secara struktural maupun numerik.
Kerusakan struktural dapat diidentifikasi pada pembelahan
sel selama metafase (tipe-kromosom dan tipe-kromatid).
Sedangkan secara numerik, dilakukan dengan sebuah
software untuk analisis konsisten dari data kelainan
kromosom (US EPA 1990a)
 Mikronuklei
 Uji mikronukleus mendeteksi kehadiran fragmen
kromosom dalam sel interfase yang telah
dikeluarkan dari inti.
 Fragmen ini adalah hasil dari kerusakan
kromosom yang terjadi dalam siklus mitosis
sebelumnya
 Kerusakan rantai DNA
 Teknik Single Cell Gel (SCG), telah
dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir
sebagai ukuran sensitif dari kerusakan rantai
tunggal
LANJ…..
 Mutasi
 Mutasi adalah perubahan urutan nukleotida DNA
 Mutasi diwariskan dalam arti direplikasi melalui
pembelahan sel somatik, atau dapat diteruskan
kepada keturunannya jika mutasi hadir dalam
benih sel.
 Aduksi Protein/DNA
 Zarbl dkk. (1985) dan Bishop (1987) telah
menunjukkan mekanisme untuk menghubungkan
adisi, mutasi, dan karsinogenesis
 Penyelidikan epidemiologi dari hubungan ini telah
dibatasi karena kurangnya uji sensitif dan spesifik
yang dapat diterapkan pada populasi
masyarakat.
LANJ….
PENILAIAN TINGKAT RESPON ORGAN
 Tingkat respon organ atau disfungsi organ, merupakan biomarker dari
paparan dan efek.
 Respon ini sering disamakan dengan efek Nonkarsinogenik dari polusi
lingkungan, yang terkait dengan efek kesehatan, dan mengindikasikan
adanya eksposur kimia spesifik.
 Dalam konteks epidemiologi lingkungan, biomarker kerusakan atau
disfungsi organ adalah perubahan terukur dalam sel atau produk sel
yang disebabkan oleh efek abnormal pada sistem organ tertentu (CDC
/ ATSDR 1990).
 Dermatitis adalah suatu respon umum yang biasanya didapati indikasi
paparan lingkungan. Gejala-gejala (yang berfungsi sebagai biomarker)
dari dermatitis adalah eritema, vesikel, dan pengerasan kulit. Bagian
dermatitis menjadi kronis, dan terjadi penebalan kulit. Perkembangan
dari penyakit tersebut berupa, terbentuknya vesikel mikroskopis dan
makroskopis (lepuh kecil) dan bula (vesikel besar)
PENILAIAN RESPON ONKOGENIK
 Merupakan salah satu kelas khusus penanda respon
yaitu aktivasi onkogen dan hasil protein onkogen .
 Onkogen aktif terjadi pada tumor dari semua jenis
mamalia dan pada lesi prakanker, menunjukkan
bahwa onkogen menjadi sebuah langkah menuju
kanker, serta merupakan langkah awal untuk
kemungkinan intervensi klinis
 Proto-onkogen dapat diaktifkan oleh sejumlah proses
termasuk amplifikasi, mutasi, dan translokasi
kromosom
BIOMARKER TIPE 3
 Biomarker tipe 3 mencakup semua tanda yang mungkin
menunjukkan kerentanan host dalam peningkatan dampak
setelah paparan kimia tertentu.
 Kerentanan dari suatu biomarker terpisah dari paparan yang
sedang dievaluasi, dan terdiri dari dua jenis: diperoleh dan
ditentukan secara genetik (Vine dan McFarland 1990).
Indikator kerentanan yang diperoleh meliputi usia, diet
(misalnya, asupan vitamin, konsumsi alkohol), gaya hidup,
paparan sebelumnya untuk senyawa beracun, dan infeksi serta
penyakit sebelumnya.
 Biomarker secara genetik, kepentingannya bagi epidemiologi
lingkungan sangat banyak; tiga contoh:
1. Induksi Enzim Aril hidrokarbon Hidroksilase (AHH).
2. N-asetiltransferase, enzim non-induksi yang berfungsi
dalam mendetoksifikasi amina aromatik seperti benzidin dan
4 - aminobiphenyl melalui asetilasi
3. Enzim glutathione-s-transferase (gst)
POTENSI TINGKAT RELATIF BERBAGAI BIOMARKER
KAITANNYA DENGAN WAKTU SETELAH TERPAPAR
APLIKASI UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan penelitian di bidang biomarker adalah untuk
mengembangkan penanda tahap awal dalam
kontinum/rangkaian yang dapat berhubungan (sebaiknya
secara kuantitatif) untuk hasil/pengukuran secara klinis. Selain
itu, penggunaan biomarker bertujuan untuk menghindari
dampak yang tidak perlu, (kecacatan dan kematian dini)
Penanda paparan (aduksi asam nukleat, atau protein,
reseptor-xenobiotik kompleks, dan konjugat yang muncul
dalam urin) dikembangkan melalui studi hewan dan kemudian
diterapkan pada populasi manusia yang terpapar. Penanda
efek awal mungkin termasuk salah satu dari beberapa
kerusakan gen dalam organisme hidup dengan pengujiian
kadar logam, atau tanda produk gen yang mungkin mewakili
aktivasi onkogen pada hewan dan manusia.
GAMBAR 8-5. Alur Waktu dari Efektivitas Berbagai Indikator Hazard,
Pajanan, dan Pengaruh Intervensi Penyakit.
Sumber: Diadaptasi dari Alhertini 1990.
Efek kesehatan Biomarker
yang muncul kemudian
memerlukan intervensi
dalam bentuk percobaan
obat. Contoh meliputi
hyperplasia jaringan, polip,
dan tumor.
Kurva ini mewakili peluang
penyakit dapat diturunkan
pada periode waktu tertentu
jika indikator bahaya awal
serta biomarker pajanan
dan efek berhasil
dikembangkan dan
digunakan.
PERTIMBANGAN
METODOLOGI
Biomarker
(mis. pajanan fosfin
pada Tingkat SCE)
variabel
dependen
variabel
independen
Dalam sebuah
studi cross-
sectional
(untuk mengamati
efek pajanan
fosfin pada tingkat
SCE pada pekerja
yang bekerja di
mesin gandum)Dalam studi
desain kohort
prospektif
(menyelidiki
hubungan
pajanan fosfin
dengan
terjadinya
kanker)
 Hal ini jelas bahwa hubungan temporal kejadian dan
biomarker menentukan desain penelitian yang akan
digunakan. Struktur temporal yang mendasari adalah
paparan-biomarker-efek.
 Biomarker tidak dapat mendahului paparan; Namun,
biomarker dapat bertahan tanpa batas waktu setelah
paparan berhenti, atau mungkin bersamaan dengan
paparan (menghilang setelah paparan berhenti).
 Jika biomarker terus berlanjut, maka pendekatan kohort
prospektif atau historis dapat digunakan.
Lanjut…
KESIMPULAN
 Faktor yang digunakan dalam merancang
studi epidemiologi dengan menggunakan
biomarker:
1. Efek biologis dari paparan/eksposur
2. Paparan pada individu
3. Farmakokinetik
4. Faktor etika dan hukum
KESIMPULAN
 Faktor etika dan hukum menjadi faktor penting dalam penggunaan
biomarker dalam studi epidemiologi
 Sebagai contoh, pengambilan sampel pada organ tubuh manusia
(misalnya, darah, otopsi, keguguran) harus menerapkan prosedur
informed consent
 Salah satu aspek harus diperhatikan dalam penggunaan Biomarker
yaitu peneliti harus menjelaskan kepada objek (manusia) tentang
tujuan penelitiannya dan penyakit yang akan ditimbulkan dari
paparan sehingga memuaskan objek penelitian
 Studi biomarker memerlukan sampel biologis dari individu, berbeda
dengan pendekatan epidemiologi tradisional yang menggunakan
komunitas
 Penggunaan biomarker pada individu bertujuan untuk melihat efek
pada populasi dan merupakan studi yang harus dikembangkan pada
epidemiologi

More Related Content

What's hot

Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
HMRojali
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
dwidiah
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasii
Syaiful Bahri
 
Rumah sehat
Rumah sehatRumah sehat
Rumah sehat
Nurul Angreliany
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
Zakiah dr
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1dwihelynarti78
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
Gilang Rupaka
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
Apapunituzar
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
NajMah Usman
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
Anggita Dewi
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
Candra Wiguna
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
nuniek20
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
FKMAP13
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareInoy Trisnaini
 

What's hot (20)

Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasii
 
Rumah sehat
Rumah sehatRumah sehat
Rumah sehat
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Sanitasi tempat
Sanitasi tempatSanitasi tempat
Sanitasi tempat
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
 
MAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANANMAKALAH SANITASI MAKANAN
MAKALAH SANITASI MAKANAN
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
 

Similar to Biomarker dalam epidemiologi lingkungan

Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industrimurdiyah
 
Antinflamasi dan il 6.af.id
Antinflamasi dan il 6.af.idAntinflamasi dan il 6.af.id
Antinflamasi dan il 6.af.id
HeruSigit3
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
Dinaveranika
 
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
NofaLismandaria1
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
Dinaveranika
 
Target khusus organ toksisitas single exposure
Target khusus organ toksisitas single exposureTarget khusus organ toksisitas single exposure
Target khusus organ toksisitas single exposure
Eksan Wijaya
 
Uji Klinik AntiAging.pptx
Uji Klinik AntiAging.pptxUji Klinik AntiAging.pptx
Uji Klinik AntiAging.pptx
fiqrahlestari1
 
Tugas review jurnal ekotoksikologi
Tugas review jurnal ekotoksikologi Tugas review jurnal ekotoksikologi
Tugas review jurnal ekotoksikologi
urifatuseka
 
uji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivouji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivo
Widdya Anggraini
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
Kampus-Sakinah
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
Said878643
 
Metabolik inflamasi dindrom
Metabolik inflamasi dindromMetabolik inflamasi dindrom
Metabolik inflamasi dindrom
fikri asyura
 
TUGAS IHK DR.TOF.docx
TUGAS IHK DR.TOF.docxTUGAS IHK DR.TOF.docx
TUGAS IHK DR.TOF.docx
ibnupati
 
Farmakaodinamik
FarmakaodinamikFarmakaodinamik
Farmakaodinamik
ahmadfauazan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
RoniAlfaqih2
 
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptxPRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
WahidahNorhasanah2
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Warung Bidan
 
monitoring-pollutants
monitoring-pollutantsmonitoring-pollutants
monitoring-pollutants
Arif Pramana Lubis
 

Similar to Biomarker dalam epidemiologi lingkungan (20)

Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industri
 
Antinflamasi dan il 6.af.id
Antinflamasi dan il 6.af.idAntinflamasi dan il 6.af.id
Antinflamasi dan il 6.af.id
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
 
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
 
Target khusus organ toksisitas single exposure
Target khusus organ toksisitas single exposureTarget khusus organ toksisitas single exposure
Target khusus organ toksisitas single exposure
 
Adkl ehia
Adkl ehiaAdkl ehia
Adkl ehia
 
Uji Klinik AntiAging.pptx
Uji Klinik AntiAging.pptxUji Klinik AntiAging.pptx
Uji Klinik AntiAging.pptx
 
Tugas review jurnal ekotoksikologi
Tugas review jurnal ekotoksikologi Tugas review jurnal ekotoksikologi
Tugas review jurnal ekotoksikologi
 
uji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivouji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivo
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
 
Metabolik inflamasi dindrom
Metabolik inflamasi dindromMetabolik inflamasi dindrom
Metabolik inflamasi dindrom
 
TUGAS IHK DR.TOF.docx
TUGAS IHK DR.TOF.docxTUGAS IHK DR.TOF.docx
TUGAS IHK DR.TOF.docx
 
Farmakaodinamik
FarmakaodinamikFarmakaodinamik
Farmakaodinamik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptxPRESENTASI ARKL 2023.pptx
PRESENTASI ARKL 2023.pptx
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
 
monitoring-pollutants
monitoring-pollutantsmonitoring-pollutants
monitoring-pollutants
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 

Biomarker dalam epidemiologi lingkungan

  • 1. BIOMARKER DALAM EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN CHARLES H. NAUMAN, JACK GRIFFITH, JERRY N. BLANCATO, DAN TIM E. ALDRICH KELOMPOK 3 P1801213412 ABDILLAH P1801213413 ULFAH MAHFUDAH P1801213414 DEDDY ALIF UTAMA P1801213415 INGGIT ICHRANA P1801213417 LILISKARLINA P1801213418 WAHYU FAJRIANA HIPTA P1801213421 MUHAMMAD SUBHAN P1801213422 ANDI TILKA MUFTIAH RIDJAL P1801213423 SYAMSIR
  • 2. PENDAHULUAN  Seperti disebutkan dalam Bab 6, penilaian eksposur yang akurat adalah standar penting untuk epidemiologi lingkungan.  Teknik sensitif pemantauan dan analisis laboratorium sekarang sedang digunakan pada bidang biokimia atau epidemiologi molekuler untuk mendeteksi perubahan dalam struktur kimia atau fisiologi yang mungkin secara kualitatif maupun kuantitatif melengkapi pengukuran paparan.  Biomarker (atau biomonitoring) data ukuran paparan internal individu atau dosis memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran paparan eksternal untuk tubuh.
  • 3. DEFINISI, PENGELOMPOKAN PENANDA, DAN KONSEP Biomonitoring  Biomonitoring, atau pemantauan biologis, telah digambarkan sebagai analisis rutin jaringan tubuh manusia atau merupakan bukti langsung serta tidak langsung dari paparan zat kimia (Miller 1984), atau agen fisik.  Dari awal, monitoring biologi telah menjadi istilah luas yang mencakup pemantauan untuk setiap indikasi bahwa paparan telah terjadi.
  • 5.  Biomarker telah diklasifikasikan sebagai paparan, kerentanan, dan efek serta telah didefinisikan oleh Komite NRC pada Biologic Markers (NRC 1989a: NRC 1989b). Biomarker efek adalah indikator kapasitas/perubahan fungsional dari sistem.
  • 6. HUBUNGAN ANTARA BIOMARKER PAPARAN, EFEK, DAN KERENTANAN Pengukuran Biomarker Eksposur Biomarker Efek Ambient/ Perorangan
  • 7. KATEGORISASI BIOMARKER TABEL 8-1. KATEGORISASI BIOMARKER Tipe 1. Indikator beban tubuh. A. Residu-Senyawa induk atau metabolit dalam jaringan atau cairan serta napas. B. Interaksi Produk-penambahan (asam nukleat dan protein), reseptor xenobiotik kompleks, konjugat kompleks. Tipe 2. Respon untuk dosis serapan. A. Respon Fisiologis — I n d u k s i i s o z i m . — I n h i b i s i e n z i m . B. Respon genotoksik. — Pe r t u k a ra n k ro m a t i d b e r p a s a n ga n . — Ke l a i n a n k ro m o s o m . — M i k ro n u k l e u s . — Pe m i s a h a n u n t a i a n D NA . — M u t a s i . C. Respon tingkat organ. — D i s f u n g s i O r ga n . — H i p e r p l a s i a . — Po l i p . D. Respon onkogenik. — A k t iva s i O n ko g e n . — P ro d u k O n ko g e n . — Tu m o r. Tipe 3. Kecenderungan/perolehan kondisi. A. Aril Hidrokarbon Hidroksilase. B. Tipe asetilator. C. Glutasi S trartsferase.
  • 8. BIOMARKER TIPE 1  Biomarker tipe 1 mencakup baik penanda paparan dan penanda efek.  Interaksi antar produk untuk membentuk penanda pada tipe ini disebut efek biologis. Namun, perlu diketahui tidak semua efek biologis merugikan, dan jika tidak terdapat hubungan dengan dampak kesehatan yang merugikan, penanda efek biologis paling berguna sebagai penanda paparan.  Aduksi/Kerusakan DNA mungkin paling dekat sebagai indikator dampak yang merugikan kesehatan karena beberapa dapat dikaitkan dengan mutasi tertentu yang dianggap menyebabkan kanker  Secara umum, biomarker tipe 1 cenderung adalah senyawa spesifik, berbeda dengan banyak biomarker tipe 2.
  • 9. BIOMARKER TIPE 2 & RESPON FISIOLOGIS MARKER/PENANDA  Biomarker tipe 2 mewakili seluruh efek, tetapi, seperti telah disebutkan, banyak juga yang berfungsi sebagai penanda paparan. Pada dasarnya semua biomarker tipe 2 secara kimiawi tidak spesifik, namun dapat ditunjukkan sebagai akibat dari paparan berbagai zat kimia. Demikian, penanda ini mungkin yang paling penting untuk memastikan paparan senyawa campuran  Banyak respon fisiologis dapat digunakan sebagai indeks paparan. Sebuah contoh yang umum digunakan adalah bahwa enzim diinduksi dari sistem sitokrom P4,50 mixed- function oxidase (MFO) yang menengahi/mengindikasikan Tahap I reaksi metabolisme dari xenobiotik.
  • 10. RESPON GENOTOKSIK MARKER/PENANDA  Ada banyak tes genetox, beberapa diantaranya adalah:  Pertukaran kromatid berpasangan: Pertukaran kromatid berpasangan telah sering digunakan sebagai biomarker untuk menilai potensi mutagenik bahan kimia. Pertukaran kromatid berpasangan terjadi selama replikasi sel. Meskipun SCES tidak mengetahui hasil akhir penyakit, namun merupakan tanda bahwa perubahan kromosom telah terjadi.  Penyimpangan Kromosom: Kelainan kromosom dapat diklasifikasikan secara struktural maupun numerik. Kerusakan struktural dapat diidentifikasi pada pembelahan sel selama metafase (tipe-kromosom dan tipe-kromatid). Sedangkan secara numerik, dilakukan dengan sebuah software untuk analisis konsisten dari data kelainan kromosom (US EPA 1990a)
  • 11.  Mikronuklei  Uji mikronukleus mendeteksi kehadiran fragmen kromosom dalam sel interfase yang telah dikeluarkan dari inti.  Fragmen ini adalah hasil dari kerusakan kromosom yang terjadi dalam siklus mitosis sebelumnya  Kerusakan rantai DNA  Teknik Single Cell Gel (SCG), telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir sebagai ukuran sensitif dari kerusakan rantai tunggal LANJ…..
  • 12.  Mutasi  Mutasi adalah perubahan urutan nukleotida DNA  Mutasi diwariskan dalam arti direplikasi melalui pembelahan sel somatik, atau dapat diteruskan kepada keturunannya jika mutasi hadir dalam benih sel.  Aduksi Protein/DNA  Zarbl dkk. (1985) dan Bishop (1987) telah menunjukkan mekanisme untuk menghubungkan adisi, mutasi, dan karsinogenesis  Penyelidikan epidemiologi dari hubungan ini telah dibatasi karena kurangnya uji sensitif dan spesifik yang dapat diterapkan pada populasi masyarakat. LANJ….
  • 13. PENILAIAN TINGKAT RESPON ORGAN  Tingkat respon organ atau disfungsi organ, merupakan biomarker dari paparan dan efek.  Respon ini sering disamakan dengan efek Nonkarsinogenik dari polusi lingkungan, yang terkait dengan efek kesehatan, dan mengindikasikan adanya eksposur kimia spesifik.  Dalam konteks epidemiologi lingkungan, biomarker kerusakan atau disfungsi organ adalah perubahan terukur dalam sel atau produk sel yang disebabkan oleh efek abnormal pada sistem organ tertentu (CDC / ATSDR 1990).  Dermatitis adalah suatu respon umum yang biasanya didapati indikasi paparan lingkungan. Gejala-gejala (yang berfungsi sebagai biomarker) dari dermatitis adalah eritema, vesikel, dan pengerasan kulit. Bagian dermatitis menjadi kronis, dan terjadi penebalan kulit. Perkembangan dari penyakit tersebut berupa, terbentuknya vesikel mikroskopis dan makroskopis (lepuh kecil) dan bula (vesikel besar)
  • 14. PENILAIAN RESPON ONKOGENIK  Merupakan salah satu kelas khusus penanda respon yaitu aktivasi onkogen dan hasil protein onkogen .  Onkogen aktif terjadi pada tumor dari semua jenis mamalia dan pada lesi prakanker, menunjukkan bahwa onkogen menjadi sebuah langkah menuju kanker, serta merupakan langkah awal untuk kemungkinan intervensi klinis  Proto-onkogen dapat diaktifkan oleh sejumlah proses termasuk amplifikasi, mutasi, dan translokasi kromosom
  • 15. BIOMARKER TIPE 3  Biomarker tipe 3 mencakup semua tanda yang mungkin menunjukkan kerentanan host dalam peningkatan dampak setelah paparan kimia tertentu.  Kerentanan dari suatu biomarker terpisah dari paparan yang sedang dievaluasi, dan terdiri dari dua jenis: diperoleh dan ditentukan secara genetik (Vine dan McFarland 1990). Indikator kerentanan yang diperoleh meliputi usia, diet (misalnya, asupan vitamin, konsumsi alkohol), gaya hidup, paparan sebelumnya untuk senyawa beracun, dan infeksi serta penyakit sebelumnya.  Biomarker secara genetik, kepentingannya bagi epidemiologi lingkungan sangat banyak; tiga contoh: 1. Induksi Enzim Aril hidrokarbon Hidroksilase (AHH). 2. N-asetiltransferase, enzim non-induksi yang berfungsi dalam mendetoksifikasi amina aromatik seperti benzidin dan 4 - aminobiphenyl melalui asetilasi 3. Enzim glutathione-s-transferase (gst)
  • 16. POTENSI TINGKAT RELATIF BERBAGAI BIOMARKER KAITANNYA DENGAN WAKTU SETELAH TERPAPAR
  • 17. APLIKASI UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan penelitian di bidang biomarker adalah untuk mengembangkan penanda tahap awal dalam kontinum/rangkaian yang dapat berhubungan (sebaiknya secara kuantitatif) untuk hasil/pengukuran secara klinis. Selain itu, penggunaan biomarker bertujuan untuk menghindari dampak yang tidak perlu, (kecacatan dan kematian dini) Penanda paparan (aduksi asam nukleat, atau protein, reseptor-xenobiotik kompleks, dan konjugat yang muncul dalam urin) dikembangkan melalui studi hewan dan kemudian diterapkan pada populasi manusia yang terpapar. Penanda efek awal mungkin termasuk salah satu dari beberapa kerusakan gen dalam organisme hidup dengan pengujiian kadar logam, atau tanda produk gen yang mungkin mewakili aktivasi onkogen pada hewan dan manusia.
  • 18. GAMBAR 8-5. Alur Waktu dari Efektivitas Berbagai Indikator Hazard, Pajanan, dan Pengaruh Intervensi Penyakit. Sumber: Diadaptasi dari Alhertini 1990. Efek kesehatan Biomarker yang muncul kemudian memerlukan intervensi dalam bentuk percobaan obat. Contoh meliputi hyperplasia jaringan, polip, dan tumor. Kurva ini mewakili peluang penyakit dapat diturunkan pada periode waktu tertentu jika indikator bahaya awal serta biomarker pajanan dan efek berhasil dikembangkan dan digunakan.
  • 19. PERTIMBANGAN METODOLOGI Biomarker (mis. pajanan fosfin pada Tingkat SCE) variabel dependen variabel independen Dalam sebuah studi cross- sectional (untuk mengamati efek pajanan fosfin pada tingkat SCE pada pekerja yang bekerja di mesin gandum)Dalam studi desain kohort prospektif (menyelidiki hubungan pajanan fosfin dengan terjadinya kanker)
  • 20.  Hal ini jelas bahwa hubungan temporal kejadian dan biomarker menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Struktur temporal yang mendasari adalah paparan-biomarker-efek.  Biomarker tidak dapat mendahului paparan; Namun, biomarker dapat bertahan tanpa batas waktu setelah paparan berhenti, atau mungkin bersamaan dengan paparan (menghilang setelah paparan berhenti).  Jika biomarker terus berlanjut, maka pendekatan kohort prospektif atau historis dapat digunakan. Lanjut…
  • 21. KESIMPULAN  Faktor yang digunakan dalam merancang studi epidemiologi dengan menggunakan biomarker: 1. Efek biologis dari paparan/eksposur 2. Paparan pada individu 3. Farmakokinetik 4. Faktor etika dan hukum
  • 22. KESIMPULAN  Faktor etika dan hukum menjadi faktor penting dalam penggunaan biomarker dalam studi epidemiologi  Sebagai contoh, pengambilan sampel pada organ tubuh manusia (misalnya, darah, otopsi, keguguran) harus menerapkan prosedur informed consent  Salah satu aspek harus diperhatikan dalam penggunaan Biomarker yaitu peneliti harus menjelaskan kepada objek (manusia) tentang tujuan penelitiannya dan penyakit yang akan ditimbulkan dari paparan sehingga memuaskan objek penelitian  Studi biomarker memerlukan sampel biologis dari individu, berbeda dengan pendekatan epidemiologi tradisional yang menggunakan komunitas  Penggunaan biomarker pada individu bertujuan untuk melihat efek pada populasi dan merupakan studi yang harus dikembangkan pada epidemiologi